Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
KADOS -- Edisi 181 (23 -- 29 Desember 2013)
Salam sukacita dalam Kristus,
Minggu ini, kita semua akan larut dalam khidmatnya ibadah peringatan Natal di gereja kita masing-masing. Sungguh indah melihat semua orang percaya datang untuk bersyukur kepada Allah yang telah memberikan Putra Tunggal-Nya demi keselamatan orang-orang percaya. Kiranya, sukacita yang dirasakan Maria, Yusuf, bala tentara malaikat, para gembala, dan orang-orang Majus juga kita rasakan. Biarlah hati kita dipenuhi dengan ucapan syukur yang melimpah atas anugerah-Nya yang mulia ini.
Redaksi tamu KADOS,
Davida
< http://doa.sabda.org >
23 Desember 2013 -- Persiapan Malam Natal dan Peringatan Natal
Pada tanggal 24 Desember, orang-orang percaya di seluruh dunia akan mengikuti ibadah malam Natal. Sedangkan, pada tanggal 25 Desember, akan dilangsungkan ibadah untuk memperingati Natal. Gereja maupun persekutuan-persekutuan orang percaya pastinya sudah akan menyelesaikan persiapan demi persiapan untuk kedua acara penting tersebut. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar persiapan yang dilakukan dapat maksimal sehingga ibadah malam Natal dan peringatan hari Natal menjadi persembahan yang terbaik untuk Tuhan Yesus. Berdoalah pula agar setiap orang yang terlibat dalam persiapan tersebut diberikan hati yang penuh sukacita dalam melayani.
24 Desember 2013 -- Ibadah Malam Natal
Hari ini, ibadah malam Natal dilangsungkan di banyak gereja di Indonesia. Berdoalah agar Tuhan Yesus membuka hati setiap anggota jemaat agar memiliki kerinduan untuk datang bersekutu dengan saudara-saudara seiman dalam menyambut peringatan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Berdoalah pula agar di setiap tempat penyelenggaraan ibadah ini, suasananya kondusif dan gereja dapat menjadi saksi yang baik bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.
25 Desember 2013 -- Hari Natal 2013
Selamat hari Natal 2013. Pada hari ini, kita merayakan kelahiran Sang Juru Selamat kita, Yesus Kristus. Melalui kelahiran-Nya, kita semakin diteguhkan bahwa Allah begitu mengasihi kita melalui kedatangan anak-Nya ke dunia ini. Kiranya di Natal ini, semua umat kristiani bisa memaknai Natal secara benar agar Natal ini semakin mendekatkan mereka kepada Kristus, dan terus hidup sesuai dengan kebenaran firman-Nya. Marilah kita bersama-sama berdoa untuk semua umat kristiani di Indonesia agar mereka bisa merayakan Natal dengan hati yang penuh kerinduan akan kasih Kristus. Berdoalah juga agar Natal tahun ini bisa menjadi berkat bagi umat kristiani dan mereka yang belum percaya.
26 Desember 2013 -- Hamba-Hamba Tuhan yang Melayani Ibadah-Ibadah Perayaan Natal
Dalam setiap perayaan Natal, tentu saja yang menjadi fokus dari acara tersebut adalah khotbah dari firman Tuhan sehubungan dengan peristiwa penting: kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Hamba-hamba Tuhan biasanya akan menjadi lebih sibuk dari hari-hari biasanya selama bulan Desember ini. Bersyukur kepada Tuhan Yesus atas setiap hamba-Nya yang telah Dia berikan tugas untuk melayani jemaat dalam setiap perayaan Natal. Kiranya, firman Tuhan yang disampaikan melalui mereka menjadi berkat bagi setiap jemaat dan Roh Kudus bekerja dalam hati setiap orang yang mendengarkan firman untuk lebih mengasihi Tuhan hari lepas hari.
27 Desember 2013 -- Perayaan Natal di Penjara-Penjara
Perayaan Natal tidak hanya dilakukan di gereja atau kelompok persekutuan di rumah-rumah. Penjara merupakan salah satu tempat diadakannya perayaan Natal, khusus untuk para narapidana yang beragama Kristen. Biasanya, para narapidana sendiri yang mengatur acara ini, dengan dukungan pengurus Lapas. Tetapi, bisa juga acara diadakan oleh sebuah yayasan Kristen, gereja, atau persekutuan tertentu dengan mengundang para narapidana yang ada di situ. Bersyukurlah kepada Tuhan Yesus karena Natal bisa dilakukan di mana saja, bahkan di penjara sekalipun. Berdoalah agar firman Tuhan yang disampaikan dalam acara tersebut dapat semakin melembutkan hati setiap narapidana sehingga hidup mereka benar-benar dipulihkan oleh Tuhan Yesus.
28 Desember 2013 -- Natal dalam Keluarga
Meskipun perayaan Natal sudah dilakukan dalam gereja, tetapi ada juga keluarga-keluarga Kristen yang punya tradisi merayakan Natal dalam keluarga mereka. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar tradisi ini bukan sekadar waktu untuk bertemu dengan keluarga besar, tetapi menjadi ajang untuk saling menyaksikan kemurahan Tuhan dalam hidup setiap anggota keluarga.
29 Desember 2013 -- Liburan Natal dan Tahun Baru
Bulan Desember biasanya identik dengan libur panjang, terutama bagi umat kristiani. Mengapa? Karena pada bulan ini, ada beberapa hari libur seperti: libur Natal dan libur Tahun Baru. Biasanya, pada masa liburan ini, jalur transportasi akan terlihat semakin padat. Jadi, jika Anda ingin bepergian, berhati-hatilah di jalan raya, dan jika Anda tidak bepergian, gunakan kesempatan liburan ini untuk melakukan kegiatan yang berguna. Untuk itu, marilah kita berdoa kepada Tuhan Yesus agar setiap orang bisa menikmati dan menggunakan masa liburan ini dengan sebaik mungkin. Berdoalah juga untuk umat kristiani agar bisa meluangkan waktu untuk mengisi liburan ini dengan merenungkan penyertaan dan kebaikan kasih Tuhan selama setahun ini.
Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: Santi T.
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kados/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Saturday, December 21, 2013
(e-RH) Desember 22 -- TELADAN ORANGTUA
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 22 Desember 2013
Bacaan : Yesaya 49:14-21
Setahun: 2 Yohanes-Yudas
Nats: Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya,
Aku tidak akan melupakan engkau. (Yesaya 49:15)
Judul:
TELADAN ORANGTUA
Sebagai orangtua, kadang saya terintimidasi dengan nasihat bahwa
orangtua harus mendidik anaknya bukan hanya dengan perkataan, namun
juga dengan teladan. Tentu saya ingin menjadi teladan, namun tidak
sedikit cara hidup saya yang tidak patut diteladani. Bagaimana
menyikapinya? Untuk menggambarkan kesetiaan Allah, Yesaya antara lain
membandingkan kasih Allah dengan kasih ibu. Ibu atau orangtua
berpotensi melukai dan bahkan meninggalkan anak kandungnya, tetapi
Allah tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya. Mengapa kita tidak
menggarisbawahi fakta ini dalam pengasuhan anak?
Matthew Sims, dalam blog Grace for Sinners, bercerita bagaimana ia
berjanji kepada anaknya. Anaknya berulang-ulang menagih janji itu.
Karena belum dapat menepatinya, ia berkata, "Ayah mengasihimu dan,
saat ayah berjanji, ayah akan berusaha keras untuk menepatinya.
Namun, siapa coba yang tidak pernah melanggar janji? Tuhan.
Sekalipun ayah sudah berusaha sebaik mungkin, bisa saja terjadi
hal-hal yang tak terduga. Namun, tidak ada yang dapat menggagalkan
rencana Tuhan. Dia merancangkan segala sesuatu dan memegang kendali
atas segala situasi."
Cara yang inspiratif! Dengan itu, anak diarahkan untuk memandang
bukan kepada manusia, melainkan kepada Tuhan, dan mengandalkan
kedaulatan-Nya. Anak juga melihat bahwa orangtuanya cukup rendah
hati untuk mengakui kelemahannya dan bersedia berpaling kepada
anugerah Tuhan untuk mengatasi kelemahan itu. Ini teladan yang bakal
sulit dilupakan anak, bukan? --Arie Saptaji
TELADAN TERBAIK YANG DAPAT DIBERIKAN ORANGTUA:
MENGARAHKAN ANAK UNTUK BERPEGANG TEGUH PADA KESETIAAN TUHAN.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/12/22/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+49:14-21
Yesaya 49:14-21
14 Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah
melupakan aku."
15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya,
Aku tidak akan melupakan engkau.
16 Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku;
tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
17 Orang-orang yang membangun engkau datang bersegera, tetapi
orang-orang yang merombak dan merusak engkau meninggalkan
engkau.
18 Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua
berhimpun datang kepadamu. Demi Aku yang hidup, demikianlah
firman TUHAN, sungguh, mereka semua akan kaupakai sebagai
perhiasan, dan mereka akan kaulilitkan, seperti yang dilakukan
pengantin perempuan.
19 Sebab tempat-tempatmu yang tandus dan sunyi sepi dan negerimu
yang dirombak, sungguh, sekarang terlalu sempit untuk sekian
banyak pendudukmu dan orang-orang yang mau menelan engkau akan
menjauh.
20 Malahan, anak-anakmu yang kausangka hilang akan berkata
kepadamu: "Tempat itu terlalu sempit bagiku, menyisihlah, supaya
aku dapat diam di situ!"
21 Maka engkau akan berkata dalam hatimu: "Siapakah yang telah
melahirkan sekaliannya ini bagiku? Bukankah aku bulus dan
mandul, diangkut ke dalam pembuangan dan disingkirkan? Tetapi
anak-anak ini, siapakah yang membesarkan mereka? Sesungguhnya,
aku tertinggal seorang diri, tetapi mereka ini, dari manakah
datangnya?"
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?2+Yohanes-Yudas
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Yohanes-Yudas
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 22 Desember 2013
Bacaan : Yesaya 49:14-21
Setahun: 2 Yohanes-Yudas
Nats: Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya,
Aku tidak akan melupakan engkau. (Yesaya 49:15)
Judul:
TELADAN ORANGTUA
Sebagai orangtua, kadang saya terintimidasi dengan nasihat bahwa
orangtua harus mendidik anaknya bukan hanya dengan perkataan, namun
juga dengan teladan. Tentu saya ingin menjadi teladan, namun tidak
sedikit cara hidup saya yang tidak patut diteladani. Bagaimana
menyikapinya? Untuk menggambarkan kesetiaan Allah, Yesaya antara lain
membandingkan kasih Allah dengan kasih ibu. Ibu atau orangtua
berpotensi melukai dan bahkan meninggalkan anak kandungnya, tetapi
Allah tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya. Mengapa kita tidak
menggarisbawahi fakta ini dalam pengasuhan anak?
Matthew Sims, dalam blog Grace for Sinners, bercerita bagaimana ia
berjanji kepada anaknya. Anaknya berulang-ulang menagih janji itu.
Karena belum dapat menepatinya, ia berkata, "Ayah mengasihimu dan,
saat ayah berjanji, ayah akan berusaha keras untuk menepatinya.
Namun, siapa coba yang tidak pernah melanggar janji? Tuhan.
Sekalipun ayah sudah berusaha sebaik mungkin, bisa saja terjadi
hal-hal yang tak terduga. Namun, tidak ada yang dapat menggagalkan
rencana Tuhan. Dia merancangkan segala sesuatu dan memegang kendali
atas segala situasi."
Cara yang inspiratif! Dengan itu, anak diarahkan untuk memandang
bukan kepada manusia, melainkan kepada Tuhan, dan mengandalkan
kedaulatan-Nya. Anak juga melihat bahwa orangtuanya cukup rendah
hati untuk mengakui kelemahannya dan bersedia berpaling kepada
anugerah Tuhan untuk mengatasi kelemahan itu. Ini teladan yang bakal
sulit dilupakan anak, bukan? --Arie Saptaji
TELADAN TERBAIK YANG DAPAT DIBERIKAN ORANGTUA:
MENGARAHKAN ANAK UNTUK BERPEGANG TEGUH PADA KESETIAAN TUHAN.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/12/22/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+49:14-21
Yesaya 49:14-21
14 Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah
melupakan aku."
15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya,
Aku tidak akan melupakan engkau.
16 Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku;
tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
17 Orang-orang yang membangun engkau datang bersegera, tetapi
orang-orang yang merombak dan merusak engkau meninggalkan
engkau.
18 Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua
berhimpun datang kepadamu. Demi Aku yang hidup, demikianlah
firman TUHAN, sungguh, mereka semua akan kaupakai sebagai
perhiasan, dan mereka akan kaulilitkan, seperti yang dilakukan
pengantin perempuan.
19 Sebab tempat-tempatmu yang tandus dan sunyi sepi dan negerimu
yang dirombak, sungguh, sekarang terlalu sempit untuk sekian
banyak pendudukmu dan orang-orang yang mau menelan engkau akan
menjauh.
20 Malahan, anak-anakmu yang kausangka hilang akan berkata
kepadamu: "Tempat itu terlalu sempit bagiku, menyisihlah, supaya
aku dapat diam di situ!"
21 Maka engkau akan berkata dalam hatimu: "Siapakah yang telah
melahirkan sekaliannya ini bagiku? Bukankah aku bulus dan
mandul, diangkut ke dalam pembuangan dan disingkirkan? Tetapi
anak-anak ini, siapakah yang membesarkan mereka? Sesungguhnya,
aku tertinggal seorang diri, tetapi mereka ini, dari manakah
datangnya?"
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?2+Yohanes-Yudas
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Yohanes-Yudas
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Friday, December 20, 2013
(e-RH) Desember 21 -- KETAATAN YUSUF
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 21 Desember 2013
Bacaan : Matius 1:18-25
Setahun: 1 Yohanes 4-5
Nats: Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu
kepadanya. (Matius 1:24)
Judul:
KETAATAN YUSUF
Jika menuruti keinginan hatinya, Yusuf bisa saja pergi
meninggalkan Maria, tunangannya yang sedang mengandung bukan karena
berhubungan dengannya. Ia bisa punya banyak alasan untuk menceraikan
Maria; orang tak akan menyalahkan keputusannya. Tetapi, ia tidak
melakukannya. Ia tidak mengambil pilihan itu. Yusuf memilih untuk
menaati perintah Allah, agar ia memperistri Maria selamanya. Ia
percaya akan kata-kata malaikat Tuhan dalam mimpinya malam itu.
Sebuah keputusan yang jarang dan mungkin belum pernah diambil oleh
seorang pria: mengetahui tunangannya hamil bukan karena perbuatannya
dan tetap mempertahankan hubungan tersebut. Yusuf berani mengambil
keputusan itu dan bersedia menanggung segala risiko yang pasti tidak
mudah. Ia harus bertahan menghadapi gunjingan orang atas kondisi
Maria yang hamil sebelum mereka menikah. Begitu menikah, ia sudah
harus repot menjaga Maria dan mempersiapkan kelahiran bayinya.
Dalam hidup ini, tak jarang kita mengalami perkara yang tidak kita
inginkan atau tidak pernah terlintas dalam pikiran kita. Bisa jadi
kita harus ikut menanggung konsekuensi tindakan orang lain. Masih
maukah kita mendengarkan dan menaati Tuhan untuk tetap tinggal dan
menyelesaikan perkara tersebut sekalipun harus menghadapi risiko
yang berat? Bukan sebuah pilihan yang menyenangkan dan mudah jika
kita tidak mengerti rencana indah di balik perkara tersebut. Kita
hanya bisa menyelesaikan dan melewati perkara itu dengan bersandar
dan percaya sepenuhnya akan rencana indah-Nya. -Istiasih
KETAATAN KEPADA KEHENDAK ALLAH ADALAH RAHASIA
UNTUK MEMPEROLEH WAWASAN DAN PENGETAHUAN ROHANI -ERIC LIDDLE
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/12/21/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Matius+1:18-25
Matius 1:18-25
18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu
Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung
dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau
mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud
menceraikannya dengan diam-diam.
20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan
nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud,
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab
anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia
Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa
mereka."
22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh
nabi:
23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel"
--yang berarti: Allah menyertai kita.
24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang
diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria
sebagai isterinya,
25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya
laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?1+Yohanes+4-5
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/1+Yohanes+4-5
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 21 Desember 2013
Bacaan : Matius 1:18-25
Setahun: 1 Yohanes 4-5
Nats: Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu
kepadanya. (Matius 1:24)
Judul:
KETAATAN YUSUF
Jika menuruti keinginan hatinya, Yusuf bisa saja pergi
meninggalkan Maria, tunangannya yang sedang mengandung bukan karena
berhubungan dengannya. Ia bisa punya banyak alasan untuk menceraikan
Maria; orang tak akan menyalahkan keputusannya. Tetapi, ia tidak
melakukannya. Ia tidak mengambil pilihan itu. Yusuf memilih untuk
menaati perintah Allah, agar ia memperistri Maria selamanya. Ia
percaya akan kata-kata malaikat Tuhan dalam mimpinya malam itu.
Sebuah keputusan yang jarang dan mungkin belum pernah diambil oleh
seorang pria: mengetahui tunangannya hamil bukan karena perbuatannya
dan tetap mempertahankan hubungan tersebut. Yusuf berani mengambil
keputusan itu dan bersedia menanggung segala risiko yang pasti tidak
mudah. Ia harus bertahan menghadapi gunjingan orang atas kondisi
Maria yang hamil sebelum mereka menikah. Begitu menikah, ia sudah
harus repot menjaga Maria dan mempersiapkan kelahiran bayinya.
Dalam hidup ini, tak jarang kita mengalami perkara yang tidak kita
inginkan atau tidak pernah terlintas dalam pikiran kita. Bisa jadi
kita harus ikut menanggung konsekuensi tindakan orang lain. Masih
maukah kita mendengarkan dan menaati Tuhan untuk tetap tinggal dan
menyelesaikan perkara tersebut sekalipun harus menghadapi risiko
yang berat? Bukan sebuah pilihan yang menyenangkan dan mudah jika
kita tidak mengerti rencana indah di balik perkara tersebut. Kita
hanya bisa menyelesaikan dan melewati perkara itu dengan bersandar
dan percaya sepenuhnya akan rencana indah-Nya. -Istiasih
KETAATAN KEPADA KEHENDAK ALLAH ADALAH RAHASIA
UNTUK MEMPEROLEH WAWASAN DAN PENGETAHUAN ROHANI -ERIC LIDDLE
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/12/21/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Matius+1:18-25
Matius 1:18-25
18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu
Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung
dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau
mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud
menceraikannya dengan diam-diam.
20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan
nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud,
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab
anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia
Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa
mereka."
22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh
nabi:
23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel"
--yang berarti: Allah menyertai kita.
24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang
diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria
sebagai isterinya,
25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya
laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?1+Yohanes+4-5
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/1+Yohanes+4-5
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Thursday, December 19, 2013
[i-kan-humor] [e-Humor] RESTORAN SERBA ADA -- 2295 Desember/2013
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
e-Humor
2295, Desember 2013
Shalom,
Sebagian dari Anda mungkin sudah berencana menikmati liburan Natal. Salah satu agenda favorit beberapa orang untuk mengisi liburan adalah wisata kuliner. Berkeliling kota dari satu warung makan ke warung makan lainnya, mencicipi keanekaragaman kuliner. Seandainya Anda bisa menemukan Restoran Serba Ada seperti di bawah ini, makanan apa yang kira-kira akan Anda pesan? Selamat membaca. :)
Pemimpin Redaksi e-Humor,
Yegar
< yegar(at)in-christ.net >
< http://humor.sabda.org/ >
2295. RESTORAN SERBA ADA
Sebuah restoran memasang spanduk bertuliskan "MENYEDIAKAN SEGALA JENIS MASAKAN". Seorang pengunjung masuk ke dalam restoran tersebut.
Pengunjung: Apa maksud dari spanduk di depan?
Pelayan: Kami menyediakan segala jenis masakan. Bahkan, masakan yang paling aneh yang bisa Anda pikirkan, kami akan menyediakannya.
Pengunjung: Benarkah? Baiklah, saya akan memesan masakan daging macan kumbang asam manis.
Pelayan: Mohon ditunggu.
Beberapa menit kemudian, pelayan tersebut datang. Sang pengunjung sudah menebak bahwa pesanannya tidak ada, "Hahaha, pasti kalian tidak memiliki daging macan kumbang ya?"
Pelayan tersebut kemudian menjelaskan, "Maaf Pak, kami tidak bisa menyediakan pesanan Bapak karena kami kehabisan saus tomat. Apakah Anda ingin macan kumbang goreng tepung?"
[Sumber: Great Clean Jokes, halaman 37]
Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung! (Roma 14:20) < http://alkitab.sabda.org/?Roma+14:20 >
KUIS HUMOR
Kuis minggu lalu 203: "Apa nama tempat asal Lidia si penjual kain ungu?"
Jawaban dari pelanggan Publikasi e-Humor:
- Anny S <godwithanny5ms@xxx>: Kota Tiatira di Filipi (Kisah 16:14).
- Ronald <ronald@xxx>: TIATIRA (Kisah Para Rasul 16:14).
Jawaban e-Humor: Tiatira (Kisah Para Rasul 16:14).
Selamat ya buat sahabat e-Humor yang sudah berhasil menjawab dengan benar. O ya, e-Humor ingin memberi tahu bahwa untuk edisi Jumat 27 Desember 2013 dan 3 Januari 2013, kita tidak akan bermain kuis Alkitab dulu ya.
Bagi Anda yang memiliki tebak-tebakan untuk dipasang sebagai kuis di e-Humor, silakan kirim ke: < humor(at)sabda.org >. Kami tunggu jawaban dan kirimannya, ya. Terima kasih banyak!
Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Yegar dan Lusia
Berlangganan: subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-Humor
2295, Desember 2013
Shalom,
Sebagian dari Anda mungkin sudah berencana menikmati liburan Natal. Salah satu agenda favorit beberapa orang untuk mengisi liburan adalah wisata kuliner. Berkeliling kota dari satu warung makan ke warung makan lainnya, mencicipi keanekaragaman kuliner. Seandainya Anda bisa menemukan Restoran Serba Ada seperti di bawah ini, makanan apa yang kira-kira akan Anda pesan? Selamat membaca. :)
Pemimpin Redaksi e-Humor,
Yegar
< yegar(at)in-christ.net >
< http://humor.sabda.org/ >
2295. RESTORAN SERBA ADA
Sebuah restoran memasang spanduk bertuliskan "MENYEDIAKAN SEGALA JENIS MASAKAN". Seorang pengunjung masuk ke dalam restoran tersebut.
Pengunjung: Apa maksud dari spanduk di depan?
Pelayan: Kami menyediakan segala jenis masakan. Bahkan, masakan yang paling aneh yang bisa Anda pikirkan, kami akan menyediakannya.
Pengunjung: Benarkah? Baiklah, saya akan memesan masakan daging macan kumbang asam manis.
Pelayan: Mohon ditunggu.
Beberapa menit kemudian, pelayan tersebut datang. Sang pengunjung sudah menebak bahwa pesanannya tidak ada, "Hahaha, pasti kalian tidak memiliki daging macan kumbang ya?"
Pelayan tersebut kemudian menjelaskan, "Maaf Pak, kami tidak bisa menyediakan pesanan Bapak karena kami kehabisan saus tomat. Apakah Anda ingin macan kumbang goreng tepung?"
[Sumber: Great Clean Jokes, halaman 37]
Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung! (Roma 14:20) < http://alkitab.sabda.org/?Roma+14:20 >
KUIS HUMOR
Kuis minggu lalu 203: "Apa nama tempat asal Lidia si penjual kain ungu?"
Jawaban dari pelanggan Publikasi e-Humor:
- Anny S <godwithanny5ms@xxx>: Kota Tiatira di Filipi (Kisah 16:14).
- Ronald <ronald@xxx>: TIATIRA (Kisah Para Rasul 16:14).
Jawaban e-Humor: Tiatira (Kisah Para Rasul 16:14).
Selamat ya buat sahabat e-Humor yang sudah berhasil menjawab dengan benar. O ya, e-Humor ingin memberi tahu bahwa untuk edisi Jumat 27 Desember 2013 dan 3 Januari 2013, kita tidak akan bermain kuis Alkitab dulu ya.
Bagi Anda yang memiliki tebak-tebakan untuk dipasang sebagai kuis di e-Humor, silakan kirim ke: < humor(at)sabda.org >. Kami tunggu jawaban dan kirimannya, ya. Terima kasih banyak!
Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Yegar dan Lusia
Berlangganan: subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
[i-kan-untuk-reformed] Mengapa Yesus Kristus Lahir Melalui Anak Dara? -- Edisi 147/Desember 2013
______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
e-Reformed -- Mengapa Yesus Kristus Lahir Melalui Anak Dara?
Edisi 147/Desember 2013
DAFTAR ISI:
ARTIKEL: MENGAPA YESUS KRISTUS LAHIR MELALUI ANAK DARA?
STOP PRESS: PUBLIKASI BIO-KRISTI
Dear e-Reformed Netters,
Bulan Desember telah tiba, waktunya kita merayakan Natal sekaligus
mempersiapkan diri untuk menyongsong tahun yang baru. Bagaimana
dengan persiapan Natal di tempat Anda melayani atau bersekutu? Saya
harap persiapan tersebut bukan sekadar untuk mengadakan perayaan
Natal yang meriah atau mewah, melainkan yang terpenting setiap
anggota tubuh Kristus mengalami makna sejati kelahiran Bayi Yesus
Kristus, dalam rangkaian rencana keselamatan Allah bagi orang percaya.
Pada edisi terakhir e-Reformed tahun 2013 ini, saya memilih sebuah
artikel Natal yang diambil dari website GKA Gloria dan ditulis oleh
Ev. Liem Sien Liong. Mengapa Kristus harus dilahirkan? Tidakkah Dia
bisa langsung turun dari surga dan menyelamatkan umat-Nya? Dan,
mengapa harus lahir dari perempuan yang belum menikah? Artikel ini
menjelaskan tentang alasan Kristus memilih untuk lahir melalui anak
dara, yang dibagi menjadi empat bagian: Penggenapan Janji Allah,
Allah yang Kudus Berjumpa dengan Manusia Berdosa, Menjamin
Kemanusiaan Yesus Tidak Berdosa, dan Makna Kelahiran Melalui Anak
Dara bagi Iman Kita.
Saya harap artikel ini dapat membuka mata, pikiran, dan hati kita
lebih dalam untuk menyambut Natal ini. Tidak lupa, segenap Redaksi
e-Reformed mengucapkan, "Selamat memperingati Kelahiran Yesus Kristus
dan selamat menyambut tahun baru 2014. Soli Deo Gloria."
Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Teddy Wirawan
< teddy(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >
ARTIKEL: MENGAPA YESUS KRISTUS LAHIR MELALUI ANAK DARA?
Pertanyaan yang sering diajukan berkaitan dengan kelahiran Yesus
Kristus (Natal) adalah: Mengapa Yesus Kristus harus lahir melalui
anak dara? Tidak cukupkah Ia lahir seperti manusia pada umumnya?
Bagaimana mungkin seorang perempuan yang belum bersuami dapat melahirkan anak?
PENGGENAPAN JANJI ALLAH
Ketika kita menilai peristiwa kelahiran Yesus Kristus melalui anak
dara, yang perlu kita ketahui adalah Allah telah menggenapi
janji-Nya. Pada saat manusia melanggar perintah Allah dan jatuh ke
dalam dosa (Kejadian 3), Allah berfirman (bernubuat) kepada manusia
bahwa "keturunan perempuan" akan meremukkan kepala si ular (Iblis).
Istilah "keturunan perempuan" sebenarnya bukanlah istilah yang wajar
dalam tradisi Yahudi, mengingat garis keturunan selalu dihubungkan
dengan laki-laki, bukan perempuan (bdk. Kejadian 5). Namun, faktanya
Musa, sang penulis Kitab Kejadian, tidak menuliskannya "keturunan
laki-laki", sebaliknya dituliskan "keturunan perempuan" (Kejadian
3:15). Apakah Musa telah melakukan suatu kekeliruan? Tentu saja
tidak! Ia menulis apa yang Allah janjikan bagi keselamatan manusia
yang telah jatuh ke dalam dosa, bahwa melalui "keturunan perempuan"
akan lahir Juru Selamat manusia. Artinya, Sang Juru selamat manusia
dilahirkan bukan dari hasil hubungan antara laki-laki dan perempuan,
tetapi melalui "perempuan" saja.
Janji Allah ini kemudian diberitakan-Nya kembali pada zaman Nabi
Yesaya, "Sesungguhnya, seorang perempuan muda (gadis) mengandung dan
akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia
Imanuel." (Yesaya 7:14) Nubuatan ini mengacu pada berita yang sama,
bahwa Sang Imanuel, Juru Selamat manusia, akan lahir melalui seorang
gadis muda. Maka, sesuai waktu dan rencana-Nya (Galatia 4:4), Allah
menggenapi janji tersebut melalui seorang gadis muda bernama Maria
(Lukas 1:34-38). Bagaimana Allah melakukan-Nya? Sesuai janji-Nya, Ia
melakukannya tanpa keterlibatan seorang laki-laki (Yusuf).
Dalam silsilah Yesus Kristus, Matius memberikan penjelasan yang
menarik tentang hal ini. Dari Matius 1:2-15, ia menggunakan bentuk
kata kerja aktif untuk kata "memperanakkan". Namun, ketika ia sampai
pada kelahiran Yesus Kristus (ayat 16), ia mengatakannya dengan
bentuk yang berbeda: (1) Yusuf tidak dikatakan memperanakkan Yesus
Kristus secara langsung seperti silsilah sebelumnya. (2) Kelahiran
Yesus dihubungkan dengan Maria, bukan Yusuf. Lembaga Alkitab
Indonesia (LAI) tampaknya juga memahami hal ini dengan tepat melalui
penggunaan kata yang berbeda. Untuk silsilah sebelumnya, seperti
"Abraham memperanakkan Ishak", LAI memakai kata "memperanakkan" yang
berarti keterlibatan secara aktif Abraham dalam menurunkan Ishak.
Namun, ketika menerjemahkan kelahiran Yesus, LAI menggunakan kata:
"melahirkan" yang menjelaskan bahwa kelahiran Yesus itu tidak ada
keterlibatan Yusuf secara langsung dalam memperanakkan-Nya. (3) Kata
"melahirkan" (ayat 16) berbentuk pasif sehingga hal ini menjelaskan
bahwa, meskipun kelahiran Yesus Kristus melalui seorang gadis: Maria,
namun kelahiran-Nya adalah mutlak tindakan Allah sendiri, yakni
bagaimana Allah (Putra) menjadi manusia (bdk. Yohanes 1:14; Matius
1:20; Lukas 1:35). Jadi, Yesus Kristus datang melalui seorang gadis
bernama Maria adalah penggenapan janji Allah sehingga melalui Yesus
Kristus, manusia berdosa dapat diselamatkan (bdk. Yohanes 3:16-21; 14:6).
ALLAH YANG KUDUS BERJUMPA DENGAN MANUSIA BERDOSA
Keberdosaan manusia telah membuat dirinya tidak layak berdiri di
hadapan kekudusan Allah. Manusia yang mencoba berhadapan muka dengan
Allah secara langsung pasti binasa. Kondisi ini sangat mengerikan
karena kekudusan Allah tidak dapat berjumpa dengan keberdosaan manusia.
Ketika Musa ingin berhadapan muka dengan Allah secara langsung, apa
yang terjadi? Allah harus melindungi Musa dengan tangan-Nya,
menempatkannya di lekuk gunung, dan apa yang dapat dilihat Musa? Musa
hanya melihat bagian belakang Allah, sebab tidak ada seorang pun yang
dapat melihat Allah dapat hidup (Keluaran 33:18-23).
Namun, melalui kelahiran anak dara, Allah hadir di tengah-tengah
umat-Nya. Allah memakai kelahiran melalui anak dara agar manusia
dapat melihat-Nya secara langsung. Kelahiran anak dara merupakan
sarana yang tepat, yang membuat keilahian Allah dapat bersatu dengan
kemanusiaan, seperti perkataan Yohanes, "Firman itu telah menjadi
manusia, ...." (Yohanes 1:14) Mengapa Allah harus menjadi manusia?
Sebab, "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang
menyatakan-Nya." (Yohanes 1:18) Artinya, Allah harus menjadi manusia
supaya manusia dapat berjumpa dengan-Nya.
Hal ini menjelaskan dua hal: Pertama, kekristenan tidak pernah
menempatkan manusia Yesus menjadi Allah, seolah-olah kekristenan
mengakui bahwa manusia biasa dapat menjadi Allah. Sebaliknya,
kekristenan mengakui Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Yesus
adalah Allah sejati dan manusia sejati sehingga melalui-Nya, Allah
yang kudus dapat berjumpa dengan manusia yang berdosa. Melalui-Nya
pula, Allah yang kudus mendamaikan diri-Nya dengan manusia berdosa (2
Korintus 5:17-19). Jadi, Allah memakai kelahiran melalui anak dara
agar diri-Nya dapat berjumpa dengan manusia berdosa. Dengan jalan ini
pula, yakni melalui Yesus Kristus (Allah dan Manusia sejati), Ia
membuka jalan bagi keselamatan manusia (Yohanes 14:6).
Kedua, kekristenan tidak pernah mengakui bahwa Yesus berubah menjadi
Allah pada saat Ia dibaptis di sungai Yordan (bdk. Matius 3:16-17),
seperti pengakuan bidat-bidat Kristen. Sebaliknya, Alkitab
menjelaskan bahwa kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara
membuktikan Dia adalah Allah yang menjadi manusia, bukan manusia yang
diangkat menjadi Allah. Yohanes 1:1-3, 14-18, 8:42, 58; dan Wahyu
1:8, 17-18 membuktikan tentang praeksistensi Yesus, yang adalah
Allah, dan dengan cara kelahiran melalui anak dara, Ia hadir di
tengah-tengah manusia berdosa, agar barangsiapa percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal (Yohanes 3:16).
MENJAMIN KEMANUSIAAN YESUS TIDAK BERDOSA
Mungkin kita bertanya, "Kelahiran melalui manusia yang berdosa, sudah
pasti berdosa; bagaimana kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara
Maria dapat tidak berdosa? Bukankah Maria adalah seorang berdosa?"
Maria adalah manusia berdosa adalah benar. Sebab, kekristenan tidak
pernah mengakui Maria sebagai seseorang yang dilahirkan kudus oleh
Allah. Alkitab sendiri menjelaskan bahwa Maria memerlukan Allah
sebagai Juru Selamatnya (Lukas 1:47), dan ia juga mempersembahkan
kurban persembahan sebagai penghapusan dosa (Lukas 2:22-24; bdk.
Imamat 12:6-8). Ini berarti Maria adalah manusia berdosa. Namun,
bagaimana kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara Maria dapat
menjamin ketidakberdosaan-Nya?
Alkitab menjelaskan bahwa kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara
tidak bergantung pada keberadaan Maria yang berdosa, tetapi "Kuasa
Allah yang Mahatinggi", sehingga "anak yang akan dilahirkannya adalah
kudus, Anak Allah" (Lukas 1:35). Perkataan Malaikat kepada Maria
tersebut menjawab dua hal: (1) Peristiwa kelahiran Yesus Kristus
melalui anak dara adalah karena kuasa Allah; (2) Kuasa Allah sendiri
yang menjamin kemanusiaan Yesus tidak berdosa (kudus). Hal ini sama
seperti yang diungkapkan Matius ketika ia menjelaskan kelahiran Yesus
melalui Maria. Matius menggunakan bentuk kata pasif untuk kata
"melahirkan" meskipun Yesus lahir dari Maria. Penggunaan bentuk pasif
tersebut menjelaskan bahwa Allah Roh Kuduslah yang menjamin
kemanusiaan Yesus yang dikandung Maria adalah kudus. Dengan kata
lain, kelahiran melalui anak dara Maria dapat menjamin kekudusan
kemanusiaan Yesus Kristus dalam arti: (1) tidak ada keterlibatan
manusia berdosa (laki-laki) di dalamnya; (2) Keterlibatan pasif
Maria. Artinya, Yesus lahir dari rahim Maria, tetapi kekudusan Yesus
bukan bergantung pada keberdosaan Maria, tetapi peran Roh Kudus di
dalamnya. Malaikat berkata, "Sebab anak yang di dalam kandungannya
adalah dari Roh Kudus" (Matius 1:20). Itulah sebabnya, di dalam
pengakuan Iman rasuli dikatakan, "Aku percaya kepada Yesus Kristus,
yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria."
MAKNA KELAHIRAN MELALUI ANAK DARA BAGI IMAN KITA
Kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara Maria memiliki implikasi
yang signifikan bagi iman kita: Pertama, Allah tidak pernah berdusta
terhadap janji-Nya. Kedua, Allah selalu berinisiatif untuk mengasihi
kita. Ketiga, kita memiliki jalan pendamaian melalui Yesus Kristus,
yang adalah Allah sejati dan manusia sejati. Keempat, Yesus adalah
satu-satunya jalan (perantara) bagi kita berjumpa dengan Allah (bukan
melalui Maria, sebab kelahiran melalui anak dara menekankan siapa
Yesus sebenarnya, bukan menekankan status Maria). Kelima, Yesus
adalah satu-satunya Juru Selamat manusia, sebab di dalam-Nya kita
mendapatkan pendamaian dengan Allah.
Kiranya dalam menyambut atau memperingati Natal tahun ini, iman kita
semakin dikuatkan, berakar, bertumbuh, dan berbuah di dalam Dia.
Kiranya Natal tidak membuat kita sibuk, tanpa memperoleh pengertian
yang mendasar darinya. Sebaliknya, Natal menjadikan kita semakin
mengenal Dia. Amin.
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Gereja Kristen Abdiel Gloria
Alamat URL: http://gkagloria.or.id/artikel/an09.php
Penulis: Ev. Liem Sien Liong
Tanggal akses: 10 Desember 2013
STOP PRESS: PUBLIKASI BIO-KRISTI
Sumber-sumber apa saja yang sudah Anda miliki untuk mengakses
informasi mengenai tokoh-tokoh Alkitab maupun tokoh-tokoh Kristen di
dunia? Apakah salah satunya adalah Publikasi Bio-Kristi?
Jika Anda belum memiliki Publikasi Bio-Kristi, mari, bergabunglah
sekarang juga. Dengan berlangganan Publikasi Bio-Kristi, Anda akan
menerima informasi berharga, khususnya tentang riwayat dan karya yang
ditinggalkan oleh para tokoh yang berjasa di dunia Kristen dan di
dunia pada umumnya. Bio-Kristi diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA
< http://ylsa.org > setiap hari Kamis minggu kedua.
Apakah Anda berminat? Caranya sangat mudah dan GRATIS! Hanya dengan
mengirimkan alamat email Anda ke < biografi(at)sabda.org >, maka Anda
akan menerima Publikasi Bio-Kristi setiap satu bulan sekali di kotak
masuk e-mail Anda. Tunggu apa lagi? Bergabunglah sekarang juga!
Informasi lebih lengkap: http://biokristi.sabda.org/
Kontak: reformed(at)sabda.org
Redaksi: Teddy Wirawan, Yulia Oeniyati, dan Ryan
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
______________________________e-Reformed______________________________
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
Kontak Redaksi: < reformed(a t)sabda.org >
Untuk mendaftar: < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Arsip e-Reformed: < http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed >
SOTeRI: < http://soteri.sabda.org/ >
Situs YLSA: < http://www.ylsa.org/ >
Situs SABDA Katalog: < http://katalog.sabda.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
e-Reformed -- Mengapa Yesus Kristus Lahir Melalui Anak Dara?
Edisi 147/Desember 2013
DAFTAR ISI:
ARTIKEL: MENGAPA YESUS KRISTUS LAHIR MELALUI ANAK DARA?
STOP PRESS: PUBLIKASI BIO-KRISTI
Dear e-Reformed Netters,
Bulan Desember telah tiba, waktunya kita merayakan Natal sekaligus
mempersiapkan diri untuk menyongsong tahun yang baru. Bagaimana
dengan persiapan Natal di tempat Anda melayani atau bersekutu? Saya
harap persiapan tersebut bukan sekadar untuk mengadakan perayaan
Natal yang meriah atau mewah, melainkan yang terpenting setiap
anggota tubuh Kristus mengalami makna sejati kelahiran Bayi Yesus
Kristus, dalam rangkaian rencana keselamatan Allah bagi orang percaya.
Pada edisi terakhir e-Reformed tahun 2013 ini, saya memilih sebuah
artikel Natal yang diambil dari website GKA Gloria dan ditulis oleh
Ev. Liem Sien Liong. Mengapa Kristus harus dilahirkan? Tidakkah Dia
bisa langsung turun dari surga dan menyelamatkan umat-Nya? Dan,
mengapa harus lahir dari perempuan yang belum menikah? Artikel ini
menjelaskan tentang alasan Kristus memilih untuk lahir melalui anak
dara, yang dibagi menjadi empat bagian: Penggenapan Janji Allah,
Allah yang Kudus Berjumpa dengan Manusia Berdosa, Menjamin
Kemanusiaan Yesus Tidak Berdosa, dan Makna Kelahiran Melalui Anak
Dara bagi Iman Kita.
Saya harap artikel ini dapat membuka mata, pikiran, dan hati kita
lebih dalam untuk menyambut Natal ini. Tidak lupa, segenap Redaksi
e-Reformed mengucapkan, "Selamat memperingati Kelahiran Yesus Kristus
dan selamat menyambut tahun baru 2014. Soli Deo Gloria."
Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Teddy Wirawan
< teddy(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >
ARTIKEL: MENGAPA YESUS KRISTUS LAHIR MELALUI ANAK DARA?
Pertanyaan yang sering diajukan berkaitan dengan kelahiran Yesus
Kristus (Natal) adalah: Mengapa Yesus Kristus harus lahir melalui
anak dara? Tidak cukupkah Ia lahir seperti manusia pada umumnya?
Bagaimana mungkin seorang perempuan yang belum bersuami dapat melahirkan anak?
PENGGENAPAN JANJI ALLAH
Ketika kita menilai peristiwa kelahiran Yesus Kristus melalui anak
dara, yang perlu kita ketahui adalah Allah telah menggenapi
janji-Nya. Pada saat manusia melanggar perintah Allah dan jatuh ke
dalam dosa (Kejadian 3), Allah berfirman (bernubuat) kepada manusia
bahwa "keturunan perempuan" akan meremukkan kepala si ular (Iblis).
Istilah "keturunan perempuan" sebenarnya bukanlah istilah yang wajar
dalam tradisi Yahudi, mengingat garis keturunan selalu dihubungkan
dengan laki-laki, bukan perempuan (bdk. Kejadian 5). Namun, faktanya
Musa, sang penulis Kitab Kejadian, tidak menuliskannya "keturunan
laki-laki", sebaliknya dituliskan "keturunan perempuan" (Kejadian
3:15). Apakah Musa telah melakukan suatu kekeliruan? Tentu saja
tidak! Ia menulis apa yang Allah janjikan bagi keselamatan manusia
yang telah jatuh ke dalam dosa, bahwa melalui "keturunan perempuan"
akan lahir Juru Selamat manusia. Artinya, Sang Juru selamat manusia
dilahirkan bukan dari hasil hubungan antara laki-laki dan perempuan,
tetapi melalui "perempuan" saja.
Janji Allah ini kemudian diberitakan-Nya kembali pada zaman Nabi
Yesaya, "Sesungguhnya, seorang perempuan muda (gadis) mengandung dan
akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia
Imanuel." (Yesaya 7:14) Nubuatan ini mengacu pada berita yang sama,
bahwa Sang Imanuel, Juru Selamat manusia, akan lahir melalui seorang
gadis muda. Maka, sesuai waktu dan rencana-Nya (Galatia 4:4), Allah
menggenapi janji tersebut melalui seorang gadis muda bernama Maria
(Lukas 1:34-38). Bagaimana Allah melakukan-Nya? Sesuai janji-Nya, Ia
melakukannya tanpa keterlibatan seorang laki-laki (Yusuf).
Dalam silsilah Yesus Kristus, Matius memberikan penjelasan yang
menarik tentang hal ini. Dari Matius 1:2-15, ia menggunakan bentuk
kata kerja aktif untuk kata "memperanakkan". Namun, ketika ia sampai
pada kelahiran Yesus Kristus (ayat 16), ia mengatakannya dengan
bentuk yang berbeda: (1) Yusuf tidak dikatakan memperanakkan Yesus
Kristus secara langsung seperti silsilah sebelumnya. (2) Kelahiran
Yesus dihubungkan dengan Maria, bukan Yusuf. Lembaga Alkitab
Indonesia (LAI) tampaknya juga memahami hal ini dengan tepat melalui
penggunaan kata yang berbeda. Untuk silsilah sebelumnya, seperti
"Abraham memperanakkan Ishak", LAI memakai kata "memperanakkan" yang
berarti keterlibatan secara aktif Abraham dalam menurunkan Ishak.
Namun, ketika menerjemahkan kelahiran Yesus, LAI menggunakan kata:
"melahirkan" yang menjelaskan bahwa kelahiran Yesus itu tidak ada
keterlibatan Yusuf secara langsung dalam memperanakkan-Nya. (3) Kata
"melahirkan" (ayat 16) berbentuk pasif sehingga hal ini menjelaskan
bahwa, meskipun kelahiran Yesus Kristus melalui seorang gadis: Maria,
namun kelahiran-Nya adalah mutlak tindakan Allah sendiri, yakni
bagaimana Allah (Putra) menjadi manusia (bdk. Yohanes 1:14; Matius
1:20; Lukas 1:35). Jadi, Yesus Kristus datang melalui seorang gadis
bernama Maria adalah penggenapan janji Allah sehingga melalui Yesus
Kristus, manusia berdosa dapat diselamatkan (bdk. Yohanes 3:16-21; 14:6).
ALLAH YANG KUDUS BERJUMPA DENGAN MANUSIA BERDOSA
Keberdosaan manusia telah membuat dirinya tidak layak berdiri di
hadapan kekudusan Allah. Manusia yang mencoba berhadapan muka dengan
Allah secara langsung pasti binasa. Kondisi ini sangat mengerikan
karena kekudusan Allah tidak dapat berjumpa dengan keberdosaan manusia.
Ketika Musa ingin berhadapan muka dengan Allah secara langsung, apa
yang terjadi? Allah harus melindungi Musa dengan tangan-Nya,
menempatkannya di lekuk gunung, dan apa yang dapat dilihat Musa? Musa
hanya melihat bagian belakang Allah, sebab tidak ada seorang pun yang
dapat melihat Allah dapat hidup (Keluaran 33:18-23).
Namun, melalui kelahiran anak dara, Allah hadir di tengah-tengah
umat-Nya. Allah memakai kelahiran melalui anak dara agar manusia
dapat melihat-Nya secara langsung. Kelahiran anak dara merupakan
sarana yang tepat, yang membuat keilahian Allah dapat bersatu dengan
kemanusiaan, seperti perkataan Yohanes, "Firman itu telah menjadi
manusia, ...." (Yohanes 1:14) Mengapa Allah harus menjadi manusia?
Sebab, "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang
menyatakan-Nya." (Yohanes 1:18) Artinya, Allah harus menjadi manusia
supaya manusia dapat berjumpa dengan-Nya.
Hal ini menjelaskan dua hal: Pertama, kekristenan tidak pernah
menempatkan manusia Yesus menjadi Allah, seolah-olah kekristenan
mengakui bahwa manusia biasa dapat menjadi Allah. Sebaliknya,
kekristenan mengakui Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Yesus
adalah Allah sejati dan manusia sejati sehingga melalui-Nya, Allah
yang kudus dapat berjumpa dengan manusia yang berdosa. Melalui-Nya
pula, Allah yang kudus mendamaikan diri-Nya dengan manusia berdosa (2
Korintus 5:17-19). Jadi, Allah memakai kelahiran melalui anak dara
agar diri-Nya dapat berjumpa dengan manusia berdosa. Dengan jalan ini
pula, yakni melalui Yesus Kristus (Allah dan Manusia sejati), Ia
membuka jalan bagi keselamatan manusia (Yohanes 14:6).
Kedua, kekristenan tidak pernah mengakui bahwa Yesus berubah menjadi
Allah pada saat Ia dibaptis di sungai Yordan (bdk. Matius 3:16-17),
seperti pengakuan bidat-bidat Kristen. Sebaliknya, Alkitab
menjelaskan bahwa kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara
membuktikan Dia adalah Allah yang menjadi manusia, bukan manusia yang
diangkat menjadi Allah. Yohanes 1:1-3, 14-18, 8:42, 58; dan Wahyu
1:8, 17-18 membuktikan tentang praeksistensi Yesus, yang adalah
Allah, dan dengan cara kelahiran melalui anak dara, Ia hadir di
tengah-tengah manusia berdosa, agar barangsiapa percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal (Yohanes 3:16).
MENJAMIN KEMANUSIAAN YESUS TIDAK BERDOSA
Mungkin kita bertanya, "Kelahiran melalui manusia yang berdosa, sudah
pasti berdosa; bagaimana kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara
Maria dapat tidak berdosa? Bukankah Maria adalah seorang berdosa?"
Maria adalah manusia berdosa adalah benar. Sebab, kekristenan tidak
pernah mengakui Maria sebagai seseorang yang dilahirkan kudus oleh
Allah. Alkitab sendiri menjelaskan bahwa Maria memerlukan Allah
sebagai Juru Selamatnya (Lukas 1:47), dan ia juga mempersembahkan
kurban persembahan sebagai penghapusan dosa (Lukas 2:22-24; bdk.
Imamat 12:6-8). Ini berarti Maria adalah manusia berdosa. Namun,
bagaimana kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara Maria dapat
menjamin ketidakberdosaan-Nya?
Alkitab menjelaskan bahwa kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara
tidak bergantung pada keberadaan Maria yang berdosa, tetapi "Kuasa
Allah yang Mahatinggi", sehingga "anak yang akan dilahirkannya adalah
kudus, Anak Allah" (Lukas 1:35). Perkataan Malaikat kepada Maria
tersebut menjawab dua hal: (1) Peristiwa kelahiran Yesus Kristus
melalui anak dara adalah karena kuasa Allah; (2) Kuasa Allah sendiri
yang menjamin kemanusiaan Yesus tidak berdosa (kudus). Hal ini sama
seperti yang diungkapkan Matius ketika ia menjelaskan kelahiran Yesus
melalui Maria. Matius menggunakan bentuk kata pasif untuk kata
"melahirkan" meskipun Yesus lahir dari Maria. Penggunaan bentuk pasif
tersebut menjelaskan bahwa Allah Roh Kuduslah yang menjamin
kemanusiaan Yesus yang dikandung Maria adalah kudus. Dengan kata
lain, kelahiran melalui anak dara Maria dapat menjamin kekudusan
kemanusiaan Yesus Kristus dalam arti: (1) tidak ada keterlibatan
manusia berdosa (laki-laki) di dalamnya; (2) Keterlibatan pasif
Maria. Artinya, Yesus lahir dari rahim Maria, tetapi kekudusan Yesus
bukan bergantung pada keberdosaan Maria, tetapi peran Roh Kudus di
dalamnya. Malaikat berkata, "Sebab anak yang di dalam kandungannya
adalah dari Roh Kudus" (Matius 1:20). Itulah sebabnya, di dalam
pengakuan Iman rasuli dikatakan, "Aku percaya kepada Yesus Kristus,
yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria."
MAKNA KELAHIRAN MELALUI ANAK DARA BAGI IMAN KITA
Kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara Maria memiliki implikasi
yang signifikan bagi iman kita: Pertama, Allah tidak pernah berdusta
terhadap janji-Nya. Kedua, Allah selalu berinisiatif untuk mengasihi
kita. Ketiga, kita memiliki jalan pendamaian melalui Yesus Kristus,
yang adalah Allah sejati dan manusia sejati. Keempat, Yesus adalah
satu-satunya jalan (perantara) bagi kita berjumpa dengan Allah (bukan
melalui Maria, sebab kelahiran melalui anak dara menekankan siapa
Yesus sebenarnya, bukan menekankan status Maria). Kelima, Yesus
adalah satu-satunya Juru Selamat manusia, sebab di dalam-Nya kita
mendapatkan pendamaian dengan Allah.
Kiranya dalam menyambut atau memperingati Natal tahun ini, iman kita
semakin dikuatkan, berakar, bertumbuh, dan berbuah di dalam Dia.
Kiranya Natal tidak membuat kita sibuk, tanpa memperoleh pengertian
yang mendasar darinya. Sebaliknya, Natal menjadikan kita semakin
mengenal Dia. Amin.
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Gereja Kristen Abdiel Gloria
Alamat URL: http://gkagloria.or.id/artikel/an09.php
Penulis: Ev. Liem Sien Liong
Tanggal akses: 10 Desember 2013
STOP PRESS: PUBLIKASI BIO-KRISTI
Sumber-sumber apa saja yang sudah Anda miliki untuk mengakses
informasi mengenai tokoh-tokoh Alkitab maupun tokoh-tokoh Kristen di
dunia? Apakah salah satunya adalah Publikasi Bio-Kristi?
Jika Anda belum memiliki Publikasi Bio-Kristi, mari, bergabunglah
sekarang juga. Dengan berlangganan Publikasi Bio-Kristi, Anda akan
menerima informasi berharga, khususnya tentang riwayat dan karya yang
ditinggalkan oleh para tokoh yang berjasa di dunia Kristen dan di
dunia pada umumnya. Bio-Kristi diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA
< http://ylsa.org > setiap hari Kamis minggu kedua.
Apakah Anda berminat? Caranya sangat mudah dan GRATIS! Hanya dengan
mengirimkan alamat email Anda ke < biografi(at)sabda.org >, maka Anda
akan menerima Publikasi Bio-Kristi setiap satu bulan sekali di kotak
masuk e-mail Anda. Tunggu apa lagi? Bergabunglah sekarang juga!
Informasi lebih lengkap: http://biokristi.sabda.org/
Kontak: reformed(at)sabda.org
Redaksi: Teddy Wirawan, Yulia Oeniyati, dan Ryan
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
______________________________e-Reformed______________________________
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
Kontak Redaksi: < reformed(a t)sabda.org >
Untuk mendaftar: < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Arsip e-Reformed: < http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed >
SOTeRI: < http://soteri.sabda.org/ >
Situs YLSA: < http://www.ylsa.org/ >
Situs SABDA Katalog: < http://katalog.sabda.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
(e-RH) Desember 20 -- DIA LEBIH BESAR!
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 20 Desember 2013
Bacaan : Bilangan 13:21-14:10
Setahun: 1 Yohanes 1-3
Nats: Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN
menyertai kita; janganlah takut kepada mereka. (Bilangan 14:9)
Judul:
DIA LEBIH BESAR!
Dalam aspek tertentu, kehidupan ini terasa kian menakutkan. Banyak
bahaya mengancam. Bukan hanya bencana alam atau berbagai kejahatan,
melainkan juga sakit-penyakit dan persoalan ekonomi. Sewaktu-waktu
salah satu, beberapa, atau bahkan semua masalah itu bisa saja
menimpa kita. Memikirkannya saja sering sudah membuat kita tak
berdaya, bukan?
Kekalutan semacam ini juga mungkin yang dulu mencekam kesepuluh
pengintai yang baru pulang memata-matai tanah Kanaan. Berbagai
masalah di depan tampaknya terlalu besar untuk diatasi sehingga
mereka ketakutan (13:28-29). Celakanya, ketakutan ini mereka
tularkan pada bangsa mereka sehingga nyaris menggagalkan upaya
penaklukan itu sendiri (13:31-32, 14:1-4). Syukurlah, muncul
orang-orang seperti Kaleb dan Yosua! Sebagai manusia biasa, mereka
tentu juga gentar, tetapi apa yang menjadikan mereka berbeda (13:30,
14:7-8)? Jawabannya: iman mereka, yakni bahwa "mereka pasti
mengalahkan musuh" (13:30), sebab "Tuhan menyertai mereka", sehingga
musuh bisa mereka "telan habis" (14:9).
Apakah kita saat ini tengah dirundung masalah yang berat? Bisa jadi.
Namun, yang lebih penting, apakah kita memiliki iman seperti Kaleb
dan Yosua: bahwa Tuhan jauh lebih besar daripada masalah kita! Di
Alkitab, Tuhan berulang-ulang berkata "Jangan takut" untuk
menegaskan penyertaan-Nya. Seorang pendeta secara kreatif menuliskan
kata "takut" sebagai T(UHAN)AKU T(UHAN). Ya, Dia ada di kanan dan
kiri kita! Jadi, apa yang perlu kita takutkan? --Hiendarto Soekotjo
JANGAN BERKATA, "YA TUHAN, AKU PUNYA MASALAH YANG BESAR";
BERKATALAH, "HAI MASALAH, AKU PUNYA TUHAN YANG BESAR."
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/12/20/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Bilangan+13:21-14:10
Bilangan 13:21-14:10
21 Mereka pergi ke sana, lalu mengintai negeri itu mulai dari
padang gurun Zin sampai ke Rehob, ke jalan yang menuju ke Hamat.
22 Mereka berjalan melalui Tanah Negeb, lalu sampai ke Hebron; di
sana ada Ahiman, Sesai dan Talmai, keturunan Enak. Hebron
didirikan tujuh tahun lebih dahulu dari Soan di Mesir.
23 Ketika mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah di sana
suatu cabang dengan setandan buah anggurnya, lalu berdualah
mereka menggandarnya; juga mereka membawa beberapa buah delima
dan buah ara.
24 Tempat itu dinamai orang lembah Eskol, karena tandan buah anggur
yang dipotong orang Israel di sana.
25 Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian
negeri itu,
26 dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel
di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar
kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan
kepada sekaliannya hasil negeri itu.
27 Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke
mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu
dan madunya, dan inilah hasilnya.
28 Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya
berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat
di sana.
29 Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan
orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut
dan sepanjang tepi sungai Yordan."
30 Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan
Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu,
sebab kita pasti akan mengalahkannya!"
31 Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia
berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena
mereka lebih kuat dari pada kita."
32 Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang
negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah
kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan
penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah
orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.
33 Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang
berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami
seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."
1 Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu
menangis pada malam itu.
2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun;
dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami
mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!
3 Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas
oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan?
Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"
4 Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita
mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."
5 Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel
yang berkumpul di situ.
6 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk
orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan
pakaiannya,
7 dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui
untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.
8 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk
ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri
yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut
kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis.
Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN
menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."
10 Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu
dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan
kepada semua orang Israel.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?1+Yohanes+1-3
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/1+Yohanes+1-3
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 20 Desember 2013
Bacaan : Bilangan 13:21-14:10
Setahun: 1 Yohanes 1-3
Nats: Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN
menyertai kita; janganlah takut kepada mereka. (Bilangan 14:9)
Judul:
DIA LEBIH BESAR!
Dalam aspek tertentu, kehidupan ini terasa kian menakutkan. Banyak
bahaya mengancam. Bukan hanya bencana alam atau berbagai kejahatan,
melainkan juga sakit-penyakit dan persoalan ekonomi. Sewaktu-waktu
salah satu, beberapa, atau bahkan semua masalah itu bisa saja
menimpa kita. Memikirkannya saja sering sudah membuat kita tak
berdaya, bukan?
Kekalutan semacam ini juga mungkin yang dulu mencekam kesepuluh
pengintai yang baru pulang memata-matai tanah Kanaan. Berbagai
masalah di depan tampaknya terlalu besar untuk diatasi sehingga
mereka ketakutan (13:28-29). Celakanya, ketakutan ini mereka
tularkan pada bangsa mereka sehingga nyaris menggagalkan upaya
penaklukan itu sendiri (13:31-32, 14:1-4). Syukurlah, muncul
orang-orang seperti Kaleb dan Yosua! Sebagai manusia biasa, mereka
tentu juga gentar, tetapi apa yang menjadikan mereka berbeda (13:30,
14:7-8)? Jawabannya: iman mereka, yakni bahwa "mereka pasti
mengalahkan musuh" (13:30), sebab "Tuhan menyertai mereka", sehingga
musuh bisa mereka "telan habis" (14:9).
Apakah kita saat ini tengah dirundung masalah yang berat? Bisa jadi.
Namun, yang lebih penting, apakah kita memiliki iman seperti Kaleb
dan Yosua: bahwa Tuhan jauh lebih besar daripada masalah kita! Di
Alkitab, Tuhan berulang-ulang berkata "Jangan takut" untuk
menegaskan penyertaan-Nya. Seorang pendeta secara kreatif menuliskan
kata "takut" sebagai T(UHAN)AKU T(UHAN). Ya, Dia ada di kanan dan
kiri kita! Jadi, apa yang perlu kita takutkan? --Hiendarto Soekotjo
JANGAN BERKATA, "YA TUHAN, AKU PUNYA MASALAH YANG BESAR";
BERKATALAH, "HAI MASALAH, AKU PUNYA TUHAN YANG BESAR."
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/12/20/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Bilangan+13:21-14:10
Bilangan 13:21-14:10
21 Mereka pergi ke sana, lalu mengintai negeri itu mulai dari
padang gurun Zin sampai ke Rehob, ke jalan yang menuju ke Hamat.
22 Mereka berjalan melalui Tanah Negeb, lalu sampai ke Hebron; di
sana ada Ahiman, Sesai dan Talmai, keturunan Enak. Hebron
didirikan tujuh tahun lebih dahulu dari Soan di Mesir.
23 Ketika mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah di sana
suatu cabang dengan setandan buah anggurnya, lalu berdualah
mereka menggandarnya; juga mereka membawa beberapa buah delima
dan buah ara.
24 Tempat itu dinamai orang lembah Eskol, karena tandan buah anggur
yang dipotong orang Israel di sana.
25 Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian
negeri itu,
26 dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel
di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar
kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan
kepada sekaliannya hasil negeri itu.
27 Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke
mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu
dan madunya, dan inilah hasilnya.
28 Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya
berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat
di sana.
29 Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan
orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut
dan sepanjang tepi sungai Yordan."
30 Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan
Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu,
sebab kita pasti akan mengalahkannya!"
31 Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia
berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena
mereka lebih kuat dari pada kita."
32 Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang
negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah
kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan
penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah
orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.
33 Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang
berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami
seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."
1 Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu
menangis pada malam itu.
2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun;
dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami
mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!
3 Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas
oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan?
Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"
4 Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita
mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."
5 Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel
yang berkumpul di situ.
6 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk
orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan
pakaiannya,
7 dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui
untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.
8 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk
ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri
yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut
kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis.
Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN
menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."
10 Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu
dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan
kepada semua orang Israel.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?1+Yohanes+1-3
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/1+Yohanes+1-3
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Wednesday, December 18, 2013
[e-Wanita] Misi di Balik Natal -- Edisi 122/Desember 2013
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
e-Wanita -- Misi di Balik Natal
Edisi 122/Desember 2013
Salam damai,
Sampai saat ini, masing-masing kita tentu sudah merayakan Natal berkali-kali. Namun, masihkah kita mengingat misi yang terkandung di balik peristiwa yang dikenal dengan Natal? Yesus Kristus yang lahir ke dunia dalam rupa manusia memiliki misi yang harus dilaksanakan. Kita tentu mengetahui bahwa misi kedatangan-Nya yang pertama adalah menjadi Penebus umat manusia. Untuk mengingatkan kita kembali akan misi Yesus Kristus ini, kami menghadirkan artikel yang dapat dijadikan bahan perenungan kita menjelang Natal tahun ini. Kiranya sajian kami menjadi berkat bagi Sahabat Wanita di mana pun berada.
Dan, pada edisi e-Wanita yang terakhir tahun ini, kami selaku tim Redaksi e-Wanita mengucapkan, "Selamat Menyongsong Hari Natal 2013 dan Menyambut Tahun Baru 2014". Kiranya damai, kasih, dan semangat Natal yang Tuhan anugerahkan atas kita memampukan kita menjadi wanita-wanita yang semakin berkenan bagi Allah dan berdampak bagi banyak orang. Tuhan Yesus beserta kita. Amin.
Pemimpin Redaksi e-Wanita,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >
DUNIA WANITA: DIUTUS MENJADI PENEBUS
Dasar Alkitab: Galatia 4:1-11
"Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak." (Galatia 4:4-5)
Setiap orang percaya mempunyai kedudukan sebagai anak-anak Allah sejak ia secara pribadi beriman kepada Yesus Kristus atau menerima Dia menjadi Juru Selamatnya (Yohanes 1:12). Dengan diangkat sebagai anak, yaitu melalui proses kelahiran kembali secara rohani oleh pekerjaan Roh Kudus pada saat kita beriman kepada Kristus, kita secara resmi dan sah menjadi anggota keluarga Allah.
Argumentasinya jelas, walaupun semua manusia adalah ciptaan Tuhan, -- karena itu, secara umum mereka dapat disebut anak-anak Allah -- selama yang bersangkutan secara pribadi tidak beriman kepada Kristus, orang itu belum menjadi anak-anak Allah atau menjadi anggota keluarga Bapa surgawi. Yang bersangkutan tidak mendapat hak sebagai ahli waris dari kekayaan Allah.
Menjadi Ahli Waris
Kata yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk "pengangkatan menjadi anak" berarti menempatkan sebagai anak laki-laki yang telah dewasa. Ini erat kaitannya dengan kedudukan kita dalam keluarga Allah. Kita bukan lagi sebagai anak kecil, melainkan anak laki-laki dewasa sebab anak yang sudah dewasalah yang dapat diberi tanggung jawab dan menggunakan haknya sebagai anak.
Itulah sebabnya, Rasul Paulus secara tegas berkata kepada orang Kristen di Galatia, "Tetapi ingatlah bahwa apabila seorang ayah meninggal dan mewariskan kekayaan yang besar kepada anaknya yang masih kecil, maka sebelum anak itu menjadi dewasa, keadaannya tidak lebih baik daripada seorang hamba, walaupun sesungguhnya ia memiliki segala kekayaan ayahnya." (Galatia 4:1, FAYH) Memang status atau kedudukannya adalah sebagai anak dalam keluarga ayahnya, namun karena ia belum dewasa, ia tetap diurus oleh hamba-hamba dalam rumah tangganya sendiri.
Logika itu sangat jelas diuraikan oleh Rasul Paulus dalam Galatia 4:2-3. Di antara orang-orang Romawi pada zaman Paulus menulis surat kepada jemaat di Galatia ini, anak-anak orang kaya diurus oleh para hamba. Tidak menjadi masalah siapa pun ayahnya, seorang anak kecil tetap kecil dan berada di bawah pengawasan seorang hamba. Sebenarnya, anak itu sendiri tidak banyak perbedaannya dengan hamba yang mengawasinya. Sebab, urutannya begini: Hamba itu berada di bawah perintah tuannya, dan anak itu berada di bawah perintah si hamba.
Dalam penerapannya, begitulah kira-kira keadaan orang Kristen Yahudi pada zaman Hukum Taurat. Kitab Suci memberi tahu kita bahwa Hukum Taurat hanyalah sebagai "penuntun", yang mendisiplin bangsa itu dan menyiapkan mereka untuk kedatangan Yesus Kristus selaku Penebus dan Juru Selamat (Galatia 3:23-25). Jadi, ketika para penganut Yudaisme (kelompok fanatik Hukum Taurat dengan tidak menitikberatkan masalah iman kepada Kristus) membawa orang-orang Kristen Galatia untuk kembali kepada praktik Taurat yang kaku dan kejam, sebenarnya mereka membawa umat Allah di sana kepada kemunduran rohani. Mereka bukan saja membawa umat Kristen di sana kepada perhambaan agama, melainkan juga ke dalam masa ketidakdewasaan secara moral dan rohani.
Paulus menyatakan bahwa orang-orang Kristen Yahudi pada masa itu berada di bawah perhambaan "roh-roh dunia" (ayat 3) dan itulah yang menjadi penyebab mengapa umat Tuhan di Galatia tidak dewasa dalam iman dan secara rohani. Di bawah Hukum Taurat, bangsa Yahudi adalah anak-anak kecil di bawah perhambaan, bukan anak-anak dewasa yang menikmati kebebasan.
Sama halnya dengan kehidupan rohani kita selaku umat Allah dalam zaman kasih karunia ini. Mungkin saja kita sudah beragama (Kristen) sejak kecil, sudah lahir baru, sudah menjalani baptisan air atau sidi, sudah menjadi anggota gereja secara penuh, dan sudah dianggap senior sebagai anggota di jemaat setempat, namun selama kita belum sepenuhnya mengamalkan iman kepada Kristus dalam perjalanan kehidupan spiritual kita, kita tetap berada di bawah perhambaan "roh-roh dunia".
Anda sebagai gembala tentu tidak akan puas jika jumlah anggota jemaat yang Anda gembalakan cukup banyak tanpa memperhatikan kualitas kehidupan rohani mereka, apakah telah dewasa atau belum. Biasanya, di situlah letak kemunduran terselubung dalam jemaat Kristen sebab kuantitas tidak diikuti dengan kualitas rohani. Akhirnya, kondisi anggota jemaat setempat bagaikan pohon ara yang rimbun daunnya, namun tidak berbuah.
Ia Selaku Penebus
Bukan saja bangsa Yahudi yang menjadi orang Kristen di Galatia pada waktu itu yang memerlukan penebusan Kristus, kita pun sama. Ungkapan "setelah genap waktunya" dalam ayat 4 itu dapat berarti pada saat dunia telah siap untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus selaku Juru Selamat. Dilihat dari transportasi pada masa itu, sarana jalan-jalan yang menghubungkan satu kota dengan kota lainnya -- dan semua kota itu dihubungkan dengan kota Roma -- untuk ukuran saat itu sudah dianggap memadai. Itu berarti dunia telah siap menyambut kehadiran Sang Penebus yang lahir di kota Betlehem yang kita peringati setiap kali merayakan Natal.
Selain itu, dilihat dari sisi hukum, pada waktu itu hukum Romawi melindungi hak-hak semua warga negara, dan tentara Romawi menjaga keamanan. Kemudian, dari aspek informasi dan komunikasi, dunia dianggap telah siap. Berkat penaklukan-penaklukan yang dilakukan oleh Yunani dan Romawi, saat itu bahasa Latin dan Yunani dikenal di seluruh Kekaisaran Romawi. Namun, di atas segalanya, yang pasti kelahiran Kristus di Betlehem 20 abad silam itu bukan suatu kebetulan, melainkan telah ditetapkan oleh Allah.
Allah tidak melakukan suatu pekerjaan tanpa perencanaan yang matang, dan segala sesuatu yang terjadi, apalagi menyangkut pekerjaan keselamatan manusia, Ia melakukannya setelah "genap waktunya". Demikian juga yang menyangkut kedatangan Kristus kedua kali nanti, Ia pun akan datang lagi pada waktu-Nya, terlepas dari siap atau tidak kita untuk menyambut-Nya.
Pekerjaan Sang Penebus
Tujuan Ia datang (lahir) ke dunia ialah untuk "menebus mereka yang takluk kepada hukum Taurat". Kata "menebus" adalah kata yang telah Paulus gunakan sebelumnya (Galatia 3:13), yang berarti "membebaskan dengan membayar suatu harga". Katanya, pada zaman itu, orang dapat membeli seorang hamba di kota Romawi mana pun, baik untuk membeli maupun untuk melepas. Paulus mengambil fakta itu untuk menjelaskan bahwa Kristus datang untuk melepaskan kita dari perbudakan dosa dan belenggu Hukum Taurat.
Pengangkatan kita sebagai anak sebenarnya belum sepenuhnya kita terima karena proses ke arah itu bertahap. Tahap pertama: kita telah dibeli oleh darah Kristus dan didiami oleh Roh Kudus sebagai meterai bahwa kita adalah anak-anak Allah. Sekarang, kita sedang menantikan tahap kedua: yaitu pernyataan umum pada waktu Kristus datang kedua kali nanti, saat "... kita akan menjadi sama seperti Dia ...." (1 Yohanes 3:1-2) Menurut Rasul Petrus, bagian terbaik dari warisan kita masih akan datang (1 Petrus 1:1-5).
Terjadi Kemunduran
Rupanya, kondisi kerohanian orang-orang Kristen di Galatia telah berpaling dari kasih karunia kepada Hukum Taurat (ayat 8-11). Artinya, mereka telah atau sedang mengalami kemunduran ketika Paulus menyampaikan nasihat ini melalui surat. Dalam kondisi itu, mereka menukarkan kebebasan dengan perhambaan. Itulah sebabnya, Paulus sangat menyayangkan mengapa hal itu sampai terjadi di kalangan orang Kristen Galatia.
Ungkapan dalam ayat 9 "roh-roh dunia yang lemah dan miskin" membuktikan kepada kita betapa parahnya kemunduran mereka. Mereka melepaskan kuasa Injil dan menukarnya dengan kelemahan Hukum Taurat. Kekayaan Injil telah ditukar dengan kemiskinan Hukum Taurat. Karena memang Hukum Taurat tidak pernah membuat siapa pun kaya atau berkuasa. Sebaliknya, Hukum Taurat hanya dapat mengungkapkan kelemahan dan kebobrokan rohani manusia.
Kemudian, ungkapan Paulus untuk menggambarkan kemunduran orang Kristen di Galatia terdapat dalam ayat 10, yaitu mereka "memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun" yang didasarkan pada Hukum Taurat. Tentu saja, yang Paulus maksudkan bahwa jemaat di Galatia cenderung mundur kepada praktik Hukum Taurat seperti yang dijalani bangsa Yahudi zaman Alkitab Perjanjian Lama dahulu.
Namun demikian, tidaklah berarti bahwa kita dianggap bersalah merayakan Natal, merayakan Paskah, atau mengenang peristiwa kenaikan Kristus ke surga, atau mengadakan kebaktian untuk mengingat peristiwa turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta. Jika kita melakukan itu, berarti kita melakukan suatu dosa? Tidak demikian!
Perjanjian Baru menyiratkan bahwa umat Kristen tidak boleh menetapkan upacara-upacara keagamaan bagi orang lain (Roma 14:4-13). Hendaknya kita jangan memuji mereka yang memelihara hari tertentu, dan jangan pula menghakimi orang yang tidak memelihara hari itu. Akan tetapi, jika kita memiliki pandangan bahwa kita menyelamatkan jiwa kita atau beranggapan bahwa kita sedang bertumbuh dalam kasih karena kita melakukan upacara keagamaan, kita bersalah telah melakukan legalisme. Sebab, di dalam kasih karunia Allah, semua hari itu baik dan penuh berkat.
Apalagi masalah Kerajaan Allah bukan mementingkan hal-hal seperti itu, melainkan "... soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus ...." (Roma 14:17) Jika kita melakukan hal-hal itu dan sejenisnya, patut dicurigai jangan-jangan kita sama seperti orang Kristen di Galatia yang mengalami kemunduran sampai-sampai Paulus berkata, "Saya sangat khawatir mengenai keadaan Saudara. Saya takut kalau-kalau jerih payah saya bagi Saudara itu sia-sia belaka." (ayat 11, FAYH)
Ingat, Kristus lahir atau datang ke dunia menjadi Penebus kita.
Sumber asli:
Judul buletin: Sahabat Gembala Desember 2001
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup -- Gereja Kemah Injil Indonesia, Bandung 2001
Halaman: 22
Diambil dari:
Nama situs: Natal
Alamat URL: http://natal.sabda.org/diutus_menjadi_penebus
Tanggal akses: 21 Oktober 2013
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK E-BINASISWA
Apakah Anda rindu untuk mengetahui lebih dalam tentang dunia anak muda? Silakan bergabung dengan Facebook e-BinaSiswa. Anda akan mendapatkan berbagai informasi menarik seperti renungan, dan bisa saling berbagi pengalaman seputar pelayanan Pemuda dan Remaja. Penasaran?
Jadilah salah satu penggemar Facebook e-BinaSiswa dengan bergabung di < http://fb.sabda.org/binasiswa >
Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, N. Risanti, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-Wanita -- Misi di Balik Natal
Edisi 122/Desember 2013
Salam damai,
Sampai saat ini, masing-masing kita tentu sudah merayakan Natal berkali-kali. Namun, masihkah kita mengingat misi yang terkandung di balik peristiwa yang dikenal dengan Natal? Yesus Kristus yang lahir ke dunia dalam rupa manusia memiliki misi yang harus dilaksanakan. Kita tentu mengetahui bahwa misi kedatangan-Nya yang pertama adalah menjadi Penebus umat manusia. Untuk mengingatkan kita kembali akan misi Yesus Kristus ini, kami menghadirkan artikel yang dapat dijadikan bahan perenungan kita menjelang Natal tahun ini. Kiranya sajian kami menjadi berkat bagi Sahabat Wanita di mana pun berada.
Dan, pada edisi e-Wanita yang terakhir tahun ini, kami selaku tim Redaksi e-Wanita mengucapkan, "Selamat Menyongsong Hari Natal 2013 dan Menyambut Tahun Baru 2014". Kiranya damai, kasih, dan semangat Natal yang Tuhan anugerahkan atas kita memampukan kita menjadi wanita-wanita yang semakin berkenan bagi Allah dan berdampak bagi banyak orang. Tuhan Yesus beserta kita. Amin.
Pemimpin Redaksi e-Wanita,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >
DUNIA WANITA: DIUTUS MENJADI PENEBUS
Dasar Alkitab: Galatia 4:1-11
"Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak." (Galatia 4:4-5)
Setiap orang percaya mempunyai kedudukan sebagai anak-anak Allah sejak ia secara pribadi beriman kepada Yesus Kristus atau menerima Dia menjadi Juru Selamatnya (Yohanes 1:12). Dengan diangkat sebagai anak, yaitu melalui proses kelahiran kembali secara rohani oleh pekerjaan Roh Kudus pada saat kita beriman kepada Kristus, kita secara resmi dan sah menjadi anggota keluarga Allah.
Argumentasinya jelas, walaupun semua manusia adalah ciptaan Tuhan, -- karena itu, secara umum mereka dapat disebut anak-anak Allah -- selama yang bersangkutan secara pribadi tidak beriman kepada Kristus, orang itu belum menjadi anak-anak Allah atau menjadi anggota keluarga Bapa surgawi. Yang bersangkutan tidak mendapat hak sebagai ahli waris dari kekayaan Allah.
Menjadi Ahli Waris
Kata yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk "pengangkatan menjadi anak" berarti menempatkan sebagai anak laki-laki yang telah dewasa. Ini erat kaitannya dengan kedudukan kita dalam keluarga Allah. Kita bukan lagi sebagai anak kecil, melainkan anak laki-laki dewasa sebab anak yang sudah dewasalah yang dapat diberi tanggung jawab dan menggunakan haknya sebagai anak.
Itulah sebabnya, Rasul Paulus secara tegas berkata kepada orang Kristen di Galatia, "Tetapi ingatlah bahwa apabila seorang ayah meninggal dan mewariskan kekayaan yang besar kepada anaknya yang masih kecil, maka sebelum anak itu menjadi dewasa, keadaannya tidak lebih baik daripada seorang hamba, walaupun sesungguhnya ia memiliki segala kekayaan ayahnya." (Galatia 4:1, FAYH) Memang status atau kedudukannya adalah sebagai anak dalam keluarga ayahnya, namun karena ia belum dewasa, ia tetap diurus oleh hamba-hamba dalam rumah tangganya sendiri.
Logika itu sangat jelas diuraikan oleh Rasul Paulus dalam Galatia 4:2-3. Di antara orang-orang Romawi pada zaman Paulus menulis surat kepada jemaat di Galatia ini, anak-anak orang kaya diurus oleh para hamba. Tidak menjadi masalah siapa pun ayahnya, seorang anak kecil tetap kecil dan berada di bawah pengawasan seorang hamba. Sebenarnya, anak itu sendiri tidak banyak perbedaannya dengan hamba yang mengawasinya. Sebab, urutannya begini: Hamba itu berada di bawah perintah tuannya, dan anak itu berada di bawah perintah si hamba.
Dalam penerapannya, begitulah kira-kira keadaan orang Kristen Yahudi pada zaman Hukum Taurat. Kitab Suci memberi tahu kita bahwa Hukum Taurat hanyalah sebagai "penuntun", yang mendisiplin bangsa itu dan menyiapkan mereka untuk kedatangan Yesus Kristus selaku Penebus dan Juru Selamat (Galatia 3:23-25). Jadi, ketika para penganut Yudaisme (kelompok fanatik Hukum Taurat dengan tidak menitikberatkan masalah iman kepada Kristus) membawa orang-orang Kristen Galatia untuk kembali kepada praktik Taurat yang kaku dan kejam, sebenarnya mereka membawa umat Allah di sana kepada kemunduran rohani. Mereka bukan saja membawa umat Kristen di sana kepada perhambaan agama, melainkan juga ke dalam masa ketidakdewasaan secara moral dan rohani.
Paulus menyatakan bahwa orang-orang Kristen Yahudi pada masa itu berada di bawah perhambaan "roh-roh dunia" (ayat 3) dan itulah yang menjadi penyebab mengapa umat Tuhan di Galatia tidak dewasa dalam iman dan secara rohani. Di bawah Hukum Taurat, bangsa Yahudi adalah anak-anak kecil di bawah perhambaan, bukan anak-anak dewasa yang menikmati kebebasan.
Sama halnya dengan kehidupan rohani kita selaku umat Allah dalam zaman kasih karunia ini. Mungkin saja kita sudah beragama (Kristen) sejak kecil, sudah lahir baru, sudah menjalani baptisan air atau sidi, sudah menjadi anggota gereja secara penuh, dan sudah dianggap senior sebagai anggota di jemaat setempat, namun selama kita belum sepenuhnya mengamalkan iman kepada Kristus dalam perjalanan kehidupan spiritual kita, kita tetap berada di bawah perhambaan "roh-roh dunia".
Anda sebagai gembala tentu tidak akan puas jika jumlah anggota jemaat yang Anda gembalakan cukup banyak tanpa memperhatikan kualitas kehidupan rohani mereka, apakah telah dewasa atau belum. Biasanya, di situlah letak kemunduran terselubung dalam jemaat Kristen sebab kuantitas tidak diikuti dengan kualitas rohani. Akhirnya, kondisi anggota jemaat setempat bagaikan pohon ara yang rimbun daunnya, namun tidak berbuah.
Ia Selaku Penebus
Bukan saja bangsa Yahudi yang menjadi orang Kristen di Galatia pada waktu itu yang memerlukan penebusan Kristus, kita pun sama. Ungkapan "setelah genap waktunya" dalam ayat 4 itu dapat berarti pada saat dunia telah siap untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus selaku Juru Selamat. Dilihat dari transportasi pada masa itu, sarana jalan-jalan yang menghubungkan satu kota dengan kota lainnya -- dan semua kota itu dihubungkan dengan kota Roma -- untuk ukuran saat itu sudah dianggap memadai. Itu berarti dunia telah siap menyambut kehadiran Sang Penebus yang lahir di kota Betlehem yang kita peringati setiap kali merayakan Natal.
Selain itu, dilihat dari sisi hukum, pada waktu itu hukum Romawi melindungi hak-hak semua warga negara, dan tentara Romawi menjaga keamanan. Kemudian, dari aspek informasi dan komunikasi, dunia dianggap telah siap. Berkat penaklukan-penaklukan yang dilakukan oleh Yunani dan Romawi, saat itu bahasa Latin dan Yunani dikenal di seluruh Kekaisaran Romawi. Namun, di atas segalanya, yang pasti kelahiran Kristus di Betlehem 20 abad silam itu bukan suatu kebetulan, melainkan telah ditetapkan oleh Allah.
Allah tidak melakukan suatu pekerjaan tanpa perencanaan yang matang, dan segala sesuatu yang terjadi, apalagi menyangkut pekerjaan keselamatan manusia, Ia melakukannya setelah "genap waktunya". Demikian juga yang menyangkut kedatangan Kristus kedua kali nanti, Ia pun akan datang lagi pada waktu-Nya, terlepas dari siap atau tidak kita untuk menyambut-Nya.
Pekerjaan Sang Penebus
Tujuan Ia datang (lahir) ke dunia ialah untuk "menebus mereka yang takluk kepada hukum Taurat". Kata "menebus" adalah kata yang telah Paulus gunakan sebelumnya (Galatia 3:13), yang berarti "membebaskan dengan membayar suatu harga". Katanya, pada zaman itu, orang dapat membeli seorang hamba di kota Romawi mana pun, baik untuk membeli maupun untuk melepas. Paulus mengambil fakta itu untuk menjelaskan bahwa Kristus datang untuk melepaskan kita dari perbudakan dosa dan belenggu Hukum Taurat.
Pengangkatan kita sebagai anak sebenarnya belum sepenuhnya kita terima karena proses ke arah itu bertahap. Tahap pertama: kita telah dibeli oleh darah Kristus dan didiami oleh Roh Kudus sebagai meterai bahwa kita adalah anak-anak Allah. Sekarang, kita sedang menantikan tahap kedua: yaitu pernyataan umum pada waktu Kristus datang kedua kali nanti, saat "... kita akan menjadi sama seperti Dia ...." (1 Yohanes 3:1-2) Menurut Rasul Petrus, bagian terbaik dari warisan kita masih akan datang (1 Petrus 1:1-5).
Terjadi Kemunduran
Rupanya, kondisi kerohanian orang-orang Kristen di Galatia telah berpaling dari kasih karunia kepada Hukum Taurat (ayat 8-11). Artinya, mereka telah atau sedang mengalami kemunduran ketika Paulus menyampaikan nasihat ini melalui surat. Dalam kondisi itu, mereka menukarkan kebebasan dengan perhambaan. Itulah sebabnya, Paulus sangat menyayangkan mengapa hal itu sampai terjadi di kalangan orang Kristen Galatia.
Ungkapan dalam ayat 9 "roh-roh dunia yang lemah dan miskin" membuktikan kepada kita betapa parahnya kemunduran mereka. Mereka melepaskan kuasa Injil dan menukarnya dengan kelemahan Hukum Taurat. Kekayaan Injil telah ditukar dengan kemiskinan Hukum Taurat. Karena memang Hukum Taurat tidak pernah membuat siapa pun kaya atau berkuasa. Sebaliknya, Hukum Taurat hanya dapat mengungkapkan kelemahan dan kebobrokan rohani manusia.
Kemudian, ungkapan Paulus untuk menggambarkan kemunduran orang Kristen di Galatia terdapat dalam ayat 10, yaitu mereka "memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun" yang didasarkan pada Hukum Taurat. Tentu saja, yang Paulus maksudkan bahwa jemaat di Galatia cenderung mundur kepada praktik Hukum Taurat seperti yang dijalani bangsa Yahudi zaman Alkitab Perjanjian Lama dahulu.
Namun demikian, tidaklah berarti bahwa kita dianggap bersalah merayakan Natal, merayakan Paskah, atau mengenang peristiwa kenaikan Kristus ke surga, atau mengadakan kebaktian untuk mengingat peristiwa turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta. Jika kita melakukan itu, berarti kita melakukan suatu dosa? Tidak demikian!
Perjanjian Baru menyiratkan bahwa umat Kristen tidak boleh menetapkan upacara-upacara keagamaan bagi orang lain (Roma 14:4-13). Hendaknya kita jangan memuji mereka yang memelihara hari tertentu, dan jangan pula menghakimi orang yang tidak memelihara hari itu. Akan tetapi, jika kita memiliki pandangan bahwa kita menyelamatkan jiwa kita atau beranggapan bahwa kita sedang bertumbuh dalam kasih karena kita melakukan upacara keagamaan, kita bersalah telah melakukan legalisme. Sebab, di dalam kasih karunia Allah, semua hari itu baik dan penuh berkat.
Apalagi masalah Kerajaan Allah bukan mementingkan hal-hal seperti itu, melainkan "... soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus ...." (Roma 14:17) Jika kita melakukan hal-hal itu dan sejenisnya, patut dicurigai jangan-jangan kita sama seperti orang Kristen di Galatia yang mengalami kemunduran sampai-sampai Paulus berkata, "Saya sangat khawatir mengenai keadaan Saudara. Saya takut kalau-kalau jerih payah saya bagi Saudara itu sia-sia belaka." (ayat 11, FAYH)
Ingat, Kristus lahir atau datang ke dunia menjadi Penebus kita.
Sumber asli:
Judul buletin: Sahabat Gembala Desember 2001
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup -- Gereja Kemah Injil Indonesia, Bandung 2001
Halaman: 22
Diambil dari:
Nama situs: Natal
Alamat URL: http://natal.sabda.org/diutus_menjadi_penebus
Tanggal akses: 21 Oktober 2013
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK E-BINASISWA
Apakah Anda rindu untuk mengetahui lebih dalam tentang dunia anak muda? Silakan bergabung dengan Facebook e-BinaSiswa. Anda akan mendapatkan berbagai informasi menarik seperti renungan, dan bisa saling berbagi pengalaman seputar pelayanan Pemuda dan Remaja. Penasaran?
Jadilah salah satu penggemar Facebook e-BinaSiswa dengan bergabung di < http://fb.sabda.org/binasiswa >
Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, N. Risanti, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
[e-Penulis] Menulis Adaptasi (II) -- Edisi 148/Desember/2013
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
e-Penulis -- Menulis Adaptasi (II)
Edisi 148/Desember/2013
DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: MENULIS ADAPTASI, MENGAPA TIDAK?
TIP MENULIS: SEPULUH HAL SEPUTAR ADAPTASI TULISAN
TOKOH PENULIS: NUR SUTAN ISKANDAR
PENA MAYA: TAMANISMAILMARZUKI.COM
DARI REDAKSI: MENULIS ADAPTASI, MENGAPA TIDAK?
Shalom,
Beberapa orang beranggapan bahwa menulis karya adaptasi merupakan hal yang menggelikan bagi seorang sastrawan. Itu seolah sengaja menunjukkan kemelaratan ide seorang sastrawan. Cap plagiat seolah lebih mudah dilekatkan pada para penulis adaptasi ketimbang pada sastrawan "orisinil". Anggapan ini barangkali mengemuka karena adanya penulis-penulis yang tanpa mengetahui "aturan" pengadaptasian sebuah karya sastra telah memperoleh predikat "penulis papan atas". Jika Sahabat e-Penulis sedang mempertimbangkan untuk membuat sebuah tulisan adaptasi, tip ringan yang redaksi sajikan pada edisi ini mungkin dapat menghindarkan, atau paling tidak meminimalkan, Sahabat Penulis dari berbagai anggapan negatif para penikmat sastra.
Pada kolom Tokoh Penulis, Sahabat dapat menyimak profil Nur Sutan Iskandar, salah satu sastrawan hebat yang juga menulis karya-karya adaptasi. Semoga sajian kami bermanfaat bagi pengembangan karier kepenulisan Anda.
Staf Redaksi e-Penulis,
Berlin B.
< http://pelitaku.sabda.org >
TIP MENULIS: SEPULUH HAL SEPUTAR ADAPTASI TULISAN
Dalam tulisan "Sepuluh Hal Seputar Adaptasi Tulisan", ada istilah "adaptasi" dan "menjiplak". Dua istilah itu sangat berbeda secara makna dan praktisnya. Namun, kadang kita sedikit terperangkap dengan "kehalalan" mengadaptasi tulisan orang. Nah, bagaimana mengatasinya? Yuk, kita renungkan saran dari Mba Ari Kinoysan Wulandari berikut!
1. Adaptasi dan menuliskan kembali itu boleh. Tetapi, yang mesti dihindari adalah menjiplak. Setiap kali kita menjiplak, maka Allah akan mengurangi satu pikiran kreatif kita. Makin sering menjiplak, makin bodohlah diri kita.
2. Aturan adaptasi lebih kurang seperti ini:
a. Ide boleh sama, bisa dimiliki siapa saja.
b. Seluruh penulisan harus beda.
c. Karakter harus dimodifikasi.
d. Dialog juga tidak boleh sama.
e. Setting harus berbeda.
Intinya: adaptasi untuk cerita adalah pada batasan ide yang sama, tetapi dalam segala hal dari tata cara, sudut pandang, model, karakter harus beda.
3. Ada yang memberi usulan adaptasi dengan cerita mirip-mirip boleh, tetapi batasannya 20 persen saja dari total seluruh naskah yang diadaptasi.
4. Ini berbeda dengan urusan pembelian copyright, lisensi. Banyak pula yang memang kontrak kerja samanya harus dialihkan dengan model (versi) Indonesia saja tanpa boleh mengganti apa pun, termasuk satu kata dialog sekali pun.
5. Kalau adaptasi saja bebas, boleh dalam batas-batas wajar. Tidak ada yang klaim. Permasalahan klaim mengklaim dan gugat menggugat ini biasanya kalau karya adaptasi BOOMING, maka yang terjadi pastilah heboh sampai seret-seretan ke pengadilan segala karena duitnya memang BANYAK.
6. Kalau adaptasinya hanya ide yang sama, sumber tak perlu disebutkan. Tetapi kalau banyak, ya disebutkan. Ada etika tak tertulis untuk memberi surat pemberitahuan pada PENULIS, PENERBIT. Tidak dipungut bayaran kok. Hanya untuk sopan santun saja.
7. Karya adaptasi sering juga sebagai PERSETUJUAN, BANTAHAN, SANGGAHAN, PENYEMPURNAAN suatu karya sebelumnya. Misalnya, Umar Kayam menulis karya legendaris PARA PRIYAYI itu sebetulnya modifikasi dan bantahan untuk karya CLIFFORD GERTZ yang bicara soal Priyayi, Santri Abangan, dan Kalangan Petani. Dan, tidak ada seorang pun yang mengklaim Para Priyayi itu sebagai bantahan untuk karya Gertz.
8. Menjiplak persis biasanya kalau untuk diri sendiri tidak ada yang klaim. Tetapi kalau sudah urusan komersial, diperdagangkan, disiarkan, diakui sebagai karya penjiplak; baru JADI MASALAH.
9. Sebenarnya, kalau mau curang sih bisa saja, asal tidak ketahuan. Tetapi kalau ketahuan, -- hari serba internet serba canggih begini, apa yang tidak ketahuan? -- SIAP-SIAP saja. Itu MEMATIKAN MASA DEPAN sendiri.
10. Intinya, teman-teman, jangan takut MEMBUAT KARYA ORISINIL. Yang bagus itu tidak harus yang berbau luar negeri kok. Ayolah, kunjungi daerah-daerah Indonesia, berjalanlah. Pasti akan tahu, kita ini lebih kaya dari negeri-negeri jiran di sekitar kita. Mari ciptakan kiblat, bukan berkiblat kepada negeri orang.
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Rose Diana
Alamat URL: http://www.rosediana.com/literasi/10-hal-seputar-adaptasi-tulisan/
Judul asli artikel: 10 Hal Seputar Adaptasi Tulisan
Penulis: Dee Ann Rose
Tanggal akses: 19 November 2013
TOKOH PENULIS: NUR SUTAN ISKANDAR
Sastrawan yang memiliki nama asli Muhammad Nur ini dilahirkan di Sungai Batang, Maninjau, Sumatera Barat, 3 November 1893. Pendidikannya ditempuh di Sekolah Melayu Kelas II (1908). Selanjutnya, ia belajar untuk menjadi guru bantu (tamat 1911) dan menempuh ujian Klein Ambtenaars Examen. Menjadi guru bantu di Muarabeliti, Palembang, Sumatera Selatan, dan pindah ke kota Padang, Sumatera Barat, untuk menjadi guru Sekolah Melayu Kelas II di kota tersebut (1914).
Tahun 1919, ia meninggalkan kota Padang dan hijrah ke Jakarta. Di Jakarta, ia bekerja di Balai Pustaka. Sambil bekerja, ia terus berusaha untuk menambah pengetahuannya, baik secara formal maupun nonformal. Tahun 1921, ia dinyatakan lulus dari Kleinambtenaar (pegawai kecil) di Jakarta dan pada tahun 1924, mendapat ijazah dari Gemeentelijkburen Cursus (Kursus Pegawai Pamongpraja) di Jakarta. Ia pun terus memperdalam kemampuan berbahasa Belandanya.
Berkat ketekunannya, ia menjadi orang yang pertama bekerja di Balai Pustaka sebagai korektor naskah karangan, dan selanjutnya diangkat sebagai Pemimpin Redaksi Balai Pustaka (1925 -- 1942) dan Kepala Pengarang Balai Pustaka (1942 -- 1945).
Di Balai Pustaka itulah, ia banyak memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai dunia karang mengarang dan juga mulai terasah bakatnya ke arah itu. Ketika berkesempatan mengikuti Kongres Pemuda di Surabaya (1930-an), ia berkenalan dengan Dokter Sutomo, tokoh pendiri Budi Utomo. Oleh Dr. Sutomo, ia diajak berkeliling kota Surabaya. Hampir semua tempat di sana mereka kunjungi, tidak terkecuali tempat pelacuran.
Selanjutnya, bakat menulisnya yang sudah tumbuh, mulai memainkan peran. Secara perlahan, ia menjelma menjadi penulis yang produktif. Tidak saja menulis karya asli, ia juga menulis karya saduran dan terjemahan. Hal itu dimungkinkan karena penguasaan bahasa asingnya cukup baik.
Dalam beberapa karya asli yang ia tulis, tercatat beberapa kali ia menggunakan pengalaman pribadinya untuk dituangkan ke dalam sebuah karyanya, antara lain dalam karya "Apa Dayaku karena Aku Perempuan" (novel, 1922), "Cinta yang Membawa Maut" (novel, 1926), "Salah Pilih" (novel, 1928), dan "Karena Mertua" (novel, 1932), ia banyak bercerita tentang kepincangan yang terjadi dalam masyarakatnya, khususnya yang berkaitan dengan adat istiadat. Pengalaman ke tempat pelacuran bersama Dr. Sutomo dituangkannya menjadi sebuah karangan yang diberi judul "Neraka Dunia" (novel, 1937). Dalam "Pengalaman Masa Kecil" (kumpulan cerpen, 1949), Nur Sutan Iskandar dengan jelas bercerita tentang keindahan kampung halamannya dan suka duka masa kecilnya. Sedangkan karya tulisnya yang berupa saduran dan terjemahan, ia ambil dari beberapa buku karya pengarang asing seperti Moliere, Jan Ligthrta, Alexandre Dumas, H. Rider Haggard, Arthur Conan Doyle, K. Gritter, dll..
Aktivitasnya yang lain, yang pernah ia jalani antara lain menjadi pengurus organisasi Jong Sumatranen Bond Jakarta (1919), pengurus organisasi Budi Utomo (1929), bendahara Partai Indonesia Raya (1935 -- 1942). Sesudah Indonesia merdeka, ia menjadi pengurus Partai Nasional Indonesia, dosen Fakultas Sastra UI (1955 -- 1960) dan anggota konstituante (1955 -- 1960).
Menikah dengan Aminah. Seperti umumnya lelaki Minangkabau lainnya, setelah menikah, oleh keluarga istrinya ia diberi gelar Sutan Iskandar. Sejak itu, ia memakai gelar itu yang dipadukan dengan nama aslinya menjadi Nur Sutan Iskandar. Dari perkawinannya dengan Aminah itu, Nur Sutan memperoleh lima orang anak yakni Nursinah Supardo, Nursjiwan Iskandar, Nurma Zainal Abidin, Nurtinah Sudjarno, dan Nurbaity Iskandar. Dua dari lima anaknya, yaitu Nursinah Supardo dan Nursjiwan Iskandar menuruni bakatnya, menjadi seorang pengarang.
Tokoh Angkatan Balai Pustaka yang seangkatan dengan Merari Siregar, Marah Rusli, dan Hamka ini, wafat di Jakarta, 28 November 1975.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Taman Ismail Marzuki
Alamat URL: http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/nuriskandar.html
Penulis: Dee Ann Rose
Tanggal akses: 19 November 2013
PENA MAYA: TAMANISMAILMARZUKI.COM
Tamanismailmarzuki.com adalah semacam perpustakaan seni di dunia maya. Situs ini memuat berbagai dokumentasi karya seni berbobot, dan juga para pelaku seninya, yang layak untuk disimak. Jika Anda seorang seniman, baik seniman musik, tari, sastra, seni rupa, teater, film, ataupun tradisi, mengunjungi situs ini akan sangat bermanfaat bagi Anda. Bagi para Sahabat e-Penulis, ada banyak karya sastra dan biografi para sastrawan hebat yang bisa dijadikan sebagai tambahan inspirasi tulisan-tulisan Anda. Penasaran? Silakan langsung ke te-ka-pe saja! (Berlin B.)
==> http://www.tamanismailmarzuki.com
Kontak: penulis(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Santi T., dan Berlin B.
Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-Penulis -- Menulis Adaptasi (II)
Edisi 148/Desember/2013
DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: MENULIS ADAPTASI, MENGAPA TIDAK?
TIP MENULIS: SEPULUH HAL SEPUTAR ADAPTASI TULISAN
TOKOH PENULIS: NUR SUTAN ISKANDAR
PENA MAYA: TAMANISMAILMARZUKI.COM
DARI REDAKSI: MENULIS ADAPTASI, MENGAPA TIDAK?
Shalom,
Beberapa orang beranggapan bahwa menulis karya adaptasi merupakan hal yang menggelikan bagi seorang sastrawan. Itu seolah sengaja menunjukkan kemelaratan ide seorang sastrawan. Cap plagiat seolah lebih mudah dilekatkan pada para penulis adaptasi ketimbang pada sastrawan "orisinil". Anggapan ini barangkali mengemuka karena adanya penulis-penulis yang tanpa mengetahui "aturan" pengadaptasian sebuah karya sastra telah memperoleh predikat "penulis papan atas". Jika Sahabat e-Penulis sedang mempertimbangkan untuk membuat sebuah tulisan adaptasi, tip ringan yang redaksi sajikan pada edisi ini mungkin dapat menghindarkan, atau paling tidak meminimalkan, Sahabat Penulis dari berbagai anggapan negatif para penikmat sastra.
Pada kolom Tokoh Penulis, Sahabat dapat menyimak profil Nur Sutan Iskandar, salah satu sastrawan hebat yang juga menulis karya-karya adaptasi. Semoga sajian kami bermanfaat bagi pengembangan karier kepenulisan Anda.
Staf Redaksi e-Penulis,
Berlin B.
< http://pelitaku.sabda.org >
TIP MENULIS: SEPULUH HAL SEPUTAR ADAPTASI TULISAN
Dalam tulisan "Sepuluh Hal Seputar Adaptasi Tulisan", ada istilah "adaptasi" dan "menjiplak". Dua istilah itu sangat berbeda secara makna dan praktisnya. Namun, kadang kita sedikit terperangkap dengan "kehalalan" mengadaptasi tulisan orang. Nah, bagaimana mengatasinya? Yuk, kita renungkan saran dari Mba Ari Kinoysan Wulandari berikut!
1. Adaptasi dan menuliskan kembali itu boleh. Tetapi, yang mesti dihindari adalah menjiplak. Setiap kali kita menjiplak, maka Allah akan mengurangi satu pikiran kreatif kita. Makin sering menjiplak, makin bodohlah diri kita.
2. Aturan adaptasi lebih kurang seperti ini:
a. Ide boleh sama, bisa dimiliki siapa saja.
b. Seluruh penulisan harus beda.
c. Karakter harus dimodifikasi.
d. Dialog juga tidak boleh sama.
e. Setting harus berbeda.
Intinya: adaptasi untuk cerita adalah pada batasan ide yang sama, tetapi dalam segala hal dari tata cara, sudut pandang, model, karakter harus beda.
3. Ada yang memberi usulan adaptasi dengan cerita mirip-mirip boleh, tetapi batasannya 20 persen saja dari total seluruh naskah yang diadaptasi.
4. Ini berbeda dengan urusan pembelian copyright, lisensi. Banyak pula yang memang kontrak kerja samanya harus dialihkan dengan model (versi) Indonesia saja tanpa boleh mengganti apa pun, termasuk satu kata dialog sekali pun.
5. Kalau adaptasi saja bebas, boleh dalam batas-batas wajar. Tidak ada yang klaim. Permasalahan klaim mengklaim dan gugat menggugat ini biasanya kalau karya adaptasi BOOMING, maka yang terjadi pastilah heboh sampai seret-seretan ke pengadilan segala karena duitnya memang BANYAK.
6. Kalau adaptasinya hanya ide yang sama, sumber tak perlu disebutkan. Tetapi kalau banyak, ya disebutkan. Ada etika tak tertulis untuk memberi surat pemberitahuan pada PENULIS, PENERBIT. Tidak dipungut bayaran kok. Hanya untuk sopan santun saja.
7. Karya adaptasi sering juga sebagai PERSETUJUAN, BANTAHAN, SANGGAHAN, PENYEMPURNAAN suatu karya sebelumnya. Misalnya, Umar Kayam menulis karya legendaris PARA PRIYAYI itu sebetulnya modifikasi dan bantahan untuk karya CLIFFORD GERTZ yang bicara soal Priyayi, Santri Abangan, dan Kalangan Petani. Dan, tidak ada seorang pun yang mengklaim Para Priyayi itu sebagai bantahan untuk karya Gertz.
8. Menjiplak persis biasanya kalau untuk diri sendiri tidak ada yang klaim. Tetapi kalau sudah urusan komersial, diperdagangkan, disiarkan, diakui sebagai karya penjiplak; baru JADI MASALAH.
9. Sebenarnya, kalau mau curang sih bisa saja, asal tidak ketahuan. Tetapi kalau ketahuan, -- hari serba internet serba canggih begini, apa yang tidak ketahuan? -- SIAP-SIAP saja. Itu MEMATIKAN MASA DEPAN sendiri.
10. Intinya, teman-teman, jangan takut MEMBUAT KARYA ORISINIL. Yang bagus itu tidak harus yang berbau luar negeri kok. Ayolah, kunjungi daerah-daerah Indonesia, berjalanlah. Pasti akan tahu, kita ini lebih kaya dari negeri-negeri jiran di sekitar kita. Mari ciptakan kiblat, bukan berkiblat kepada negeri orang.
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Rose Diana
Alamat URL: http://www.rosediana.com/literasi/10-hal-seputar-adaptasi-tulisan/
Judul asli artikel: 10 Hal Seputar Adaptasi Tulisan
Penulis: Dee Ann Rose
Tanggal akses: 19 November 2013
TOKOH PENULIS: NUR SUTAN ISKANDAR
Sastrawan yang memiliki nama asli Muhammad Nur ini dilahirkan di Sungai Batang, Maninjau, Sumatera Barat, 3 November 1893. Pendidikannya ditempuh di Sekolah Melayu Kelas II (1908). Selanjutnya, ia belajar untuk menjadi guru bantu (tamat 1911) dan menempuh ujian Klein Ambtenaars Examen. Menjadi guru bantu di Muarabeliti, Palembang, Sumatera Selatan, dan pindah ke kota Padang, Sumatera Barat, untuk menjadi guru Sekolah Melayu Kelas II di kota tersebut (1914).
Tahun 1919, ia meninggalkan kota Padang dan hijrah ke Jakarta. Di Jakarta, ia bekerja di Balai Pustaka. Sambil bekerja, ia terus berusaha untuk menambah pengetahuannya, baik secara formal maupun nonformal. Tahun 1921, ia dinyatakan lulus dari Kleinambtenaar (pegawai kecil) di Jakarta dan pada tahun 1924, mendapat ijazah dari Gemeentelijkburen Cursus (Kursus Pegawai Pamongpraja) di Jakarta. Ia pun terus memperdalam kemampuan berbahasa Belandanya.
Berkat ketekunannya, ia menjadi orang yang pertama bekerja di Balai Pustaka sebagai korektor naskah karangan, dan selanjutnya diangkat sebagai Pemimpin Redaksi Balai Pustaka (1925 -- 1942) dan Kepala Pengarang Balai Pustaka (1942 -- 1945).
Di Balai Pustaka itulah, ia banyak memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai dunia karang mengarang dan juga mulai terasah bakatnya ke arah itu. Ketika berkesempatan mengikuti Kongres Pemuda di Surabaya (1930-an), ia berkenalan dengan Dokter Sutomo, tokoh pendiri Budi Utomo. Oleh Dr. Sutomo, ia diajak berkeliling kota Surabaya. Hampir semua tempat di sana mereka kunjungi, tidak terkecuali tempat pelacuran.
Selanjutnya, bakat menulisnya yang sudah tumbuh, mulai memainkan peran. Secara perlahan, ia menjelma menjadi penulis yang produktif. Tidak saja menulis karya asli, ia juga menulis karya saduran dan terjemahan. Hal itu dimungkinkan karena penguasaan bahasa asingnya cukup baik.
Dalam beberapa karya asli yang ia tulis, tercatat beberapa kali ia menggunakan pengalaman pribadinya untuk dituangkan ke dalam sebuah karyanya, antara lain dalam karya "Apa Dayaku karena Aku Perempuan" (novel, 1922), "Cinta yang Membawa Maut" (novel, 1926), "Salah Pilih" (novel, 1928), dan "Karena Mertua" (novel, 1932), ia banyak bercerita tentang kepincangan yang terjadi dalam masyarakatnya, khususnya yang berkaitan dengan adat istiadat. Pengalaman ke tempat pelacuran bersama Dr. Sutomo dituangkannya menjadi sebuah karangan yang diberi judul "Neraka Dunia" (novel, 1937). Dalam "Pengalaman Masa Kecil" (kumpulan cerpen, 1949), Nur Sutan Iskandar dengan jelas bercerita tentang keindahan kampung halamannya dan suka duka masa kecilnya. Sedangkan karya tulisnya yang berupa saduran dan terjemahan, ia ambil dari beberapa buku karya pengarang asing seperti Moliere, Jan Ligthrta, Alexandre Dumas, H. Rider Haggard, Arthur Conan Doyle, K. Gritter, dll..
Aktivitasnya yang lain, yang pernah ia jalani antara lain menjadi pengurus organisasi Jong Sumatranen Bond Jakarta (1919), pengurus organisasi Budi Utomo (1929), bendahara Partai Indonesia Raya (1935 -- 1942). Sesudah Indonesia merdeka, ia menjadi pengurus Partai Nasional Indonesia, dosen Fakultas Sastra UI (1955 -- 1960) dan anggota konstituante (1955 -- 1960).
Menikah dengan Aminah. Seperti umumnya lelaki Minangkabau lainnya, setelah menikah, oleh keluarga istrinya ia diberi gelar Sutan Iskandar. Sejak itu, ia memakai gelar itu yang dipadukan dengan nama aslinya menjadi Nur Sutan Iskandar. Dari perkawinannya dengan Aminah itu, Nur Sutan memperoleh lima orang anak yakni Nursinah Supardo, Nursjiwan Iskandar, Nurma Zainal Abidin, Nurtinah Sudjarno, dan Nurbaity Iskandar. Dua dari lima anaknya, yaitu Nursinah Supardo dan Nursjiwan Iskandar menuruni bakatnya, menjadi seorang pengarang.
Tokoh Angkatan Balai Pustaka yang seangkatan dengan Merari Siregar, Marah Rusli, dan Hamka ini, wafat di Jakarta, 28 November 1975.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Taman Ismail Marzuki
Alamat URL: http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/nuriskandar.html
Penulis: Dee Ann Rose
Tanggal akses: 19 November 2013
PENA MAYA: TAMANISMAILMARZUKI.COM
Tamanismailmarzuki.com adalah semacam perpustakaan seni di dunia maya. Situs ini memuat berbagai dokumentasi karya seni berbobot, dan juga para pelaku seninya, yang layak untuk disimak. Jika Anda seorang seniman, baik seniman musik, tari, sastra, seni rupa, teater, film, ataupun tradisi, mengunjungi situs ini akan sangat bermanfaat bagi Anda. Bagi para Sahabat e-Penulis, ada banyak karya sastra dan biografi para sastrawan hebat yang bisa dijadikan sebagai tambahan inspirasi tulisan-tulisan Anda. Penasaran? Silakan langsung ke te-ka-pe saja! (Berlin B.)
==> http://www.tamanismailmarzuki.com
Kontak: penulis(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Santi T., dan Berlin B.
Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
BULETIN DOA - Menyediakan Waktu Bersama Tuhan (2) -- Edisi Desember 2013, Vol. 05 No. 93
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
BULETIN DOA -- Menyediakan Waktu Bersama Tuhan (2)
Edisi Desember 2013, Vol. 05 No. 93
Salam kasih,
Masih terkait dengan artikel minggu lalu, minggu ini kita akan membahas tentang pentingnya menyediakan waktu bersama Tuhan. Di tengah kesibukan Natal serta liburan akhir tahun yang kian menjelang, kiranya Sahabat e-Doa masih selalu menyempatkan diri untuk bersaat teduh dan menikmati waktu-waktu sendirian bersama Tuhan. Akan lebih baik lagi jika momen akhir tahun ini dapat digunakan oleh Sahabat e-Doa bersama keluarga atau teman, untuk berefleksi dan mensyukuri berkat-berkat Tuhan di sepanjang tahun 2013. Kita akan melihat betapa Ia selalu berkarya dan turut campur tangan dalam setiap sudut kehidupan, mendukung dan memelihara kita senantiasa. Tuhan sungguh baik, itulah pengakuan yang akan selalu kita ucapkan pada akhirnya.
Dalam kesempatan ini, segenap redaksi publikasi e-Doa mengucapkan "Selamat Hari Natal 2013 & Tahun Baru 2014" kepada seluruh pelanggan dan Sahabat e-Doa! Kasih dan damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus kiranya senantiasa memberi inspirasi dan pengharapan dalam mengolah kehidupan di tahun 2014 mendatang, serta memampukan kita untuk menjadi berkat bagi sesama. Amin.
Selamat mengenang seluruh kisah pemeliharaan Tuhan di tahun 2013 dan melangkah dengan penuh iman menuju tahun 2014. Imanuel, Allah beserta Kita!
Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://doa.sabda.org >
RENUNGAN NATAL: NATAL: ALLAH TIDAK BERDAYA
Orang yang berbaring sakit dan tidak mampu berdiri merasa tidak berdaya. Mengambil dan memegang segelas air minum pun ia tidak kuat. Ia bergantung pada pertolongan orang lain. Ia tidak berdaya.
Hidup berawal dan berakhir dengan keadaan tidak berdaya. Sebagai bayi, kita hanya dapat berbaring dan menangis. Kelak, saat menghadapi ajal, kita juga hanya bisa berbaring dan meneteskan air mata.
Dalam garis sejarah umat manusia yang panjang terdapat sebuah titik kecil dan singkat, saat Allah menjelma sebagai seorang manusia. Penjelmaan hidup Allah itu juga berawal dan berakhir dalam keadaan tidak berdaya.
Allah memilih cara untuk mengawali hidup penjelmaan-Nya tanpa kuasa dan daya apa-apa. Ia menjelma menjadi seorang bayi di sebuah kota kecil di Palestina pada zaman penjajahan kekaisaran Romawi. Bayi itu dinamai Yesus. Penulis Alkitab bersaksi tentang "... bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan" (Lukas 2:16). Titik awal penjelmaan hidup Allah adalah menjadi orang yang tidak berdaya apa-apa, kecuali terlentang dan menangis.
Lalu, 33 tahun kemudian, Allah memilih cara untuk mengakhiri hidup penjelmaan-Nya juga tanpa kuasa dan daya apa-apa. Ia mati secara hina dina, yaitu digantung di kayu salib. Penulis Alkitab bersaksi, "Lalu berserulah (Yun. apheis phonen, artinya meraung atau menangis) Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya" (Markus 15:37). Ujung akhir penjelmaan Allah adalah lagi-lagi menjadi orang yang tidak berdaya kecuali terlentang dan menangis.
Masa 33 tahun antara kelahiran dan kematian Yesus itu pun jauh dari keadaan daya dan jaya. Ia dibesarkan dalam keluarga perajin kayu. Ia bersekolah di desa. Pada usia dewasa, Ia menjadi seorang guru keliling. Ia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala, apalagi harta benda. Hidup-Nya sederhana bersahaja, tanpa daya dan jaya.
Tidak masuk akal bahwa Allah yang betul-betul mahakuasa memilih cara lahir, cara hidup, dan cara mati seperti itu. Akan tetapi, ternyata Ia memilih cara mengawali, menjalani, dan mengakhiri penjelmaan-Nya sebagai orang yang tidak berdaya.
Mungkin itu wujud solidaritas Allah kepada orang-orang yang tidak berdaya. Ada begitu banyak orang yang tidak berdaya. Tidak berdaya secara fisik. Tidak berdaya secara keuangan. Tidak berdaya secara kedudukan atau lainnya. Mereka tersingkir. Mereka ada di pinggir. Mereka dipandang dengan mulut mencibir. Namun, Allah sengaja menempatkan diri di antara mereka.
Atau, mungkin itu adalah wujud solidaritas Allah kepada seluruh umat manusia, sebab bukankah sebenarnya kita semua pun, cepat atau lambat, akan menjadi tidak berdaya?
Memang, sekarang kita masih berdaya dan punya kuasa. Kita mampu berbuat ini dan itu. Kita berlakon bak Yang Mahakuasa di rumah, di tempat kerja, di jalan raya, bahkan juga di gereja. Padahal, bukankah keberdayaan kita itu cuma seperti telur di ujung tongkat yang sembarang waktu akan tamat?
Sebaliknya, Allah yang betul-betul mahakuasa malah sengaja memilih cara lahir, cara hidup, dan cara mati secara bersahaja dan tidak berdaya. Itulah kesaksian para rasul yang siang malam berombongan dengan Yesus.
Lalu, beberapa hari setelah Yesus mati secara hina itu, para rasul bersaksi bahwa Yesus telah dibangkitkan oleh Allah. Di hadapan kerumunan orang-orang yang datang dari berbagai wilayah Timur Tengah, para rasul menegaskan, "Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi" (Kisah Para Rasul 2:32).
Semua kejadian itu susah dibayangkan oleh kita sebagai orang zaman modern. Namun, itulah yang terjadi. Allah menjadi orang sehari-hari. Allah yang mahakuasa ternyata tidak sok kuasa. Ia menjadi orang yang tidak berdaya. Dan, semua itu berawal pada malam Natal.
Apa gerangan maksud Allah dengan semua kejadian itu? Apa gerangan maksud Allah menjadi Guru keliling yang bernama Yesus itu? Apa yang diajarkan oleh Guru itu? Yang diajarkan dan diteladankan oleh Guru itu adalah sebuah hidup yang baru. Hidup baru itu menawarkan kepada kita sebuah hidup yang berbeda, bukan lagi hidup yang dikendalikan oleh gila kuasa, gila harta, dan gila angkara. Sebaliknya, kita diajak hidup seperti guru bernama Yesus itu yang hati-Nya dikendalikan oleh Allah yang penuh cinta.
Segala ihwal ini berawal pada malam Natal, saat Allah melepaskan segala keberdayaan-Nya lalu menjadi seorang bayi yang tidak berdaya. Natal adalah lambang kerelaan Allah untuk menjadi tidak berdaya. Natal adalah perayaan ketidakberdayaan. Kita merayakan ketidakberdayaan Allah. Tepatnya, kita merayakan buah dari ketidakberdayaan Allah. Buah itu adalah berjalan mengikuti Guru keliling bernama Yesus yang hati-Nya berlubuk cinta.
Malam Natal memang sarat makna. Malam Natal sarat dengan makna yang membuat kita jadi terpana dan ternganga. Pada malam Natal, tidak perlu lagi ada suara. Tidak ada tempat lagi untuk kata-kata. Tidak ada waktu lagi untuk upacara. Yang Dia tunggu dari kita cuma langkah nyata.
Sumber asli:
Judul buku: Selamat Berpelita
Judul bab: Natal: Allah Tidak Berdaya
Penulis: Andar Ismail
Penerbit: PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta 2011
Halaman: 98 -- 101
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Natal
Alamat URL: http://natal.sabda.org/natal_allah_tidak_berdaya
Penulis: Andar Ismail
Tanggal akses: 17 Oktober 2013
ARTIKEL DOA: BAGAIMANA DAPAT BERDOA KETIKA SAYA SEDANG SANGAT SIBUK?
Salah satu tantangan terbesar dari doa, bahkan mungkin lebih besar daripada sebelumnya adalah menemukan waktu untuk berdoa. Bagaimana caranya berdoa ketika kita mengetahui bahwa doa itu penting dan ketika kita ingin memiliki saat teduh yang baik bersama Tuhan, tetapi kenyataannya diri kita sendiri terlalu sibuk.
Waktu adalah satu hal yang sangat berharga saat ini. Kita menjalani kehidupan yang diisi dengan kesibukan, makan makanan cepat saji, dan beraneka macam tugas. Kita menggunakan HP pintar untuk mengirim email, merencanakan kegiatan kita sehari-hari, berbelanja, menjelajah internet; semuanya berlangsung di mana pun kita berada. Zaman modern yang diisi dengan perangkat hemat tenaga kerja ini tampaknya hanya mengarah pada peningkatan pilihan, tekanan, dan berbagai kesempatan agar waktu kita terisi.
Seberapa sering Anda mendengar jawaban "Sibuk" dan "Capai" atau malah keduanya, ketika bertanya pada seseorang tentang bagaimana mereka menyediakan waktu untuk berdoa? Internet penuh dengan artikel-artikel tentang pengaturan waktu, bagaimana cara meningkatkan efisiensi kita dan mengatur waktu kita, baik di rumah atau di tempat kerja.
Dengan semua kesibukan ini, ditambah dengan rutinitas kehidupan yang berjalan cepat, cukup menjadi tantangan untuk dapat menemukan waktu untuk berdoa.
Bahkan, ketika kita benar-benar menemukan waktu, biasanya kita akan merasa tidak mampu bersantai, menghargai kehadiran Allah, dan menenangkan roh kita.
"Melangkah keluar dari kesibukan kita, dari gaya hidup yang aktif menuju gaya hidup doa yang tenang tidaklah sama dengan melangkah ke dimensi lain dalam sekejap!"
Belajar bagaimana berdoa ketika kehidupan kita kian sibuk dan tertekan adalah sangat penting.
Yesus adalah Orang yang cukup sibuk! Ia memiliki banyak kesibukan dalam hidup-Nya, yaitu berkhotbah, menyembuhkan, melakukan mukjizat, dan memimpin murid-murid-Nya. Namun, seperti yang sering kita baca dalam Injil Markus, Ia secara teratur menyediakan waktu untuk berdoa.
"Sesudah itu, Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa." (Markus 6:45-46)
Ini terjadi setelah Yesus memberi makan lima ribu orang, ketika Ia baru saja mengajarkan sebuah pesan yang mengagumkan dan luar biasa sehingga banyak orang yang mendengarkan-Nya melewatkan makan malam. Karena itu, mereka akhirnya mengalami "piknik" yang ajaib bersama-sama.
Akan tetapi, Yesus mengetahui kapan waktunya untuk bekerja dan kapan mengakhiri pesta. Ia menyadari kapan Ia perlu menyuruh orang-orang tersebut untuk pulang, dan mengambil waktu untuk berdoa serta menghabiskan waktu bersama Bapa-Nya.
Ini adalah contoh yang sangat bagus bagi kita. Yesus tahu pentingnya mengutamakan doa, bahkan di tengah-tengah pelayanan-Nya, dan tidak membiarkan tuntutan-tuntutan atas waktu-Nya merampas kebutuhan untuk berdoa dari-Nya.
1. Bagaimana Cara Berdoa -- Tentukan Waktu Secara Teratur
Sering kali, kita terdorong mendoakan hal utama pada pagi hari untuk menyiapkan diri kita selama sehari. Dan, saya mesti mengakui, doa pagi hari cenderung menjadi waktu yang terbaik buat saya. Saya adalah orang yang terbiasa bangun pagi dan menyadari bahwa setelah saya masuk ke dalam harmoni hari, saya merasa lebih mudah dalam mengisi waktu saya dengan melakukan hal-hal lain dan tidak pernah tergerak untuk berdoa.
Namun, saya tahu bahwa bagi banyak orang, hal ini bukanlah waktu terbaik mereka dalam sehari. Suami saya lebih mirip burung hantu dan perlu waktu lebih lama untuk terbangun pada pagi hari.
Ada sebuah saran yang saya ingat dari seorang wanita bijaksana yang saya kenal. Ia menunggu jam istirahat pertama pada satu hari dan menggunakannya untuk berdoa. Mungkin pada waktu Anda mengemudi menuju tempat kerja, setelah Anda mengantar anak-anak ke sekolah, pada jam istirahat atau jam makan siang, dll..
Kapan pun waktu yang Anda sisihkan, sangat bijaksana untuk menyediakan waktu yang teratur sebagai waktu bersaat teduh bersama Allah, setiap hari jika mungkin. Akan tetapi, jika tidak memungkinkan, pilihlah waktu yang Anda bisa.
2. Bagaimana Cara Berdoa -- Buatlah Janji Doa
Bagi sebagian dari kita, membentuk sebuah kebiasaan untuk berdoa secara teratur adalah tidak mungkin karena tidak ada hari yang sama. Kita memiliki pola perpindahan waktu yang berbeda atau kita membagi kehidupan kita antara pekerjaan paruh waktu dan pengasuhan anak.
Gunakan buku agenda Anda untuk mencatat janji pertemuan Anda dengan Allah di setiap awal minggu, kemudian lakukanlah seperti yang Anda catat untuk pertemuan berikutnya.
3. Bagaimana Cara Berdoa -- Jangan Mengutamakan "Kegiatan" Melebihi Doa
Jerat kesibukan menggoda kita untuk menjadi terlalu sibuk bagi Tuhan sehingga kita kehilangan waktu hanya untuk bersama Allah.
Kita mengisi waktu dengan melayani Dia dalam komunitas, keluarga, gereja, sekolah, dan tempat kerja. Dan, tiba-tiba kita kehabisan waktu karena kita terlalu sibuk dengan banyak kegiatan sehingga kita putus hubungan dengan Allah karena kita tidak memiliki waktu untuk berdoa. Saya sering kali mengisi waktu saya dengan banyak melayani Tuhan sehingga saya kehilangan waktu untuk berdoa.
Akan tetapi, berdoa bagi pelayanan yang di dalamnya kita terlibat adalah sangat penting. Kita harus menjadikannya sebagai prioritas seperti yang dilakukan Yesus, dan tidak membohongi diri sendiri dengan memercayai bahwa kesibukan kita adalah penting untuk memperluas Kerajaan Allah. Hanya melalui doa, bukannya kesibukan, kuasa Allah akan dinyatakan.
4. Bagaimana Cara Berdoa -- Nikmatilah Keheningan
Di tengah gaya hidup yang sibuk, mengambil waktu untuk berdoa dapat menjadi sebuah berkat bagi kita secara rohani, jasmani, emosional, dan mental. Di dunia, kesibukan dan tekanan sering kali membuat orang merasa stres dan khawatir. Kita perlu menerima anugerah Tuhan dengan tinggal dalam keheningan-Nya. Dalam keheningan-Nya, kita akan menerima kesembuhan, kekuatan, dan damai yang kita perlukan untuk bertahan. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Essential Thing Devotions
Alamat URL: http://essentialthingdevotions.com/2013/07/30/how-to-pray-when-im-just-so-busy/
Judul asli artikel: How to Pray When I'm Just So Busy?
Penulis: Melanie Caldicott
Tanggal akses: 23 Agustus 2013
Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Ryan, dan Sigit
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
BULETIN DOA -- Menyediakan Waktu Bersama Tuhan (2)
Edisi Desember 2013, Vol. 05 No. 93
Salam kasih,
Masih terkait dengan artikel minggu lalu, minggu ini kita akan membahas tentang pentingnya menyediakan waktu bersama Tuhan. Di tengah kesibukan Natal serta liburan akhir tahun yang kian menjelang, kiranya Sahabat e-Doa masih selalu menyempatkan diri untuk bersaat teduh dan menikmati waktu-waktu sendirian bersama Tuhan. Akan lebih baik lagi jika momen akhir tahun ini dapat digunakan oleh Sahabat e-Doa bersama keluarga atau teman, untuk berefleksi dan mensyukuri berkat-berkat Tuhan di sepanjang tahun 2013. Kita akan melihat betapa Ia selalu berkarya dan turut campur tangan dalam setiap sudut kehidupan, mendukung dan memelihara kita senantiasa. Tuhan sungguh baik, itulah pengakuan yang akan selalu kita ucapkan pada akhirnya.
Dalam kesempatan ini, segenap redaksi publikasi e-Doa mengucapkan "Selamat Hari Natal 2013 & Tahun Baru 2014" kepada seluruh pelanggan dan Sahabat e-Doa! Kasih dan damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus kiranya senantiasa memberi inspirasi dan pengharapan dalam mengolah kehidupan di tahun 2014 mendatang, serta memampukan kita untuk menjadi berkat bagi sesama. Amin.
Selamat mengenang seluruh kisah pemeliharaan Tuhan di tahun 2013 dan melangkah dengan penuh iman menuju tahun 2014. Imanuel, Allah beserta Kita!
Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://doa.sabda.org >
RENUNGAN NATAL: NATAL: ALLAH TIDAK BERDAYA
Orang yang berbaring sakit dan tidak mampu berdiri merasa tidak berdaya. Mengambil dan memegang segelas air minum pun ia tidak kuat. Ia bergantung pada pertolongan orang lain. Ia tidak berdaya.
Hidup berawal dan berakhir dengan keadaan tidak berdaya. Sebagai bayi, kita hanya dapat berbaring dan menangis. Kelak, saat menghadapi ajal, kita juga hanya bisa berbaring dan meneteskan air mata.
Dalam garis sejarah umat manusia yang panjang terdapat sebuah titik kecil dan singkat, saat Allah menjelma sebagai seorang manusia. Penjelmaan hidup Allah itu juga berawal dan berakhir dalam keadaan tidak berdaya.
Allah memilih cara untuk mengawali hidup penjelmaan-Nya tanpa kuasa dan daya apa-apa. Ia menjelma menjadi seorang bayi di sebuah kota kecil di Palestina pada zaman penjajahan kekaisaran Romawi. Bayi itu dinamai Yesus. Penulis Alkitab bersaksi tentang "... bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan" (Lukas 2:16). Titik awal penjelmaan hidup Allah adalah menjadi orang yang tidak berdaya apa-apa, kecuali terlentang dan menangis.
Lalu, 33 tahun kemudian, Allah memilih cara untuk mengakhiri hidup penjelmaan-Nya juga tanpa kuasa dan daya apa-apa. Ia mati secara hina dina, yaitu digantung di kayu salib. Penulis Alkitab bersaksi, "Lalu berserulah (Yun. apheis phonen, artinya meraung atau menangis) Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya" (Markus 15:37). Ujung akhir penjelmaan Allah adalah lagi-lagi menjadi orang yang tidak berdaya kecuali terlentang dan menangis.
Masa 33 tahun antara kelahiran dan kematian Yesus itu pun jauh dari keadaan daya dan jaya. Ia dibesarkan dalam keluarga perajin kayu. Ia bersekolah di desa. Pada usia dewasa, Ia menjadi seorang guru keliling. Ia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala, apalagi harta benda. Hidup-Nya sederhana bersahaja, tanpa daya dan jaya.
Tidak masuk akal bahwa Allah yang betul-betul mahakuasa memilih cara lahir, cara hidup, dan cara mati seperti itu. Akan tetapi, ternyata Ia memilih cara mengawali, menjalani, dan mengakhiri penjelmaan-Nya sebagai orang yang tidak berdaya.
Mungkin itu wujud solidaritas Allah kepada orang-orang yang tidak berdaya. Ada begitu banyak orang yang tidak berdaya. Tidak berdaya secara fisik. Tidak berdaya secara keuangan. Tidak berdaya secara kedudukan atau lainnya. Mereka tersingkir. Mereka ada di pinggir. Mereka dipandang dengan mulut mencibir. Namun, Allah sengaja menempatkan diri di antara mereka.
Atau, mungkin itu adalah wujud solidaritas Allah kepada seluruh umat manusia, sebab bukankah sebenarnya kita semua pun, cepat atau lambat, akan menjadi tidak berdaya?
Memang, sekarang kita masih berdaya dan punya kuasa. Kita mampu berbuat ini dan itu. Kita berlakon bak Yang Mahakuasa di rumah, di tempat kerja, di jalan raya, bahkan juga di gereja. Padahal, bukankah keberdayaan kita itu cuma seperti telur di ujung tongkat yang sembarang waktu akan tamat?
Sebaliknya, Allah yang betul-betul mahakuasa malah sengaja memilih cara lahir, cara hidup, dan cara mati secara bersahaja dan tidak berdaya. Itulah kesaksian para rasul yang siang malam berombongan dengan Yesus.
Lalu, beberapa hari setelah Yesus mati secara hina itu, para rasul bersaksi bahwa Yesus telah dibangkitkan oleh Allah. Di hadapan kerumunan orang-orang yang datang dari berbagai wilayah Timur Tengah, para rasul menegaskan, "Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi" (Kisah Para Rasul 2:32).
Semua kejadian itu susah dibayangkan oleh kita sebagai orang zaman modern. Namun, itulah yang terjadi. Allah menjadi orang sehari-hari. Allah yang mahakuasa ternyata tidak sok kuasa. Ia menjadi orang yang tidak berdaya. Dan, semua itu berawal pada malam Natal.
Apa gerangan maksud Allah dengan semua kejadian itu? Apa gerangan maksud Allah menjadi Guru keliling yang bernama Yesus itu? Apa yang diajarkan oleh Guru itu? Yang diajarkan dan diteladankan oleh Guru itu adalah sebuah hidup yang baru. Hidup baru itu menawarkan kepada kita sebuah hidup yang berbeda, bukan lagi hidup yang dikendalikan oleh gila kuasa, gila harta, dan gila angkara. Sebaliknya, kita diajak hidup seperti guru bernama Yesus itu yang hati-Nya dikendalikan oleh Allah yang penuh cinta.
Segala ihwal ini berawal pada malam Natal, saat Allah melepaskan segala keberdayaan-Nya lalu menjadi seorang bayi yang tidak berdaya. Natal adalah lambang kerelaan Allah untuk menjadi tidak berdaya. Natal adalah perayaan ketidakberdayaan. Kita merayakan ketidakberdayaan Allah. Tepatnya, kita merayakan buah dari ketidakberdayaan Allah. Buah itu adalah berjalan mengikuti Guru keliling bernama Yesus yang hati-Nya berlubuk cinta.
Malam Natal memang sarat makna. Malam Natal sarat dengan makna yang membuat kita jadi terpana dan ternganga. Pada malam Natal, tidak perlu lagi ada suara. Tidak ada tempat lagi untuk kata-kata. Tidak ada waktu lagi untuk upacara. Yang Dia tunggu dari kita cuma langkah nyata.
Sumber asli:
Judul buku: Selamat Berpelita
Judul bab: Natal: Allah Tidak Berdaya
Penulis: Andar Ismail
Penerbit: PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta 2011
Halaman: 98 -- 101
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Natal
Alamat URL: http://natal.sabda.org/natal_allah_tidak_berdaya
Penulis: Andar Ismail
Tanggal akses: 17 Oktober 2013
ARTIKEL DOA: BAGAIMANA DAPAT BERDOA KETIKA SAYA SEDANG SANGAT SIBUK?
Salah satu tantangan terbesar dari doa, bahkan mungkin lebih besar daripada sebelumnya adalah menemukan waktu untuk berdoa. Bagaimana caranya berdoa ketika kita mengetahui bahwa doa itu penting dan ketika kita ingin memiliki saat teduh yang baik bersama Tuhan, tetapi kenyataannya diri kita sendiri terlalu sibuk.
Waktu adalah satu hal yang sangat berharga saat ini. Kita menjalani kehidupan yang diisi dengan kesibukan, makan makanan cepat saji, dan beraneka macam tugas. Kita menggunakan HP pintar untuk mengirim email, merencanakan kegiatan kita sehari-hari, berbelanja, menjelajah internet; semuanya berlangsung di mana pun kita berada. Zaman modern yang diisi dengan perangkat hemat tenaga kerja ini tampaknya hanya mengarah pada peningkatan pilihan, tekanan, dan berbagai kesempatan agar waktu kita terisi.
Seberapa sering Anda mendengar jawaban "Sibuk" dan "Capai" atau malah keduanya, ketika bertanya pada seseorang tentang bagaimana mereka menyediakan waktu untuk berdoa? Internet penuh dengan artikel-artikel tentang pengaturan waktu, bagaimana cara meningkatkan efisiensi kita dan mengatur waktu kita, baik di rumah atau di tempat kerja.
Dengan semua kesibukan ini, ditambah dengan rutinitas kehidupan yang berjalan cepat, cukup menjadi tantangan untuk dapat menemukan waktu untuk berdoa.
Bahkan, ketika kita benar-benar menemukan waktu, biasanya kita akan merasa tidak mampu bersantai, menghargai kehadiran Allah, dan menenangkan roh kita.
"Melangkah keluar dari kesibukan kita, dari gaya hidup yang aktif menuju gaya hidup doa yang tenang tidaklah sama dengan melangkah ke dimensi lain dalam sekejap!"
Belajar bagaimana berdoa ketika kehidupan kita kian sibuk dan tertekan adalah sangat penting.
Yesus adalah Orang yang cukup sibuk! Ia memiliki banyak kesibukan dalam hidup-Nya, yaitu berkhotbah, menyembuhkan, melakukan mukjizat, dan memimpin murid-murid-Nya. Namun, seperti yang sering kita baca dalam Injil Markus, Ia secara teratur menyediakan waktu untuk berdoa.
"Sesudah itu, Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa." (Markus 6:45-46)
Ini terjadi setelah Yesus memberi makan lima ribu orang, ketika Ia baru saja mengajarkan sebuah pesan yang mengagumkan dan luar biasa sehingga banyak orang yang mendengarkan-Nya melewatkan makan malam. Karena itu, mereka akhirnya mengalami "piknik" yang ajaib bersama-sama.
Akan tetapi, Yesus mengetahui kapan waktunya untuk bekerja dan kapan mengakhiri pesta. Ia menyadari kapan Ia perlu menyuruh orang-orang tersebut untuk pulang, dan mengambil waktu untuk berdoa serta menghabiskan waktu bersama Bapa-Nya.
Ini adalah contoh yang sangat bagus bagi kita. Yesus tahu pentingnya mengutamakan doa, bahkan di tengah-tengah pelayanan-Nya, dan tidak membiarkan tuntutan-tuntutan atas waktu-Nya merampas kebutuhan untuk berdoa dari-Nya.
1. Bagaimana Cara Berdoa -- Tentukan Waktu Secara Teratur
Sering kali, kita terdorong mendoakan hal utama pada pagi hari untuk menyiapkan diri kita selama sehari. Dan, saya mesti mengakui, doa pagi hari cenderung menjadi waktu yang terbaik buat saya. Saya adalah orang yang terbiasa bangun pagi dan menyadari bahwa setelah saya masuk ke dalam harmoni hari, saya merasa lebih mudah dalam mengisi waktu saya dengan melakukan hal-hal lain dan tidak pernah tergerak untuk berdoa.
Namun, saya tahu bahwa bagi banyak orang, hal ini bukanlah waktu terbaik mereka dalam sehari. Suami saya lebih mirip burung hantu dan perlu waktu lebih lama untuk terbangun pada pagi hari.
Ada sebuah saran yang saya ingat dari seorang wanita bijaksana yang saya kenal. Ia menunggu jam istirahat pertama pada satu hari dan menggunakannya untuk berdoa. Mungkin pada waktu Anda mengemudi menuju tempat kerja, setelah Anda mengantar anak-anak ke sekolah, pada jam istirahat atau jam makan siang, dll..
Kapan pun waktu yang Anda sisihkan, sangat bijaksana untuk menyediakan waktu yang teratur sebagai waktu bersaat teduh bersama Allah, setiap hari jika mungkin. Akan tetapi, jika tidak memungkinkan, pilihlah waktu yang Anda bisa.
2. Bagaimana Cara Berdoa -- Buatlah Janji Doa
Bagi sebagian dari kita, membentuk sebuah kebiasaan untuk berdoa secara teratur adalah tidak mungkin karena tidak ada hari yang sama. Kita memiliki pola perpindahan waktu yang berbeda atau kita membagi kehidupan kita antara pekerjaan paruh waktu dan pengasuhan anak.
Gunakan buku agenda Anda untuk mencatat janji pertemuan Anda dengan Allah di setiap awal minggu, kemudian lakukanlah seperti yang Anda catat untuk pertemuan berikutnya.
3. Bagaimana Cara Berdoa -- Jangan Mengutamakan "Kegiatan" Melebihi Doa
Jerat kesibukan menggoda kita untuk menjadi terlalu sibuk bagi Tuhan sehingga kita kehilangan waktu hanya untuk bersama Allah.
Kita mengisi waktu dengan melayani Dia dalam komunitas, keluarga, gereja, sekolah, dan tempat kerja. Dan, tiba-tiba kita kehabisan waktu karena kita terlalu sibuk dengan banyak kegiatan sehingga kita putus hubungan dengan Allah karena kita tidak memiliki waktu untuk berdoa. Saya sering kali mengisi waktu saya dengan banyak melayani Tuhan sehingga saya kehilangan waktu untuk berdoa.
Akan tetapi, berdoa bagi pelayanan yang di dalamnya kita terlibat adalah sangat penting. Kita harus menjadikannya sebagai prioritas seperti yang dilakukan Yesus, dan tidak membohongi diri sendiri dengan memercayai bahwa kesibukan kita adalah penting untuk memperluas Kerajaan Allah. Hanya melalui doa, bukannya kesibukan, kuasa Allah akan dinyatakan.
4. Bagaimana Cara Berdoa -- Nikmatilah Keheningan
Di tengah gaya hidup yang sibuk, mengambil waktu untuk berdoa dapat menjadi sebuah berkat bagi kita secara rohani, jasmani, emosional, dan mental. Di dunia, kesibukan dan tekanan sering kali membuat orang merasa stres dan khawatir. Kita perlu menerima anugerah Tuhan dengan tinggal dalam keheningan-Nya. Dalam keheningan-Nya, kita akan menerima kesembuhan, kekuatan, dan damai yang kita perlukan untuk bertahan. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Essential Thing Devotions
Alamat URL: http://essentialthingdevotions.com/2013/07/30/how-to-pray-when-im-just-so-busy/
Judul asli artikel: How to Pray When I'm Just So Busy?
Penulis: Melanie Caldicott
Tanggal akses: 23 Agustus 2013
Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Ryan, dan Sigit
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
(e-RH) Desember 19 -- KESEDIHAN DI ATENA
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 19 Desember 2013
Bacaan : Kisah Para Rasul 17:16-34
Setahun: 2 Petrus 1-3
Nats: Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih
hatinya karena ia melihat bahwa kota itu penuh dengan
patung-patung berhala. (Kisah Pr Rasul 17:16)
Judul:
KESEDIHAN DI ATENA
Pernahkah hati Anda terusik melihat banyaknya orang terpelajar
yang terlibat kasus narkoba atau melakukan tindak kejahatan? Sedih
rasanya melihat orang yang cerdas ternyata tidak dapat membedakan
antara yang benar dan yang salah. Betapa dosa telah menyelubungi
nurani manusia!
Bisa jadi Paulus merasakan kesedihan serupa ketika mengunjungi
Atena. Kota itu merupakan pusat ilmu pengetahuan Yunani. Di sana ada
banyak sekolah filsafat terkenal, juga tempat tinggal para cerdik
pandai dan pujangga. Baik penduduk maupun pendatang di kota itu
menghabiskan waktu mereka untuk belajar (ay. 21). Namun, pengetahuan
yang banyak rupanya tidak membukakan mata mereka terhadap Tuhan.
Bagaimana bisa mereka menyamakan Pencipta dengan buatan manusia
ciptaan-Nya (ay. 29)? Kesedihan Paulus menggerakkannya untuk
bertindak. Ia memberitakan Injil dengan cara yang memicu
keingintahuan kaum terpelajar itu (ay. 18-20). Beberapa orang
menolak, tetapi tidak sedikit juga yang menjadi percaya (ay. 32-34).
Di balik sikap kritis bahkan sinis kaum terpelajar, ada kebutuhan
batin yang membuat mereka mencari-cari kebenaran. Siapakah yang akan
mengisi kehausan mereka akan makna? Bagaimana mereka dapat
mendengarkan dan menyambut Injil Kristus yang mampu mengubahkan
hidup dan memuaskan kehausan mereka? Mari kita mendoakan kaum
intelektual di negeri kita. Kiranya Tuhan menerangi pikiran mereka
dengan kebenaran, agar orang-orang ini dapat memakai segenap
pengetahuan mereka bagi kemuliaan-Nya. --Elisabeth I
PENYERAHAN DIRI KEPADA TUHAN DAN PERSEKUTUAN DENGAN
SAUDARA SEIMAN MEMPERKUAT KITA DALAM MENGHADAPI PENCOBAAN.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/12/19/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+17:16-34
Kisah Para Rasul 17:16-34
16 Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih
hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan
patung-patung berhala.
17 Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan
orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di
pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ.
18 Dan juga beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa
bersoal jawab dengan dia dan ada yang berkata: "Apakah yang
hendak dikatakan si peleter ini?" Tetapi yang lain berkata:
"Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing." Sebab
ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya.
19 Lalu mereka membawanya menghadap sidang Areopagus dan
mengatakan: "Bolehkah kami tahu ajaran baru mana yang kauajarkan
ini?
20 Sebab engkau memperdengarkan kepada kami perkara-perkara yang
aneh. Karena itu kami ingin tahu, apakah artinya semua itu."
21 Adapun orang-orang Atena dan orang-orang asing yang tinggal di
situ tidak mempunyai waktu untuk sesuatu selain untuk mengatakan
atau mendengar segala sesuatu yang baru.
22 Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: "Hai
orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat
beribadah kepada dewa-dewa.
23 Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat
barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan
tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah
tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
24 Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang
adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil
buatan tangan manusia,
25 dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia
kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan
nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.
26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat
manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan
musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
27 supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan
menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
28 Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti
yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita
ini dari keturunan Allah juga.
29 Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh
berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau
batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
30 Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah
memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka
harus bertobat.
31 Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan
adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah
ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu
bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang
mati."
32 Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada
yang mengejek, dan yang lain berkata: "Lain kali saja kami
mendengar engkau berbicara tentang hal itu."
33 Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka.
34 Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia
dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota
majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan
juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?2+Petrus+1-3
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Petrus+1-3
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 19 Desember 2013
Bacaan : Kisah Para Rasul 17:16-34
Setahun: 2 Petrus 1-3
Nats: Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih
hatinya karena ia melihat bahwa kota itu penuh dengan
patung-patung berhala. (Kisah Pr Rasul 17:16)
Judul:
KESEDIHAN DI ATENA
Pernahkah hati Anda terusik melihat banyaknya orang terpelajar
yang terlibat kasus narkoba atau melakukan tindak kejahatan? Sedih
rasanya melihat orang yang cerdas ternyata tidak dapat membedakan
antara yang benar dan yang salah. Betapa dosa telah menyelubungi
nurani manusia!
Bisa jadi Paulus merasakan kesedihan serupa ketika mengunjungi
Atena. Kota itu merupakan pusat ilmu pengetahuan Yunani. Di sana ada
banyak sekolah filsafat terkenal, juga tempat tinggal para cerdik
pandai dan pujangga. Baik penduduk maupun pendatang di kota itu
menghabiskan waktu mereka untuk belajar (ay. 21). Namun, pengetahuan
yang banyak rupanya tidak membukakan mata mereka terhadap Tuhan.
Bagaimana bisa mereka menyamakan Pencipta dengan buatan manusia
ciptaan-Nya (ay. 29)? Kesedihan Paulus menggerakkannya untuk
bertindak. Ia memberitakan Injil dengan cara yang memicu
keingintahuan kaum terpelajar itu (ay. 18-20). Beberapa orang
menolak, tetapi tidak sedikit juga yang menjadi percaya (ay. 32-34).
Di balik sikap kritis bahkan sinis kaum terpelajar, ada kebutuhan
batin yang membuat mereka mencari-cari kebenaran. Siapakah yang akan
mengisi kehausan mereka akan makna? Bagaimana mereka dapat
mendengarkan dan menyambut Injil Kristus yang mampu mengubahkan
hidup dan memuaskan kehausan mereka? Mari kita mendoakan kaum
intelektual di negeri kita. Kiranya Tuhan menerangi pikiran mereka
dengan kebenaran, agar orang-orang ini dapat memakai segenap
pengetahuan mereka bagi kemuliaan-Nya. --Elisabeth I
PENYERAHAN DIRI KEPADA TUHAN DAN PERSEKUTUAN DENGAN
SAUDARA SEIMAN MEMPERKUAT KITA DALAM MENGHADAPI PENCOBAAN.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/12/19/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+17:16-34
Kisah Para Rasul 17:16-34
16 Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih
hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan
patung-patung berhala.
17 Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan
orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di
pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ.
18 Dan juga beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa
bersoal jawab dengan dia dan ada yang berkata: "Apakah yang
hendak dikatakan si peleter ini?" Tetapi yang lain berkata:
"Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing." Sebab
ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya.
19 Lalu mereka membawanya menghadap sidang Areopagus dan
mengatakan: "Bolehkah kami tahu ajaran baru mana yang kauajarkan
ini?
20 Sebab engkau memperdengarkan kepada kami perkara-perkara yang
aneh. Karena itu kami ingin tahu, apakah artinya semua itu."
21 Adapun orang-orang Atena dan orang-orang asing yang tinggal di
situ tidak mempunyai waktu untuk sesuatu selain untuk mengatakan
atau mendengar segala sesuatu yang baru.
22 Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: "Hai
orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat
beribadah kepada dewa-dewa.
23 Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat
barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan
tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah
tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
24 Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang
adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil
buatan tangan manusia,
25 dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia
kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan
nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.
26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat
manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan
musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
27 supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan
menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
28 Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti
yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita
ini dari keturunan Allah juga.
29 Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh
berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau
batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
30 Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah
memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka
harus bertobat.
31 Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan
adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah
ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu
bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang
mati."
32 Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada
yang mengejek, dan yang lain berkata: "Lain kali saja kami
mendengar engkau berbicara tentang hal itu."
33 Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka.
34 Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia
dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota
majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan
juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?2+Petrus+1-3
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Petrus+1-3
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Tuesday, December 17, 2013
[i-kan-humor] [e-Humor] KELELAHAN -- 2294 Desember/2013
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
e-Humor
2294, Desember 2013
Shalom,
SELAMAT HARI NATAL! Segenap tim redaksi e-Humor mengucapkan "Selamat Hari Natal 2013" kepada pelanggan setia e-Humor. Kiranya Natal tahun ini kembali mengingatkan kita pada makna Natal yang sesungguhnya. Natal sebagai hari ketika Allah menyatakan kasih-Nya yang luar biasa kepada manusia berdosa.
Hari Natal pastinya akan menjadi hari yang sangat sibuk bagi para hamba Tuhan, seperti tokoh humor kita hari ini. Pendeta yang satu ini begitu sibuk berkhotbah di hari Natal. Sekalipun sang Pendeta yang sibuk berkhotbah, anehnya istrinyalah yang merasa kelelahan. Mau tahu mengapa? Silakan disimak.
Pemimpin Redaksi e-Humor,
Yegar
< yegar(at)in-christ.net >
< http://humor.sabda.org/ >
2294. KELELAHAN
Sepulang dari kebaktian Natal, seorang istri pendeta berbaring di sofa karena kelelahan. Ia menumpahkan kekesalannya, "Aduuuh, aku benar-benar merasa capek."
Sang suami memandangnya dan berkata, "Aku heran dengan kamu. Aku telah memimpin dua kebaktian Natal kemarin malam. Hari ini memberi lima kali khotbah. Lalu, mengapa kamu yang merasa kelelahan, Bu?"
Dengan wajah masam sang istri menjawab, "Masalahnya, aku yang harus duduk dan mendengarkan semua khotbah itu, 'kan?"
[Sumber: http://www.lucubanget.net/humor-kristen.php?page=3]
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. (1 Korintus 15:58) < http://alkitab.sabda.org/?1Korintus+15:58 >
Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Yegar dan Lusia
Berlangganan: subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-Humor
2294, Desember 2013
Shalom,
SELAMAT HARI NATAL! Segenap tim redaksi e-Humor mengucapkan "Selamat Hari Natal 2013" kepada pelanggan setia e-Humor. Kiranya Natal tahun ini kembali mengingatkan kita pada makna Natal yang sesungguhnya. Natal sebagai hari ketika Allah menyatakan kasih-Nya yang luar biasa kepada manusia berdosa.
Hari Natal pastinya akan menjadi hari yang sangat sibuk bagi para hamba Tuhan, seperti tokoh humor kita hari ini. Pendeta yang satu ini begitu sibuk berkhotbah di hari Natal. Sekalipun sang Pendeta yang sibuk berkhotbah, anehnya istrinyalah yang merasa kelelahan. Mau tahu mengapa? Silakan disimak.
Pemimpin Redaksi e-Humor,
Yegar
< yegar(at)in-christ.net >
< http://humor.sabda.org/ >
2294. KELELAHAN
Sepulang dari kebaktian Natal, seorang istri pendeta berbaring di sofa karena kelelahan. Ia menumpahkan kekesalannya, "Aduuuh, aku benar-benar merasa capek."
Sang suami memandangnya dan berkata, "Aku heran dengan kamu. Aku telah memimpin dua kebaktian Natal kemarin malam. Hari ini memberi lima kali khotbah. Lalu, mengapa kamu yang merasa kelelahan, Bu?"
Dengan wajah masam sang istri menjawab, "Masalahnya, aku yang harus duduk dan mendengarkan semua khotbah itu, 'kan?"
[Sumber: http://www.lucubanget.net/humor-kristen.php?page=3]
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. (1 Korintus 15:58) < http://alkitab.sabda.org/?1Korintus+15:58 >
Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Yegar dan Lusia
Berlangganan: subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Natal (III) -- Edisi 666/Desember 2013
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
e-BinaAnak -- Natal (III)
666/Desember/III/2013
Salam sukacita Natal,
Bagaimana perayaan Natal di sekolah minggu Anda? Kami berharap perayaan Natal tahun ini memberi kesan yang istimewa di hati Anda dan para anak layan, terutama untuk makin menyadari dan mengenal kasih Kristus, Sang Juru Selamat kita. Sebagai penutup edisi e-BinaAnak tahun 2013 ini, mari bersama-sama kita melihat bagaimana menolong anak-anak untuk merayakan Natal dengan penuh makna melalui beberapa kegiatan. Kiranya ini dapat mendorong kita semua untuk makin menyadari bahwa Natal bukanlah sekadar perayaan, melainkan juga peringatan akan kasih Allah kepada kita melalui kelahiran Putra Tunggal-Nya. Simaklah sajian berikut ini dan jangan lupa mengajak anak-anak untuk ikut terlibat dalam kegiatan Natal ini.
Kami segenap tim redaksi e-BinaAnak mengucapkan "Selamat Natal 2013, kasih Kristus senantiasa melingkupi kita semua. Amin." Sampai jumpa pada tahun 2014.
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>
Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya. (1 Yohanes 5:1) < http://alkitab.mobi/?1Yohanes+5:1 >
TIP: BAGAIMANA MENGAJARKAN MAKNA NATAL KEPADA ANAK-ANAK?
Cara yang paling efektif untuk mengajarkan makna Natal kepada anak-anak adalah dengan pendekatan sesuai tingkat usianya dan membangun pemahaman bahwa dengan bertambahnya usia mereka, Natal adalah waktu untuk memperingati karunia terbesar yang pernah manusia terima, yaitu Yesus Kristus. Daripada waktu difokuskan pada memberi dan menerima hadiah yang sementara saja, Natal harus menjadi waktu yang difokuskan pada karunia Allah dan makna Natal yang sesungguhnya, yaitu penebusan dan rekonsiliasi manusia dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus.
Selama ini, dunia telah merebut Natal sebagai waktu-waktu untuk melakukan tradisi yang dibuat manusia. Kita dibombardir dengan iklan maupun pajangan-pajangan di toko. Anak-anak dicuci otaknya untuk percaya bahwa mereka layak mendapat hadiah, terlepas dari kemampuan orang tua untuk membelinya. Ada cara untuk mengubah hal itu, yaitu mengajarkan anak-anak bahwa makna Natal adalah ketika Allah memberi mereka hadiah yang sebenarnya tidak pantas mereka terima. Hadiah itu tidak bisa mereka dapatkan hanya karena mereka menjadi "anak baik" (Efesus 2:8-9). Hadiah itu adalah karunia hidup kekal dari Kristus. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16 ) Berikut ini adalah cara-cara praktis yang dapat Anda terapkan dalam keluarga atau gereja untuk mengajarkan makna Natal yang sejati kepada anak-anak.
1. Cara terbaik untuk memberi tahu anak-anak arti sebenarnya dari Natal adalah membacanya dari Alkitab. Matius 1:18-2:23 menceritakan detail seputar kelahiran Yesus, dari janji malaikat, konsepsi-Nya, sampai setelah kelahiran-Nya ketika Yusuf dan Maria pindah ke Nazaret. Biarkan cerita Alkitab itu berbicara sendiri. "Hanya sedikit orang yang dapat benar-benar mendengar kisah Natal itu dan tergerak untuk memercayainya."
2. Ada juga video yang baik dan buku yang tersedia di toko buku Kristen, yang mungkin dapat membantu Anda ketika bercerita tentang kelahiran Tuhan Yesus. Anda bisa membaca buku atau menonton video bersama-sama dan mendiskusikan pertanyaan anak seputar Natal.
3. Dorong anak Anda untuk berpartisipasi dalam sebuah drama Natal di gereja. Anak-anak bisa belajar lebih banyak dari memerankan kisah Natal, bukan hanya mendengarnya. Anda bisa tanyakan kepada panitia Natal di gereja tentang drama Natal yang bisa diperankan anak-anak. Kalau tidak ada, Anda bisa menawarkan untuk melatih anak-anak guna bermain peran dalam drama Natal.
4. Ajak anak untuk berpartisipasi dalam proyek pelayanan sebagai sebuah keluarga. Misalnya, pergi berkunjung ke panti jompo, menyumbangkan hadiah untuk anak-anak miskin di komunitas Anda, atau membagikan kue-kue untuk tetangga Anda. Ketika Anda berkunjung, bawalah beberapa traktat mengenai Yesus Kristus untuk dibagikan kepada mereka yang Anda kunjungi. Atau, masukkan traktat ke dalam bingkisan yang Anda berikan kepada orang lain. Dengan begitu, anak Anda akan belajar pentingnya berbagi imannya akan Yesus Kristus. Sebagai sebuah keluarga, Anda dapat memberi tahu orang lain kabar baik dari Yesus Kristus dan makna Natal yang sejati.
5. Akhirnya, Anda mungkin juga ingin menekankan tradisi Natal yang sejati dalam keluarga/pelayanan Anda. Fokuskan pada kelahiran Kristus dan hindari tradisi-tradisi Natal yang sekuler. (t/Davida)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: All About Jesus Christ
Alamat URL: http://www.allaboutjesuschrist.org/the-meaning-of-christmas-faq.htm
Judul asli artikel: How can I teach my kids the meaning of Christmas?
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 6 Desember 2013
STOP PRESS: UNDANGAN BERGABUNG DI FACEBOOK GRUP "ALKITAB SETIAP HARI" (WALKING WITH GOD)
Facebook Grup "Walking With God" dibuat oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), untuk mengajak setiap orang percaya berjalan bersama Allah dengan membaca firman-Nya setiap hari dan membagikan berkat-Nya kepada anggota yang lain.
Melalui grup ini, kami mengajak setiap peserta untuk:
1. Mengucap syukur atas campur tangan Tuhan dalam hidup kita setiap hari.
2. Membaca dan merenungkan teks Alkitab sesuai dengan perikop yang sudah disusun.
3. Memilih salah satu ayat dari teks Alkitab yang dibaca, yang berbicara paling banyak untuk Anda.
4. Menuliskan pelajaran dari ayat yang dipilih untuk dibagikan kepada anggota lain.
Bergabunglah di Facebook Grup "Alkitab Setiap Hari" (Walking With God).
==> http://www.facebook.com/groups/alkitab.setiap.hari/
Ajak juga teman-teman Anda yang rindu belajar firman Tuhan dengan mengundang mereka bergabung di Facebook Grup "Alkitab Setiap Hari" (Walking With God).
Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-BinaAnak -- Natal (III)
666/Desember/III/2013
Salam sukacita Natal,
Bagaimana perayaan Natal di sekolah minggu Anda? Kami berharap perayaan Natal tahun ini memberi kesan yang istimewa di hati Anda dan para anak layan, terutama untuk makin menyadari dan mengenal kasih Kristus, Sang Juru Selamat kita. Sebagai penutup edisi e-BinaAnak tahun 2013 ini, mari bersama-sama kita melihat bagaimana menolong anak-anak untuk merayakan Natal dengan penuh makna melalui beberapa kegiatan. Kiranya ini dapat mendorong kita semua untuk makin menyadari bahwa Natal bukanlah sekadar perayaan, melainkan juga peringatan akan kasih Allah kepada kita melalui kelahiran Putra Tunggal-Nya. Simaklah sajian berikut ini dan jangan lupa mengajak anak-anak untuk ikut terlibat dalam kegiatan Natal ini.
Kami segenap tim redaksi e-BinaAnak mengucapkan "Selamat Natal 2013, kasih Kristus senantiasa melingkupi kita semua. Amin." Sampai jumpa pada tahun 2014.
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>
Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya. (1 Yohanes 5:1) < http://alkitab.mobi/?1Yohanes+5:1 >
TIP: BAGAIMANA MENGAJARKAN MAKNA NATAL KEPADA ANAK-ANAK?
Cara yang paling efektif untuk mengajarkan makna Natal kepada anak-anak adalah dengan pendekatan sesuai tingkat usianya dan membangun pemahaman bahwa dengan bertambahnya usia mereka, Natal adalah waktu untuk memperingati karunia terbesar yang pernah manusia terima, yaitu Yesus Kristus. Daripada waktu difokuskan pada memberi dan menerima hadiah yang sementara saja, Natal harus menjadi waktu yang difokuskan pada karunia Allah dan makna Natal yang sesungguhnya, yaitu penebusan dan rekonsiliasi manusia dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus.
Selama ini, dunia telah merebut Natal sebagai waktu-waktu untuk melakukan tradisi yang dibuat manusia. Kita dibombardir dengan iklan maupun pajangan-pajangan di toko. Anak-anak dicuci otaknya untuk percaya bahwa mereka layak mendapat hadiah, terlepas dari kemampuan orang tua untuk membelinya. Ada cara untuk mengubah hal itu, yaitu mengajarkan anak-anak bahwa makna Natal adalah ketika Allah memberi mereka hadiah yang sebenarnya tidak pantas mereka terima. Hadiah itu tidak bisa mereka dapatkan hanya karena mereka menjadi "anak baik" (Efesus 2:8-9). Hadiah itu adalah karunia hidup kekal dari Kristus. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16 ) Berikut ini adalah cara-cara praktis yang dapat Anda terapkan dalam keluarga atau gereja untuk mengajarkan makna Natal yang sejati kepada anak-anak.
1. Cara terbaik untuk memberi tahu anak-anak arti sebenarnya dari Natal adalah membacanya dari Alkitab. Matius 1:18-2:23 menceritakan detail seputar kelahiran Yesus, dari janji malaikat, konsepsi-Nya, sampai setelah kelahiran-Nya ketika Yusuf dan Maria pindah ke Nazaret. Biarkan cerita Alkitab itu berbicara sendiri. "Hanya sedikit orang yang dapat benar-benar mendengar kisah Natal itu dan tergerak untuk memercayainya."
2. Ada juga video yang baik dan buku yang tersedia di toko buku Kristen, yang mungkin dapat membantu Anda ketika bercerita tentang kelahiran Tuhan Yesus. Anda bisa membaca buku atau menonton video bersama-sama dan mendiskusikan pertanyaan anak seputar Natal.
3. Dorong anak Anda untuk berpartisipasi dalam sebuah drama Natal di gereja. Anak-anak bisa belajar lebih banyak dari memerankan kisah Natal, bukan hanya mendengarnya. Anda bisa tanyakan kepada panitia Natal di gereja tentang drama Natal yang bisa diperankan anak-anak. Kalau tidak ada, Anda bisa menawarkan untuk melatih anak-anak guna bermain peran dalam drama Natal.
4. Ajak anak untuk berpartisipasi dalam proyek pelayanan sebagai sebuah keluarga. Misalnya, pergi berkunjung ke panti jompo, menyumbangkan hadiah untuk anak-anak miskin di komunitas Anda, atau membagikan kue-kue untuk tetangga Anda. Ketika Anda berkunjung, bawalah beberapa traktat mengenai Yesus Kristus untuk dibagikan kepada mereka yang Anda kunjungi. Atau, masukkan traktat ke dalam bingkisan yang Anda berikan kepada orang lain. Dengan begitu, anak Anda akan belajar pentingnya berbagi imannya akan Yesus Kristus. Sebagai sebuah keluarga, Anda dapat memberi tahu orang lain kabar baik dari Yesus Kristus dan makna Natal yang sejati.
5. Akhirnya, Anda mungkin juga ingin menekankan tradisi Natal yang sejati dalam keluarga/pelayanan Anda. Fokuskan pada kelahiran Kristus dan hindari tradisi-tradisi Natal yang sekuler. (t/Davida)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: All About Jesus Christ
Alamat URL: http://www.allaboutjesuschrist.org/the-meaning-of-christmas-faq.htm
Judul asli artikel: How can I teach my kids the meaning of Christmas?
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 6 Desember 2013
STOP PRESS: UNDANGAN BERGABUNG DI FACEBOOK GRUP "ALKITAB SETIAP HARI" (WALKING WITH GOD)
Facebook Grup "Walking With God" dibuat oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), untuk mengajak setiap orang percaya berjalan bersama Allah dengan membaca firman-Nya setiap hari dan membagikan berkat-Nya kepada anggota yang lain.
Melalui grup ini, kami mengajak setiap peserta untuk:
1. Mengucap syukur atas campur tangan Tuhan dalam hidup kita setiap hari.
2. Membaca dan merenungkan teks Alkitab sesuai dengan perikop yang sudah disusun.
3. Memilih salah satu ayat dari teks Alkitab yang dibaca, yang berbicara paling banyak untuk Anda.
4. Menuliskan pelajaran dari ayat yang dipilih untuk dibagikan kepada anggota lain.
Bergabunglah di Facebook Grup "Alkitab Setiap Hari" (Walking With God).
==> http://www.facebook.com/groups/alkitab.setiap.hari/
Ajak juga teman-teman Anda yang rindu belajar firman Tuhan dengan mengundang mereka bergabung di Facebook Grup "Alkitab Setiap Hari" (Walking With God).
Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
(e-RH) Desember 18 -- JANGAN LENGAH
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 18 Desember 2013
Bacaan : I Petrus 5:1-11
Setahun: 1 Petrus 3-5
Nats: Sadarlah dan berjagajagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan
keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang
yang dapat ditelannya. (1 Petrus 5:8)
Judul:
JANGAN LENGAH
Bruce Lee, aktor laga terkenal dari Hong Kong era 1960-1970-an,
pernah berkata demikian, "Jangan pernah memalingkan matamu dari
lawan, bahkan pada saat kamu dalam posisi menunduk!" Saat bertarung,
lawan adalah fokus sasaran kita. Sekali saja kita lengah, ia akan
dapat menjatuhkan kita dengan kekuatan yang mungkin tak pernah kita
perkirakan. Sekalipun kita terpaksa harus menundukkan kepala,
seperti kata Lee, pandangan kita harus tetap terarah pada lawan.
Petrus juga mengingatkan jemaat agar sadar dan berjaga-jaga akan
serangan Iblis. Apakah ini berarti kehidupan oang Kristen jadi serba
tegang dan was-was kalau-kalau mendadak entah dari mana lawan kita
menerkam? Syukurlah, tidak begitu. Fokus peringatan ini bukanlah
kecemasan dalam menghadapi serangan musuh, melainkan pentingnya
berserah pada Tuhan dan mengandalkan anugerah-Nya. Dalam
pemeliharaan-Nya, kita mendapatkan kekuatan dan senjata untuk
menghadapi tipu muslihat lawan.
Catatan kecil namun menarik dari Petrus adalah: "semua saudaramu di
seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama" (ay. 9). Dengan kata
lain, kita tidak perlu berjuang seorang diri. Kita memiliki
komunitas saudara seiman yang dapat mendukung kita: dengan saling
mendoakan, dengan saling mengingatkan untuk tetap berpegang teguh
dalam iman, dengan saling menghibur dan menguatkan. Dalam
perlindungan dan pemeliharaan Allah serta dalam persekutuan yang
erat dengan saudara-saudara seiman, kita dikuatkan agar tetap teguh
dan tidak goyah. --Anton Siswanto
PENYERAHAN DIRI KEPADA TUHAN DAN PERSEKUTUAN DENGAN
SAUDARA SEIMAN MEMPERKUAT KITA DALAM MENGHADAPI PENCOBAAN.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/12/18/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?I+Petrus+5:1-11
I Petrus 5:1-11
1 Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan
oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah;
2 laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati
mereka dan memberikan nama "Manusia" kepada mereka, pada waktu
mereka diciptakan.
3 Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan
seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama
Set kepadanya.
4 Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan
ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia
mati.
6 Setelah Set hidup seratus lima tahun, ia memperanakkan Enos.
7 Dan Set masih hidup delapan ratus tujuh tahun, setelah ia
memperanakkan Enos, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan.
8 Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia
mati.
9 Setelah Enos hidup sembilan puluh tahun, ia memperanakkan Kenan.
10 Dan Enos masih hidup delapan ratus lima belas tahun, setelah ia
memperanakkan Kenan, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan.
11 Jadi Enos mencapai umur sembilan ratus lima tahun, lalu ia mati.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?1+Petrus+3-5
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/1+Petrus+3-5
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 18 Desember 2013
Bacaan : I Petrus 5:1-11
Setahun: 1 Petrus 3-5
Nats: Sadarlah dan berjagajagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan
keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang
yang dapat ditelannya. (1 Petrus 5:8)
Judul:
JANGAN LENGAH
Bruce Lee, aktor laga terkenal dari Hong Kong era 1960-1970-an,
pernah berkata demikian, "Jangan pernah memalingkan matamu dari
lawan, bahkan pada saat kamu dalam posisi menunduk!" Saat bertarung,
lawan adalah fokus sasaran kita. Sekali saja kita lengah, ia akan
dapat menjatuhkan kita dengan kekuatan yang mungkin tak pernah kita
perkirakan. Sekalipun kita terpaksa harus menundukkan kepala,
seperti kata Lee, pandangan kita harus tetap terarah pada lawan.
Petrus juga mengingatkan jemaat agar sadar dan berjaga-jaga akan
serangan Iblis. Apakah ini berarti kehidupan oang Kristen jadi serba
tegang dan was-was kalau-kalau mendadak entah dari mana lawan kita
menerkam? Syukurlah, tidak begitu. Fokus peringatan ini bukanlah
kecemasan dalam menghadapi serangan musuh, melainkan pentingnya
berserah pada Tuhan dan mengandalkan anugerah-Nya. Dalam
pemeliharaan-Nya, kita mendapatkan kekuatan dan senjata untuk
menghadapi tipu muslihat lawan.
Catatan kecil namun menarik dari Petrus adalah: "semua saudaramu di
seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama" (ay. 9). Dengan kata
lain, kita tidak perlu berjuang seorang diri. Kita memiliki
komunitas saudara seiman yang dapat mendukung kita: dengan saling
mendoakan, dengan saling mengingatkan untuk tetap berpegang teguh
dalam iman, dengan saling menghibur dan menguatkan. Dalam
perlindungan dan pemeliharaan Allah serta dalam persekutuan yang
erat dengan saudara-saudara seiman, kita dikuatkan agar tetap teguh
dan tidak goyah. --Anton Siswanto
PENYERAHAN DIRI KEPADA TUHAN DAN PERSEKUTUAN DENGAN
SAUDARA SEIMAN MEMPERKUAT KITA DALAM MENGHADAPI PENCOBAAN.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/12/18/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?I+Petrus+5:1-11
I Petrus 5:1-11
1 Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan
oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah;
2 laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati
mereka dan memberikan nama "Manusia" kepada mereka, pada waktu
mereka diciptakan.
3 Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan
seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama
Set kepadanya.
4 Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan
ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia
mati.
6 Setelah Set hidup seratus lima tahun, ia memperanakkan Enos.
7 Dan Set masih hidup delapan ratus tujuh tahun, setelah ia
memperanakkan Enos, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan.
8 Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia
mati.
9 Setelah Enos hidup sembilan puluh tahun, ia memperanakkan Kenan.
10 Dan Enos masih hidup delapan ratus lima belas tahun, setelah ia
memperanakkan Kenan, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan.
11 Jadi Enos mencapai umur sembilan ratus lima tahun, lalu ia mati.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?1+Petrus+3-5
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/1+Petrus+3-5
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Subscribe to:
Posts (Atom)