Renungan Harian & Leadership Kristen
| Renungan | Bina | Bio | Buku | Doa | E-JEMMi | Kisah | Konsel | Leadership | Wanita | Humor |

Sunday, October 7, 2012

[i-kan-binaguru] [SEA 4/14 window conference] Sharing 2: Libatkan Anak

---------------------------------------------------------------------   e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU     ---------------------------------------------------------------------   
Nyambung lagi yah sharingnya ...

Berawal dari pemberitaan Firman oleh Dr. Aleemu Beftu - tentang seorang janda yang terlibat hutang, sejak kematian suaminya. (2 Raja 4:1-7) Si penagih hutang sudah mengancam akan mengambil anak-anaknya bila ia tidak bisa membayar hutangnya tsb. Di tengah situasi itu, si janda pergi menghadap kepada Elisa (karena suaminya dulu semasa hidup juga adalah seorang nabi). Tentu kita sudah tahu kisah selanjutnya, bukan? Bagaimana Tuhan memelihara hidup janda dan anak2 tsb lewat mujizat minyak yang dituang namun tidak habis-habis.

Yang hendak diangkat dari kisah tsb adalah, kira-kira bagaimana reaksi anak2 si janda saat mereka melihat mujizat tsb terjadi di depan mata mereka sendiri? Elisa menyuruh janda tsb masuk ke dalam rumah, beserta dengan anak2nya, menutup pintu, dan melakukan seperti yang ia perintahkan. Dari sebuah buli-buli minyak yang kecil, Tuhan membuat minyak tsb mengalir tanpa henti mengisi banyak bejana. Hingga akhirnya bejana kosong yang ada sudah terisi semua. Sungguh saya tidak bisa membayangkan bagaimana anak2 tsb menyaksikan dan mengalami sendiri KUASA Tuhan dinyatakan di hadapan mereka. Tentulah hal tsb akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan sepanjang hidup mereka, bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah Tuhan yang hidup, Tuhan yang maha kuasa, Tuhan yang sanggup menolong mereka. Benar-benar pengalaman iman yang luar biasa!

Dan bukankah seharusnya demikian  dengan kehidupan kita saat ini?
Bagaimana anak2 kita bisa menyaksikan dan merasakan kuasa Tuhan? Yaitu dengan melibatkan mereka dalam kehidupan serta pelayanan kita!
Seringkali kita justru "meninggalkan" anak2 saat kita pergi pelayanan, bukan? Jangankan melibatkan, mengikutsertakan dengan sekedar HADIR saja mungkin kita hampir tidak pernah melakukannya. Macam2 alasan yang kita ajukan, seperti: aduh, repot kalo bawa anak kecil ... wah, gimana yah, anak saya ini ga bisa diam soalnya ... anak saya sudah remaja, mana mau ikut ortunya pelayanan, dsb dsb dsb. Memang, berbagai argumen tsb ada benarnya ... hanya saja, sepertinya masalah yang sesungguhnya adalah, karena memang kita tidak benar-benar ingin MELIBATKAN anak kita ikut ambil bagian dalam pelayanan kita. Kita seringkali menganggap mereka "tidak mampu", "masih terlalu kecil", "belum dewasa", "tidak mengerti", dsb.

Namun dalam perikop si janda dengan anak2nya tsb, kedua anak tsb membantu ibunya (ayat 5: dan anak2nya mendekatkan bejana2 kepadanya, sedang ia terus menuang). Jadi, anak2nya TERLIBAT aktif !! bukan cuma sebagai penonton atau penggembira. Mereka benar-benar terlibat dan ikut dalam proses tsb saat mujizat Tuhan dinyatakan di depan mereka dan melalui keterlibatan mereka secara aktif.

Alangkah indahnya kalau anak2 kita juga ikut ambil bagian dalam pelayanan bersama-sama dengan kita, bukan?

Saya masih ingat beberapa tahun lalu, saat saya sedang memberikan pelatihan guru, saya sharingkan pergumulan saya untuk merintis sebuah pelayanan bagi anak2 kebutuhan khusus (ini jauh sebelum saya mendirikan HappyLand Learning Center - yang saat ini sudah berusia 2 tahun, dengan misi membantu anak2 special needs). Waktu itu saya sharingkan pada para guru, bahwa sepulang dari kota mereka tsb saya akan memesan sebuah alat yang biasa disebut brachiation / monkey bar (terbuat dari besi, dimana anak bisa bergelantungan di situ untuk memperkuat dan memperbesar rongga dada / pernapasan, koordinasi mata dan tangan, dsb) namun yang didesain khusus bagi anak2 special needs. Anak saya yang perempuan mungkin masih TK atau SD kelas 1 waktu itu - dan dia ada bersama saya dalam pelatihan tsb.

Usai acara, ia bertanya pada saya. Lho, mama tadi bilang mau bikin alat itu, kan harganya mahal? (Anak saya tahu berapa harga alat tsb - yang memang tidak murah, harganya jutaan). Memangnya mama sudah punya uangnya untuk pesan alat itu? Kok sudah cerita ke orang lain kalo mama mau pesan alatnya?

Saya bilang pada anak saya: kalau Fay tanya sekarang, mama belum punya uangnya. Tapi mama yakin nanti pada waktunya, Tuhan yang sediakan. Dan sungguh itu yang terjadi kemudian! Sepulang saya dari beberapa tempat pelayanan (waktu itu libur sekolah, jadi saya ajak anak2 saya ikut saya keliling pelayanan) - dari semua persembahan kasih yang saya terima, jumlahnya CUKUP untuk memesan alat tsb!  Jadi, dengan sukacita saya memberitahu anak saya, waktu kami hendak pulang, bahwa sekarang uangnya sudah cukup, jadi mama akan pesan alat itu :-)

Beberapa tahun lalu, saya dan beberapa teman, juga ada Pak Wals dan Fiertra dari milis ini - bersama anak2, melakukan mission trip bersama. Sejak itu, saya pengiiiinnn sekali bisa secara rutin melibatkan dan mengajak anak2 untuk pergi pelayanan bersama. Dimana anak2 bukan cuma MELIHAT ortunya pelayanan, tapi melibatkan mereka semua (anak2 kami) ikut ambil bagian dalam pelayanan tsb.

Waktu topik ini diangkat dalam conference, saya pribadi sungguh ingin segera melakukannya. Dan ini jugalah yang menjadi salah satu tekad saya dalam conference tsb, bahwa pulang dari acara ini, saya akan serius - bukan hanya mendoakan, namun juga mulai mencari cara untuk bisa melibatkan anak2 dalam pelayanan. Tapi ada satu kendala. Bagaimana dengan sekolah anak2? Bisakah saya mendapatkan ijin dari sekolah?

Teman2 tahu apa yang terjadi kemudian? Bagaimana saya "diteguhkan" oleh sebuah kesempatan istimewa TEPAT 1 hari setelah saya pulang dari conference.
Tgl 5 Okt 2012, badan saya masih capek dan pengin istirahat, tetapi siang hari saya sudah terjadwal untuk memberikan pelatihan guru di sekolah tempat anak2 saya bersekolah :-) Kali ini yang menjadi peserta pelatihan adalah guru2 level SMP dan SMA. Waktu saya sharingkan tentang kemungkinan untuk melibatkan anak2 dalam kegiatan pelayanan, si kepala sekolah bukan saja menyetujui ide saya - bahkan di sekolah tsb sudah disiapkan program dimana memang para murid akan secara aktif dilibatkan dalam berbagai pengalaman DI LUAR SEKOLAH - yang akan mengembangkan berbagai aspek dalam dirinya. Ini berbicara tentang pengembangan diri anak secara holistik. Bukan cuma urusan absen, hadir di kelas, fokus pada hal2 akademik, tapi juga pada hal2 lainnya. So ... saya langsung dapat IJIN :-) bukan cuma itu ... bahkan kalau saya mau ajak anak2 LAIN yang bukan anak2 saya, juga diijinkan !!! Bahkan didukung oleh pihak sekolah ... Wow !!!

Awalnya saya pikir ini hampir tidak mungkin dilakukan, dan sepertinya saya bakal menghadapi kesulitan dengan sekolah. Tetapi ternyata sebaliknya yang terjadi. Sekarang pihak sekolah malah ikut excited dan bahkan mendukung program2 pelayanan bersama macam itu. Agar anak bisa terlibat langsung dan belajar dari pengalaman nyata tsb. Singkat cerita .. seusai acara training guru, saya masih diajak ngobrol 1 jam lagi bersama kepala sekolah dan timnya untuk membicarakan tentang macam2 program yang sifatnya holistic (karena bukan kebetulan mereka juga sedang mempersiapkan diri untuk mengembangkan beberapa proyek baru di sekolah yang akan segera dimulai dalam waktu dekat ini).

Wahyu 3:7 berkata: apabila IA membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila IA menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Kalau memang itu rencana Tuhan, dan Tuhan berkenan kita melakukan sesuatu, maka IA sendirilah yang akan membukakan jalanNYA. Apa yang kelihatannya tidak mungkin, tidak masuk akal, mustahil - sama sekali tidak akan bisa menghalangi kehendak Tuhan. Demikian pula berlaku sebaliknya. Seandainya Tuhan tidak berkenan, maka sehebat apa pun program kita, sebagus apa pun persiapannya, tidak akan terlaksana - kalau Tuhan menutup pintuNya. Kebenaran Firman Tuhan inilah yang menguatkan sekaligus melegakan hati saya ... Kalau semua kendali ada di ATAS, kenapa kita masih kuatir? :-) Ayat ini membuat saya bisa tidur nyenyak dan tidak merisaukan apa yang akan terjadi. Sejauh kita sudah bertanggung jawab dengan apa yang menjadi bagian kita, maka langkah selanjutnya hanyalah Tuhan yang akan menunjukkannya pada kita. Kemana DIA membuka pintuNya, ke situlah kita akan melangkah.

Bagaimana menurut pendapat teman2?

... (bersambung) ...

Moderator (meilania).

---------------------------------------------------------------------    Bergabung kirim e-mail ke:         Berhenti kirim e-mail ke:        Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru   ---------------------------------------------------------------------   
Miliki Blog atau Website Sendiri
Dapatkan Panduannya
Hubungi : 0813 5643 8312 - 0857 5737 8151 - 0431 8013154
Format SMS : Panduan Isi Pesan
Klik Demo / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
atau pilih template :
Klik, Pilih & Pesan Sekarang / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
G R A T I S
The Christian Blog @ 2011 - 2012
Designer : Joni Wawoh, SH
hostgator promo