--------------------------------------------------------------------- e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU ---------------------------------------------------------------------
Artikel
Beberapa waktu lalu, di klinik tempat terapi anak saya, datang seorang anak berusia sekitar 2-3 tahun. Baru beberapa kali saya lihat sang anak rutin menjalani terapi. Kali ini ia datang tak diantar oleh ibunya, tapi bersama seorang pengasuhnya. Saat sama-sama menunggu sang anak, saya sempat berbincang dengan si mbak. Bercerita si mbak anak ini tiba-tiba mogok bicara, juga mogok sekolah. Dari si mbak pula saya tahu ia diikutkan ibunya pada kelas terapi wicara.
Selesai dia terapi, gantian anak saya yang masuk. Kebetulan terapi yang memegang anak saya sama dengan anak tadi. Sayapun bertanya, mengapa anak tadi diterapi wicara karena sepertinya saya lihat ia masih bisa berkomunikasi mengucap sesuatu dengan mbak pengasuhnya meski dengan terbata-bata. Terapis anak saya mengatakan bahwa anak tersebut mengalami bingung bahasa. Ia dimasukkan ibunya ke playgroup kelas internasional yang menerapkan metode bilingual dua bahasa. Yakni bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Padahal sebelumnya, sampai usia 2 tahun ia dikenalkan dan dibiasakan orang tuanya berbahasa Indonesia. Itupun belum ia kuasai dengan sempurna. Ia masih terbata-bata. Enatah bila memang ia mengalami gangguan pada fungsi bicaranya dan terindikasi sebagai anak berkebutuhan khusus. Bila pada anak normal saja, bingung bahasa sangat mungkin terjadi apalagi pada anak berkebutuhan khsusus.
Menurut terapisnya, akhirnya ibunyalah yang diedukasi, untuk memilih salah satu bahasa saja untuk diperkenalkan pada anak dalam sesi terapi. Tidak mungkin memaksakan mengenalkan bahasa kedua bila bahasa ibu yang menjadi bahasa kebutuhan sehari-hari belum ia kuasai dengan baik.
Sesungguhnya setiap manusia yang dilahirkan diberi Tuhan kemampuan mengenal beragam bahasa. Yang utama bahasa ibu bahasa yang dikenalkan sebagai kebutuhan berkomunikasi sehari-hari. Setelah itu dikuasai, barulah dikenalkan bahasa kedua diluar bahasa ibu.
Sebaiknya sampai sekitar usia 2 tahun, orangtua mengenalkan bahasa ibu sebagai bahasa yang dominan dipakai sang anak sebagai bahasa aktif untuk berkomunikasi.Baru setelahnya bahasa kedua bisa diperkenalkan. Sebagai contoh, seandainya kita tinggal di Indonesia, kenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa aktifnya. Karena tentu ia perlu bersosialisasi dengan sesama temannya yang sama-sama berbahasa Indonesia. Namun bila ada rencana tinggal dan bermukim di luar negeri, kita bisa mengenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Baru kemudian mengenalkan bahasa lain sebagai bahasa kedua.
Namun satu hal yang perlu diingat, bahasa kedua hanya diperkenalkan bila sianak sudah menguasai bahasa ibu setidaknya saat usianya diatas 2 tahun. Karena diusia diatas 2 tahun anak sudah mampu berujar dengan merangkai 3 kata sekaligus. Bila sampai usia 2 tahun kemampuan bahasa ibunya masih terbata-bata bahkan malah jarang bicara, kenalkan hanya satu bahasa saja padanya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenalkan beberapa bahasa pada anak agar tak terjadi kebingungan bahasa.
Harus konsisten
Ketika kita ingin mengenalkan bahasa kedua, maka kita harus mengenalkannya secara konsisten. Misal, ibu ingin memutuskan berkomunikasi dengan anak dalam bahasa Inggris dan ayah menggunakan bahasa Indonesia. Pembagian peran ini sebisa mungkin dilakukan dengan konsisten. Setiap kali berbicara dengan anak gunakan bahasa yang sudah dipilih.
Tidak dicampur aduk
Bila sudah memutuskan berbahasa Inggris dengan anak, maka sangat tidak dianjurkan mencampuradukkan bahasa itu dengan bahasa lain. Misalnya kita ingin katakan "Saya sedang makan" sebaiknya ibu katakan "I'm eating now" bukan, ibu eating dulu ya". Ini hanya akan membuat anak tidak tahu cara berbahasa yang benar.
Sesuai tata bahasa
Gunakan tata bahasa yang benar, untuk menghindari kebingungan bahasa pada anak. Misalnya saat kita ingin mengapresiasinya anak saat ia makan, dengan kalimat "Good boy, you eated now." Padahal tata bahasa yang benar "Good boy, you are eating now." Karena bila kemudian anak bicara dengan orang lain dengan tata bahasa yang dikoreksi, bukan tak mungkin anak akan bingung, kata ia tak tahu siapa yang benar, ibunya atau orang yang mengoreksinya.
Pelafalan yang tepat
Bagi orang Indonesia, lafal dalam kata Bahasa Inggris, seringkali sulit karena ada bunyi-bunyi yang tidak ditemukan padanannya dalam kosa kata Bahasa Indonesia. Misalnya ayah mengucap sebuah kata dalam logat Inggris, sementara ibu mengucapnya dalam logat bahasa Indonesia. Lebih parah lagi bila dalam logat bahasa daerah. Bila ayah dan ibu berbeda dalam menyebutnya, bukan tak mungkin ini menambah kebingungan sang anak. Atau dalam bahasa Inggris sendiri, ada versi American English dan British English. Contohnya dalam mengucap kata "dance." Versi American English menyebutnya dengan "dens", sedangkan British English menyebutnya dengan "dans". Bila anak tak tahu asal muasalnya, bukan tak mungkin akan terjadi kebingungan.
Sebaiknya bila orang tua tidak terlalu fasih berbahasa asing denga tepat, jangan dipaksakan. Ada cara yang lebih efektif, contohnya memasukkan anak ke kursus bahasa asing, membelikan film atau buku-buku berbahasa asing, atau memasukkannya ke klub-klub bahasa asing.
.
Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengenalkan bahasa asing pada anak agar tak terjadi kebingungan bahasa. Orang tua perlu bijak mengenalkan bahasa apa yang mampu diserap sang anak dengan menimbang kemampuan berbahasanya terlebih dahulu. Jangan sampai ambisi orangtua membuat membuat anak tak nyaman berbahasa. Alih-alih ingin melihat anaknya fasih bercas-cis-cus menguasai bahasa asing, yang didapat malah anaknya mogok berkomunikasi.
Jikapun anak terlanjur mengalami bingung bahasa, hal ini akan terselesaikan dan terurai sejalan perkembangan usia anak. Adapun jika si anak terindikasi mengalami gangguan bahasa yang rumit, mendatangi psikolog dan terapi wicara adalah solusinya.
.
--------------------------------------------------------------------- Bergabung kirim e-mail ke:Berhenti kirim e-mail ke: Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru ---------------------------------------------------------------------