Renungan Harian & Leadership Kristen
| Renungan | Bina | Bio | Buku | Doa | E-JEMMi | Kisah | Konsel | Leadership | Wanita | Humor |

Saturday, October 27, 2012

(e-RH) Oktober 28 -- DEKLARASI 268

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 28 Oktober 2012
Bacaan : Yesaya 26:1-21
Setahun: Yohanes 11
Nats: Ya Tuhan, kami juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan
penghakiman; kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat
Engkau. (Yesaya 26:8)

Judul:

DEKLARASI 268

Sejak 1928, tiap tahun orang-orang muda dari berbagai penjuru
Indonesia mendeklarasikan Sumpah Pemuda. Satu tanah air, satu
bangsa, satu bahasa. Indonesia masih dijajah ketika tekad ini
pertama kali diserukan. Namun, para pemuda sepenuh hati mengerahkan
segenap daya dan pikiran terbaik mereka untuk membangun persatuan
dan meraih kemerdekaan


Sejak 1997, tiap tahun puluhan ribu pemuda kristiani dari berbagai
penjuru dunia juga mendeklarasikan tekad yang disebut Deklarasi 268
karena dilandaskan pada Yesaya 26:8. Pernyataan awalnya berbunyi:
"Karena saya diciptakan oleh Allah dan untuk kemuliaan-Nya, saya
akan membesarkan Dia dengan meresponi kasih-Nya yang besar.
Kerinduan saya adalah menjadikan pengenalan dan kehangatan relasi
dengan Allah sebagai pencarian terbesar dalam hidup saya." Pembaruan
yang dirindukan Yesaya dan umat Tuhan kini menjadi cita-cita mereka
juga. Bayangkanlah sebuah generasi yang hari-harinya digelorakan, bukan
oleh tren baju atau alat elektronik terbaru, tetapi oleh nilai-nilai
Allah yang benar dan adil dalam segala bidang


Bayangkanlah jutaan orang muda yang kesukaan terbesarnya bukanlah
memperbarui status facebook atau mencari cara tercepat menjadi kaya,
tetapi merenungkan dan membicarakan tentang Pribadi dan karya Tuhan
yang agung, dan bagaimana kegiatan mereka hari itu dapat menghormati
serta menyukakan hati-Nya. Di tengah berbagai gejolak yang dialami
bangsa ini, bagaimana jika kita ikut mendeklarasikan hal yang sama
dan mulai mengerahkan segenap daya dan pikiran terbaik kita untuk
cita-cita tersebut? --MEL

PEMBARUAN SEJATI TERJADI
KETIKA TUHAN MENJADI HARTA TERBESAR KITA DI BUMI

e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2012-10-28
e-RH
arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2012/10/28/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/10/28/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+26:1-21

Yesaya 26:1-21

1 Pada waktu itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda:
"Pada kita ada kota yang kuat, untuk keselamatan kita TUHAN
telah memasang tembok dan benteng.
2 Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuk bangsa yang benar dan
yang tetap setia!
3 Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab
kepada-Mulah ia percaya.
4 Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah
gunung batu yang kekal.
5 Sebab Ia sudah menundukkan penduduk tempat tinggi; kota yang
berbenteng telah direndahkan-Nya, direndahkan-Nya sampai ke
tanah dan dicampakkan-Nya sampai ke debu.
6 Kaki orang-orang sengsara, telapak kaki orang-orang lemah akan
menginjak-injaknya."
7 Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan
lurus baginya.
8 Ya TUHAN, kami juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan
penghakiman; kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat
Engkau.
9 Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga
dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi; sebab
apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan
belajar apa yang benar.
10 Seandainya orang fasik dikasihani, ia tidak akan belajar apa
yang benar; ia akan berbuat curang di negeri di mana hukum
berlaku, dan tidak akan melihat kemuliaan TUHAN.
11 Ya TUHAN, tangan-Mu dinaikkan, tetapi mereka tidak melihatnya.
Biarlah mereka melihat kecemburuan-Mu karena umat-Mu dan biarlah
mereka mendapat malu! Biarlah api yang memusnahkan lawan-Mu
memakan mereka habis!
12 Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami,
sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang
melakukannya bagi kami.
13 Ya TUHAN, Allah kami, tuan-tuan lain pernah berkuasa atas kami,
tetapi hanya nama-Mu saja kami masyhurkan.
14 Mereka sudah mati, tidak akan hidup pula, sudah menjadi arwah,
tidak akan bangkit pula; sesungguhnya, Engkau telah menghukum
dan memunahkan mereka, dan meniadakan segala ingatan kepada
mereka.
15 Ya TUHAN, Engkau telah membuat bangsa ini bertambah-tambah, ya,
membuat bertambah-tambah umat kemuliaan-Mu; Engkau telah sangat
memperluas negerinya.
16 Ya TUHAN, dalam kesesakan mereka mencari Engkau; ketika
hajaran-Mu menimpa mereka, mereka mengeluh dalam doa.
17 Seperti perempuan yang mengandung yang sudah dekat waktunya
untuk melahirkan, menggeliat sakit, mengerang karena sakit
beranak, demikianlah tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya
TUHAN:
18 Kami mengandung, kami menggeliat sakit, tetapi seakan-akan kami
melahirkan angin: kami tidak dapat mengadakan keselamatan di
bumi, dan tiada lahir penduduk dunia.
19 Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat
mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di
dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun TUHAN
ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali.
20 Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu
sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya,
sampai amarah itu berlalu.
21 Sebab sesungguhnya, TUHAN mau keluar dari tempat-Nya untuk
menghukum penduduk bumi karena kesalahannya, dan bumi tidak lagi
menyembunyikan darah yang tertumpah di atasnya, tidak lagi
menutupi orang-orang yang mati terbunuh di sana.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+11
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yohanes+11


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Friday, October 26, 2012

(e-RH) Oktober 27 -- LATIHAN LAPANGAN

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 27 Oktober 2012
Bacaan : Kisah Para Rasul 16:1-5
Setahun: Lukas 16-17
Nats: ... dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan ...
(Kisah Para Rasul 16:3)

Judul:

LATIHAN LAPANGAN

Kalau kita akan mengajari anak kita untuk bisa naik sepeda, apa
yang akan kita lakukan? Apakah kita akan memintanya mencatat banyak
teori tentang naik sepeda? Tentunya tidak! Kita biasanya memilih
untuk langsung membawanya ke jalan atau tanah lapang bersama dengan
sepedanya. Dengan memegangi sepedanya dan memberikan beberapa
dorongan, kita memintanya untuk langsung naik dan mengayuh. Dengan
cara itulah ia akan lebih cepat untuk dapat bersepeda


Cara serupa dipakai Paulus ketika ingin mengasah Timotius untuk
menjadi pelayan yang tangguh. Ia tidak meminta Timotius untuk
memperbanyak ikut "seminar kepemimpinan dan pelayanan", tetapi
meminta Timotius untuk ikut "praktik pelayanan" bersamanya (ayat 3).
Timotius belajar dan dilatih dengan cara melihat Paulus melayani,
sekaligus dilibatkan dalam pelayanan. Mau tidak mau, ia ikut
merasakan penderitaan maupun sukacita pelayanan yang dialami Paulus
(lihat 2 Timotius 3:10-11). Timotius menjadi matang melalui latihan
di lapangan


Mungkin Anda merasa terpanggil untuk suatu pelayanan tertentu, namun
ragu dengan kemampuan Anda. Mengambil komitmen terlibat langsung
selama satu periode tertentu dapat menjadi latihan terbaik Anda.
Mungkin kita sedang mempersiapkan mereka yang akan melayani,
seberapa jauh kita memberikan kesempatan untuk mengalami apa yang
dipelajari? Apakah kita pernah menciptakan peluang untuk
mempraktikkan setiap prinsip firman Tuhan yang diajarkan? Ingat,
menjadi pelaku firman jauh lebih penting daripada hanya sekedar tahu
tentang firman. Dan, hal itu tidak terjadi di ruang kelas, melainkan
dalam lapangan kehidupan setiap hari. --PBS

PERSIAPAN PELAYANAN TERBAIK
ADALAH DENGAN IKUT AMBIL BAGIAN DI DALAMNYA

e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2012-10-27
e-RH
arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2012/10/27/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/10/27/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+16:1-5

Kisah Para Rasul 16:1-5

1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang
murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah
menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.
2 Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di
Ikonium,
3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus
menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah
itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.
4 Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas
menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan
para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat
menurutinya.
5 Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama
makin bertambah besar jumlahnya.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Lukas+16-17
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+16-17


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Thursday, October 25, 2012

[i-kan-humor] [e-Humor] 2119 Oktober/2012

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com

e-Humor
2119, Oktober 2012

Shalom,

Ada orang menyatakan bahwa hidup manusia itu seperti roda yang berputar. Kadang berada "di bawah", kadang berada "di atas". Sebagai anak-anak Allah, saat kita berada "di bawah" kita tidak boleh menyerah dengan keadaan, harus yakin bahwa Allah satu-satunya penolong kita. Namun, saat kita berada "di atas" kita tidak boleh sombong, mencela orang yang tidak mampu, dan melupakan orang-orang yang menolong kita saat kita jatuh. Selamat menyimak humor ini. :)

Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Humor,
Tatik Wahyuningsih
< tatik(at)in-christ.net >
< http://humor.sabda.org/ >


2119. TAK TAHU DIRI

"Benar-benar tak tahu diri, pemuda kampung begitu, berani-beraninya melamar puteri seorang pengusaha kaya," ujar seorang ayah pada anak gadisnya.

"Jangan gitu dong, Yah. Dulu Mama toh menerima lamaran Papa, meskipun Papa datang memakai celana dan baju lusuh."

[Sumber diambil dari: Buku Pintar Ketawa, hal. 160]

Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut! (Amsal 30:32) < http://alkitab.sabda.org/?Amsal+30:32 >


KUIS HUMOR

Kuis minggu lalu 146: "Jika seorang lelaki bisa menikah dengan seorang ratu, maka akan jadi apakah dia?"

- Tuti Karolina < tutik(at)xxx > = Raja
- Harley Saragi < harley.saragi(at)xxx > = Suami
- Herlina < herlina(at)xxx > = Jadi Raja
- Andre Tan < antan82(at)xxx > = Pangeran
- Hendrik Langelo < hendrik.langelo(at)xxx > = hahaha... ya jadi Suami ^_^
- Andreas Tampubolon < tampubolon.andreas(at)xxx > = Pangeran
- John < john_frc(at)xxx > = Pangeran/Raja

Jawaban e-Humor: Suami

Wow! Terima kasih ya, untuk pelanggan yang sudah berpartisipasi menjawab kuis minggu lalu. Silakan jawab kuis berikutnya. :)

Kuis minggu ini 147: "Siapakah yang merasakan kesakitan pertama kali saat melahirkan?"

Jawaban beserta nama Anda akan diumumkan pada edisi kuis e-Humor selanjutnya. Oleh karena itu, kirim jawaban Anda secepatnya ke Redaksi e-Humor, maksimal 5 hari setelah Anda menerima edisi ini ya.

Bagi Anda yang memiliki tebak-tebakan untuk dipasang sebagai kuis di e-Humor, silakan kirim ke: < humor(at)sabda.org >. Kami tunggu jawaban dan kirimannya, ya. Terima kasih banyak!


Kontak: < humor(at)sabda.org >
Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Amy Grace Y.
Tim editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/humor >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org >

(e-RH) Oktober 26 -- PENGAJAR YANG BELAJAR

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 26 Oktober 2012
Bacaan : 1 Timotius 4:11-16
Setahun: Lukas 14-15
Nats: Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca
Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan mengajar. (1 Timotius
4:13)

Judul:

PENGAJAR YANG BELAJAR

Ada ungkapan "guru itu hanya menang semalam dari muridnya".
Artinya, guru hanya perlu belajar sehari sebelum ia mengajar dan itu
cukup untuk menjadi bekal mengajar keesokan harinya. Akibatnya
banyak pengajar yang sekadar menghafal ulang materi yang pernah
diketahui sebelumnya. Mereka merasa bahwa tugas mereka sekarang
hanyalah membagi ilmu yang pernah didapat. Bagi mereka, belajar dan
menimba ilmu adalah pengalaman dan kegiatan masa lalu. Menyedihkan
bukan?


Timotius diminta untuk membenahi pengajaran yang melenceng di
tengah-tengah jemaat (ayat 1-5). Untuk itu ia sendiri haruslah
menguasai pokok-pokok pengajaran yang sehat (ayat 6). Paulus
mengingatkan agar Timotius terus bertekun mempelajari Kitab Suci dan
mengawasi pengajarannya. Hanya dengan mengetahui yang benar maka ia
akan mampu meluruskan kesalahan. Dengan terus belajar maka ia akan
mengalami kemajuan dalam pemahaman dan akan mampu menjawab
pergumulan jemaat yang tentunya akan selalu ada. Timotius diingatkan
bahwa sebagai pengajar, ia tidak boleh berhenti belajar


Kita mungkin diberi kesempatan untuk mengajar atau membimbing orang
lain, entah itu sebagai orangtua, guru, gembala jemaat, pembimbing
kelompok kecil, atau melalui peran lainnya. Masihkah kita terus
belajar sampai hari ini? Apakah kita menginginkan untuk semakin
memperdalam dan memperluas hal-hal yang selama ini sudah sering kita
ajarkan? Apakah kita berharap bahwa setiap nasihat kita mampu
menjawab persoalan nyata dari mereka yang kita tolong? Kalau kita
ingin kedapatan bertanggung jawab dengan tugas yang Tuhan telah
percayakan, maka tidak ada jalan lain selain: teruslah belajar!
--PBS

HANYA PENGAJAR YANG TERUS BELAJAR
YANG LAYAK UNTUK TERUS MENGAJAR

e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2012-10-26
e-RH
arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2012/10/26/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/10/26/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Timotius+4:11-16

1 Timotius 4:11-16

11 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu,
dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
kesucianmu.
13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca
Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang
telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan
tangan sidang penatua.
15 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya
kemajuanmu nyata kepada semua orang.
16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam
semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan
menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Lukas+14-15
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+14-15


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

[i-kan-binaguru] MATERI SEKOLAH MINGGU - RAHASIA DIBALIK JUMBAI

---------------------------------------------------------------------   e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU     ---------------------------------------------------------------------   


---------------------------------------------------------------------    Bergabung kirim e-mail ke:         Berhenti kirim e-mail ke:        Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru   ---------------------------------------------------------------------   

[e-BinaSiswa] Edisi 02/Oktober 2012 -- Identitas Remaja

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com

e-BinaSiswa -- Identitas Remaja
Edisi 02/Oktober 2012

DAFTAR ISI
RENUNGAN: TELADAN SEORANG GADIS REMAJA
BAHAN MENGAJAR: SIAPAKAH AKU?
STOP PRESS: DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG

Shalom,

Remaja dalam pencarian jati dirinya perlu dibimbing dengan landasan Alkitab. Oleh karena itu, kami menyajikan kolom Bahan Mengajar "Siapakah Aku?" yang dapat Anda pakai untuk mengajar kelas remaja Anda. Sebelumnya, simaklah renungan singkat yang mengajarkan kepada para remaja untuk senantiasa berharap pada Tuhan. Selamat melayani!

Redaksi Tamu e-BinaSiswa
Truly Almendo Pasaribu
< binasiswa(at)sabda.org >


RENUNGAN: TELADAN SEORANG GADIS REMAJA

Bacaan: 2 Raja-Raja 5:1-5

"Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, 'Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.'" (2 Raja-Raja 5:3)

Salah satu cara di antara sekian banyak cara untuk membaca dan mempelajari Alkitab adalah dengan menyelidiki kehidupan dan kesaksian tokoh-tokoh Alkitab. Di antara sekian banyak tokoh Alkitab, bagi kaum remaja tentu lebih baik dan lebih mudah jika pendekatannya adalah berkenalan dengan remaja-remaja teladan di dalam Alkitab. Banyak di antara mereka yang cukup terkenal, tetapi ada juga yang anonim, tidak disebutkan namanya. Salah satunya adalah gadis tersebut di atas. Apa dan di mana letak kelebihan gadis itu?

Alkitab mengatakan bahwa ia adalah seorang gadis Israel, yakni umat pilihan Allah, milik Allah. Tetapi, pada suatu peristiwa dalam peperangan antara orang Israel dengan orang Aram, gadis ini turut tertawan dan menjadi pelayan bagi nyonya Naaman. Dulu, ia adalah anak di dalam rumahnya sendiri. Namun sekarang keadaannya berubah, ia kehilangan statusnya sebagai anak, dan menjadi seorang pelayan, yang harus taat dan tunduk pada perintah majikannya. Situasi sudah berubah karena ia kehilangan kebebasannya. Oh, betapa menyedihkannya pengalaman pahit ini, jauh dari orang tua dan saudara, bahkan jauh dari teman-teman sejawatnya.

Bagaimana reaksinya terhadap perubahan ini? Apakah ia bersungut-sungut kepada Allah? Ia adalah orang Israel, umat pilihan Allah, milik Allah. Tetapi, sekarang ia menjadi milik keluarga Naaman. Mengapa Allah tidak menolongnya? Mengapa Allah membiarkannya mendapatkan pengalaman pahit ini? Tentu saja, ia pernah berseru kepada Allah, mohon pertolongan-Nya. Adakah Allah mendengar doanya? Mengapa Allah seolah hanya diam saja?

Serentetan pertanyaan ini sungguh aktual dan berat, salah-salah bisa menggoyahkan iman kita terhadap Allah. Bukankah, kita bisa menyaksikan banyak orang Kristen yang jatuh, meninggalkan Tuhan hanya karena pengalaman pahit dalam kehidupannya. Tetapi, gadis ini tidak demikian.

Situasi di luar itu sudah berubah, keadaan memang bisa berubah, tetapi hatinya tetap teguh. Imannya terhadap Allah tidak berubah. Secara luar ia menjadi milik keluarga Naaman, tetapi sebenarnya ia tetap menjadi milik keluarga Allah. Secara fisik ia berada di negeri Aram, tetapi ingatannya tetap kepada Allah, ia masih ingat nabi Allah, bahkan bersaksi baginya.

Karena imannya yang tidak berubah, maka kita bisa merasakan perbuatan kasihnya. Ia tidak membenci Naaman. Ia juga tidak bergirang karena Naaman terkena sakit kusta. Sebaliknya, ia memberikan kesaksian tentang nabi Allah yang dapat dipercaya. Ia memberi petunjuk di mana Naaman bisa mendapatkan pertolongan. Kita sungguh kagum melihat keyakinannya, padahal menurut kita, ia sendiri tidak ditolong oleh Tuhan. Menurut kita, Tuhan tidak menyatakan kuasa-Nya untuk gadis itu. Namun, ia tetap dengan penuh keyakinan berkata, "..., maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia ...." Ini merupakan iman yang tidak didasarkan pada pengalaman, tanpa ragu-ragu memberikan kesaksian yang meyakinkan orang lain. Kalau kita mendasarkan iman pada pengalaman, maka apabila situasi berubah, iman juga turut berubah.

Dalam kenyataan hidup, kadang-kadang kita juga bisa menghadapi situasi yang dapat menggoda iman kita, keadaan yang membuat kita ragu-ragu terhadap kesetiaan janji Tuhan. Kiranya gadis remaja ini dapat menjadi teladan bagi kita, supaya kita lebih bersandar pada Tuhan dalam situasi dan kondisi bagaimanapun.

Diambil dari:
Judul buletin: Tunas Ria, Tahun IX, Januari -- Februari 1979
Penulis: Titus Gunawan
Penerbit: Komisi Literatur Gereja Kristen Indonesia, Ujung Pandang Halaman: 2 -- 4

BAHAN MENGAJAR: SIAPAKAH AKU?

Ayat kunci: Kejadian 1:26

Nas Alkitab: Kejadian 1

Tujuan:
1. MENGETAHUI bahwa setiap orang diciptakan oleh Allah.
2. MENULISKAN arti diciptakan menurut gambar Allah.
3. BERTERIMA KASIH kepada Tuhan Sang Pencipta.

Pendahuluan:
Masa remaja adalah masa di mana krisis identitas sedang terjadi. Mereka mulai mempertanyakan banyak hal berkaitan dengan diri sendiri, misalnya siapakah aku? Milik siapakah aku ini? Mengapa aku harus ada di dunia saat ini? Untuk apa seseorang harus belajar di sekolah? Untuk apa seseorang berteman? dll..

Mereka mencari identitas itu dari lingkungan mereka. Konsepsi diri terbentuk tanpa ia sadari. Semua pertanyaan yang muncul dari alam bawah sadarnya, terbaur bersama semua persepsi yang diperoleh dalam lingkaran pergaulan dan kehidupannya sehari-hari. Apa yang dia dengar, apa yang dia baca dari wajah orang dan dari perbincangan orang mengenai dirinya, dijadikan cetak biru konsepsi identitas diri. Akibatnya, banyak remaja yang tidak dapat menerima keadaan diri mereka. Pergaulan mereka telah membentuk konsepsi identitas diri yang semu dan menyesatkan. Mereka diajar untuk lebih menghargai hal-hal yang lahiriah daripada batiniah. Konsep yang tertanam dalam diri mereka ialah bahwa kalau aku kaya, tampil menarik dan tidak cacat, maka aku adalah orang yang paling bahagia. Itu sebabnya, banyak ditemukan remaja yang tidak bisa menerima diri sendiri.

Segala cara dihalalkan semata-mata agar ada yang mengakui mereka kaya, menarik, pintar, baik, dan segala yang berkenaan dengan pujian yang membanggakan hatinya. Untuk dianggap "macho" misalnya, mereka berani merokok, minum pil BK, wiski, dll.. Ketidakjelasan akan identitas diri seorang remaja akan menyebabkan dia kehilangan arah hidup. Dia akan dengan mudah dipengaruhi lingkungannya.

Remaja perlu mengetahui tiga hal mengenai identitas dirinya.

1. Remaja Adalah Makhluk Pembawa Gambar Allah

Dalam Kejadian 1:26 jelas dituliskan bahwa manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Allah. Apa maksudnya? Gambar dan rupa Allah menunjukkan kualitas/sifat-sifat yang dimiliki Allah, seperti kasih, pengampunan, rasional, bermoral, dll.. Gambar dan rupa ini merupakan letak salah satu perbedaan antara manusia dan binatang. Manusia memunyai kesadaran akan Allah, binatang tidak. Dalam sejarah tidak pernah ditemukan ada monyet yang bangun pagi-pagi dan langsung berdoa, pada hari Minggunya membawa Alkitab dan pergi ke gereja untuk beribadah.

Manusia memunyai hukum moral dalam hatinya, binatang tidak. Tidak pernah kita temukan ada singa yang merasa bersalah jika memakan anak, darah dagingnya sendiri karena lapar. Karena ada gambar dan rupa Allah dalam diri kita, maka setiap kali kita melakukan dosa (misalnya: menyontek, berbohong, mencuri, berjudi, dll.) hati kita menjadi gelisah. Ada suara hati yang tidak pernah berhenti menegur dan menuduh. Karena ada gambar dan rupa Allah, kita bisa berpikir dan berbuat yang terbaik bagi orang lain. Pembawa gambar Allah berarti utusan Allah. Tugasnya di bumi ini adalah melakukan apa yang Allah ingin dia lakukan. Allah ingin agar semua orang hidup di dalam damai. Remaja adalah makhluk pembawa gambar Allah.

Demikianlah mereka harus memancarkan sinar ilahi tersebut setiap harinya. Dia tidak boleh membiarkan dirinya dicemari oleh dosa. Dia harus sadar bahwa dirinya bukanlah hamba dosa, melainkan hamba/utusan Allah yang membawa damai dan bukan kekacauan. Gambar dan rupa Allah yang ada di dalam dirinya merupakan bukti dari utusan tersebut.

2. Remaja Sebagai Makhluk Sosial

Dalam Kejadian 1:18, jelas tersirat bahwa manusia diciptakan tidak untuk sendirian. Ada dorongan dari dirinya untuk mengusir kesepian dan kesendirian. Adam tidak menemukan adanya penetralisir jiwanya yang sedang kesepian itu di antara binatang-binatang yang sudah Tuhan ciptakan. Sampai Tuhan memberi Hawa kepadanya, Adam baru menjadi tenang dan tidak gelisah lagi. Dalam bahasa Ibrani, Kejadian 2:23 jelas berisi ekspresi suara Adam yang kaget bercampur rasa senang. "Wow, ini dia yang selama ini saya cari." Ekspresi itu menunjukkan bahwa Adam pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Dia tak dapat hidup sendirian tanpa orang lain. Dia butuh orang yang bisa diajak bekerja sama, bisa saling membagi ide dan gagasan bersama, bisa saling memerhatikan dan menegur.

Manusia pada hakikatnya tidak dapat hidup mandiri. Dia selalu membutuhkan orang lain dalam mewujudkan keinginannya. Semua remaja yang kurang suka bergaul patut diperhatikan, apakah ia memiliki gejala kurang sehat di dalam tahap perkembangannya. Masa remaja adalah masa di mana sahabat atau teman sebaya kadang lebih tinggi dari kepentingan pribadi. Solidaritas merupakan idealisme yang dijunjung tinggi. Demi solidaritas, mereka berani berbuat apa saja dari baku mulut sampai baku hantam. Tidak peduli siapa yang mereka hadapi, baik kepala keluarga (orang tua sendiri) maupun kepala sekolahnya. Solidaritas pada hakikatnya mulia sejauh itu bisa berjalan seiring dengan kehendak Allah (makhluk pembawa gambar Allah). Jika atas label solidaritas direncanakan perbuatan yang berkenaan dengan dosa dan segala macam rencana kejahatan, patutlah itu dihindari karena tidak sesuai dengan jati dirinya sebagai makhluk pembawa gambar Allah.

3. Remaja Sebagai Makhluk yang Berkuasa Atas Alam (Kejadian 1:28)

Keistimewaan lain dari manusia adalah bahwa dia satu-satunya makhluk yang diciptakan dan diberi wewenang/mandat untuk menguasai, mengolah, dan mendayagunakan seluruh yang ada dalam dunia ini. Jadi, dunia diciptakan bukan hanya untuk memperlihatkan keagungan karya Tuhan yang ajaib saja, melainkan juga untuk kepentingan bersama. Tuhan berjerih lelah menciptakan bumi dan segala isinya, dan memerintahkan pohon-pohon untuk menghasilkan buah. Semuanya itu untuk manusia.

Kalau Tuhan sampai menciptakan bumi dan segala isinya dulu baru menciptakan manusia, tentu ada maksudnya. Coba bayangkan bagaimana kalau Tuhan menciptakan manusia dulu baru bumi dan segala isinya? Bingung, 'kan? Bagaimana manusia bisa hidup tanpa ada makanan dan tempat tinggal? Jadi, sebenarnya puncak penciptaan tersebut ada pada manusia. Bumi diciptakan semata-mata untuk tempat tinggal manusia. Segala binatang, tumbuhan, dan alam semata-mata adalah untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan manusia.

Tuhan melihat bahwa manusia memunyai otak dan otot, sehingga bisa berkarya dan mengelola apa yang ada demi kebutuhannya bertahan hidup di bumi. Itulah sebabnya, Tuhan memberi wewenang kepada manusia untuk menaklukkan/menguasai alam dan segala isinya. Jadi, segala sesuatu yang ada di bumi ini ada di bawah kaki manusia, termasuk pohon, gunung, binatang, dll.. Nah, kalau ada orang yang masih (mau) menyembah pohon-pohon besar di belakang kebun, pergi ke Gunung Kawi untuk cari berkat, memahat patung berbentuk binatang untuk diberi sesajen, hal-hal itu menunjukkan bahwa ia tidak mengerti betapa istimewanya dia selaku manusia, bahkan dapat dikatakan dia telah membodohi dirinya sendiri.

Remaja banyak yang terjebak dalam okultisme. Banyak yang mencari dukun untuk sekadar bisa tampil berwibawa dan disegani banyak orang. Bermodalkan cincin dibangunlah kewibawaannya. Segala anjuran dan pantangan sang dukun, dia turuti. Padahal, tanpa ia sadari dia telah dibodohi dan diperalat Iblis: Makhluk hidup menjadi budak benda mati (cincin). Seharusnya, dia yang jadi majikan dan pepohonan/gunung itu yang jadi pelayannya. Sekarang malah terbalik, dia yang jadi pelayan, benda-benda mati yang jadi majikannya. Kalau Tuhan sudah memberi wewenang, berarti tidak ada lagi yang lebih berkuasa dari manusia di bumi ini. Itu berarti kita tidak perlu takut pada pohon-pohon atau daerah-daerah yang terkesan angker, tak perlu takut sama tempat-tempat gelap karena Tuhan telah memberi kuasa/wewenang. Kalau masih tetap takut, berarti kita ternyata lebih takut pada pohon ciptaan Tuhan daripada Tuhan sendiri (lebih taat pada pohon/pantangan dukun daripada pada Tuhan sendiri).

Kita perlu bersyukur kepada Tuhan atas kepercayaan yang begitu besar. Seluruh bumi dan segala isinya diserahkan Tuhan pada tangan kita. Ibarat seorang raja mewariskan seluruh wilayah kekuasaannya pada sang juru minum raja (dulu posisi ini adalah posisi/jabatan yang tinggi dalam suatu kerajaan). Tentu pertama-tama sikap sang juru minum raja adalah kaget setengah mati. Tetapi, setelah dia memangku jabatan menjadi penguasa, dia tak akan bertindak sewenang-wenang. Dia tahu pemberian ini adalah kepercayaan tuannya, dia akan berhati-hati dalam memerintah agar tuannya tak kecewa nantinya.

Diambil dari:
Judul buku: Identitasku: Seri PA Kelompok Kecil Remaja
Penyusun: Juswantori Ichwam, M.Div, Tjioe Hong Lan, M.Div, dll..
Penerbit: Sekolah Tinggi Teologia Bandung, 2000
Halaman: 1 -- 4


STOP PRESS: DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG

Kami yakin Anda yang aktif dalam pelayanan pasti sudah mulai berpikir untuk mempersiapkan Natal, bukan? Dengan gembira kami menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) telah menyediakan wadah di situs "natal.sabda.org" bagi setiap pelayan Tuhan, agar bisa saling berbagi bahan-bahan Natal dalam bahasa Indonesia. Ada banyak bahan yang bisa didapatkan, seperti Renungan Natal, Artikel Natal, Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, Puisi Natal, Tips Natal, Bahan Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi Buku Natal, Review Situs Natal, e-Cards Natal, Gambar/Desain Natal, Lagu Natal, dan bahkan sarana diskusi tentang topik Natal.

Yang istimewa adalah situs "natal.sabda.org" dirancang sebagai situs yang interaktif, sehingga pengunjung dapat mendaftarkan diri untuk berpartisipasi aktif dengan mengirimkan tulisan, menulis blog, memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada rekan pengunjung lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs "natal.sabda.org". Mari berbagi berkat pada perayaan hari kedatangan Kristus ke dunia 2000 tahun yang lalu ini, dengan menjadi berkat bagi kemuliaan nama-Nya.

==> http://natal.sabda.org/


Kontak: < binasiswa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Doni Kukuh Mandiri
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579;
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/praktis >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org >

Wednesday, October 24, 2012

BULETIN DOA - Edisi Oktober 2012, Vol.04 No.65 -- Doa Meditatif 2

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com

BULETIN DOA -- Doa Meditatif 2
Edisi Oktober 2012, Vol.04 No.65

DAFTAR ISI:
ARTIKEL DOA: DOA MEDITATIF 2
STOP PRESS: DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG

Shalom,

Pada e-Doa 64 yang lalu, kita sudah belajar tujuan dan prinsip-prinsip doa meditatif. Saat ini kita akan melihat langkah-langkah menuju doa meditatif. Semoga dengan menyimak artikel ini, Anda semakin terdorong untuk bergaul akrab dengan Allah, serta semakin teguh dalam kehidupan doa Anda. Selamat membaca dan bertumbuh di dalam Dia. Tuhan Yesus memberkati!

Redaksi Tamu e-Doa,
Yosua Setyo Yudo
< http://doa.sabda.org >


ARTIKEL DOA: DOA MEDITATIF 2

Langkah-Langkah Menuju Doa Meditatif

Pada zaman Alkitab, orang mengerti bagaimana cara bermeditasi. Namun saat ini, terdapat ketidaktahuan yang teramat parah, bahkan pada elemen-elemen yang paling dasar. Berikut tiga langkah dasar menuju doa meditatif.

1. Pemusatan

Langkah pertama adalah 'pemusatan'. Banyak orang telah menggunakan istilah 'rekoleksi', yaitu suatu pengumpulan kembali diri kita sampai kita menyatu secara keseluruhan. Idenya adalah membiarkan pergi semua gangguan yang saling bersaing, sampai kita sepenuhnya terpusat -- benar-benar ada di mana kita berada.

Mulailah duduk dengan nyaman. Secara perlahan biarkan semua ketegangan dan kecemasan pergi menjauh. Sadarilah hadirat Allah dalam ruangan Anda. Dalam imajinasi, Anda mungkin ingin membayangkan Kristus duduk di kursi di depan Anda karena Dia memang sungguh hadir. Jika perasaan frustrasi atau gangguan semakin bermunculan, Anda mungkin akan membawanya ke dalam pelukan Bapa dan membiarkan Dia menanganinya. Hal ini bukan sekadar menekan kekacauan batiniah kita, namun membuangnya. Penekanan menyiratkan sebuah tindakan menekan -- menjaganya tetap tertekan, sementara dalam memusatkan, kita membuangnya -- melepaskannya. Itu lebih dari sekadar relaksasi psikologis yang netral. Itu adalah berserah secara aktif, menggunakan istilah Jean-Pierre de Caussade: "Sebuah penyangkalan diri pada kekuasaan ilahi".

Justru karena Allah hadir bersama kita, kita dapat bersantai dan membiarkan segala sesuatu pergi karena dalam hadirat-Nya tidak ada yang berarti, kecuali datang kepada-Nya. Kita membiarkan gangguan dan rasa frustrasi diri meluruh di depan Dia, bagaikan salju di bawah matahari. Kita mengizinkan Dia meredakan badai yang mengamuk di dalam diri kita. Kita mengizinkan keheningan-Nya yang luar biasa untuk meredakan hati kita yang berisik.

Keberpusatan ini tidak datang dengan mudah atau cepat pada awalnya. Kebanyakan dari kita hidup dalam kehidupan yang terpisah dan terbagi-bagi, sehingga pengumpulan merupakan sesuatu yang sangat asing bagi kita. Momen ketika kita benar-benar mencoba menjadi terpusat, menjadikan kita sadar bahwa secara menyakitkan kita akan terganggu. Romano Guardini mencatat, "Ketika kita mencoba menenangkan diri, kekacauan semakin berlipatganda dengan hebatnya, tidak seperti pada malam hari ketika kita mencoba tidur. Kepedulian atau keinginan menyerang kita dengan sebuah kekuatan yang tidak mereka miliki sepanjang siang." Namun, kita seharusnya tidak menjadi takut dengan hal ini. Kita harus siap untuk mencurahkan seluruh waktu meditasi pada keberpusatan ini, tanpa sedikit pun memikirkan hasil atau imbal baliknya. Kita bersedia "membuang waktu kita", dalam hal ini sebagai sebuah kasih yang berlimpah-limpah, yang kita persembahkan kepada Allah karena Allah menerima apa yang terlihat sebagai sampah yang bodoh, dan menggunakannya untuk membawa kita lebih dekat pada kekudusan. Dengan tajam Guardini berkomentar, "Jika pada awalnya kita memperoleh tidak lebih dari pemahaman akan betapa sedikitnya yang kita ketahui dalam penyatuan dalam diri, sesuatu akan diperoleh karena dalam beberapa cara kita akan memiliki hubungan dengan pusat yang tidak mengenal gangguan apa pun."

Banyak hal terjadi dalam proses pemusatan. Pertama, terdapat sebuah penyerahan yang menyenangkan kepada Dia, "yang ada dan yang telah ada dan yang akan datang, Yang Maha Kuasa". (Wahyu 1:8) Kita menyerahkan kendali atas hidup dan tujuan kita. Di dalam tindakan yang disengaja, kita memutuskan untuk melakukannya bukan menurut cara kita, melainkan menurut cara Allah. Bahkan, kita mungkin ingin membayangkan tubuh kita diangkat ke dalam terang yang dalam dari kehadiran Allah, sehingga Dia mungkin bekerja bersama kita karena hal itu menyenangkan-Nya.

Kita menyerahkan segala milik kita dan mengundang Dia untuk memiliki kita dalam sebuah cara tertentu, sehingga kita benar-benar tersalib bersama Kristus dan sungguh-sungguh hidup melalui hidup-Nya. (Galatia 2:20) Ambisi untuk menguasai, kita serahkan ke dalam tangan Allah, supaya kita menjadi semakin hebat dan dikagumi, semakin kaya dan kuat, bahkan untuk menjadi semakin suci dan berpengaruh.

Kita menyerahkan kepedulian dan kekhawatiran kita kepada-Nya. "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7) Kita dapat menyerahkan "keinginan untuk menjadi nomor satu" karena kita memiliki Pribadi yang mengawasi kita. Saya kadang-kadang suka menggambar sebuah kotak, di mana saya bisa meletakkan setiap kekhawatiran dan kepedulian. Ketika kotak itu penuh, saya membungkusnya, memberinya simpul yang besar di atasnya, dan memberikannya kepada Bapa sebagai hadiah. Dia menerimanya dan saya tahu bahwa saya seharusnya tidak mengambilnya kembali, karena mengambil kembali hadiah yang telah diberikan sangatlah tidak sopan.

Kita menyerahkan tujuan-tujuan baik dan ketegaran hati kita karena hal-hal ini dapat menjadi tanah gembur bagi benih harga diri dan arogansi. Bunda Teresa dari Kalkuta berkata, "Berdoalah untuk saya, agar saya tidak mengendorkan pegangan saya pada tangan Yesus bahkan di bawah samaran pelayanan kaum miskin." Karena jika kita "mengendorkan pegangan kita pada tangan Yesus," kita telah kehilangan segalanya. Kita seharusnya menyerahkan semua gangguan -- bahkan gangguan yang baik -- sampai kita terbawa pada sang Intisari.

Hal kedua yang terjadi pada kita ketika kita belajar untuk memusatkan adalah munculnya sebuah semangat akan pertobatan dan pengakuan. Tiba-tiba saja kita menjadi sadar -- sangat menyadari -- akan kekurangan dan banyaknya dosa kita. Semua pengecualian terhapus, semua pembenaran diri terbungkam. Sebuah penyesalan yang mendalam dan rohani, yang tertanam dalam dosa yang disengaja dan yang tidak disengaja. Perbuatan atau pemikiran apa pun yang tidak dapat bertahan dalam terang Kristus, yang menerangi segala sesuatu menjadi menjijikkan, tidak hanya bagi Allah tetapi juga bagi manusia. Demikianlah kita merendahkan diri di bawah salib, kita mengakui kebutuhan kita dan menerima firman pengampunan-Nya yang agung.

Kita mungkin ingin menggambarkan sebuah jejak yang dipenuhi oleh bebatuan. Batu-batu itu ada yang berupa kerikil, batu-batu yang cukup besar, dan ada beberapa batu yang tidak kita ketahui ukurannya karena tertutup oleh batu-batu lain. Dengan penyesalan dari hati, kita mengundang Allah untuk membuang setiap batu karena batu-batu tersebut menggambarkan banyaknya dosa yang mengotori hidup kita. Satu demi satu Allah mengambil dosa-dosa itu, menunjukkan kepada kita karakter dan sifat dosa itu yang sesungguhnya. Bagi mata kita, beberapa terlihat besar dan yang lainnya kecil, namun Allah menolong kita untuk memahami bahwa mengangkat kerikil terkecil sekalipun, memiliki pengaruh yang sama dengan mengangkat bongkahan batu yang besar. Beberapa batu harus digali dari tanah dan hal ini terasa menyakitkan, namun hal itu membawa kesembuhan. Ketika kita melihat jejak yang seluruhnya bersih, kita bersukacita dalam karya Allah yang agung ini.

Saat kita semakin terpusat, realitas ketiga yang dapat diterapkan di dalam hati kita adalah penerimaan terhadap cara-cara Allah bagi manusia. Kita sangat menyadari bahwa jalan Allah bukanlah jalan kita, dan pikiran-Nya bukanlah pikiran kita (Yesaya 55:8). Dengan pengetahuan batin yang lahir di luar persekutuan kita, kita melihat bahwa seluruh rencana-Nya adalah baik. Ketidaksabaran, pemberontakan, dan penolakan kita membuka jalan menuju penerimaan yang rela terhadap kehendak ilahi. Hal ini bukanlah penyerahan diri dengan sangat tabah pada "kehendak Allah". Namun, ini merupakan sebuah langkah masuk dalam ritme Roh. Ini adalah sebuah pengakuan bahwa perintah-perintah-Nya adalah "selalu untuk kebaikan kita". (Ulangan 6:24) Ini berbicara tentang keluar dari jalan kita dan berkata, "Ya" pada jalan Allah, dan tidak melakukan itu dengan terpaksa karena kita tahu bahwa jalan itu adalah jalan yang lebih baik.

Kita mungkin ingin membayangkan diri kita sedang berada di suatu pantai yang indah di suatu tempat, dengan mengamati jejak kaki Allah di pasir. Perlahan kita mulai meletakkan kaki kita ke dalam jejak tersebut. Pada beberapa tempat, jejak langkah tersebut terlihat terlalu jauh untuk pandangan kita yang terbatas; di tempat yang lain jejak langkah tersebut terlihat begitu pendek, sehingga terlihat kekanak-kanakan. Dalam kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas, Allah sedang merentangkan kita ke mana kita harus berada pada akhir perjalanan, menahan kita di suatu tempat di mana kita harus memberikan perhatian yang lebih besar kepada-Nya. Ketika kita mengikuti pimpinan-Nya, kita semakin masuk ke dalam langkah-langkah-Nya, berbelok ke mana Dia berbelok, menerima jalan-jalan-Nya, dan menemukan bahwa semuanya itu baik.

2. Mengamati Allah

Ketika kita belajar untuk terpusat, kita mulai bergerak menuju langkah kedua dalam doa meditatif, yaitu "mengamati Allah". Apa maksudnya? Maksudnya adalah tatapan batin yang berasal dari hati pada titik pusat keilahian. Kita bersukacita dalam kehangatan hadirat-Nya karena penyembahan dan pengagungan, pujian dan ucapan syukur, bersumber dari tempat kudus-Nya dalam jiwa. Mistikus abad ke-14, Richard Rolle, bersaksi bahwa ketika dia belajar melihat dengan hati, dia mengalami kehangatan nyata di dalam hatinya, seakan-akan berada di dalam api. Dia sangat terkejut dengan fenomena ini, sehingga dia harus meraba dadanya untuk memastikan tidak ada alasan fisik dalam hal ini. Alih-alih takut, seperti yang mungkin kita duga, perasaan yang tidak biasa ini memberikannya "kenyamanan yang luar biasa dan tak terduga". Bersyukurlah kita karena dia telah mencatat pengalaman mereka yang mengalaminya dalam "The Fire of Love".

Sangat sedikit dari kita yang memiliki sensasi fisik seperti yang dialami oleh Rolle. Namun, kita semua dapat belajar melihat dengan hati. Ada sebuah lagu sederhana yang sangat terkenal. Baris pertamanya berkata, "Bebaskan rohku agar aku bisa menyembah-Mu." Inilah kerinduan hati kita ketika kita berpegang pada Allah. Kita mengasihi-Nya, kita menyembah-Nya, kita memuji-Nya. Terdapat sebuah bisikan di dalam pengabdian dan ucapan syukur, dan mungkin juga seruan pujian dan syukur.

Sering kali, musik terlihat sebagai bahasa yang terlihat. "Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Allah dengan segenap hati" adalah cara Rasul Paulus menggambarkannya. (Efesus 5:19) Siapakah yang dapat mencegah pujian dan pengagungan yang keluar secara spontan? Himne-himne besar gereja menolong kita dalam pengamatan kita, karena dalam sebuah hal tertentu, himne-himne tersebut merangkum pengamatan akan orang-orang Kristen yang setia sepanjang abad. Ketika menyanyikan himne-himne besar tersebut, kita memasuki persekutuan dengan orang-orang kudus.

Kerap kali kita masuk ke dalam berbagai pengalaman pengamatan yang berjalan lebih dalam dari yang dapat diungkapkan dengan kata-kata manusia. Rasul Paulus mengatakan bahwa Roh Kudus tidak berhenti berdoa bagi kita "dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan". (Roma 8:26) Sering kali, ada kerinduan dan keinginan batin yang tidak dapat ditangkap dengan bahasa manusia. Hari pencurahan Roh Kudus menjadi sebuah saluran di mana roh bisa melihat Yang Kudus, Allah Israel. Pada waktu yang berlainan, seseorang mengalami apa yang disebut oleh St. Teresa dari Avila sebagai "doa yang hening", di mana semua kata menjadi tidak berguna. Dalam keheningan, kita melihat Allah karena kata-kata tidak diperlukan dalam persekutuan ini.

Sering kali, sebuah pesan pendek dari Kitab Suci akan menolong kita untuk mengamati. Kita mungkin terbawa pada penglihatan luar biasa dari Allah yang Mahatinggi dan ditinggikan, yang tercatat dalam Yesaya 6:1-8. Atau, kita mungkin ingin merenungkan penglihatan Yohanes mengenai Kristus yang bertakhta. (Wahyu 1:12-18; 19:11-16) Kita mungkin diarahkan untuk melihat Sang Juru Selamat yang terbaring di palungan atau yang menderita di atas kayu salib.

Kebanyakan dari kita merasakan kedekatan dan kasih-Nya. Father James Borst berkata, "Dia lebih dekat pada diri saya yang sebenarnya daripada pada diri saya sendiri. Dia jauh lebih mengenal saya daripada saya mengenal diri saya sendiri. Dia mengasihi saya lebih dari saya mengasihi diri saya sendiri. Dia adalah 'Abba', Bapa, bagi saya. Saya adalah saya karena DIA ADALAH DIA."

Apakah semua hal yang tinggi tentang persekutuan dengan Allah ini membuat Anda berkecil hati? Apakah Anda merasa sangat jauh dari pengalaman-pengalaman seperti itu? Jika "ya", jangan berkecil hati. Sering kali, kita jatuh ke dalam kegagalan tanpa mencapai tujuan. Meditasi kita tidak pernah bisa melampaui perasaan frustrasi kita karena piring kotor yang menumpuk di tempat cucian dan ujian kimia minggu depan. Namun, paling tidak pengalaman yang kita miliki mengingatkan kita bahwa di dalam hati Allah, terdapat kerinduan untuk memberi dan mengampuni. Dan, kita didorong untuk semakin dalam dan semakin tinggi di dalam Dia.

3. Doa yang Mendengarkan

Ketika kita mengalami anugerah yang mempersatukan dari pemusatan dan anugerah yang membebaskan untuk melihat Allah, kita diarahkan menuju langkah ketiga dalam doa meditatif, yaitu doa yang mendengarkan. Kita telah membuang semua penghalang di dalam hati, semua pola pikir, semua keinginan yang terus berubah. Anugerah ilahi, yaitu kasih dan cinta yang mendalam, membasuh kita seperti ombak lautan. Ketika ini terjadi, kita mengalami sebuah perhatian mendalam pada gerak ilahi. Di pusat keberadaan kita, kita berdiam. Pengalaman yang kita rasakan lebih dalam daripada sekadar keheningan atau pengurangan kata-kata. Tentu saja ada keheningan, namun itu adalah keheningan yang mendengarkan. Kita merasa lebih hidup, lebih aktif, daripada yang pernah kita lakukan ketika pikiran kita dipenuhi oleh banyak hal. Sesuatu yang jauh di dalam telah terbangun dan menjadi perhatian kita. Roh kita berjingkat, waspada, dan mendengarkan.

Pada Gunung Transfigurasi, perkataan Allah keluar dari awan yang menaungi dengan berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." (Matius 17:5) Kita tidak melakukan kekerasan terhadap kemampuan rasional kita, namun kita mendengarkan lebih dari pikiran mendengarkan. Kita membawa pikiran kita ke hati, sehingga kita dapat mendengarkan dengan seluruh keberadaan kita.

François Fénelone berkata, "Diam dan dengarkanlah Allah. Biarlah hatimu dalam keadaan siap, sehingga Roh-Nya akan mengingatkanmu pada hal-hal yang menyenangkan-Nya. Biarkan semua yang ada padamu mendengarkan Dia. Keheningan dari semua hal yang berasal dari luar dan cinta duniawi, serta pemikiran-pemikiran manusia yang ada di dalam kita sangatlah penting jika kita akan mendengarkan suara-Nya." Tindakan mendengarkan ini tentu saja memerlukan keheningan dari semua "kasih yang berasal dari luar dan dari dunia". St. Yohanes dari Salib menggunakan frasa grafis, "Rumah saya seluruhnya hening". Dalam baris tunggal tersebut, dia menolong kita untuk melihat pentingnya berdiam dalam semua aspek fisik, emosi, dan psikologi.

Ketika kita berdiam di hadapan Allah dengan penuh keanggunan, kita diberikan suatu roh yang dapat diajar. Saya mengatakan "dengan penuh keagungan" karena tanpa suatu roh yang dapat diajar, perkataan apa pun dari Allah yang mungkin datang untuk memandu kita menuju kebenaran, hanya akan membuat hati kita mengeras. Kita akan menolak setiap dan semua perintah, kecuali jika kita taat. Namun, jika kita benar-benar bersedia dan taat, pengajaran Allah adalah terang dan hidup.

Tujuannya adalah membawa sikap doa yang mendengarkan ini ke dalam ranah kehidupan sehari-hari. Melalui semua gerak kehidupan -- menyeimbangkan buku cek, membersihkan debu dalam ruangan dengan "penyedot debu," mengunjungi tetangga ataupun rekan bisnis -- akan selalu terdapat ketertarikan batin pada bisikan ilahi. Hal ini tergambar dengan sangat baik dalam kata-kata yang terkenal dari Brother Lawrence, "Masa-masa sibuk tidak membuat saya berbeda dari masa-masa berdoa; dan dalam kebisingan bunyi dapur saya, sementara banyak orang pada saat yang bersamaan menyebut hal-hal yang berbeda, saya memiliki Allah dalam rasa tenang yang luar biasa seakan-akan saya sedang berlutut pada sebuah sakramen pemberkatan." Kita membawa ruangan pribadi Allah di dalam hati kita menuju kehidupan sehari-hari.

Allah adalah Sang pencipta dari berbagai hal. Dia mungkin mengubah langkah-langkah kecil kita menjadi sebuah langkah besar atau mengajar kita untuk melewati, melompat, berlari, atau bahkan berdiam diri. Dalam segala hal dan dalam segala keadaan, kita harus menaati Dia. (t\Rento)

Diterjemahkan dari:
Judul traktat: Meditative Prayer
Judul asli artikel: Steps into Meditative Prayer
Penulis: Richard J. Foster
Penerbit: InterVarsity Press, Illinois 1973
Halaman: 12 -- 23


STOP PRESS: DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG

Kami yakin Anda yang aktif di pelayanan pasti sudah mulai berpikir untuk mempersiapkan Natal, bukan? Nah, dengan gembira kami menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) telah menyediakan wadah di situs "natal.sabda.org" bagi setiap pelayan Tuhan agar bisa saling berbagi bahan-bahan Natal dalam bahasa Indonesia. Ada banyak bahan yang bisa didapatkan, seperti Renungan Natal, Artikel Natal, Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, Puisi Natal, Tips Natal, Bahan Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi Buku Natal, Review Situs Natal, e-Cards Natal, Gambar/Desain Natal, Lagu Natal, dan bahkan sarana diskusi tentang topik Natal.

Yang istimewa adalah situs "natal.sabda.org" dirancang sebagai situs yang interaktif, sehingga pengunjung dapat mendaftarkan diri untuk berpartisipasi aktif dengan mengirimkan tulisan, menulis blog, memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada rekan pengunjung lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs "natal.sabda.org". Mari berbagi berkat pada perayaan hari kedatangan Kristus ke dunia 2000 tahun yang lalu ini dengan menjadi berkat bagi kemuliaan nama-Nya.

==> http://natal.sabda.org/


Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

[e-Buku] Edisi 109/Oktober 2012 -- Kesehatan (II)

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com

e-Buku -- Kesehatan (II)
Edisi 109/Oktober 2012

DAFTAR ISI
RESENSI: RAHASIA UMUR PANJANG
ARTIKEL: MEMBANGUN PERPUSTAKAAN UNTUK ANAK ANDA
EDISI BULAN DEPAN

Salam kasih,

Tuhan menciptakan tumbuhan dan binatang bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Banyak tanaman dan binatang yang juga bisa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit yang dialami manusia. Mengapa? Karena di dalam sayuran, biji-bijian, dan daging terdapat banyak kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan kita. Buku "Rahasia Umur Panjang" yang kami ulas dalam kolom Resensi, dapat membantu Anda untuk mengetahui berbagai bahan makanan dan kegunaannya bagi tubuh. Selamat menyimak!

Selain mengonsumsi makanan yang bergizi, membaca buku juga sangat penting, khususnya bagi "kesehatan" otak kita. Oleh karena itu, kita perlu mendisiplinkan diri kita untuk membaca setiap hari. Kegiatan membaca juga perlu ditanamkan dalam diri anak sedini mungkin. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan membangun perpustakaan di rumah kita sendiri. Bagaimana cara membangun perpustakaan di rumah sendiri? Untuk lebih jelasnya, kami mengajak Anda untuk menyimak artikel yang telah kami persiapkan dalam edisi ini. Selamat membaca! Diberkatilah kita semua dengan kesehatan dan kepandaian melalui buku.

Pemimpin Redaksi e-Buku,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://gubuk.sabda.org/ >


"Semakin banyak Anda membaca, semakin banyak yang akan Anda ketahui. Semakin banyak hal yang Anda pelajari, semakin banyak tempat yang akan Anda datangi." (Dr. Seuss)


RESENSI: RAHASIA UMUR PANJANG

Judul buku: Rahasia Umur Panjang
Judul asli: --
Penulis/Penyusun: dr. Elizabeth Subrata
Penerjemah: --
Editor: --
Penerbit: Adonai Publishing, Jakarta 2004
Ukuran buku: 15,3 x 23 cm
Tebal: 200 halaman
ISBN: 979-9342-65-1
Buku Online: http://www.indoforum.org/t21489/
Download: --

Apakah yang dikatakan Alkitab tentang hidup sehat? Apakah makanan sehat adalah bagian dari rencana Tuhan bagi kesembuhan? Apa saja makanan yang dilarang oleh firman Tuhan untuk kita konsumsi? Pertanyaan tersebut hanya tiga dari sekian pertanyaan yang dapat kita temukan jawabannya pada buku karangan dr. Elizabeth Subrata ini.

Buku ini mengulas berbagai makanan (biji-bijian, buah-buahan dan sayur-sayuran, daging dan telur, lemak, dan pemanis) dan minuman yang sebaiknya dikonsumsi dan makanan minuman yang harus dihindari. Buku ini istimewa karena penulis menjelaskan gagasannya berdasarkan kebenaran Alkitab. Penulis, dr. Elizabeth Subrata, menjelaskan pemaparannya secara sistematis dan jelas. Melalui buku ini, selain mendapatkan informasi kesehatan secara umum, Anda juga bisa menemukan relevansi antara tanaman yang diciptakan Tuhan dengan ayat-ayat firman yang diucapkan-Nya. Selain itu, penulis juga memaparkan hakikat kesehatan menurut Taurat Nabi Musa, kitab-kitab nabi, serta Kitab Injil. Gaya bahasa yang digunakan dalam buku ini pun sangat mudah dicerna, sehingga mudah dipahami.

Anda ingin tahu rahasia panjang umur dan hidup sehat? Buku ini layak untuk Anda jadikan referensi. Buku ini juga sangat tepat bila digunakan sebagai panduan untuk mengubah pola hidup Anda yang keliru tentang makanan. Karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19), mari kita jaga dan rawat dengan bijaksana.

Peresensi: Ami Grace Y.


ARTIKEL: MEMBANGUN PERPUSTAKAAN UNTUK ANAK ANDA

Pada usia 2 tahun, anak Anda mungkin ingin sekali memiliki segala sesuatu. Ia membutuhkan buku yang menjadi miliknya. Bahkan ukuran dan bentuknya penting baginya. Ia akan memandangi buku favoritnya ratusan kali dan menyambutnya sebagai sahabat karib. Sementara usianya bertambah, ia menginginkan lebih banyak buku lagi. Bagaimana Anda memutuskan buku mana yang akan dibeli? Seseorang memang perlu memiliki beberapa buku -- buku-buku pilihan yang menjadi bagian dari kehidupan seseorang. Tidak ada buku pinjaman atau buku perpustakaan yang memiliki pengaruh begitu kuatnya seperti buku yang dimiliki, terutama pada usia muda.

Berikan buku sebagai hadiah dan bersiaplah untuk membayarnya. Jenis buku terburuk yang sering dibeli ialah buku picisan, yang dari sampulnya akan mendorong seseorang untuk membelinya. Buku-buku ini bukanlah buku bacaan berkualitas (jika Anda membacanya, Anda akan menyadarinya) dan tidak memberikan banyak sumbangan bermanfaat bagi sebuah perpustakaan.

Ada seorang remaja berusia 16 tahun yang selalu membuat suatu cara sendiri yang khas dalam menyatakan ucapan terima kasihnya, yaitu dengan menulis pada halaman muka sebelah dalam, seperti: "Usia 3 tahun, diberi oleh Pak Anu." Memang buku yang baik meninggalkan kesan mendalam! Dapatkah Anda membayangkan, apakah remaja itu masih ingat akan komentar yang diberikannya ketika Anda memberi baju atau mainan, yang Anda berikan 13 tahun yang lalu?

Anda dapat membangun perpustakaan untuk anak Anda, mula-mula dengan memberikan buku bacaan dengan untaian kata yang sederhana, namun dengan ilustrasi yang baik. Jangan memberikan buku yang umum dan kertasnya tipis. Belilah sebuah buku yang benar-benar indah, buku yang membuatnya bangga memilikinya, dan ingin diperlihatkan kepada teman-temannya!

Seorang anak mungkin membutuhkan beberapa buku bergambar yang mengatakan "Selamat Malam" atau berbicara mengenai dunia anak sedemikian rupa, sehingga membuatnya merasa aman dan dikasihi. Pastikan untuk menyertakan sedikitnya satu buku puisi yang baik (dan belilah sebuah buku baru yang sesuai dengan kemampuan pemahamannya) dan bacakan dengan suara lantang.

Masukkan juga ke dalam daftar beli Anda, beberapa buku yang Anda anggap baik dan carilah dengan saksama. Mungkin Anda tidak dapat menemukan semua buku itu dan mungkin juga ada judul lain yang lebih menarik daripada buku yang ada dalam daftar itu. Tetapi Anda akan tahu, buku apa yang tepat bagi anak Anda dalam benak Anda. Percayalah pada pertimbangan Anda sendiri.

Buku anak memang lebih mahal dari buku umum karena ilustrasinya yang berwarna-warni, selain kertasnya yang tebal dan kuat, serta sampulnya tebal. Namun, Anda bisa mendapatkan yang murah dengan halaman kertas lebih tipis dan sampul buku yang lebih tipis. Dengan demikian, anak Anda akan memiliki lebih banyak koleksi. Edisi yang lebih tipis biasanya dicetak dari film yang sama seperti untuk buku yang bersampul tebal, tetapi dengan warna yang lebih sedikit. Anak-anak biasanya lebih menyenangi edisi yang lebih tipis karena terasa lebih lembut dan lentur daripada buku dengan sampul tebal dan keras. Seorang anak pernah berkata, "Buku jenis ini kelihatannya lebih bersahabat."

Akan tetapi, jahitannya tidak akan tahan banting seperti buku bersampul tebal dan memang Anda perlu memberinya beberapa buku yang bersampul tebal. Bagaimana Anda dapat mengetahui buku yang mana yang perlu dibeli dalam edisi sampul buku yang keras? Jawabannya bisa beragam sesuai dengan selera keluarga Anda. Yang terpenting ialah unsur kualitas cerita yang tahan lama. Kisah-kisah klasik bisa Anda masukkan ke dalam daftar Anda karena kisah-kisah ini sudah terbukti dan teruji oleh waktu. Bila sebuah buku hanya dibaca sekali dua kali, lalu masuk gudang, maka edisi sampul tipis mungkin lebih baik.

Memberi hadiah buku kepada anak merupakan cara penting untuk membangun sebuah perpustakaan, tetapi anak juga perlu mengembangkan rasa kepemilikan dan kebanggaan karena memiliki perpustakaan sendiri. Sementara usianya bertambah, biarkan ia menolong Anda memilih buku-buku dan mendiskusikan bersamanya, mengapa Anda tidak membeli buku-buku berdasarkan dorongan hati, bahkan ketika Anda berkata, "Marilah kita membeli buku yang benar-benar baik." Anda harus menolongnya memutuskan membeli buku berkualitas. Memperlakukan buku dengan hati-hati dan mengembalikannya ke tempatnya yang khusus, tempat buku itu tersimpan sebelumnya, merupakan bagian penting dalam memiliki perpustakaan sendiri.

Banyak keluarga menyisihkan uang untuk membeli sedikitnya sebuah buku per bulan. Hal itu seharusnya menjadi proyek keluarga. Kadang-kadang, anak-anak Anda mungkin memutuskan untuk membeli sebuah buku yang sudah mereka baca dari perpustakaan. Namun, karena memiliki pengalaman bahwa membaca itu begitu indah, maka mereka ingin memilikinya sendiri. Itu sama seperti memilih seorang sahabat karib untuk tinggal bersamanya selamanya.

Jika di daerah Anda tidak ada toko buku yang cukup lengkap, Anda bisa memesannya melalui toko buku untuk buku-buku yang Anda beli.

Sementara kebebasan serta minat baca bertambah, bawalah anak Anda ke tukang loak atau kios-kios kecil di daerah tertentu yang khusus menjual buku bekas. Namun, Anda dan anak Anda harus tahu judul serta nama pengarang dari buku yang Anda ingin beli, sehingga buku tersebut benar-benar bermanfaat. Tak jarang di tempat-tempat seperti itu, dapat diperoleh buku-buku bertema klasik yang baik.

Satu buku yang selalu harus ada ialah kamus -- kamus yang baik dengan huruf cetakan yang besar, sehingga menarik untuk dibaca. Mungkin Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat dijadikan pegangan. Sebaiknya, buku ini diberi sampul plastik yang tebal dan disimpan di tempat yang mudah dijangkau.

Buatlah kebiasaan melihat kamus sebagai bagian dari kehidupan keluarga Anda. Ada keluarga yang biasa menaruh kamus di dekat meja makan, sehingga dalam suatu diskusi mudah untuk mencari arti sebuah kata dan mudah dalam mempelajari istilah-istilah baru. Setiap rumah tangga sebaiknya memiliki sebuah kamus. Kamus juga bisa dijadikan sebagai hadiah wisuda yang baik bagi anak Anda kelak.

Satu buku lain yang tak kalah menariknya ialah buku peta. Peta ini sebaiknya cukup lengkap, terutama mengenai peta geografis Indonesia dan dunia pada umumnya. Berita malam menjadi lebih menarik didengar bila kita mengetahui letak daerah yang disebutkan oleh penyiar televisi.

Kebiasaan membeli, mengumpulkan, dan merawat buku dengan baik sejak masa kanak-kanak dapat menjadi aset yang sangat berharga bagi Anda, anak Anda, dan keluarganya kelak. (Ras)

Sumber: Gladys Hunt, Honey for a Child's Heart: The Imaginative Use of Books in Family Life. (Grand Rapids, Michigan: Zondervan Books, 1969).

Diambil dan diedit seperlunya dari:
Judul majalah: Kalam Hidup, September 1995
Penulis: Gladys Hunt
Penerbit: Kalam Hidup, Bandung 1995
Halaman: 24 -- 26


EDISI BULAN DEPAN

Apakah Anda pernah membaca buku-buku yang membahas ajaran-ajaran/bidat-bidat yang tidak sesuai dengan firman Tuhan? Untuk memberikan wacana kepada Pelanggan e-Buku yang lain, silakan kirimkan resensi atau kesaksian tentang buku tersebut ke redaksi e-Buku seperti yang tertera di bagian kontak di bawah ini. Mari bagikan wawasan baru agar tidak ada saudara kita yang tersesat oleh pengajaran yang salah. Mari berbagi berkat melalui e-Buku.


Kontak: < buku(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Ami Grace Y., dan Yonathan Sigit P.
Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/buku >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org >

(e-RH) Oktober 25 -- BIBIT UNGGUL

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 25 Oktober 2012
Bacaan : Matius 4:18-22
Setahun: Lukas 12-13
Nats: Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan
Kujadikan penjala manusia." (Matius 4:19)

Judul:

BIBIT UNGGUL

Menjelang tahun ajaran baru banyak sekolah atau perguruan tinggi
mengadakan seleksi penerimaan siswa atau mahasiswa baru. Mereka
berlomba mencari bibit unggul yang akan dididik selama beberapa
waktu. Dalam seleksi tersebut beberapa orang sudah disingkirkan
sedari awal karena mereka dianggap tidak memenuhi syarat dan
diprediksi tidak akan berhasil. Ini sebuah penghakiman yang muncul
dari sikap pesimis akan kemampuan calon peserta didik


Ketika Tuhan Yesus akan memilih murid tentu Dia memiliki beberapa
pertimbangan. Dia memiliki rencana besar atas dunia ini yang akan
diteruskan oleh para murid-Nya. Namun anehnya, untuk tugas sepenting
itu Dia tidak melangkahkan kaki-Nya ke tempat di mana biasanya para
bibit unggul berkumpul. Dia tidak ke "sekolah teologia" setempat
untuk mencari beberapa murid terbaik. Dia pergi ke tepi danau dan
bertemu dengan beberapa nelayan. Dia menjumpai orang-orang yang
sederhana baik dalam hal pendidikan maupun pekerjaan. Dengan optimis
Dia memanggil mereka untuk dibentuk seperti yang Dia mau. Dia
mengenal potensi yang diberikan Allah di balik kesederhanaan mereka


Mungkin Anda pesimis karena merasa bukan "bibit unggul". Tuhan dapat
membentuk dan memakai Anda! Mungkin Anda merasa kurang semangat
bahkan putus asa apabila diminta menolong atau memimpin orang yang
tampaknya kurang memiliki masa depan cerah. Orang-orang yang mungkin
sangat sederhana dan rasanya akan lamban untuk bergerak maju.
Pandanglah potensi yang diletakkan Allah di balik kesederhanaan itu.
Lihatlah bagaimana Dia berkarya ketika kita dengan tekun dan
bersungguh hati mengerjakan bagian kita untuk membimbing mereka.
--PBS

SERINGKALI MELALUI ORANG-ORANG YANG SEDERHANA DAN BIASA,
ALLAH MEMILIH UNTUK BEKERJA SECARA LUAR BIASA

e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2012-10-25
e-RH
arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2012/10/25/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/10/25/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Matius+4:18-22

Matius 4:18-22

18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia
melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus,
dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau,
sebab mereka penjala ikan.
19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan
Kujadikan penjala manusia."
20 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang
bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,
bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam
perahu. Yesus memanggil mereka
22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu
mengikuti Dia.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Lukas+12-13
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+12-13


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Tuesday, October 23, 2012

[i-kan-kisah] [KISAH] Edisi 299 -- Sang Legenda -- George Foreman

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com

KISAH -- Sang Legenda -- George Foreman
Edisi 299, 24 Oktober 2012

Shalom,

Apakah Anda suka olahraga tinju? Apakah Anda tahu atau pernah mendengar seorang petinju dunia legendaris yang bernama George Foreman? KISAH edisi 299 menceritakan kesaksian pertobatan dari George Foreman. Dari seorang yang dipenuhi dengan rasa benci dan sombong akan kekuatannya, dia diubah oleh Tuhan menjadi seorang yang rendah hati dan penuh kasih dalam melayani Tuhan. Selamat membaca.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Yonathan Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >


SANG LEGENDA -- GEORGE FOREMAN

Waktu saya kecil, keluarga kami sangat miskin. Maka untuk makan saja, saya sengaja bertamu ke tetangga pada jam-jam makan, berharap mereka mengundang saya untuk makan bersama mereka.

Tumbuh dalam kemiskinan membuat kebencian dan amarah tumbuh subur dalam hati saya, sehingga semuanya itu saya salurkan dengan berlatih tinju secara keras. Tidak lama, hasil latihan itu membuat saya mendapatkan medali emas olimpiade kelas berat pada tahun 1968.

Pindah ke jalur profesional, kemarahan dan kebencian membuat saya bagaikan binatang buas menghancurkan siapa saja yang melawan, kebanyakan lawan saya 'KO' sebelum ronde ketiga. Rekor 32 kali menang tanpa pernah kalah, membuat saya dengan cepat meroket menjadi penantang bagi Joe Frazier. Saat itu Joe Frazier bagaikan "dewa tinju", tidak seorang pun saat itu terpikir bahwa dia bisa kalah.

Saya ingat, saat bel tanda ronde pertama dimulai, masih jelas terngiang di telinga saya bagaimana Joe dengan cepat datang dengan nafsu membunuhnya. Namun hal itu tidak membuat saya takut, saya membalas setiap pukulannya dengan sekuat tenaga, sehingga dia pun bertekuk lutut, 'KO'. Itu adalah peristiwa paling membahagiakan dalam karier bertinju saya.

Tahun 1974, di Zaire (Afrika), saya harus berhadapan dengan Muhammad Ali, pertarungan yang diberi nama "Rumble in the Jungle". Ali mengetahui kemarahan adalah kunci kelemahan saya. Ali pun memanfaatkan hal tersebut dengan terus membuat pernyataan yang merendahkan saya di berbagai media. Hal itu membuat saya gelisah dan murka, ingin segera rasanya menghajarnya di atas ring.

Kepercayaan diri saya saat itu terlalu besar karena saya baru saja menghajar 'KO' Ken Norton, orang yang menghajar Ali dengan 'KO' dalam 2 ronde. Bagaimana bisa Ali sesumbar seperti itu? Saya begitu marah dan telah meremehkannya. Pada pertandingan tersebut, saya terus memukulnya dengan sekuat tenaga dan ingin mengakhiri Ali secepat mungkin.

Namun Ali terus bertahan dan tidak bergeming, sehingga membuat saya kehabisan tenaga. Pada ronde kedelapan, saat saya memukulnya di bagian lambungnya, Ali menyadari pukulan saya sudah lemah. Dia bertanya, "Hanya itu yang kau miliki George?" Kemudian dia langsung membalas dengan cepat, dan yang saya ingat hanyalah suara wasit menghitung saya.

Tapi bukan pertarungan itu yang mengubah hidup saya. Pertarungan tinju paling penting dalam kehidupan saya adalah saat melawan Jimmy Young di Puerto Rico, 17 Maret 1977. Saat itu, saya sedang berusaha merebut gelar juara dunia kembali. Tapi pertarungan saat itu paling berat, berakhir 12 ronde dengan keputusan wasit saya kalah.

Saya dibawa masuk ke ruangan ganti dengan setengah pingsan, lambung saya terasa sakit karena pertarungan tadi. Saya duduk bersandar di locker dikelilingi pelatih dan para official sambil berteriak-teriak "Rematch! Rematch...!" (pertandingan ulang).

Saat keributan terus berlangsung di sekitar saya, pandangan dan pendengaran saya menjadi kabur perlahan, dan semuanya menjadi gelap gulita. Dalam kegelapan itu, saya mendengarkan sebuah suara berkata: "Kalau engkau percaya pada Tuhan, mengapa engkau begitu takut?"

Saya kaget mendengar suara itu. Kemudian dengan marah saya menjawabnya: "Siapa bilang saya takut? Siapa yang menyebut-nyebut Tuhan?"

Lalu saya mengatakan pada suara itu, bagaimana saya harus keluar dari kemiskinan ini. Hanya dengan usaha keras saya sendiri dan bagaimana saya harus berjaya dengan kekuatan saya.

Suara itu diam dan perlahan muncul ketakutan dalam hati saya, sebuah perasaan kematian. Saya merasa akan mati, ini adalah akhir dari semuanya.

Saya mencoba tawar-menawar dengan suara itu, "Saya adalah George Foreman, biarkanlah saya hidup, maka saya akan banyak menyumbang untuk amal."

Suara itu menjawab; "Saya tidak mau uangmu George, saya menginginkan engkau!"

Saya bertambah takut karena saya tidak pernah tahu, ada orang yang menganggap uang tidak berharga.

Kegelapan itu menarik saya semakin dalam, semakin gelap, dan semakin dalam lagi. Suara itu mengatakan, inilah rasanya maut itu, gelap ..., kosong ..., sendirian ..., dan itu akan berlangsung selamanya ....

Kemudian saya mendengar suara-suara berbisik, orang-orang yang berteriak-teriak. Semakin lama semakin jelas, perlahan pandangan saya melihat orang-orang di sekitar saya. Ternyata saya sudah kembali ke ruangan ganti. Banyak orang mengelilingi saya sambil bertanya dengan nada cemas, "Kamu baik-baik saja, Jagoan?"

Saya menjawab, "Apakah saya baik-baik saja? Saya adalah orang yang baru!" Saya merasa diri saya berubah, saya merasa diri saya orang lain, perasaan ini sungguh luar biasa, tidak dapat saya jelaskan dengan kata-kata. Saya merasa dibebaskan, dilepaskan, tubuh saya terasa sangat ringan. Saya dilepaskan dari kemarahan dan kebencian yang selama ini merasuki saya.

Saya mengerti sekarang apa hidup itu. Ini tidak ada hubungannya dengan tinju, tidak ada hubungannya dengan mengejar gelar juara. Ini semua mengenai Tuhan! Tentang cinta-Nya dan pengampunan-Nya. Saya langsung mencium semua orang di situ sambil berkata, "Saya mengasihimu, Tuhan mengasihimu!" Ada sebuah perasaan kasih yang besar keluar dari hati saya bagaikan gelombang, membuat saya tidak bisa diam untuk tidak mengatakannya.

Tiga puluh delapan tahun setelah hari itu, saya lebih terkenal sebagai koki daripada mantan juara dunia tinju. Saya memiliki acara masak sendiri di televisi, dan 55 juta peralatan panggang dengan merek nama saya laku terjual di seluruh dunia. Itu belum termasuk kaos, saus, krim cukur, pembersih rumah tangga, dan berbagai peralatan lain. Semua dengan merek nama saya. Orang berpikir saya kaya karena bertinju. Mereka salah, seluruh penghasilan saya dari bertinju seumur hidup jauh lebih kecil dengan nilai kontrak peralatan panggang yang saya buat.

Tuhan memberkati saya melimpah justru saat saya bertobat, undur dari dunia tinju, dan melayani-Nya sepenuh hati.

Sejak hari pertarungan dengan Jimmy Young itu, saya menggantung sarung tinju saya dan mulai rajin ke gereja. Awalnya, saya hanya duduk bersembunyi di pojok gereja, tidak ingin siapa pun tahu saya ada di situ. Namun saat mereka menyadari kehadiran saya, mereka menyuruh saya bersaksi di depan jemaat. Saya yang terbiasa bertinju ditonton oleh jutaan orang, kali ini berbicara di depan sedikit jemaat. Kaki saya gemetar.

Tidak lama setelah itu, saya melayani sepenuh waktu dengan menjadi pendeta, membangun gereja di lingkungan tempat saya dibesarkan. Saya kini memiliki pertarungan yang berbeda, yaitu melawan kemiskinan, rumah tangga yang hancur, kenakalan remaja, penyakit mematikan, tekanan mental, dan banyak problem lain. Setiap kali berhasil menang terhadap masalah itu, rasanya jauh luar biasa daripada menang 'KO'.

Pada tahun 1993, saudara saya mendirikan tempat latihan tinju dan dia mengundang saya untuk datang ke sana. Namun, saya selalu menolaknya karena saya tidak ingin jemaat melihat saya dekat dengan ring tinju.

Suatu kali, tidak sengaja saya harus singgah di gym itu. Di sana, saya melihat seorang ibu dan anak remajanya yang berusia sekitar 15 tahun. Mereka melihat dengan penuh harap dan ingin berbicara dengan saya. Saya tahu akan ke mana arah cerita mereka karena saya melihat diri saya sendiri dan ibu saya dalam diri mereka. Ibu itu pasti akan bercerita bagaimana miskinnya hidup mereka dan mengenai anaknya yang selalu terlibat dalam masalah. Ia pasti ingin agar saya melatih anaknya bertinju dan mengarahkannya.

Saya berusaha menghindar bercakap-cakap dengan mereka, dan saya pun pergi meninggalkan mereka dengan sebuah perasaan bersalah. Tidak lama setelah itu, saya menelepon Roy untuk menanyakan keadaan anak itu. Roy berkata bahwa anak itu sudah masuk penjara.

Saya merasa dihajar dengan pukulan yang sangat keras dan membuat 'KO' ketika mendengar berita tersebut. Ya Tuhan ..., trauma saya pada ring telah membuat satu jiwa tersesat. Sejak melayani Tuhan, saya mau pergi ke mana saja Tuhan utus, ke penjara, rumah sakit, pedalaman, sampai ujung dunia pun saya mau pergi, kecuali satu tempat ring tinju. Pada saat itu, saya mendengar Tuhan berkata, "Sekarang saatnya George, bawa Aku ke sana ...."

Dunia menjadi gempar ketika saya kembali ke ring tinju. Mereka menahan napas saat saya bertarung dengan anak-anak muda yang memiliki kecepatan dan kekuatan, yang jauh berbeda dari orang seumur saya. Bagi mereka, mustahil seorang tua berumur 40-an tahun mampu bertinju lagi.

Tapi saya membuktikan bahwa semua perhitungan dunia adalah salah. Pada usia hampir 50 tahun, saya kembali merebut gelar juara dunia dan dinobatkan sebagai petinju tertua yang pernah meraih gelar juara dunia. Saya menekuk Michael Moore dengan 'KO' pada ronde ke-10, padahal dia baru menaklukan Evander Holyfield. Dan saya menyatukan seluruh gelar juara badan dunia, yaitu WBA, WBC, dan IBF.

Selanjutnya, gelar juara itu tidak pernah direbut dari saya, tapi saya sendirilah yang menyerahkan sabuk itu, yaitu pada orang yang telah saya kalahkan (Axel Schultz). Saya lalu mengundurkan diri dari dunia tinju.

Mereka tidak habis pikir bagaimana orang setua saya bisa melakukannya, saat seharusnya tidak ada lagi kekuatan orang muda tersisa dalam diri saya ini.

Hanya satu jawabnya, hanya satu kekuatan yang membuat tubuh tua ini bangkit menjadi pemenang, yaitu kekuatan dari Tuhan. Bukan kuat dan gagah saya, melainkan karena Roh Tuhan ada dalam diri saya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah: SUARA edisi 79 -- FGBMFI, 2005
Penulis: George Foreman
Penerbit: Communication Department - Full Gospel Business Men's Fellowship Internasional - Indonesia, Jakarta
Halaman: 5 -- 9


POKOK DOA

1. Mengucap syukur kepada Tuhan atas perubahan hati yang Tuhan berikan kepada George Foreman dan kepada orang-orang yang lain pula. Kiranya Tuhan terus memelihara iman mereka sampai akhir.

2. Mohon kepada Tuhan agar anak-anak yang saat ini hidup dalam kondisi yang serba sulit dipelihara-Nya. Biarlah setiap anak bisa teguh dan kuat dari pengaruh negatif lingkungan mereka. Biarlah Tuhan mengirim pelayan-pelayan-Nya untuk menjangkau setiap anak.

3. Berdoalah agar Tuhan terus membuka kesempatan bagi orang-orang yang sudah diubah-Nya untuk bersaksi. Kiranya melalui setiap kesaksian, seperti kesaksian dari George Foreman, lebih banyak jiwa lagi yang menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat pribadinya.

"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman." (2 Timotius 1:9) < http://alkitab.sabda.org/?2Tim+1:9 >


Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Yonathan Sigit
Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

[i-kan-humor] [e-Humor] 2118 Oktober/2012

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com

e-Humor
2118, Oktober 2012

Shalom,

Satu bulan lebih, setiap edisi Rabu, kita membahas tentang tokoh yang punya banyak alasan untuk menolak pelamar kerja. Dari serangkaian humor yang berjudul Alasan Menolak Pelamar, ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil. Pertama, jangan berbohong (seperti para pelamar). Kedua, walaupun sedang menolak, jangan mencela sesama kita (seperti yang dilakukan si Gatot). Ketiga, silakan temukan sendiri pada humor kali ini --humor terakhir tentang tentang alasan si Gatot menolak pelamar kerja. Walaupun aksi si Gatot telah berakhir, tetaplah simpan tawa Anda untuk humor-humor selanjutnya.

Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Humor,
Tatik Wahyuningsih
< tatik(at)in-christ.net >
< http://humor.sabda.org/ >


2118. ALASAN MENOLAK PELAMAR (6)

Gatot: Punya mertua?
Pelamar 7: Punya....
Gatot: Pengusaha kaya?
Pelamar 7: Iya....
Gatot: Kamu tidak diterima.
Pelamar 7: Alasannya?
Gatot: Mertuamu saja tidak mau mempekerjakan kamu.
Pelamar 7: Tapi... sebetulnya, mertua saya tidak kaya.
Gatot: Makin tidak saya terima.
Pelamar 7: Alasannya....
Gatot: Nanti kamu sering minta naik gaji dengan alasan untuk membantu mertuamu.

[Sumber diambil dari: Guruku Super Lucu, 70-71]

"Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah." (Roma 14:16) < http://alkitab.sabda.org/?Roma+14:16 >


Kontak: < humor(at)sabda.org >
Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Amy Grace Y.
Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/humor >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org >

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 608/Oktober 2012 -- Mengembangkan Talenta (IV)

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com

e-BinaAnak -- Mengembangkan Talenta (IV)
608/Oktober/IV/2012

DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: MENGEMBANGKAN TALENTA DARI TUHAN
MUTIARA GURU: INGIN DIPAKAI TUHAN

Salam Damai Kristus,

Permainan dalam sekolah minggu menjadi salah satu bagian yang menyenangkan bagi anak-anak. Pada edisi kali ini, e-BinaAnak mengajak para pelayan anak dan anak-anak untuk secara aktif menyadari, mengenali, dan mengembangkan talenta. Penasaran bagaimana cara melakukannya? Simak dengan saksama dan praktikkan di kelas sekolah minggu Anda. Jangan lewatkan juga Mutiara Guru yang akan semakin memperlengkapi wawasan dan pembelajaran Anda mengenai talenta. Selamat melayani bersama Tuhan!

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >


BAHAN MENGAJAR: MENGEMBANGKAN TALENTA DARI TUHAN

Tujuan:

Anak memahami apa yang dimaksud dengan talenta dan menyadari talenta-talenta yang ia miliki, serta bertekad untuk mengembangkannya.

Kreasi Simulasi: Potret Sahabatku

1. Berikan anak kertas kosong dan minta mereka menggambar ciri seorang teman di sebelah kirinya. Jika semua anak menggambar teman sebelah kirinya, maka berarti anak akan digambar oleh satu teman di sebelah kanannya. Hasil lukisan harus menunjukkan ciri seseorang, tanpa boleh menyertakan nama anak yang digambar tersebut. Tidak perlu digambar lengkap, cukup yang menjadi cirinya saja. Jadi misalnya, cukup gambar ciri bajunya, atau ciri matanya, dan sebagainya.

2. Setiap anak menuliskan kelebihan kemampuan anak yang digambar tersebut (yang agak menonjol), di samping ciri gambar tersebut. Misalnya: pandai menyanyi, ramah, rajin, dan sebagainya.

3. Mintalah anak-anak menuliskan profesi apa yang cocok untuk anak tersebut. Misalnya: cocok jadi dokter, guru, pendeta, dan seterusnya.

4. Guru mengumpulkan gambar-gambar tersebut tanpa nama, kemudian kembali dibagikan secara acak, sehingga setiap anak memperoleh satu gambar.

5. Setiap anak diminta menebak siapakah anak yang dimaksud oleh gambar tersebut. Guru memberikan wawancara, terutama soroti kelebihan yang dikenali anak lain tentang diri seorang anak. Tanyakan pada anak tersebut, "Apa benar kamu ingin menjadi dokter?" (Jika tidak mau jadi dokter, kamu ingin jadi apa?) Dengan wawancara singkat, guru dapat menggali talenta-talenta yang dimiliki anak tersebut dan meminta anak tersebut memikirkan talentanya. Acara akan semakin sampai pada tujuannya, jika setiap anak diberi kesempatan menuliskan apa talentanya.

6. Acara ditutup dengan mengajak anak-anak bersyukur atas talenta tersebut, dan meminta pimpinan Tuhan agar dapat mengembangkannya.

Catatan: Artikel ini pernah dipublikasikan di e-BinaAnak edisi 84.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen (PEPAK)
Alamat URL: http://pepak.sabda.org/17/jul/2002/anak_mari_kita_mengembangkan_talenta_dari_tuhan
Judul asli artikel: Mari Kita Mengembangkan Talenta dari Tuhan
Penulis: Paulus Lie
Tanggal akses: 30 Agustus 2012


MUTIARA GURU: INGIN DIPAKAI TUHAN

"Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar." (1 Tesalonika 1:9)

Tuhan kita adalah Tuhan yang memunyai rencana. Semua yang dikerjakan Tuhan dari kekekalan lampau sampai kekekalan yang akan datang adalah sesuai dengan rencana-Nya. Rencana Tuhan sangat erat hubungannya dengan manusia karena rencana Tuhan akan dirampungkan, melalui manusia dan juga di dalam manusia.

Jangan beranggapan bahwa apa yang Tuhan lakukan terhadap kita hari ini adalah kebetulan saja. Semuanya sudah Tuhan atur sesuai dengan rencana-Nya. Setiap orang yang telah dilahirkan kembali memunyai kedudukan dan potensi untuk dipakai oleh Tuhan. Sebenarnya, Tuhan sudah mengonfirmasi hal ini, bukan hanya melalui menciptakan manusia, menebus manusia, tetapi juga melalui memanggil manusia.

Mungkin kamu merasa bahwa Tuhan tidak bisa memakai kamu karena kamu kurang punya bakat, kurang bisa bicara, kurang mengerti Alkitab, kurang .... Tetapi, siapa pun kamu, Tuhan sudah memanggil kamu. Sekarang, kamu mungkin akan berkata, "Kapan Tuhan memanggil aku? Aku tidak pernah merasakan panggilan-Nya." Mungkin, kamu mengira bahwa panggilan Tuhan itu adalah masalah yang amat rumit. Sebenarnya, kamu cuma perlu bertanya pada dirimu sendiri, sejak kamu menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat sampai hari ini, apakah kamu pernah punya keinginan untuk dipakai oleh Tuhan? Memunyai sedikit saja keinginan untuk dipakai Tuhan, adalah bukti dari pekerjaan Tuhan yang luar biasa atas diri kita. Pekerjaan Tuhan yang satu ini lebih besar daripada pekerjaan penciptaan-Nya atas diri kita.

Pekerjaan Tuhan menciptakan diri kita, tidak sehebat dan sebesar pekerjaan-Nya ketika membuat kita punya keinginan untuk dipakai oleh-Nya. Tuhan bisa membuat kita punya hati yang ingin dipakai oleh-Nya karena Dia sudah mengunjungi kita. Dengan kata lain, ini bisa terjadi karena Dia datang kepada kita. Tuhan sudah datang memanggil kita berkali-kali, sayang sekali kita sering mengabaikan kunjungan Tuhan. Kita tidak seharusnya berpikir bahwa Tuhan memanggil kita dengan suara seperti guntur dari surga, atau dengan melihat cahaya besar seperti Paulus dalam perjalanannya ke Damsyik. Kalau Tuhan tidak datang mengunjungi kamu, mana mungkin kamu bisa punya keinginan untuk dipakai Tuhan?

Dulu, jangankan ingin dipakai Tuhan, kamu bahkan tidak peduli pada Tuhan, tetapi sekarang kamu ingin dipakai oleh Tuhan. Ini adalah bukti bahwa Tuhan sudah mengunjungi kamu dan kasih karunia Tuhan sudah datang kepadamu. Jangan abaikan kunjungan Tuhan dan panggilan-Nya. Mari kita segera respons! Saya mau berdoa mempersembahkan diriku lebih serius, agar Tuhan bisa memakai aku untuk saluran berkat-Nya.

Doa: Tuhan Yesus, pakailah aku sesuai dengan rencana-Mu. Pakailah aku segera. Ya Tuhan Yesus, aku rindu jadi saluran berkat-Mu.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Rumah Gembira
Alamat URL: http://www.rumahgembira.or.id/kristal/semangat-melayani/suplai-firman/berguna-untuk-tuhan
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 7 Agustus 2012


Kontak: < binaanak(at)sabda.org >
Redaksi: Davida Welni Dana, Santi Titik Lestari, dan Melina Martha
Tim editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/binaanak >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >

(e-RH) Oktober 24 -- DI MANA SAJA, KAPAN SAJA

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 24 Oktober 2012
Bacaan : Ulangan 6:1-9
Setahun: Lukas 10
Nats: haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu
dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila
engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan
apabila engkau bangun. (Ulangan 6:7)

Judul:

DI MANA SAJA, KAPAN SAJA

Banyak orangtua yang mengeluh karena tidak lagi menemukan waktu
yang tepat dan cukup untuk duduk bersama anak-anak. Mereka merasa
kehilangan sarana untuk mengajar prinsip-prinsip hidup yang mereka
yakini. Namun, sebenarnya pembelajaran yang diprogramkan secara
teratur pun punya risiko, yaitu anak-anak didik bisa menjadi bosan
dengan pertemuan rutin. Membingungkan bukan?


Pikirkanlah para orangtua Israel di zaman Musa. Mereka diminta
mengajaranak-anaknya untuk mengasihi Allah dengan segenap hati.
Prinsip yang sangat penting ini harus diajarkan berulang kali,
dengan berbagai cara dan di berbagai kesempatan. Ini artinya para
orangtua didorong untuk peka dan kreatif dalam menyampaikan
kebenaran-kebenaran Allah. Mereka harus memakai setiap kesempatan di
sepanjang hari, bukan hanya jam tertentu saja. Pengajaran yang kaya
dengan cara dan tidak dibatasi oleh waktu serta tempat inilah yang
akan lebih memberikan hasil yang kokoh. Allah sendiri adalah contoh
pendidik yang kreatif di mana Dia mengajar umat-Nya berulang kali,
di berbagai kesempatan dan dengan berbagai macam cara


Mungkinkah kita terhambat dalam mengajarkan kebenaran karena
berpikir bahwa proses belajar itu hanya dapat berlangsung di tempat,
jam, dan cara tertentu? Mungkin selama ini kita justru mengabaikan
waktu dan kesempatan yang baik karena kita anggap itu bukanlah jam
dan tempat belajar. Kalau kita belajar untuk peka dan kreatif, maka
membagikan kebenaran tidak akan mengenal halangan tempat dan waktu.
Temukanlah kesempatan itu! --PBS

SETIAP KESEMPATAN DAPAT MENJADI PELUANG
UNTUK MENYAMPAIKAN KEBENARAN

e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2012-10-24
e-RH
arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2012/10/24/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/10/24/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Ulangan+6:1-9

Ulangan 6:1-9

1 "Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku
ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan
di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya,
2 supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN,
Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya
yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu.
3 Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia,
supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak,
seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di
suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu
esa!
5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan,
7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu
dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila
engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan
apabila engkau bangun.
8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu
dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan
pada pintu gerbangmu.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Lukas+10
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+10


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Miliki Blog atau Website Sendiri
Dapatkan Panduannya
Hubungi : 0813 5643 8312 - 0857 5737 8151 - 0431 8013154
Format SMS : Panduan Isi Pesan
Klik Demo / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
atau pilih template :
Klik, Pilih & Pesan Sekarang / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
G R A T I S
The Christian Blog @ 2011 - 2012
Designer : Joni Wawoh, SH
hostgator promo