e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 6 Januari 2013
Bacaan : Kejadian 12:10-20
Setahun: Kejadian 16-18
Nats: TUHAN benci kepada pendusta; tapi Ia senang dengan orang yang
jujur. (Amsal 12:22, BIS)
Judul:
JALAN DUSTA
Sebelum kebaktian usai, seorang pendeta memberikan pengumuman,
"Minggu depan saya akan berkhotbah tentang dosa kebohongan. Agar
Anda mendapat lebih banyak berkat dari khotbah itu, saya berharap
Anda lebih dulu membaca Markus 17." Minggu berikutnya, ia bertanya
berapa banyak jemaat yang sudah membaca Markus 17. Beberapa orang
mengangkat tangan, sebagian dengan ragu. Pendeta itu tersenyum dan
berkata, "Sayangnya, Markus hanya terdiri dari 16 pasal. Jadi, mari
kita lanjutkan pembahasan tentang dosa kebohongan."
Saat Kanaan mengalami kelaparan hebat, untuk sementara Abram dan
Sarai pindah ke Mesir, yang memiliki persediaan makanan melimpah.
Namun, Abram sadar, istrinya yang cantik bisa menarik perhatian, dan
itu membuatnya takut. Demi melindungi diri, ia meminta Sarai
berdusta, "Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan
mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab
engkau" (ay. 13). Cara ini tidak menyelesaikan masalah karena Firaun
memang ingin mengambil Sarai menjadi istrinya. Jalan dustanya tidak
menolong. Syukurlah, Tuhan turun tangan saat Abram salah jalan
sehingga rencana-Nya atas Abram dan Sarai tetap dapat terlaksana.
Tuhan meminta kita jujur dalam segala hal, besar dan kecil. Dan,
kita hanya dapat melakukannya dengan melekat kepada Dia, yang adalah
kebenaran. Ketika kita menjaga hati tetap bersih dan jujur, Tuhan
akan memberi kita hati yang tenang, kepercayaan dari orang lain, dan
berkat-berkat-Nya. --AW
SEBERAPA KITA JUJUR AKAN MEMBUAT ORANG MENGUKUR
SEBERAPA KITA DEKAT KEPADA TUHAN, SUMBER KEBENARAN
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/01/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/01/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+12:10-20
Kejadian 12:10-20
10 Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir
untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan
di negeri itu.
11 Pada waktu ia akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada Sarai,
isterinya: "Memang aku tahu, bahwa engkau adalah seorang
perempuan yang cantik parasnya.
12 Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu
isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau
hidup.
13 Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka
dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab
engkau."
14 Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa
perempuan itu sangat cantik,
15 dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat Sarai, mereka
memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa
ke istananya.
16 Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini
perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi,
keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina
dan unta.
17 Tetapi TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian
juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu.
18 Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata: "Apakah yang
kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa
ia isterimu?
19 Mengapa engkau katakan: dia adikku, sehingga aku mengambilnya
menjadi isteriku? Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan
pergilah!"
20 Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan
Abram pergi, bersama-sama dengan isterinya dan segala
kepunyaannya.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+16-18
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+16-18
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Saturday, January 5, 2013
Friday, January 4, 2013
Re: Bls: Re: [i-kan-binaguru] Golden Age
---------------------------------------------------------------------
e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
---------------------------------------------------------------------
. ,,,,,
::‧(◦ˆ ⌣ ˆ◦)::‧(y)
Si!!!
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: Feirda Junwera <feirdajunwera@yahoo.co.id>
Sender: i-kan-binaguru@hub.xc.org
Date: Thu, 03 Jan 2013 01:33:16
To: Diskusi e-BinaGuru<i-kan-binaguru@hub.xc.org>
Reply-To: "Diskusi e-BinaGuru" <i-kan-binaguru@hub.xc.org>
Subject: Bls: Re: [i-kan-binaguru] Golden Age
---------------------------------------------------------------------
e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
---------------------------------------------------------------------
feirdi@yahoo.com
------------------------------
Pada Kam, 6 Des 2012 05:59 ICT cuilin_aling@yahoo.com menulis:
>---------------------------------------------------------------------
>e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
>---------------------------------------------------------------------
>
>Setuju
>Sent from BlackBerry® on 3
>
>-----Original Message-----
>From: walsinur silalahi <walsinur.silalahi@yahoo.com>
>Sender: i-kan-binaguru@hub.xc.org
>Date: Wed, 5 Dec 2012 21:06:10
>To: Diskusi e-BinaGuru<i-kan-binaguru@hub.xc.org>
>Reply-To: "Diskusi e-BinaGuru" <i-kan-binaguru@hub.xc.org>
>Subject: [i-kan-binaguru] Golden Age
>
>---------------------------------------------------------------------
>e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
>---------------------------------------------------------------------
>
>Pada usia dini 0-6 tahun, otak
>berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan
>menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah
>masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan
>mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai
>masa-masa emas anak (golden age).
>
>Sebuah penelitian yang dilakukan
>oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton
>menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya
>sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam
>kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan
>berhasil dalam pekerjaannya.
>
>Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya
>memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi
>anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya
>di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada
>anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder,
>penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter
>tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu
>akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya.
>Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder
>atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau
>mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka
>resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju
>kan?
>---------------------------------------------------------------------
> Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
>---------------------------------------------------------------------
>
>
>---------------------------------------------------------------------
> Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
>---------------------------------------------------------------------
>
---------------------------------------------------------------------
Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
---------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
---------------------------------------------------------------------
e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
---------------------------------------------------------------------
. ,,,,,
::‧(◦ˆ ⌣ ˆ◦)::‧(y)
Si!!!
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: Feirda Junwera <feirdajunwera@yahoo.co.id>
Sender: i-kan-binaguru@hub.xc.org
Date: Thu, 03 Jan 2013 01:33:16
To: Diskusi e-BinaGuru<i-kan-binaguru@hub.xc.org>
Reply-To: "Diskusi e-BinaGuru" <i-kan-binaguru@hub.xc.org>
Subject: Bls: Re: [i-kan-binaguru] Golden Age
---------------------------------------------------------------------
e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
---------------------------------------------------------------------
feirdi@yahoo.com
------------------------------
Pada Kam, 6 Des 2012 05:59 ICT cuilin_aling@yahoo.com menulis:
>---------------------------------------------------------------------
>e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
>---------------------------------------------------------------------
>
>Setuju
>Sent from BlackBerry® on 3
>
>-----Original Message-----
>From: walsinur silalahi <walsinur.silalahi@yahoo.com>
>Sender: i-kan-binaguru@hub.xc.org
>Date: Wed, 5 Dec 2012 21:06:10
>To: Diskusi e-BinaGuru<i-kan-binaguru@hub.xc.org>
>Reply-To: "Diskusi e-BinaGuru" <i-kan-binaguru@hub.xc.org>
>Subject: [i-kan-binaguru] Golden Age
>
>---------------------------------------------------------------------
>e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
>---------------------------------------------------------------------
>
>Pada usia dini 0-6 tahun, otak
>berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan
>menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah
>masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan
>mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai
>masa-masa emas anak (golden age).
>
>Sebuah penelitian yang dilakukan
>oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton
>menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya
>sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam
>kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan
>berhasil dalam pekerjaannya.
>
>Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya
>memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi
>anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya
>di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada
>anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder,
>penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter
>tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu
>akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya.
>Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder
>atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau
>mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka
>resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju
>kan?
>---------------------------------------------------------------------
> Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
>---------------------------------------------------------------------
>
>
>---------------------------------------------------------------------
> Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
>---------------------------------------------------------------------
>
---------------------------------------------------------------------
Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
---------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
---------------------------------------------------------------------
(e-RH) Januari 05 -- MAIN TRAMPOLIN
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 5 Januari 2013
Bacaan : Markus 4:35-41
Setahun: Kejadian 13-15
Nats: Lalu Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kamu begitu takut?
Mengapa kamu tidak percaya?" (Markus 4:40)
Judul:
MAIN TRAMPOLIN
Friena menjerit histeris ketika sedang bermain trampolin. Saat
tubuhnya mulai terlontar naik, teriakannya semakin keras. Meskipun
beberapa kali petugas mengingatkannya agar tidak usah takut karena
sudah ada alat pengamanan yang memadai, Friena tidak
menghiraukannya. Sang ayah, yang sedang asyik memainkan handycam
merekam kejadian tersebut, datang mendekat menghampirinya. "Tidak
usah takut. Tenang saja, kan ada Papa dan Mama di bawah, " katanya.
Secara perlahan, Friena mulai menyesuaikan diri dan menikmati
permainan tersebut. Tidak terdengar jeritan dan teriakannya lagi.
Yang ada sorak kegirangan saat tubuhnya terlontar naik turun di
trampolin.
Ketika badai topan mengamuk dengan dahsyat, murid-murid Yesus sangat
ketakutan. Sebagai nelayan berpengalaman, mereka tak berdaya
menghadapinya. Mereka lalu membangunkan Yesus. Begitu bangun, Yesus
menghardik badai itu dan badai pun langsung reda. Murid-murid Yesus
sangat kagum akan kuasa Yesus, dan mereka bertanya-tanya siapa
sesungguhnya Dia. Pada waktunya mereka pun menyadari bahwa Dialah
Tuhan, penguasa seluruh alam semesta.
Acap kali kita merasa takut ketika diperhadapkan pada kerasnya badai
kehidupan. Kita tidak memiliki kekuatan untuk bertahan terhadap
amukannya. Kabar baiknya, Yesus senantiasa menyertai kita dan siap
sedia menolong kita mengalahkan beragam badai dalam hidup ini. Jadi,
jika Yesus ada di dalam perahu kehidupan kita, tak ayal kita akan
dimampukan untuk menghadapi badai apa pun yang menerpa. Percayalah!
--WB
JIKA TUHAN YESUS ADA DI DALAM PERAHU KITA
TENANGLAH KITA MENGARUNGI BADAI KEHIDUPAN
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/01/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/01/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Markus+4:35-41
Markus 4:35-41
35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada
mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa
Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah
duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur
masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan
air.
38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam.
Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya:
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu:
"Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi
teduh sekali.
40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut?
Mengapa kamu tidak percaya?"
41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang
lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun
taat kepada-Nya?"
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+13-15
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+13-15
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 5 Januari 2013
Bacaan : Markus 4:35-41
Setahun: Kejadian 13-15
Nats: Lalu Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kamu begitu takut?
Mengapa kamu tidak percaya?" (Markus 4:40)
Judul:
MAIN TRAMPOLIN
Friena menjerit histeris ketika sedang bermain trampolin. Saat
tubuhnya mulai terlontar naik, teriakannya semakin keras. Meskipun
beberapa kali petugas mengingatkannya agar tidak usah takut karena
sudah ada alat pengamanan yang memadai, Friena tidak
menghiraukannya. Sang ayah, yang sedang asyik memainkan handycam
merekam kejadian tersebut, datang mendekat menghampirinya. "Tidak
usah takut. Tenang saja, kan ada Papa dan Mama di bawah, " katanya.
Secara perlahan, Friena mulai menyesuaikan diri dan menikmati
permainan tersebut. Tidak terdengar jeritan dan teriakannya lagi.
Yang ada sorak kegirangan saat tubuhnya terlontar naik turun di
trampolin.
Ketika badai topan mengamuk dengan dahsyat, murid-murid Yesus sangat
ketakutan. Sebagai nelayan berpengalaman, mereka tak berdaya
menghadapinya. Mereka lalu membangunkan Yesus. Begitu bangun, Yesus
menghardik badai itu dan badai pun langsung reda. Murid-murid Yesus
sangat kagum akan kuasa Yesus, dan mereka bertanya-tanya siapa
sesungguhnya Dia. Pada waktunya mereka pun menyadari bahwa Dialah
Tuhan, penguasa seluruh alam semesta.
Acap kali kita merasa takut ketika diperhadapkan pada kerasnya badai
kehidupan. Kita tidak memiliki kekuatan untuk bertahan terhadap
amukannya. Kabar baiknya, Yesus senantiasa menyertai kita dan siap
sedia menolong kita mengalahkan beragam badai dalam hidup ini. Jadi,
jika Yesus ada di dalam perahu kehidupan kita, tak ayal kita akan
dimampukan untuk menghadapi badai apa pun yang menerpa. Percayalah!
--WB
JIKA TUHAN YESUS ADA DI DALAM PERAHU KITA
TENANGLAH KITA MENGARUNGI BADAI KEHIDUPAN
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/01/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/01/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Markus+4:35-41
Markus 4:35-41
35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada
mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa
Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah
duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur
masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan
air.
38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam.
Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya:
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu:
"Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi
teduh sekali.
40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut?
Mengapa kamu tidak percaya?"
41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang
lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun
taat kepada-Nya?"
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+13-15
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+13-15
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Thursday, January 3, 2013
[i-kan-binaguru] Keep Kids Safe
--------------------------------------------------------------------- e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU ---------------------------------------------------------------------
Shalom rekan-rekan Guru Sekolah Minggu..
Selamat Natal & Tahun Baru.
Mohon bantuannya dong nih.
Pada waktu NCWC 2012 yang lalu, saya mendapatkan q-card (kartu gantungan di leher) mengenai tips-tips menghindari kekerasan/pelecehan kepada anak-anak. Lembaga yg mengeluarkannya adalah keep kids safe. Ketika browsing di internet, ternyata lembaganya ada di Australia.
Apakah teman-teman ada yg tau kantor lembaga "keep kids safe" tsb di Jakarta sekitarnya?
Jika ada, mhn bantuan teman-teman memberitahukan ya.
Terima kasih banyak. Gbu.
Selamat Natal & Tahun Baru.
Mohon bantuannya dong nih.
Pada waktu NCWC 2012 yang lalu, saya mendapatkan q-card (kartu gantungan di leher) mengenai tips-tips menghindari kekerasan/pelecehan kepada anak-anak. Lembaga yg mengeluarkannya adalah keep kids safe. Ketika browsing di internet, ternyata lembaganya ada di Australia.
Apakah teman-teman ada yg tau kantor lembaga "keep kids safe" tsb di Jakarta sekitarnya?
Jika ada, mhn bantuan teman-teman memberitahukan ya.
Terima kasih banyak. Gbu.
Salam,
Olansons Girsang
--------------------------------------------------------------------- Bergabung kirim e-mail ke:Berhenti kirim e-mail ke: Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru ---------------------------------------------------------------------
[e-Konsel] Edisi 325/Januari 2013 -- Peran Konselor
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-Konsel -- Peran Konselor
Edisi 325/Januari 2013
Salam kasih dalam Tuhan,
Tahun baru telah tiba! Bagaimana kabar Anda hari ini? Kami berharap Anda semua dalam keadaan baik. Ada kabar gembira dari kami. Tahun ini, Anda dapat mengakses publikasi e-Konsel dengan lebih mudah dari HP Anda karena publikasi kami telah disusun dengan ukuran yang ramah untuk gadget Anda. Adapun topik yang akan kita bahas kali ini adalah tentang peran konselor.
Seorang konselor sebenarnya memiliki peran yang cukup besar dalam memengaruhi kehidupan seseorang. Dengan saran dan masukan yang tepat dari seorang konselor, seorang konseli dapat mengambil keputusan yang tepat. Bahkan, tidak sedikit konseli yang akhirnya bisa menjadi konselor yang berhasil setelah mendapat bimbingan dari konselor yang memahami perannya dengan baik. Oleh sebab itu, seorang konselor harus mengerti peran dan tanggung jawabnya secara menyeluruh dan menerapkannya dengan baik. Dalam melakukan perannya, seorang konselor seharusnya tidak mendominasi atau menempatkan diri sebagai atasan terhadap konseli, tetapi sebagai teman atau pembimbing. Seperti apakah hal-hal penting yang perlu dipahami seorang konselor sesuai dengan perannya? Anda dapat menemukan jawabannya dalam edisi ini. Selamat menyimak.
Pemimpin Redaksi e-Konsel,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >
CAKRAWALA: PERAN KONSELOR
Konseling, khususnya konseling pastoral, terkadang menjadi tidak efektif karena konselor tidak memiliki gambaran yang jelas tentang peran dan tanggung jawabnya. Berdasarkan saran dari pendeta dan sekaligus psikolog, Maurice Wagner, kita dapat mengidentifikasi beberapa area yang berpotensi menimbulkan kebingungan peran.
1. Berkunjung ketimbang berkonseling. Berkunjung adalah kegiatan bersahabat yang melibatkan unsur saling berbagi yang menguntungkan. Konseling adalah percakapan yang berpusat pada masalah dan terarah pada tujuan, yang berfokus terutama pada kebutuhan seseorang: konseli. Setiap konseling memerlukan kunjungan secara berkala, tetapi ketika kunjungan diperpanjang dan diutamakan, efektivitas konseling menjadi berkurang.
2. Terburu-buru ketimbang tenang dan berhati-hati. Karena sibuk, orang-orang yang terarah pada tujuan sering kali ingin mempercepat proses konseling untuk mencapai penyelesaian yang cepat dan tepat. Para konselor seharusnya tidak menghabiskan waktu, ini memang benar. Namun, konseling tidak boleh terburu-buru, itu juga benar. "Kebanyakan keberhasilan konselor terletak pada perhatiannya yang tenang dan penuh pertimbangan terhadap apa yang konseli katakan." Ketika langkah (yang diambil) tidak terburu-buru dan tenang, konselor cenderung tidak membuat penilaian yang terburu-buru, dan konseli sepertinya lebih merasakan dukungan dan perhatian yang sungguh-sungguh dari konselor.
Penelitian akhir-akhir ini telah menunjukkan efektivitas pendekatan yang singkat dan dalam jangka pendek terhadap konseling. Konseling jenis ini dapat dipersingkat karena membatasi fokusnya pada area-area permasalahan spesifik ketimbang berkutat pada beberapa masalah. Ketika seorang konselor berusaha untuk bertindak terlalu banyak dalam satu pertemuan (sesi), konseli akan merasa terlalu terbeban dan sering kali menjadi bingung. Karena kemungkinan benar bahwa para konseli hanya dapat menerima satu atau dua pengertian utama pada setiap sesi, maka konseling harus dilakukan selangkah demi selangkah dan tidak terburu-buru. Atau, ini bisa berarti konseling harus dipersingkat, tetapi dengan frekuensi pertemuan yang lebih banyak.
3. Tidak dihargai ketimbang bersimpatik. Beberapa konselor dengan cepat mengategorikan orang (misalnya, mereka mungkin menggambarkan seorang konseli sebagai orang "Kristen duniawi", "jomblo bahagia", atau "bertipe plegmatik") dan kemudian menolak seseorang dengan penilaian yang terburu-buru, konfrontasi yang cepat, atau nasihat yang kaku. Tak seorang pun suka diperlakukan dengan tidak terhormat seperti itu. Hanya ada sedikit orang yang ditolong oleh para konselor yang gagal mendengarkan dengan penuh simpatik.
4. Mempertimbangkan ketimbang berprasangka. Ada suatu waktu ketika para konseli harus dikonfrontasi tentang dosa atau kebiasaan "aneh" dalam kehidupan mereka, tetapi hal ini tidak sama dengan menghukum atau mengkhotbahi orang-orang di ruang konseling. Ketika para konseli merasa diserang, mereka akan membela diri (sering kali dengan marah), menerima nasib apa adanya, atau pergi bersama konselor untuk sementara waktu dan dengan geram. Tak satu pun dari reaksi ini yang memberikan kontribusi pada pertumbuhan konseli, dan semua ini merupakan respons terhadap teknik konseling yang sering kali mencerminkan kegelisahan, ketidakpastian, atau kebutuhan untuk mengendalikan dalam diri konselor sendiri.
Yesus digambarkan sebagai Pribadi yang "tergerak oleh belas kasihan". Ia tidak pernah mengabaikan dosa, namun Ia memahami para pendosa dan selalu menunjukkan kebaikan dan hormat kepada orang-orang yang mau belajar, bertobat, dan mengubah kebiasaan mereka, seperti wanita Samaria di dekat sumur.
5. Memberi instruksi ketimbang menafsirkan. Ini merupakan kesalahan yang umum dan seperti yang telah kita lihat, mungkin mencerminkan kebutuhan bawah sadar konselor untuk mendominasi dan mengontrol. Ketika para konseli diberi tahu apa yang harus dilakukan, mereka bingung membandingkan antara pendapat konselor Kristen dengan kehendak Allah, merasa bersalah dan merasa tidak cakap jika tidak mengikuti nasihat, dan jarang belajar bagaimana mencapai kedewasaan secara rohani dan secara emosi sampai pada titik tertentu sehingga mereka dapat membuat keputusan tanpa bantuan konselor. Konselor dan konseli harus bekerja sama sebagai satu tim. Konselor berperan sebagai seorang guru/pelatih yang tujuan akhirnya adalah menarik diri dari tempat bermain.
6. Terlalu terlibat secara emosi ketimbang tetap objektif. Ada sebuah garis tipis antara peduli dan terlalu terlibat untuk membantu. Hal ini benar, khususnya ketika seorang konseli benar-benar cemas, bingung, atau menghadapi masalah yang mirip dengan pergumulan yang dimiliki konselor.
Keterlibatan yang besar secara emosi dapat membuat konselor kehilangan objektivitas dan kemudian efektivitas konseling akan berkurang. Sampai tahap tertentu, orang-orang yang penuh belas kasihan tidak mampu menghindari keterlibatan emosional, namun konselor Kristen dapat melawan kecenderungan ini dengan memandang konseling sebagai suatu relasi untuk menolong secara profesional, yang tentunya harus ada batasan terhadap lamanya kegiatan atau pertemuan, jumlah topik percakapan, atau jadwal gangguan/interupsi. Pembatasan ini tidak didesain untuk mengesampingkan konselor. Sebaliknya, pembatasan tersebut dimaksudkan agar konselor tetap objektif dalam membantu (konseli).
7. Kurang sabar ketimbang realistis. Banyak konselor menjadi berkecil hati dan kadang-kadang cemas ketika mereka tidak segera melihat kemajuan yang positif dalam diri konseli mereka. Masalah biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang, dan tidak realistis untuk beranggapan bahwa masalah akan menghilang dengan cepat dan selalu menjadi jawaban atas intervensi konselor. Perubahan instan bisa terjadi, tetapi jarang. Sering kali, perlu beberapa waktu bagi konseli untuk meninggalkan cara berpikir atau bertindak mereka yang lama dan menggantinya dengan sesuatu yang baru dan lebih baik.
8. Dibuat-buat ketimbang otentik (asli). Para konselor terkadang membebani diri mereka sendiri dengan keyakinan bahwa mereka harus sempurna, harus selalu tahu hal yang tepat untuk dikatakan atau dilakukan, tidak boleh membuat kesalahan, harus selalu memiliki pengetahuan dan keterampilan supaya dapat mengatasi segala macam situasi konseling. Konselor semacam ini sering kali enggan untuk mengakui kekurangan atau kesenjangan pengetahuan mereka. Mereka ingin menjadi profesional dan berhasil sehingga mereka kelihatan tidak apa adanya (dibuat-buat), menyendiri, dan terkadang merasa angkuh. Memang sulit bahkan mungkin mustahil bagi konseli untuk merasa tenang dan bercerita secara jujur dengan konselor yang terkesan sempurna, seseorang yang "memiliki segalanya".
Dalam sejarah dunia ini, hanya ada satu Konselor yang telah mencapai kesempurnaan, tidak pernah membuat kesalahan, dan selalu mengatakan hal-hal yang benar. Kita yang menjadi pengikut-Nya harus tenang dan mengakui bahwa kita semua membuat kesalahan. Berhentilah bersembunyi di belakang peran profesional (sesuai profesi) dan percayalah bahwa Dia akan memberi kita kata-kata dan hikmat untuk memberikan konseling secara efektif.
9. Membela diri ketimbang bersikap empati. Sering kali, para konselor merasa terancam dalam konseling. Kemampuan untuk mendengarkan secara empati terganggu ketika kita dikritik, sadar bahwa kita tidak menolong, merasa bersalah, atau takut dilukai oleh konseli.
Ketika ancaman seperti itu muncul, Anda perlu bertanya, "Mengapa?" Jika Anda tidak tahu jawabannya, cobalah untuk mendiskusikannya dengan seorang teman atau sesama konselor. Semakin kita tahu dan menerima diri sendiri, semakin sedikit kemungkinan kita merasa terancam oleh para konseli.
Konselor harus terus waspada jika ia ingin menghindari kekerasan semacam ini. Sebagai penolong Kristen, kita menghormati Allah dengan melakukan tugas kita sebaik mungkin, dengan meminta maaf apabila kita membuat kesalahan, dan menggunakan kesalahan kita sebagai kesempatan untuk belajar dan sebagai batu loncatan menuju peningkatan.
Saat kita tergelincir ke dalam peran konseling yang tidak sehat, kita harus menata ulang hubungan, bahkan pada saat yang sama beritahukanlah kepada konseli bahwa kita ingin berubah (misalnya dengan menentukan jam-jam konseling yang pasti, hanya menerima telepon konseli pada jam konseling yang disepakati, atau tidak terlalu mengatur). Penyusunan ulang ini selalu terasa sulit karena hal itu mencakup pengambilan kembali sesuatu yang telah diberikan. Pilihan lainnya adalah kebingungan peran yang semakin jauh dan konseling yang tidak efektif.
Kesalahan dan kebingungan peran merupakan tragedi yang tidak dapat dibatalkan. Hubungan baik dengan para konseli dapat menutupi banyak kesalahan konseling, namun kita tidak boleh menggunakannya sebagai alasan untuk mengadakan konseling yang asal-asalan dan tidak kompeten. "Konsep paling penting yang harus diingat adalah bahwa Kristus-lah Konselor yang sesungguhnya; kita hanyalah agen-Nya untuk melakukan tugas-Nya, mewakili Dia. Roh Kudus-Nya adalah Penghibur dan Pembimbing kita, dan Dia akan menuntun kita untuk melepaskan orang-orang yang dibawa-Nya kepada kita untuk ditolong." (t/Setya)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Christian Counseling: A Comprehensive Guide
Judul bab: The Counselor and Counseling
Judul asli artikel: The Counselor's Role
Penulis: Gary R. Collins, Ph.D.
Penerbit: Word Publishing, Amerika Serikat 1988
Halaman: 26 -- 29
Kontak: konsel(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, Santi T., dan Doni K.
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-Konsel -- Peran Konselor
Edisi 325/Januari 2013
Salam kasih dalam Tuhan,
Tahun baru telah tiba! Bagaimana kabar Anda hari ini? Kami berharap Anda semua dalam keadaan baik. Ada kabar gembira dari kami. Tahun ini, Anda dapat mengakses publikasi e-Konsel dengan lebih mudah dari HP Anda karena publikasi kami telah disusun dengan ukuran yang ramah untuk gadget Anda. Adapun topik yang akan kita bahas kali ini adalah tentang peran konselor.
Seorang konselor sebenarnya memiliki peran yang cukup besar dalam memengaruhi kehidupan seseorang. Dengan saran dan masukan yang tepat dari seorang konselor, seorang konseli dapat mengambil keputusan yang tepat. Bahkan, tidak sedikit konseli yang akhirnya bisa menjadi konselor yang berhasil setelah mendapat bimbingan dari konselor yang memahami perannya dengan baik. Oleh sebab itu, seorang konselor harus mengerti peran dan tanggung jawabnya secara menyeluruh dan menerapkannya dengan baik. Dalam melakukan perannya, seorang konselor seharusnya tidak mendominasi atau menempatkan diri sebagai atasan terhadap konseli, tetapi sebagai teman atau pembimbing. Seperti apakah hal-hal penting yang perlu dipahami seorang konselor sesuai dengan perannya? Anda dapat menemukan jawabannya dalam edisi ini. Selamat menyimak.
Pemimpin Redaksi e-Konsel,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >
CAKRAWALA: PERAN KONSELOR
Konseling, khususnya konseling pastoral, terkadang menjadi tidak efektif karena konselor tidak memiliki gambaran yang jelas tentang peran dan tanggung jawabnya. Berdasarkan saran dari pendeta dan sekaligus psikolog, Maurice Wagner, kita dapat mengidentifikasi beberapa area yang berpotensi menimbulkan kebingungan peran.
1. Berkunjung ketimbang berkonseling. Berkunjung adalah kegiatan bersahabat yang melibatkan unsur saling berbagi yang menguntungkan. Konseling adalah percakapan yang berpusat pada masalah dan terarah pada tujuan, yang berfokus terutama pada kebutuhan seseorang: konseli. Setiap konseling memerlukan kunjungan secara berkala, tetapi ketika kunjungan diperpanjang dan diutamakan, efektivitas konseling menjadi berkurang.
2. Terburu-buru ketimbang tenang dan berhati-hati. Karena sibuk, orang-orang yang terarah pada tujuan sering kali ingin mempercepat proses konseling untuk mencapai penyelesaian yang cepat dan tepat. Para konselor seharusnya tidak menghabiskan waktu, ini memang benar. Namun, konseling tidak boleh terburu-buru, itu juga benar. "Kebanyakan keberhasilan konselor terletak pada perhatiannya yang tenang dan penuh pertimbangan terhadap apa yang konseli katakan." Ketika langkah (yang diambil) tidak terburu-buru dan tenang, konselor cenderung tidak membuat penilaian yang terburu-buru, dan konseli sepertinya lebih merasakan dukungan dan perhatian yang sungguh-sungguh dari konselor.
Penelitian akhir-akhir ini telah menunjukkan efektivitas pendekatan yang singkat dan dalam jangka pendek terhadap konseling. Konseling jenis ini dapat dipersingkat karena membatasi fokusnya pada area-area permasalahan spesifik ketimbang berkutat pada beberapa masalah. Ketika seorang konselor berusaha untuk bertindak terlalu banyak dalam satu pertemuan (sesi), konseli akan merasa terlalu terbeban dan sering kali menjadi bingung. Karena kemungkinan benar bahwa para konseli hanya dapat menerima satu atau dua pengertian utama pada setiap sesi, maka konseling harus dilakukan selangkah demi selangkah dan tidak terburu-buru. Atau, ini bisa berarti konseling harus dipersingkat, tetapi dengan frekuensi pertemuan yang lebih banyak.
3. Tidak dihargai ketimbang bersimpatik. Beberapa konselor dengan cepat mengategorikan orang (misalnya, mereka mungkin menggambarkan seorang konseli sebagai orang "Kristen duniawi", "jomblo bahagia", atau "bertipe plegmatik") dan kemudian menolak seseorang dengan penilaian yang terburu-buru, konfrontasi yang cepat, atau nasihat yang kaku. Tak seorang pun suka diperlakukan dengan tidak terhormat seperti itu. Hanya ada sedikit orang yang ditolong oleh para konselor yang gagal mendengarkan dengan penuh simpatik.
4. Mempertimbangkan ketimbang berprasangka. Ada suatu waktu ketika para konseli harus dikonfrontasi tentang dosa atau kebiasaan "aneh" dalam kehidupan mereka, tetapi hal ini tidak sama dengan menghukum atau mengkhotbahi orang-orang di ruang konseling. Ketika para konseli merasa diserang, mereka akan membela diri (sering kali dengan marah), menerima nasib apa adanya, atau pergi bersama konselor untuk sementara waktu dan dengan geram. Tak satu pun dari reaksi ini yang memberikan kontribusi pada pertumbuhan konseli, dan semua ini merupakan respons terhadap teknik konseling yang sering kali mencerminkan kegelisahan, ketidakpastian, atau kebutuhan untuk mengendalikan dalam diri konselor sendiri.
Yesus digambarkan sebagai Pribadi yang "tergerak oleh belas kasihan". Ia tidak pernah mengabaikan dosa, namun Ia memahami para pendosa dan selalu menunjukkan kebaikan dan hormat kepada orang-orang yang mau belajar, bertobat, dan mengubah kebiasaan mereka, seperti wanita Samaria di dekat sumur.
5. Memberi instruksi ketimbang menafsirkan. Ini merupakan kesalahan yang umum dan seperti yang telah kita lihat, mungkin mencerminkan kebutuhan bawah sadar konselor untuk mendominasi dan mengontrol. Ketika para konseli diberi tahu apa yang harus dilakukan, mereka bingung membandingkan antara pendapat konselor Kristen dengan kehendak Allah, merasa bersalah dan merasa tidak cakap jika tidak mengikuti nasihat, dan jarang belajar bagaimana mencapai kedewasaan secara rohani dan secara emosi sampai pada titik tertentu sehingga mereka dapat membuat keputusan tanpa bantuan konselor. Konselor dan konseli harus bekerja sama sebagai satu tim. Konselor berperan sebagai seorang guru/pelatih yang tujuan akhirnya adalah menarik diri dari tempat bermain.
6. Terlalu terlibat secara emosi ketimbang tetap objektif. Ada sebuah garis tipis antara peduli dan terlalu terlibat untuk membantu. Hal ini benar, khususnya ketika seorang konseli benar-benar cemas, bingung, atau menghadapi masalah yang mirip dengan pergumulan yang dimiliki konselor.
Keterlibatan yang besar secara emosi dapat membuat konselor kehilangan objektivitas dan kemudian efektivitas konseling akan berkurang. Sampai tahap tertentu, orang-orang yang penuh belas kasihan tidak mampu menghindari keterlibatan emosional, namun konselor Kristen dapat melawan kecenderungan ini dengan memandang konseling sebagai suatu relasi untuk menolong secara profesional, yang tentunya harus ada batasan terhadap lamanya kegiatan atau pertemuan, jumlah topik percakapan, atau jadwal gangguan/interupsi. Pembatasan ini tidak didesain untuk mengesampingkan konselor. Sebaliknya, pembatasan tersebut dimaksudkan agar konselor tetap objektif dalam membantu (konseli).
7. Kurang sabar ketimbang realistis. Banyak konselor menjadi berkecil hati dan kadang-kadang cemas ketika mereka tidak segera melihat kemajuan yang positif dalam diri konseli mereka. Masalah biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang, dan tidak realistis untuk beranggapan bahwa masalah akan menghilang dengan cepat dan selalu menjadi jawaban atas intervensi konselor. Perubahan instan bisa terjadi, tetapi jarang. Sering kali, perlu beberapa waktu bagi konseli untuk meninggalkan cara berpikir atau bertindak mereka yang lama dan menggantinya dengan sesuatu yang baru dan lebih baik.
8. Dibuat-buat ketimbang otentik (asli). Para konselor terkadang membebani diri mereka sendiri dengan keyakinan bahwa mereka harus sempurna, harus selalu tahu hal yang tepat untuk dikatakan atau dilakukan, tidak boleh membuat kesalahan, harus selalu memiliki pengetahuan dan keterampilan supaya dapat mengatasi segala macam situasi konseling. Konselor semacam ini sering kali enggan untuk mengakui kekurangan atau kesenjangan pengetahuan mereka. Mereka ingin menjadi profesional dan berhasil sehingga mereka kelihatan tidak apa adanya (dibuat-buat), menyendiri, dan terkadang merasa angkuh. Memang sulit bahkan mungkin mustahil bagi konseli untuk merasa tenang dan bercerita secara jujur dengan konselor yang terkesan sempurna, seseorang yang "memiliki segalanya".
Dalam sejarah dunia ini, hanya ada satu Konselor yang telah mencapai kesempurnaan, tidak pernah membuat kesalahan, dan selalu mengatakan hal-hal yang benar. Kita yang menjadi pengikut-Nya harus tenang dan mengakui bahwa kita semua membuat kesalahan. Berhentilah bersembunyi di belakang peran profesional (sesuai profesi) dan percayalah bahwa Dia akan memberi kita kata-kata dan hikmat untuk memberikan konseling secara efektif.
9. Membela diri ketimbang bersikap empati. Sering kali, para konselor merasa terancam dalam konseling. Kemampuan untuk mendengarkan secara empati terganggu ketika kita dikritik, sadar bahwa kita tidak menolong, merasa bersalah, atau takut dilukai oleh konseli.
Ketika ancaman seperti itu muncul, Anda perlu bertanya, "Mengapa?" Jika Anda tidak tahu jawabannya, cobalah untuk mendiskusikannya dengan seorang teman atau sesama konselor. Semakin kita tahu dan menerima diri sendiri, semakin sedikit kemungkinan kita merasa terancam oleh para konseli.
Konselor harus terus waspada jika ia ingin menghindari kekerasan semacam ini. Sebagai penolong Kristen, kita menghormati Allah dengan melakukan tugas kita sebaik mungkin, dengan meminta maaf apabila kita membuat kesalahan, dan menggunakan kesalahan kita sebagai kesempatan untuk belajar dan sebagai batu loncatan menuju peningkatan.
Saat kita tergelincir ke dalam peran konseling yang tidak sehat, kita harus menata ulang hubungan, bahkan pada saat yang sama beritahukanlah kepada konseli bahwa kita ingin berubah (misalnya dengan menentukan jam-jam konseling yang pasti, hanya menerima telepon konseli pada jam konseling yang disepakati, atau tidak terlalu mengatur). Penyusunan ulang ini selalu terasa sulit karena hal itu mencakup pengambilan kembali sesuatu yang telah diberikan. Pilihan lainnya adalah kebingungan peran yang semakin jauh dan konseling yang tidak efektif.
Kesalahan dan kebingungan peran merupakan tragedi yang tidak dapat dibatalkan. Hubungan baik dengan para konseli dapat menutupi banyak kesalahan konseling, namun kita tidak boleh menggunakannya sebagai alasan untuk mengadakan konseling yang asal-asalan dan tidak kompeten. "Konsep paling penting yang harus diingat adalah bahwa Kristus-lah Konselor yang sesungguhnya; kita hanyalah agen-Nya untuk melakukan tugas-Nya, mewakili Dia. Roh Kudus-Nya adalah Penghibur dan Pembimbing kita, dan Dia akan menuntun kita untuk melepaskan orang-orang yang dibawa-Nya kepada kita untuk ditolong." (t/Setya)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Christian Counseling: A Comprehensive Guide
Judul bab: The Counselor and Counseling
Judul asli artikel: The Counselor's Role
Penulis: Gary R. Collins, Ph.D.
Penerbit: Word Publishing, Amerika Serikat 1988
Halaman: 26 -- 29
Kontak: konsel(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, Santi T., dan Doni K.
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
[i-kan-humor] [e-Humor] 2145 Januari/2013
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-Humor
2145, Januari 2013
Shalom,
Tak dapat dimungkiri bahwa untuk masalah jodoh, kita pasti memunyai kriteria masing-masing. Ada pria yang ingin memiliki pasangan yang cantik, baik hati, tidak matre, dsb.. Demikian juga bagi wanita, pria yang tampan, baik hati, cinta Tuhan, mapan, pasti menjadi dambaan. Namun, apa daya jika Tuhan menjodohkan kita dengan orang lain yang tak kita sangka, yang berbeda dengan harapan kita? Sama seperti kisah tokoh humor kita hari ini, simak langsung, yuk! Jangan ketinggalan menjawab kuisnya, ya. :)
Tuhan memberkati.
Redaksi Tamu e-Humor,
Tatik Wahyuningsih
< http://humor.sabda.org/ >
2145. PERATURAN DI SURGA
Tiga orang gadis meninggal dan pergi ke surga. Mereka bertemu Petrus di gerbang. Petrus berkata kepada mereka, "Satu-satunya aturan yang kita miliki adalah 'Jangan menginjak bebek!'"
Ketiga gadis itu berpikir bahwa peraturan ini aneh, tetapi mereka harus mematuhinya. Ketika mereka melewati pintu gerbang, ada bebek di mana-mana. Setelah lima langkah, gadis pertama tidak sengaja menginjak bebek.
"Ops!" teriaknya. Petrus yang mengetahuinya langsung memanggil seorang pria. Bagi gadis itu, itu adalah pria terjelek yang pernah dilihatnya. Petrus merantai mereka berdua lalu berkata, "Ini adalah hukumanmu karena menginjak bebek. Kamu akan satu rantai dengan orang ini selama-lamanya."
Gadis kedua berjalan hingga 1 minggu. Pada hari kedelapan, ia menginjak bebek. Alangkah sedihnya dia karena mengalami hal yang sama dengan gadis pertama. Tetapi, pria yang bersamanya tidak terlalu jelek.
Gadis ketiga berjalan 1 tahun tanpa menginjak bebek. Namun ketika ia bertemu dengan Petrus, tiba-tiba ia dirantai dengan pria paling tampan yang pernah ia temui. Gadis itu berkata dengan mata berbinar-binar, "Saya tidak tahu apa yang saya lakukan sehingga saya menerima semua ini!"
Pria itu menjawab, "Saya tidak tahu tentang hal itu, tapi saya menginjak bebek."
[Sumber kiriman dari: Ratih < ratih.lucia(at)xxx >]
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. (Matius 19:6) < http://alkitab.sabda.org/?Matius+19:6 >
KUIS HUMOR
Kuis minggu ini 155: "Di dalam mulut binatang apakah, kata Tuhan Yesus, Petrus akan menemukan mata uang empat dirham?"
Jawaban beserta nama Anda akan diumumkan pada edisi kuis e-Humor selanjutnya. Oleh karena itu, kirim jawaban Anda secepatnya ke Redaksi e-Humor, maksimal 5 hari setelah Anda menerima edisi ini ya.
Bagi Anda yang memiliki tebak-tebakan untuk dipasang sebagai kuis di e-Humor, silakan kirim ke: < humor(at)sabda.org >. Kami tunggu jawaban dan kirimannya, ya. Terima kasih banyak!
Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Amy G. dan Yusak
Berlangganan: subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-Humor
2145, Januari 2013
Shalom,
Tak dapat dimungkiri bahwa untuk masalah jodoh, kita pasti memunyai kriteria masing-masing. Ada pria yang ingin memiliki pasangan yang cantik, baik hati, tidak matre, dsb.. Demikian juga bagi wanita, pria yang tampan, baik hati, cinta Tuhan, mapan, pasti menjadi dambaan. Namun, apa daya jika Tuhan menjodohkan kita dengan orang lain yang tak kita sangka, yang berbeda dengan harapan kita? Sama seperti kisah tokoh humor kita hari ini, simak langsung, yuk! Jangan ketinggalan menjawab kuisnya, ya. :)
Tuhan memberkati.
Redaksi Tamu e-Humor,
Tatik Wahyuningsih
< http://humor.sabda.org/ >
2145. PERATURAN DI SURGA
Tiga orang gadis meninggal dan pergi ke surga. Mereka bertemu Petrus di gerbang. Petrus berkata kepada mereka, "Satu-satunya aturan yang kita miliki adalah 'Jangan menginjak bebek!'"
Ketiga gadis itu berpikir bahwa peraturan ini aneh, tetapi mereka harus mematuhinya. Ketika mereka melewati pintu gerbang, ada bebek di mana-mana. Setelah lima langkah, gadis pertama tidak sengaja menginjak bebek.
"Ops!" teriaknya. Petrus yang mengetahuinya langsung memanggil seorang pria. Bagi gadis itu, itu adalah pria terjelek yang pernah dilihatnya. Petrus merantai mereka berdua lalu berkata, "Ini adalah hukumanmu karena menginjak bebek. Kamu akan satu rantai dengan orang ini selama-lamanya."
Gadis kedua berjalan hingga 1 minggu. Pada hari kedelapan, ia menginjak bebek. Alangkah sedihnya dia karena mengalami hal yang sama dengan gadis pertama. Tetapi, pria yang bersamanya tidak terlalu jelek.
Gadis ketiga berjalan 1 tahun tanpa menginjak bebek. Namun ketika ia bertemu dengan Petrus, tiba-tiba ia dirantai dengan pria paling tampan yang pernah ia temui. Gadis itu berkata dengan mata berbinar-binar, "Saya tidak tahu apa yang saya lakukan sehingga saya menerima semua ini!"
Pria itu menjawab, "Saya tidak tahu tentang hal itu, tapi saya menginjak bebek."
[Sumber kiriman dari: Ratih < ratih.lucia(at)xxx >]
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. (Matius 19:6) < http://alkitab.sabda.org/?Matius+19:6 >
KUIS HUMOR
Kuis minggu ini 155: "Di dalam mulut binatang apakah, kata Tuhan Yesus, Petrus akan menemukan mata uang empat dirham?"
Jawaban beserta nama Anda akan diumumkan pada edisi kuis e-Humor selanjutnya. Oleh karena itu, kirim jawaban Anda secepatnya ke Redaksi e-Humor, maksimal 5 hari setelah Anda menerima edisi ini ya.
Bagi Anda yang memiliki tebak-tebakan untuk dipasang sebagai kuis di e-Humor, silakan kirim ke: < humor(at)sabda.org >. Kami tunggu jawaban dan kirimannya, ya. Terima kasih banyak!
Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Amy G. dan Yusak
Berlangganan: subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
[i-kan-misi] [e-JEMMi] Edisi 01/Januari/2013 -- Misi dan Antropologi 1
e-JEMMi -- Misi dan Antropologi 1
No.01, Vol.16, Januari 2013
Shalom,
Pemahaman antropologi sangat membantu para utusan Injil dalam pelayanan mereka. Lalu, apa kontribusi dan implikasi antropologi bagi para utusan Injil yang melayani masyarakat dalam konteks sejarah dan budaya yang berbeda? Dalam e-JEMMi edisi 01, kita akan melihat sejauh mana antropologi membantu kita memahami berita Alkitab. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.
Redaksi Tamu e-JEMMi,
Novita Yuniarti
< http://misi.sabda.org/ >
MISI DAN ANTROPOLOGI 1
Berita Alkitab dan Latar Kebudayaan
Ketika kita dipersiapkan untuk pelayanan misi, kita dilatih dengan baik tentang Alkitab dan berita misi. Ketika kita melaksanakan misi luar negeri, kita beranggapan bahwa begitu kita berhasil mempelajari bahasa lokal, kita bisa langsung berkhotbah dan masyarakat lokal akan memahami khotbah itu. Namun, kenyataannya tidak sama dengan apa yang kita pikirkan. Berkomunikasi secara efektif dalam kebudayaan yang berbeda, ternyata jauh lebih sukar daripada yang kita bayangkan. Lalu, apa yang kita butuhkan untuk mengatasi hal ini?
Jelas kita perlu memahami Injil dalam latar sejarah dan budayanya. Tanpa ini, kita tidak memunyai berita. Kita juga harus paham bahwa antara kita dan orang-orang yang akan kita layani terdapat perbedaan konteks sejarah dan budaya. Tanpa pemahaman ini, kita berada dalam bahaya karena kita hanya akan menyampaikan berita yang tidak berarti dan tidak relevan bagi fondasi masyarakat lokal.
Sering kali, kita hanya dididik supaya cakap dalam satu dari dua hal. Sebagai seorang Injili, kita menekankan pengetahuan Alkitab, tetapi jarang berhenti untuk meneliti masyarakat dan kebudayaan orang yang kita layani, sehingga berita yang kita sampaikan sering kali disalah mengerti dan "asing". Sebaliknya, kelompok Liberal lebih mementingkan pengetahuan mengenai latar belakang budaya kontemporer, tetapi tidak terlalu menganggap penting fondasi teologis yang kuat berdasarkan kebenaran Alkitab. Kelompok ini ada dalam bahaya kehilangan Injil.
Kita membutuhkan kedua pendekatan ini. Kita harus memahami berita Alkitab sekaligus mengenal keadaan zaman ini. Hanya dengan begitu, kita bisa membangun jembatan agar berita Alkitab menjadi relevan bagi dunia dan masyarakat zaman ini.
Kontribusi-Kontribusi Antropologis bagi Pelayanan Misi
Bagaimana kita bisa memahami berita Alkitab? Jelas, kita harus mempelajari Alkitab, teologia, dan sejarah gereja. Sebagai utusan Injil, kita harus mengembangkan keterampilan pelayanan kita, baik itu keterampilan berkhotbah, mengajar, obat-obatan, pengembangan, radio, atau menulis.
Bagaimana kita bisa mempelajari keadaan zaman sekarang? Antropologi, sosiologi, sejarah, dan pengetahuan sosial lainnya bisa menolong kita dalam hal ini. Bidang-bidang ilmu sosial itu menyediakan alat-alat yang dapat kita gunakan untuk mempelajari latar kebudayaan tempat kita melayani dan memberikan informasi tentang keadaan zaman ini. Semua ini dapat membantu kita dalam beberapa cara:
1. Antropologi memberikan pemahaman situasi lintas budaya. Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa manusia mengelola gagasan mereka ke dalam blok-blok atau wilayah yang lebih besar. Misalnya, orang-orang di Amerika Utara memunyai banyak gagasan besar sehubungan dengan Natal, tetapi mereka membaginya dalam dua konsep Natal yang berbeda. Yang satu bernuansa ilahi; di sana mereka menempatkan Yesus, Maria, Yusuf, malaikat-malaikat, orang-orang Majus, dan para gembala. Yang lainnya bernuansa duniawi; mereka menempatkan Sinterklas, rusa, pohon Natal, kaus kaki, dan hadiah-hadiah. Mereka tidak mencampur kedua gagasan ini dalam pikiran mereka. Rudolf, si rusa berhidung merah, tidak bersama dengan malaikat-malaikat dan orang-orang Majus. Demikian pula Sinterklas tidak berada dalam satu panggung dengan Yesus.
2. Antropologi memberi kita banyak pemahaman untuk mengerjakan tugas misi yang khusus seperti penerjemahan Alkitab. Seperti para utusan Injil, para antropolog harus mempelajari bahasa yang baru; yang kebanyakan tidak memiliki bentuk tertulis, tata bahasa, kamus, atau guru. Mereka mengembangkan teknik-teknik untuk mempelajari bahasa dengan cepat dan tepat, melalui narasumber lokal dan menerjemahkan berita-berita dari satu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Metode-metode ini bermanfaat bagi para utusan Injil dalam mempelajari bahasa dan menerjemahkan Alkitab. Para ahli antropologi juga telah mempelajari masalah komunikasi lintas budaya, sehingga pemahaman yang mereka peroleh dapat membantu para utusan misi untuk menyampaikan Injil dengan risiko penyimpangan dan pemudaran arti yang lebih kecil.
3. Antropologi menolong para utusan Injil untuk memahami proses perubahan kepercayaan, termasuk perubahan sosial yang timbul ketika orang-orang yang dilayani memutuskan menjadi orang Kristen. Manusia adalah makhluk sosial. Mereka dipengaruhi oleh dinamika lingkungan sosial. Karena itu, untuk memahami proses misi, seorang misionaris harus terbiasa dengan mekanisme psikologis ini.
4. Antropologi dapat menolong kita untuk membuat Injil menjadi relevan bagi para pendengarnya. Seperti yang telah kita lihat, ada jurang yang sangat lebar antara kebudayaan zaman sekarang dengan konteks sosiologi Alkitab. Untuk menjembatani jurang itu, kita perlu memahami: (a) Penyataan Allah dalam latar belakang sejarah dan budayanya dan (b) Manusia modern dalam lingkungan zaman ini. Sebagian dari pemahaman yang kedua ini dapat kita peroleh melalui ilmu sosial.
5. Antropologi membantu kita menghubungkan orang-orang di seluruh dunia dalam semua keanekaragaman budaya mereka dan menolong kita membangun jembatan pemahaman dengan mereka. Injil meruntuhkan penghalang yang mengotak-ngotakkan manusia ke dalam kelompok Yahudi dan Yunani, budak dan tuan, laki-laki dan perempuan, Dunia Kesatu dan Dunia Ketiga, warga Amerika dan Rusia, "kami" dan "mereka". Orang-orang Kristen disebut sebagai warga Kerajaan Allah, yang di dalamnya semua orang dari semua bangsa dan budaya dibawa masuk ke dalam persekutuan yang sama tanpa mengaburkan perbedaan etnologis mereka.
Asumsi-Asumsi Teologi
Apa asumsi-asumsi teologis yang mendasari hal ini, khususnya ketika dihubungkan dengan tugas utusan Injil? Ini adalah sebuah pertanyaan yang penting karena kita tidak bisa menceraikan model antropologis kita dari pemahaman teologis kita. Jika kita melakukannya, maka secara tidak langsung kita memisahkan sifat manusia sebagai makhluk spiritual yang kekal dengan sifat manusia sebagai ciptaan yang sementara. Sejarah manusia haruslah dipahami dalam kerangka peristiwa kosmik yang lebih besar, dan model manusia antropologis kita harus bisa sesuai dengan kerangka teologis kita. Penyataan Alkitablah yang menyediakan fondasi terpenting bagi kita. Di atas dasar itulah kita membangun pemahaman sosial dan sejarah kita tentang manusia.
Misi Allah
Teologi misi harus dimulai dari Allah, bukan dari manusia. Teologi ini harus dimulai dengan sejarah kosmik tentang penciptaan, kejatuhan dalam dosa, dan penebusan Allah atas ciptaan-Nya. Di dalamnya harus terkandung penyataan diri Allah kepada manusia, inkarnasi Yesus Kristus di dalam sejarah, keselamatan yang tersedia melalui kematian dan kebangkitan-Nya, dan ketuhanan Kristus yang mutlak atas semua ciptaan. Sejarah umat manusia adalah pertama, (dan yang paling utama) kisah tentang misi Allah untuk menebus manusia berdosa yang mencari keselamatan, kemudian kisah Yesus yang datang sebagai utusan Injil, dan yang terakhir adalah kisah tentang Roh Kudus yang bekerja di dalam hati orang-orang yang mendengarkan-Nya.
Dalam konteks aktivitas Allah di dunia dan melalui sejarah inilah kita harus memahami tugas kita. Pelayanan misi adalah milik Allah sepenuhnya, kita hanyalah bagian dari itu. Rencana dan strategi kita tidak ada artinya, bahkan akan menjadi sesuatu yang merusak. Jika itu menghalangi, kita harus mencari bimbingan dan kekuatan dari Allah sendiri.
Kitab Suci yang Berotoritas
Alkitab adalah catatan yang penuh otoritas atas penyataan diri Allah kepada manusia. Alkitab adalah firman Allah dan kita membacanya bukan hanya untuk mendengar berita keselamatan Allah, melainkan juga untuk melihat bagaimana Dia berkarya di dalam dan melalui sejarah manusia untuk mencapai tujuan-Nya. Alkitab merupakan standar kita dalam mengukur semua kebenaran dan keadilan, semua teologi dan moral.
Alkitab adalah firman Allah. Tugas utama kita adalah menyampaikannya kepada orang-orang supaya mereka tahu dan memberi tanggapan terhadapnya. Kita mungkin terlibat dalam banyak hal -- berkhotbah, mengajar, menghibur, menyembuhkan, dan mengembangkan -- tetapi ini bukanlah bagian penting dari pelayanan misi Kristen jika tidak berdasarkan pada Firman dan tidak menjadi ungkapan dari Injil. Menjadi saksi bagi Injil melalui pernyataan dan gaya hidup adalah inti dari pelayanan misi.
Penyataan Allah selalu diberikan kepada manusia dalam konteks sejarah dan budaya yang khusus. Karena itu, untuk memahami Alkitab, kita harus menghubungkannya dengan waktu dan latar belakang asli saat penyataan itu diberikan. Bahkan Kristus sendiri datang sebagai Pribadi yang spesifik di dalam budaya Yahudi sekitar 2000 tahun yang lalu.
Kristosentris
Alkitab harus dipahami dalam kebenaran Yesus Kristus. Dia adalah pusat dari segala sesuatu yang dinyatakan oleh Kitab Suci. Perjanjian Lama digenapi di dalam diri-Nya dan Perjanjian Baru bersaksi tentang diri-Nya. Sebagai Anak Allah, Dialah wakil Allah yang sempurna. Sebagai manusia, Dialah Komunikator sempurna atas penyataan diri Allah kepada manusia. Karena itu, Kristus menjadi teladan bagi kita dan inkarnasi-Nya adalah model pelayanan misi kita. Hal ini bukan berarti bahwa kita juga sanggup menyelamatkan dunia, melainkan kita harus berusaha menyamakan diri dengan orang-orang yang akan kita layani, sama seperti yang dilakukan-Nya. Tujuannya adalah supaya kita dapat memberitakan Kabar Baik tentang keselamatan dari Allah dalam cara yang dapat mereka mengerti.
Inti berita kita pun adalah Kristus. Beritanya adalah Kabar Baik tentang keselamatan dari Allah melalui kematian dan kebangkitan-Nya, serta panggilan untuk masuk ke dalam pemuridan kristiani. Berita yang kita bawa itu harus dimulai dari kesadaran yang penuh akan keberdosaan manusia dan berakhir dengan penyembahan, ketika semua makhluk yang di surga dan di bumi sujud menyembah Dia dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.
Pelayanan Roh Kudus
Pelayanan misi tidak bisa dipahami secara terpisah dari karya Roh Kudus yang berkesinambungan dalam hidup umat-Nya dan orang-orang yang mendengar Injil. Roh Kudus mempersiapkan hati kita untuk menerima dan menanggapi berita penebusan. Roh Kudus bekerja di dalam kita, membawa kedewasaan rohani dengan mengarahkan hidup kita pada Yesus Kristus. Melalui kuasa-Nyalah, kita melayani mereka yang terhilang, yang patah hati dan sakit, yang tertindas, yang kelaparan, dan yang tidak memiliki tempat tinggal.
Kerajaan Allah
Inti berita yang dibawa Kristus adalah tentang Kerajaan Allah, tempat Allah berkarya di antara ciptaan-Nya melalui sejarah untuk menebus dunia kepada diri-Nya. Pribadi Kristus adalah pusat dari karya tersebut, tetapi karya itu juga diluaskan oleh karya Roh Kudus dalam kehidupan manusia dan oleh karya Allah dalam kehidupan bangsa-bangsa, serta seluruh peristiwa yang terjadi di alam semesta. Cakupan misi Allah tidak hanya mencakup kerajaan-Nya di surga, tetapi juga kerajaan-Nya di bumi. Misi-Nya juga tidak hanya berkaitan dengan tujuan kekal manusia, tetapi juga berkaitan dengan kesejahteraan mereka di bumi, yaitu kebutuhan akan kedamaian, keadilan, kebebasan, kecukupan, dan kebenaran.
Gereja
Pusat Kerajaan Allah adalah gereja, umat Allah di tengah-tengah dunia. Melalui gereja, Tuhan menyatakan Injil kerajaan-Nya dan meneguhkan mereka yang memasuki kerajaan itu. Dalam pelayanan misi, kita membutuhkan teologi gereja yang kokoh sebagai tubuh, yaitu persekutuan orang-orang percaya yang setia. Gereja merupakan komunitas yang kritis, tempat tugas misi harus dipahami. Pelayanan misi bukanlah tugas perorangan, melainkan tugas gereja sebagai satu kesatuan.
Keimaman Semua Orang Percaya
Gereja merupakan tubuh yang hidup dan terdiri atas banyak anggota. Masing-masing anggota telah menerima karunia untuk digunakan demi kebaikan seluruh tubuh. Meskipun memiliki karunia yang berbeda-beda, anggota-anggota itu juga memunyai hak untuk datang kepada Allah dan bertanggung jawab untuk memahami firman-Nya dalam konteks gereja. Semua orang percaya adalah imam!
Ini adalah berita yang radikal dan memiliki implikasi yang besar bagi pelayanan misi. Hal ini juga berarti bahwa semua petobat di berbagai negara memunyai hak yang sama untuk membaca dan mengartikan Alkitab. Jika kita menyangkal hal ini, maka kita pun menyangkal karya Roh Kudus yang terus-menerus di dalam hidup mereka. Karena itu, tugas kita adalah memberi mereka Alkitab dan menolong mereka memahami firman Allah. Kita harus menjadi teladan bagi mereka sebagai umat Allah, untuk hidup dalam ketaatan pada firman-Nya. Tantangan kita adalah mengizinkan mereka untuk memunyai hak istimewa, sama seperti yang kita miliki, yaitu hak untuk membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan itu.
Keimaman semua orang percaya menggerakkan kita untuk membedakan antara Alkitab, penyataan Allah kepada kita, dan teologi yang merupakan pemahaman manusia tentang penyataan itu di dalam konteks budaya dan sejarah yang berbeda. Jadi, kita berbicara tentang satu Alkitab, tetapi dengan teologi Calvin, Luther, Anabaptis, dan lainnya. Jadi, bisa dikatakan bahwa teologi Kristen berpijak pada penyataan Alkitab dan konteks sejarah serta budaya bangsa-bangsa yang mendengarkan beritanya.
Karena kita diberi hak untuk membaca dan menafsirkan Alkitab, maka tugas utama kita adalah tetap setia kepada kebenaran Alkitab. Hal ini diawali dengan eksegesis (pendalaman Alkitab) yang cermat, yaitu dengan memahami Alkitab dalam konteks budaya dan sejarahnya yang spesifik. Tugas kedua kita adalah melakukan hermeneutika (penafsiran), yaitu menemukan arti berita Alkitab bagi kita dalam latar budaya dan zaman kita, lalu menentukan tanggapan yang harus kita berikan. Meskipun berita Alkitab melampaui semua kebudayaan, tetapi pesan yang dikandungnya harus dapat dipahami oleh orang-orang yang hidup dalam lingkup budaya dan zaman mereka masing-masing.
(t\Jing Jing)
Diterjemahkan dan diringkas dari:
Judul buku: Anthropological Insights for Missionaries
Judul asli artikel: Missions and Anthropology
Penulis: Paul G. Hiebert
Penerbit: Baker Book House, Grand Rapids, Michigan 1985
Halaman: 13 -- 19
Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Amy G., dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
No.01, Vol.16, Januari 2013
Shalom,
Pemahaman antropologi sangat membantu para utusan Injil dalam pelayanan mereka. Lalu, apa kontribusi dan implikasi antropologi bagi para utusan Injil yang melayani masyarakat dalam konteks sejarah dan budaya yang berbeda? Dalam e-JEMMi edisi 01, kita akan melihat sejauh mana antropologi membantu kita memahami berita Alkitab. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.
Redaksi Tamu e-JEMMi,
Novita Yuniarti
< http://misi.sabda.org/ >
MISI DAN ANTROPOLOGI 1
Berita Alkitab dan Latar Kebudayaan
Ketika kita dipersiapkan untuk pelayanan misi, kita dilatih dengan baik tentang Alkitab dan berita misi. Ketika kita melaksanakan misi luar negeri, kita beranggapan bahwa begitu kita berhasil mempelajari bahasa lokal, kita bisa langsung berkhotbah dan masyarakat lokal akan memahami khotbah itu. Namun, kenyataannya tidak sama dengan apa yang kita pikirkan. Berkomunikasi secara efektif dalam kebudayaan yang berbeda, ternyata jauh lebih sukar daripada yang kita bayangkan. Lalu, apa yang kita butuhkan untuk mengatasi hal ini?
Jelas kita perlu memahami Injil dalam latar sejarah dan budayanya. Tanpa ini, kita tidak memunyai berita. Kita juga harus paham bahwa antara kita dan orang-orang yang akan kita layani terdapat perbedaan konteks sejarah dan budaya. Tanpa pemahaman ini, kita berada dalam bahaya karena kita hanya akan menyampaikan berita yang tidak berarti dan tidak relevan bagi fondasi masyarakat lokal.
Sering kali, kita hanya dididik supaya cakap dalam satu dari dua hal. Sebagai seorang Injili, kita menekankan pengetahuan Alkitab, tetapi jarang berhenti untuk meneliti masyarakat dan kebudayaan orang yang kita layani, sehingga berita yang kita sampaikan sering kali disalah mengerti dan "asing". Sebaliknya, kelompok Liberal lebih mementingkan pengetahuan mengenai latar belakang budaya kontemporer, tetapi tidak terlalu menganggap penting fondasi teologis yang kuat berdasarkan kebenaran Alkitab. Kelompok ini ada dalam bahaya kehilangan Injil.
Kita membutuhkan kedua pendekatan ini. Kita harus memahami berita Alkitab sekaligus mengenal keadaan zaman ini. Hanya dengan begitu, kita bisa membangun jembatan agar berita Alkitab menjadi relevan bagi dunia dan masyarakat zaman ini.
Kontribusi-Kontribusi Antropologis bagi Pelayanan Misi
Bagaimana kita bisa memahami berita Alkitab? Jelas, kita harus mempelajari Alkitab, teologia, dan sejarah gereja. Sebagai utusan Injil, kita harus mengembangkan keterampilan pelayanan kita, baik itu keterampilan berkhotbah, mengajar, obat-obatan, pengembangan, radio, atau menulis.
Bagaimana kita bisa mempelajari keadaan zaman sekarang? Antropologi, sosiologi, sejarah, dan pengetahuan sosial lainnya bisa menolong kita dalam hal ini. Bidang-bidang ilmu sosial itu menyediakan alat-alat yang dapat kita gunakan untuk mempelajari latar kebudayaan tempat kita melayani dan memberikan informasi tentang keadaan zaman ini. Semua ini dapat membantu kita dalam beberapa cara:
1. Antropologi memberikan pemahaman situasi lintas budaya. Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa manusia mengelola gagasan mereka ke dalam blok-blok atau wilayah yang lebih besar. Misalnya, orang-orang di Amerika Utara memunyai banyak gagasan besar sehubungan dengan Natal, tetapi mereka membaginya dalam dua konsep Natal yang berbeda. Yang satu bernuansa ilahi; di sana mereka menempatkan Yesus, Maria, Yusuf, malaikat-malaikat, orang-orang Majus, dan para gembala. Yang lainnya bernuansa duniawi; mereka menempatkan Sinterklas, rusa, pohon Natal, kaus kaki, dan hadiah-hadiah. Mereka tidak mencampur kedua gagasan ini dalam pikiran mereka. Rudolf, si rusa berhidung merah, tidak bersama dengan malaikat-malaikat dan orang-orang Majus. Demikian pula Sinterklas tidak berada dalam satu panggung dengan Yesus.
2. Antropologi memberi kita banyak pemahaman untuk mengerjakan tugas misi yang khusus seperti penerjemahan Alkitab. Seperti para utusan Injil, para antropolog harus mempelajari bahasa yang baru; yang kebanyakan tidak memiliki bentuk tertulis, tata bahasa, kamus, atau guru. Mereka mengembangkan teknik-teknik untuk mempelajari bahasa dengan cepat dan tepat, melalui narasumber lokal dan menerjemahkan berita-berita dari satu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Metode-metode ini bermanfaat bagi para utusan Injil dalam mempelajari bahasa dan menerjemahkan Alkitab. Para ahli antropologi juga telah mempelajari masalah komunikasi lintas budaya, sehingga pemahaman yang mereka peroleh dapat membantu para utusan misi untuk menyampaikan Injil dengan risiko penyimpangan dan pemudaran arti yang lebih kecil.
3. Antropologi menolong para utusan Injil untuk memahami proses perubahan kepercayaan, termasuk perubahan sosial yang timbul ketika orang-orang yang dilayani memutuskan menjadi orang Kristen. Manusia adalah makhluk sosial. Mereka dipengaruhi oleh dinamika lingkungan sosial. Karena itu, untuk memahami proses misi, seorang misionaris harus terbiasa dengan mekanisme psikologis ini.
4. Antropologi dapat menolong kita untuk membuat Injil menjadi relevan bagi para pendengarnya. Seperti yang telah kita lihat, ada jurang yang sangat lebar antara kebudayaan zaman sekarang dengan konteks sosiologi Alkitab. Untuk menjembatani jurang itu, kita perlu memahami: (a) Penyataan Allah dalam latar belakang sejarah dan budayanya dan (b) Manusia modern dalam lingkungan zaman ini. Sebagian dari pemahaman yang kedua ini dapat kita peroleh melalui ilmu sosial.
5. Antropologi membantu kita menghubungkan orang-orang di seluruh dunia dalam semua keanekaragaman budaya mereka dan menolong kita membangun jembatan pemahaman dengan mereka. Injil meruntuhkan penghalang yang mengotak-ngotakkan manusia ke dalam kelompok Yahudi dan Yunani, budak dan tuan, laki-laki dan perempuan, Dunia Kesatu dan Dunia Ketiga, warga Amerika dan Rusia, "kami" dan "mereka". Orang-orang Kristen disebut sebagai warga Kerajaan Allah, yang di dalamnya semua orang dari semua bangsa dan budaya dibawa masuk ke dalam persekutuan yang sama tanpa mengaburkan perbedaan etnologis mereka.
Asumsi-Asumsi Teologi
Apa asumsi-asumsi teologis yang mendasari hal ini, khususnya ketika dihubungkan dengan tugas utusan Injil? Ini adalah sebuah pertanyaan yang penting karena kita tidak bisa menceraikan model antropologis kita dari pemahaman teologis kita. Jika kita melakukannya, maka secara tidak langsung kita memisahkan sifat manusia sebagai makhluk spiritual yang kekal dengan sifat manusia sebagai ciptaan yang sementara. Sejarah manusia haruslah dipahami dalam kerangka peristiwa kosmik yang lebih besar, dan model manusia antropologis kita harus bisa sesuai dengan kerangka teologis kita. Penyataan Alkitablah yang menyediakan fondasi terpenting bagi kita. Di atas dasar itulah kita membangun pemahaman sosial dan sejarah kita tentang manusia.
Misi Allah
Teologi misi harus dimulai dari Allah, bukan dari manusia. Teologi ini harus dimulai dengan sejarah kosmik tentang penciptaan, kejatuhan dalam dosa, dan penebusan Allah atas ciptaan-Nya. Di dalamnya harus terkandung penyataan diri Allah kepada manusia, inkarnasi Yesus Kristus di dalam sejarah, keselamatan yang tersedia melalui kematian dan kebangkitan-Nya, dan ketuhanan Kristus yang mutlak atas semua ciptaan. Sejarah umat manusia adalah pertama, (dan yang paling utama) kisah tentang misi Allah untuk menebus manusia berdosa yang mencari keselamatan, kemudian kisah Yesus yang datang sebagai utusan Injil, dan yang terakhir adalah kisah tentang Roh Kudus yang bekerja di dalam hati orang-orang yang mendengarkan-Nya.
Dalam konteks aktivitas Allah di dunia dan melalui sejarah inilah kita harus memahami tugas kita. Pelayanan misi adalah milik Allah sepenuhnya, kita hanyalah bagian dari itu. Rencana dan strategi kita tidak ada artinya, bahkan akan menjadi sesuatu yang merusak. Jika itu menghalangi, kita harus mencari bimbingan dan kekuatan dari Allah sendiri.
Kitab Suci yang Berotoritas
Alkitab adalah catatan yang penuh otoritas atas penyataan diri Allah kepada manusia. Alkitab adalah firman Allah dan kita membacanya bukan hanya untuk mendengar berita keselamatan Allah, melainkan juga untuk melihat bagaimana Dia berkarya di dalam dan melalui sejarah manusia untuk mencapai tujuan-Nya. Alkitab merupakan standar kita dalam mengukur semua kebenaran dan keadilan, semua teologi dan moral.
Alkitab adalah firman Allah. Tugas utama kita adalah menyampaikannya kepada orang-orang supaya mereka tahu dan memberi tanggapan terhadapnya. Kita mungkin terlibat dalam banyak hal -- berkhotbah, mengajar, menghibur, menyembuhkan, dan mengembangkan -- tetapi ini bukanlah bagian penting dari pelayanan misi Kristen jika tidak berdasarkan pada Firman dan tidak menjadi ungkapan dari Injil. Menjadi saksi bagi Injil melalui pernyataan dan gaya hidup adalah inti dari pelayanan misi.
Penyataan Allah selalu diberikan kepada manusia dalam konteks sejarah dan budaya yang khusus. Karena itu, untuk memahami Alkitab, kita harus menghubungkannya dengan waktu dan latar belakang asli saat penyataan itu diberikan. Bahkan Kristus sendiri datang sebagai Pribadi yang spesifik di dalam budaya Yahudi sekitar 2000 tahun yang lalu.
Kristosentris
Alkitab harus dipahami dalam kebenaran Yesus Kristus. Dia adalah pusat dari segala sesuatu yang dinyatakan oleh Kitab Suci. Perjanjian Lama digenapi di dalam diri-Nya dan Perjanjian Baru bersaksi tentang diri-Nya. Sebagai Anak Allah, Dialah wakil Allah yang sempurna. Sebagai manusia, Dialah Komunikator sempurna atas penyataan diri Allah kepada manusia. Karena itu, Kristus menjadi teladan bagi kita dan inkarnasi-Nya adalah model pelayanan misi kita. Hal ini bukan berarti bahwa kita juga sanggup menyelamatkan dunia, melainkan kita harus berusaha menyamakan diri dengan orang-orang yang akan kita layani, sama seperti yang dilakukan-Nya. Tujuannya adalah supaya kita dapat memberitakan Kabar Baik tentang keselamatan dari Allah dalam cara yang dapat mereka mengerti.
Inti berita kita pun adalah Kristus. Beritanya adalah Kabar Baik tentang keselamatan dari Allah melalui kematian dan kebangkitan-Nya, serta panggilan untuk masuk ke dalam pemuridan kristiani. Berita yang kita bawa itu harus dimulai dari kesadaran yang penuh akan keberdosaan manusia dan berakhir dengan penyembahan, ketika semua makhluk yang di surga dan di bumi sujud menyembah Dia dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.
Pelayanan Roh Kudus
Pelayanan misi tidak bisa dipahami secara terpisah dari karya Roh Kudus yang berkesinambungan dalam hidup umat-Nya dan orang-orang yang mendengar Injil. Roh Kudus mempersiapkan hati kita untuk menerima dan menanggapi berita penebusan. Roh Kudus bekerja di dalam kita, membawa kedewasaan rohani dengan mengarahkan hidup kita pada Yesus Kristus. Melalui kuasa-Nyalah, kita melayani mereka yang terhilang, yang patah hati dan sakit, yang tertindas, yang kelaparan, dan yang tidak memiliki tempat tinggal.
Kerajaan Allah
Inti berita yang dibawa Kristus adalah tentang Kerajaan Allah, tempat Allah berkarya di antara ciptaan-Nya melalui sejarah untuk menebus dunia kepada diri-Nya. Pribadi Kristus adalah pusat dari karya tersebut, tetapi karya itu juga diluaskan oleh karya Roh Kudus dalam kehidupan manusia dan oleh karya Allah dalam kehidupan bangsa-bangsa, serta seluruh peristiwa yang terjadi di alam semesta. Cakupan misi Allah tidak hanya mencakup kerajaan-Nya di surga, tetapi juga kerajaan-Nya di bumi. Misi-Nya juga tidak hanya berkaitan dengan tujuan kekal manusia, tetapi juga berkaitan dengan kesejahteraan mereka di bumi, yaitu kebutuhan akan kedamaian, keadilan, kebebasan, kecukupan, dan kebenaran.
Gereja
Pusat Kerajaan Allah adalah gereja, umat Allah di tengah-tengah dunia. Melalui gereja, Tuhan menyatakan Injil kerajaan-Nya dan meneguhkan mereka yang memasuki kerajaan itu. Dalam pelayanan misi, kita membutuhkan teologi gereja yang kokoh sebagai tubuh, yaitu persekutuan orang-orang percaya yang setia. Gereja merupakan komunitas yang kritis, tempat tugas misi harus dipahami. Pelayanan misi bukanlah tugas perorangan, melainkan tugas gereja sebagai satu kesatuan.
Keimaman Semua Orang Percaya
Gereja merupakan tubuh yang hidup dan terdiri atas banyak anggota. Masing-masing anggota telah menerima karunia untuk digunakan demi kebaikan seluruh tubuh. Meskipun memiliki karunia yang berbeda-beda, anggota-anggota itu juga memunyai hak untuk datang kepada Allah dan bertanggung jawab untuk memahami firman-Nya dalam konteks gereja. Semua orang percaya adalah imam!
Ini adalah berita yang radikal dan memiliki implikasi yang besar bagi pelayanan misi. Hal ini juga berarti bahwa semua petobat di berbagai negara memunyai hak yang sama untuk membaca dan mengartikan Alkitab. Jika kita menyangkal hal ini, maka kita pun menyangkal karya Roh Kudus yang terus-menerus di dalam hidup mereka. Karena itu, tugas kita adalah memberi mereka Alkitab dan menolong mereka memahami firman Allah. Kita harus menjadi teladan bagi mereka sebagai umat Allah, untuk hidup dalam ketaatan pada firman-Nya. Tantangan kita adalah mengizinkan mereka untuk memunyai hak istimewa, sama seperti yang kita miliki, yaitu hak untuk membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan itu.
Keimaman semua orang percaya menggerakkan kita untuk membedakan antara Alkitab, penyataan Allah kepada kita, dan teologi yang merupakan pemahaman manusia tentang penyataan itu di dalam konteks budaya dan sejarah yang berbeda. Jadi, kita berbicara tentang satu Alkitab, tetapi dengan teologi Calvin, Luther, Anabaptis, dan lainnya. Jadi, bisa dikatakan bahwa teologi Kristen berpijak pada penyataan Alkitab dan konteks sejarah serta budaya bangsa-bangsa yang mendengarkan beritanya.
Karena kita diberi hak untuk membaca dan menafsirkan Alkitab, maka tugas utama kita adalah tetap setia kepada kebenaran Alkitab. Hal ini diawali dengan eksegesis (pendalaman Alkitab) yang cermat, yaitu dengan memahami Alkitab dalam konteks budaya dan sejarahnya yang spesifik. Tugas kedua kita adalah melakukan hermeneutika (penafsiran), yaitu menemukan arti berita Alkitab bagi kita dalam latar budaya dan zaman kita, lalu menentukan tanggapan yang harus kita berikan. Meskipun berita Alkitab melampaui semua kebudayaan, tetapi pesan yang dikandungnya harus dapat dipahami oleh orang-orang yang hidup dalam lingkup budaya dan zaman mereka masing-masing.
(t\Jing Jing)
Diterjemahkan dan diringkas dari:
Judul buku: Anthropological Insights for Missionaries
Judul asli artikel: Missions and Anthropology
Penulis: Paul G. Hiebert
Penerbit: Baker Book House, Grand Rapids, Michigan 1985
Halaman: 13 -- 19
Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Amy G., dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
(e-RH) Januari 04 -- MEMILIH SAHABAT
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 4 Januari 2013
Bacaan : 1 Samuel 20:1-23
Setahun: Kejadian 10-12
Nats: Dan Yonatan menyuruh Daud sekali lagi bersumpah demi kasihnya
kepadanya, sebab ia mengasihi Daud seperti dirinya sendiri. (1
Samuel 20:17)
Judul:
MEMILIH SAHABAT
Kedekatan seorang sahabat dapat melebihi persaudaraan. Namun,
dapat pula orang terjebak dalam persahabatan yang semu. Persahabatan
yang sarat dengan kepentingan dan ambisi pribadi. Dalam kehidupan
keluarga, sosial, politik, ekonomi, bahkan agama, tidak sedikit
orang yang rela "menjual" sahabatnya demi keselamatan dan keuntungan
pribadi.
Kisah Yonatan dan Daud menampilkan keindahan persahabatan. Yonatan
sangat sedih dan cemas ketika mengetahui bahwa ayahnya berniat
membunuh Daud. Yonatan jadi serbasalah: membela ayahnya atau
sahabatnya? Bagi Yonatan, Saul adalah ayah sekaligus rajanya. Ia
tentu harus hormat dan tunduk kepada raja. Adapun Daud adalah
sahabat sekaligus kerabatnya, yang sedang mengalami penindasan.
Akhirnya, Yonatan membela Daud karena ia memilih menjunjung
kebenaran.
Pembelaannya atas Daud bukan karena kesetiakawanan semata, tetapi
atas dasar kasih setia. Setia pada ikatan perjanjian yang pernah
mereka ikrarkan bersama, dan setia pada kehendak Tuhan. Yonatan tahu
bahwa Tuhan telah menyatakan pilihan-Nya atas Daud, bukan lagi pada
Saul. Yonatan berani percaya bahwa Daud akan memperlakukan dia dan
keluarganya dengan kesetiaan yang sama. Apa pun hasil akhirnya,
kasih setia harus dijunjung tinggi. Itulah sebabnya, mereka saling
meneguhkan lagi perjanjian mereka (ay. 17).
Anak Tuhan pun hendaknya menjalin persahabatan yang diwarnai dengan
kasih setia dan yang menjunjung kebenaran. Kita bersahabat untuk
mendukung dan menguatkan satu sama lain dalam melakukan kehendak
Tuhan. --ENO
SEORANG SAHABAT AKAN MEMPERKUAT LANGKAH KITA
DALAM MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/01/04/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/01/04/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Samuel+20:1-23
1 Samuel 20:1-23
1 Maka larilah Daud dari Nayot, dekat Rama; sampailah ia kepada
Yonatan, lalu berkata: "Apakah yang telah kuperbuat? Apakah
kesalahanku dan apakah dosaku terhadap ayahmu, sehingga ia ingin
mencabut nyawaku?"
2 Tetapi Yonatan berkata kepadanya: "Jauhlah yang demikian itu!
engkau tidak akan mati dibunuh. Ingatlah, ayahku tidak berbuat
sesuatu, baik perkara besar maupun perkara kecil, dengan tidak
menyatakannya kepadaku. Mengapa ayahku harus menyembunyikan
perkara ini kepadaku? Tidak mungkin!"
3 Tetapi Daud menjawab, katanya: "Ayahmu tahu benar, bahwa engkau
suka kepadaku. Sebab itu pikirnya: Tidak boleh Yonatan
mengetahui hal ini, nanti ia bersusah hati. Namun, demi TUHAN
yang hidup dan demi hidupmu, hanya satu langkah jaraknya antara
aku dan maut."
4 Yonatan berkata kepada Daud: "Apapun kehendak hatimu, aku akan
melakukannya bagimu."
5 Lalu kata Daud kepada Yonatan: "Kautahu, besok bulan baru, maka
sebenarnya aku harus duduk makan bersama-sama dengan raja. Jika
engkau membiarkan aku pergi, maka aku akan bersembunyi di padang
sampai lusa petang.
6 Apabila ayahmu menanyakan aku, haruslah kaukatakan: Daud telah
meminta dengan sangat kepadaku untuk pergi dengan segera ke
Betlehem, kotanya, karena di sana ada upacara pengorbanan
tahunan bagi segenap kaumnya.
7 Jika begini dikatakannya: Baiklah! maka hambamu ini selamat.
Tetapi jika amarahnya bangkit dengan segera, ketahuilah, bahwa
ia telah mengambil keputusan untuk mendatangkan celaka.
8 Jika demikian, tunjukkanlah kesetiaanmu kepada hambamu ini,
sebab engkau telah mengikat perjanjian di hadapan TUHAN dengan
hambamu ini. Tetapi jika ada kesalahan padaku, engkau sendirilah
membunuh aku. Mengapa engkau harus menyerahkan aku kepada
ayahmu?"
9 Tetapi jawab Yonatan: "Jauhlah yang demikian itu! Sebab jika
kuketahui dengan pasti, bahwa ayahku telah mengambil keputusan
untuk mendatangkan celaka kepadamu, masakan aku tidak
memberitahukannya kepadamu?"
10 Lalu bertanyalah Daud kepada Yonatan: "Siapakah yang akan
memberitahukan kepadaku, apabila ayahmu menjawab engkau dengan
keras?"
11 Kata Yonatan kepada Daud: "Marilah kita keluar ke padang." Maka
keluarlah keduanya ke padang.
12 Lalu berkatalah Yonatan kepada Daud: "Demi TUHAN, Allah Israel,
besok atau lusa kira-kira waktu ini aku akan memeriksa perasaan
ayahku. Apabila baik keadaannya bagi Daud, masakan aku tidak
akan menyuruh orang kepadamu dan memberitahukannya kepadamu?
13 Tetapi apabila ayahku memandang baik untuk mendatangkan celaka
kepadamu, beginilah kiranya TUHAN menghukum Yonatan, bahkan
lebih lagi dari pada itu, sekiranya aku tidak menyatakannya
kepadamu dan membiarkan engkau pergi, sehingga engkau dapat
berjalan dengan selamat. TUHAN kiranya menyertai engkau, seperti
Ia menyertai ayahku dahulu.
14 Jika aku masih hidup, bukankah engkau akan menunjukkan kepadaku
kasih setia TUHAN? Tetapi jika aku sudah mati,
15 janganlah engkau memutuskan kasih setiamu terhadap keturunanku
sampai selamanya. Dan apabila TUHAN melenyapkan setiap orang
dari musuh Daud dari muka bumi,
16 janganlah nama Yonatan terhapus dari keturunan Daud, melainkan
kiranya TUHAN menuntut balas dari pada musuh-musuh Daud."
17 Dan Yonatan menyuruh Daud sekali lagi bersumpah demi kasihnya
kepadanya, sebab ia mengasihi Daud seperti dirinya sendiri.
18 Kemudian berkatalah Yonatan kepadanya: "Besok bulan baru; maka
engkau nanti akan ditanyakan, sebab tempat dudukmu akan tinggal
kosong.
19 Tetapi lusa engkau pasti akan dicari; engkau harus datang ke
tempat engkau bersembunyi pada hari peristiwa itu, dan duduklah
dekat bukit batu.
20 Maka aku akan memanahkan tiga anak panah ke samping batu itu,
seolah-olah aku membidik suatu sasaran.
21 Dan ketahuilah, aku akan menyuruh bujangku: Pergilah mencari
anak-anak panah itu. Jika tegas kukatakan kepada bujang itu:
Lihat anak-anak panah itu lebih ke mari, ambillah! --maka
datanglah, sebab, demi TUHAN yang hidup, engkau selamat dan
tidak ada bahaya apa-apa.
22 Tetapi jika begini kukatakan kepada orang muda itu: Lihat
anak-anak panah itu lebih ke sana! --maka pergilah, sebab TUHAN
menyuruh engkau pergi.
23 Tentang hal yang kita janjikan itu, antara aku dan engkau,
sesungguhnya, TUHAN ada di antara aku dan engkau sampai
selamanya."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+10-12
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+10-12
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Donasi:
BCA No. 456 500 8880 a.n. YAY Gloria
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 4 Januari 2013
Bacaan : 1 Samuel 20:1-23
Setahun: Kejadian 10-12
Nats: Dan Yonatan menyuruh Daud sekali lagi bersumpah demi kasihnya
kepadanya, sebab ia mengasihi Daud seperti dirinya sendiri. (1
Samuel 20:17)
Judul:
MEMILIH SAHABAT
Kedekatan seorang sahabat dapat melebihi persaudaraan. Namun,
dapat pula orang terjebak dalam persahabatan yang semu. Persahabatan
yang sarat dengan kepentingan dan ambisi pribadi. Dalam kehidupan
keluarga, sosial, politik, ekonomi, bahkan agama, tidak sedikit
orang yang rela "menjual" sahabatnya demi keselamatan dan keuntungan
pribadi.
Kisah Yonatan dan Daud menampilkan keindahan persahabatan. Yonatan
sangat sedih dan cemas ketika mengetahui bahwa ayahnya berniat
membunuh Daud. Yonatan jadi serbasalah: membela ayahnya atau
sahabatnya? Bagi Yonatan, Saul adalah ayah sekaligus rajanya. Ia
tentu harus hormat dan tunduk kepada raja. Adapun Daud adalah
sahabat sekaligus kerabatnya, yang sedang mengalami penindasan.
Akhirnya, Yonatan membela Daud karena ia memilih menjunjung
kebenaran.
Pembelaannya atas Daud bukan karena kesetiakawanan semata, tetapi
atas dasar kasih setia. Setia pada ikatan perjanjian yang pernah
mereka ikrarkan bersama, dan setia pada kehendak Tuhan. Yonatan tahu
bahwa Tuhan telah menyatakan pilihan-Nya atas Daud, bukan lagi pada
Saul. Yonatan berani percaya bahwa Daud akan memperlakukan dia dan
keluarganya dengan kesetiaan yang sama. Apa pun hasil akhirnya,
kasih setia harus dijunjung tinggi. Itulah sebabnya, mereka saling
meneguhkan lagi perjanjian mereka (ay. 17).
Anak Tuhan pun hendaknya menjalin persahabatan yang diwarnai dengan
kasih setia dan yang menjunjung kebenaran. Kita bersahabat untuk
mendukung dan menguatkan satu sama lain dalam melakukan kehendak
Tuhan. --ENO
SEORANG SAHABAT AKAN MEMPERKUAT LANGKAH KITA
DALAM MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/01/04/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/01/04/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Samuel+20:1-23
1 Samuel 20:1-23
1 Maka larilah Daud dari Nayot, dekat Rama; sampailah ia kepada
Yonatan, lalu berkata: "Apakah yang telah kuperbuat? Apakah
kesalahanku dan apakah dosaku terhadap ayahmu, sehingga ia ingin
mencabut nyawaku?"
2 Tetapi Yonatan berkata kepadanya: "Jauhlah yang demikian itu!
engkau tidak akan mati dibunuh. Ingatlah, ayahku tidak berbuat
sesuatu, baik perkara besar maupun perkara kecil, dengan tidak
menyatakannya kepadaku. Mengapa ayahku harus menyembunyikan
perkara ini kepadaku? Tidak mungkin!"
3 Tetapi Daud menjawab, katanya: "Ayahmu tahu benar, bahwa engkau
suka kepadaku. Sebab itu pikirnya: Tidak boleh Yonatan
mengetahui hal ini, nanti ia bersusah hati. Namun, demi TUHAN
yang hidup dan demi hidupmu, hanya satu langkah jaraknya antara
aku dan maut."
4 Yonatan berkata kepada Daud: "Apapun kehendak hatimu, aku akan
melakukannya bagimu."
5 Lalu kata Daud kepada Yonatan: "Kautahu, besok bulan baru, maka
sebenarnya aku harus duduk makan bersama-sama dengan raja. Jika
engkau membiarkan aku pergi, maka aku akan bersembunyi di padang
sampai lusa petang.
6 Apabila ayahmu menanyakan aku, haruslah kaukatakan: Daud telah
meminta dengan sangat kepadaku untuk pergi dengan segera ke
Betlehem, kotanya, karena di sana ada upacara pengorbanan
tahunan bagi segenap kaumnya.
7 Jika begini dikatakannya: Baiklah! maka hambamu ini selamat.
Tetapi jika amarahnya bangkit dengan segera, ketahuilah, bahwa
ia telah mengambil keputusan untuk mendatangkan celaka.
8 Jika demikian, tunjukkanlah kesetiaanmu kepada hambamu ini,
sebab engkau telah mengikat perjanjian di hadapan TUHAN dengan
hambamu ini. Tetapi jika ada kesalahan padaku, engkau sendirilah
membunuh aku. Mengapa engkau harus menyerahkan aku kepada
ayahmu?"
9 Tetapi jawab Yonatan: "Jauhlah yang demikian itu! Sebab jika
kuketahui dengan pasti, bahwa ayahku telah mengambil keputusan
untuk mendatangkan celaka kepadamu, masakan aku tidak
memberitahukannya kepadamu?"
10 Lalu bertanyalah Daud kepada Yonatan: "Siapakah yang akan
memberitahukan kepadaku, apabila ayahmu menjawab engkau dengan
keras?"
11 Kata Yonatan kepada Daud: "Marilah kita keluar ke padang." Maka
keluarlah keduanya ke padang.
12 Lalu berkatalah Yonatan kepada Daud: "Demi TUHAN, Allah Israel,
besok atau lusa kira-kira waktu ini aku akan memeriksa perasaan
ayahku. Apabila baik keadaannya bagi Daud, masakan aku tidak
akan menyuruh orang kepadamu dan memberitahukannya kepadamu?
13 Tetapi apabila ayahku memandang baik untuk mendatangkan celaka
kepadamu, beginilah kiranya TUHAN menghukum Yonatan, bahkan
lebih lagi dari pada itu, sekiranya aku tidak menyatakannya
kepadamu dan membiarkan engkau pergi, sehingga engkau dapat
berjalan dengan selamat. TUHAN kiranya menyertai engkau, seperti
Ia menyertai ayahku dahulu.
14 Jika aku masih hidup, bukankah engkau akan menunjukkan kepadaku
kasih setia TUHAN? Tetapi jika aku sudah mati,
15 janganlah engkau memutuskan kasih setiamu terhadap keturunanku
sampai selamanya. Dan apabila TUHAN melenyapkan setiap orang
dari musuh Daud dari muka bumi,
16 janganlah nama Yonatan terhapus dari keturunan Daud, melainkan
kiranya TUHAN menuntut balas dari pada musuh-musuh Daud."
17 Dan Yonatan menyuruh Daud sekali lagi bersumpah demi kasihnya
kepadanya, sebab ia mengasihi Daud seperti dirinya sendiri.
18 Kemudian berkatalah Yonatan kepadanya: "Besok bulan baru; maka
engkau nanti akan ditanyakan, sebab tempat dudukmu akan tinggal
kosong.
19 Tetapi lusa engkau pasti akan dicari; engkau harus datang ke
tempat engkau bersembunyi pada hari peristiwa itu, dan duduklah
dekat bukit batu.
20 Maka aku akan memanahkan tiga anak panah ke samping batu itu,
seolah-olah aku membidik suatu sasaran.
21 Dan ketahuilah, aku akan menyuruh bujangku: Pergilah mencari
anak-anak panah itu. Jika tegas kukatakan kepada bujang itu:
Lihat anak-anak panah itu lebih ke mari, ambillah! --maka
datanglah, sebab, demi TUHAN yang hidup, engkau selamat dan
tidak ada bahaya apa-apa.
22 Tetapi jika begini kukatakan kepada orang muda itu: Lihat
anak-anak panah itu lebih ke sana! --maka pergilah, sebab TUHAN
menyuruh engkau pergi.
23 Tentang hal yang kita janjikan itu, antara aku dan engkau,
sesungguhnya, TUHAN ada di antara aku dan engkau sampai
selamanya."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+10-12
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+10-12
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Donasi:
BCA No. 456 500 8880 a.n. YAY Gloria
[e-BinaSiswa] Edisi 07/Januari 2013 -- Remaja dan Orang Tua (1)
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-BinaSiswa -- Remaja dan Orang Tua (1)
Edisi 07/Januari 2013
DAFTAR ISI
ARTIKEL: MASALAH REMAJA DENGAN ORANG TUA
RENUNGAN: CINTA INI MILIKMU, MAMA
Shalom,
Masih ingatkah Anda dengan lagu "Kasih Ibu kepada Beta"? Lagu yang sempat populer di Indonesia dan selalu menjadi lagu wajib di Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar tingkat awal. Setiap syair dalam lagu ini memang dapat dibenarkan karena memberikan pesan moral bahwa kasih orang tua terhadap anak-anak mereka tidak pernah menuntut balasan maupun pujian. Mengingat begitu besarnya kasih dan pengorbanan para orang tua, maka penting bagi para anak untuk menyadarinya. Lalu, bagaimana caranya? Apakah yang seharusnya mereka lakukan?
e-BinaSiswa kali ini menyajikan bahan menarik dan bermanfaat seputar hubungan anak dengan orang tua melalui renungan "Cinta Ini Milikmu, Mama". Simak juga artikel tentang pemicu konflik orang tua dengan anak dan cara mengatasinya. Kiranya apa yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi pelayanan Anda.
Selamat Tahun Baru 2013!
Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://remaja.sabda.org >
ARTIKEL: MASALAH REMAJA DENGAN ORANG TUA
Remaja memunyai banyak masalah dengan orang tua mereka. Karakteristik perkembangan remaja adalah perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Saat ditanya, remaja mengeluh tentang orang tuanya.
1. Orang Tua Tidak Memercayai Saya
Para remaja tidak mengerti mengapa orang tua mereka tidak memercayai mereka. Alasan umum yang diberikan orang tua adalah dulu anak-anak mereka pernah melanggar kepercayaan mereka. Saat kepercayaan mereka dilanggar, susah mendapatkannya kembali. Ada beberapa orang tua yang tidak memercayai anak mereka karena alasan yang tidak benar. Akan tetapi, biasanya remaja tidak menyadari bahwa kepercayaan itu adalah barang yang rapuh dan peka. Oleh karena itu, mereka melanggar kepercayaan orang tua, yang akhirnya membuat orang tua sulit memercayai mereka. Anda akan membuat hidup para remaja lebih mudah jika Anda membantu mereka melihat koneksi antara apa yang mereka perbuat dan reaksi orang tua mereka.
Bagaimana remaja memenangkan kembali kepercayaan orang tuanya? Dengan melakukan apa yang remaja katakan. Contoh, jika ia mengatakan akan pulang pukul 11:00, maka lakukanlah itu. Ketika anak remaja menunjukkan bahwa mereka dapat dipercaya, pada akhirnya orang tua akan memercayai mereka lagi.
2. Orang Tua Saya Tidak Mengasihi Saya
Orang tua biasanya kesulitan mengatakan kepada anak-anaknya bahwa mereka mencintainya. Alasan yang paling umum adalah mereka malu. Kebanyakan orang tua mencintai anak-anak remajanya; akan tetapi mereka hanya membentuk kebiasaan buruk karena tidak biasa mengatakannya.
Saran untuk orang tua:
a. Doronglah orang tua untuk mengatakan secara lisan kepada anak-anak bahwa mereka mencintai anak-anak, walaupun hal ini memalukan.
b. Doronglah orang tua untuk mencari cara kreatif dalam menunjukkan kasih mereka, seperti menulis catatan-catatan kecil, menghidangkan hidangan kejutan, atau melakukan sesuatu yang istimewa.
c. Pastikan para ayah mengerti betapa pentingnya bagi mereka untuk mengekspresikan cinta mereka.
Saran untuk remaja:
a. Doronglah anak remaja untuk mengatakan cinta mereka kepada orang tua mereka.
b. Doronglah anak remaja mencari cara-cara kreatif untuk menunjukkan cinta mereka, seperti menulis catatan-catatan kecil, menyediakan sarapan, mencuci, atau membersihkan rumah.
3. Orang Tua Saya Tidak Mendengarkan Saya
Berusahalah membuat orang tua menyadari akan kurangnya keahlian mendengar mereka dan doronglah mereka untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan.
4. Orang Tua Saya Sering Memarahi Saya
Hampir dalam setiap kasus, solusi atas masalah ini cukup mudah -- berhenti melakukan apa pun yang mengganggu orang tuamu. Orang tua biasanya tidak memarahi anak-anak; akan tetapi mereka memarahi sesuatu yang dilakukan anak-anak mereka yang mengganggu mereka.
5. Orang Tua Saya Munafik
Banyak remaja kecewa dengan orang tua mereka ketika mereka menyadari bahwa orang tua mereka adalah orang yang berbeda di depan umum. Bahkan, hampir semua orang tua -- hampir semua orang -- berbeda saat ada di depan umum dan di keluarga sendiri. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Kemunafikan adalah ketika perbedaannya disengaja -- ketika ada usaha yang jelas untuk menipu orang lain tentang orang seperti apakah Anda sebenarnya. Para remaja perlu mengetahui arti sebenarnya dari kemunafikan. (t\Uly)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: High School Ministry
Judul asli artikel: Problems With Parents
Penulis: Mike Yaconelly dan Jim Burns
Penerbit: Zondervan Publishing House, Michigan 1986
Halaman: 82 -- 84
RENUNGAN: CINTA INI MILIKMU, MAMA
Keluaran 20:12. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
"Rosa, bangun ... sarapanmu sudah mama siapkan di meja." Tradisi ini sudah berlangsung selama 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat, tapi kebiasaan mama tak pernah berubah. "Mama sayang, tidak usah repot-repot, aku sudah dewasa," pintaku pada mama suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru aku keluarkan uang dan membayar semuanya, ingin aku membalas jasa mama selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.
Mengapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka. Mungkin sekarang memang fase di mana aku akan mengalami kesulitan untuk memahami mama. Dari sebuah artikel yang aku baca, orang yang sudah lanjut usia bisa sangat sensitif dan cenderung bersikap kekanak-kanakan. Tetapi entahlah. Niat membahagiakan yang aku lakukan malah membuat mama sedih. Seperti biasa, mama tidak akan pernah mengatakan apa-apa.
Suatu hari, aku memberanikan diri untuk bertanya, "Ma, maafkan aku kalau telah menyakiti perasaan Mama. Apa yang membuat Mama sedih?" Aku menatap sudut-sudut mata mama, ada genangan air mata di sana. Dengan terbata-bata, mama berkata, "Tiba-tiba Mama merasa kamu sudah tidak lagi membutuhkan mama. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Mama tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untukmu, Mama tidak bisa lagi membelikan jajan buat kamu. Semua sudah bisa kamu lakukan sendiri."
Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang ibu ... bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah aku sadari sebelumnya.
Diam-diam, aku merenungkannya. Apa yang telah aku persembahkan kepada mama dalam usiaku sekarang? Adakah mama bahagia dan bangga pada putrinya? Waktu itu, aku menanyakannya pada mama. Mama menjawab, "Banyak sekali Nak kebahagiaan yang telah kamu berikan pada Mama. Kamu tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Mama. Setelah dewasa, kamu berperilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Mama. Setiap kali binar mata kamu mengisyaratkan kebahagiaan, di situlah kebahagiaan orang tua."
Lagi-lagi, aku hanya bisa berucap, "Ampuni aku, ya Tuhan, kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang aku berikan kepada mama. Masih banyak alasan ketika mama menginginkan sesuatu." Betapa sabarnya mamaku melalui liku-liku kehidupan.
Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapa pun. Ah, maafkan kami Mama ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat mama lelah. Sanggupkah aku, ya Tuhan?
"Rosa, bangun Nak ... sarapannya udah Mama siapkan di meja." Kali ini, aku segera lompat ... aku membuka pintu kamar dan kurangkul mama sehangat mungkin. Aku menciumi pipinya yang mulai keriput, menatap matanya lekat-lekat, dan mengucapkan, "Terima kasih Mama. Aku beruntung sekali memiliki Mama yang baik hati, izinkan aku membahagiakan Mama." Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan.
Cintaku ini milikmu, Mama. Aku masih sangat membutuhkanmu. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu.
Sahabat, tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "Aku sayang padamu". Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita miliki kepada orang yang kita cintai.
Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita: Ibu. Walau mereka tak pernah meminta, percayalah bahwa kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.
"Ya Tuhan, cintailah mamaku, berilah aku kesempatan untuk bisa membahagiakan mama selagi Engkau mengizinkan aku hidup. Dan jika saatnya nanti mama Kau panggil, terimalah dan jagalah dia di sisi-Mu. Titip mamaku, ya Tuhan."
Untuk dan oleh semua ibu yang mencintai anak-anaknya ... dan semua anak yang mencintai ibunya.
Diambil dan disunting dari:
Judul buletin: Shining Star
Edisi buletin: Tahun ke-VII, No.75, 2005
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Komisi Remaja GKI Gunung Sahari, Jakarta 2005
Halaman: 1 -- 2
Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Doni K. dan Yusak
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-BinaSiswa -- Remaja dan Orang Tua (1)
Edisi 07/Januari 2013
DAFTAR ISI
ARTIKEL: MASALAH REMAJA DENGAN ORANG TUA
RENUNGAN: CINTA INI MILIKMU, MAMA
Shalom,
Masih ingatkah Anda dengan lagu "Kasih Ibu kepada Beta"? Lagu yang sempat populer di Indonesia dan selalu menjadi lagu wajib di Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar tingkat awal. Setiap syair dalam lagu ini memang dapat dibenarkan karena memberikan pesan moral bahwa kasih orang tua terhadap anak-anak mereka tidak pernah menuntut balasan maupun pujian. Mengingat begitu besarnya kasih dan pengorbanan para orang tua, maka penting bagi para anak untuk menyadarinya. Lalu, bagaimana caranya? Apakah yang seharusnya mereka lakukan?
e-BinaSiswa kali ini menyajikan bahan menarik dan bermanfaat seputar hubungan anak dengan orang tua melalui renungan "Cinta Ini Milikmu, Mama". Simak juga artikel tentang pemicu konflik orang tua dengan anak dan cara mengatasinya. Kiranya apa yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi pelayanan Anda.
Selamat Tahun Baru 2013!
Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://remaja.sabda.org >
ARTIKEL: MASALAH REMAJA DENGAN ORANG TUA
Remaja memunyai banyak masalah dengan orang tua mereka. Karakteristik perkembangan remaja adalah perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Saat ditanya, remaja mengeluh tentang orang tuanya.
1. Orang Tua Tidak Memercayai Saya
Para remaja tidak mengerti mengapa orang tua mereka tidak memercayai mereka. Alasan umum yang diberikan orang tua adalah dulu anak-anak mereka pernah melanggar kepercayaan mereka. Saat kepercayaan mereka dilanggar, susah mendapatkannya kembali. Ada beberapa orang tua yang tidak memercayai anak mereka karena alasan yang tidak benar. Akan tetapi, biasanya remaja tidak menyadari bahwa kepercayaan itu adalah barang yang rapuh dan peka. Oleh karena itu, mereka melanggar kepercayaan orang tua, yang akhirnya membuat orang tua sulit memercayai mereka. Anda akan membuat hidup para remaja lebih mudah jika Anda membantu mereka melihat koneksi antara apa yang mereka perbuat dan reaksi orang tua mereka.
Bagaimana remaja memenangkan kembali kepercayaan orang tuanya? Dengan melakukan apa yang remaja katakan. Contoh, jika ia mengatakan akan pulang pukul 11:00, maka lakukanlah itu. Ketika anak remaja menunjukkan bahwa mereka dapat dipercaya, pada akhirnya orang tua akan memercayai mereka lagi.
2. Orang Tua Saya Tidak Mengasihi Saya
Orang tua biasanya kesulitan mengatakan kepada anak-anaknya bahwa mereka mencintainya. Alasan yang paling umum adalah mereka malu. Kebanyakan orang tua mencintai anak-anak remajanya; akan tetapi mereka hanya membentuk kebiasaan buruk karena tidak biasa mengatakannya.
Saran untuk orang tua:
a. Doronglah orang tua untuk mengatakan secara lisan kepada anak-anak bahwa mereka mencintai anak-anak, walaupun hal ini memalukan.
b. Doronglah orang tua untuk mencari cara kreatif dalam menunjukkan kasih mereka, seperti menulis catatan-catatan kecil, menghidangkan hidangan kejutan, atau melakukan sesuatu yang istimewa.
c. Pastikan para ayah mengerti betapa pentingnya bagi mereka untuk mengekspresikan cinta mereka.
Saran untuk remaja:
a. Doronglah anak remaja untuk mengatakan cinta mereka kepada orang tua mereka.
b. Doronglah anak remaja mencari cara-cara kreatif untuk menunjukkan cinta mereka, seperti menulis catatan-catatan kecil, menyediakan sarapan, mencuci, atau membersihkan rumah.
3. Orang Tua Saya Tidak Mendengarkan Saya
Berusahalah membuat orang tua menyadari akan kurangnya keahlian mendengar mereka dan doronglah mereka untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan.
4. Orang Tua Saya Sering Memarahi Saya
Hampir dalam setiap kasus, solusi atas masalah ini cukup mudah -- berhenti melakukan apa pun yang mengganggu orang tuamu. Orang tua biasanya tidak memarahi anak-anak; akan tetapi mereka memarahi sesuatu yang dilakukan anak-anak mereka yang mengganggu mereka.
5. Orang Tua Saya Munafik
Banyak remaja kecewa dengan orang tua mereka ketika mereka menyadari bahwa orang tua mereka adalah orang yang berbeda di depan umum. Bahkan, hampir semua orang tua -- hampir semua orang -- berbeda saat ada di depan umum dan di keluarga sendiri. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Kemunafikan adalah ketika perbedaannya disengaja -- ketika ada usaha yang jelas untuk menipu orang lain tentang orang seperti apakah Anda sebenarnya. Para remaja perlu mengetahui arti sebenarnya dari kemunafikan. (t\Uly)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: High School Ministry
Judul asli artikel: Problems With Parents
Penulis: Mike Yaconelly dan Jim Burns
Penerbit: Zondervan Publishing House, Michigan 1986
Halaman: 82 -- 84
RENUNGAN: CINTA INI MILIKMU, MAMA
Keluaran 20:12. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
"Rosa, bangun ... sarapanmu sudah mama siapkan di meja." Tradisi ini sudah berlangsung selama 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat, tapi kebiasaan mama tak pernah berubah. "Mama sayang, tidak usah repot-repot, aku sudah dewasa," pintaku pada mama suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru aku keluarkan uang dan membayar semuanya, ingin aku membalas jasa mama selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.
Mengapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka. Mungkin sekarang memang fase di mana aku akan mengalami kesulitan untuk memahami mama. Dari sebuah artikel yang aku baca, orang yang sudah lanjut usia bisa sangat sensitif dan cenderung bersikap kekanak-kanakan. Tetapi entahlah. Niat membahagiakan yang aku lakukan malah membuat mama sedih. Seperti biasa, mama tidak akan pernah mengatakan apa-apa.
Suatu hari, aku memberanikan diri untuk bertanya, "Ma, maafkan aku kalau telah menyakiti perasaan Mama. Apa yang membuat Mama sedih?" Aku menatap sudut-sudut mata mama, ada genangan air mata di sana. Dengan terbata-bata, mama berkata, "Tiba-tiba Mama merasa kamu sudah tidak lagi membutuhkan mama. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Mama tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untukmu, Mama tidak bisa lagi membelikan jajan buat kamu. Semua sudah bisa kamu lakukan sendiri."
Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang ibu ... bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah aku sadari sebelumnya.
Diam-diam, aku merenungkannya. Apa yang telah aku persembahkan kepada mama dalam usiaku sekarang? Adakah mama bahagia dan bangga pada putrinya? Waktu itu, aku menanyakannya pada mama. Mama menjawab, "Banyak sekali Nak kebahagiaan yang telah kamu berikan pada Mama. Kamu tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Mama. Setelah dewasa, kamu berperilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Mama. Setiap kali binar mata kamu mengisyaratkan kebahagiaan, di situlah kebahagiaan orang tua."
Lagi-lagi, aku hanya bisa berucap, "Ampuni aku, ya Tuhan, kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang aku berikan kepada mama. Masih banyak alasan ketika mama menginginkan sesuatu." Betapa sabarnya mamaku melalui liku-liku kehidupan.
Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapa pun. Ah, maafkan kami Mama ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat mama lelah. Sanggupkah aku, ya Tuhan?
"Rosa, bangun Nak ... sarapannya udah Mama siapkan di meja." Kali ini, aku segera lompat ... aku membuka pintu kamar dan kurangkul mama sehangat mungkin. Aku menciumi pipinya yang mulai keriput, menatap matanya lekat-lekat, dan mengucapkan, "Terima kasih Mama. Aku beruntung sekali memiliki Mama yang baik hati, izinkan aku membahagiakan Mama." Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan.
Cintaku ini milikmu, Mama. Aku masih sangat membutuhkanmu. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu.
Sahabat, tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "Aku sayang padamu". Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita miliki kepada orang yang kita cintai.
Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita: Ibu. Walau mereka tak pernah meminta, percayalah bahwa kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.
"Ya Tuhan, cintailah mamaku, berilah aku kesempatan untuk bisa membahagiakan mama selagi Engkau mengizinkan aku hidup. Dan jika saatnya nanti mama Kau panggil, terimalah dan jagalah dia di sisi-Mu. Titip mamaku, ya Tuhan."
Untuk dan oleh semua ibu yang mencintai anak-anaknya ... dan semua anak yang mencintai ibunya.
Diambil dan disunting dari:
Judul buletin: Shining Star
Edisi buletin: Tahun ke-VII, No.75, 2005
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Komisi Remaja GKI Gunung Sahari, Jakarta 2005
Halaman: 1 -- 2
Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Doni K. dan Yusak
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Wednesday, January 2, 2013
[e-Penulis] Edisi 125/Januari/2013 -- Pelestarian Budaya Lewat Sastra Daerah (I)
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-Penulis -- Pelestarian Budaya Lewat Sastra Daerah (I)
Edisi 125/Januari/2013 -- Pelestarian Budaya Lewat Sastra Daerah (I)
DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: LESTARIKAN WARISAN BUDAYA KITA LEWAT TULISAN!
ARTIKEL: ADA APA DENGAN SASTRA NUSANTARA?
POJOK BAHASA: SUARAKAN BAHASA DAERAHMU!
DARI REDAKSI: LESTARIKAN WARISAN BUDAYA KITA LEWAT TULISAN!
Shalom!
Menurut KBBI, sastra daerah adalah karya sastra yang ditulis dalam bahasa daerah. Tak hanya kitab-kitab sastra kuno, hikayat, dongeng, cerita rakyat, dan pantun dari masa lalu, kini cerpen, novel, maupun puisi berbahasa daerah juga dapat disebut sebagai sastra daerah, sastra daerah modern tepatnya.
Berkaitan dengan upaya pelestarian budaya, sastra daerah seharusnya dinilai sebagai alat yang paling efektif sebab sastra daerah tak hanya mengandung bahasa daerah, tetapi juga mengandung informasi tentang budaya serta adat istiadatnya. Sayangnya, berita yang kita baca akhir-akhir ini justru menunjukkan kurangnya perhatian masyarakat kita terhadap sastra daerah. Hal ini semakin diperparah oleh kurangnya dukungan dari pemerintah kita, yang menurut saya sering mengumandangkan pentingnya pelestarian budaya, namun gagal mendorong perkembangan sastra daerah.
Kiranya lewat sajian dalam edisi ini, kami dapat menggugah Sahabat sekalian untuk menyadari betapa berharganya sastra daerah yang kita miliki dan ikut ambil bagian dalam upaya pelestarian budaya kita, melalui karya-karya kita. Selamat membaca dan tetaplah berkarya! Tuhan Yesus memberkati kita sekalian!
Pemimpin Redaksi e-Penulis,
Yudo
< yudo(at)in-christ.net >
< http://pelitaku.sabda.org >
ARTIKEL: ADA APA DENGAN SASTRA NUSANTARA?
Ada apa dengan sastra Nusantara? Pertanyaan ini sudah terlintas lama di benak para pecinta sastra Nusantara. Belakangan ini, heboh bahwa bahasa daerah mulai hilang popularitasnya di zaman yang modern ini. Bahkan, peranannya dalam membudayakan tradisi pun semakin tidak dipandang sebagai sesuatu yang 'Wah'. Sungguh sangat disayangkan. Sejalur dengan hal ini, M. Syahrizal pernah membahas bahwa Bahasa Indonesia menyebabkan punahnya bahasa-bahasa daerah. Benarkah? Dalam tulisannya dipaparkan, perkembangan bahasa daerah saat ini mulai memprihatinkan. Pasalnya, dari 742 bahasa daerah di Indonesia, hanya 13 bahasa daerah saja yang penuturnya di atas satu juta orang. Selebihnya, terdapat 729 bahasa daerah yang penuturnya kurang dari satu juta orang, sementara 169 bahasa daerah lainnya terancam punah. Sungguh amat disayangkan melihat keadaan ini.
Bagaimana dengan kondisi sastra Nusantara di Indonesia saat ini? Pertanyaan inilah yang harus kita ulas lebih dalam. Sejatinya, sastra terlahir karena budaya. Begitu juga sebaliknya, sastra punah karena budaya itu punah. Perkembangan sastra Nusantara mulai terpinggirkan oleh sastra-sastra modern yang memakai bahasa yang serbaguna dan populer, seperti bahasa "alay" atau bahasa "gaul". Tentunya, kita merujuk pada pembelajaran sastra Nusantara yang meliputi sastra Melayu, sastra Minangkabau, sastra Batak, sastra Jawa, sastra Sunda, sastra Bali, sastra Aceh, sastra Karo, dan sastra daerah lainnya.
Lahirnya sastra modern saat ini tidak terlepas dari perjuangan sastra Nusantara. Puisi, pantun, maupun cerita pendek yang berkembang pesat di zaman canggih ini, semua itu karena ada sumbangsih sastra Nusantara. Semenjak puisi dan cerpen menjadi perbincangan dewasa ini, sastra Nusantara telah melahirkan itu semua, baik dalam puisi, pantun, maupun cerita rakyat. Puisi yang berkembang saat ini justru telah jauh berbeda dengan puisi zaman dulu. Puisi sekarang tampaknya tidak begitu mengikat dengan segala aturan dan kaidah perpuisian sastra Nusantara. Bahkan, semenjak lahirnya puisi kontemporer yang dibawa Sutardji Calzoum Bachri menyebabkan kaidah puisi lama seperti yang ada pada zaman sastra Nusantara, jauh bergeser. Memang hal yang luar biasa kalau dunia sastra semakin berkembang mengikuti zaman, namun alangkah baiknya jika kita tidak membuang kaidah-kaidah itu terlalu berlebihan. Hal ini justru menyebabkan puisi lama semakin merosot karena tak mampu mengikuti peradaban modern.
Sastra Nusantara tidak hanya dapat disuguhkan dengan pembacaan puisi yang sering diperlombakan seperti biasa, tanpa iringan musik. Dengan membawa sastra Nusantara ke dunia perpuisian, kita juga dapat menikmati pertunjukan puisi itu dengan musik tradisional seperti yang pernah dilakukan masyarakat Karo, Melayu, dan Minangkabau yang menjadikannya sebagai penghibur atau pengisi dalam upacara adat di zaman dulu.
Sudah saatnya kita, sebagai bangsa Indonesia, lebih menjunjung tinggi sastra Nusantara karena bagaimanapun, sastra Nusantara tidak boleh terlepas dari tradisi kebudayaan suku masing-masing. Apabila budaya dan sejarah sebagai identitas bangsa ini hilang, maka akan hilang jugalah sastra Nusantara. Ingatlah bahwa negara lain telah mengincar budaya kita. Itu terlihat jelas dengan banyaknya pendatang asing yang mau belajar di Indonesia, baik itu belajar berbahasa Indonesia maupun belajar budaya dan kesenian Indonesia. Memang suatu kebanggaan untuk kita jika Bahasa Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai bahasa yang paling diminati dunia. Tetapi, semua itu jangan membuat kita merasa tinggi hati dan lupa diri karena secara perlahan identitas negara ini dapat dikuasai oleh negara lain.
Untuk dapat mengembalikan popularitas sastra Nusantara dalam dunia modern, perlu ditekankan kepada penulis-penulis muda untuk lebih mengembangkan budaya lewat tulisan. Mengembangkan budaya lewat sastra merupakan sumbangan yang paling baik agar dapat meningkatkan sastra-sastra Nusantara yang kini mematung bisu di tengah peradaban dan hanya dijadikan potret senja masa lalu.
Alangkah lebih baik jika penulis-penulis muda mengangkat nilai-nilai budaya lewat sastra seperti halnya Sartika Sari, Ria Ristiana Dewi, Wahyu Wiji Astuti, Rudiansyah Siregar, dan penulis muda lainnya. Mereka adalah sebagian kecil penulis yang cukup peduli dengan perkembangan sastra lewat budaya.
Jadi intinya, mulailah melestarikan budaya daerah lewat sastra! Karena, dunia sastra akan terus mencari jati dirinya. Mulailah memuliakan hidup lewat tulisan disertai dengan budaya, sebab negeri kita memunyai potensi yang cukup untuk dibawa berimajinasi. Kreativitas seorang pemikir sastra tidak akan pernah mati dan selalu mencari jati diri untuk menemukan jalannya sendiri. Hidup dunia sastra dan budaya!
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama Situs: Analisa Daily
Alamat URL: http://www.analisadaily.com/news/read/2012/05/20/51566/ada_apa_dengan_sastra_Nusantara/#.UKrzpGdBd30
Penulis: Tri Harun Syafii
Tanggal akses: 12 November 2012
POJOK BAHASA: SUARAKAN BAHASA DAERAHMU!
"Demam" berbahasa Indonesia sedang melanda daerah pedesaan. Para orang tua, terutama yang pernah tinggal atau menempuh pendidikan di kota, telah menggunakan Bahasa Indonesia kepada anak-anak mereka. Pilihan ini menyebabkan para anak lebih menguasai Bahasa Indonesia daripada bahasa daerahnya dan juga bahasa sukunya. Ada semacam kebanggaan pada diri orang tua, merasa hebat dan modern, ketika anaknya menguasai Bahasa Indonesia, dan justru tidak mengerti bahasa daerahnya.
Seperti kita tahu, di Indonesia ada sekitar 746 bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dan, sebuah peringatan besar telah ditabuhkan ketika UNESCO, melalui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaannya, mengeluarkan hasil penelitiannya. Mereka menyebutkan sekitar 700 bahasa daerah di Indonesia terancam punah pada akhir abad 21. Kepunahan itu terjadi karena berbagai faktor, antara lain perkawinan campur dengan suku lain, urbanisasi, dan bencana alam.
Kita tentu tidak ingin kehilangan begitu banyak kekayaan budaya bangsa. Bahasa daerah harus tetap lestari menjadi bahasa yang dikuasai, selain Bahasa Indonesia dan bahasa lainnya. Untuk itu, sangat diperlukan komitmen kuat dari pemerintah. Salah satu cara melestarikan bahasa daerah adalah, misalnya, dengan memasukkan bahasa daerah ke dalam kurikulum pendidikan. Tidak hanya di tingkat pendidikan Sekolah Dasar, namun juga tingkat pendidikan di atasnya. Guru yang mengampu mata pelajaran ini juga harus benar-benar kompeten di bidangnya. Sehingga, kelestarian bahasa daerah tetap terjaga.
Saya cinta Bahasa Indonesia, saya juga cinta bahasa daerah saya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dan nasional, sedangkan bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia. Salah satu warisan budaya yang perlu dijaga kelestariannya. Mari suarakan bahasa daerahmu. Melestarikan bahasa daerah bukan hanya tugas yang diletakkan di bahu Negara, namun merupakan tanggung jawab kita bersama.
Buang jauh-jauh pikiran "ndeso" atau "katrok" ketika berbicara dalam bahasa daerah. Buang persepsi dalam diri, merasa modern dan hebat, ketika mengaku tidak lagi bisa berbahasa daerah. Tegaskan dalam diri, menguasai bahasa daerah berarti cinta budaya bangsa, bangga menjadi bangsa Indonesia yang sangat beragam.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama Situs: Kompasiana.com
Alamat URL: http://bahasa.kompasiana.com/2011/12/10/%E2%80%98%E2%80%99suarakan-bahasa-daerahmu%E2%80%99%E2%80%99/
Penulis: Suryono Brandoi Siringo-ringo
Tanggal akses: 12 November 2012
Kontak: penulis(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Santi T., dan Berlin B.
Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-Penulis -- Pelestarian Budaya Lewat Sastra Daerah (I)
Edisi 125/Januari/2013 -- Pelestarian Budaya Lewat Sastra Daerah (I)
DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: LESTARIKAN WARISAN BUDAYA KITA LEWAT TULISAN!
ARTIKEL: ADA APA DENGAN SASTRA NUSANTARA?
POJOK BAHASA: SUARAKAN BAHASA DAERAHMU!
DARI REDAKSI: LESTARIKAN WARISAN BUDAYA KITA LEWAT TULISAN!
Shalom!
Menurut KBBI, sastra daerah adalah karya sastra yang ditulis dalam bahasa daerah. Tak hanya kitab-kitab sastra kuno, hikayat, dongeng, cerita rakyat, dan pantun dari masa lalu, kini cerpen, novel, maupun puisi berbahasa daerah juga dapat disebut sebagai sastra daerah, sastra daerah modern tepatnya.
Berkaitan dengan upaya pelestarian budaya, sastra daerah seharusnya dinilai sebagai alat yang paling efektif sebab sastra daerah tak hanya mengandung bahasa daerah, tetapi juga mengandung informasi tentang budaya serta adat istiadatnya. Sayangnya, berita yang kita baca akhir-akhir ini justru menunjukkan kurangnya perhatian masyarakat kita terhadap sastra daerah. Hal ini semakin diperparah oleh kurangnya dukungan dari pemerintah kita, yang menurut saya sering mengumandangkan pentingnya pelestarian budaya, namun gagal mendorong perkembangan sastra daerah.
Kiranya lewat sajian dalam edisi ini, kami dapat menggugah Sahabat sekalian untuk menyadari betapa berharganya sastra daerah yang kita miliki dan ikut ambil bagian dalam upaya pelestarian budaya kita, melalui karya-karya kita. Selamat membaca dan tetaplah berkarya! Tuhan Yesus memberkati kita sekalian!
Pemimpin Redaksi e-Penulis,
Yudo
< yudo(at)in-christ.net >
< http://pelitaku.sabda.org >
ARTIKEL: ADA APA DENGAN SASTRA NUSANTARA?
Ada apa dengan sastra Nusantara? Pertanyaan ini sudah terlintas lama di benak para pecinta sastra Nusantara. Belakangan ini, heboh bahwa bahasa daerah mulai hilang popularitasnya di zaman yang modern ini. Bahkan, peranannya dalam membudayakan tradisi pun semakin tidak dipandang sebagai sesuatu yang 'Wah'. Sungguh sangat disayangkan. Sejalur dengan hal ini, M. Syahrizal pernah membahas bahwa Bahasa Indonesia menyebabkan punahnya bahasa-bahasa daerah. Benarkah? Dalam tulisannya dipaparkan, perkembangan bahasa daerah saat ini mulai memprihatinkan. Pasalnya, dari 742 bahasa daerah di Indonesia, hanya 13 bahasa daerah saja yang penuturnya di atas satu juta orang. Selebihnya, terdapat 729 bahasa daerah yang penuturnya kurang dari satu juta orang, sementara 169 bahasa daerah lainnya terancam punah. Sungguh amat disayangkan melihat keadaan ini.
Bagaimana dengan kondisi sastra Nusantara di Indonesia saat ini? Pertanyaan inilah yang harus kita ulas lebih dalam. Sejatinya, sastra terlahir karena budaya. Begitu juga sebaliknya, sastra punah karena budaya itu punah. Perkembangan sastra Nusantara mulai terpinggirkan oleh sastra-sastra modern yang memakai bahasa yang serbaguna dan populer, seperti bahasa "alay" atau bahasa "gaul". Tentunya, kita merujuk pada pembelajaran sastra Nusantara yang meliputi sastra Melayu, sastra Minangkabau, sastra Batak, sastra Jawa, sastra Sunda, sastra Bali, sastra Aceh, sastra Karo, dan sastra daerah lainnya.
Lahirnya sastra modern saat ini tidak terlepas dari perjuangan sastra Nusantara. Puisi, pantun, maupun cerita pendek yang berkembang pesat di zaman canggih ini, semua itu karena ada sumbangsih sastra Nusantara. Semenjak puisi dan cerpen menjadi perbincangan dewasa ini, sastra Nusantara telah melahirkan itu semua, baik dalam puisi, pantun, maupun cerita rakyat. Puisi yang berkembang saat ini justru telah jauh berbeda dengan puisi zaman dulu. Puisi sekarang tampaknya tidak begitu mengikat dengan segala aturan dan kaidah perpuisian sastra Nusantara. Bahkan, semenjak lahirnya puisi kontemporer yang dibawa Sutardji Calzoum Bachri menyebabkan kaidah puisi lama seperti yang ada pada zaman sastra Nusantara, jauh bergeser. Memang hal yang luar biasa kalau dunia sastra semakin berkembang mengikuti zaman, namun alangkah baiknya jika kita tidak membuang kaidah-kaidah itu terlalu berlebihan. Hal ini justru menyebabkan puisi lama semakin merosot karena tak mampu mengikuti peradaban modern.
Sastra Nusantara tidak hanya dapat disuguhkan dengan pembacaan puisi yang sering diperlombakan seperti biasa, tanpa iringan musik. Dengan membawa sastra Nusantara ke dunia perpuisian, kita juga dapat menikmati pertunjukan puisi itu dengan musik tradisional seperti yang pernah dilakukan masyarakat Karo, Melayu, dan Minangkabau yang menjadikannya sebagai penghibur atau pengisi dalam upacara adat di zaman dulu.
Sudah saatnya kita, sebagai bangsa Indonesia, lebih menjunjung tinggi sastra Nusantara karena bagaimanapun, sastra Nusantara tidak boleh terlepas dari tradisi kebudayaan suku masing-masing. Apabila budaya dan sejarah sebagai identitas bangsa ini hilang, maka akan hilang jugalah sastra Nusantara. Ingatlah bahwa negara lain telah mengincar budaya kita. Itu terlihat jelas dengan banyaknya pendatang asing yang mau belajar di Indonesia, baik itu belajar berbahasa Indonesia maupun belajar budaya dan kesenian Indonesia. Memang suatu kebanggaan untuk kita jika Bahasa Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai bahasa yang paling diminati dunia. Tetapi, semua itu jangan membuat kita merasa tinggi hati dan lupa diri karena secara perlahan identitas negara ini dapat dikuasai oleh negara lain.
Untuk dapat mengembalikan popularitas sastra Nusantara dalam dunia modern, perlu ditekankan kepada penulis-penulis muda untuk lebih mengembangkan budaya lewat tulisan. Mengembangkan budaya lewat sastra merupakan sumbangan yang paling baik agar dapat meningkatkan sastra-sastra Nusantara yang kini mematung bisu di tengah peradaban dan hanya dijadikan potret senja masa lalu.
Alangkah lebih baik jika penulis-penulis muda mengangkat nilai-nilai budaya lewat sastra seperti halnya Sartika Sari, Ria Ristiana Dewi, Wahyu Wiji Astuti, Rudiansyah Siregar, dan penulis muda lainnya. Mereka adalah sebagian kecil penulis yang cukup peduli dengan perkembangan sastra lewat budaya.
Jadi intinya, mulailah melestarikan budaya daerah lewat sastra! Karena, dunia sastra akan terus mencari jati dirinya. Mulailah memuliakan hidup lewat tulisan disertai dengan budaya, sebab negeri kita memunyai potensi yang cukup untuk dibawa berimajinasi. Kreativitas seorang pemikir sastra tidak akan pernah mati dan selalu mencari jati diri untuk menemukan jalannya sendiri. Hidup dunia sastra dan budaya!
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama Situs: Analisa Daily
Alamat URL: http://www.analisadaily.com/news/read/2012/05/20/51566/ada_apa_dengan_sastra_Nusantara/#.UKrzpGdBd30
Penulis: Tri Harun Syafii
Tanggal akses: 12 November 2012
POJOK BAHASA: SUARAKAN BAHASA DAERAHMU!
"Demam" berbahasa Indonesia sedang melanda daerah pedesaan. Para orang tua, terutama yang pernah tinggal atau menempuh pendidikan di kota, telah menggunakan Bahasa Indonesia kepada anak-anak mereka. Pilihan ini menyebabkan para anak lebih menguasai Bahasa Indonesia daripada bahasa daerahnya dan juga bahasa sukunya. Ada semacam kebanggaan pada diri orang tua, merasa hebat dan modern, ketika anaknya menguasai Bahasa Indonesia, dan justru tidak mengerti bahasa daerahnya.
Seperti kita tahu, di Indonesia ada sekitar 746 bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dan, sebuah peringatan besar telah ditabuhkan ketika UNESCO, melalui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaannya, mengeluarkan hasil penelitiannya. Mereka menyebutkan sekitar 700 bahasa daerah di Indonesia terancam punah pada akhir abad 21. Kepunahan itu terjadi karena berbagai faktor, antara lain perkawinan campur dengan suku lain, urbanisasi, dan bencana alam.
Kita tentu tidak ingin kehilangan begitu banyak kekayaan budaya bangsa. Bahasa daerah harus tetap lestari menjadi bahasa yang dikuasai, selain Bahasa Indonesia dan bahasa lainnya. Untuk itu, sangat diperlukan komitmen kuat dari pemerintah. Salah satu cara melestarikan bahasa daerah adalah, misalnya, dengan memasukkan bahasa daerah ke dalam kurikulum pendidikan. Tidak hanya di tingkat pendidikan Sekolah Dasar, namun juga tingkat pendidikan di atasnya. Guru yang mengampu mata pelajaran ini juga harus benar-benar kompeten di bidangnya. Sehingga, kelestarian bahasa daerah tetap terjaga.
Saya cinta Bahasa Indonesia, saya juga cinta bahasa daerah saya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dan nasional, sedangkan bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia. Salah satu warisan budaya yang perlu dijaga kelestariannya. Mari suarakan bahasa daerahmu. Melestarikan bahasa daerah bukan hanya tugas yang diletakkan di bahu Negara, namun merupakan tanggung jawab kita bersama.
Buang jauh-jauh pikiran "ndeso" atau "katrok" ketika berbicara dalam bahasa daerah. Buang persepsi dalam diri, merasa modern dan hebat, ketika mengaku tidak lagi bisa berbahasa daerah. Tegaskan dalam diri, menguasai bahasa daerah berarti cinta budaya bangsa, bangga menjadi bangsa Indonesia yang sangat beragam.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama Situs: Kompasiana.com
Alamat URL: http://bahasa.kompasiana.com/2011/12/10/%E2%80%98%E2%80%99suarakan-bahasa-daerahmu%E2%80%99%E2%80%99/
Penulis: Suryono Brandoi Siringo-ringo
Tanggal akses: 12 November 2012
Kontak: penulis(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Santi T., dan Berlin B.
Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Bls: Re: [i-kan-binaguru] Golden Age
---------------------------------------------------------------------
e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
---------------------------------------------------------------------
feirdi@yahoo.com
------------------------------
Pada Kam, 6 Des 2012 05:59 ICT cuilin_aling@yahoo.com menulis:
>---------------------------------------------------------------------
>e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
>---------------------------------------------------------------------
>
>Setuju
>Sent from BlackBerry® on 3
>
>-----Original Message-----
>From: walsinur silalahi <walsinur.silalahi@yahoo.com>
>Sender: i-kan-binaguru@hub.xc.org
>Date: Wed, 5 Dec 2012 21:06:10
>To: Diskusi e-BinaGuru<i-kan-binaguru@hub.xc.org>
>Reply-To: "Diskusi e-BinaGuru" <i-kan-binaguru@hub.xc.org>
>Subject: [i-kan-binaguru] Golden Age
>
>---------------------------------------------------------------------
>e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
>---------------------------------------------------------------------
>
>Pada usia dini 0-6 tahun, otak
>berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan
>menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah
>masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan
>mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai
>masa-masa emas anak (golden age).
>
>Sebuah penelitian yang dilakukan
>oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton
>menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya
>sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam
>kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan
>berhasil dalam pekerjaannya.
>
>Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya
>memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi
>anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya
>di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada
>anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder,
>penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter
>tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu
>akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya.
>Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder
>atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau
>mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka
>resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju
>kan?
>---------------------------------------------------------------------
> Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
>---------------------------------------------------------------------
>
>
>---------------------------------------------------------------------
> Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
>---------------------------------------------------------------------
>
---------------------------------------------------------------------
Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
---------------------------------------------------------------------
e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
---------------------------------------------------------------------
feirdi@yahoo.com
------------------------------
Pada Kam, 6 Des 2012 05:59 ICT cuilin_aling@yahoo.com menulis:
>---------------------------------------------------------------------
>e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
>---------------------------------------------------------------------
>
>Setuju
>Sent from BlackBerry® on 3
>
>-----Original Message-----
>From: walsinur silalahi <walsinur.silalahi@yahoo.com>
>Sender: i-kan-binaguru@hub.xc.org
>Date: Wed, 5 Dec 2012 21:06:10
>To: Diskusi e-BinaGuru<i-kan-binaguru@hub.xc.org>
>Reply-To: "Diskusi e-BinaGuru" <i-kan-binaguru@hub.xc.org>
>Subject: [i-kan-binaguru] Golden Age
>
>---------------------------------------------------------------------
>e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
>---------------------------------------------------------------------
>
>Pada usia dini 0-6 tahun, otak
>berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan
>menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah
>masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan
>mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai
>masa-masa emas anak (golden age).
>
>Sebuah penelitian yang dilakukan
>oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton
>menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya
>sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam
>kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan
>berhasil dalam pekerjaannya.
>
>Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya
>memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi
>anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya
>di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada
>anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder,
>penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter
>tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu
>akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya.
>Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder
>atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau
>mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka
>resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju
>kan?
>---------------------------------------------------------------------
> Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
>---------------------------------------------------------------------
>
>
>---------------------------------------------------------------------
> Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
> Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
>---------------------------------------------------------------------
>
---------------------------------------------------------------------
Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
---------------------------------------------------------------------
[e-Wanita] Edisi 99/Januari 2013 -- Mengatasi Rasa Kesal
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-Wanita -- Mengatasi Rasa Kesal
Edisi 99/Januari 2013
Shalom,
Selamat Tahun Baru 2013, Sahabat Wanita. Kami berharap e-Wanita akan bisa menemani Anda sepanjang tahun ini dengan menghadirkan berbagai bahan bacaan yang bermanfaat.
Bagaimana suasana hati Sahabat Wanita pada tahun yang baru ini? Pastinya penuh dengan sukacita, ya? Tetapi, apakah ada juga yang sedang merasakan kekesalan? Setiap kita tentu pernah merasa jengkel terhadap orang lain, entah itu suami, anak, teman, tetangga, bahkan orang yang baru pertama kali kita jumpai. Apa yang menyebabkan seseorang menjadi jengkel? Apa yang Alkitab katakan tentang rasa jengkel? Apa yang seharusnya anak-anak Tuhan lakukan jika ada seseorang yang membuatnya jengkel? Jangan menyimpan rasa jengkel dan kesal lama-lama di dalam hati Anda. Mari kita tepis semua itu dengan firman Tuhan dan kasih-Nya. Dengan menyimak artikel-artikel yang kami sajikan dalam edisi ini, kiranya hari-hari Anda selanjutnya lebih menyenangkan dan bebas dari rasa kesal. Tuhan Yesus memberkati.
Redaksi Tamu e-Wanita,
Novita Yuniarti
< http://wanita.sabda.org/ >
RENUNGAN WANITA: HATI YANG MENGAMPUNI (MAZMUR 25:18)
Suatu saat dalam kehidupan ini, kita semua mengalami pengkhianatan yang menyakitkan dari seorang teman; dan juga mengalami rasa sakit dan kekecewaan yang ditinggalkan oleh pengkhianatan itu. Saat hal ini terjadi, wajar apabila kita merasakan gelombang amarah kian meninggi di dalam hati kita. Bahkan, kita mungkin ingin balas dendam. Tidak ada sesuatu pun dari pengalaman ini yang membuat kita nyaman. Pengalaman itu membuat kita merasa gelisah, terganggu, pedih, dan tegang yang disertai dengan dorongan fisik untuk melakukan pembalasan.
Saat semua hal ini terjadi, ingatlah untuk mengambil napas yang dalam dan membiarkan semuanya itu berlalu. Ya, biarkan itu berlalu! Sama seperti Tuhan yang telah berulang kali mengampuni kita untuk semua sikap buruk kita terhadap-Nya, Ia akan membantu menyembuhkan rasa sakit itu dan membersihkan amarah dari hati kita. (t/Berlin B.)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Psalms for Women: God's Gifts of Inner Beauty, Peace, and Happiness
Judul asli artikel: The Forgiving Heart
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Honor Books, Tulsa, Oklahoma 2000
DUNIA WANITA 1: MENJADI KESAL DAN MUDAH TERSINGGUNG
Aku kesal! Apakah ini benar-benar suatu dosa, ataukah semata-mata suatu kesalahan kecil dalam diri seseorang yang dapat dilakukan oleh setiap manusia? Firman Allah memberitahukan kepada kita apa yang dapat ditimbulkan oleh hal ini. Matius 15:12 menceritakan tentang bagaimana pekerjaan Tuhan Yesus menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi. Mula-mula mereka "hanya" kesal, akan tetapi betapa hebat akibatnya! Penduduk kota Nazaret, tempat Ia dibesarkan, merasa dihina oleh sabda-Nya. Lalu, mereka menghalau Tuhan Yesus dan berusaha membunuh Dia dengan cara melemparkan Dia dari tebing gunung (Lukas 4:29). Kejengkelan seperti itulah yang menyebabkan Tuhan Yesus sangat menderita, dan mereka yang bersangkutan melakukan kesalahan besar. Pada masa kini, hal tersebut juga mendatangkan akibat yang serupa.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat akibat-akibat yang menggemparkan dari "dosa yang agaknya tidak berbahaya ini". Betapa sering suatu hubungan kasih terganggu oleh karena seseorang merasa jengkel, lalu saling mempersalahkan. Contoh lain, banyak pernikahan hancur karena suami atau istri selalu marah ketika mereka memperbincangkan sesuatu.
Apa yang dapat membuat kita jengkel? Karena kita tidak bersatu dengan kehendak Allah; karena ego kita sendiri. Segala sesuatu harus sesuai dengan maksud kita. Jika tidak sesuai dengan maksud kita, maka hal tersebut mengacaukan pikiran kita. Kita tidak menyadari bahwa segala sesuatu, kecil atau besar, yang datang dari manusia sesungguhnya diletakkan oleh Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila pikiran kita menjadi kacau, maka kita memberontak terhadap Tuhan, dan ini mendukakan Dia.
Perasaan jengkel atau mudah tersinggung sifatnya sama seperti marah. Orang yang mudah jengkel, kemungkinan adalah seorang pemarah. Jika kita membiasakan hal tersebut menguasai kita, maka kita telah menjadi alat Iblis yang merusak persekutuan kasih. Selain itu, jika kita tidak dapat menguasai diri kita, maka kita telah melakukan tindakan yang berlawanan dengan kehendak Allah.
Kita sering berusaha meminta maaf karena kita jengkel. Kita mengatakan bahwa hal itu disebabkan syaraf kita yang lemah atau kita sedang merasa "putus asa". Perasaan mudah tersinggung dan jengkel, sebenarnya keluar dari hati kita yang jahat dan tidak ada sangkut-pautnya dengan kelelahan atau syaraf yang lemah.
Kita menyadari bahwa ada banyak hal yang bisa membuat kita mudah tersinggung, namun kita sering menganggapnya sebagai sesuatu yang lazim dan bukan dosa. Untuk itu, kita harus membawa hal-hal tersebut kepada-Nya, serta bersandar pada penebusan Tuhan Yesus dan darah-Nya yang mengandung kesembuhan bagi setiap dosa. Dengan demikian, kita akan merasa malu saat kita menjadi jengkel. Kita seharusnya mengetahui bahwa kita mendukakan Tuhan Yesus dan berbuat salah karena merusak sebagian dari kerajaan-Nya.
Jika kita mulai merasa kesal, kita harus menghadapinya dan berkata, "Tuhan telah menetapkan hal ini. Keadaan ini, kata-kata ini, orang ini, atau apa pun adanya, sesungguhnya didatangkan oleh Tuhan kepadaku. Ini adalah sebagian dari rencana-Nya." Jika hal itu terjadi dalam suatu situasi yang genting sehingga mengakibatkan kita "meledak" dalam sebuah pembicaraan, segeralah meminta maaf. Hal membenci dosa dan merasa menyesal karena dosa, akan mendorong kita untuk menyelesaikan hal itu dengan Tuhan dan mengatakan kepada-Nya bahwa kita telah menjadi kesal hati. Jika kita mohon pengampunan kepada Tuhan Yesus, kita juga harus bersedia untuk bertobat secara konkret dan meminta maaf kepada mereka yang kita sakiti.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buletin: Gema Kalvari, Edisi 67, Mei -- Juni 2006
Penulis: LKS
Penerbit: Lembaga Pelayanan Terpadu "GEMA KALVARI", Salatiga
Halaman: 15 -- 18
DUNIA WANITA 2: BELAJAR MENGAMPUNI
Pengampunan tidak dimaksudkan untuk keuntungan diri kita saja. Kita harus menjadi saluran dari kasih Allah. Kita yang telah mendapat pengampunan harus menjadi orang yang mau mengampuni -- mengampuni sesama atas kesalahan dan ketidakadilan yang mereka lakukan terhadap kita. Masing-masing kita perlu belajar untuk mengampuni (Matius 6:12; Efesus 4:32).
Kristus berharap agar kita mengampuni orang lain dengan sepenuhnya dan dengan rela (hati), dengan cara yang sama sebagaimana Dia mengampuni kita. Ia bercerita tentang pengampunan dan ketidaksediaan untuk mengampuni dalam Matius 18:23-35. Perikop ini berkenaan dengan seorang penguasa yang menjumpai salah satu hambanya yang berutang padanya sebesar 10.000 talenta. Ini adalah jumlah yang besar! Jumlah yang tak mungkin terbayar, bahkan kalau hamba itu bekerja seumur hidupnya untuk hal itu. Raja adalah gambaran dari Bapa Surgawi, sedangkan hamba adalah gambaran dari kita.
Karena hamba itu tidak memiliki apa pun untuk membayar utangnya, penguasa itu memerintahkan supaya ia, keluarganya, dan semua yang ia miliki, dijual. Maka sujudlah hamba itu menyembah tuannya. Hamba itu seharusnya sudah mengetahui ketidakmampuannya dan kira-kira berkata seperti ini, "Maafkanlah kiranya atas utang-utang itu. Aku mohon, janganlah menjual aku, keluargaku, dan milikku; kalau pun tuan mengambil itu semuanya, belumlah cukup untuk melunasi utangku." Tapi hamba itu tidak mengatakan begitu. Dia berkata, "Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunaskan." Acap kali dalam diri kita ada kecenderungan untuk menaruh percaya pada diri sendiri, merasa sombong dalam perkara-perkara yang kita kira dapat kita kerjakan. Sikap seperti ini tidak benar. Kita tak dapat berbuat sesuatu tanpa anugerah Allah.
Lalu tergeraklah hati tuan itu oleh belas kasihan, sehingga ia membebaskannya dari utangnya dan mengampuninya. Kemudian hamba itu keluar dan bertemu dengan seorang hamba lain (kawannya) yang berutang sedikit padanya -- 100 dinar (satu dinar sama dengan gaji satu hari). Hamba yang telah diampuni tersebut (hamba pertama) tidak mau mengampuni kawannya yang berutang padanya sebagaimana ia telah mendapat pengampunan, meskipun kawannya membuat permohonan yang sama seperti seperti dirinya. Hamba yang pertama tidak menaruh belas kasihan sedikit pun dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara, sehingga ia tidak akan mampu melunasi utangnya. Ada orang-orang, yang kalau saja kita mau bersabar terhadap mereka, ada kemungkinan anugerah Allah akan bekerja dalam diri mereka, mereka dapat berubah. Allah dapat mengubah mereka untuk hal-hal yang bagi kita tak dapat diampuni dan diterima.
Apa yang terjadi atas hamba yang telah mendapat pengampunan total, tetapi tidak mau mengampuni yang sedikit? Tuannya mendapati apa yang telah dia perbuat dan menyerahkan hamba yang jahat itu kepada algojo-algojo. Yesus tidak mengajarkan bahwa orang-orang Kristen yang tidak mengampuni orang lain tidak akan masuk surga, tetapi Tuhan mengajarkan bahwa dengan ketidaksediaan kita untuk mengampuni orang lain, akan mendatangkan banyak kesusahan dan siksaan bagi diri kita sendiri selama di dunia ini. Kita akan menjumpai bahwa kepahitan, kemarahan, dan ketidaksediaan untuk mengampuni, akan membuat tuntutan yang dahsyat atas kita secara jasmani dan emosi. Kita akan menjadi aus, bahkan menderita sakit jasmani, sebab hati kita penuh kebencian dan kepahitan.
Pada hakikatnya, kita bukanlah orang yang suka mengampuni orang lain. Kalau seseorang berbuat salah kepada kita, kita cenderung ingin membalasnya. Paulus mengingatkan, "Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan" (Roma 12:19). Bila kita membiarkan pikiran-pikiran yang tidak mengampuni tinggal dan tumbuh dalam hati kita, hal-hal ini akan menumbuhkan akar kepahitan (Ibrani 12:15).
Jauh lebih baik mengampuni dan melupakan daripada membenci dan mengingatnya. Meskipun hal tersebut tidaklah mudah dilakukan, namun hanya oleh anugerah Allah dan kuasa Roh Kudus, kita dapat mengampuni. Kita dapat mendoakan orang yang telah bersalah kepada kita. Dengan cara ini, kita menaruh berkat atas mereka dan bukan kutuk, memberi mereka yang baik bukan yang jahat (Amsal 19:11).
Jangan biarkan kesalahan yang dilakukan satu hari berkelanjutan menjadi dendam, suatu ketidaksediaan untuk mengampuni. Tiap hari, kita harus berlatih untuk mengampuni (Efesus 4:26).
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah: Hidup dalam Kristus, Vol.18 No.2
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Pusat Hidup Baru, Solo
Halaman: 14 -- 15
Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip/
BCA Pasar Legi Solo, No.0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-Wanita -- Mengatasi Rasa Kesal
Edisi 99/Januari 2013
Shalom,
Selamat Tahun Baru 2013, Sahabat Wanita. Kami berharap e-Wanita akan bisa menemani Anda sepanjang tahun ini dengan menghadirkan berbagai bahan bacaan yang bermanfaat.
Bagaimana suasana hati Sahabat Wanita pada tahun yang baru ini? Pastinya penuh dengan sukacita, ya? Tetapi, apakah ada juga yang sedang merasakan kekesalan? Setiap kita tentu pernah merasa jengkel terhadap orang lain, entah itu suami, anak, teman, tetangga, bahkan orang yang baru pertama kali kita jumpai. Apa yang menyebabkan seseorang menjadi jengkel? Apa yang Alkitab katakan tentang rasa jengkel? Apa yang seharusnya anak-anak Tuhan lakukan jika ada seseorang yang membuatnya jengkel? Jangan menyimpan rasa jengkel dan kesal lama-lama di dalam hati Anda. Mari kita tepis semua itu dengan firman Tuhan dan kasih-Nya. Dengan menyimak artikel-artikel yang kami sajikan dalam edisi ini, kiranya hari-hari Anda selanjutnya lebih menyenangkan dan bebas dari rasa kesal. Tuhan Yesus memberkati.
Redaksi Tamu e-Wanita,
Novita Yuniarti
< http://wanita.sabda.org/ >
RENUNGAN WANITA: HATI YANG MENGAMPUNI (MAZMUR 25:18)
Suatu saat dalam kehidupan ini, kita semua mengalami pengkhianatan yang menyakitkan dari seorang teman; dan juga mengalami rasa sakit dan kekecewaan yang ditinggalkan oleh pengkhianatan itu. Saat hal ini terjadi, wajar apabila kita merasakan gelombang amarah kian meninggi di dalam hati kita. Bahkan, kita mungkin ingin balas dendam. Tidak ada sesuatu pun dari pengalaman ini yang membuat kita nyaman. Pengalaman itu membuat kita merasa gelisah, terganggu, pedih, dan tegang yang disertai dengan dorongan fisik untuk melakukan pembalasan.
Saat semua hal ini terjadi, ingatlah untuk mengambil napas yang dalam dan membiarkan semuanya itu berlalu. Ya, biarkan itu berlalu! Sama seperti Tuhan yang telah berulang kali mengampuni kita untuk semua sikap buruk kita terhadap-Nya, Ia akan membantu menyembuhkan rasa sakit itu dan membersihkan amarah dari hati kita. (t/Berlin B.)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Psalms for Women: God's Gifts of Inner Beauty, Peace, and Happiness
Judul asli artikel: The Forgiving Heart
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Honor Books, Tulsa, Oklahoma 2000
DUNIA WANITA 1: MENJADI KESAL DAN MUDAH TERSINGGUNG
Aku kesal! Apakah ini benar-benar suatu dosa, ataukah semata-mata suatu kesalahan kecil dalam diri seseorang yang dapat dilakukan oleh setiap manusia? Firman Allah memberitahukan kepada kita apa yang dapat ditimbulkan oleh hal ini. Matius 15:12 menceritakan tentang bagaimana pekerjaan Tuhan Yesus menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi. Mula-mula mereka "hanya" kesal, akan tetapi betapa hebat akibatnya! Penduduk kota Nazaret, tempat Ia dibesarkan, merasa dihina oleh sabda-Nya. Lalu, mereka menghalau Tuhan Yesus dan berusaha membunuh Dia dengan cara melemparkan Dia dari tebing gunung (Lukas 4:29). Kejengkelan seperti itulah yang menyebabkan Tuhan Yesus sangat menderita, dan mereka yang bersangkutan melakukan kesalahan besar. Pada masa kini, hal tersebut juga mendatangkan akibat yang serupa.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat akibat-akibat yang menggemparkan dari "dosa yang agaknya tidak berbahaya ini". Betapa sering suatu hubungan kasih terganggu oleh karena seseorang merasa jengkel, lalu saling mempersalahkan. Contoh lain, banyak pernikahan hancur karena suami atau istri selalu marah ketika mereka memperbincangkan sesuatu.
Apa yang dapat membuat kita jengkel? Karena kita tidak bersatu dengan kehendak Allah; karena ego kita sendiri. Segala sesuatu harus sesuai dengan maksud kita. Jika tidak sesuai dengan maksud kita, maka hal tersebut mengacaukan pikiran kita. Kita tidak menyadari bahwa segala sesuatu, kecil atau besar, yang datang dari manusia sesungguhnya diletakkan oleh Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila pikiran kita menjadi kacau, maka kita memberontak terhadap Tuhan, dan ini mendukakan Dia.
Perasaan jengkel atau mudah tersinggung sifatnya sama seperti marah. Orang yang mudah jengkel, kemungkinan adalah seorang pemarah. Jika kita membiasakan hal tersebut menguasai kita, maka kita telah menjadi alat Iblis yang merusak persekutuan kasih. Selain itu, jika kita tidak dapat menguasai diri kita, maka kita telah melakukan tindakan yang berlawanan dengan kehendak Allah.
Kita sering berusaha meminta maaf karena kita jengkel. Kita mengatakan bahwa hal itu disebabkan syaraf kita yang lemah atau kita sedang merasa "putus asa". Perasaan mudah tersinggung dan jengkel, sebenarnya keluar dari hati kita yang jahat dan tidak ada sangkut-pautnya dengan kelelahan atau syaraf yang lemah.
Kita menyadari bahwa ada banyak hal yang bisa membuat kita mudah tersinggung, namun kita sering menganggapnya sebagai sesuatu yang lazim dan bukan dosa. Untuk itu, kita harus membawa hal-hal tersebut kepada-Nya, serta bersandar pada penebusan Tuhan Yesus dan darah-Nya yang mengandung kesembuhan bagi setiap dosa. Dengan demikian, kita akan merasa malu saat kita menjadi jengkel. Kita seharusnya mengetahui bahwa kita mendukakan Tuhan Yesus dan berbuat salah karena merusak sebagian dari kerajaan-Nya.
Jika kita mulai merasa kesal, kita harus menghadapinya dan berkata, "Tuhan telah menetapkan hal ini. Keadaan ini, kata-kata ini, orang ini, atau apa pun adanya, sesungguhnya didatangkan oleh Tuhan kepadaku. Ini adalah sebagian dari rencana-Nya." Jika hal itu terjadi dalam suatu situasi yang genting sehingga mengakibatkan kita "meledak" dalam sebuah pembicaraan, segeralah meminta maaf. Hal membenci dosa dan merasa menyesal karena dosa, akan mendorong kita untuk menyelesaikan hal itu dengan Tuhan dan mengatakan kepada-Nya bahwa kita telah menjadi kesal hati. Jika kita mohon pengampunan kepada Tuhan Yesus, kita juga harus bersedia untuk bertobat secara konkret dan meminta maaf kepada mereka yang kita sakiti.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buletin: Gema Kalvari, Edisi 67, Mei -- Juni 2006
Penulis: LKS
Penerbit: Lembaga Pelayanan Terpadu "GEMA KALVARI", Salatiga
Halaman: 15 -- 18
DUNIA WANITA 2: BELAJAR MENGAMPUNI
Pengampunan tidak dimaksudkan untuk keuntungan diri kita saja. Kita harus menjadi saluran dari kasih Allah. Kita yang telah mendapat pengampunan harus menjadi orang yang mau mengampuni -- mengampuni sesama atas kesalahan dan ketidakadilan yang mereka lakukan terhadap kita. Masing-masing kita perlu belajar untuk mengampuni (Matius 6:12; Efesus 4:32).
Kristus berharap agar kita mengampuni orang lain dengan sepenuhnya dan dengan rela (hati), dengan cara yang sama sebagaimana Dia mengampuni kita. Ia bercerita tentang pengampunan dan ketidaksediaan untuk mengampuni dalam Matius 18:23-35. Perikop ini berkenaan dengan seorang penguasa yang menjumpai salah satu hambanya yang berutang padanya sebesar 10.000 talenta. Ini adalah jumlah yang besar! Jumlah yang tak mungkin terbayar, bahkan kalau hamba itu bekerja seumur hidupnya untuk hal itu. Raja adalah gambaran dari Bapa Surgawi, sedangkan hamba adalah gambaran dari kita.
Karena hamba itu tidak memiliki apa pun untuk membayar utangnya, penguasa itu memerintahkan supaya ia, keluarganya, dan semua yang ia miliki, dijual. Maka sujudlah hamba itu menyembah tuannya. Hamba itu seharusnya sudah mengetahui ketidakmampuannya dan kira-kira berkata seperti ini, "Maafkanlah kiranya atas utang-utang itu. Aku mohon, janganlah menjual aku, keluargaku, dan milikku; kalau pun tuan mengambil itu semuanya, belumlah cukup untuk melunasi utangku." Tapi hamba itu tidak mengatakan begitu. Dia berkata, "Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunaskan." Acap kali dalam diri kita ada kecenderungan untuk menaruh percaya pada diri sendiri, merasa sombong dalam perkara-perkara yang kita kira dapat kita kerjakan. Sikap seperti ini tidak benar. Kita tak dapat berbuat sesuatu tanpa anugerah Allah.
Lalu tergeraklah hati tuan itu oleh belas kasihan, sehingga ia membebaskannya dari utangnya dan mengampuninya. Kemudian hamba itu keluar dan bertemu dengan seorang hamba lain (kawannya) yang berutang sedikit padanya -- 100 dinar (satu dinar sama dengan gaji satu hari). Hamba yang telah diampuni tersebut (hamba pertama) tidak mau mengampuni kawannya yang berutang padanya sebagaimana ia telah mendapat pengampunan, meskipun kawannya membuat permohonan yang sama seperti seperti dirinya. Hamba yang pertama tidak menaruh belas kasihan sedikit pun dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara, sehingga ia tidak akan mampu melunasi utangnya. Ada orang-orang, yang kalau saja kita mau bersabar terhadap mereka, ada kemungkinan anugerah Allah akan bekerja dalam diri mereka, mereka dapat berubah. Allah dapat mengubah mereka untuk hal-hal yang bagi kita tak dapat diampuni dan diterima.
Apa yang terjadi atas hamba yang telah mendapat pengampunan total, tetapi tidak mau mengampuni yang sedikit? Tuannya mendapati apa yang telah dia perbuat dan menyerahkan hamba yang jahat itu kepada algojo-algojo. Yesus tidak mengajarkan bahwa orang-orang Kristen yang tidak mengampuni orang lain tidak akan masuk surga, tetapi Tuhan mengajarkan bahwa dengan ketidaksediaan kita untuk mengampuni orang lain, akan mendatangkan banyak kesusahan dan siksaan bagi diri kita sendiri selama di dunia ini. Kita akan menjumpai bahwa kepahitan, kemarahan, dan ketidaksediaan untuk mengampuni, akan membuat tuntutan yang dahsyat atas kita secara jasmani dan emosi. Kita akan menjadi aus, bahkan menderita sakit jasmani, sebab hati kita penuh kebencian dan kepahitan.
Pada hakikatnya, kita bukanlah orang yang suka mengampuni orang lain. Kalau seseorang berbuat salah kepada kita, kita cenderung ingin membalasnya. Paulus mengingatkan, "Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan" (Roma 12:19). Bila kita membiarkan pikiran-pikiran yang tidak mengampuni tinggal dan tumbuh dalam hati kita, hal-hal ini akan menumbuhkan akar kepahitan (Ibrani 12:15).
Jauh lebih baik mengampuni dan melupakan daripada membenci dan mengingatnya. Meskipun hal tersebut tidaklah mudah dilakukan, namun hanya oleh anugerah Allah dan kuasa Roh Kudus, kita dapat mengampuni. Kita dapat mendoakan orang yang telah bersalah kepada kita. Dengan cara ini, kita menaruh berkat atas mereka dan bukan kutuk, memberi mereka yang baik bukan yang jahat (Amsal 19:11).
Jangan biarkan kesalahan yang dilakukan satu hari berkelanjutan menjadi dendam, suatu ketidaksediaan untuk mengampuni. Tiap hari, kita harus berlatih untuk mengampuni (Efesus 4:26).
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah: Hidup dalam Kristus, Vol.18 No.2
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Pusat Hidup Baru, Solo
Halaman: 14 -- 15
Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip/
BCA Pasar Legi Solo, No.0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
(e-RH) Januari 03 -- CATATAN KAKI
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 3 Januari 2013
Bacaan : Roma 3:21-31
Setahun: Kejadian 7-9
Nats: ... dan oleh anugerah-Nya telah dibenarkan dengan cuma-cuma
melalui penebusan dalam Kristus Yesus. (Roma 3:24)
Judul:
CATATAN KAKI
Untuk menarik perhatian pembeli, banyak produk yang berjanji
memberikan sesuatu secara gratis setelah kita membeli barang dalam
jumlah tertentu. Beli dua produk, dapat produk gratis satu. Beli
sepeda motor mendapat hadiah televisi gratis. Beli rumah mendapat
bonus mobil gratis. Jika saldo tabungan kita mencapai angka
tertentu, kita mendapat tiket berlibur ke luar negeri secara gratis.
Namun, pada iklan itu biasanya terdapat sebuah catatan kaki bertanda
bintang dengan tulisan yang sangat kecil, jauh lebih kecil dari font
tulisan iklannya. Bunyinya: "Syarat dan ketentuan berlaku." Jika
tidak jeli, banyak pembeli yang merasa tertipu dan akhirnya kecewa.
"Tak ada makan siang gratis, " kata sebuah slogan. Ada benarnya.
Jika Anda mendapat sesuatu secara gratis, sesungguhnya itu karena
ada seseorang yang telah membayarkannya untuk Anda, dengan atau
tanpa Anda sadari.
Orang-orang berdosa dapat diselamatkan dan dibenarkan karena Kristus
telah membayar semua utang dosa manusia. Tak ada upaya manusia yang
membuatnya dapat diselamatkan. Keselamatan hanya dimungkinkan jika
kita beriman kepada Kristus. Karena kasih-Nya, Dia telah membayar
utang kita dengan lunas. Tak ada lagi yang perlu kita tambahkan.
Pada kebenaran ini terdapat catatan kaki dengan font tulisan yang
besar: "Telah dibayar lunas oleh Yesus Kristus".
Ingatlah senantiasa "catatan kaki" kerohanian kita tersebut.
Hiduplah sesuai dengan identitas baru kita sebagai orang yang sudah
diselamatkan dan dibenarkan. --HEM
TUHAN YESUS KRISTUS SUDAH MELUNASI SELURUH UTANG DOSA KITA
TAK PERLU LAGI KITA MENCICILNYA TIAP HARI DENGAN PERASAAN BERSALAH
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/01/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/01/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Roma+3:21-31
Roma 3:21-31
21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah
dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan
Kitab-kitab para nabi,
22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua
orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah,
24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena
penebusan dalam Kristus Yesus.
25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian
karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk
menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa
yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini,
supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang
percaya kepada Yesus.
27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada!
Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan
berdasarkan iman!
28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan
bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
29 Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia
juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah
Allah bangsa-bangsa lain!
30 Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik
orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak
bersunat juga karena iman.
31 Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman?
Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+7-9
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+7-9
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Donasi:
BCA No. 456 500 8880 a.n. YAY Gloria
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 3 Januari 2013
Bacaan : Roma 3:21-31
Setahun: Kejadian 7-9
Nats: ... dan oleh anugerah-Nya telah dibenarkan dengan cuma-cuma
melalui penebusan dalam Kristus Yesus. (Roma 3:24)
Judul:
CATATAN KAKI
Untuk menarik perhatian pembeli, banyak produk yang berjanji
memberikan sesuatu secara gratis setelah kita membeli barang dalam
jumlah tertentu. Beli dua produk, dapat produk gratis satu. Beli
sepeda motor mendapat hadiah televisi gratis. Beli rumah mendapat
bonus mobil gratis. Jika saldo tabungan kita mencapai angka
tertentu, kita mendapat tiket berlibur ke luar negeri secara gratis.
Namun, pada iklan itu biasanya terdapat sebuah catatan kaki bertanda
bintang dengan tulisan yang sangat kecil, jauh lebih kecil dari font
tulisan iklannya. Bunyinya: "Syarat dan ketentuan berlaku." Jika
tidak jeli, banyak pembeli yang merasa tertipu dan akhirnya kecewa.
"Tak ada makan siang gratis, " kata sebuah slogan. Ada benarnya.
Jika Anda mendapat sesuatu secara gratis, sesungguhnya itu karena
ada seseorang yang telah membayarkannya untuk Anda, dengan atau
tanpa Anda sadari.
Orang-orang berdosa dapat diselamatkan dan dibenarkan karena Kristus
telah membayar semua utang dosa manusia. Tak ada upaya manusia yang
membuatnya dapat diselamatkan. Keselamatan hanya dimungkinkan jika
kita beriman kepada Kristus. Karena kasih-Nya, Dia telah membayar
utang kita dengan lunas. Tak ada lagi yang perlu kita tambahkan.
Pada kebenaran ini terdapat catatan kaki dengan font tulisan yang
besar: "Telah dibayar lunas oleh Yesus Kristus".
Ingatlah senantiasa "catatan kaki" kerohanian kita tersebut.
Hiduplah sesuai dengan identitas baru kita sebagai orang yang sudah
diselamatkan dan dibenarkan. --HEM
TUHAN YESUS KRISTUS SUDAH MELUNASI SELURUH UTANG DOSA KITA
TAK PERLU LAGI KITA MENCICILNYA TIAP HARI DENGAN PERASAAN BERSALAH
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/01/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/01/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Roma+3:21-31
Roma 3:21-31
21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah
dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan
Kitab-kitab para nabi,
22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua
orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah,
24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena
penebusan dalam Kristus Yesus.
25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian
karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk
menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa
yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini,
supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang
percaya kepada Yesus.
27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada!
Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan
berdasarkan iman!
28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan
bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
29 Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia
juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah
Allah bangsa-bangsa lain!
30 Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik
orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak
bersunat juga karena iman.
31 Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman?
Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+7-9
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Kejadian+7-9
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Donasi:
BCA No. 456 500 8880 a.n. YAY Gloria
Subscribe to:
Posts (Atom)