Saturday, November 10, 2012
[KADOS] Kalender Doa SABDA: 12 -- 18 November 2012
KADOS -- Edisi 125 (12 -- 18 November 2012)
Shalom,
Kita diajarkan untuk membangun hubungan pribadi dengan Tuhan di dalam doa. Selain itu, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk beroda bersama-sama. Matius 18:19 berkata, "Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga." Di sini, Tuhan Yesus ingin menunjukkan bahwa doa yang dilakukan bersama-sama juga penting dan besar kuasanya. Marilah kita membangun kehidupan doa bersama-sama.
Redaksi Tamu KADOS,
Yusak Charisma Nugraha
< http://doa.sabda.org >
12 November 2012 -- Anak-Anak di Panti Asuhan
Anak-anak yang dibesarkan di panti asuhan sering kali merasakan kurangnya kasih sayang dan merindukan kehadiran orang tua. Meskipun ada ibu dan bapak asuh yang menjaga dan menyayangi mereka, tidak dapat dimungkiri bahwa kehadiran orang tua di samping mereka adalah sesuatu yang sangat didambakan. Marilah kita berdoa kepada Tuhan Yesus bagi anak-anak di panti asuhan, agar sukacita dan damai sejahtera yang dari Tuhan memenuhi hati mereka.
13 November 2012 -- Kriminalitas dan Terorisme di Indonesia
Negara tidak boleh berkompromi dengan kriminalitas dan terorisme. TNI dan POLRI merupakan salah satu ujung tombak negara untuk menumpas aksi-aksi tersebut. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus, agar aparat TNI dan POLRI dapat dipakai Tuhan sebagai alat untuk menjaga keamanan dan kedamaian di Indonesia. Doakan pula pengusutan kasus-kasus kriminalitas dan terorisme, supaya dapat terungkap demi pencegahan aksi-aksi selanjutnya.
14 November 2012 -- Kebutuhan Dana Pelayanan Misi
Pelayanan penginjilan bagi suku-suku terabaikan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Anak-anak Tuhan yang melayani di lapangan perlu didukung secara finansial, sehingga pelayanan mereka bisa maksimal dan efektif. Tanpa dukungan dana, pelayanan misi sulit untuk berkembang dengan baik dan akan menemui banyak kendala untuk tetap bertahan, ketika keadaan mengalami perubahan dan ancaman. Mari kita berdoa untuk kebutuhan dana bagi anak-anak Tuhan yang melayani di lapangan. Kiranya Tuhan mencukupkan kebutuhan hidup dan pelayanan mereka. Doakan pula agar semakin banyak orang yang terbeban membantu pelayanan misi dalam dana.
15 November 2012 -- Suasana Politik di Indonesia
Suasana politik di setiap negara bisa saja tidak menentu, termasuk di Indonesia. Terkadang karena satu kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memihak rakyat, maka timbullah reaksi di sana-sini. Mari kita membawa hal ini ke dalam doa kepada Tuhan Yesus, biarlah setiap kebijakan yang diambil oleh wakil rakyat dan pemerintah merupakan keputusan yang memihak rakyat. Doakan pula agar anak-anak Tuhan yang duduk dalam pemerintahan, dikenan Tuhan menjadi alat untuk menciptakan suasana politik yang kondusif di negara tercinta.
16 November 2012 -- Penerjemahan Alkitab
Banyak suku di Indonesia belum mendengar berita Injil. Supaya penyebaran Injil kepada mereka ini lebih efektif, dibutuhkan Alkitab yang ditulis dalam bahasa mereka. Doakan kepada Tuhan Yesus untuk upaya menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa suku ini! Juga, doakan supaya Tuhan mengirimkan para penerjemah yang baik untuk dapat mengalihbahasakan Alkitab, dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti pembaca. Doakan untuk pelatihan yang diadakan bagi calon penerjemah dan dana yang diperlukan, supaya Tuhan menjaga sepanjang proses ini dan mencukupkan semua kebutuhan.
17 November 2012 -- Gereja yang Sedang Merintis Cabang
Beberapa gereja memunyai visi untuk membuka cabang-cabang Pos PI yang baru, entah itu di dalam kota yang sama, di luar kota, maupun di luar pulau, bahkan luar negeri. Gereja-gereja tersebut mempersiapkan para pengerja dan jemaat yang terpanggil dalam pelayanan misi, untuk merintis persekutuan-persekutuan di tempat-tempat baru. Mari berdoa agar Tuhan membimbing dan memberkati visi tersebut. Kiranya jemaat gereja pengutus juga memiliki kesatuan hati untuk mendukung dalam doa, dana, dan perhatian, hingga cabang-cabang yang dirintis tersebut siap didewasakan menjadi sidang jemaat baru.
18 November 2012 -- Situs Natal SABDA < http://natal.sabda.org >
Bulan Desember sebentar lagi tiba. Sebagian besar gereja dan anak-anak Tuhan di mana saja sudah mulai mempersiapkan Natal untuk gereja, persekutuan, atau keluarga mereka. Tidak ketinggalan Yayasan Lembaga SABDA pun sudah mempersiapkan bahan-bahan Natal yang bermutu dan alkitabiah bagi masyarakat Kristen Indonesia. Semua bahan Natal tersebut dapat diperoleh di situs Natal SABDA < http://natal.sabda.org >. Mohon doakan agar melalui situs ini Tuhan membuka jalan bagi setiap pengunjungnya, untuk menemukan makna Natal yang sesungguhnya. Kiranya setiap bahan yang digunakan juga dapat bermanfaat bagi pelayanan anak-anak Tuhan, khususnya dalam menyelenggarakan Natal yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
Kontak: < doa(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yonathan Sigit
Kontributor: Is Ardiansah, Mahardika Dicky Kurniawan, dan Agustina Hariyati Rattu
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/doa >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
(e-RH) November 11 -- LEITOURGIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 11 November 2012
Bacaan : Kisah Para Rasul 13:1-3
Setahun: Matius 27; Markus 15
Nats: Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan
berpuasa, berkatalah Roh Kudus ... (Kisah Para Rasul 13:2)
Judul:
LEITOURGIA
Kebaktian doa malam itu kosong melompong. Di musim liburan seperti
ini sebagian besar jemaat pergi ke luar kota. Matt, salah satu
pemimpin kebaktian berkata, biasanya ia berbicara kepada jemaat
tentang Tuhan. Namun, malam itu ia berbicara kepada Tuhan tentang
jemaat. Ia mengaku, malam itu membuatnya banyak merenungkan kembali
keutuhan makna sebuah leitourgia.
Leitourgia, kata Yunani yang kita serap menjadi kata liturgi, adalah
kata yang digunakan untuk merujuk pada pelayanan para imam di Bait
Allah. Kata ini dapat diterjemahkan sebagai ibadah atau penyembahan.
Dalam bacaan hari ini sejumlah pengajar di Antiokhia sedang
berkumpul menyembah Tuhan. Leitourgia. Apa yang mereka lakukan? Di
satu sisi mereka berpuasa dan berdoa, menghadap Allah. Mungkin saja
mereka memuji Tuhan yang secara ajaib membebaskan Petrus (pasal 12).
Mungkin mereka bersyukur atas pertumbuhan rohani Saulus dan
pelayanan Barnabas (pasal 11). Mungkin mereka membawa kondisi jemaat
dan orang-orang yang rindu mereka jangkau di hadapan Tuhan. Di sisi
lain mereka juga mendengarkan Tuhan berbicara kepada mereka (ayat
2), lalu meresponi dalam doa dan tindakan (ayat 3).
Penyembahan adalah suatu tugas keimaman orang percaya. Dalam terang
Perjanjian Baru, kita semua yang telah ditebus Kristus adalah para
imam yang melayani Sang Raja. Kita dipanggil bukan untuk memamerkan
kemegahan sebuah ibadah di hadapan banyak "penonton", melainkan
untuk membawa tubuh Kristus dan dunia menghadap Tuhan dalam roh dan
kebenaran, serta menerima karya anugerah-Nya. --JOE
LEITOURGIA=PENYEMBAHAN.
MENGHADAP TUHAN DAN MENANGGAPI KARUNIA-NYA.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2012/11/11/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/11/11/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+13:1-3
Kisah Para Rasul 13:1-3
1 Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan
pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan
Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja
wilayah Herodes, dan Saulus.
2 Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan
berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan
Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka."
3 Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan
tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya
pergi.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Matius+27
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Matius+27
http://alkitab.sabda.org/?Markus+15
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Friday, November 9, 2012
(e-RH) November 10 -- NYANYIAN YANG MENYEMBAH
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 10 November 2012
Bacaan : Kolose 3:12-17
Setahun: Yohanes 14-17
Nats: Hendaklah ajaran-ajaran Kristus yang penuh berkat meresap ke
dalam hatimu. Hendaklah kalian saling mengajar dan saling
memberi nasihat sebijaksana mungkin. Nyanyikanlah mazmur dan
puji-pujian serta lagu-lagu rohani; bernyanyilah untuk Allah
dengan perasaan syukur di dalam hatimu. (Kolose 3:16 BIS)
Judul:
NYANYIAN YANG MENYEMBAH
Agama Kristen adalah agama yang bernyanyi. Julukan ini sangat
tepat karena nyanyian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan umat Allah. Sekitar setengah ibadah diisi oleh musik dan
nyanyian pujian. Alkitab pun memuat begitu banyak referensi tentang
betapa Allah menyukai nyanyian pujian. Namun, sadarilah bahwa
tindakan menyanyikan lagu rohani tidak otomatis menjadikan hal
tersebut sebagai penyembahan. Seringkali kita memuji Tuhan secara
lahiriah tetapi tidak benar-benar menyembah Dia.
Bilamanakah suatu nyanyian menjadi penyembahan yang menyenangkan
Allah? Ada tiga hal yang dapat kita amati dari nas hari ini.
Pertama, nyanyian ini harus dipersembahkan oleh orang-orang percaya.
Nasihat Paulus disampaikan kepada orang-orang yang telah menerima
Kristus dan dibenarkan oleh-Nya (ayat 12). Hanya orang-orang yang
demikian yang dapat memuji Allah atas karya keselamatan-Nya. Orang
tidak percaya bisa saja menyanyikan lagu rohani dengan baik tetapi
ia tidak sedang menanggapi pribadi dan karya Allah. Ia tidak sedang
menyembah Allah. Kedua, nyanyian pujian harus selaras dengan Firman.
Perkataan Kristus harus melandasi dan menuntun nyanyian kita (ayat
16). Akhirnya, nyanyian pujian harus ditujukan secara sadar kepada
Allah (ayat 17). Melalui nyanyian pujian, kita berkomunikasi dengan
Allah.
Marilah melantunkan nyanyian pujian bukan karena kita ikut-ikutan
orang lain atau hanya menjalankan kewajiban agamawi. Namun, kita
bernyanyi dengan didasari oleh Firman dan iman. Niscaya, pujian kita
akan memperkenankan hati-Nya. --JIM
TANPA HATI PENYEMBAHAN, ENGKAU HANYA BERMAIN MUSIK,
BUKAN MENYEMBAH! -BOB KAUFLIN
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2012/11/10/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/11/10/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kolose+3:12-17
Kolose 3:12-17
12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan
dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan,
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang
akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang
lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat
jugalah demikian.
14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat
yang mempersatukan dan menyempurnakan.
15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu,
karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan
bersyukurlah.
16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di
antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan
menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur,
dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada
Allah di dalam hatimu.
17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau
perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus,
sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+14-17
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Yohanes+14-17
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
[i-kan-humor] [e-Humor] 2125 November/2012
e-Humor
2125, November 2012
Shalom,
Sebagai anak-anak terang, kita dilarang mencelakai orang lain, bahkan musuh kita sekalipun. Tokoh humor kita kali ini sepertinya menganggap salah seorang temannya sebagai musuh, lalu dia mencelakai orang tersebut. Anda jangan mengikuti perbuatan buruknya, ya! Silakan menyimak humornya dan jawab kuisnya! :)
Tuhan memberkati.
Pemimpin Redaksi e-Humor,
Tatik Wahyuningsih
< tatik(at)in-christ.net >
< http://humor.sabda.org/ >
2125. ANAK PEMBERANI
Joni berusia 9 tahun dan ia anak yang sangat nakal. Ibunya selalu berharap ia akan berperilaku baik. Suatu hari setelah ia pulang dari sekolah, guru Joni menelepon ibunya dan berkata, "Tahukah Anda, Nyonya Ratih, bahwa tadi pagi, saat guru olahraga melakukan pemanasan di luar sekolah, dia melihat Joni menyelamatkan seorang anak yang jatuh ke sungai!"
Nyonya Ratih sangat senang mendengar hal itu. Dia berpikir, "Joni menjadi anak yang baik." Kemudian ia memanggil Joni dan berkata, "Itu tadi gurumu, Nak. Kenapa kau tidak bilang kalau kau sudah menjadi anak pemberani karena menyelamatkan salah satu temanmu, yang jatuh ke sungai pagi ini? Mama bangga denganmu."
Joni tak tampak bahagia ketika mamanya memujinya. Wajahnya memerah, lalu dia menjelaskan, "Aku memang harus menolongnya, Ma... karena aku yang mendorongnya ke sungai."
[Sumber diambil dan disunting dari: http://jt.nuaa.edu.cn/humor/lierong.html#037]
"Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok," (Amsal 24:17) < http://alkitab.sabda.org/?Amsal+24:17 >
KUIS HUMOR
Kuis minggu lalu 148: "Siapakah orang terpanjang usianya yang disebut dalam Alkitab? Berapa usianya?"
- Ricky Hutapea < ricky.hutapea(at)xxx > = Metusalah (969 tahun)
- Gibson Sitinjak < ressurection.gibson(at)xxx > = Metusalah
- Hendrik Langelo < hendrik.langelo(at)xxx > = Metusalah, umur 969 tahun
- Erik Kristovel < erikkristovel(at)xxx > = Metusalah dengan umur 969 tahun
- Prince Dave < prince.tamto(at)xxx > = Metusalah 969 tahun (Kejadian 5:27)
- Sri lily Sayekti < srililysayekti(at)xxx > = Metusalah, 969 th
- Sugeng Haryadi < sugengharyadi(at)xxx > = Metusalah: 964 Tahun
- Denny Panjaitan < dennypanjaitan1986(at)xxx > = Methuselah (Metusalah) umur 969 tahun
- Beth Parapat < beth_parapat(at)xxx > = Abraham
- Ignatius Prijoto < iprijoto(at)xxx > = Metusalah berumur 969 tahun
- John < john_frc(at)xxx > = Metusalah
Jawaban e-Humor: Methuselah (Metusalah) umur 969 tahun
Wow! Terima kasih ya, untuk pelanggan yang sudah berpartisipasi menjawab kuis minggu lalu. Kuis kali ini adalah kuis kiriman dari pelanggan, Erik Kristovel < erikkristovel(at)xxx >, silakan dijawab, ya. :)
Kuis minggu ini 149: "Siapakah yang meninggal pada umur dengan angka sempurna (777)?"
Jawaban beserta nama Anda akan diumumkan pada edisi kuis e-Humor selanjutnya. Oleh karena itu, kirim jawaban Anda secepatnya ke Redaksi e-Humor, maksimal 5 hari setelah Anda menerima edisi ini ya.
Bagi Anda yang memiliki tebak-tebakan untuk dipasang sebagai kuis di e-Humor, silakan kirim ke: < humor(at)sabda.org >. Kami tunggu jawaban dan kirimannya, ya. Terima kasih banyak!
Kontak: < humor(at)sabda.org >
Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Amy Grace Y.
Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/humor >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org >
Thursday, November 8, 2012
(e-RH) November 09 -- PENYEMBAHAN YANG DIKORTING
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 9 November 2012
Bacaan : Maleakhi 1:6-14
Setahun: Lukas 22; Yohanes 13
Nats: Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah payahnya!" dan kamu
menyusahkan Aku, firman Tuhan semesta alam. Kamu membawa
binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang
sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku
menerimanya dari tanganmu? firman Tuhan. (Maleakhi 1:13)
Judul:
PENYEMBAHAN YANG DIKORTING
Saya pernah ditipu seorang penjual mangga. Ceritanya begini,
sewaktu jalan-jalan di pasar, saya tertarik dengan mangga yang
dijajakan seorang penjual. Mangga yang ditampilkan begitu ranum.
Saya pun membeli beberapa kilo. Sesampainya di rumah, saya kaget
karena mangganya belum matang. Ternyata, ia menaruh mangga matang
hanya sebagai pajangan. Jika pembelinya tidak jeli seperti saya, ia
akan mengambil mangga dari keranjang yang kualitasnya lebih rendah.
Tuhan juga pernah "ditipu" oleh umat-Nya. Mereka berjanji akan
memberikan hewan terbaik sebagai kurban persembahan kepada Allah
karena mereka memang mampu (ayat 14). Faktanya, mereka malah membawa
hewan cacat, sakit, dan hasil rampasan (ayat 8, 13). Betapa ini
adalah suatu penghinaan dan kejahatan di mata Allah (ayat 6-8a). Dia
tidak berkenan atas persembahan mereka (ayat 10). Kualitas
persembahan mereka menunjukkan sikap hati mereka kepada Allah. Jika
mereka sungguh mengakui kebesaran dan kemahakuasaan Allah, bukankah
sudah sepatutnya mereka menghormati dan memberikan yang terbaik
bagi-Nya (ayat 11)?
Kapankah kita menipu Tuhan dalam penyembahan? Ketika kita mengorting
apa pun yang sebenarnya kita bisa lakukan dengan optimal. Allah
layak menerima keseluruhan hidup kita dalam menyembah-Nya; tak
sebatas pada ibadah di dalam tembok gereja, tetapi juga di luar
gereja--pekerjaan dan karya kita di tengah dunia. Mari kita belajar
memberi yang terbaik kepada-Nya sebagai wujud penyembahan kita.
--JIM
PENYEMBAHAN YANG TERBAIK ADALAH BUKTI
DARI RASA HORMAT DAN KASIH KITA KEPADA ALLAH.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2012/11/09/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/11/09/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Maleakhi+1:6-14
Maleakhi 1:6-14
6 Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati
tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku
itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu?
firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang
menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah
kami menghina nama-Mu?"
7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata:
"Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara
menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"
8 Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan,
tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang
dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada
bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau
dengan baik? firman TUHAN semesta alam.
9 Maka sekarang: "Cobalah melunakkan hati Allah, supaya Ia
mengasihani kita!" Oleh tangan kamulah terjadi hal itu, masakan
Ia akan menyambut salah seorang dari padamu dengan baik? firman
TUHAN semesta alam.
10 Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup pintu, supaya
jangan kamu menyalakan api di mezbah-Ku dengan percuma. Aku
tidak suka kepada kamu, firman TUHAN semesta alam, dan Aku tidak
berkenan menerima persembahan dari tanganmu.
11 Sebab dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari nama-Ku
besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakar dan
dipersembahkan korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian yang
tahir; sebab nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, firman TUHAN
semesta alam.
12 Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: "Meja
Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh
dihinakan!"
13 Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah payahnya!" dan kamu
menyusahkan Aku, firman TUHAN semesta alam. Kamu membawa
binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang
sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku
menerimanya dari tanganmu? firman TUHAN.
14 Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di
antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia
mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini
Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti
di antara bangsa-bangsa.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Lukas+22
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+22
http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+13
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
[i-kan-binaguru] Cyber Smart Parenting
--------------------------------------------------------------------- e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU ---------------------------------------------------------------------
Tolooongggg.... anak saya keranjingan main games, fesbukan, twiteran...!! (-̩̩-̩̩͡_-̩̩-̩̩͡) *****
Ikuti Seminar "Cyber Smart Parenting" bersama Hellen Chou Pratama dan Julianto Simanjuntak tgl 19 November 2012 pkl 10.00-15.00 di Aula Pelikan Grogol, Jl. Kiai Tapa 99A Grogol, Jakbar.
Investasi: Rp.100rb (termasuk Lunch, snack, makalah & sertifikat).
Penyelenggara
Pelikan Indonesia
--------------------------------------------------------------------- Bergabung kirim e-mail ke:Berhenti kirim e-mail ke: Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru ---------------------------------------------------------------------
Wednesday, November 7, 2012
[e-BinaSiswa] Edisi 03/November 2012 -- Remaja dan Alkitab (I)
e-BinaSiswa -- Remaja dan Alkitab (I)
Edisi 03/November 2012
DAFTAR ISI
ARTIKEL: MENGAJAR ALKITAB DENGAN KREATIF
KIAT PEMBINA: BAGAIMANA MENDORONG REMAJA UNTUK MENDALAMI ALKITAB?
Shalom,
Dalam melayani remaja, setiap pembina harus selalu menghubungkan remaja binaannya dengan firman Tuhan. Dalam proses pengenalan diri, seorang remaja perlu dibawa untuk melihat bahwa identitas yang harus mereka miliki adalah identitas Kristus, yang hanya bisa mereka kenal dari firman Tuhan.
Bagaimana kita bisa membawa anak-anak remaja tertarik untuk membaca dan mempelajari Alkitab yang adalah firman Tuhan? Dalam mengajarkan kebenaran Alkitab, ada banyak hal yang perlu kita perhatikan, selain harus memahami isinya. Hal itu juga membutuhkan kreativitas para pembinanya. Kita perlu memiliki strategi bagaimana mendorong para remaja untuk membaca dan merenungkan Alkitab setiap hari. Sajian kami berikut ini kiranya dapat semakin memperlengkapi Anda dalam mengajarkan Alkitab kepada para remaja. Tuhan Yesus memberkati.
Redaksi Tamu e-BinaSiswa,
Davida W. Dana
< http://remaja.sabda.org >
ARTIKEL: MENGAJAR ALKITAB DENGAN KREATIF
Diringkas oleh: Truly Almendo Pasaribu
Kreatif adalah kata yang mengasyikkan. Saat menggunakan kata itu, kita membayangkan orang yang memiliki karunia untuk menyegarkan suasana dan bertindak secara spontan. Banyak pengajar Alkitab awam mendambakan karunia seperti ini. Guru yang kreatif membuat kelasnya segar, bergairah, dan menarik sehingga kelas mereka menjadi produktif dan berbuah. Mereka ingin mengajar dengan kreatif, tetapi mereka menganggap hal ini mustahil. Nyatanya, keinginan untuk mengajar dengan kreatif ini bukanlah hal yang mustahil. Kita perlu memahami pengajaran apa yang kita dambakan.
A. Pengajaran yang Kita Cari
Ada guru yang mengeluh karena murid tidak memerhatikan dan menaruh minat pada pelajarannya. Ada guru yang ingin muridnya mendengar dan mengucapkan kembali pelajaran Alkitab. Ada juga guru yang mengajar dan meminta muridnya menghafal kata demi kata. Setiap guru memunyai pengertian yang berbeda-beda tentang mengajar. Namun demikian, bagi orang Kristen, sasaran dari pengajaran Alkitab adalah kehidupan yang berbuah di luar jam pelajaran.
1. Tahap Menghafal
"Ching fu su". Bacalah sekali lagi ungkapan itu. Sekarang tutuplah mata Anda dan ulangilah di luar kepala. Mungkin Anda tidak menyadari, tetapi Anda sudah belajar sesuatu! Apa yang Anda pelajari? "Ching fu su" yaitu suatu ungkapan yang tidak memunyai arti.
Itulah yang disebut belajar dengan cara menghafal tanpa berpikir: mengulangi sesuatu di luar kepala tanpa memikirkan apa artinya. Sayang sekali, banyak pengajaran di gereja yang hanya sampai pada tahap ini. Barangkali murid-murid dilatih menghafal ayat tersebut di luar kepala tanpa memikirkan artinya. Biasanya, pengajaran seperti ini akan sia-sia karena pelajaran Alkitab yang dihafal tanpa dipikirkan maknanya, tidak mungkin dapat mengubah kehidupan seseorang.
2. Tahap Mengenali
Kembali kepada ucapan "Ching fu su". Seandainya Anda diberi tahu bahwa ucapan tersebut adalah bahasa Korea yang berarti "Allah itu kasih", maka Anda sudah selangkah lebih maju. Sekarang ungkapan itu setidaknya sudah memunyai arti bagi Anda. Untuk mengetahui apakah para murid sudah belajar pada tahap itu, mungkin guru bisa mengadakan tes sederhana: Benar atau salah? "Ching fu su" berarti "Allah itu baik". Atau, tes pilihan ganda.
Tidak sukar untuk mengajar atau belajar pada tahap ini karena para murid hanya perlu mengenali sesuatu yang baru dikatakan atau dibacakan. Sering kali, inilah yang terjadi di dalam kelas remaja kita. Ternyata banyak murid sekolah minggu yang mempelajari kebenaran Alkitab hanya sampai tahap ini saja. Suatu survei di Universitas Negeri di Michigan menunjukkan bahwa 74 persen dari kelompok mahasiswa menyetujui pernyataan bahwa "Kristus mati karena dosa-dosa manusia". Namun pada survei yang sama, hanya 38% dari mereka yang menyetujui bahwa "iman dalam Kristus diperlukan untuk memperoleh keselamatan". Mereka mengenali dan menyetujui gagasan yang sudah mereka kenal dengan baik. Akan tetapi, mereka tidak mengerti maksudnya.
Sayangnya, kemampuan mengenali suatu kebenaran tidak berarti bahwa anak didik Anda telah menjadi pelaku firman. Ini juga tidak berarti bahwa kebenaran yang dikenali para murid telah menyatu dengan seluruh konsep pemahaman mereka tentang Alkitab dan kehidupan. Pengajaran dalam tahap ini belum menghasilkan perubahan hidup.
3. Tahap Mengucapkan Kembali
Setelah menyelesaikan satu seri Alkitab, Pak Rano ingin menguji anak-anak di kelasnya dengan menggunakan kejadian yang dialaminya. "Adik-Adik, minggu yang lalu saya berbicara dengan Tommy. Dia mengatakan bahwa hari Minggu ini, ia akan disidi di gerejanya. Uskup di gerejanya akan mengurapinya dengan Roh Kudus dan dia yakin bahwa dengan pertolongan Roh Kudus, dia sudah layak masuk surga. Seandainya Tommy bercerita kepada adik-adik, apakah yang akan kalian katakan kepadanya agar dia mengerti jalan yang harus ditempuh untuk masuk surga?" Lalu Pak Rano berhenti dan menunggu jawaban.
Untuk menjawab pertanyaan ini, murid perlu menguasai beberapa gagasan kebenaran dan menjelaskan satu kesatuan pikiran secara lengkap. Walaupun tahap ini belum cukup, tetapi tahap ini penting. Alkitab adalah firman Allah yang memberikan informasi tentang diri-Nya, kita, dan dunia sekitar kita. Alkitab menyatakan realitas fundamental yang perlu menjadi dasar hidup kita. Itulah sebabnya, ajaran Alkitab harus dimengerti. Kita harus menguasainya sebagai suatu sistem yang mengendalikan pola pikir hidup kita. Cara belajar kita akan bermakna jika kita dapat mengambil kebenaran Alkitab itu, menghubungkannya dengan ide-ide lain, dan menyatakan kebenaran itu dengan kata-kata kita sendiri.
Sayangnya, pengajaran seperti ini pada umumnya tidak diterapkan dalam sekolah minggu. Banyak guru yang cukup puas melihat para murid mereka mengenali kebenaran yang diajarkan. Hanya sedikit sekali guru yang berusaha menolong murid-muridnya untuk menguasai ajaran-ajaran firman Allah dengan baik.
4. Tahap Menghubungkan
Firman Allah bukanlah sekadar informasi saja. Firman Allah adalah titik pertemuan antara manusia dengan Allah. Perbedaan antara memperoleh informasi dan memperoleh pengalaman pribadi dengan Allah, terletak pada sikap kita. Sikap kita ini penting sekali. Agar kita bisa menyikapi kebenaran Allah dengan tepat, kita perlu melihat hubungan antara kebenaran itu dengan kehidupan kita.
Tahap pengajaran ini membutuhkan proses pengucapan ulang. Ketika memikirkan pengajaran alkitabiah dengan kata-katanya sendiri, seseorang akan mendapatkan ilham tentang makna pengajaran alkitabiah dalam kehidupan. Jika demikian, maka terbukalah jalan baginya untuk menjadi pelaku firman.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam membimbing muridnya, untuk melibatkan diri dengan firman Allah. Jika seorang guru mengajar muridnya untuk memberi respons yang tepat, maka ajarannya selaras dengan sifat firman Allah. Apabila Alkitab diajarkan selaras dengan sifat firman Allah, maka ajaran itu akan menghasilkan perubahan. Jika kita belajar, tetapi belum sampai pada tahap ini, maka apa yang kita pelajari itu belum cukup.
5. Tahap Merealisasi
Inilah tujuan dari pengajaran Alkitab, yaitu merealisasikannya. Dengan kata lain, pelajaran itu diterapkan secara nyata dalam pengalaman kita. Kita tidak hanya perlu mengerti cara menyikapi Alkitab dengan tepat, namun kita juga perlu mempraktikkan sikap itu.
Para guru perlu mengajar dalam tahap ini agar murid-muridnya mengerti kebenaran Allah dan menerapkannya dalam kehidupannya. Hanya firman Allah yang dipelajari dengan cara seperti inilah, yang dapat mengubah kehidupan.
B. Belajar dan Mengajar Secara Kreatif
Setelah memahami tahapan-tahapan yang berbeda, sekarang kita dapat memberi definisi yang tepat pada istilah "Mengajar Secara Kreatif". Mengajar secara kreatif berarti mengajar dengan memusatkan perhatian pada aktivitas-aktivitas belajar, yang dapat meningkatkan tahap belajar para pembelajar.
Dalam praktiknya, apakah perbedaan antara mengajar secara kreatif dan mengajar secara tidak kreatif?
1. Fakta vs Makna
Datanglah ke beberapa kelas sekolah minggu di gereja Anda, kira-kira lima atau sepuluh menit sebelum kelas itu bubar. Anda akan melihat perbedaan antara guru yang mengajar secara kreatif dan guru yang mengajar secara tidak kreatif. Biasanya kelas-kelas remaja berfokus pada fakta-fakta cerita Alkitab, bukan pada maknanya. Namun terkadang, kita juga mendengar pertanyaan-pertanyaan yang menggugah pikiran untuk mencari makna, seperti: "Apakah yang mungkin diperbuat oleh Yohanes, seandainya ia menjadi seorang anak remaja di Sekolah Menengah di sini?" Lalu, Anda dapat mendengar murid-murid Anda bercakap-cakap, berdiskusi, meneliti, menguji pendapat-pendapat mereka sampai makna firman Allah menjadi jelas dan relevan bagi mereka.
Mengajar para murid untuk menangkap sebuah makna bukanlah hal yang mudah. Seorang guru yang mengajar secara kreatif menyediakan waktu untuk menyelidiki dengan teliti arti dan makna dari pokok-pokok kebenaran yang akan diajarkannya. Dia membawa para muridnya melangkah ke tahap pengertian yang lebih tinggi, sehingga mereka dapat melihat dan dapat menjadi pelaku Firman.
2. Pelajar Aktif vs Pelajar Pasif
Saya pernah menyaksikan pengajaran seorang guru yang luar biasa di kelas Pratama di Kota Dallas. Delapan belas anak duduk di ruang kelas yang kecil di belakang gereja. Biarpun suasana sesak dan kurang memuaskan, namun guru itu dapat memikat perhatian murid-muridnya selama 45 menit! Dia memiliki kemampuan mengajar dan menggunakan berbagai macam alat peraga. Dia memang guru yang pintar mengajar, tetapi dia bukanlah guru yang kreatif. Anak-anak di kelasnya memerhatikan dan mempelajari sesuatu, tetapi hanya belajar sampai pada dua tahap awal, menghafal dan mengenal. Murid belajar secara pasif.
Para murid perlu memikirkan sendiri arti kebenaran-kebenaran Alkitab. Mereka harus mengolah ide-ide itu di dalam pikiran mereka, untuk menyatakannya dengan kata-kata mereka sendiri. Para murid perlu diberi kesempatan untuk menyatakan ide-ide mereka dalam pengertian mereka sendiri.
Ada bermacam-macam cara untuk dapat berpartisipasi di dalam kelas. Murid-murid bisa mendapatkan kesempatan untuk mewarnai gambar di kelas. Guru bisa bertanya atau meminta murid membaca ayat secara bergantian. Guru yang kreatif pasti akan memberi kesempatan kepada murid-muridnya, untuk berpartisipasi dan menyelidiki makna pelajaran secara aktif.
Makna itu baru akan ditemukan apabila seorang murid berpartisipasi dengan aktif. Para murid perlu memikirkan, merumuskan, menalar, dan menghubungkan kebenaran-kebenaran Alkitab dengan kehidupannya sendiri. Apabila ada kesempatan, perhatikanlah cara mengajar seorang guru yang kreatif: murid-muridnya sibuk menyelidiki makna yang terdapat di balik kebenaran Alkitab.
3. Guru yang Bercerita vs Guru yang Membimbing
Apabila pelajaran dipusatkan atau difokuskan pada fakta-fakta, tanpa partisipasi murid, maka guru tersebut hanya bercerita. Metode pengajaran dari guru yang mengajar dengan tidak kreatif memunyai dua ciri: metodenya dirancang untuk menyampaikan isi cerita dan aktivitas-aktivitasnya berpusat pada guru saja.
Seorang guru yang mengajar secara kreatif memunyai konsep yang berbeda tentang peranannya sebagai guru. Tanggung jawab guru ialah membangkitkan minat para murid agar mereka mencari makna pelajaran itu dan menjadi pelaku firman Allah. Guru yang kreatif menganggap aktivitas murid di kelasnya lebih penting daripada aktivitasnya sendiri. Guru yang mengajar secara kreatif bersikap sebagai seorang pembimbing yang memancing para murid untuk mencari makna dari pelajaran mereka.
Itulah yang dimaksudkan dengan mengajarkan Alkitab secara kreatif. Untuk mencapainya, para guru perlu memusatkan perhatian para murid pada arti atau makna yang terdapat di balik kebenaran Alkitab, melibatkan para murid agar ikut aktif mencari makna pelajaran itu, serta merangsang dan membimbing para murid dalam proses mencari arti atau makna dari pelajaran itu.
Diambil dan diringkas dari:
Judul buku: Mengajarkan Alkitab Secara Kreatif
Penulis: Lawrence O.Richard
Penerbit: Kalam Hidup, Bandung 1970
Halaman: 95 -- 105
KIAT PEMBINAAN: BAGAIMANA MENDORONG REMAJA UNTUK MENDALAMI ALKITAB?
Para remaja enggan untuk melakukan apapun yang mereka rasakan sebagai sesuatu yang tidak perlu. Jadi, jika Anda sungguh-sungguh menginginkan seseorang mendorong anak remaja Anda untuk belajar Alkitab, orang tersebut sebaiknya memenuhi dua kriteria penting. Pertama, orang itu haruslah orang yang dihormati oleh anak remaja Anda. Kedua, pendalaman Alkitab haruslah dipahaminya dan menjadi pusat kehidupannya. Jika Anda tidak dapat menemukan seseorang yang memenuhi kriteria tersebut, bertanyalah kepada divisi pelayanan anak remaja di gereja lokal Anda atau teman-temannya yang seiman. Anak remaja Anda mungkin memiliki teman-teman sebaya yang telah terlibat dalam pendalaman Alkitab yang membangun.
Materi-materi yang Anda perlukan:
- Alkitab Edisi Belajar
- Panduan Pendalaman Alkitab
- Panduan Saat Teduh Harian
1. Mengapa Alkitab?
Diskusikan mengapa orang-orang mendalami Alkitab sebagai strategi dalam menjalani kehidupan! Bicarakan tentang perkembangan hubungan yang penuh sukacita dengan Allah, yang menyediakan Hidup Kekal dan kehidupan yang melimpah dan memuaskan di Bumi ini bagi mereka.
2. Sudut Pandang untuk Memahami Alkitab
Jelaskan bahwa Alkitab berpusat pada penggenapan doa Yesus Kristus, yang terdapat dalam Injil Yohanes 17:26 "Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." Pernyataan inti yang tegas ini akan membekali mereka dengan sudut pandang yang mereka butuhkan untuk memahami seluruh Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, sembari mulai bersandar pada hal itu.
3. Memulai dari Injil
Nasihatkan supaya remaja mengawali dengan empat Injil dalam Perjanjian Baru dalam urutan yang disarankan: Yohanes, Matius, Lukas, dan Markus; lalu Kisah Para Rasul; Roma, Galatia, kemudian bagian lainnya dari Perjanjian Baru.
4. Melanjutkan dengan Membaca Perjanjian Lama
Tambahkan bacaan-bacaan singkat dalam Perjanjian Lama saat remaja sudah mulai akrab dengan Perjanjian Baru, seperti bacaan satu pasal setiap hari dalam kitab Mazmur, Amsal, Yesaya, Kejadian, Keluaran, serta kitab nabi-nabi besar dan kecil.
5. Berikan Renungan
Anjurkan beberapa bahan pembantu belajar seperti renungan untuk saat teduh harian dan pokok-pokok doa khusus setiap hari. Bantu mereka menemukan gereja yang mengajarkan Alkitab dan teman-teman yang juga mendalami Alkitab.
Petunjuk dan Peringatan
Katakan kepada mereka bahwa Allah mengasihi mereka dan mengutus anak-Nya, untuk mati dan mengakhiri terpisahnya hubungan antara Allah dan umat manusia. Ambillah manfaat dari kesempatan tersebut, untuk menjadikan pendalaman Alkitab setiap hari sebagai suatu bagian dari kehidupan dan waktu bersama-sama keluarga Anda. (t/Dicky)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: ehow.com
Alamat URL: http://www.ehow.com/how_4885980_encourage-teens-study-bible.html
Judul asli artikel: How to Encourage Teens to Study Bible
Penulis: Pauline Gill
Tanggal akses: 7 Maret 2011
Kontak: < binasiswa(at)sabda.org >
Redaksi: Doni Kukuh Mandiri, Novita Yuniarti, dan Yusak C. Nugraha
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/praktis >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org >
[e-Penulis] Edisi 121/November/2012 -- Menerbitkan Hasil Tulisan (I)
e-Penulis -- Menerbitkan Hasil Tulisan (I)
Edisi 121/November/2012
DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: PENERBIT INDIE, PENERBIT ALTERNATIF UNTUK SEMUA
ARTIKEL: GAMPANGNYA MENERBITKAN BUKU INDIE
POJOK BAHASA: KEKECUALIAN LINGUISTIK
DARI REDAKSI: PENERBIT INDIE, PENERBIT ALTERNATIF UNTUK SEMUA
Shalom!
Jika ada seseorang bertanya, "Apa motivasi dasar seorang penulis?", mungkin ada beragam jawaban yang muncul ke permukaan. Sebagian ingin membagikan buah pikirannya kepada masyarakat, yang lain ingin tenar, dan yang sisanya mungkin termotivasi oleh royalti seandainya buku mereka menjadi best-seller. Tapi apa pun motivasi itu, seorang penulis harus menerbitkan karyanya terlebih dahulu, entah melalui dunia maya seperti blog dan situs pribadi, penerbit "mainstream", maupun menerbitkan sendiri alias "self-publishing". Sementara penerbit "mainstream" seakan menjadi momok, dan blog sepertinya tidak dapat memberi kepuasan tersendiri bagi penulis pemula yang ingin memegang buku hasil karya mereka secara fisik, penerbitan "indie" atau "self-publishing" menjadi alternatif yang menjawab kebutuhan ini.
Dalam edisi ini, kami menyajikan sebuah artikel yang ditulis oleh Irwan Bajang, pendiri sebuah penerbit "indie" bernama "Indie Book Corner", yang menjelaskan kemudahan-kemudahan yang akan membantu para penulis (pemula maupun veteran) untuk menerbitkan karya mereka. Akhir kata, selamat menikmati sajian kami di edisi ini. Selamat membaca dan berkembang. Tuhan Yesus memberkati Sahabat sekalian!
Pemimpin Redaksi e-Penulis,
Yosua Setyo Yudo
< yudo(at)in-christ.net >
< http://pelitaku.sabda.org >
ARTIKEL: GAMPANGNYA MENERBITKAN BUKU INDIE
Apakah Anda seorang penulis yang idealis? Penulis yang senang menulis tulisan-tulisan aneh yang jarang ditulis orang lain? Atau Anda adalah penulis keras kepala yang susah kompromi dengan orang lain? Mungkin Anda bukanlah orang yang dicari banyak penerbit karena menerbitkan buku butuh banyak kompromi tema, bentuk, dan genre yang laku. Tapi, bukan berarti Anda tidak berpeluang menjadi penulis, banyak alternatif lain, bisa dengan menjadi blogger, menulis di milis, atau menerbitkan buku Anda secara "indie". Berani?
Berani menerbitkan hasil karya sendiri berarti sudah berani mengambil sebuah keputusan. Dengan demikian, Anda telah memosisikan diri sebagai seorang penulis sekaligus pengusaha, sehingga secara garis besar, Anda punya dua keuntungan. Pertama adalah kepuasan materi. Anda akan mendapat laba penjualan buku yang jauh lebih besar dibandingkan dengan menerbitkan buku di penerbit (sekadar informasi, royalti di penerbitan rata-rata 10 persen dari hasil penjualan buku). Dan keuntungan nonmaterinya adalah Anda akan merasa bangga, sebab telah berhasil memublikasikan karya Anda sendiri menjadi sebuah buku dan dapat dinikmati banyak orang. Eksistensi Anda sebagai penulis akan segera diakui.
Ada banyak keuntungan lain sebagai penulis yang bisa menerbitkan buku secara indie. Anda bisa membentuk dan memublikasikan karya Anda sesuai selera. Anda bisa memilih sampul sesuka hati tanpa ada intervensi dari penerbit, Anda juga bisa memilih bentuk buku sesuai keinginan Anda, ukurannya, tebal-tipisnya, semua terserah pada Anda. Tata letaknya pun demikian, Anda bisa saja memilih bentuk buku seperti yang Anda suka, berwarna, berhias gambar, berbentuk lingkaran, dan lain sebagainya. Selain itu, Anda juga tidak harus repot dan lelah menunggu berbulan-bulan untuk sekadar mendengar kabar naskah Anda diterima atau tidak. Anda bisa mengatur waktunya sesuai dengan keinginan. Hal ini jauh berbeda apabila Anda mengirim naskah ke sebuah penerbit. Anda harus menunggu seleksi, kemudian menunggu proses penyuntingan, pracetak sampai proses cetak yang semuanya bisa memakan waktu dari 6 bulan hingga 1 tahunan. Dalam penerbitan indie, Andalah yang memegang semua kendali atas proses penerbitan hasil karya Anda. Sejak awal proses penulisan sampai dengan pendistribusian ke pembaca. Anda akan memotong jalur penerbitan yang ribet dan sangat lama itu. Pakailah jurus dan jalur Anda sendiri.
Secara pribadi, saya akan merasa senang sekali mengirimi teman-teman saya buku yang saya bikin sendiri. Sebab, bagi saya menulis adalah untuk menggali kepuasan eksistensial. Bahwa dengan meninggalkan jejak tertulis sebelum saya meninggal dunia, setidaknya saya meninggalkan sesuatu yang hidup dan tak bisa mati dari diri saya, meskipun saya mati. Sesuatu itu adalah pikiran dan pandangan saya mengenai hidup, dan banyak hal di seputarnya. Saya menulis maka saya ada, begitu kira-kira sederhananya.
Proses penerbitan buku pada dasarnya sangat sederhana. Setidaknya ada 5 tahap dalam proses tersebut. Pertama adalah menyediakan naskah. Pada tahap ini, penulis tentu saja harus menulis atau mengumpulkan tulisannya yang terserak di mana-mana. Atau bisa saja menulis secara keroyokan, antologi puisi misalnya, atau antologi cerpen, dan lain sebagainya. Tahap kedua adalah tahap penyuntingan naskah. Tahap ini meliputi pemeriksaan, kurasi, atau beberapa unsur lain untuk mempercantik naskah yang telah jadi. Dalam tahap ini, berlangsung pemeriksaan kesalahan tanda baca oleh seorang "proofreader" (asisten penyunting atau penyunting kedua). Para penulis indie biasa meminta bantuan atau membayar jasa seorang penyunting untuk melakukan hal tersebut.
Tahap ketiga adalah perencanaan tata letak dan sampul. Di tahap ini, naskah yang sudah siap disusun sedemikian rupa dalam bentuk buku, lalu diberi sampul yang menarik agar calon pembaca tertarik melihat dan membelinya. Tahap keempat adalah mencetak. Tahap ini sederhana saja, tinggal mencari percetakan dan segera mewujudkan naskah itu menjadi buku.
Nah, sekarang buku sudah siap, maka pekerjaan berikutnya adalah mendistribusikannya. Kalau secara konvensional, tentu Anda tak harus keliling toko-toko buku untuk menawarkannya. Cukup dengan menggunakan jasa distributor yang akan menyebar seluruh buku tersebut ke toko buku se-Indonesia Raya. Lantas, bagaimana kalau buku kita indie dan hanya cetak sedikit? Indie atau tidaknya buku tidak berpengaruh pada distributor. Yang penting buku Anda memunyai "International Standard Book Number" (ISBN). Jika sudah demikian, maka distributor akan mau membantu menyebarkan buku Anda. Distributor biasanya meminta potongan harga 40 persen hingga 60 persen dari harga jual buku tersebut. Namun, bagi penulis yang mencetak buku secara indie atau jumlah yang terbatas, jangan khawatir, zaman telah berubah begitu cepat. Telah ada blog, milis, jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Myspace, Friendster, dan lain sebagainya. Anda bisa memanfaatkan layanan ini untuk menjualnya di sana. Atau Anda bisa titipkan di komunitas yang Anda ikuti, di distro, kafe, kantin, dan tempat alternatif lainnya. Semakin Anda kreatif, maka makin cepat juga buku Anda laris manis di pasaran.
Sederhana bukan? Lalu, apalagi yang Anda tunggu. Segera kumpulkan tulisan Anda, selesaikan yang belum jadi, dan terbitkanlah agar bisa dibaca orang, sehingga pemikiran Anda dapat didengarkan. Carilah teman yang bisa menyunting karya Anda, membuat tata letak, dan membuat sampulnya. Atau jika Anda tergabung dalam komunitas-komunitas sastra maupun komunitas-komunitas blogger, segeralah memelopori dan menggawangi penerbitan karya anggota yang layak dibukukan. Adanya jaringan komunitas, sahabat, dan lain sebagainya akan menjadikan kekuatan pemasaran semakin besar dan luas.
Akan sayang sekali jika tulisan Anda yang inspiratif, keren, dan mencerahkan itu hanya terpampang di monitor dan tidak terarsip dengan baik. Kalau Anda masih menganggap buku sebagai cara penyebaran gagasan yang efektif, bukukanlah tulisan-tulisan Anda itu.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Indonesiabuku.com
Alamat URL: http://indonesiabuku.com/?p=7916
Penulis: Irwan Bajang
Tanggal akses: 13 September 2012
POJOK BAHASA: KEKECUALIAN LINGUISTIK
Keteraturan matematis dan paradigmatis dalam bahasa adalah sesuatu yang mustahil dan karena itu, belajar bahasa harus bersiap menghadapi beragam kekecualian.
Para pengguna bahasa tak menyadari bahwa sejumlah kekecualian itu sebenarnya sebuah anomali, melawan logika kebahasaan. Pengguna bahasa tak mempertanyakan lagi hukum janggal dalam beberapa aspek kebahasaan itu.
Mari simak aturan dalam pembentukan frasa berlandaskan dalil "diterangkan menerangkan" (DM), yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Dalil itu menghasilkan frasa "anak cerdas", "pacar pertama", "kereta terakhir". Dalam deretan contoh ini, nomina "anak", "pacar", dan "kereta" adalah elemen yang "diterangkan", sedangkan unsur yang "menerangkan" adalah adjektiva "cerdas", "pertama", dan "terakhir".
Apakah dalil itu berlaku mutlak? Tentu tidak. Anda pasti acap mendengar atau membaca frasa populer ini: "perdana menteri". Jelas ini bukan rumusan berdasar dalil DM, tapi MD yang sepantar dengan aturan dalam bahasa Inggris, "prime minister". Di masa Orde Lama, ketika Indonesia mengikuti demokrasi parlementer, istilah "perdana menteri" itu sudah merakyat. Di saat itu pula, publik tentu memiliki seorang pejabat yang bergelar "waperdam" atau wakil perdana menteri.
Meski Orde Baru berambisi mengikis habis semua yang berbau Orde Lama, istilah "perdana menteri", yang tersohor dengan singkatan PM, tak terkena imbas ambisi itu. Indonesia memang tak lagi memunyai PM, tapi media massa, cetak, maupun elektronik, di rubrik politik internasional mengabadikan "perdana menteri" saat menerjemahkan berita luar negeri ketika merujuk "prime minister".
Kamus resmi tak menyediakan nomina "perlatihan". Untuk merujuk ke nomina yang diturunkan "berlatih", pengguna bahasa dipersilakan memakai "latihan". Begitulah kekecualian. Tapi kekecualian ini bisa dilawan dengan sikap memberontak dari para penulis dan jurnalis. Mereka bisa menggunakan nomina "perlatihan" karena bentuk ini sangat potensial. Ini untuk membedakan dari nomina "pelatihan" yang diturunkan oleh "melatih".
Kekecualian, linguistik juga berlangsung pada mandala relasi bentuk dan makna bahasa. Pada segi relasi bentuk dan makna inilah, para penutur bahasa asing yang hendak belajar bahasa Indonesia, juga dituntut kehati-hatian ekstra keras. Masalah utamanya terletak pada belum tersediannya kamus eka bahasa Indonesia, yang secara komprehensif memberikan kategorisasi kelas kata di setiap entri dan penjelasannya. "me-kan" pada kata dasar yang melahirkan verba, untuk beberapa kasus justru melahirkan adjektiva dan adverbial.
Apakah kekecualian kebahasaan itu bisa dijelaskan secara ilmiah? Kalangan linguis pasti menjawab "Bisa". Penjelasan itu bisa berlandaskan perspektif historis, bisa juga berdasarkan teori linguistik yang penjelasannya penuh dengan jargon ilmiah, yang bagi orang kebanyakan hanya bikin pening kepala. Mau contoh? Inilah kasus menarik: sampai saat ini, para pengguna bahasa Indonesia yang tidak belajar tentang ilmu bahasa acap menyamakan makna "permukiman" dan "pemukiman". Rupanya mereka tidak salah karena Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang disusun Hasan Alwi dan kawan-kawan edisi 1998 menyatakan dua kata itu bermakna sama, meskipun yang pertama diturunkan dari "bermukim" dan yang kedua dari "memukimkan".
Bagaimana bentuk yang berbeda tapi dimaknai sama itu dijelaskan oleh ahli bahasa? Inilah uraian singkat Abdul Chaer, dosen bahasa di Universitas Negeri Jakarta tentang pertanyaan di atas: Konfiks "pe-an" sebagai sebuah morfem tidak ada. Yang ada konfiks "peng-an" dan "per-an". Bentuk "pe-an" hanyalah sebuah alomorf, anggota morfem yang sudah ditentukan posisinya.
Penjelasan njlimet atau rumit itu bisa dijelaskan secara sederhana: imbuhan "pe-an" sebenarnya tak ada. Meskipun tak ada, bolehlah diada-adakan, dan posisinya sudah ditentukan, yakni di morfem imbuhan "peng-an" maupun "per-an". Jadi, ajaib juga fenomena ilmu bahasa ini. Artinya, sesuatu yang tidak ada, masih bisa diadakan, dan keberadaannya bisa di dua tempat yang berbeda.
Begitulah sekilas tentang kekecualian linguistik dalam bahasa Indonesia. Mereka yang bergumul dalam linguistik memastikan bahwa semua bahasa di dunia ini, yang konon jumlahnya tak lebih dari lima ribu, memiliki unsur kekecualian itu.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: oase.kompas.com
Alamat URL: http://oase.kompas.com/read/2012/08/29/00443917/Kekecualian.Linguistik
Penulis: Mulyo Sunyoto
Tanggal akses: 29 September 2012
Kontak: < penulis(at)sabda.org >
Redaksi: Yosua Setyo Yudo dan Novita Yuniarti
Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/penulis >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >
[e-Wanita] Edisi 95/November -- Memahami Warga Usia Lanjut (WULAN)
e-Wanita -- Memahami Warga Usia Lanjut (WULAN)
Edisi 95/November 2012
MENU SAJI
DUNIA WANITA 1: KETIKA MUDA AKU DIMUDAKAN, KETIKA TUA AKU DIANGGAP KUNO
DUNIA WANITA 2: BAGAIMANA MELAYANI WARGA USIA LANJUT (WULAN)
Shalom,
Tidak jarang kita mendengar seseorang yang mengeluhkan keberadaan orang tuanya yang sudah memasuki usia lanjut di tengah-tengah keluarga mereka. Oleh karena itu, redaksi tertarik untuk mengangkat topik seputar Warga Usia Lanjut (WULAN) dalam salah satu edisi e-Wanita. Tujuannya adalah agar setiap kita semakin mengerti dan memahami, apa yang Alkitab katakan tentang WULAN dan bagaimana seharusnya kita menyikapi WULAN yang ada di lingkungan atau di tengah-tengah keluarga kita. Semoga menjadi berkat. Tuhan Yesus memberkati.
Pemimpin Redaksi e-Wanita,
Novita Yuniarti
< novita(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >
DUNIA WANITA 1: KETIKA MUDA AKU DIMUDAKAN, KETIKA TUA AKU DIANGGAP KUNO
Salah satu filsuf terkenal, Bertrand Russel, melontarkan sebuah pemeo yang menjadi judul tulisan ini. Kutipan ini menggambarkan posisinya yang ketika masih muda tidak diterima oleh generasi tua pada zamannya. Segala pemikirannya dianggap masih mentah, tidak perlu ditanggapi dan dipikirkan. Dia dianggap remeh karena usia muda. Kegiatan-kegiatan yang dilakukannya merupakan kegiatan yang tidak berarti bagi generasi yang memegang kendali pada saat itu. Apalagi kalau ia mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan arus pemikiran pada masa itu, pendapatnya akan ditertawakan. Waktu berjalan dan generasi beralih. Sang filsuf menjadi tua dan generasi muda menganggapnya sudah terlalu tua untuk mereka. Arus pemikirannya berbeda sama sekali. Generasi muda menganggapnya sudah ketinggalan zaman.
Apakah artinya? Seorang filsuf selalu melampaui zamannya. Ia berada pada posisi garis depan yang tidak diterima pada zamannya. Pemikiran yang dilontarkannya jauh ke depan, visinya melampaui visi orang sezamannya, sehingga ia sering berpikir dan bertanya-tanya kepada dirinya, apakah dia hadir pada waktu yang salah? Ia berada di antara ada dan tiada, walaupun orang tidak sadar bahwa mereka sedang melaksanakan apa yang dipikirkan oleh sang filsuf.
Proses Berpikir
Manusia dibedakan dari binatang melalui proses berpikirnya. Hewan pun sesungguhnya memiliki daya pikir. Buktinya, dengan bunyi-bunyian mereka berkomunikasi dengan sesamanya, walaupun dipisahkan oleh jarak yang jauh. Ada burung yang dapat berkicau dan didengar oleh kawannya dari jarak beberapa kilometer. Hewan-hewan yang lain pun membentuk dunia mereka sendiri dengan cara komunikasi yang khas. Daya pikir mereka yang terbatas membuat dunia mereka berbeda dari dunia manusia. Manusia dikaruniai Tuhan kemampuan berpikir yang luar biasa. Otak manusia diberi kemampuan yang tidak pernah dapat dipikirkan oleh manusia itu sendiri. Tuhan menciptakan manusia dengan daya kreativitas yang tinggi. Selain berpikir secara rasional, manusia dikaruniai Tuhan dengan akal budi, daya imajinasi yang tinggi. Tatkala Tuhan menjadikan manusia (Adam), dilihat-Nya manusia itu "baik adanya" sesuai dengan citra-Nya. Dunia makhluk hewan tidak pernah berubah, tetapi dunia makhluk manusia selalu berubah sesuai dengan kreativitas yang dimilikinya.
Proses berpikir manusia berkembang sejalan dengan pertumbuhan usianya. Setiap manusia mengikuti proses perkembangan jasmani, mulai dari masa kanak-kanak, masa dewasa, dan masa tua. Pada waktu usia 0-2 tahun, pikiran manusia berfungsi sebagai alat rekam. Bayi menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai dengan batas usianya. Masa dua tahun pertama kehidupannya digunakan untuk menyeleksi kata dan bunyi, menyimpannya di dalam memori, dan setelah itu merangkai di dalam hati. Ia dapat membedakan bunyi dan getar suara, dapat membedakan gerak bibir orang tuanya. Memorinya berkembang dalam batas tertentu dan bertumbuh sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohaninya. Intelektualnya pun semakin cerdas seiring dengan rasa ingin tahunya yang tinggi.
Memori adalah sarana yang paling penting dalam pertumbuhan seorang anak. Kalau ada jaringan otak yang putus, maka daya ingat bayi akan berkurang dan berakibat pada perkembangan komunikasi yang kurang baik. Kekayaan memori dan seleksi yang ketat membuat seorang anak menjadi cerdas. Proses berpikirnya semakin meningkat. Pertumbuhan dan perkembangan ini dipengaruhi oleh lingkungannya, orang tua yang mengasuh dan mendidiknya, teman sepermainannya, dan kesempatan yang diberikan kepada anak itu untuk mengembangkan proses kreatifnya sebagai anak yang sedang bertumbuh.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, mengapa ada anak yang sering lupa? Apakah memorinya mengalami gangguan? Daya ingat selalu ada hubungannya dengan pendengaran. Pendengaran selalu berkaitan dengan proses berpikir. Apabila ada sesuatu yang penting yang perlu direkam di dalam benak, maka hal itu akan direkamnya dan digunakan pada saat-saat tertentu. Akan tetapi, seorang anak menjadi lupa karena apa yang dikatakan kepadanya tidak dianggapnya penting, ia mencoba menutup pendengarannya agar tidak masuk ke dalam hati dan direkam di dalam benaknya. Hal-hal yang tidak disenangi dari lingkungannya cenderung untuk dilupakan. Hal-hal yang menggembirakan, harapan dan janji yang menyenangkan dalam kehidupannya, akan dimasukkan ke dalam kenangan dan akan bertahan di sana sampai hari tuanya. Begitu pula hal-hal yang menyedihkan, hal-hal yang mengagetkan, peristiwa yang mengejutkan, cenderung tertanam jauh di lubuk hati dan muncul ke permukaan pada waktu kejadian yang serupa.
Tuhan menyediakan tempat di dalam benak kita untuk belajar melupakan sesuatu. Keadaan lupa tidaklah selalu merupakan hal yang negatif. Sifat lupa pun ada gunanya. Sejak awal, leluhur kita telah diberi kemungkinan seperti itu. "Jika kamu berpaling kepada-Ku dan mengikuti firman-Ku, maka Aku akan melupakan dosa dan kesalahanmu. Aku akan mengampunimu," adalah salah satu dari sekian banyak janji di dalam Alkitab -- Kitab Kejadian sampai Wahyu.
Tuhan menyediakan kemungkinan di dalam otak kita untuk lupa, bahkan Tuhan mengajar kita "mengampuni" orang yang bersalah kepada kita, dengan catatan melupakan kesalahannya dan menghapusnya dari ingatan kita. Kalau hal ini tidak diberikan kepada kita, kemungkinan besar manusia akan menjadi pendendam, yang membalaskan kejahatan dengan kejahatan.
Mengapa Terjadi Proses Pikun?
Bagaimanapun, manusia sebagai makhluk yang fana memiliki pertumbuhan sel dan keausan sel di dalam jaringan tubuh. Proses penuaan terjadi seiring dengan pertambahan usia. Tiga periode dalam kehidupan manusia yakni: masa kanak-kanak dan remaja, dewasa, dan tua. Secara administratif, manusia membagi dirinya menjadi masa produktif dan masa tidak produktif, yang ditandai dengan masa bakti dengan saat untuk pensiun.
Masa pertumbuhan berhubungan dengan masa kreativitas dan energi yang digunakan untuk mewujudkan imajinasi kepada hasil yang konkret. Dulu orang menggunakan kuda untuk menarik kereta, sekarang orang menggunakan mesin untuk menarik kendaraan. Mobil diikuti dengan pesawat terbang, dan pesawat terbang diikuti oleh pesawat luar angkasa. Manusia dalam usia produktif menggunakan imajinasi dan kreativitasnya secara maksimal, sampai tiba saatnya masa pensiun, saat kreativitas semakin surut dan akhirnya berhenti karena usia lanjut.
Mengapa orang menjadi pikun? Kata orang awam karena sakit-sakitan. Mungkin karena gangguan saraf tertentu, serangan stroke, dan lain-lain. Akan tetapi, orang-orang yang normal, selepas usia pensiun masih dapat mempertahankan kreativitasnya sampai tua, apabila ia terus mengasah pikirannya, menggunakannya secara kreatif. Ia terus berpikir dalam jalur yang telah dibentuknya sejak masa muda. Misalnya, penulis-penulis terkemuka yang menjadi pemenang Nobel adalah penulis yang tetap tekun sampai tua: menulis dan menulis, terus mengolah daya kreativitasnya sehingga serangan kepikunan tidak menyentuhnya. Otak yang digunakan untuk berpikir terus cenderung menahan kepikunan atau kelupaan yang total. Orang yang terus berpikir dan tidak membiarkan dirinya tenggelam dalam kenangan masa lampau, akan dapat mengatasi ancaman kepikunan.
Di negara-negara maju, kita membaca sejarah kepemimpinan mereka bahwa negeri itu banyak dipimpin oleh orang yang sudah lewat usia pensiun. Mereka yang sudah berusia di atas enam puluh masih mencalonkan diri menjadi pemimpin negara. Bahkan, Lee Kuan Ju (pemimpin Singapura) dalam usianya yang sudah di atas 80-an, masih ingin mencalonkan diri dalam pertarungan kepemimpinan negaranya. Mengapa? Karena ia dari hari ke hari memiliki kegiatan yang produktif dan kreatif, walaupun tidak sebaik pada masa mudanya. Ia berusaha mempertahankan kemampuannya dan mengatasi proses penuaan dengan terus berpikir secara kreatif, serta tidak meratapi masa lalu yang sarat dengan kegagalan. Ia selalu memandang ke depan, bukannya menoleh ke belakang.
Cara Mengatasi Sifat Lupa
Tidak ada cara singkat untuk mengatasi sifat pelupa. Banyak orang yang lupa pada nama-nama orang lain, nama kota, bahkan kadang-kadang lupa pada nama cucunya. Cara sederhana untuk mengatasi kelupaan (tentunya bukan waktu sudah tua) dibentuk dari masa muda. Misalnya, agar Anda tidak lupa di mana kaca mata Anda, taruhlah selalu di tempat yang sama dan lokasi yang sama. Begitu pula dengan kunci, tempatkan kunci di tempat yang sama sehingga kalaupun listrik padam, Anda akan menemukannya. Disiplin diri, ketertiban, sangat besar andilnya untuk mencegah sifat lupa. Bila ini sudah dibina sejak masa muda, pada waktu tua tidak akan menjadi pelupa yang parah. Namun, sifat lupa itu sendiri adalah sangat manusiawi karena Tuhan pun menyediakan ruang di dalam benak kita, di mana kita dapat melupakan sesuatu. Kalau Anda tidak pelupa sebelum pensiun, setelah pensiun tingkat kelupaan Anda tidaklah begitu parah.
Diambil dari:
Judul majalah: Kalam Hidup, Februari 2007
Penulis: Dr. Wilson Nadeak, M.A.
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2007
Halaman: 30 -- 31
DUNIA WANITA 2: BAGAIMANA MELAYANI WARGA USIA LANJUT (WULAN)
Di sekitar kita, bahkan mungkin dalam keluarga kita, terdapat orang-orang yang dianugerahi Tuhan usia lanjut (WULAN = warga usia lanjut). Usia lanjut merupakan berkat Tuhan yang dikaruniakan kepada anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan dan kedaulatan-Nya sendiri. Dalam realitas kehidupan, ada keluarga-keluarga yang diberkati dengan kehadiran WULAN, tetapi ada juga keluarga yang justru merasa terganggu dengan kehadiran mereka. Apa yang Alkitab katakan tentang WULAN? Bagaimana bersikap terhadap WULAN?
Dasar Alkitab
Mazmur 92:13-15 menjelaskan tentang WULAN dalam persahabatan mereka dengan Tuhan, di mana mereka dipenuhi oleh kesegaran, vitalitas, dan semangat. Dalam Amsal 16:31, Allah memandang "rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran", dan di bagian lain dinyatakan bahwa uban merupakan keindahan orang tua (Amsal 20:29). Alkitab mencatat sejumlah peristiwa, di mana Allah tetap memberkati dan memakai para WULAN, seperti Abraham, Musa, Kaleb, Naomi, Simeon, dll.. Alkitab juga mencatat WULAN yang hidupnya semakin jauh dari Allah, misalnya Salomo (1 Raja-raja 11:4).
WULAN yang Tetap Berprestasi
Orang sering mengatakan bahwa masa produktif adalah pada usia di bawah 50 tahun, tetapi dalam kenyataannya, ada pula WULAN yang tetap produktif dan mencapai prestasi luar biasa, antara lain William Stone yang mempelajari bahasa baru ketika berusia 70-an. Pada usia 83 tahun, ia menjadi perdana menteri Inggris Raya untuk keempat kalinya. Immanuel menulis buku "Anthropology, Metaphysics of Ethics, Strife of the Faculties" ketika berusia 74 tahun. Komposer Giuseppe Verdi menghasilkan karya besarnya "Otello" pada usia 74 tahun, lagu "Ave Maria" pada usia 85 tahun. John Wesley berkhotbah sampai ia dipanggil pulang ke rumah Bapa pada usia 90 tahun. Ternyata para WULAN yang disebutkan dalam deretan tersebut masih bisa menunjukkan eksistensi mereka. Mereka memang terbatas dalam memberikan respons secara fisik, tetapi benih firman terus bekerja. Sekalipun secara fisik ia mengalami penyusutan, tetapi secara rohani ia tetap bisa menjadi raksasa iman!
Beberapa Tip Merawat WULAN:
1. Tinggal bersama keluarga anak.
Untuk meringankan beban anak dan untuk mengurangi kebosanan, ada baiknya WULAN tinggal secara bergiliran di rumah anak-anaknya. Dengan demikian, WULAN tetap bisa berkumpul dengan anak-anak dan cucu-cicitnya. Jika masih kuat bepergian, ajaklah mereka berekreasi bersama keluarga. Hal ini bisa membuat mereka bersukacita (Amsal 17:22).
2. Disediakan rumah sendiri.
Jika sudah tidak kuat bepergian, tetapi masih bisa melakukan pekerjaan ringan, sediakan sebuah rumah yang layak bagi mereka, dan sebaiknya disertai seorang pembantu/perawat yang sabar. Biarkan mereka tetap melakukan pekerjaan ringan, seperti memasak, menyapu, menjahit, dsb., karena aktivitas itu akan memperlambat ingatannya menjadi pikun.
3. Tinggal di Panti Wreda.
Jika memang tidak bisa tinggal di salah satu anaknya ataupun di rumah tersendiri, bisa dititipkan di Panti Wreda, dengan terlebih dulu menjelaskan kepada anggota keluarga mengapa hal itu perlu dilakukan. Jika perlu, panggillah seorang hamba Tuhan untuk menjelaskan kepadanya. Namun setelah tinggal di Panti Wreda, mereka harus tetap dikunjungi agar tidak merasa seperti orang yang disisihkan atau dibuang. Menitipkan orang tua di Panti Wreda bukan perbuatan anak yang kurang berbakti kepada orang tua seperti kata sebagian orang, melainkan merupakan salah satu wujud tanggung jawab anak kepada orang tua karena di Panti Wreda, mereka tetap bisa menikmati persekutuan, persahabatan, pembinaan, dsb. yang justru membuat WULAN kembali menemukan jati dirinya.
Akhirnya, di mana pun WULAN kita tempatkan, kita harus selalu mendoakan mereka, membimbing mereka menerima Yesus Kristus bagi yang belum mengenal Kristus, dan menopang iman mereka hingga mereka dipanggil pulang oleh Bapa. Selama kehidupan masih berdetak, tak ada kata terlambat. Allah sendiri memberikan janji yang indah bagi para WULAN (Yesaya 46:4). Jika Tuhan saja menaruh kepedulian besar kepada WULAN, masakan kita mengabaikannya? Lagi pula, suatu hari predikat WULAN mungkin akan melekat pada diri kita.
Diambil dari:
Judul majalah: Crescendo, Tahun 40/2005
Penulis: Pdt. Drs. Petrus F Setiadarma, M.Div
Penerbit: Yayasan Gema Kasih
Halaman: 50 -- 51
Kontak: < wanita(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/wanita >
Berlangganan:< subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
(e-RH) November 08 -- MENANGGAPI SIAPA?
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 8 November 2012
Bacaan : Mazmur 95:1-11
Setahun: Matius 26; Markus 14
Nats: Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah
keraskan hatimu ... (Mazmur 95:7)
Judul:
MENANGGAPI SIAPA?
Apa Anda merasa terganggu melihat orang yang memuji Tuhan sambil
bergoyang dan menari-nari? Atau sebaliknya, apa Anda merasa
terganggu ketika melihat orang menyanyi dengan tenang dan diam di
tempat saja? Menurut Anda, bagaimana seharusnya orang memuji dan
menyembah Tuhan?
Kata Ibrani untuk berbagai ekspresi penyembahan menariknya memang
terkait dengan postur tubuh. Misalnya: mengucap syukur =merentangkan
tangan, memuji=berlutut, menyembah= sujud hingga wajah menyentuh
tanah. Pengalaman akan Tuhan tak hanya memengaruhi pikiran, tetapi
seluruh tubuh untuk berespons kepada-Nya. Dalam Mazmur 95, pemimpin
ibadah mengajak umat menyembah Tuhan dengan dua ekspresi yang
kontras. Yang pertama gegap gempita, sarat sorak dan pujian,
kemungkinan besar dengan musik dan tari-tarian (ayat 1-2). Yang
kedua hening teduh, diam di tempat dan bersujud khidmat. Namun,
kedua ekspresi itu sama-sama dikaitkan dengan pengalaman dan
pemahaman akan pribadi dan karya Tuhan: "Sebab Tuhan adalah Allah
yang besar ...Sebab Dialah Allah yang menuntun kita ..." (ayat 3,
7). Ini adalah prinsip yang penting. Penyembahan bukanlah sekadar
rangkaian kata atau gerakan tubuh, tetapi tanggapan hati terhadap
Tuhan. Tidak ada penyembahan yang lahir dari hati yang keras, yang
meragukan Tuhan dan tidak mengakui perbuatan-perbuatan-Nya (ayat 9).
Ketika kita tergoda menilai cara orang lain menyembah Tuhan dalam
ibadah bersama, ingatlah untuk menguji hati sendiri. Apakah ekspresi
kita lebih dipengaruhi oleh musik yang dimainkan, kebiasaan
mayoritas, atau pengenalan kita akan pribadi dan karya Tuhan? --ELS
MENYEMBAH TUHAN BERARTI MENANGGAPI TUHAN,
BUKAN MENANGGAPI MUSIK ATAU ORANG DI SEKITAR KITA.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2012/11/08/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2012/11/08/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+95:1-11
Mazmur 95:1-11
1 Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi
gunung batu keselamatan kita.
2 Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur,
bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
3 Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar
mengatasi segala allah.
4 Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak
gunung-gunungpun kepunyaan-Nya.
5 Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat,
tangan-Nyalah yang membentuknya.
6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan
TUHAN yang menjadikan kita.
7 Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan
kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu
mendengar suara-Nya!
8 Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari
di Masa di padang gurun,
9 pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal
mereka melihat perbuatan-Ku.
10 Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku:
"Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak
mengenal jalan-Ku."
11 Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke
tempat perhentian-Ku."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Matius+26
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Matius+26
http://alkitab.sabda.org/?Markus+14
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
[i-kan-binaguru] Butuh info panti asuhan dijakarta
e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU
---------------------------------------------------------------------
Dear temans bina guru
Saya butuh bantuan dan info contact dan alamat panti asuhan dijakarta yang jumlahnya diatas 50 orng untuk usia 5-10 tahun (tkB- SD kelas 4 ),, karna sekolah ingin mengadakan acara kebersamaan dengan anak2 panti,, dimana anak2 panti 1 hari itu akan ikut belajar bersama anak-anak sekolah saya mengajar.
Mohon infonya
Terima kasih
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
---------------------------------------------------------------------
Bergabung kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaGuru@hub.xc.org>
Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru
---------------------------------------------------------------------
Tuesday, November 6, 2012
Tak Masalah mengajak Anda untuk bergabung di Facebook
|
[i-kan-binaguru] Pengusaha melayani
--------------------------------------------------------------------- e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU ---------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------- Bergabung kirim e-mail ke:Berhenti kirim e-mail ke: Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru ---------------------------------------------------------------------
Re: [i-kan-binaguru] Info: TRAINING 1 FOR 50 di JAKARTA
--------------------------------------------------------------------- e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU ---------------------------------------------------------------------
Bahasa Pengantarnya apa ya?
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
--------------------------------------------------------------------- e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU ---------------------------------------------------------------------Shallom teman-teman ...
Bagi yang tinggal di Jakarta, ini ada acara yang menarik - silakan diforward kepada rekan-rekan kita yang aktif dalam pelayanan anak.
Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati.
Moderator (meilania).
2012/11/1 vonny <vonnyjpab@cbn.net.id>
Kepada Ykk: Ibu Meilania
Apa kabar bu? Harapan kami ibu selalu sehat dan sukacita dalam Tuhan,
Melalui email ini menginformasikan mengenai "Training 1 for 50" yang akan dibawakan oleh Tim Kidzana dari USA. 1 for 50 adalah sebuah kolaborasi pelatihan yang lahir pada Global Children's Forum di Chicago pada bulan Juli 2008.
"1 For 50" adalah sebuah gerakan penginjilan & pemuridan utk anak usia 4/14 tahun.
Metode ini diperkenalkan di Singapura thn lalu dalam 4/14 Window Global Summit dan baru kami perkenalkan di Indonesia Maret 2012 yg lalu, melalui Seminar & Pelatihan di beberapa kota yaitu Medan, Bengkayang, Surabaya dan Jakarta.
Untuk kali kedua ini, Tim Kidzana akan memberikan pelatihan di 4 wilayah sbb:
* 25-27 Okt di Surabaya
* 30 Okt-01 Nov di Semarang
* 03-06 Nov di Palembang
* Khusus Jakarta pada tanggal 08-10 November 2012 di Aula Kebangsaan, KTC Kelapa Gading.
Biaya Pendaftaran: Rp. 300.000,-/ orang (termasuk materi & makan siang plus snack selama 3 hari, tidak termasuk penginapan).
Kami tunggu kabar baik dari Ibu. Sekiranya berkenan mohon diteruskan info ini di milis Bina Guru. Terima kasih. Tuhan memberkati.
Salam & doa,
Vonny – Sekretariat Panitia
--------------------------------------------------------------------- Bergabung kirim e-mail ke:Berhenti kirim e-mail ke: Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru ---------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------- Bergabung kirim e-mail ke:Berhenti kirim e-mail ke: Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru ---------------------------------------------------------------------