Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-Humor
2208, Mei 2013
Shalom,
Apa yang biasa Anda lakukan bila berkumpul bersama teman-teman? Pasti Anda akan berbagi cerita dengan mereka! Cerita yang dibagikan pun tidak terbatas hanya cerita mengenai pengalaman pribadi, namun juga cerita-cerita lainnya. Ketiga sahabat pada humor kali ini pun sedang berbagi cerita. Mau tahu apa yang mereka ceritakan? Daripada penasaran, simak sekarang yuk kisahnya!
Pemimpin Redaksi e-Humor,
Amy G.
< ami(at)in-christ.net >
< http://humor.sabda.org/ >
2208. KISAH SEDIH
Gara-gara ada gempa, lift di hotel tempat Ucup, Harry, dan Joni menginap dimatikan. Jalan satu-satunya bagi Ucup dkk. untuk mencapai kamar mereka di lantai tiga puluh adalah lewat tangga darurat.
Agar tak bosan selama menapaki anak tangga, ketiganya sepakat berbagi tugas. Ucup harus menyanyi antara lantai 1 sampai 10. Harry dapat tugas membanyol antara lantai 11 sampai 20. Sedangkan Joni bertugas mengisi sisa pendakian itu dengan menceritakan kisah sedih.
Setelah puas bernyanyi dan tertawa lepas, mereka pun akhirnya tiba di lantai 21. Tiba giliran Joni untuk membagikan cerita sedih. Joni segera memulai kisah sedihnya, "Kawan-kawan, aku akan mulai menceritakan sebuah kisah sedih. Kunci kamar kita tertinggal di meja resepsionis."
[Sumber diambil dan disunting dari: http://yukketawa.blogspot.com/2008/06/kisah-sedih.html]
Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. (1 Timotius 4:14) < http://alkitab.sabda.org?1Timotius+4:14 >
KUIS HUMOR
Kuis minggu lalu 175: "Apakah Adam mempunyai anak perempuan?"
- "Hendro Pranoto" < hendropranoto75(at)xxx > = Ya. Adam mempunyai anak perempuan, hanya nama perempuan tidak ditulis dalam Alkitab kecuali perempuan itu mempunyai makna penting, seperti Hawa yang merupakan perempuan pertama dibumi. Dan bilamana tidak, tidaklah mungkin keturunan Adam mempunyai keturunan lagi.
- irnetj < irnetj(at)xxx > = Punya donk...
- "Anny S" < godwithanny5ms(at)xxx > = Punya, (Kejadian 5: 2-4)
- Hendrik Langelo < hendrik.langelo(at)xxx > = PUNYA ! (Kejadian 4:17)
- Michael Aditya < michael.aditya777(at)xxx > = Punya. salah satunya adalah Azura.
- Linda Cheang < linda.cheang(at)xxx > = punya, dong, kalo nggak punya, bagaimana Kain bisa punya istri?
Kej 4:17a Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh;
Kej 5:4 Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
- < optimisanidaeli(at)xxx > = Iya , Adam punya anak perempuan. Kej, 5:4 » ia memperanakan laki2 dan perempuan.
- willy seriholo < willn094(at)xxx > = Adam punya anak perempuan.... Kejadian 5:4)
- Agreice Hady < agreiceh(at)xxx > = iya, Adam punya anak perempuan.
Jawaban e-Humor: Adam mempunyai anak perempuan. (Kejadian 5:4).
Wow! Terima kasih ya, untuk pelanggan yang sudah berpartisipasi menjawab kuis minggu lalu. Nah sekarang, silakan jawab kuis yang tentunya masih akan menguji pengetahuan Anda tentang Alkitab berikut ini. Kuis kali ini adalah kiriman dari Sdr. Hendrik Langelo < hendrik.langelo(at)xxx >. Terima kasih ya atas partisipasinya!
Kuis minggu ini 176: "Berapa pasang binatang yang harus dimasukkan ke bahtera Nuh agar bahtera itu terisi?"
Jawaban beserta nama Anda akan diumumkan pada edisi kuis e-Humor selanjutnya. Oleh karena itu, kirim jawaban Anda secepatnya ke Redaksi e-Humor, maksimal 5 hari setelah Anda menerima edisi ini ya.
Bagi Anda yang memiliki tebak-tebakan untuk dipasang sebagai kuis di e-Humor, silakan kirim ke: < humor(at)sabda.org >. Kami tunggu jawaban dan kirimannya, ya. Terima kasih banyak!
Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Amy G., Yusak, dan Yegar
Berlangganan: subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Thursday, May 30, 2013
(e-RH) Mei 31 -- GURU TERBAIK
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 31 Mei 2013
Bacaan : 1 Tawarikh 14:8-17
Setahun: 2 Tawarikh 34-36
Nats: Maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab:
"Janganlah maju di belakang mereka..." (1 Tawarikh 14:14)
Judul:
GURU TERBAIK
Menurut pepatah, "Pengalaman adalah guru yang terbaik." Kita
menyebutnya "guru" karena pengalaman dapat memberikan banyak
pembelajaran dalam hidup. Ketika menghadapi sebuah masalah,
misalnya, acapkali kita memakai pengalaman masa lalu sebagai acuan
untuk menyelesaikannya. Namun, apakah pengalaman masa lalu itu
merupakan jaminan terbaik bahwa kita akan mendapatkan jalan ketika
kita menghadapi masalah yang serupa? Belum tentu!
Daud tidak memakai pengalaman masa lalunya untuk mengatasi masalah
meskipun ia menghadapi masalah yang sama. Sewaktu menghadapi
serangan dari bangsa Filistin, ia bertanya kepada Tuhan apakah
diizinkan untuk maju berperang (ay. 10). Tuhan menyuruhnya maju
berperang dan Daud menaatinya. Ia mengalami kemenangan. Beberapa
waktu kemudian musuh yang sama kembali menyerang. Namun, Daud tidak
langsung maju berperang. Lagi-lagi ia bertanya kepada Tuhan. Dan
Tuhan ternyata menunjukkan cara yang sama sekali berbeda dari cara
pertama. Kembali, ketaatannya pada petunjuk Tuhan memberinya
kemenangan (ay. 14-16). Daud mengambil langkah yang tepat dalam
mengatasi masalahnya. Daud tidak mengandalkan pengalaman, melainkan
mengandalkan bimbingan Tuhan.
Siapakah yang akan kita andalkan saat menghadapi masalah? Pengalaman
atau Tuhan? Nyatalah bahwa pengalaman bukan guru terbaik untuk
mengatasi masalah. Hanya Tuhanlah sumber jalan keluar yang andal.
Tuhanlah guru terbaik! Ketika kita bertanya kepada-Nya, Dia pasti
akan memberikan petunjuk yang terbaik dan akurat. --SYS
GURU TERBAIK UNTUK MENGATASI SETIAP MASALAH KITA:
TUHAN!
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/05/31/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/31/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Tawarikh+14:8-17
1 Tawarikh 14:8-17
8 Ketika didengar orang Filistin, bahwa Daud telah diurapi menjadi
raja atas seluruh Israel, maka majulah semua orang Filistin
untuk menangkap Daud. Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu
majulah ia menghadapi mereka.
9 Ketika orang Filistin itu datang dan mengadakan penyerbuan di
lembah Refaim,
10 bertanyalah Daud kepada Allah: "Apakah aku harus maju melawan
orang Filistin itu dan akan Kauserahkankah mereka ke dalam
tanganku?" TUHAN menjawab: "Majulah, Aku akan menyerahkan mereka
ke dalam tanganmu."
11 Lalu majulah ia ke Baal-Perasim, dan Daud memukul mereka kalah
di sana. Berkatalah Daud: "Allah telah menerobos musuhku dengan
perantaraanku seperti air menerobos." Sebab itu orang menamakan
tempat itu Baal-Perasim.
12 Orang Filistin itu meninggalkan para allahnya di sana, lalu
orang Israel membakarnya habis atas perintah Daud.
13 Ketika orang Filistin menyerbu sekali lagi di lembah itu,
14 maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab:
"Janganlah maju di belakang mereka, tetapi buatlah gerakan
lingkaran terhadap mereka, sehingga engkau dapat menyerang
mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.
15 Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak
pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau keluar bertempur,
sebab Allah telah keluar berperang di depanmu untuk memukul
kalah tentara orang Filistin."
16 Dan Daud berbuat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya,
maka mereka memukul kalah tentara orang Filistin, mulai dari
Gibeon sampai Gezer.
17 Lalu termasyhurlah nama Daud di segala negeri, dan TUHAN
mendatangkan rasa takut kepadanya atas segala bangsa.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?2+Tawarikh+34-36
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Tawarikh+34-36
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 31 Mei 2013
Bacaan : 1 Tawarikh 14:8-17
Setahun: 2 Tawarikh 34-36
Nats: Maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab:
"Janganlah maju di belakang mereka..." (1 Tawarikh 14:14)
Judul:
GURU TERBAIK
Menurut pepatah, "Pengalaman adalah guru yang terbaik." Kita
menyebutnya "guru" karena pengalaman dapat memberikan banyak
pembelajaran dalam hidup. Ketika menghadapi sebuah masalah,
misalnya, acapkali kita memakai pengalaman masa lalu sebagai acuan
untuk menyelesaikannya. Namun, apakah pengalaman masa lalu itu
merupakan jaminan terbaik bahwa kita akan mendapatkan jalan ketika
kita menghadapi masalah yang serupa? Belum tentu!
Daud tidak memakai pengalaman masa lalunya untuk mengatasi masalah
meskipun ia menghadapi masalah yang sama. Sewaktu menghadapi
serangan dari bangsa Filistin, ia bertanya kepada Tuhan apakah
diizinkan untuk maju berperang (ay. 10). Tuhan menyuruhnya maju
berperang dan Daud menaatinya. Ia mengalami kemenangan. Beberapa
waktu kemudian musuh yang sama kembali menyerang. Namun, Daud tidak
langsung maju berperang. Lagi-lagi ia bertanya kepada Tuhan. Dan
Tuhan ternyata menunjukkan cara yang sama sekali berbeda dari cara
pertama. Kembali, ketaatannya pada petunjuk Tuhan memberinya
kemenangan (ay. 14-16). Daud mengambil langkah yang tepat dalam
mengatasi masalahnya. Daud tidak mengandalkan pengalaman, melainkan
mengandalkan bimbingan Tuhan.
Siapakah yang akan kita andalkan saat menghadapi masalah? Pengalaman
atau Tuhan? Nyatalah bahwa pengalaman bukan guru terbaik untuk
mengatasi masalah. Hanya Tuhanlah sumber jalan keluar yang andal.
Tuhanlah guru terbaik! Ketika kita bertanya kepada-Nya, Dia pasti
akan memberikan petunjuk yang terbaik dan akurat. --SYS
GURU TERBAIK UNTUK MENGATASI SETIAP MASALAH KITA:
TUHAN!
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/05/31/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/31/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Tawarikh+14:8-17
1 Tawarikh 14:8-17
8 Ketika didengar orang Filistin, bahwa Daud telah diurapi menjadi
raja atas seluruh Israel, maka majulah semua orang Filistin
untuk menangkap Daud. Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu
majulah ia menghadapi mereka.
9 Ketika orang Filistin itu datang dan mengadakan penyerbuan di
lembah Refaim,
10 bertanyalah Daud kepada Allah: "Apakah aku harus maju melawan
orang Filistin itu dan akan Kauserahkankah mereka ke dalam
tanganku?" TUHAN menjawab: "Majulah, Aku akan menyerahkan mereka
ke dalam tanganmu."
11 Lalu majulah ia ke Baal-Perasim, dan Daud memukul mereka kalah
di sana. Berkatalah Daud: "Allah telah menerobos musuhku dengan
perantaraanku seperti air menerobos." Sebab itu orang menamakan
tempat itu Baal-Perasim.
12 Orang Filistin itu meninggalkan para allahnya di sana, lalu
orang Israel membakarnya habis atas perintah Daud.
13 Ketika orang Filistin menyerbu sekali lagi di lembah itu,
14 maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab:
"Janganlah maju di belakang mereka, tetapi buatlah gerakan
lingkaran terhadap mereka, sehingga engkau dapat menyerang
mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.
15 Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak
pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau keluar bertempur,
sebab Allah telah keluar berperang di depanmu untuk memukul
kalah tentara orang Filistin."
16 Dan Daud berbuat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya,
maka mereka memukul kalah tentara orang Filistin, mulai dari
Gibeon sampai Gezer.
17 Lalu termasyhurlah nama Daud di segala negeri, dan TUHAN
mendatangkan rasa takut kepadanya atas segala bangsa.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?2+Tawarikh+34-36
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Tawarikh+34-36
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
[Bio-Kristi] Edisi 115/Mei 2013 -- Nicolaus Copernicus
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
Bio-Kristi -- Nicolaus Copernicus
Edisi 115/Mei 2013
Salam sejahtera,
Pada masa kini, kita dapat mempelajari ilmu perbintangan, tata surya, dan sistem penanggalan dengan jelas dari berbagai sumber. Namun, sebagian besar dari kita mungkin tidak mengetahui orang-orang menemukan atau merumuskan teori-teori dalam ilmu tersebut. Salah satunya adalah Copernicus. Ia adalah ilmuwan yang memberikan pengaruh cukup besar pada pencetusan berbagai teori yang mampu membuka mata kita untuk melihat lebih jelas hal-hal yang berhubungan dengan sistem tata surya. Menariknya lagi, Copernicus bukan hanya berperan dalam ilmu pengetahuan, namun juga di dunia kristiani. Apa saja kontribusi Copernicus? Simaklah sajian kami ini untuk mendapatkan jawabannya. Selamat membaca.
Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org/ >
KARYA: NICOLAUS COPERNICUS
(1473 -- 1543) Ilmuwan Kristen
Nama Latinnya adalah Niclas Kopernik. Ia adalah penemu teori tata surya yang bersifat heliosentris (matahari sebagai pusat alam semesta). Ia lahir di Torun (Thorn), 19 Februari 1473, dan meninggal di Frauenburg, 24 Mei 1543.
Entah keluarganya asli dari Silesia atau dari Polandia, yang pasti bahwa ayahnya, Niclas, adalah seorang pedagang yang beremigrasi dari Krakow ke Torun, dan menikah dengan saudari perempuan Lucas Watzelrode, yang kelak menjadi Uskup Pangeran Ermland. Niclas memiliki empat orang anak. Anak sulung dan bungsunya, Andreas dan Nicolaus, menjalani karier di bidang keuskupan. Sementara putrinya yang lebih tua menjadi seorang biarawati Ordo Cisterciensis dan kepala asrama biarawati di Culm, dan putrinya yang lebih muda sudah menikah. Seluruh anggota keluarga mereka masuk dalam ordo ketiga St. Dominic. Nicolaus hampir berusia sepuluh tahun ketika ayahnya meninggal. Akan tetapi, pamannya, Lucas, mengambil hak asuh atas anak-anaknya dan memberikan pelatihan setingkat perguruan tinggi bagi anak-anak lelaki Niclas.
Nicolaus diterima sebagai mahasiswa di Krakow pada tahun 1491. Di sana, ia belajar kesusastraan kuno, matematika, dan perspektif. Profesor Blar, yang mengajar astronomi, adalah bagian dari sekolah Ptolemy. Sang uskup sendiri adalah mantan siswa di Bologna, lalu mengirim anak-anak laki-laki itu ke Italia. Pada tahun 1497, Nicolaus didaftarkan di Universitas Bologna dengan kewarganegaraan Jerman dan menjadi mahasiswa di fakultas hukum kanon. Ia juga belajar Bahasa Yunani dan menjadi murid Novarra, yang kemudian menjadi profesor astronomi. Untuk memperoleh dukungan yang diperlukan para keponakannya, sang uskup mendapati pilihan mereka sebagai peraturan gereja berdasarkan pasal peraturan Frauenburg (1497 -- 1498).
Pada musim semi tahun 1500, kedua bersaudara itu berangkat dari Bologna menuju Roma, untuk menghadiri perayaan tahun pembebasan (tahun Yobel). Menurut George Joachim, dengan nama keluarga "Rheticus" (karena asli seorang Feldkirch, di Rhaetia kuno) dan temannya Achilles Gasser, Copernicus mengajar ilmu astronomi di Kota Eternal. Di sana, ia menyadari bakatnya dalam menemukan teori astronomi baru. Kedua bersaudara itu mendapat izin cuti dua tahun dari peraturan Frauenburg untuk melanjutkan studi mereka. Dari tahun 1501 sampai tahun 1503, Nicolaus berada di Padua dan Ferrara untuk mempelajari kedokteran dan yurisprudensi. Di Ferrara, ia mendapat gelar sebagai Doktor dari Hukum Kanon/Peraturan Gereja, namun dokumen kelulusannya dari sekolah kedokteran tidak ditemukan. Keahliannya dalam profesi tersebut kemudian terbukti karena ketenarannya sebagai seorang dokter di Mahkamah Episcopal Heilsberg, di sanalah pamannya tinggal.
Setelah belajar di universitas, Copernicus mempraktikkan ilmu kedokteran selama 6 tahun (1506 -- 1512) di Heilsberg. Di sana, ia dibutuhkan oleh para uskup dan para bangsawan, terutama oleh orang-orang miskin yang ia layani secara gratis. Tidak ada dokumen yang menunjukkan bahwa Copernicus pernah menerima penghargaan yang lebih tinggi. Praktik kedokterannya yang hanya bersifat pribadi, tidak menjadi penghalang baginya untuk menjadi seorang rohaniwan. Hal ini menjadi kenyataan bahwa pada tahun 1537 Raja Sigismund dari Polandia menaruh namanya dalam daftar kandidat untuk posisi keuskupan Ermland, memungkinkan bahwa setidaknya dalam kehidupannya selanjutnya, ia memasuki kehidupan kerohanian. Setelah kematian pamannya pada tahun 1512, Copernicus berangkat ke Frauenburg untuk pemilihan uskup baru dan tinggal di sana sampai tahun 1516. Waktu itu, ia dinominasikan sebagai administrator keuskupan istana Allenstein. Setelah masa tinggalnya selama empat tahun berakhir, ia kembali pada peraturan di Frauenburg. Tiga tahun kemudian, sang uskup meninggal dan Copernicus menjadi administrator keuskupan. Kehidupan yang tenang di Heilsberg membuatnya memiliki waktu senggang untuk menerbitkan terjemahan Bahasa Latin dari surat-surat berbahasa Yunani dari Theophylac (1509). Pekerjaan-pekerjaan publiknya secara bertahap mengantarnya pada studi di bidang keuangan. Pada tahun 1522, ia menulis memorandum untuk reformasi moneter, dan lima tahun kemudian tulisannya berkembang menjadi risalah dalam Bahasa Latin. Kemungkinan besar, Raja Polandia secara mendasar menerima risalah tersebut (1528) dan Copernicus dinominasikan sebagai deputi penasihat peraturan keuangan di Prusia (1522 -- 1529).
Copernicus Sebagai Ahli Astronomi
Pekerjaannya yang beragam tidaklah mengacaukan Copernicus yang jenius dari pemikiran utama dalam hidupnya. Menara Heilsberg di Allenstein dan di Frauenburg sering kali menjadi tempat-tempat pengamatan, dan pekerjaan besarnya "Dalam Revolusi Tubuh Luar Angkasa" menjadi bukti bagi pengamatannya yang bersemangat atas matahari, bulan, dan planet-planet. Namanya menjadi terkenal pada awal tahun 1514 ketika Dewan Lateran dipanggil oleh Leo X untuk mengadakan rapat. Melalui Uskup Paul dari Fossombrone, mereka dimintai pendapatnya tentang pembaruan penanggalan gerejawi. Jawabannya adalah, bahwa lamanya masa satu tahun dan bulan serta pergerakan dari matahari serta bulan belum cukup diketahui untuk membuat suatu pembaruan. Namun, kejadian itu mendorongnya untuk menulis surat kepada Paul III, untuk membuat pengamatan yang lebih akurat. Tujuh puluh tahun kemudian, hal ini diterima sebagai dasar dari cara kerja penanggalan Gregorian.
Dua puluh lima tahun setelah kariernya di universitas, Copernicus berhasil menyelesaikan pekerjaan besarnya, setidaknya di dalam pemikirannya sendiri, setelah ia menahan rasa bimbangnya untuk jangka waktu yang lama, apakah akan menerbitkannya atau meniru para penganut Pythagoreans, yang mengirimkan misteri dari filosofi mereka hanya secara lisan kepada pengikutnya sendiri karena takut mendapat penghinaan dari orang banyak. Teman-temannya yang tertarik dengan teori baru, membujuknya untuk menulis. Setidaknya, sebuah gambaran abstrak bagi mereka, yaitu salinan-salinan naskah asli yang kemudian ditemukan di Vienna (1873) dan Stockholm (1878). Dalam komentarnya, Copernicus menyatakan bahwa dalam teorinya ada tujuh axioma, yang menggunakan rumus matematika pada prinsip kerjanya. Ini terjadi pada tahun 1531, atau dua belas tahun sebelum kematiannya. Dari sini, doktrin dari sistem heliosentris mulai menyebar. Pada tahun 1533, Albert Widmanstadt mengajar di hadapan Paus Clement VII mengenai sistem tata surya yang ditemukan Copernicus. Penghargaan untuknya tetap tersimpan dalam naskah kuno Yunani yang disimpan di perpustakaan negara di Munich. Tiga tahun kemudian, Copernicus didorong oleh Cardinal Schonberg, yang kemudian menjadi Uskup Besar di Capua, dalam sebuah surat, tertanggal 1 November 1536 di Roma, untuk menerbitkan temuannya. Atau, setidaknya untuk membuat salinan dengan biaya dari sang Kardinal. Namun, semua dorongan dari teman-temannya sia-sia, sampai seorang pemuda dikirim secara khusus kepadanya.
Pemuda itu adalah George Joachim Rheticus, yang berhenti dari kursinya sebagai pengajar matematika di Wittenberg untuk menghabiskan dua tahun di bawah bimbingan guru barunya (1539-41). Setelah hampir sepuluh minggu kedatangannya di Frauenburg, kemudian ia mengirim sebuah "Narasi Pertama" dari sistem tata surya yang baru kepada teman ilmiahnya Schöner di Nuremberg, dalam bentuk surat setebal 66 halaman, yang selanjutnya dicetak di Danzig (1540) dan Basle (1541). Rheticus selanjutnya mencari terbitan naskah asli dari bab awal pada pekerjaan besar atas pesawat dan trigonometri bintang/planet. Akhirnya, Copernicus, merasa bahwa 68 tahun masa hidupnya telah menghasilkan sesuatu, sehingga kemudian ia menulis surat kepada Paul III. Dalam suratnya itu, ia mendesak Kardinal Schonberg, Uskup Giese di Culm, dan orang-orang terpelajar lainnya untuk meminta naskah aslinya agar diterbitkan. Uskup Giese memerintahkan Rheticus, sebagai murid yang paling pintar dari sang guru besar, untuk mengedit pekerjaan tersebut. Maksud akhirnya adalah untuk membawa naskah asli ke Wittenberg dan menerbitkannya di universitas tersebut. Sayangnya, hal itu terhambat oleh pertentangan besar dari orang-orang yang menolak sistem temuan Copernicus. Akhirnya, hanya bab dari trigonometri yang dicetak (1542). Dua salinan dari "Narasi Pertama" dan risalah dari trigonometri, yang diberikan Rheticus kepada temannya Dr. Gasser, kemudian dipraktekkan dalam ilmu kedokteran di Fieldkirch. Tulisan ini dapat dilihat di perpustakaan Vatikan (Palat. IV, 585). Rheticus kemudian beralih pada Schöner di Nuremberg, yang bersama Osiander. Mereka menerima tugas itu dan bekerja sama dengan percetakan Petreius di kota yang sama. Sementara itu, Rheticus mencoba untuk mendapatkan kembali kursinya di Wittenberg. Namun, karena keterlibatannya pada pandangan Copernican membuatnya harus berhenti (1542) dan kembali ke Leipzig (1543). Kemudian, ia mencegah dirinya untuk memberi perhatian pribadi terhadap terbitan, atau kepada keahliannya sebagai penulis untuk mengurusnya. Bagian tubuh Copernicus sebelah kanan menjadi lumpuh, ingatan dan pikirannya menjadi lemah selama beberapa waktu sebelum kematiannya. Salinan pertama dari buku yang berjudul "Six Books on the Revolutions of the Celestial Orbits" diberikan padanya pada hari kematiannya. Beruntung, ia tidak dapat melihat apa yang telah dilakukan Osiander. Tokoh pembaruan ini mengetahui perilaku dari Luther dan Melanchthon yang melawan sistem heliosentris, dengan memperkenalkan kata "hipotesis" dalam judul halaman. Tanpa menyebutkan namanya sendiri, ia mengganti pendahuluan dari Copernicus dengan pendahuluan lain yang sangat bertolak belakang dengan semangat Teori Copernicus. Pendahuluan Osiander memperingatkan pembaca untuk tidak berharap apa pun dari astronomi, atau untuk menerima hipotesisnya sebagai kebenaran (ne stultior ab hac disciplinâ discedat, quam accesserit). Dedikasi terhadap Paus Paulus III akhirnya ditahan dan tulisan dari pekerjaan tersebut tetap utuh, seperti yang ditegaskan kemudian ketika diperoleh akses terhadap naskah asli, yang sekarang berada di perpustakaan keluarga para bangsawan Nostitz di Praha. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: www.newadvent.org
Alamat URL: http://www.newadvent.org/cathen/04352b.htm
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Judul artikel: Nicolaus Copernicus
Tanggal akses: 28 Mei 2013
TAHUKAH ANDA: TEORI MANUSIA HARUS SELARAS DENGAN ALKITAB
Perubahan yang dibuat Osiander pada mulanya meluputkan buku "De revolutionibus orbium coelestium" dari kecaman. Asronom dan fisikawan Italia, Galileo, belakangan menulis, "Sewaktu dicetak, buku itu diterima oleh gereja suci dan telah dibaca dan dipelajari oleh setiap orang tanpa sedikit pun kecurigaan bahwa gagasan ini bertentangan dengan doktrin-doktrin gereja. Namun, mengingat sekarang ada berbagai pengalaman dan bukti penting yang memperlihatkan bahwa gagasan itu memiliki bukti yang kuat, muncullah orang-orang yang hendak mendiskreditkan pengarangnya tanpa membaca bukunya sedikit pun".
Kaum Lutheran merupakan yang pertama-tama menyebut buku itu "tidak masuk akal". Gereja Katolik, meski pada mulanya tidak menyatakan kecaman, memutuskan bahwa buku itu bertentangan dengan doktrin resminya dan pada tahun 1616 mencantumkan karya Copernicus ke dalam buku-buku terlarang. Buku itu baru dicabut dari daftar ini pada tahun 1828. Dalam kata pengantarnya untuk terjemahan Bahasa Inggris dari buku itu, Charles Glenn Wallis menjelaskan, "Pertikaian antara Katolik dan Protestan membuat kedua sekte itu takut pada skandal apa pun yang tampaknya dapat merongrong respek terhadap Kegerejaan Alkitab, dan akibatnya mereka menjadi terlalu harfiah dalam membaca ayat Alkitab dan cenderung mengutuki setiap pernyataan yang dapat dianggap sebagai penyangkalan atas setiap penafsiran harfiah dari setiap ayat dalam Alkitab". Sebagai contoh, kisah yang dicatat dalam Yosua 10:13, yang menceritakan tentang Matahari yang dibuat tidak bergerak, digunakan untuk menegaskan bahwa Matahari, bukan bumi, yang biasanya bergerak. Mengenai anggapan bahwa teori Kopernikus bertentangan dengan ajaran Alkitab, Galileo menulis, "[Copernicus] tidak mengabaikan Alkitab, tetapi ia tahu betul bahwa jika doktrinnya terbukti, hal itu tidak akan bertentangan dengan Alkitab apabila ayat-ayatnya dipahami dengan benar."
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: wikipedia.org
Alamat URL: http://id.wikipedia.org/wiki/Nicolaus_Copernicus
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Judul artikel: Nicolaus Copernicus
Tanggal akses: 28 Mei 2013
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK AUDIO ALKITAB MP3
Apakah Anda ingin mengetahui lebih banyak informasi tentang Alkitab Audio? Kami mengajak Anda untuk bergabung dengan Facebook Alkitab Audio. Di sini, Anda akan mendapatkan banyak informasi tentang Alkitab Audio, di antaranya tentang update versi terjemahan Alkitab Audio dan kesaksian-kesaksian dari orang-orang yang telah menggunakan Alkitab Audio. Melalui Facebook ini, Anda juga dapat mengunjungi situs kami dan mendownload Alkitab Audio dari berbagai versi terjemahan Bahasa Indonesia, Bahasa Suku, dan Bahasa asing. Tunggu apa lagi? Bergabunglah dan jadilah penggemar kami sekarang juga!
=> http://fb.sabda.org/audio
Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: Doni K., Sigit, dan S. Setyawati
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Bio-Kristi -- Nicolaus Copernicus
Edisi 115/Mei 2013
Salam sejahtera,
Pada masa kini, kita dapat mempelajari ilmu perbintangan, tata surya, dan sistem penanggalan dengan jelas dari berbagai sumber. Namun, sebagian besar dari kita mungkin tidak mengetahui orang-orang menemukan atau merumuskan teori-teori dalam ilmu tersebut. Salah satunya adalah Copernicus. Ia adalah ilmuwan yang memberikan pengaruh cukup besar pada pencetusan berbagai teori yang mampu membuka mata kita untuk melihat lebih jelas hal-hal yang berhubungan dengan sistem tata surya. Menariknya lagi, Copernicus bukan hanya berperan dalam ilmu pengetahuan, namun juga di dunia kristiani. Apa saja kontribusi Copernicus? Simaklah sajian kami ini untuk mendapatkan jawabannya. Selamat membaca.
Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org/ >
KARYA: NICOLAUS COPERNICUS
(1473 -- 1543) Ilmuwan Kristen
Nama Latinnya adalah Niclas Kopernik. Ia adalah penemu teori tata surya yang bersifat heliosentris (matahari sebagai pusat alam semesta). Ia lahir di Torun (Thorn), 19 Februari 1473, dan meninggal di Frauenburg, 24 Mei 1543.
Entah keluarganya asli dari Silesia atau dari Polandia, yang pasti bahwa ayahnya, Niclas, adalah seorang pedagang yang beremigrasi dari Krakow ke Torun, dan menikah dengan saudari perempuan Lucas Watzelrode, yang kelak menjadi Uskup Pangeran Ermland. Niclas memiliki empat orang anak. Anak sulung dan bungsunya, Andreas dan Nicolaus, menjalani karier di bidang keuskupan. Sementara putrinya yang lebih tua menjadi seorang biarawati Ordo Cisterciensis dan kepala asrama biarawati di Culm, dan putrinya yang lebih muda sudah menikah. Seluruh anggota keluarga mereka masuk dalam ordo ketiga St. Dominic. Nicolaus hampir berusia sepuluh tahun ketika ayahnya meninggal. Akan tetapi, pamannya, Lucas, mengambil hak asuh atas anak-anaknya dan memberikan pelatihan setingkat perguruan tinggi bagi anak-anak lelaki Niclas.
Nicolaus diterima sebagai mahasiswa di Krakow pada tahun 1491. Di sana, ia belajar kesusastraan kuno, matematika, dan perspektif. Profesor Blar, yang mengajar astronomi, adalah bagian dari sekolah Ptolemy. Sang uskup sendiri adalah mantan siswa di Bologna, lalu mengirim anak-anak laki-laki itu ke Italia. Pada tahun 1497, Nicolaus didaftarkan di Universitas Bologna dengan kewarganegaraan Jerman dan menjadi mahasiswa di fakultas hukum kanon. Ia juga belajar Bahasa Yunani dan menjadi murid Novarra, yang kemudian menjadi profesor astronomi. Untuk memperoleh dukungan yang diperlukan para keponakannya, sang uskup mendapati pilihan mereka sebagai peraturan gereja berdasarkan pasal peraturan Frauenburg (1497 -- 1498).
Pada musim semi tahun 1500, kedua bersaudara itu berangkat dari Bologna menuju Roma, untuk menghadiri perayaan tahun pembebasan (tahun Yobel). Menurut George Joachim, dengan nama keluarga "Rheticus" (karena asli seorang Feldkirch, di Rhaetia kuno) dan temannya Achilles Gasser, Copernicus mengajar ilmu astronomi di Kota Eternal. Di sana, ia menyadari bakatnya dalam menemukan teori astronomi baru. Kedua bersaudara itu mendapat izin cuti dua tahun dari peraturan Frauenburg untuk melanjutkan studi mereka. Dari tahun 1501 sampai tahun 1503, Nicolaus berada di Padua dan Ferrara untuk mempelajari kedokteran dan yurisprudensi. Di Ferrara, ia mendapat gelar sebagai Doktor dari Hukum Kanon/Peraturan Gereja, namun dokumen kelulusannya dari sekolah kedokteran tidak ditemukan. Keahliannya dalam profesi tersebut kemudian terbukti karena ketenarannya sebagai seorang dokter di Mahkamah Episcopal Heilsberg, di sanalah pamannya tinggal.
Setelah belajar di universitas, Copernicus mempraktikkan ilmu kedokteran selama 6 tahun (1506 -- 1512) di Heilsberg. Di sana, ia dibutuhkan oleh para uskup dan para bangsawan, terutama oleh orang-orang miskin yang ia layani secara gratis. Tidak ada dokumen yang menunjukkan bahwa Copernicus pernah menerima penghargaan yang lebih tinggi. Praktik kedokterannya yang hanya bersifat pribadi, tidak menjadi penghalang baginya untuk menjadi seorang rohaniwan. Hal ini menjadi kenyataan bahwa pada tahun 1537 Raja Sigismund dari Polandia menaruh namanya dalam daftar kandidat untuk posisi keuskupan Ermland, memungkinkan bahwa setidaknya dalam kehidupannya selanjutnya, ia memasuki kehidupan kerohanian. Setelah kematian pamannya pada tahun 1512, Copernicus berangkat ke Frauenburg untuk pemilihan uskup baru dan tinggal di sana sampai tahun 1516. Waktu itu, ia dinominasikan sebagai administrator keuskupan istana Allenstein. Setelah masa tinggalnya selama empat tahun berakhir, ia kembali pada peraturan di Frauenburg. Tiga tahun kemudian, sang uskup meninggal dan Copernicus menjadi administrator keuskupan. Kehidupan yang tenang di Heilsberg membuatnya memiliki waktu senggang untuk menerbitkan terjemahan Bahasa Latin dari surat-surat berbahasa Yunani dari Theophylac (1509). Pekerjaan-pekerjaan publiknya secara bertahap mengantarnya pada studi di bidang keuangan. Pada tahun 1522, ia menulis memorandum untuk reformasi moneter, dan lima tahun kemudian tulisannya berkembang menjadi risalah dalam Bahasa Latin. Kemungkinan besar, Raja Polandia secara mendasar menerima risalah tersebut (1528) dan Copernicus dinominasikan sebagai deputi penasihat peraturan keuangan di Prusia (1522 -- 1529).
Copernicus Sebagai Ahli Astronomi
Pekerjaannya yang beragam tidaklah mengacaukan Copernicus yang jenius dari pemikiran utama dalam hidupnya. Menara Heilsberg di Allenstein dan di Frauenburg sering kali menjadi tempat-tempat pengamatan, dan pekerjaan besarnya "Dalam Revolusi Tubuh Luar Angkasa" menjadi bukti bagi pengamatannya yang bersemangat atas matahari, bulan, dan planet-planet. Namanya menjadi terkenal pada awal tahun 1514 ketika Dewan Lateran dipanggil oleh Leo X untuk mengadakan rapat. Melalui Uskup Paul dari Fossombrone, mereka dimintai pendapatnya tentang pembaruan penanggalan gerejawi. Jawabannya adalah, bahwa lamanya masa satu tahun dan bulan serta pergerakan dari matahari serta bulan belum cukup diketahui untuk membuat suatu pembaruan. Namun, kejadian itu mendorongnya untuk menulis surat kepada Paul III, untuk membuat pengamatan yang lebih akurat. Tujuh puluh tahun kemudian, hal ini diterima sebagai dasar dari cara kerja penanggalan Gregorian.
Dua puluh lima tahun setelah kariernya di universitas, Copernicus berhasil menyelesaikan pekerjaan besarnya, setidaknya di dalam pemikirannya sendiri, setelah ia menahan rasa bimbangnya untuk jangka waktu yang lama, apakah akan menerbitkannya atau meniru para penganut Pythagoreans, yang mengirimkan misteri dari filosofi mereka hanya secara lisan kepada pengikutnya sendiri karena takut mendapat penghinaan dari orang banyak. Teman-temannya yang tertarik dengan teori baru, membujuknya untuk menulis. Setidaknya, sebuah gambaran abstrak bagi mereka, yaitu salinan-salinan naskah asli yang kemudian ditemukan di Vienna (1873) dan Stockholm (1878). Dalam komentarnya, Copernicus menyatakan bahwa dalam teorinya ada tujuh axioma, yang menggunakan rumus matematika pada prinsip kerjanya. Ini terjadi pada tahun 1531, atau dua belas tahun sebelum kematiannya. Dari sini, doktrin dari sistem heliosentris mulai menyebar. Pada tahun 1533, Albert Widmanstadt mengajar di hadapan Paus Clement VII mengenai sistem tata surya yang ditemukan Copernicus. Penghargaan untuknya tetap tersimpan dalam naskah kuno Yunani yang disimpan di perpustakaan negara di Munich. Tiga tahun kemudian, Copernicus didorong oleh Cardinal Schonberg, yang kemudian menjadi Uskup Besar di Capua, dalam sebuah surat, tertanggal 1 November 1536 di Roma, untuk menerbitkan temuannya. Atau, setidaknya untuk membuat salinan dengan biaya dari sang Kardinal. Namun, semua dorongan dari teman-temannya sia-sia, sampai seorang pemuda dikirim secara khusus kepadanya.
Pemuda itu adalah George Joachim Rheticus, yang berhenti dari kursinya sebagai pengajar matematika di Wittenberg untuk menghabiskan dua tahun di bawah bimbingan guru barunya (1539-41). Setelah hampir sepuluh minggu kedatangannya di Frauenburg, kemudian ia mengirim sebuah "Narasi Pertama" dari sistem tata surya yang baru kepada teman ilmiahnya Schöner di Nuremberg, dalam bentuk surat setebal 66 halaman, yang selanjutnya dicetak di Danzig (1540) dan Basle (1541). Rheticus selanjutnya mencari terbitan naskah asli dari bab awal pada pekerjaan besar atas pesawat dan trigonometri bintang/planet. Akhirnya, Copernicus, merasa bahwa 68 tahun masa hidupnya telah menghasilkan sesuatu, sehingga kemudian ia menulis surat kepada Paul III. Dalam suratnya itu, ia mendesak Kardinal Schonberg, Uskup Giese di Culm, dan orang-orang terpelajar lainnya untuk meminta naskah aslinya agar diterbitkan. Uskup Giese memerintahkan Rheticus, sebagai murid yang paling pintar dari sang guru besar, untuk mengedit pekerjaan tersebut. Maksud akhirnya adalah untuk membawa naskah asli ke Wittenberg dan menerbitkannya di universitas tersebut. Sayangnya, hal itu terhambat oleh pertentangan besar dari orang-orang yang menolak sistem temuan Copernicus. Akhirnya, hanya bab dari trigonometri yang dicetak (1542). Dua salinan dari "Narasi Pertama" dan risalah dari trigonometri, yang diberikan Rheticus kepada temannya Dr. Gasser, kemudian dipraktekkan dalam ilmu kedokteran di Fieldkirch. Tulisan ini dapat dilihat di perpustakaan Vatikan (Palat. IV, 585). Rheticus kemudian beralih pada Schöner di Nuremberg, yang bersama Osiander. Mereka menerima tugas itu dan bekerja sama dengan percetakan Petreius di kota yang sama. Sementara itu, Rheticus mencoba untuk mendapatkan kembali kursinya di Wittenberg. Namun, karena keterlibatannya pada pandangan Copernican membuatnya harus berhenti (1542) dan kembali ke Leipzig (1543). Kemudian, ia mencegah dirinya untuk memberi perhatian pribadi terhadap terbitan, atau kepada keahliannya sebagai penulis untuk mengurusnya. Bagian tubuh Copernicus sebelah kanan menjadi lumpuh, ingatan dan pikirannya menjadi lemah selama beberapa waktu sebelum kematiannya. Salinan pertama dari buku yang berjudul "Six Books on the Revolutions of the Celestial Orbits" diberikan padanya pada hari kematiannya. Beruntung, ia tidak dapat melihat apa yang telah dilakukan Osiander. Tokoh pembaruan ini mengetahui perilaku dari Luther dan Melanchthon yang melawan sistem heliosentris, dengan memperkenalkan kata "hipotesis" dalam judul halaman. Tanpa menyebutkan namanya sendiri, ia mengganti pendahuluan dari Copernicus dengan pendahuluan lain yang sangat bertolak belakang dengan semangat Teori Copernicus. Pendahuluan Osiander memperingatkan pembaca untuk tidak berharap apa pun dari astronomi, atau untuk menerima hipotesisnya sebagai kebenaran (ne stultior ab hac disciplinâ discedat, quam accesserit). Dedikasi terhadap Paus Paulus III akhirnya ditahan dan tulisan dari pekerjaan tersebut tetap utuh, seperti yang ditegaskan kemudian ketika diperoleh akses terhadap naskah asli, yang sekarang berada di perpustakaan keluarga para bangsawan Nostitz di Praha. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: www.newadvent.org
Alamat URL: http://www.newadvent.org/cathen/04352b.htm
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Judul artikel: Nicolaus Copernicus
Tanggal akses: 28 Mei 2013
TAHUKAH ANDA: TEORI MANUSIA HARUS SELARAS DENGAN ALKITAB
Perubahan yang dibuat Osiander pada mulanya meluputkan buku "De revolutionibus orbium coelestium" dari kecaman. Asronom dan fisikawan Italia, Galileo, belakangan menulis, "Sewaktu dicetak, buku itu diterima oleh gereja suci dan telah dibaca dan dipelajari oleh setiap orang tanpa sedikit pun kecurigaan bahwa gagasan ini bertentangan dengan doktrin-doktrin gereja. Namun, mengingat sekarang ada berbagai pengalaman dan bukti penting yang memperlihatkan bahwa gagasan itu memiliki bukti yang kuat, muncullah orang-orang yang hendak mendiskreditkan pengarangnya tanpa membaca bukunya sedikit pun".
Kaum Lutheran merupakan yang pertama-tama menyebut buku itu "tidak masuk akal". Gereja Katolik, meski pada mulanya tidak menyatakan kecaman, memutuskan bahwa buku itu bertentangan dengan doktrin resminya dan pada tahun 1616 mencantumkan karya Copernicus ke dalam buku-buku terlarang. Buku itu baru dicabut dari daftar ini pada tahun 1828. Dalam kata pengantarnya untuk terjemahan Bahasa Inggris dari buku itu, Charles Glenn Wallis menjelaskan, "Pertikaian antara Katolik dan Protestan membuat kedua sekte itu takut pada skandal apa pun yang tampaknya dapat merongrong respek terhadap Kegerejaan Alkitab, dan akibatnya mereka menjadi terlalu harfiah dalam membaca ayat Alkitab dan cenderung mengutuki setiap pernyataan yang dapat dianggap sebagai penyangkalan atas setiap penafsiran harfiah dari setiap ayat dalam Alkitab". Sebagai contoh, kisah yang dicatat dalam Yosua 10:13, yang menceritakan tentang Matahari yang dibuat tidak bergerak, digunakan untuk menegaskan bahwa Matahari, bukan bumi, yang biasanya bergerak. Mengenai anggapan bahwa teori Kopernikus bertentangan dengan ajaran Alkitab, Galileo menulis, "[Copernicus] tidak mengabaikan Alkitab, tetapi ia tahu betul bahwa jika doktrinnya terbukti, hal itu tidak akan bertentangan dengan Alkitab apabila ayat-ayatnya dipahami dengan benar."
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: wikipedia.org
Alamat URL: http://id.wikipedia.org/wiki/Nicolaus_Copernicus
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Judul artikel: Nicolaus Copernicus
Tanggal akses: 28 Mei 2013
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK AUDIO ALKITAB MP3
Apakah Anda ingin mengetahui lebih banyak informasi tentang Alkitab Audio? Kami mengajak Anda untuk bergabung dengan Facebook Alkitab Audio. Di sini, Anda akan mendapatkan banyak informasi tentang Alkitab Audio, di antaranya tentang update versi terjemahan Alkitab Audio dan kesaksian-kesaksian dari orang-orang yang telah menggunakan Alkitab Audio. Melalui Facebook ini, Anda juga dapat mengunjungi situs kami dan mendownload Alkitab Audio dari berbagai versi terjemahan Bahasa Indonesia, Bahasa Suku, dan Bahasa asing. Tunggu apa lagi? Bergabunglah dan jadilah penggemar kami sekarang juga!
=> http://fb.sabda.org/audio
Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: Doni K., Sigit, dan S. Setyawati
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Wednesday, May 29, 2013
BULETIN DOA - Edisi Mei 2013, Vol.05 No.79 -- Peperangan Rohani (2)
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
BULETIN DOA -- Peperangan Rohani (2)
Edisi Mei 2013, Vol.05 No.79
Shalom,
Edisi kali ini masih melanjutkan topik edisi sebelumnya, yaitu tentang "Peperangan Rohani". Apakah Anda sudah membaca edisi sebelumnya? Sejauh mana Anda mempelajari tentang peperangan rohani? Edisi ini akan mengupas tentang strategi yang harus kita persiapkan untuk menghadapi peperangan rohani. Karena tidak sedikit orang percaya yang tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi peperangan rohani, yang terjadi adalah kekalahan dan mulai jauh dari Tuhan. Maka dari itu, kita harus tetap waspada karena Iblis juga terus berusaha mencari kelemahan untuk menghancurkan kita. Terus berjaga-jaga dan bersandarlah kepada Tuhan.
Staf Redaksi e-Doa,
Sigit
< http://doa.sabda.org >
ARTIKEL DOA: PEPERANGAN ROHANI 2
Diringkas oleh: Novita Y.
Dalam menghadapi peperangan rohani, ada empat dimensi yang harus kita pertimbangkan dengan matang, yaitu senjata yang kita gunakan di dalam peperangan (sudah dibahas dalam edisi lalu, Red.), otoritas kerohanian kita, pertempuran kita melawan musuh, dan rencana tindakan kita.
Otoritas Rohani Kita
Yesus berbicara mengenai mengikat dan melepaskan dalam Matius 16. Ia menyatakan 3 hal penting: Mesias sudah datang (Matius 16:16), gereja sudah datang (Matius 16:18), dan kerajaan sudah datang (Matius 16:19).
"Mengikat" (bahasa Yunani 'deo') biasanya dipergunakan untuk mengikat binatang (Matius 12:29). Dalam konteks peperangan rohani, mengikat berarti membatasi kuasa setan dalam semua tingkatan. "Melepaskan" (bahasa Yunani 'luo') berarti melepaskan tali kasut (Lukas 13:16). Penting bagi kita untuk menyadari bahwa otoritas yang kita miliki untuk mengikat dan melepaskan di dalam nama Yesus tidak dapat dipergunakan sekehendak hati kita. Pengajaran Yesus dalam bahasa Yunaninya sesungguhnya berarti, "Apa yang kamu ikat di bumi akan sudah diikat di Surga, dan apa yang kamu lepaskan di bumi akan sudah terlepas di Surga." Ini menunjukkan pentingnya sinkronisasi antara Surga dan bumi (pertama-tama surga, baru kemudian bumi), dan mengingatkan kita betapa pentingnya mendengarkan suara Tuhan di dalam doa.
Bagaimanakah kita bisa mengetahui apa yang sedang Allah kerjakan di Surga? Perbedaan-perbedaan yang ada tentang firman Tuhan tidak dapat dihindarkan, dan kita tidak mungkin membuat persamaan karena ada beberapa pengertian yang saling tumpang tindih. Beberapa ahli teologi membuat suatu usulan dalam membedakan firman Tuhan yang disebut Logos dan Rhema. Logos adalah firman Allah yang kekal, yang tertulis di dalam ayat-ayat Alkitab dan telah dikanonkan. Sebagai contoh, melalui ayat-ayat Alkitab yang tertulis itu, kita bisa mengetahui bahwa dosa (hawa nafsu, kebencian, dll.) telah diikat di Surga. Kita tidak perlu melihat lebih jauh lagi bahwa kita sudah memiliki otoritas untuk mengikat kuasa-kuasa spiritual yang ada di belakang peperangan, penindasan, perlakuan kasar terhadap anak-anak, rasisme, atau pornografi karena firman Allah yang sudah tertulis memberikan informasi itu kepada kita.
Rhema dianggap sebagai firman Allah yang Dia ucapkan atau sesuatu yang kita cari langsung dari Bapa, dan Rhema tidak pernah bertentangan dengan firman Allah yang sudah tertulis. Contoh, kita ingin membeli sebuah rumah dan kita berdoa, "Tuhan, apakah yang ini?" Kita berdoa dan percaya bahwa Dia akan memberikan jawaban kepada kita. Kata-kata hikmat juga dianggap masuk ke dalam kategori Rhema (meskipun masih dipertanyakan). Bagaimana kita mengetahui bahwa sebuah Rhema itu benar? Bagaimanakah kita tahu apa yang kita dengar itu bukan sekadar imajinasi kita atau sesuatu yang berasal dari dunia, kedagingan, atau setan? Karunia-karunia roh, seperti karunia untuk bernubuat atau karunia untuk membeda-bedakan roh merupakan gambaran untuk masalah ini. Karunia-karunia tersebut sangat menolong. Begitu juga dengan pengalaman, kedewasaan, dan hubungan pribadi yang intim dengan Allah.
Peperangan Kita Melawan Musuh
Meremehkan kekuatan musuh merupakan bahaya utama, dan beberapa orang telah membayar harga yang mahal karena melakukannya. Kehati-hatian diperlukan di dalam peperangan rohani. Beberapa jenis tantangan musuh mengharuskan kita bergerak sedikit demi sedikit ke arah kehati-hatian. Tantangan-tantangan lainnya mengharuskan kita untuk menjadi lebih agresif. Peperangan kita melawan musuh digambarkan secara terperinci dalam Efesus 6. Karakteristik tulisan rasul Paulus adalah memakai kiasan campuran. Paulus secara bergantian memakai dua sinonim dalam menggambarkan peperangan kita melawan musuh, yakni pegulat dan prajurit.
a. Pegulat (Efesus 6:12)
Dalam budaya Graeco Roma, gulat merupakan olahraga utama. Tujuan seorang pegulat bukanlah melindungi dirinya sendiri, walaupun hal tersebut merupakan hal penting, melainkan menundukkan musuh melalui pertempuran fisik. Pemenang ada di atas dan yang kalah ada di bawah. Bahkan, beberapa jenis gulat Yunani diakhiri dengan kematian. Ketika Paulus mengatakan bahwa kita bergulat, dia tidak hanya mengacu pada dirinya sendiri, Silas, atau Timotius. Dia menunjuk kepada seluruh anggota tubuh Kristus yang sesungguhnya.
Pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap, dan roh-roh jahat di udara merupakan gambaran gerombolan iblis yang diutus oleh setan untuk mencuri, membunuh, membinasakan. Mereka adalah makhluk-makhluk yang harus kita perangi. Dalam banyak kasus, kita diperhadapkan dengan perjuangan melawan roh-roh di tingkat yang paling rendah. Mungkin beberapa dari antara kita diperhadapkan pada perjuangan melawan roh-roh di tingkat menengah yang bekerja melalui dukun, pelaku okultisme, penyebar aliran Zaman Baru (New Age), jimat-jimat, dsb.. Paulus berhadapan dengan salah satu dari perkara ini di Filipi, yaitu roh tenung yang menguasai seorang hamba perempuan. Roh ini merupakan roh tingkat tinggi sehingga berakibat dijebloskannya Paulus dan Silas ke dalam penjara (Kisah Para Rasul 16:16-24).
b. Prajurit
Seluruh perlengkapan senjata Allah merupakan pertahanan kita melawan musuh-musuh rohani. Cukup menarik bahwa perlengkapan senjata Romawi dirancang hanya untuk melindungi bagian depan seorang prajurit, bukan bagian belakangnya. Tujuannya adalah pada saat musuh mendekat, para prajurit bergerak maju ke arah musuh dan bukan melarikan diri. Tujuan akhirnya bukanlah untuk melindungi diri sendiri terhadap musuh, tetapi mengalahkan mereka. Sekali waktu, Jenderal Palton mengatakan bahwa kunci untuk memenangkan sebuah peperangan bukanlah memberikan hidup Anda bagi negara, melainkan melihat bahwa musuh memberikan hidupnya bagi negaranya.
Senjata setan adalah busur dan panah (Efesus 6:16). Senjata ini dipergunakan pada jarak tertentu. Adalah keinginan setan agar anak buahnya yang sudah ia persenjatai dengan baik tidak menyerang orang-orang Kristen dari jarak dekat. Sebaliknya, senjata orang Kristen adalah pedang, sebuah senjata jarak dekat. Setan mungkin akan terus memanah dari jarak tertentu dan kita harus mempergunakan perisai iman untuk melindungi diri kita.
Rencana Tindakan Kita
Yakobus 4:7-8 menyebutkan 2 hubungan -- ke atas dan ke luar, dengan 7 kata kerja -- 5 berbentuk aktif dan 2 berbentuk pasif.
a. Hubungan ke Atas -- Allah
Berikut ini adalah empat kata kerja bentuk aktif yang menggambarkan hubungan kita dengan Allah.
- Tunduk
Ini berarti, yang pertama dan yang utama adalah menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan mengakui bahwa Dia adalah Tuhan. Ketika kita melakukannya, kita masuk ke dalam keluarga Allah. Allah adalah Bapa kita. Ini merupakan situasi yang menyenangkan bagi kita untuk dapat bersama dengan Bapa dan berada dalam pangkuan-Nya, dan berbincang-bincang dengan-Nya.
- Mendekat
Ini artinya, kita harus menyediakan waktu bersama Bapa dan mengenal-Nya dengan baik.
- Menahirkan
Menahirkan tangan kita menunjukkan apa yang kita lakukan.
- Menyucikan
Menyucikan hati kita menunjukkan motivasi kita, apa yang kita pikirkan dan rasakan.
Jika kita melakukan keempat hal di atas, kata kerja bentuk pasif akan terlaksana, "Ia akan mendekat kepada kamu." Ini adalah tindakan Allah, bukan tindakan kita. Pada saat Dia mendekat kepada kita, keinginan utama kita hanyalah menaati-Nya. Kita ingin menyenangkan Dia yang begitu mengasihi kita.
b. Hubungan ke Luar -- Setan
Dalam hal ini, kita hanya mengenal satu bentuk kata kerja aktif: melawan. Jika kita mengambil tindakan melawan iblis, bentuk kata kerja pasif berlaku dan "dia akan lari dari padamu". Bagian ini merupakan saat yang menakutkan. Setan seperti seekor singa yang mengaum-aum. Siapakah yang akan pergi ke arah itu? Akan tetapi, kata kerjanya tidak "melarikan diri" atau "tinggal di luar hutan" atau "jangan pedulikan dia", tetapi lawan. Yesus sendiri telah mengalami proses ini. Di dalam kekekalan, Dia setara dengan Bapa. Akan tetapi, Dia telah mengosongkan diri-Nya dan menjadi sama dengan manusia (Filipi 2). Yesus harus datang ke bumi, hidup sebagai manusia, mengalami pencobaan seperti halnya kita, dan melawan iblis satu lawan satu; bukan sebagai Tuhan, melainkan sebagai seorang manusia.
Kedua belas murid telah bersama-sama dengan Yesus selama satu setengah tahun. Mereka telah bertumbuh untuk mengasihi Yesus dan saling mengasihi satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, saatnya telah tiba bahwa mereka harus melayani sendiri. Yesus mengatakan bahwa tuaian telah siap dituai, dan mereka harus pergi menuai dengan memberitakan kerajaan Allah dan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat. Setelah satu setengah tahun mereka bergerak ke atas, sekarang mereka harus bergerak ke luar. Hal ini menakutkan (Matius 10:16). Para murid taat, dan yang membuat mereka bersukacita adalah mereka memiliki kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang yang sakit (Markus 6:13). Kemudian, Yesus mengutus ketujuh puluh pengikut-Nya dan memberi mereka kuasa (Lukas 10:19).
Penting bagi kita untuk mempertahankan keseimbangan antar bergerak ke arah atas dan ke arah luar. Kita tidak boleh bergerak ke arah luar lebih cepat daripada bergerak ke arah atas. Gerakan ke arah atas adalah syarat yang sangat diperlukan untuk bergerak ke arah luar karena tidak ada satu pun yang kita lakukan berasal dari kekuatan kita sendiri, tetapi dari kekuatan yang sudah disediakan Allah melalui kita. Apa yang terjadi bila kita tidak seimbang? Bergerak ke arah atas tanpa bergerak ke arah luar merupakan bahaya ketidakefektifan dalam pelayanan. Akan tetapi, bergerak ke arah luar tanpa bergerak ke arah atas jauh lebih berbahaya. Kondisi demikian seumpama seekor domba di tengah-tengah serigala, tetapi tanpa perlindungan Gembala Agung.
Diringkas dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Roh-roh Teritotial
Penulis: C. Peter Wagner
Penerjemah: Drs. Josep T. dan Daniel S. E. P. Simamora
Penerbit: Yayasan Pekabaran Injil "IMMANUEL", Jakarta
Halaman: 15 -- 29
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK AUDIO ALKITAB MP3
Apakah Anda ingin mengetahui lebih banyak informasi tentang Alkitab Audio? Kami mengajak Anda untuk bergabung dengan Facebook Alkitab Audio. Di sini, Anda akan mendapatkan banyak informasi tentang Alkitab Audio, di antaranya tentang update versi terjemahan Alkitab Audio dan kesaksian-kesaksian dari orang-orang yang telah menggunakan Alkitab Audio. Melalui Facebook ini, Anda juga dapat mengunjungi situs kami dan mendownload Alkitab Audio dari berbagai versi terjemahan Bahasa Indonesia, Bahasa Suku, dan Bahasa asing. Tunggu apa lagi? Bergabunglah dan jadilah penggemar kami sekarang juga!
=> http://fb.sabda.org/audio
Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Ryan, Sigit dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
BULETIN DOA -- Peperangan Rohani (2)
Edisi Mei 2013, Vol.05 No.79
Shalom,
Edisi kali ini masih melanjutkan topik edisi sebelumnya, yaitu tentang "Peperangan Rohani". Apakah Anda sudah membaca edisi sebelumnya? Sejauh mana Anda mempelajari tentang peperangan rohani? Edisi ini akan mengupas tentang strategi yang harus kita persiapkan untuk menghadapi peperangan rohani. Karena tidak sedikit orang percaya yang tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi peperangan rohani, yang terjadi adalah kekalahan dan mulai jauh dari Tuhan. Maka dari itu, kita harus tetap waspada karena Iblis juga terus berusaha mencari kelemahan untuk menghancurkan kita. Terus berjaga-jaga dan bersandarlah kepada Tuhan.
Staf Redaksi e-Doa,
Sigit
< http://doa.sabda.org >
ARTIKEL DOA: PEPERANGAN ROHANI 2
Diringkas oleh: Novita Y.
Dalam menghadapi peperangan rohani, ada empat dimensi yang harus kita pertimbangkan dengan matang, yaitu senjata yang kita gunakan di dalam peperangan (sudah dibahas dalam edisi lalu, Red.), otoritas kerohanian kita, pertempuran kita melawan musuh, dan rencana tindakan kita.
Otoritas Rohani Kita
Yesus berbicara mengenai mengikat dan melepaskan dalam Matius 16. Ia menyatakan 3 hal penting: Mesias sudah datang (Matius 16:16), gereja sudah datang (Matius 16:18), dan kerajaan sudah datang (Matius 16:19).
"Mengikat" (bahasa Yunani 'deo') biasanya dipergunakan untuk mengikat binatang (Matius 12:29). Dalam konteks peperangan rohani, mengikat berarti membatasi kuasa setan dalam semua tingkatan. "Melepaskan" (bahasa Yunani 'luo') berarti melepaskan tali kasut (Lukas 13:16). Penting bagi kita untuk menyadari bahwa otoritas yang kita miliki untuk mengikat dan melepaskan di dalam nama Yesus tidak dapat dipergunakan sekehendak hati kita. Pengajaran Yesus dalam bahasa Yunaninya sesungguhnya berarti, "Apa yang kamu ikat di bumi akan sudah diikat di Surga, dan apa yang kamu lepaskan di bumi akan sudah terlepas di Surga." Ini menunjukkan pentingnya sinkronisasi antara Surga dan bumi (pertama-tama surga, baru kemudian bumi), dan mengingatkan kita betapa pentingnya mendengarkan suara Tuhan di dalam doa.
Bagaimanakah kita bisa mengetahui apa yang sedang Allah kerjakan di Surga? Perbedaan-perbedaan yang ada tentang firman Tuhan tidak dapat dihindarkan, dan kita tidak mungkin membuat persamaan karena ada beberapa pengertian yang saling tumpang tindih. Beberapa ahli teologi membuat suatu usulan dalam membedakan firman Tuhan yang disebut Logos dan Rhema. Logos adalah firman Allah yang kekal, yang tertulis di dalam ayat-ayat Alkitab dan telah dikanonkan. Sebagai contoh, melalui ayat-ayat Alkitab yang tertulis itu, kita bisa mengetahui bahwa dosa (hawa nafsu, kebencian, dll.) telah diikat di Surga. Kita tidak perlu melihat lebih jauh lagi bahwa kita sudah memiliki otoritas untuk mengikat kuasa-kuasa spiritual yang ada di belakang peperangan, penindasan, perlakuan kasar terhadap anak-anak, rasisme, atau pornografi karena firman Allah yang sudah tertulis memberikan informasi itu kepada kita.
Rhema dianggap sebagai firman Allah yang Dia ucapkan atau sesuatu yang kita cari langsung dari Bapa, dan Rhema tidak pernah bertentangan dengan firman Allah yang sudah tertulis. Contoh, kita ingin membeli sebuah rumah dan kita berdoa, "Tuhan, apakah yang ini?" Kita berdoa dan percaya bahwa Dia akan memberikan jawaban kepada kita. Kata-kata hikmat juga dianggap masuk ke dalam kategori Rhema (meskipun masih dipertanyakan). Bagaimana kita mengetahui bahwa sebuah Rhema itu benar? Bagaimanakah kita tahu apa yang kita dengar itu bukan sekadar imajinasi kita atau sesuatu yang berasal dari dunia, kedagingan, atau setan? Karunia-karunia roh, seperti karunia untuk bernubuat atau karunia untuk membeda-bedakan roh merupakan gambaran untuk masalah ini. Karunia-karunia tersebut sangat menolong. Begitu juga dengan pengalaman, kedewasaan, dan hubungan pribadi yang intim dengan Allah.
Peperangan Kita Melawan Musuh
Meremehkan kekuatan musuh merupakan bahaya utama, dan beberapa orang telah membayar harga yang mahal karena melakukannya. Kehati-hatian diperlukan di dalam peperangan rohani. Beberapa jenis tantangan musuh mengharuskan kita bergerak sedikit demi sedikit ke arah kehati-hatian. Tantangan-tantangan lainnya mengharuskan kita untuk menjadi lebih agresif. Peperangan kita melawan musuh digambarkan secara terperinci dalam Efesus 6. Karakteristik tulisan rasul Paulus adalah memakai kiasan campuran. Paulus secara bergantian memakai dua sinonim dalam menggambarkan peperangan kita melawan musuh, yakni pegulat dan prajurit.
a. Pegulat (Efesus 6:12)
Dalam budaya Graeco Roma, gulat merupakan olahraga utama. Tujuan seorang pegulat bukanlah melindungi dirinya sendiri, walaupun hal tersebut merupakan hal penting, melainkan menundukkan musuh melalui pertempuran fisik. Pemenang ada di atas dan yang kalah ada di bawah. Bahkan, beberapa jenis gulat Yunani diakhiri dengan kematian. Ketika Paulus mengatakan bahwa kita bergulat, dia tidak hanya mengacu pada dirinya sendiri, Silas, atau Timotius. Dia menunjuk kepada seluruh anggota tubuh Kristus yang sesungguhnya.
Pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap, dan roh-roh jahat di udara merupakan gambaran gerombolan iblis yang diutus oleh setan untuk mencuri, membunuh, membinasakan. Mereka adalah makhluk-makhluk yang harus kita perangi. Dalam banyak kasus, kita diperhadapkan dengan perjuangan melawan roh-roh di tingkat yang paling rendah. Mungkin beberapa dari antara kita diperhadapkan pada perjuangan melawan roh-roh di tingkat menengah yang bekerja melalui dukun, pelaku okultisme, penyebar aliran Zaman Baru (New Age), jimat-jimat, dsb.. Paulus berhadapan dengan salah satu dari perkara ini di Filipi, yaitu roh tenung yang menguasai seorang hamba perempuan. Roh ini merupakan roh tingkat tinggi sehingga berakibat dijebloskannya Paulus dan Silas ke dalam penjara (Kisah Para Rasul 16:16-24).
b. Prajurit
Seluruh perlengkapan senjata Allah merupakan pertahanan kita melawan musuh-musuh rohani. Cukup menarik bahwa perlengkapan senjata Romawi dirancang hanya untuk melindungi bagian depan seorang prajurit, bukan bagian belakangnya. Tujuannya adalah pada saat musuh mendekat, para prajurit bergerak maju ke arah musuh dan bukan melarikan diri. Tujuan akhirnya bukanlah untuk melindungi diri sendiri terhadap musuh, tetapi mengalahkan mereka. Sekali waktu, Jenderal Palton mengatakan bahwa kunci untuk memenangkan sebuah peperangan bukanlah memberikan hidup Anda bagi negara, melainkan melihat bahwa musuh memberikan hidupnya bagi negaranya.
Senjata setan adalah busur dan panah (Efesus 6:16). Senjata ini dipergunakan pada jarak tertentu. Adalah keinginan setan agar anak buahnya yang sudah ia persenjatai dengan baik tidak menyerang orang-orang Kristen dari jarak dekat. Sebaliknya, senjata orang Kristen adalah pedang, sebuah senjata jarak dekat. Setan mungkin akan terus memanah dari jarak tertentu dan kita harus mempergunakan perisai iman untuk melindungi diri kita.
Rencana Tindakan Kita
Yakobus 4:7-8 menyebutkan 2 hubungan -- ke atas dan ke luar, dengan 7 kata kerja -- 5 berbentuk aktif dan 2 berbentuk pasif.
a. Hubungan ke Atas -- Allah
Berikut ini adalah empat kata kerja bentuk aktif yang menggambarkan hubungan kita dengan Allah.
- Tunduk
Ini berarti, yang pertama dan yang utama adalah menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan mengakui bahwa Dia adalah Tuhan. Ketika kita melakukannya, kita masuk ke dalam keluarga Allah. Allah adalah Bapa kita. Ini merupakan situasi yang menyenangkan bagi kita untuk dapat bersama dengan Bapa dan berada dalam pangkuan-Nya, dan berbincang-bincang dengan-Nya.
- Mendekat
Ini artinya, kita harus menyediakan waktu bersama Bapa dan mengenal-Nya dengan baik.
- Menahirkan
Menahirkan tangan kita menunjukkan apa yang kita lakukan.
- Menyucikan
Menyucikan hati kita menunjukkan motivasi kita, apa yang kita pikirkan dan rasakan.
Jika kita melakukan keempat hal di atas, kata kerja bentuk pasif akan terlaksana, "Ia akan mendekat kepada kamu." Ini adalah tindakan Allah, bukan tindakan kita. Pada saat Dia mendekat kepada kita, keinginan utama kita hanyalah menaati-Nya. Kita ingin menyenangkan Dia yang begitu mengasihi kita.
b. Hubungan ke Luar -- Setan
Dalam hal ini, kita hanya mengenal satu bentuk kata kerja aktif: melawan. Jika kita mengambil tindakan melawan iblis, bentuk kata kerja pasif berlaku dan "dia akan lari dari padamu". Bagian ini merupakan saat yang menakutkan. Setan seperti seekor singa yang mengaum-aum. Siapakah yang akan pergi ke arah itu? Akan tetapi, kata kerjanya tidak "melarikan diri" atau "tinggal di luar hutan" atau "jangan pedulikan dia", tetapi lawan. Yesus sendiri telah mengalami proses ini. Di dalam kekekalan, Dia setara dengan Bapa. Akan tetapi, Dia telah mengosongkan diri-Nya dan menjadi sama dengan manusia (Filipi 2). Yesus harus datang ke bumi, hidup sebagai manusia, mengalami pencobaan seperti halnya kita, dan melawan iblis satu lawan satu; bukan sebagai Tuhan, melainkan sebagai seorang manusia.
Kedua belas murid telah bersama-sama dengan Yesus selama satu setengah tahun. Mereka telah bertumbuh untuk mengasihi Yesus dan saling mengasihi satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, saatnya telah tiba bahwa mereka harus melayani sendiri. Yesus mengatakan bahwa tuaian telah siap dituai, dan mereka harus pergi menuai dengan memberitakan kerajaan Allah dan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat. Setelah satu setengah tahun mereka bergerak ke atas, sekarang mereka harus bergerak ke luar. Hal ini menakutkan (Matius 10:16). Para murid taat, dan yang membuat mereka bersukacita adalah mereka memiliki kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang yang sakit (Markus 6:13). Kemudian, Yesus mengutus ketujuh puluh pengikut-Nya dan memberi mereka kuasa (Lukas 10:19).
Penting bagi kita untuk mempertahankan keseimbangan antar bergerak ke arah atas dan ke arah luar. Kita tidak boleh bergerak ke arah luar lebih cepat daripada bergerak ke arah atas. Gerakan ke arah atas adalah syarat yang sangat diperlukan untuk bergerak ke arah luar karena tidak ada satu pun yang kita lakukan berasal dari kekuatan kita sendiri, tetapi dari kekuatan yang sudah disediakan Allah melalui kita. Apa yang terjadi bila kita tidak seimbang? Bergerak ke arah atas tanpa bergerak ke arah luar merupakan bahaya ketidakefektifan dalam pelayanan. Akan tetapi, bergerak ke arah luar tanpa bergerak ke arah atas jauh lebih berbahaya. Kondisi demikian seumpama seekor domba di tengah-tengah serigala, tetapi tanpa perlindungan Gembala Agung.
Diringkas dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Roh-roh Teritotial
Penulis: C. Peter Wagner
Penerjemah: Drs. Josep T. dan Daniel S. E. P. Simamora
Penerbit: Yayasan Pekabaran Injil "IMMANUEL", Jakarta
Halaman: 15 -- 29
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK AUDIO ALKITAB MP3
Apakah Anda ingin mengetahui lebih banyak informasi tentang Alkitab Audio? Kami mengajak Anda untuk bergabung dengan Facebook Alkitab Audio. Di sini, Anda akan mendapatkan banyak informasi tentang Alkitab Audio, di antaranya tentang update versi terjemahan Alkitab Audio dan kesaksian-kesaksian dari orang-orang yang telah menggunakan Alkitab Audio. Melalui Facebook ini, Anda juga dapat mengunjungi situs kami dan mendownload Alkitab Audio dari berbagai versi terjemahan Bahasa Indonesia, Bahasa Suku, dan Bahasa asing. Tunggu apa lagi? Bergabunglah dan jadilah penggemar kami sekarang juga!
=> http://fb.sabda.org/audio
Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Ryan, Sigit dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
(e-RH) Mei 30 -- BUAH APA?
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 30 Mei 2013
Bacaan : Yohanes 15:1-8
Setahun: 2 Tawarikh 31-33
Nats: Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah
banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes
15:8)
Judul:
BUAH APA?
Suatu kali setelah seorang pendeta berkhotbah, seorang ahli bahasa
menghampiri dia. Ahli bahasa ini mengatakan bahwa ia mencatat banyak
sekali kesalahan yang pendeta tersebut lakukan dalam menggunakan
bahasa yang baik dan benar. Pendeta itu menjawab, "Dengan kebodohan
saya, saya telah mencoba sedapat mungkin untuk melayani Tuhan.
Dengan kepandaian Anda, apa yang sudah Anda perbuat bagi Tuhan?"
Sebanyak 7 kali kata berbuah disebutkan dalam perikop ini. Hal ini
menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar setiap orang
Kristen menghasilkan banyak buah bagi-Nya. Tuhan Yesus menegaskan,
berbuah adalah salah satu ciri dari seorang pengikut Kristus (ay.
8). Adapun yang perlu kita lakukan untuk dapat berbuah adalah
tinggal di dalam Tuhan Yesus (ay. 4-5). Adanya hubungan yang hidup
dan erat antara kita dan Tuhan Yesus itulah yang menjadikan hidup
kita berbuah. Adapun yang menjadi bagian Tuhan adalah membersihkan
kita agar lebih banyak berbuah (ay. 2).
Tuhan menginginkan hidup kita menghasilkan buah bagi-Nya. Buah yang
seperti apa? Kehidupan yang berubah dan perbuatan yang memuliakan
nama Tuhan. Sudahkah kita berbuah bagi Tuhan? Membawa jiwa kepada
Tuhan, memancarkan kasih dalam tindakan nyata sehari-hari,
mengerjakan tugas dengan jujur, itu adalah beberapa contoh perbuatan
yang memuliakan Tuhan kita. Karena itu, tinggallah di dalam Kristus,
bangunlah hubungan yang erat dengan Dia, agar buah-Nya semakin nyata
dalam hidup kita. --IRF
KITA ADALAH RANTING, YANG HANYA BERBUAH
DENGAN MELEKAT PADA POKOK ANGGUR.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/05/30/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/30/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+15:1-8
Yohanes 15:1-8
1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan
setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih
banyak berbuah.
3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu.
4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak,
sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar
seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam
kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
menerimanya.
8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah
banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?2+Tawarikh+31-33
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Tawarikh+31-33
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 30 Mei 2013
Bacaan : Yohanes 15:1-8
Setahun: 2 Tawarikh 31-33
Nats: Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah
banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes
15:8)
Judul:
BUAH APA?
Suatu kali setelah seorang pendeta berkhotbah, seorang ahli bahasa
menghampiri dia. Ahli bahasa ini mengatakan bahwa ia mencatat banyak
sekali kesalahan yang pendeta tersebut lakukan dalam menggunakan
bahasa yang baik dan benar. Pendeta itu menjawab, "Dengan kebodohan
saya, saya telah mencoba sedapat mungkin untuk melayani Tuhan.
Dengan kepandaian Anda, apa yang sudah Anda perbuat bagi Tuhan?"
Sebanyak 7 kali kata berbuah disebutkan dalam perikop ini. Hal ini
menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar setiap orang
Kristen menghasilkan banyak buah bagi-Nya. Tuhan Yesus menegaskan,
berbuah adalah salah satu ciri dari seorang pengikut Kristus (ay.
8). Adapun yang perlu kita lakukan untuk dapat berbuah adalah
tinggal di dalam Tuhan Yesus (ay. 4-5). Adanya hubungan yang hidup
dan erat antara kita dan Tuhan Yesus itulah yang menjadikan hidup
kita berbuah. Adapun yang menjadi bagian Tuhan adalah membersihkan
kita agar lebih banyak berbuah (ay. 2).
Tuhan menginginkan hidup kita menghasilkan buah bagi-Nya. Buah yang
seperti apa? Kehidupan yang berubah dan perbuatan yang memuliakan
nama Tuhan. Sudahkah kita berbuah bagi Tuhan? Membawa jiwa kepada
Tuhan, memancarkan kasih dalam tindakan nyata sehari-hari,
mengerjakan tugas dengan jujur, itu adalah beberapa contoh perbuatan
yang memuliakan Tuhan kita. Karena itu, tinggallah di dalam Kristus,
bangunlah hubungan yang erat dengan Dia, agar buah-Nya semakin nyata
dalam hidup kita. --IRF
KITA ADALAH RANTING, YANG HANYA BERBUAH
DENGAN MELEKAT PADA POKOK ANGGUR.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/05/30/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/30/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+15:1-8
Yohanes 15:1-8
1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan
setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih
banyak berbuah.
3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu.
4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak,
sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar
seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam
kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
menerimanya.
8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah
banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?2+Tawarikh+31-33
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Tawarikh+31-33
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
[i-kan-humor] [e-Humor] 2207 Mei/2013
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-Humor
2207, Mei 2013
Shalom,
Pada banyak adegan lucu dalam sebuah drama, seorang tokoh biasanya akan melakukan kebodohan ini: memakai setrika sebagai ponsel. Nah, bisa Anda bayangkan 'kan, apa yang kemudian terjadi saat si tokoh mendapat telepon dari seseorang? Ia akan menempelkan ponsel -- maksud saya, setrika itu -- ke telinganya! Ia pun mengaduh karena kesakitan, dan penonton akan tertawa terbahak-bahak. e-Humor mempunyai cerita humor yang hampir mirip, tetapi pasti lebih lucu hehehe. Simak yuk sekarang!
Pemimpin Redaksi e-Humor,
Amy G.
< ami(at)in-christ.net >
< http://humor.sabda.org/ >
2207. TELEPON
Jono berpapasan dengan Joni, teman sekolahnya, di sebuah pusat perbelanjaan.
Jono: Hei Joni, telinga kanan loe kenapa tuh, sampai terbakar gitu?
Joni: Iya nih. (Joni memegangi telinganya yang sakit) Kemarin gue lagi menyetrika baju, tiba-tiba ada telepon. Refleks gue tempelin tuh setrika ke telinga gue.
Jono: Nah, kalau telinga kiri loe kenapa juga tuh bisa terbakar gitu?
Joni: Si penelepon itu menelepon lagi!!!
Jono: ????
[Sumber diambil dan disunting dari: http://yukketawa.blogspot.com/2008/05/telpon.html]
Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya. (Amsal 26:11) < http://alkitab.sabda.org?Amsal+26:11 >
STOP PRESS: PUBLIKASI E-PENULIS: REFERENSI BAGI PENULIS KRISTEN
Anda tertarik dengan dunia tulis-menulis? Anda memerlukan referensi berkualitas untuk mengembangkan kemampuan tulis-menulis Anda?
Bagi Anda penulis Kristen, Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > telah menyediakan Publikasi e-Penulis. Sejak tahun 2004, Publikasi e-Penulis < http://sabda.org/publikasi/e-penulis/ > telah melayani ribuan pelanggannya dengan bahan-bahan bermutu seputar pelayanan penulisan. Artikel tentang literatur Kristen maupun umum, kiat penulisan, kaidah penggunaan Bahasa Indonesia, tokoh penulis, serta ulasan situs-situs kepenulisan bisa Anda dapatkan secara GRATIS dalam e-Penulis!
Tunggu apa lagi? Segeralah berlangganan publikasi e-Penulis secara GRATIS dengan mengirimkan email kosong ke: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org > atau ke < penulis(at)sabda.org >
Kunjungi pula situs Pelitaku (Penulis Literatur Kristen dan Umum) di: < http://pelitaku.sabda.org/ >
Selamat menikmati pelayanan kami dan teruslah berkarya!
Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Amy G., Yusak, dan Yegar
Berlangganan: subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-Humor
2207, Mei 2013
Shalom,
Pada banyak adegan lucu dalam sebuah drama, seorang tokoh biasanya akan melakukan kebodohan ini: memakai setrika sebagai ponsel. Nah, bisa Anda bayangkan 'kan, apa yang kemudian terjadi saat si tokoh mendapat telepon dari seseorang? Ia akan menempelkan ponsel -- maksud saya, setrika itu -- ke telinganya! Ia pun mengaduh karena kesakitan, dan penonton akan tertawa terbahak-bahak. e-Humor mempunyai cerita humor yang hampir mirip, tetapi pasti lebih lucu hehehe. Simak yuk sekarang!
Pemimpin Redaksi e-Humor,
Amy G.
< ami(at)in-christ.net >
< http://humor.sabda.org/ >
2207. TELEPON
Jono berpapasan dengan Joni, teman sekolahnya, di sebuah pusat perbelanjaan.
Jono: Hei Joni, telinga kanan loe kenapa tuh, sampai terbakar gitu?
Joni: Iya nih. (Joni memegangi telinganya yang sakit) Kemarin gue lagi menyetrika baju, tiba-tiba ada telepon. Refleks gue tempelin tuh setrika ke telinga gue.
Jono: Nah, kalau telinga kiri loe kenapa juga tuh bisa terbakar gitu?
Joni: Si penelepon itu menelepon lagi!!!
Jono: ????
[Sumber diambil dan disunting dari: http://yukketawa.blogspot.com/2008/05/telpon.html]
Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya. (Amsal 26:11) < http://alkitab.sabda.org?Amsal+26:11 >
STOP PRESS: PUBLIKASI E-PENULIS: REFERENSI BAGI PENULIS KRISTEN
Anda tertarik dengan dunia tulis-menulis? Anda memerlukan referensi berkualitas untuk mengembangkan kemampuan tulis-menulis Anda?
Bagi Anda penulis Kristen, Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > telah menyediakan Publikasi e-Penulis. Sejak tahun 2004, Publikasi e-Penulis < http://sabda.org/publikasi/e-penulis/ > telah melayani ribuan pelanggannya dengan bahan-bahan bermutu seputar pelayanan penulisan. Artikel tentang literatur Kristen maupun umum, kiat penulisan, kaidah penggunaan Bahasa Indonesia, tokoh penulis, serta ulasan situs-situs kepenulisan bisa Anda dapatkan secara GRATIS dalam e-Penulis!
Tunggu apa lagi? Segeralah berlangganan publikasi e-Penulis secara GRATIS dengan mengirimkan email kosong ke: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org > atau ke < penulis(at)sabda.org >
Kunjungi pula situs Pelitaku (Penulis Literatur Kristen dan Umum) di: < http://pelitaku.sabda.org/ >
Selamat menikmati pelayanan kami dan teruslah berkarya!
Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Amy G., Yusak, dan Yegar
Berlangganan: subscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-humor(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Edisi 638/Mei 2013 -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (V)
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (V)
638/Mei/V/2013
Salam damai Kristus,
Untuk melibatkan orang tua dalam pelayanan anak, pengurus pelayan anak di gereja perlu menetapkan beberapa strategi. Dalam edisi akhir bulan Mei ini, redaksi menyajikan pengalaman dari beberapa pengurus pelayan anak yang sudah sukses melibatkan orang tua dalam pelayanan mereka. Kiranya bisa menjadi ide bagi gereja-gereja di Indonesia untuk membuka lebih lebar pintu keterlibatan orang tua dalam pelayanan anak di gereja. Selamat membaca.
Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >
"Libatkanlah orang tua dalam pelayanan anak di gereja karena orang tua membutuhkan hal itu untuk menolong mereka mengajarkan nilai-nilai kebenaran tentang Allah kepada anaknya." (DW)
TIP: MENYUKSESKAN KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PELAYANAN ANAK
Orang tua masa kini adalah orang-orang yang sulit dimengerti. Mereka memang kembali ke gereja, tetapi enggan terlibat di dalamnya. Mereka asing dengan kebiasaan untuk mengajar anak-anak mereka tentang kebenaran Allah, tetapi mereka tahu bahwa gereja sanggup menolong mereka dalam hal ini. Mereka ingin membantu gereja, tetapi mereka tidak memiliki banyak waktu untuk melakukannya.
Dan, kita membutuhkan orang tua dalam pelayanan anak, tetapi bingung bagaimana cara membuat orang tua bisa berkomitmen dalam pelayanan tersebut.
Melibatkan orang tua dalam pelayanan anak sebenarnya tidak sesulit bayangan kita. Para pelayan anak yang telah sukses melibatkan orang tua dalam pelayanan anak membagikan enam rahasia kesuksesan mereka:
1. Tumbuhkan Mentalitas Investasi (Terlibat dalam Pelayanan Anak Merupakan "Investasi" Rohani)
Para orang tua masa kini membutuhkan bantuan untuk mengajarkan nilai-nilai kebenaran kepada anak-anak mereka. Mereka pun mencari bantuan tersebut di gereja. Banyak orang tua yang telah menolak nilai-nilai dari orang tuanya dahulu, tetapi mereka juga tidak tahu bagaimana mengomunikasikan nilai-nilai kebenaran kepada anak-anak mereka. Manfaatkanlah program-program dalam pelayanan anak untuk melatih orang tua mengasuh anak dan bagaimana mereka bisa mengomunikasikan kebenaran Allah kepada anak.
Mark Savage, seorang pendeta anak-anak di Illinois, berkata, "Jika orang tua merasa tidak nyaman mendiskusikan hal-hal yang rohani dengan anak-anak mereka, mereka dapat melakukan itu dalam pelayanan anak di gereja. Ada orang tua yang mungkin tidak tahu tentang cerita-cerita Alkitab sehingga pelayanan anak di gereja adalah kesempatan yang baik bagi mereka untuk mempelajari kembali cerita-cerita Alkitab dan menerapkannya. Dengan itu, mereka pun dapat membantu anak mereka untuk menerapkan cerita-cerita Alkitab itu dalam kehidupan."
2. Layani Kebutuhan Orang Tua
Jangan terkejut dengan hal-hal yang belum diketahui oleh orang tua. Ada relawan pelayan anak yang tidak "dibesarkan" dalam gereja. Ia adalah salah satu orang tua dari murid sekolah minggu. Suatu hari, dia memanggil koordinator pelayanan anak dan bertanya, "Di mana saya dapat membeli roti manna untuk alat peraga cerita minggu depan?"
Pastikan bahwa gereja memiliki sumber daya dan pelatihan yang dibutuhkan oleh orang tua. Karena banyak orang tua yang merasa tidak mampu atau merasa rendah dalam pelayanan mengajar, mereka perlu tahu bahwa kita berada di pihak mereka. Susan Grover, direktur pelayanan anak-anak di California, berkata, "Para orang tua ada di sini untuk melayani kita, tetapi yang terutama adalah kita di sini untuk melayani mereka. Jadi, setiap pelayan di gereja kami memiliki sikap 'Bagaimana saya bisa mendukung Anda? Bagaimana saya melayani Anda saat Anda melayani?' Kami membantu orang tua untuk bertumbuh dan matang dalam perjalanan rohani mereka bersama Tuhan."
3. Jalinlah Relasi/Hubungan
Di gereja, mungkin banyak orang tua tunggal atau keluarga yang telah beberapa kali pindah mendambakan persahabatan melalui gereja. Jadi, kunci penting untuk merekrut orang tua dalam pelayan anak adalah dengan mengembangkan hubungan pribadi. Jalinlah relasi dengan orang setiap waktu, sebelum atau sesudah kebaktian, setelah pertemuan doa, atau jika ada pertemuan-pertemuan lain di gereja. Biarkan mereka tahu bahwa kita ingin menjadi teman mereka.
Jangan membuat orang tua merasa sulit untuk mendekati kita atau guru-guru sekolah minggu yang lain. Beberapa orang tua mungkin tidak merasa bahwa kita sebenarnya terbuka untuk "jiwa baru". Kita bisa membuat ciri khusus bagi guru-guru, misalnya dengan mencantumkan tulisan khusus di kaos atau membuat kaos seragam, sehingga para orang tua lebih mudah mendekati kita. Biarkan orang tua tahu bahwa secara sukarela mereka dapat bergabung dalam tim. Pada dasarnya, orang tua ingin tetap bisa melakukan kontak lagi dengan orang-orang yang mereka temui dalam gereja, termasuk dengan para pelayan anak.
4. Biarkan Orang Tua Melakukan Apa yang Mereka Nikmati ketika Melayani Anak-Anak
Kurt Jarvis, seorang koordinator komisi pelayanan anak dan keluarga di New Jersey berkata, "Pola perekrutan sukarelawan di sekolah minggu harus disesuaikan dengan kondisi demografis. Daripada berkata, 'Kami hanya bisa melakukan pelayanan anak jika memiliki seratus orang relawan untuk mengajar selama 52 minggu dalam setahun,' lebih baik katakan, 'Apa yang akan Anda lakukan dalam pelayanan anak? Kami akan senang jika Anda bisa membantu, tidak peduli metode atau cara apa pun yang Anda suka lakukan untuk melayani anak-anak ini.'" Jika kita tidak memiliki cukup banyak orang untuk menjalankan pelayanan kita, pangkaslah beberapa program yang belum prioritas.
Sesuaikan program dalam sekolah minggu dengan cara mencocokkan talenta masing-masing orang sesuai kebutuhan dalam pelayanan. George Pritchard, seorang pendeta dari pelayanan keluarga di Oregon, memiliki relawan yang bertanggung jawab untuk "mencocokkan" talenta dan tugas dalam pelayanan. Ia mulai dengan mengenali orang, dan setelah menemukan kekuatan dan bakat mereka, ia menugaskan mereka di bidang yang dapat memaksimalkan mereka untuk melayani Tuhan dan anak-anak.
Program pelayanan anak dapat berkembang dengan pendekatan ini. Jika orang tua bisa menjadi dan melakukan apa yang mereka suka dalam sebuah pelayanan anak, kita akan memiliki pelayan-pelayan yang bersemangat. Adanya antusiasme dalam diri pelayan sekolah minggu dapat menjadi cara untuk menyampaikan kepada anak mengenai arti kegembiraan dalam mengikuti Yesus. Dengan membiarkan orang tua melakukan apa yang mereka senangi, mereka akan menerima undangan untuk terlibat dalam pelayanan anak dengan lebih mudah.
5. Tawarkan Berbagai Tingkatan Komitmen
Susan Bunch, seorang pendeta untuk anak-anak di California, menggunakan bakat dan keterampilan orang tua untuk Sekolah Alkitab Liburan (SAL). Dalam acara tersebut, orang tua mendaftar untuk mengajarkan mata pelajaran umum, seperti tentang hewan, memasak, pertukangan, dan sebagainya. Namun, untuk setiap mata pelajaran tersebut, orang tua harus menghubungkannya dengan Tuhan dan Alkitab.
Awalnya, orang tua hanya diminta menjadi guru pengganti. Namun, dalam perjalanan selanjutnya, mereka bisa mendapatkan tawaran untuk meningkatkan komitmen dalam pelayanan. Orang tua bisa menjadi guru tetap dan dipersilakan menentukan waktu-waktu mengajar yang efektif bagi mereka. Mereka boleh berkomitmen untuk mengajar sebulan sekali, atau mengajar khusus pada masa liburan, dan sebagainya.
6. Berinovasi!
Orang tua masa kini lebih berkembang menuju keberagaman. Ubahlah struktur program dalam sekolah minggu jika dengan cara itulah orang tua justru bisa terlibat lebih banyak. Jika orang tua terlalu sibuk untuk membantu pada siang hari, adakan kegiatan pada malam hari (seperti ide untuk mengadakan SAL pada malam hari). Dengan begitu, akan ada lebih banyak orang tua yang dapat terlibat dalam pelayanan anak.
Dari semua ide di atas, ingatlah untuk membiarkan Tuhan memainkan peran utama dalam pelayanan anak di gereja kita. Dengan begitu, kita tidak akan kecewa! Kita tidak akan kecewa! Seperti yang dikatakan Susan Grover, "Aku selalu berdoa terlebih dahulu karena Tuhanlah yang tahu lebih banyak tentang orang-orang yang ingin terlibat dalam pelayanan anak. Jadi, Tuhanlah yang memimpin saya untuk menemukan orang-orang tersebut." (t/Davida)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Children's ministry
Judul asli artikel: Six Secrets to Getting Parents to Commit
Penulis: Janice Long
Alamat URL: childrensministry.com/articles/6-secrets-to-getting-parents-to-commit
Tanggal akses: 8 April 2013
STOP PRESS: PUBLIKASI E-KONSEL: BAHAN-BAHAN PELAYANAN KONSELING KRISTEN
Seiring dengan pesatnya perkembanganya dunia, kompleksitas masalah hidup pun semakin meningkat dengan berbagai variasinya. Manusia tidak hanya membutuhkan dan mencari materi. Penguatan, bimbingan, dan penghiburan pun menjadi "kebutuhan" yang penting di tengah kesasakan dan rupa-rupa masalah kehidupan. Ini adalah kesempatan besar bagi orang percaya untuk melayani sesama dalam pelayanan bimbingan yang alkitabiah! Anda ingin mendapat perlengkapan yang lebih dalam bidang pelayanan konseling?
Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > mengajak Anda untuk bergabung menjadi pelanggan Publikasi e-Konsel! Publikasi e-Konsel menyajikan artikel, bimbingan alkitabiah, tanya-jawab, komunitas konselor, tips, dan masih banyak kolom lainnya untuk memperlengkapi Anda. Cara berlangganan sangat mudah dan GRATIS! Kirimkanlah email Anda ke < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > atau ke < konsel(at)sabda.org > dan setiap minggunya Anda akan memperoleh bahan-bahan tertulis dalam email Anda. Jika Anda rindu ambil bagian dalam pelayanan konseling, jangan ragu untuk berlangganan publikasi e-Konsel.
Dapatkan arsip e-Konsel sejak tahun 2001 di: < http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/ >
Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-BinaAnak -- Melibatkan Orang Tua dalam Pelayanan Anak (V)
638/Mei/V/2013
Salam damai Kristus,
Untuk melibatkan orang tua dalam pelayanan anak, pengurus pelayan anak di gereja perlu menetapkan beberapa strategi. Dalam edisi akhir bulan Mei ini, redaksi menyajikan pengalaman dari beberapa pengurus pelayan anak yang sudah sukses melibatkan orang tua dalam pelayanan mereka. Kiranya bisa menjadi ide bagi gereja-gereja di Indonesia untuk membuka lebih lebar pintu keterlibatan orang tua dalam pelayanan anak di gereja. Selamat membaca.
Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/ >
"Libatkanlah orang tua dalam pelayanan anak di gereja karena orang tua membutuhkan hal itu untuk menolong mereka mengajarkan nilai-nilai kebenaran tentang Allah kepada anaknya." (DW)
TIP: MENYUKSESKAN KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PELAYANAN ANAK
Orang tua masa kini adalah orang-orang yang sulit dimengerti. Mereka memang kembali ke gereja, tetapi enggan terlibat di dalamnya. Mereka asing dengan kebiasaan untuk mengajar anak-anak mereka tentang kebenaran Allah, tetapi mereka tahu bahwa gereja sanggup menolong mereka dalam hal ini. Mereka ingin membantu gereja, tetapi mereka tidak memiliki banyak waktu untuk melakukannya.
Dan, kita membutuhkan orang tua dalam pelayanan anak, tetapi bingung bagaimana cara membuat orang tua bisa berkomitmen dalam pelayanan tersebut.
Melibatkan orang tua dalam pelayanan anak sebenarnya tidak sesulit bayangan kita. Para pelayan anak yang telah sukses melibatkan orang tua dalam pelayanan anak membagikan enam rahasia kesuksesan mereka:
1. Tumbuhkan Mentalitas Investasi (Terlibat dalam Pelayanan Anak Merupakan "Investasi" Rohani)
Para orang tua masa kini membutuhkan bantuan untuk mengajarkan nilai-nilai kebenaran kepada anak-anak mereka. Mereka pun mencari bantuan tersebut di gereja. Banyak orang tua yang telah menolak nilai-nilai dari orang tuanya dahulu, tetapi mereka juga tidak tahu bagaimana mengomunikasikan nilai-nilai kebenaran kepada anak-anak mereka. Manfaatkanlah program-program dalam pelayanan anak untuk melatih orang tua mengasuh anak dan bagaimana mereka bisa mengomunikasikan kebenaran Allah kepada anak.
Mark Savage, seorang pendeta anak-anak di Illinois, berkata, "Jika orang tua merasa tidak nyaman mendiskusikan hal-hal yang rohani dengan anak-anak mereka, mereka dapat melakukan itu dalam pelayanan anak di gereja. Ada orang tua yang mungkin tidak tahu tentang cerita-cerita Alkitab sehingga pelayanan anak di gereja adalah kesempatan yang baik bagi mereka untuk mempelajari kembali cerita-cerita Alkitab dan menerapkannya. Dengan itu, mereka pun dapat membantu anak mereka untuk menerapkan cerita-cerita Alkitab itu dalam kehidupan."
2. Layani Kebutuhan Orang Tua
Jangan terkejut dengan hal-hal yang belum diketahui oleh orang tua. Ada relawan pelayan anak yang tidak "dibesarkan" dalam gereja. Ia adalah salah satu orang tua dari murid sekolah minggu. Suatu hari, dia memanggil koordinator pelayanan anak dan bertanya, "Di mana saya dapat membeli roti manna untuk alat peraga cerita minggu depan?"
Pastikan bahwa gereja memiliki sumber daya dan pelatihan yang dibutuhkan oleh orang tua. Karena banyak orang tua yang merasa tidak mampu atau merasa rendah dalam pelayanan mengajar, mereka perlu tahu bahwa kita berada di pihak mereka. Susan Grover, direktur pelayanan anak-anak di California, berkata, "Para orang tua ada di sini untuk melayani kita, tetapi yang terutama adalah kita di sini untuk melayani mereka. Jadi, setiap pelayan di gereja kami memiliki sikap 'Bagaimana saya bisa mendukung Anda? Bagaimana saya melayani Anda saat Anda melayani?' Kami membantu orang tua untuk bertumbuh dan matang dalam perjalanan rohani mereka bersama Tuhan."
3. Jalinlah Relasi/Hubungan
Di gereja, mungkin banyak orang tua tunggal atau keluarga yang telah beberapa kali pindah mendambakan persahabatan melalui gereja. Jadi, kunci penting untuk merekrut orang tua dalam pelayan anak adalah dengan mengembangkan hubungan pribadi. Jalinlah relasi dengan orang setiap waktu, sebelum atau sesudah kebaktian, setelah pertemuan doa, atau jika ada pertemuan-pertemuan lain di gereja. Biarkan mereka tahu bahwa kita ingin menjadi teman mereka.
Jangan membuat orang tua merasa sulit untuk mendekati kita atau guru-guru sekolah minggu yang lain. Beberapa orang tua mungkin tidak merasa bahwa kita sebenarnya terbuka untuk "jiwa baru". Kita bisa membuat ciri khusus bagi guru-guru, misalnya dengan mencantumkan tulisan khusus di kaos atau membuat kaos seragam, sehingga para orang tua lebih mudah mendekati kita. Biarkan orang tua tahu bahwa secara sukarela mereka dapat bergabung dalam tim. Pada dasarnya, orang tua ingin tetap bisa melakukan kontak lagi dengan orang-orang yang mereka temui dalam gereja, termasuk dengan para pelayan anak.
4. Biarkan Orang Tua Melakukan Apa yang Mereka Nikmati ketika Melayani Anak-Anak
Kurt Jarvis, seorang koordinator komisi pelayanan anak dan keluarga di New Jersey berkata, "Pola perekrutan sukarelawan di sekolah minggu harus disesuaikan dengan kondisi demografis. Daripada berkata, 'Kami hanya bisa melakukan pelayanan anak jika memiliki seratus orang relawan untuk mengajar selama 52 minggu dalam setahun,' lebih baik katakan, 'Apa yang akan Anda lakukan dalam pelayanan anak? Kami akan senang jika Anda bisa membantu, tidak peduli metode atau cara apa pun yang Anda suka lakukan untuk melayani anak-anak ini.'" Jika kita tidak memiliki cukup banyak orang untuk menjalankan pelayanan kita, pangkaslah beberapa program yang belum prioritas.
Sesuaikan program dalam sekolah minggu dengan cara mencocokkan talenta masing-masing orang sesuai kebutuhan dalam pelayanan. George Pritchard, seorang pendeta dari pelayanan keluarga di Oregon, memiliki relawan yang bertanggung jawab untuk "mencocokkan" talenta dan tugas dalam pelayanan. Ia mulai dengan mengenali orang, dan setelah menemukan kekuatan dan bakat mereka, ia menugaskan mereka di bidang yang dapat memaksimalkan mereka untuk melayani Tuhan dan anak-anak.
Program pelayanan anak dapat berkembang dengan pendekatan ini. Jika orang tua bisa menjadi dan melakukan apa yang mereka suka dalam sebuah pelayanan anak, kita akan memiliki pelayan-pelayan yang bersemangat. Adanya antusiasme dalam diri pelayan sekolah minggu dapat menjadi cara untuk menyampaikan kepada anak mengenai arti kegembiraan dalam mengikuti Yesus. Dengan membiarkan orang tua melakukan apa yang mereka senangi, mereka akan menerima undangan untuk terlibat dalam pelayanan anak dengan lebih mudah.
5. Tawarkan Berbagai Tingkatan Komitmen
Susan Bunch, seorang pendeta untuk anak-anak di California, menggunakan bakat dan keterampilan orang tua untuk Sekolah Alkitab Liburan (SAL). Dalam acara tersebut, orang tua mendaftar untuk mengajarkan mata pelajaran umum, seperti tentang hewan, memasak, pertukangan, dan sebagainya. Namun, untuk setiap mata pelajaran tersebut, orang tua harus menghubungkannya dengan Tuhan dan Alkitab.
Awalnya, orang tua hanya diminta menjadi guru pengganti. Namun, dalam perjalanan selanjutnya, mereka bisa mendapatkan tawaran untuk meningkatkan komitmen dalam pelayanan. Orang tua bisa menjadi guru tetap dan dipersilakan menentukan waktu-waktu mengajar yang efektif bagi mereka. Mereka boleh berkomitmen untuk mengajar sebulan sekali, atau mengajar khusus pada masa liburan, dan sebagainya.
6. Berinovasi!
Orang tua masa kini lebih berkembang menuju keberagaman. Ubahlah struktur program dalam sekolah minggu jika dengan cara itulah orang tua justru bisa terlibat lebih banyak. Jika orang tua terlalu sibuk untuk membantu pada siang hari, adakan kegiatan pada malam hari (seperti ide untuk mengadakan SAL pada malam hari). Dengan begitu, akan ada lebih banyak orang tua yang dapat terlibat dalam pelayanan anak.
Dari semua ide di atas, ingatlah untuk membiarkan Tuhan memainkan peran utama dalam pelayanan anak di gereja kita. Dengan begitu, kita tidak akan kecewa! Kita tidak akan kecewa! Seperti yang dikatakan Susan Grover, "Aku selalu berdoa terlebih dahulu karena Tuhanlah yang tahu lebih banyak tentang orang-orang yang ingin terlibat dalam pelayanan anak. Jadi, Tuhanlah yang memimpin saya untuk menemukan orang-orang tersebut." (t/Davida)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Children's ministry
Judul asli artikel: Six Secrets to Getting Parents to Commit
Penulis: Janice Long
Alamat URL: childrensministry.com/articles/6-secrets-to-getting-parents-to-commit
Tanggal akses: 8 April 2013
STOP PRESS: PUBLIKASI E-KONSEL: BAHAN-BAHAN PELAYANAN KONSELING KRISTEN
Seiring dengan pesatnya perkembanganya dunia, kompleksitas masalah hidup pun semakin meningkat dengan berbagai variasinya. Manusia tidak hanya membutuhkan dan mencari materi. Penguatan, bimbingan, dan penghiburan pun menjadi "kebutuhan" yang penting di tengah kesasakan dan rupa-rupa masalah kehidupan. Ini adalah kesempatan besar bagi orang percaya untuk melayani sesama dalam pelayanan bimbingan yang alkitabiah! Anda ingin mendapat perlengkapan yang lebih dalam bidang pelayanan konseling?
Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > mengajak Anda untuk bergabung menjadi pelanggan Publikasi e-Konsel! Publikasi e-Konsel menyajikan artikel, bimbingan alkitabiah, tanya-jawab, komunitas konselor, tips, dan masih banyak kolom lainnya untuk memperlengkapi Anda. Cara berlangganan sangat mudah dan GRATIS! Kirimkanlah email Anda ke < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > atau ke < konsel(at)sabda.org > dan setiap minggunya Anda akan memperoleh bahan-bahan tertulis dalam email Anda. Jika Anda rindu ambil bagian dalam pelayanan konseling, jangan ragu untuk berlangganan publikasi e-Konsel.
Dapatkan arsip e-Konsel sejak tahun 2001 di: < http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/ >
Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
[i-kan-kisah] [KISAH] Edisi 329 -- Sebuah Kanvas Kosong
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
KISAH -- Sebuah Kanvas Kosong
Edisi 329, 29 Mei 2013
Salam kasih,
Sering kali, keadaan fisik yang kurang sempurna membuat kita kurang bisa bersyukur. Ada yang merasa hidungnya kurang mancung, matanya kurang lebar, tubuhnya kurang tinggi, dan sebagainya. Namun, seperti apa pun keadaan fisik kita, itu merupakan pemberian Tuhan yang luar biasa dan harus disyukuri.
Dalam KISAH kali ini, kita melihat bagaimana Allah bisa memakai kekurangan seseorang menjadi alat untuk menyaksikan kebaikan-Nya. Bahkan, seorang yang tuli dan 'beringas' pun bisa Allah pakai untuk mendatangkan kemuliaan bagi-Nya. Sebab, kita diciptakan bagi Dia, yang layak menerima segala pujian, hormat, dan kemuliaan sampai selamanya. Amin.
Staf Redaksi KISAH,
Yegar
<http://kesaksian.sabda.org/>
SEBUAH KANVAS KOSONG
Hubungan mereka diawali dengan sesuatu yang tidak dapat dikatakan ramah.
"Pada akhir tahun pelajaran, ia berkata, 'Saya tidak menyukai Ibu dan saya tidak akan mengambil kelas Ibu tahun depan.' Saya berkata, 'Tidak masalah. Ibu juga tidak begitu suka mengajar kamu,'" kenang Jo Butcher, seorang guru seni di Sekolah Menengah Glendale.
Jo terbiasa mengajar murid-murid yang memiliki kebutuhan khusus di kelasnya. Ia sendiri menderita disleksia dan karena itu ia berempati pada Ara Dona (seorang siswa tingkat pertama). Namun, keadaan Ara yang tuli tetap tidak dapat menjadi alasan untuk menjadi seorang "katalisator untuk mengacau di kelas". Setelah hampir tiga puluh tahun menjadi seorang guru, Jo menyerah terhadap kenyataan yang sering ditemuinya: kadang-kadang, Anda tidak dapat menjangkau setiap siswa.
Ara muncul lagi pada tahun berikutnya, terlambat dua minggu. Ia terpaksa karena tidak ada kelas lain yang cocok dengan jadwalnya. "Ara belajar di kelas mengukir, kelas menggambar, dan kelas melukis tingkat lanjutan yang saya ajar dan duduk bersama murid-murid yang lebih tua, para senior," kata Jo. "Saat itu, saya dapat melihat bahwa ia lebih serius dan lebih dewasa. Setitik cahaya baru saja menyala."
Ara dan keluarganya berimigrasi ke Amerika Serikat dari Armenia ketika ia masih kecil. Ia tinggal bersama kakek dan neneknya di Glendale, di sebuah apartemen kecil yang hanya memiliki satu kamar tidur. Ia tidur di sofa. Kakeknya menderita pikun dan neneknya, yang hanya dapat sedikit berbahasa Inggris, adalah sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan Ara. Hubungan dengan ayahnya tidak berjalan dengan baik. Meskipun ia yang mendorong Ara untuk mengambil seni bela diri, hubungan antara mereka berdua amat renggang. Ara mencapai sabuk hitam tingkat tiga, bahkan pernah dipantau oleh Tim Olimpiade Amerika Serikat, meskipun akhirnya masalah kekurangan biaya menghempaskan mimpi-mimpi tersebut. Tidak diragukan lagi, Ara memiliki sebuah semangat yang membara, tetapi dorongan semangat itu bercampur dengan kemarahan. Ketika ia masuk ke kelas Jo, ia adalah seorang remaja yang pemurung dengan tinggi badan sekitar 187 cm, rambut keriting berwarna hitam, alis hitam yang tebal dan kusut. Singkat kata, penampilannya mengintimidasi.
"Apa pun yang saya ajarkan [kepada Ara] tidak cukup," kata Jo. "Dia selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan [tentang seni] sampai membuat saya jengkel. Ia mengikuti saya seperti bayangan, sampai akhirnya saya bertanya, 'Apa yang kamu inginkan?' Ia menjawab, 'Saya ingin belajar sebanyak yang saya mampu. Saya ingin tahu apa yang Ibu ketahui.'"
Jo pernah membicarakan tentang Ara dengan suaminya, tetapi ia tidak pernah benar-benar berdoa bagi Ara. Jo merasa "Roh Kudus mengatakan kepadanya untuk memberi pemuda itu waktu sebanyak-banyaknya". Jo pun setuju untuk memberi Ara kesempatan menjadi muridnya usai sekolah jika Ara berjanji tidak akan terlambat atau tidak masuk tanpa alasan yang tepat. Ara pun berjanji, dan ia tidak pernah melanggar janjinya. Selama dua tahun, kedua orang ini melukis dengan rajin sampai malam hari, kadang-kadang sampai tengah malam. "Keajaiban baru saja terjadi kepadanya," kata Jo. "Guru yang lain pun memperhatikan hal itu. Seni bela diri memberinya kemampuan untuk berkonsentrasi. Dia mengenal rasa sakit dari bekerja keras."
Ketika talenta Ara mulai meraih penghargaan dan beasiswa, keluarganya mulai mengerti bahwa menjadi seorang seniman adalah pekerjaan yang serius baginya. Mereka menyerahkan sebagian perwalian Ara kepada Jo, dan membiarkan Jo mengatur urusan membangun karier seni Ara. Jo menemukan seorang akuntan pajak yang bertugas mengawasi uang yang Ara dapatkan dari penghargaan yang diterimanya, dan mengirim dia untuk belajar di Florence Art Academy. Keluarga Butcher ikut bersama Ara ke Florence untuk beberapa saat, untuk membantunya menyesuaikan diri dengan kehidupan mandiri yang jauh dari rumah. Kenaifan Ara tentang kenyataan dunia ini membuat dia mengajukan pertanyaan lagi. Suami Jo akan mengirimkan Alkitab dan buku-buku Kristen kepadanya. "Suami saya menjadi seorang panutan bagi Ara," kata Jo. "Ara mengenal kekristenan, tetapi tidak pernah ke gereja. Suami saya berhati-hati untuk tidak memaksakan kekristenan kepadanya, tetapi selalu menyediakan diri ketika Ara ingin bertanya. Ketika ia pergi ke Florence, suami saya menumpangkan tangan kepadanya. Ara mengatakan bahwa ia tidak pernah mengenal seseorang seperti suami saya.'"
Ara cukup beruntung dapat menemukan seorang teman dari Amerika yang beragama Kristen di Florence untuk memelihara imannya. Musim panas lalu, Ara dibaptis di Florence. Ia bergabung dengan keluarga Butcher (yang telah menjadi jemaat LAC selama lebih dari tiga puluh tahun) untuk beribadah di Lake Avenue Church selama libur musim panas. "Karena ia tidak dapat berbicara dengan baik, ia harus menjadi saksi Kristus di dalam keadaannya," kata Jo. "Ara mengatakan bahwa cara pendeta Waybright membawa Alkitab selama kebaktian dan mengatakan bahwa Alkitab adalah firman Allah merupakan hal yang berarti baginya. Ia ingin menjadi seorang seniman yang menunjukkan bakat yang diberikan Tuhan kepadanya. Ia ingin orang-orang merasakan bagaimana Tuhan tinggal di dalam dirinya melalui kesaksian yang penuh perasaan melalui karya seni. Nenek Ara berkata, 'Kami mencintai dirinya yang sekarang karena dia telah menemukan Kristus di dalam hidupnya. Ia seorang yang saleh dan hal itu sangat mengagumkan.'"
Jo, yang sekarang sudah pensiun dari mengajar kelas, akan selalu membawa cinta bagi murid-muridnya. "Saya ingin mengajar seakan-akan mengajar adalah sebuah karunia. Ini bukan kelas saya. Ini kelas-Nya.
(t/yusak)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul Majalah: SEASONS Vol.14 No.1, Maret-April-Mei, Musim Semi 2009
Penulis Artikel: Karly Pierre
Penerbit: Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 13
POKOK DOA
1. Mari kita bersyukur kepada Tuhan Yesus atas keadaan kita. Setiap kelebihan dan kekurangan yang kita miliki merupakan pemberian Allah yang luar biasa.
2. Berdoa kepada Tuhan Yesus bagi sahabat, keluarga, dan orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus secara fisik. Biarlah mereka tetap semangat menjalani hidup dan tidak putus asa.
3. Berdoa kepada Tuhan Yesus untuk saudara-saudara seiman di seluruh dunia yang menyandang cacat supaya mereka mengalami pengalaman rohani bersama Tuhan Yesus yang melaluinya nama Allah dipermuliakan.
"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
< http://alkitab.sabda.org/?Roma 11:36 >
Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Doni K., Bayu, dan Yegar
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
KISAH -- Sebuah Kanvas Kosong
Edisi 329, 29 Mei 2013
Salam kasih,
Sering kali, keadaan fisik yang kurang sempurna membuat kita kurang bisa bersyukur. Ada yang merasa hidungnya kurang mancung, matanya kurang lebar, tubuhnya kurang tinggi, dan sebagainya. Namun, seperti apa pun keadaan fisik kita, itu merupakan pemberian Tuhan yang luar biasa dan harus disyukuri.
Dalam KISAH kali ini, kita melihat bagaimana Allah bisa memakai kekurangan seseorang menjadi alat untuk menyaksikan kebaikan-Nya. Bahkan, seorang yang tuli dan 'beringas' pun bisa Allah pakai untuk mendatangkan kemuliaan bagi-Nya. Sebab, kita diciptakan bagi Dia, yang layak menerima segala pujian, hormat, dan kemuliaan sampai selamanya. Amin.
Staf Redaksi KISAH,
Yegar
<http://kesaksian.sabda.org/>
SEBUAH KANVAS KOSONG
Hubungan mereka diawali dengan sesuatu yang tidak dapat dikatakan ramah.
"Pada akhir tahun pelajaran, ia berkata, 'Saya tidak menyukai Ibu dan saya tidak akan mengambil kelas Ibu tahun depan.' Saya berkata, 'Tidak masalah. Ibu juga tidak begitu suka mengajar kamu,'" kenang Jo Butcher, seorang guru seni di Sekolah Menengah Glendale.
Jo terbiasa mengajar murid-murid yang memiliki kebutuhan khusus di kelasnya. Ia sendiri menderita disleksia dan karena itu ia berempati pada Ara Dona (seorang siswa tingkat pertama). Namun, keadaan Ara yang tuli tetap tidak dapat menjadi alasan untuk menjadi seorang "katalisator untuk mengacau di kelas". Setelah hampir tiga puluh tahun menjadi seorang guru, Jo menyerah terhadap kenyataan yang sering ditemuinya: kadang-kadang, Anda tidak dapat menjangkau setiap siswa.
Ara muncul lagi pada tahun berikutnya, terlambat dua minggu. Ia terpaksa karena tidak ada kelas lain yang cocok dengan jadwalnya. "Ara belajar di kelas mengukir, kelas menggambar, dan kelas melukis tingkat lanjutan yang saya ajar dan duduk bersama murid-murid yang lebih tua, para senior," kata Jo. "Saat itu, saya dapat melihat bahwa ia lebih serius dan lebih dewasa. Setitik cahaya baru saja menyala."
Ara dan keluarganya berimigrasi ke Amerika Serikat dari Armenia ketika ia masih kecil. Ia tinggal bersama kakek dan neneknya di Glendale, di sebuah apartemen kecil yang hanya memiliki satu kamar tidur. Ia tidur di sofa. Kakeknya menderita pikun dan neneknya, yang hanya dapat sedikit berbahasa Inggris, adalah sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan Ara. Hubungan dengan ayahnya tidak berjalan dengan baik. Meskipun ia yang mendorong Ara untuk mengambil seni bela diri, hubungan antara mereka berdua amat renggang. Ara mencapai sabuk hitam tingkat tiga, bahkan pernah dipantau oleh Tim Olimpiade Amerika Serikat, meskipun akhirnya masalah kekurangan biaya menghempaskan mimpi-mimpi tersebut. Tidak diragukan lagi, Ara memiliki sebuah semangat yang membara, tetapi dorongan semangat itu bercampur dengan kemarahan. Ketika ia masuk ke kelas Jo, ia adalah seorang remaja yang pemurung dengan tinggi badan sekitar 187 cm, rambut keriting berwarna hitam, alis hitam yang tebal dan kusut. Singkat kata, penampilannya mengintimidasi.
"Apa pun yang saya ajarkan [kepada Ara] tidak cukup," kata Jo. "Dia selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan [tentang seni] sampai membuat saya jengkel. Ia mengikuti saya seperti bayangan, sampai akhirnya saya bertanya, 'Apa yang kamu inginkan?' Ia menjawab, 'Saya ingin belajar sebanyak yang saya mampu. Saya ingin tahu apa yang Ibu ketahui.'"
Jo pernah membicarakan tentang Ara dengan suaminya, tetapi ia tidak pernah benar-benar berdoa bagi Ara. Jo merasa "Roh Kudus mengatakan kepadanya untuk memberi pemuda itu waktu sebanyak-banyaknya". Jo pun setuju untuk memberi Ara kesempatan menjadi muridnya usai sekolah jika Ara berjanji tidak akan terlambat atau tidak masuk tanpa alasan yang tepat. Ara pun berjanji, dan ia tidak pernah melanggar janjinya. Selama dua tahun, kedua orang ini melukis dengan rajin sampai malam hari, kadang-kadang sampai tengah malam. "Keajaiban baru saja terjadi kepadanya," kata Jo. "Guru yang lain pun memperhatikan hal itu. Seni bela diri memberinya kemampuan untuk berkonsentrasi. Dia mengenal rasa sakit dari bekerja keras."
Ketika talenta Ara mulai meraih penghargaan dan beasiswa, keluarganya mulai mengerti bahwa menjadi seorang seniman adalah pekerjaan yang serius baginya. Mereka menyerahkan sebagian perwalian Ara kepada Jo, dan membiarkan Jo mengatur urusan membangun karier seni Ara. Jo menemukan seorang akuntan pajak yang bertugas mengawasi uang yang Ara dapatkan dari penghargaan yang diterimanya, dan mengirim dia untuk belajar di Florence Art Academy. Keluarga Butcher ikut bersama Ara ke Florence untuk beberapa saat, untuk membantunya menyesuaikan diri dengan kehidupan mandiri yang jauh dari rumah. Kenaifan Ara tentang kenyataan dunia ini membuat dia mengajukan pertanyaan lagi. Suami Jo akan mengirimkan Alkitab dan buku-buku Kristen kepadanya. "Suami saya menjadi seorang panutan bagi Ara," kata Jo. "Ara mengenal kekristenan, tetapi tidak pernah ke gereja. Suami saya berhati-hati untuk tidak memaksakan kekristenan kepadanya, tetapi selalu menyediakan diri ketika Ara ingin bertanya. Ketika ia pergi ke Florence, suami saya menumpangkan tangan kepadanya. Ara mengatakan bahwa ia tidak pernah mengenal seseorang seperti suami saya.'"
Ara cukup beruntung dapat menemukan seorang teman dari Amerika yang beragama Kristen di Florence untuk memelihara imannya. Musim panas lalu, Ara dibaptis di Florence. Ia bergabung dengan keluarga Butcher (yang telah menjadi jemaat LAC selama lebih dari tiga puluh tahun) untuk beribadah di Lake Avenue Church selama libur musim panas. "Karena ia tidak dapat berbicara dengan baik, ia harus menjadi saksi Kristus di dalam keadaannya," kata Jo. "Ara mengatakan bahwa cara pendeta Waybright membawa Alkitab selama kebaktian dan mengatakan bahwa Alkitab adalah firman Allah merupakan hal yang berarti baginya. Ia ingin menjadi seorang seniman yang menunjukkan bakat yang diberikan Tuhan kepadanya. Ia ingin orang-orang merasakan bagaimana Tuhan tinggal di dalam dirinya melalui kesaksian yang penuh perasaan melalui karya seni. Nenek Ara berkata, 'Kami mencintai dirinya yang sekarang karena dia telah menemukan Kristus di dalam hidupnya. Ia seorang yang saleh dan hal itu sangat mengagumkan.'"
Jo, yang sekarang sudah pensiun dari mengajar kelas, akan selalu membawa cinta bagi murid-muridnya. "Saya ingin mengajar seakan-akan mengajar adalah sebuah karunia. Ini bukan kelas saya. Ini kelas-Nya.
(t/yusak)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul Majalah: SEASONS Vol.14 No.1, Maret-April-Mei, Musim Semi 2009
Penulis Artikel: Karly Pierre
Penerbit: Lake Avenue Church, Pasadena
Halaman: 13
POKOK DOA
1. Mari kita bersyukur kepada Tuhan Yesus atas keadaan kita. Setiap kelebihan dan kekurangan yang kita miliki merupakan pemberian Allah yang luar biasa.
2. Berdoa kepada Tuhan Yesus bagi sahabat, keluarga, dan orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus secara fisik. Biarlah mereka tetap semangat menjalani hidup dan tidak putus asa.
3. Berdoa kepada Tuhan Yesus untuk saudara-saudara seiman di seluruh dunia yang menyandang cacat supaya mereka mengalami pengalaman rohani bersama Tuhan Yesus yang melaluinya nama Allah dipermuliakan.
"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
< http://alkitab.sabda.org/?Roma 11:36 >
Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Doni K., Bayu, dan Yegar
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Tuesday, May 28, 2013
[i-kan-binaguru] Anak Broken Home
--------------------------------------------------------------------- e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU ---------------------------------------------------------------------
Shallom,
Rekan - rekan guru, saya mempunyai beberapa pertanyaan, semoga ada yang bisa memberikan jawabannya.
1. Mengapa seorang suami tega menyelingkuhi istrinya dan bahkan meninggalkan keluarganya?
2. Apa yang harus dilakukan si anak dalam menghadapi situasi keluarganya yang broken home?
3. Bagaimana caranya agar si anak dapat memaafkan papanya dan menghilangkan kepahitan di hatinya tersebut?
4. Bagaimana caranya menghilangkan trauma si anak terhadap kaum adam?
Terima kasih, GBU
--------------------------------------------------------------------- Bergabung kirim e-mail ke:Berhenti kirim e-mail ke: Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru ---------------------------------------------------------------------
(e-RH) Mei 29 -- CARA PANDANG ALLAH
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 29 Mei 2013
Bacaan : Hakim-hakim 6:11-24
Setahun: 2 Tawarikh 28-30
Nats: Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku
Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum
keluargaku. (Hakim-hakim 6:15)
Judul:
CARA PANDANG ALLAH
Tidak semua orang memiliki sikap percaya diri yang tinggi.
Kebanyakan orang malah cenderung memandang rendah kemampuan dirinya.
Kita merasa lebih lemah dari orang lain. Kita merasa belum cukup
pengalaman. Atau, kita bukan berasal dari keluarga yang terkenal
atau kaya.
Gideon mengalami krisis percaya diri ketika Allah hendak
mengangkatnya sebagai hakim. Ketika malaikat Tuhan menyebutnya
sebagai pahlawan yang gagah berani, jelas ia tidak percaya. Ia
merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan bangsanya. Ia
memandang kelemahan dirinya jika dibandingkan dengan kaum dan
bangsanya. Namun, cara Allah memandang Gideon berbeda dari cara
Gideon memandang dirinya. Allah mengukur kemampuan Gideon bukan dari
usianya yang masih muda dan kaumnya yang kecil, tetapi karena Allah
berjanji akan menyertainya. Itulah alasan Allah mengutusnya sebagai
hakim bagi Israel.
Bisa jadi kita tidak dapat melakukan hal-hal yang besar karena kita
memandang diri kita terlalu rendah. Kita menganggap diri kita tak
mungkin melakukannya. Padahal, Allah selalu memandang kita dengan
cara yang berbeda. Ukuran Allah berbeda dengan ukuran dunia. Allah
menyatakan kita berharga, siapa pun kita di mata manusia. Karena
itu, jangan ragu meraih kesempatan yang Allah sediakan. Awal untuk
membangun kepercayaan diri adalah menghargai kemampuan yang Allah
anugerahkan dan berserah kepada penyertaan Allah. Dengan modal itu,
kita dapat berkarya menciptakan masa depan yang lebih baik. --IGR
JANGAN MEMANDANG PADA BESARNYA TANTANGAN YANG KITA HADAPI;
PANDANGLAH BETAPA BESAR ALLAH YANG MENYERTAI.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/05/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Hakim-hakim+6:11-24
Hakim-hakim 6:11-24
11 Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon
tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang
Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur
agar tersembunyi bagi orang Midian.
12 Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman
kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang
gagah berani."
13 Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami,
mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala
perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek
moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN
telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN
membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang
Midian."
14 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah
dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari
cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!"
15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan
kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling
kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda
di antara kaum keluargaku."
16 Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai
engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu
sampai habis."
17 Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih
karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau
sendirilah yang berfirman kepadaku.
18 Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu
membawa persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu."
Firman-Nya: "Aku akan tinggal, sampai engkau kembali."
19 Masuklah Gideon ke dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan
roti yang tidak beragi dari seefa tepung; ditaruhnya daging itu
ke dalam bakul dan kuahnya ke dalam periuk, dibawanya itu
kepada-Nya ke bawah pohon tarbantin, lalu disuguhkannya.
20 Berfirmanlah Malaikat Allah kepadanya: "Ambillah daging dan roti
yang tidak beragi itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan
curahkan kuahnya." Maka diperbuatnya demikian.
21 Dan Malaikat TUHAN mengulurkan tongkat yang ada di tangan-Nya;
dengan ujungnya disinggung-Nya daging dan roti itu; maka
timbullah api dari batu itu dan memakan habis daging dan roti
itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari pandangannya.
22 Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya:
"Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat
Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka."
23 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan
takut, engkau tidak akan mati."
24 Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya:
TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di
Ofra, kota orang Abiezer.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?2+Tawarikh+28-30
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Tawarikh+28-30
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 29 Mei 2013
Bacaan : Hakim-hakim 6:11-24
Setahun: 2 Tawarikh 28-30
Nats: Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku
Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum
keluargaku. (Hakim-hakim 6:15)
Judul:
CARA PANDANG ALLAH
Tidak semua orang memiliki sikap percaya diri yang tinggi.
Kebanyakan orang malah cenderung memandang rendah kemampuan dirinya.
Kita merasa lebih lemah dari orang lain. Kita merasa belum cukup
pengalaman. Atau, kita bukan berasal dari keluarga yang terkenal
atau kaya.
Gideon mengalami krisis percaya diri ketika Allah hendak
mengangkatnya sebagai hakim. Ketika malaikat Tuhan menyebutnya
sebagai pahlawan yang gagah berani, jelas ia tidak percaya. Ia
merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan bangsanya. Ia
memandang kelemahan dirinya jika dibandingkan dengan kaum dan
bangsanya. Namun, cara Allah memandang Gideon berbeda dari cara
Gideon memandang dirinya. Allah mengukur kemampuan Gideon bukan dari
usianya yang masih muda dan kaumnya yang kecil, tetapi karena Allah
berjanji akan menyertainya. Itulah alasan Allah mengutusnya sebagai
hakim bagi Israel.
Bisa jadi kita tidak dapat melakukan hal-hal yang besar karena kita
memandang diri kita terlalu rendah. Kita menganggap diri kita tak
mungkin melakukannya. Padahal, Allah selalu memandang kita dengan
cara yang berbeda. Ukuran Allah berbeda dengan ukuran dunia. Allah
menyatakan kita berharga, siapa pun kita di mata manusia. Karena
itu, jangan ragu meraih kesempatan yang Allah sediakan. Awal untuk
membangun kepercayaan diri adalah menghargai kemampuan yang Allah
anugerahkan dan berserah kepada penyertaan Allah. Dengan modal itu,
kita dapat berkarya menciptakan masa depan yang lebih baik. --IGR
JANGAN MEMANDANG PADA BESARNYA TANTANGAN YANG KITA HADAPI;
PANDANGLAH BETAPA BESAR ALLAH YANG MENYERTAI.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/05/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/05/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Hakim-hakim+6:11-24
Hakim-hakim 6:11-24
11 Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon
tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang
Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur
agar tersembunyi bagi orang Midian.
12 Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman
kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang
gagah berani."
13 Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami,
mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala
perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek
moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN
telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN
membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang
Midian."
14 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah
dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari
cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!"
15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan
kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling
kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda
di antara kaum keluargaku."
16 Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai
engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu
sampai habis."
17 Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih
karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau
sendirilah yang berfirman kepadaku.
18 Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu
membawa persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu."
Firman-Nya: "Aku akan tinggal, sampai engkau kembali."
19 Masuklah Gideon ke dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan
roti yang tidak beragi dari seefa tepung; ditaruhnya daging itu
ke dalam bakul dan kuahnya ke dalam periuk, dibawanya itu
kepada-Nya ke bawah pohon tarbantin, lalu disuguhkannya.
20 Berfirmanlah Malaikat Allah kepadanya: "Ambillah daging dan roti
yang tidak beragi itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan
curahkan kuahnya." Maka diperbuatnya demikian.
21 Dan Malaikat TUHAN mengulurkan tongkat yang ada di tangan-Nya;
dengan ujungnya disinggung-Nya daging dan roti itu; maka
timbullah api dari batu itu dan memakan habis daging dan roti
itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari pandangannya.
22 Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya:
"Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat
Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka."
23 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan
takut, engkau tidak akan mati."
24 Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya:
TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di
Ofra, kota orang Abiezer.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?2+Tawarikh+28-30
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/2+Tawarikh+28-30
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
[i-kan-misi] [e-JEMMi] Edisi 17/Mei/2013 -- Fletcher Brockman
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-JEMMi -- Fletcher Brockman
No.21, Vol.16, Mei 2013
Shalom,
Para pelayan misi adalah hamba Tuhan yang tak hanya berkutat dengan teologi, tetapi juga menjadi hamba bagi umat manusia, yang melayani kebutuhan-kebutuhan yang dilihatnya pada sesamanya. Pada edisi e-JEMMi kali ini, kami akan mengajak Anda untuk mengenal Fletcher Brockman, seorang pelayan misi yang juga mendedikasikan dirinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berada di sekitarnya. Pada edisi ini, kami juga mengajak Anda untuk berdoa bagi Bangladesh yang baru saja dihantam Badai Mahasen beberapa waktu yang lalu. Kiranya apa yang kami sajikan pada edisi ini menjadi berkat dan terus memacu Pembaca sekalian untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan Allah dan mendukung pelayanan-Nya di muka bumi ini. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.
Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Yudo
< yudo(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >
TOKOH MISI: FLETCHER BROCKMAN
Kerinduan untuk melihat para pemuda unggul melibatkan diri dalam Gerakan Relawan Mahasiswa serta mendedikasikan hidup mereka bagi pelayanan misi luar negeri menggelora ketika metode dan ideologi beberapa orang dari antara mereka menjadi terkenal. Misionaris injili konservatif berkali-kali dikejutkan oleh konsep-konsep baru yang dibawa oleh kaum intelektual muda ke ladang misi, tetapi tak sedikit juga yang percaya bahwa nilai-nilai kekristenan konservatif sedang dirusak dan tidak dapat dipulihkan kembali. Konflik filsafat ini terjadi khususnya di China, dan salah satu misionaris muda yang mengungkapkan pandangan progresifnya secara vokal adalah Fletcher Brockman.
Brockman dibesarkan di perkebunan kapas di Georgia, dan dididik di Vanderbilt University, lulus pada tahun 1891. Setelah lulus, ia menjabat sebagai sekretaris nasional untuk YMCA, bekerja sama dengan mahasiswa di Selatan dan memperkembangkan misi untuk luar negeri. Sebagai kaum Methodis, Brockman pertama kali menawarkan jasanya kepada dewan misi denominasinya sendiri, tetapi uskupnya menyarankan bahwa sponsor interdenominasi dari YMCA mungkin lebih tepat untuk pelayanan berbasis luas yang ia harap dimiliki siswa di China. YMCA bersemangat menerima pelayanannya, menanggapi undangan dari banyak misionaris China yang telah meminta organisasi itu untuk memasuki bidang tersebut.
Pada tahun 1898, bersama dengan istri dan anaknya yang masih kecil, Brockman berlayar ke China. Ia tiba pada masa yang kritis sesaat sebelum Pemberontakan Boxer. Meskipun ia selamat dari teror pada periode kekerasan itu, mahasiswa relawan lainnya tidak mengalami hal yang sama. Horace Pitkin, pemimpin kelompok relawan Yale, baru tinggal di China selama empat tahun ketika ia dieksekusi secara brutal di Paoting oleh gerombolan Boxer pada musim panas 1900. Namun, kematiannya tidak sia-sia. Empat belas tahun kemudian, Sherwood Eddy, seorang relawan Yale, mengunjungi kota yang sama di China atas undangan Brockman dan dia mengingatkan para pendengarnya (termasuk sekitar tiga ribu siswa) tentang pengurbanan Pitkin: "Ketika saya menceritakan kisah salib dan kematian Pitkin, penerjemah saya menangis dengan emosi yang mendalam dan berdiri diam, ia tak sanggup berbicara. Menangis di depan umum dianggap sebagai aib yang memalukan bagi orang China. Orang-orang yang hadir menundukkan kepala mereka dalam simpati dan rasa malu, banyak juga yang menangis. Setelah jeda, dengan sopan kami mengundang mereka untuk menerima Kristus. Sebagian orang memutuskan percaya kepada Kristus dan ada lebih banyak lagi yang sungguh-sungguh tergugah untuk bertanya tentang Kristus secara mendalam. Lebih dari sepuluh ribu buku Kristen terjual dalam satu hari di kota tempat Pitkin meninggal sebagai martir."
Pada masa Pemberontakan Boxer, Brockman tetap melakukan pelayanan misinya, tetapi ia segera menemukan bahwa konsepnya mengenai misi berubah dengan cepat. "Di Amerika," menurut Sherwood Eddy, "Brockman telah bersiap-siap untuk pergi ke luar dan mengusahakan pelayanan kepada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan di Timur. Namun, setelah ia mencapai China, dengan rendah hati ia duduk di kaki Confusius. Melalui studi bahasanya, ia menemukan bahwa "semua yang di dalam empat laut adalah saudara." Dalam bukunya, "I Discover the Orient", ia menulis tentang usahanya mencari makna filsafat dan agama asli China: "Dalam sepuluh tahun berikutnya, saya menghabiskan sebagian waktu saya untuk menemukan dan membedakan apa yang benar dari yang salah, tanpa merusak pemahaman saya tentang misi."
Brockman, seperti beberapa relawan mahasiswa lainnya di China, disambut baik oleh "sastrawan China" karena ia begitu toleran dan simpatik terhadap Konfusianisme, Buddhisme, dan agama-agama Timur lainnya -- sebuah sikap yang berani di luar strategi misionaris Injili tradisional. Meskipun ia selalu menjadi seorang misionaris Kristen dan penginjil, ia mengejutkan banyak sesama misionaris dan pendukungnya, yang kembali ke tempat asal dengan pandangan terbuka terhadap agama-agama dunia lainnya dan para pemimpin mereka. "Saya kaya," tulisnya dalam "I Discover the Orient", "Saya mewarisi harta yang besar. Kekayaan saya telah dikumpulkan selama ribuan tahun oleh Konfusius, Mencius, Mo Ti, Buddha, Abraham, Musa, Yesaya, Paulus, Yesus -- Saya turut ambil bagian dalam harta pusaka mereka. Saya adalah seorang pewaris zaman. Saya tidak diutus untuk menggali ke akar, tetapi untuk menuai hasil panen."
Ketika Brockman mempelajari tulisan-tulisan China dan belajar dari para sarjana China, ia memenangkan hati mereka. Namun, belajar saja tidaklah cukup. Dia percaya bahwa dia harus membalas kebaikan mereka dengan mengajari mereka tentang cara hidupnya, termasuk membagikan iman Kristennya. Tak berhenti sampai di situ, selain membangun reputasi di hadapan mereka, ia juga mengajari mereka tentang ilmu pengetahuan modern dan teknologi, sampai-sampai para siswanya ingin mempelajarinya lebih banyak lagi. Menyadari kekurangannya dalam bidang ini, Brockman menulis kepada John R. Mott dan, dalam kata-kata Eddy, "memohon kepadanya untuk mencarikan orang terbaik di Amerika dengan kemampuan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan di China." C.H. Robertson, profesor teknik mesin di Universitas Purdue, yang pernah terlibat dalam Asosiasi Kristen selama dia menjadi mahasiswa, diutus, dan "dalam beberapa tahun mimpi Brockman terwujud dengan cara yang luar biasa. Brockman, seorang jenius muda berpendidikan populer dari Amerika berbicara kepada 'audiens' terbesar dalam seluruh sejarah China. Pendengarnya terdiri dari para pejabat, bangsawan, sarjana purbakala, dan mahasiswa modern yang pernah mendengarkan banyak pembicara hebat, baik orang China ataupun orang asing."
Salah satu tugas utama Brockman di China adalah untuk membangun YMCA di setiap kota di negeri itu. Pekerjaan tersebut memerlukan dukungan keuangan, dan Brockman sangat bergantung pada orang-orang China -- terutama golongan Konfusius yang lebih toleran untuk bantuan ini. Meskipun kendali YMCA berada di tangan orang-orang Kristen, beberapa organisasi kemudian jatuh ke dalam kendali pihak lain dari populasi mayoritas dan hari ini, YMBA (Young Men Buddha Association) telah menjadi bagian dari masyarakat Timur.
Begitu dihormatinya Brockman di China sehingga setelah kurang dari 15 tahun di sana, ia ditawari untuk menjabat sebagai presiden di Universitas Peking. Berdasarkan saran John R. Mott, ia menolak tawaran tersebut. Mott percaya bahwa pelayanan organisasi Brockman dengan mahasiswa China adalah sebuah panggilan yang lebih besar sehingga tidak layak ditinggalkan demi mengejar hal-hal yang sekuler. Namun, tiga tahun kemudian, Mott sendiri meminta Brockman meninggalkan China untuk membantu menopang YMCA di Amerika. Brockman meninggalkan China dengan penyesalan yang mendalam. "Mott," menurut Latourette, "hampir memaksa Brockman untuk melakukannya," dan tahun-tahun berikutnya adalah masa yang tidak membahagiakan. Masa-masa Brockman di bawah kewenangan langsung Mott adalah masa yang paling membutuhkan "penyangkalan diri," "sulit," dan "melelahkan." Sebelum ia pensiun pada tahun 1927, Brockman sempat melakukan perjalanan kembali ke Timur Jauh dan bekerja lagi di antara orang-orang yang sangat ia kasihi dan hormati. (t\Jing Jing)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul buku: From Jerusalem to Irian Jaya
Judul bab: Student Volunteers: Forsaking Wealth and Prestige
Penulis: Ruth A. Tucker
Penerbit: Academic Books, Grand Rapids 1983
Halaman: 280 -- 282
DOA BAGI DUNIA: BADAI MAHASEN MEMAKSA PENDUDUK BANGLADESH MENGUNGSI
Bangladesh, 28 Mei 2013 (MNN/GFA) -- Pejabat pemerintah Bangladesh, Myanmar, dan Sri Lanka boleh bernafas lega karena melihat catatan kematian yang rendah (48 korban tewas) ketika badai tropis Mahasen menghantam wilayah-wilayah mereka.
Ketika gelombang Badai Mahasen bergerak menuju Asia Tenggara pada minggu lalu, pihak PBB memberi peringatan bahwa terdapat 8,2 juta orang yang tengah berada dalam bahaya.
Namun, Badai Mahasen berbelok dari alurnya dan justru menghantam pesisir pantai Bangladesh pada Kamis sore, tanggal 16 Mei. Meskipun kerusakan yang ditimbulkan badai ini tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya, tetapi akibat yang disebabkannya tetap menimbulkan masalah bagi 1,2 juta orang di negara itu.
Penduduk yang mengungsi sebelum badai itu terjadi tetap kehilangan rumah, hasil bumi, maupun hewan-hewan ternak mereka. Selain itu, 3 gereja yang didukung oleh GFA (Gospel for Asia) di sebuah distrik di Bangladesh juga mengalami kerusakan yang sangat parah.
Tim penanganan bencana dari Gospel for Asia Compassion Services telah memberikan paket-paket bantuan kepada keluarga-keluarga yang berisi beras, garam, minyak, kentang, dan korek api.
"Kami ingin menyediakan semua ini untuk 540 keluarga secepatnya," ujar salah seorang anggota tim tersebut. Rencana serupa juga telah dilaksanakan di distrik-distrik lainnya, dengan pertolongan para pemimpin gereja yang menaksir kerusakan yang terjadi dan mengumpulkan semua hal yang diperlukan oleh korban bencana ini.
Di tengah kekacauan ini, GFA mendapat kesempatan tidak hanya untuk memberikan bantuan, tetapi juga membagikan kasih Kristus kepada orang-orang yang mereka bantu. Populasi Bangladesh saat ini terdiri dari 90% beragama Islam, 9% Hindu, dan penganut agama Kristen dalam jumlah yang sangat kecil. (t/Yudo)
Pokok Doa:
1. Berdoalah kepada Tuhan Yesus bagi keluarga-keluarga di Bangladesh yang menderita akibat bencana alam ini agar Tuhan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Doakan agar mereka yang kehilangan rumah dan harta benda boleh mendapat penghiburan serta pertolongan untuk meneruskan hidup mereka.
2. Doakanlah setiap relawan yang melayani bersama Gospel for Asia agar Tuhan Yesus menolong mereka untuk dapat membagikan kabar baik tentang kemurahan dan pengampunan Allah, sembari memberikan bantuan kemanusiaan.
Diterjemahkan dari:
Nama situs: MNNOnline.com
Alamat URL: http://mnnonline.org/article/18582
Judul asli artikel: Cyclone Mahasen drives families to shelters
Tanggal akses: 28 Mei 2013
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DI FACEBOOK e-JEMMI
Bergabunglah menjadi penggemar Facebook e-JEMMi untuk mendapatkan informasi mengenai dunia pelayanan misi dan juga artikel-artikel yang terkait dengan pelayanan Amanat Agung. Tidak hanya mendapatkan informasi seputar dunia misi, di sini Anda juga dapat saling mendoakan dan meneguhkan dengan sesama orang percaya yang lain.
Jangan tunda lagi, segeralah bergabung di:
==> http://fb.sabda.org/misi
Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Yudo dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-JEMMi -- Fletcher Brockman
No.21, Vol.16, Mei 2013
Shalom,
Para pelayan misi adalah hamba Tuhan yang tak hanya berkutat dengan teologi, tetapi juga menjadi hamba bagi umat manusia, yang melayani kebutuhan-kebutuhan yang dilihatnya pada sesamanya. Pada edisi e-JEMMi kali ini, kami akan mengajak Anda untuk mengenal Fletcher Brockman, seorang pelayan misi yang juga mendedikasikan dirinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berada di sekitarnya. Pada edisi ini, kami juga mengajak Anda untuk berdoa bagi Bangladesh yang baru saja dihantam Badai Mahasen beberapa waktu yang lalu. Kiranya apa yang kami sajikan pada edisi ini menjadi berkat dan terus memacu Pembaca sekalian untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan Allah dan mendukung pelayanan-Nya di muka bumi ini. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.
Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Yudo
< yudo(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >
TOKOH MISI: FLETCHER BROCKMAN
Kerinduan untuk melihat para pemuda unggul melibatkan diri dalam Gerakan Relawan Mahasiswa serta mendedikasikan hidup mereka bagi pelayanan misi luar negeri menggelora ketika metode dan ideologi beberapa orang dari antara mereka menjadi terkenal. Misionaris injili konservatif berkali-kali dikejutkan oleh konsep-konsep baru yang dibawa oleh kaum intelektual muda ke ladang misi, tetapi tak sedikit juga yang percaya bahwa nilai-nilai kekristenan konservatif sedang dirusak dan tidak dapat dipulihkan kembali. Konflik filsafat ini terjadi khususnya di China, dan salah satu misionaris muda yang mengungkapkan pandangan progresifnya secara vokal adalah Fletcher Brockman.
Brockman dibesarkan di perkebunan kapas di Georgia, dan dididik di Vanderbilt University, lulus pada tahun 1891. Setelah lulus, ia menjabat sebagai sekretaris nasional untuk YMCA, bekerja sama dengan mahasiswa di Selatan dan memperkembangkan misi untuk luar negeri. Sebagai kaum Methodis, Brockman pertama kali menawarkan jasanya kepada dewan misi denominasinya sendiri, tetapi uskupnya menyarankan bahwa sponsor interdenominasi dari YMCA mungkin lebih tepat untuk pelayanan berbasis luas yang ia harap dimiliki siswa di China. YMCA bersemangat menerima pelayanannya, menanggapi undangan dari banyak misionaris China yang telah meminta organisasi itu untuk memasuki bidang tersebut.
Pada tahun 1898, bersama dengan istri dan anaknya yang masih kecil, Brockman berlayar ke China. Ia tiba pada masa yang kritis sesaat sebelum Pemberontakan Boxer. Meskipun ia selamat dari teror pada periode kekerasan itu, mahasiswa relawan lainnya tidak mengalami hal yang sama. Horace Pitkin, pemimpin kelompok relawan Yale, baru tinggal di China selama empat tahun ketika ia dieksekusi secara brutal di Paoting oleh gerombolan Boxer pada musim panas 1900. Namun, kematiannya tidak sia-sia. Empat belas tahun kemudian, Sherwood Eddy, seorang relawan Yale, mengunjungi kota yang sama di China atas undangan Brockman dan dia mengingatkan para pendengarnya (termasuk sekitar tiga ribu siswa) tentang pengurbanan Pitkin: "Ketika saya menceritakan kisah salib dan kematian Pitkin, penerjemah saya menangis dengan emosi yang mendalam dan berdiri diam, ia tak sanggup berbicara. Menangis di depan umum dianggap sebagai aib yang memalukan bagi orang China. Orang-orang yang hadir menundukkan kepala mereka dalam simpati dan rasa malu, banyak juga yang menangis. Setelah jeda, dengan sopan kami mengundang mereka untuk menerima Kristus. Sebagian orang memutuskan percaya kepada Kristus dan ada lebih banyak lagi yang sungguh-sungguh tergugah untuk bertanya tentang Kristus secara mendalam. Lebih dari sepuluh ribu buku Kristen terjual dalam satu hari di kota tempat Pitkin meninggal sebagai martir."
Pada masa Pemberontakan Boxer, Brockman tetap melakukan pelayanan misinya, tetapi ia segera menemukan bahwa konsepnya mengenai misi berubah dengan cepat. "Di Amerika," menurut Sherwood Eddy, "Brockman telah bersiap-siap untuk pergi ke luar dan mengusahakan pelayanan kepada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan di Timur. Namun, setelah ia mencapai China, dengan rendah hati ia duduk di kaki Confusius. Melalui studi bahasanya, ia menemukan bahwa "semua yang di dalam empat laut adalah saudara." Dalam bukunya, "I Discover the Orient", ia menulis tentang usahanya mencari makna filsafat dan agama asli China: "Dalam sepuluh tahun berikutnya, saya menghabiskan sebagian waktu saya untuk menemukan dan membedakan apa yang benar dari yang salah, tanpa merusak pemahaman saya tentang misi."
Brockman, seperti beberapa relawan mahasiswa lainnya di China, disambut baik oleh "sastrawan China" karena ia begitu toleran dan simpatik terhadap Konfusianisme, Buddhisme, dan agama-agama Timur lainnya -- sebuah sikap yang berani di luar strategi misionaris Injili tradisional. Meskipun ia selalu menjadi seorang misionaris Kristen dan penginjil, ia mengejutkan banyak sesama misionaris dan pendukungnya, yang kembali ke tempat asal dengan pandangan terbuka terhadap agama-agama dunia lainnya dan para pemimpin mereka. "Saya kaya," tulisnya dalam "I Discover the Orient", "Saya mewarisi harta yang besar. Kekayaan saya telah dikumpulkan selama ribuan tahun oleh Konfusius, Mencius, Mo Ti, Buddha, Abraham, Musa, Yesaya, Paulus, Yesus -- Saya turut ambil bagian dalam harta pusaka mereka. Saya adalah seorang pewaris zaman. Saya tidak diutus untuk menggali ke akar, tetapi untuk menuai hasil panen."
Ketika Brockman mempelajari tulisan-tulisan China dan belajar dari para sarjana China, ia memenangkan hati mereka. Namun, belajar saja tidaklah cukup. Dia percaya bahwa dia harus membalas kebaikan mereka dengan mengajari mereka tentang cara hidupnya, termasuk membagikan iman Kristennya. Tak berhenti sampai di situ, selain membangun reputasi di hadapan mereka, ia juga mengajari mereka tentang ilmu pengetahuan modern dan teknologi, sampai-sampai para siswanya ingin mempelajarinya lebih banyak lagi. Menyadari kekurangannya dalam bidang ini, Brockman menulis kepada John R. Mott dan, dalam kata-kata Eddy, "memohon kepadanya untuk mencarikan orang terbaik di Amerika dengan kemampuan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan di China." C.H. Robertson, profesor teknik mesin di Universitas Purdue, yang pernah terlibat dalam Asosiasi Kristen selama dia menjadi mahasiswa, diutus, dan "dalam beberapa tahun mimpi Brockman terwujud dengan cara yang luar biasa. Brockman, seorang jenius muda berpendidikan populer dari Amerika berbicara kepada 'audiens' terbesar dalam seluruh sejarah China. Pendengarnya terdiri dari para pejabat, bangsawan, sarjana purbakala, dan mahasiswa modern yang pernah mendengarkan banyak pembicara hebat, baik orang China ataupun orang asing."
Salah satu tugas utama Brockman di China adalah untuk membangun YMCA di setiap kota di negeri itu. Pekerjaan tersebut memerlukan dukungan keuangan, dan Brockman sangat bergantung pada orang-orang China -- terutama golongan Konfusius yang lebih toleran untuk bantuan ini. Meskipun kendali YMCA berada di tangan orang-orang Kristen, beberapa organisasi kemudian jatuh ke dalam kendali pihak lain dari populasi mayoritas dan hari ini, YMBA (Young Men Buddha Association) telah menjadi bagian dari masyarakat Timur.
Begitu dihormatinya Brockman di China sehingga setelah kurang dari 15 tahun di sana, ia ditawari untuk menjabat sebagai presiden di Universitas Peking. Berdasarkan saran John R. Mott, ia menolak tawaran tersebut. Mott percaya bahwa pelayanan organisasi Brockman dengan mahasiswa China adalah sebuah panggilan yang lebih besar sehingga tidak layak ditinggalkan demi mengejar hal-hal yang sekuler. Namun, tiga tahun kemudian, Mott sendiri meminta Brockman meninggalkan China untuk membantu menopang YMCA di Amerika. Brockman meninggalkan China dengan penyesalan yang mendalam. "Mott," menurut Latourette, "hampir memaksa Brockman untuk melakukannya," dan tahun-tahun berikutnya adalah masa yang tidak membahagiakan. Masa-masa Brockman di bawah kewenangan langsung Mott adalah masa yang paling membutuhkan "penyangkalan diri," "sulit," dan "melelahkan." Sebelum ia pensiun pada tahun 1927, Brockman sempat melakukan perjalanan kembali ke Timur Jauh dan bekerja lagi di antara orang-orang yang sangat ia kasihi dan hormati. (t\Jing Jing)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul buku: From Jerusalem to Irian Jaya
Judul bab: Student Volunteers: Forsaking Wealth and Prestige
Penulis: Ruth A. Tucker
Penerbit: Academic Books, Grand Rapids 1983
Halaman: 280 -- 282
DOA BAGI DUNIA: BADAI MAHASEN MEMAKSA PENDUDUK BANGLADESH MENGUNGSI
Bangladesh, 28 Mei 2013 (MNN/GFA) -- Pejabat pemerintah Bangladesh, Myanmar, dan Sri Lanka boleh bernafas lega karena melihat catatan kematian yang rendah (48 korban tewas) ketika badai tropis Mahasen menghantam wilayah-wilayah mereka.
Ketika gelombang Badai Mahasen bergerak menuju Asia Tenggara pada minggu lalu, pihak PBB memberi peringatan bahwa terdapat 8,2 juta orang yang tengah berada dalam bahaya.
Namun, Badai Mahasen berbelok dari alurnya dan justru menghantam pesisir pantai Bangladesh pada Kamis sore, tanggal 16 Mei. Meskipun kerusakan yang ditimbulkan badai ini tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya, tetapi akibat yang disebabkannya tetap menimbulkan masalah bagi 1,2 juta orang di negara itu.
Penduduk yang mengungsi sebelum badai itu terjadi tetap kehilangan rumah, hasil bumi, maupun hewan-hewan ternak mereka. Selain itu, 3 gereja yang didukung oleh GFA (Gospel for Asia) di sebuah distrik di Bangladesh juga mengalami kerusakan yang sangat parah.
Tim penanganan bencana dari Gospel for Asia Compassion Services telah memberikan paket-paket bantuan kepada keluarga-keluarga yang berisi beras, garam, minyak, kentang, dan korek api.
"Kami ingin menyediakan semua ini untuk 540 keluarga secepatnya," ujar salah seorang anggota tim tersebut. Rencana serupa juga telah dilaksanakan di distrik-distrik lainnya, dengan pertolongan para pemimpin gereja yang menaksir kerusakan yang terjadi dan mengumpulkan semua hal yang diperlukan oleh korban bencana ini.
Di tengah kekacauan ini, GFA mendapat kesempatan tidak hanya untuk memberikan bantuan, tetapi juga membagikan kasih Kristus kepada orang-orang yang mereka bantu. Populasi Bangladesh saat ini terdiri dari 90% beragama Islam, 9% Hindu, dan penganut agama Kristen dalam jumlah yang sangat kecil. (t/Yudo)
Pokok Doa:
1. Berdoalah kepada Tuhan Yesus bagi keluarga-keluarga di Bangladesh yang menderita akibat bencana alam ini agar Tuhan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Doakan agar mereka yang kehilangan rumah dan harta benda boleh mendapat penghiburan serta pertolongan untuk meneruskan hidup mereka.
2. Doakanlah setiap relawan yang melayani bersama Gospel for Asia agar Tuhan Yesus menolong mereka untuk dapat membagikan kabar baik tentang kemurahan dan pengampunan Allah, sembari memberikan bantuan kemanusiaan.
Diterjemahkan dari:
Nama situs: MNNOnline.com
Alamat URL: http://mnnonline.org/article/18582
Judul asli artikel: Cyclone Mahasen drives families to shelters
Tanggal akses: 28 Mei 2013
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DI FACEBOOK e-JEMMI
Bergabunglah menjadi penggemar Facebook e-JEMMi untuk mendapatkan informasi mengenai dunia pelayanan misi dan juga artikel-artikel yang terkait dengan pelayanan Amanat Agung. Tidak hanya mendapatkan informasi seputar dunia misi, di sini Anda juga dapat saling mendoakan dan meneguhkan dengan sesama orang percaya yang lain.
Jangan tunda lagi, segeralah bergabung di:
==> http://fb.sabda.org/misi
Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Yudo dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
[e-Konsel] Edisi 341/Mei 2013 -- Psikologi dan Konseling Kristen
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-Konsel -- Psikologi dan Konseling Kristen
Edisi 341/Mei 2013
Salam kasih dalam Tuhan,
Dalam dunia konseling, dasar kebenaran yang harus dipegang oleh konselor Kristen adalah Alkitab. Namun demikian, konselor Kristen juga perlu menggunakan teori-teori yang dikemukakan dalam psikologi, selama teori-teori tersebut sesuai dengan Alkitab. Dalam edisi ini, e-Konsel menyajikan artikel yang membahas tentang "psikologi dan kekristenan", dan beberapa pandangan Sahabat e-Konsel di Facebook tentang psikologi dan kebatinan. Selamat membaca!
Pemimpin Redaksi e-Konsel,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >
CAKRAWALA: PSIKOLOGI DAN KEKRISTENAN
Diringkas oleh: S. Setyawati
Ilmu Psikologi menganut keragaman subjek dan minat, serta menyediakan pengetahuan praktis bagi kehidupan sehari-hari. Namun, kita sering melihat munculnya ketegangan akibat informasi yang dimiliki Psikologi dan Alkitab. Padahal, keduanya menyediakan informasi tentang cara hidup sehari-hari dan bagaimana seharusnya manusia berpikir dan berperilaku.
Beberapa psikolog memaparkan tentang bagaimana mempelajari ilmu ini, bagaimana memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan di mana ilmu ini dapat ditempatkan. Sayangnya, banyak psikolog tidak mendasarkan ilmunya pada Alkitab. Karena itu, ada orang Kristen yang menerima dan yang menolak hasil riset psikologi dan penemuan-penemuan psikolog. Inilah yang menimbulkan konflik antara teologi dan psikologi. Akibatnya, masyarakat Kristen sering kali curiga, bahkan kejam terhadap psikologi dan ilmu-ilmu sosial. Terkadang, hal ini dibenarkan karena tuntutan-tuntutan dan penafsiran-penafsiran yang dilakukan para ilmuwan sosial terlalu berani. Namun, ada juga orang Kristen yang ekstrem, yang mengambil sudut pandang yang berseberangan dengan apa yang telah dipaparkan oleh ilmu pengetahuan, dan membangun benteng pertahanan hak asasi manusia bagi dirinya sendiri dengan sikap yang merendahkan martabat orang lain.
Hubungan Psikologi dan Teologi
Carter dan Narramore (1979), lewat adaptasi analisis sejarah yang dikembangkan oleh Niebuhr (1951), menyatakan ada 4 cara untuk menghubungkan psikologi dan teologi.
1. Kekristenan VS Psikologi
Sejumlah tokoh Kristen mengatakan bahwa psikologi merupakan suatu persekongkolan antara zaman baru Iblis dan pesaing kekristenan. Jay Adams, seorang konselor Kristen terkenal, melakukan serangan-serangan yang mirip dengan psikologi konvensional pada awal tahun 1970-an. Ia mengomentari karya Dobson, "Dare to Discipline" (1970), dengan mengatakan bahwa "garis besar tingkah lakunya ditulis dalam istilah-istilah kekristenan, tetapi ia memperkenalkan sistem tak bertuhan dalam istilah-istilah Kristen. Pendekatan Dobson dingin, tak bertuhan, dan berpusat pada manipulasi" (1973, 82). Pihak yang memihak kekristenan pada umumnya tidak melihat nilai psikologi sehingga mereka mengurangi masalah hanya dalam arena rohani. Benner (1988, 44) menyatakan bahwa pengurangan semacam ini membuat semua psikoterapi bertentangan dengan tujuan Allah.
2. Psikologi VS Kekristenan
Psikologi dianggap memiliki solusi-solusi untuk masalah yang ada, sementara kekristenan dianggap tidak penting dan bahkan merusak kehidupan yang sehat. Freud menekankan bahwa kekristenan bersifat patologis. Watson dan Fromm, termasuk dalam kategori ini (Benner 1988, 47-48). Psikologi vs kekristenan juga bersifat pengurangan. Keduanya sama-sama terlalu menyederhanakan masalah dengan mengurangi segala sesuatu dengan satu sudut pandang saja. Contoh kontemporer tentang Psikologi vs kekristenan dapat disimak dalam "Neuropsychological Bases of God Beliefs" (Parsinger, 1987).
Beberapa psikolog menggunakan psikologi untuk melawan kedudukan kekristenan. Mereka mengajak umat Kristen berhenti menggunakan agama sebagai alat bantu, dan mulai mengembangkan kekuatan batin. Mereka menyarankan agar umat berhenti membaca Alkitab, mulai membaca literatur tentang pertolongan mandiri (self-help), dan berhenti mengikuti kebaktian gereja. Itulah sebabnya, kekristenan menolak perspektif psikologi.
Walaupun sebagian konselor menentang kekristenan, orang yang terlibat dalam pelayanan Kristen perlu menyelidiki para psikolog lokal yang mempertahankan sikap-sikap kekristenan dan mengenal kekhususan-kekhususan mereka. Para pendeta rumah sakit lokal dan perkumpulan kesehatan mental lokal bisa menjadi sumber informasi yang berguna. Selain mereka, mengenal seseorang atau beberapa orang yang dapat dipercaya dan berkompeten dalam konseling juga bisa menjadi cara yang berguna.
3. Kekristenan dan Psikologi
Kekristenan dan psikologi menjadi ilmu yang terpisah, tetapi sejajar untuk menemukan kebenaran. Benner (1988, 41) menekankan sifat dualistis pemisahan ini berlawanan dengan keseluruhan Alkitab. Alkitab mengajarkan bahwa tidak ada kelompok orang yang terbagi-bagi, secara keseluruhan semua berfungsi. Minirth dan Tournier memegang pandangan ini.
4. Psikologi berintegrasi dengan kekristenan. Seorang pribadi secara mendasar dipandang sebagai suatu kesatuan (Benner, 1988, 41). Namun, secara analisis, ia dapat dijelaskan dari beberapa perspektif sekaligus (MacKay 1979, 30). Beberapa orang Kristen mengadopsi teologi monoteisme yang berhubungan dengan posisi ini, dengan menyangkal kemungkinan tentang wujud diri terlepas dari tubuh setelah kematian (Myers dan Jeeves, 1987, 24-30). Akan tetapi, kesimpulan ini tidak harus sama dengan holisme Kristen. Carter dan Narramore setuju dengan pandangan ini. Farnsworth dan Collins telah mengembangkan perspektif tersebut (Farnsworth, 1985: Collins, 1981; Kirwan, 1984). Risiko pandangan ini, yaitu adanya bahaya mengadopsi model ini tanpa berpikir kritis karena integrasi dapat dengan mudah menjadi sinkretisme, campuran antara kafir dan kekristenan untuk menghasilkan Kristen yang di bawah standar dan menoleransi iman. Maka dari itu, lebih baik mengadopsi pendekatan ekletis, yaitu mengambil bagian yang terbaik dari keempat cara di atas. Meski demikian, model pemisahan juga bernilai. Perbedaan pertanyaan dan pendekatan untuk menjawab membuat orang kreatif asalkan integritas kekristenan dan psikologi dipertahankan. Akhirnya, ada nilai yang jelas dalam pendekatan holistis model integrasi. Apalagi, pendekatan ini cenderung mendorong penyuburan silang terhadap gagasan-gagasan, baik dari psikologi maupun kekristenan, yang meningkatkan kreativitas dan produktivitas intelektual.
Setiap cara tentu memiliki kelemahan dan kelebihan. Yang pertama menekankan pentingnya Alkitab dan Allah, sedangkan yang kedua menekankan pentingnya keterbukaan terhadap investigasi psikologi, untuk tidak menggunakan alasan yang tampak rasional terhadap perilaku Kristen. Sebagai orang Kristen, kita harus memakai konsep-konsep psikologi yang bermanfaat dan cocok dengan Alkitab, serta meninggalkan konsep-konsep yang bertentangan dengan iman kita.
Sumber-Sumber Data
Ketika kita mencermati hubungan antara psikologi dan kekristenan, kita harus mengerti bahwa sumber utama pengetahuan adalah Allah. Pengetahuan akan Allah diberikan melalui wahyu khusus (Alkitab) dan wahyu umum (penciptaan Allah). Alkitab diwahyukan oleh Allah dan tanpa salah, sedangkan alam/manusia sudah jatuh dalam dosa dan tidak sempurna (Ackeman, 1988). Metode analisis yang digunakan untuk mempelajari Alkitab adalah Hermeneutika dan untuk mempelajari alam/manusia dipelajari adalah metode ilmiah. Kita harus mempelajari Alkitab dengan mempertimbangkan konteks kultural, historis, bahasa, bentuk-bentuk sastra, dsb..(1) Dan, mempertimbangkan metode ilmiah dalam mempelajari alam.(2) Teori-teori psikologi dan konstruksi-konstruksi teologi keduanya bersifat interpretatif, tentatif, dan menyimpulkan data terbaik dalam masing-masing wilayah. Kesimpulan yang dihasilkan juga sama, saling mengisi, interaktif, dan melengkapi perbedaan-perbedaan di antara keduanya. Prinsip yang menuntun ini merupakan produk-produk pewahyuan Allah dan keduanya menggambarkan kemanusiaan. Seharusnya, konflik tidak terjadi karena keduanya diturunkan dari pewahyuan Allah. Jika terjadi konflik, itu karena adanya kesalahan tafsiran Alkitab, penggunaan metode ilmiah, atau keduanya. Semua kebenaran adalah kebenaran Allah, maka kita harus melakukan yang terbaik untuk mengadopsi suatu pendekatan eklektis, yang secara tentatif menerima prinsip-prinsip alkitabiah. Terakhir, kesimpulan-kesimpulan teologis harus diuji dengan menggunakan unsur Alkitab dan wawasan psikologis yang valid.
Sumber-Sumber Ketegangan Antara Psikologi dan Kekristenan
- Antipati orang-orang Kristen terhadap psikologi. Sikap ini muncul sebagai hasil dari kesukaran dalam mendefinisikan secara tepat di mana psikologi secara disiplin ilmu, mulai dan berakhir. Perbedaan antara psikologi, fisiologi, neurologi, sosiologi, dan filosofi tidak mudah dijelaskan karena psikologi cenderung mencakup pokok bahasan yang luas. Jadi, untuk memfokuskan diri pada titik kontak antara psikologi dan kekristenan itu sangat sukar. Saat keduanya diintegrasikan dan asumsi-asumsi umum yang ada digabungkan, maka implikasi dan asumsi-asumsi yang tidak konsisten dengan Alkitab inilah yang dihasilkan.
- Tingkat stres yang tinggi. Ketika individu-individu mengalami stres yang tinggi, mereka bisa menunjukkan gejala-gejala depresi (seperti kesedihan, tidak bisa tidur, kehilangan selera makan, dsb.). Namun, ada juga individu yang tertekan, tetapi tidak sampai pada tingkat depresi. Depresi dalam kasus ini merupakan konstruksi teoretis. Konstruksi ini menjadi definisi operasional dan pembentukan model bagi para ilmuwan, yaitu model yang mewakili kerangka mental model konstruksi individual. Sementara itu, teologi memberikan konstruksi teoretis lain untuk menolong kita membangun model tentang penciptaan sehingga kita bisa mengamatinya lebih jauh.
- Ketidakpercayaan kepada Allah. Banyak ilmuwan sosial yang tidak percaya akan keberadaan dan kuasa Allah.
Evaluasi Psikologi
Pengakuan bahwa Allah dapat memahami kebenaran akan mempermudah kita untuk menerima kebenaran yang ditemukan dalam penciptaan. Hal ini merupakan bagian komitmen kita kepada Allah. Allah adalah sumber utama kebenaran. Karena kebenaran berada di dalam Allah, sebagai ciptaan, kita hanya dapat mengungkapkan ringkasan dari-Nya. Pemahaman atau pengetahuan tentang penciptaan (yaitu, cara kita mengamati penciptaan) merupakan abstraksi tingkat kedua. Ketika kita mengamati penciptaan, kita juga mengamati kebenaran Allah.
Orang Kristen beruntung karena asumsi-asumsi pewahyuan khusus dari Allah dalam Alkitab. Dalam pewahyuan khusus, Allah menunjukkan diri-Nya sendiri, menyatakan pesan-Nya dalam Yesus Kristus, dan menawarkan keselamatan dan pengampunan kepada semua umat, khususnya orang Kristen yang percaya. Alkitab memiliki pengamatan terhadap kebenaran Allah melalui penciptaan dan Alkitab berisi firman Allah untuk membimbing studi manusia tentang penciptaan. Dengan demikian, psikolog Kristen memiliki beberapa keuntungan daripada psikolog sekuler karena orang Kristen mendekati dunia dari sudut pandang kebenaran penciptaan Allah dan memiliki "pegangan", firman Allah, untuk mengevaluasi apa yang diamati dalam penciptaan dan menyaring kebenaran dari kesalahan (Roma 1:19-20). Orang Kristen harus menempatkan puncak iman mereka di dalam Allah, sesuai isi Alkitab. Di lain sisi, penemuan-penemuan kebenaran Allah seperti penemuan pinisilin, meskipun tidak ada dalam Alkitab, masih mewakili kasih karunia Allah terhadap umat manusia. Penemuan para ilmuwan non-Kristen tidak mengubah fakta bahwa penemuan-penemuan itu merupakan teladan kasih karunia, pengampunan, dan kebenaran Allah.
Kesimpulan
Ilmu psikologi tidak akan pernah dapat menjelaskan tujuan dan makna keberadaan manusia. Pertanyaan-pertanyaan keberadaan manusia merupakan pertanyaan-pertanyaan teologis bagi orang Kristen, yang berdasar pada iman dan firman Allah. Idealnya, penjelasan ilmu pengetahuan dan pemahaman orang Kristen tentang Alkitab harus saling mengisi. Kebenaran ilmiah tidak dapat disejajarkan dengan Alkitab. Kita harus memegang Alkitab sebagai firman Allah yang tanpa salah. Dalam disiplin ilmu apa pun, orang Kristen harus secara teguh berakar pada firman Allah. Kita harus membangun suatu filter ilmu pengetahuan dari pewahyuan khusus yang akan mengizinkan kita menguji, apakah model-model ilmiah dan konstruksi-konstruksi teoretis yang dipaparkan para ilmuwan benar-benar cocok dengan penciptaan Allah.
Diringkas dan disunting dari:
Judul asli buku: Introduction to Psychology and Counseling
Judul buku terjemahan: Pengantar Psikologi dan Konseling Kristen (1)
Judul bab: Pengantar Psikologi
Penulis: Paul D. Meier, M. D., dkk.
Penerjemah: Johny The
Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2004
Halaman: 12 -- 21
KOMUNITAS KONSEL: PSIKOLOGI VS KEBATINAN
Masyarakat awam mungkin ada yang menyangka bahwa psikologi ada hubungannya dengan ilmu kebatinan. Padahal, kebenarannya tidak seperti itu. Bagaimana pendapat Anda? Berikut pandangan para Sahabat Facebook e-Konsel.
e-Konsel: Menurut Anda, apakah psikologi itu bisa dianggap ilmu kebatinan?
Komentar:
Fer: Bukan.
Michael: Tidak. Psikologi adalah "science" yang bisa dipelajari, teori-teori yang berasal dari hasil penelitian & observasi.
e-Konsel: Namun, bagaimana dengan pemikiran bahwa psikologi itu ilmu yang mempelajari tentang keberadaan manusia secara batin (abstrak). Apa bedanya dengan ilmu kebatinan?
Fer: Ilmu kebatinan menyangkut mistis, jadi berbeda dengan psikologi. Bagi saya, yang berbeda adalah psikologi umum dengan psikologi Kristen.
e-Konsel: Menurut Fer Suwardi, apa perbedaan psikologi umum dan psikologi Kristen itu?
Fer: Psikologi Kristen menolong orang-orang Kristen untuk mengambil keputusan sesuai dengan Alkitab. Namun psikologi umum, untuk semua solusi boleh diambil, sekalipun itu tidak sesuai dengan kebenaran firman. Contohnya, ada seseorang mengalami depresi yang berat dan mengambil solusi dengan bunuh diri. Dalam psikologi umum, hal itu dibenarkan karena orang tersebut sudah tidak dapat menanggung beban hidup lagi. Akan tetapi, psikologi Kristen menolak hal tersebut dengan tegas karena hal itu bertentangan dengan firman Tuhan. Begitulah menurut saya.
e-Konsel: Umm, ok-ok. Psikologi Kristen itu berpusat pada Kristus, sementara psikologi umum berpusat pada manusianya sendiri ya? Terima kasih.
Anda ingin menyampaikan pendapat Anda terkait topik ini? Mari berkomentar di Facebook e-Konsel < http://facebook.com/sabdakonsel/posts/10151635832373755 >. Terima kasih.
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK KISAH!
Anda mencari komunitas seputar kesaksian cinta kasih Allah? Mari bergabung dalam Facebook KISAH, Anda akan menemukan sebuah komunitas yang di dalamnya terdapat banyak kesaksian dari saudara-saudari seiman, sehingga ada banyak berkat lagi yang akan Anda dapatkan dalam komunitas ini.
Silakan bergabung ke < http://fb.sabda.org/kisah >.
Tuhan Yesus memberkati.
Kontak: konsel(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, Santi T., dan Adiana Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
e-Konsel -- Psikologi dan Konseling Kristen
Edisi 341/Mei 2013
Salam kasih dalam Tuhan,
Dalam dunia konseling, dasar kebenaran yang harus dipegang oleh konselor Kristen adalah Alkitab. Namun demikian, konselor Kristen juga perlu menggunakan teori-teori yang dikemukakan dalam psikologi, selama teori-teori tersebut sesuai dengan Alkitab. Dalam edisi ini, e-Konsel menyajikan artikel yang membahas tentang "psikologi dan kekristenan", dan beberapa pandangan Sahabat e-Konsel di Facebook tentang psikologi dan kebatinan. Selamat membaca!
Pemimpin Redaksi e-Konsel,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >
CAKRAWALA: PSIKOLOGI DAN KEKRISTENAN
Diringkas oleh: S. Setyawati
Ilmu Psikologi menganut keragaman subjek dan minat, serta menyediakan pengetahuan praktis bagi kehidupan sehari-hari. Namun, kita sering melihat munculnya ketegangan akibat informasi yang dimiliki Psikologi dan Alkitab. Padahal, keduanya menyediakan informasi tentang cara hidup sehari-hari dan bagaimana seharusnya manusia berpikir dan berperilaku.
Beberapa psikolog memaparkan tentang bagaimana mempelajari ilmu ini, bagaimana memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan di mana ilmu ini dapat ditempatkan. Sayangnya, banyak psikolog tidak mendasarkan ilmunya pada Alkitab. Karena itu, ada orang Kristen yang menerima dan yang menolak hasil riset psikologi dan penemuan-penemuan psikolog. Inilah yang menimbulkan konflik antara teologi dan psikologi. Akibatnya, masyarakat Kristen sering kali curiga, bahkan kejam terhadap psikologi dan ilmu-ilmu sosial. Terkadang, hal ini dibenarkan karena tuntutan-tuntutan dan penafsiran-penafsiran yang dilakukan para ilmuwan sosial terlalu berani. Namun, ada juga orang Kristen yang ekstrem, yang mengambil sudut pandang yang berseberangan dengan apa yang telah dipaparkan oleh ilmu pengetahuan, dan membangun benteng pertahanan hak asasi manusia bagi dirinya sendiri dengan sikap yang merendahkan martabat orang lain.
Hubungan Psikologi dan Teologi
Carter dan Narramore (1979), lewat adaptasi analisis sejarah yang dikembangkan oleh Niebuhr (1951), menyatakan ada 4 cara untuk menghubungkan psikologi dan teologi.
1. Kekristenan VS Psikologi
Sejumlah tokoh Kristen mengatakan bahwa psikologi merupakan suatu persekongkolan antara zaman baru Iblis dan pesaing kekristenan. Jay Adams, seorang konselor Kristen terkenal, melakukan serangan-serangan yang mirip dengan psikologi konvensional pada awal tahun 1970-an. Ia mengomentari karya Dobson, "Dare to Discipline" (1970), dengan mengatakan bahwa "garis besar tingkah lakunya ditulis dalam istilah-istilah kekristenan, tetapi ia memperkenalkan sistem tak bertuhan dalam istilah-istilah Kristen. Pendekatan Dobson dingin, tak bertuhan, dan berpusat pada manipulasi" (1973, 82). Pihak yang memihak kekristenan pada umumnya tidak melihat nilai psikologi sehingga mereka mengurangi masalah hanya dalam arena rohani. Benner (1988, 44) menyatakan bahwa pengurangan semacam ini membuat semua psikoterapi bertentangan dengan tujuan Allah.
2. Psikologi VS Kekristenan
Psikologi dianggap memiliki solusi-solusi untuk masalah yang ada, sementara kekristenan dianggap tidak penting dan bahkan merusak kehidupan yang sehat. Freud menekankan bahwa kekristenan bersifat patologis. Watson dan Fromm, termasuk dalam kategori ini (Benner 1988, 47-48). Psikologi vs kekristenan juga bersifat pengurangan. Keduanya sama-sama terlalu menyederhanakan masalah dengan mengurangi segala sesuatu dengan satu sudut pandang saja. Contoh kontemporer tentang Psikologi vs kekristenan dapat disimak dalam "Neuropsychological Bases of God Beliefs" (Parsinger, 1987).
Beberapa psikolog menggunakan psikologi untuk melawan kedudukan kekristenan. Mereka mengajak umat Kristen berhenti menggunakan agama sebagai alat bantu, dan mulai mengembangkan kekuatan batin. Mereka menyarankan agar umat berhenti membaca Alkitab, mulai membaca literatur tentang pertolongan mandiri (self-help), dan berhenti mengikuti kebaktian gereja. Itulah sebabnya, kekristenan menolak perspektif psikologi.
Walaupun sebagian konselor menentang kekristenan, orang yang terlibat dalam pelayanan Kristen perlu menyelidiki para psikolog lokal yang mempertahankan sikap-sikap kekristenan dan mengenal kekhususan-kekhususan mereka. Para pendeta rumah sakit lokal dan perkumpulan kesehatan mental lokal bisa menjadi sumber informasi yang berguna. Selain mereka, mengenal seseorang atau beberapa orang yang dapat dipercaya dan berkompeten dalam konseling juga bisa menjadi cara yang berguna.
3. Kekristenan dan Psikologi
Kekristenan dan psikologi menjadi ilmu yang terpisah, tetapi sejajar untuk menemukan kebenaran. Benner (1988, 41) menekankan sifat dualistis pemisahan ini berlawanan dengan keseluruhan Alkitab. Alkitab mengajarkan bahwa tidak ada kelompok orang yang terbagi-bagi, secara keseluruhan semua berfungsi. Minirth dan Tournier memegang pandangan ini.
4. Psikologi berintegrasi dengan kekristenan. Seorang pribadi secara mendasar dipandang sebagai suatu kesatuan (Benner, 1988, 41). Namun, secara analisis, ia dapat dijelaskan dari beberapa perspektif sekaligus (MacKay 1979, 30). Beberapa orang Kristen mengadopsi teologi monoteisme yang berhubungan dengan posisi ini, dengan menyangkal kemungkinan tentang wujud diri terlepas dari tubuh setelah kematian (Myers dan Jeeves, 1987, 24-30). Akan tetapi, kesimpulan ini tidak harus sama dengan holisme Kristen. Carter dan Narramore setuju dengan pandangan ini. Farnsworth dan Collins telah mengembangkan perspektif tersebut (Farnsworth, 1985: Collins, 1981; Kirwan, 1984). Risiko pandangan ini, yaitu adanya bahaya mengadopsi model ini tanpa berpikir kritis karena integrasi dapat dengan mudah menjadi sinkretisme, campuran antara kafir dan kekristenan untuk menghasilkan Kristen yang di bawah standar dan menoleransi iman. Maka dari itu, lebih baik mengadopsi pendekatan ekletis, yaitu mengambil bagian yang terbaik dari keempat cara di atas. Meski demikian, model pemisahan juga bernilai. Perbedaan pertanyaan dan pendekatan untuk menjawab membuat orang kreatif asalkan integritas kekristenan dan psikologi dipertahankan. Akhirnya, ada nilai yang jelas dalam pendekatan holistis model integrasi. Apalagi, pendekatan ini cenderung mendorong penyuburan silang terhadap gagasan-gagasan, baik dari psikologi maupun kekristenan, yang meningkatkan kreativitas dan produktivitas intelektual.
Setiap cara tentu memiliki kelemahan dan kelebihan. Yang pertama menekankan pentingnya Alkitab dan Allah, sedangkan yang kedua menekankan pentingnya keterbukaan terhadap investigasi psikologi, untuk tidak menggunakan alasan yang tampak rasional terhadap perilaku Kristen. Sebagai orang Kristen, kita harus memakai konsep-konsep psikologi yang bermanfaat dan cocok dengan Alkitab, serta meninggalkan konsep-konsep yang bertentangan dengan iman kita.
Sumber-Sumber Data
Ketika kita mencermati hubungan antara psikologi dan kekristenan, kita harus mengerti bahwa sumber utama pengetahuan adalah Allah. Pengetahuan akan Allah diberikan melalui wahyu khusus (Alkitab) dan wahyu umum (penciptaan Allah). Alkitab diwahyukan oleh Allah dan tanpa salah, sedangkan alam/manusia sudah jatuh dalam dosa dan tidak sempurna (Ackeman, 1988). Metode analisis yang digunakan untuk mempelajari Alkitab adalah Hermeneutika dan untuk mempelajari alam/manusia dipelajari adalah metode ilmiah. Kita harus mempelajari Alkitab dengan mempertimbangkan konteks kultural, historis, bahasa, bentuk-bentuk sastra, dsb..(1) Dan, mempertimbangkan metode ilmiah dalam mempelajari alam.(2) Teori-teori psikologi dan konstruksi-konstruksi teologi keduanya bersifat interpretatif, tentatif, dan menyimpulkan data terbaik dalam masing-masing wilayah. Kesimpulan yang dihasilkan juga sama, saling mengisi, interaktif, dan melengkapi perbedaan-perbedaan di antara keduanya. Prinsip yang menuntun ini merupakan produk-produk pewahyuan Allah dan keduanya menggambarkan kemanusiaan. Seharusnya, konflik tidak terjadi karena keduanya diturunkan dari pewahyuan Allah. Jika terjadi konflik, itu karena adanya kesalahan tafsiran Alkitab, penggunaan metode ilmiah, atau keduanya. Semua kebenaran adalah kebenaran Allah, maka kita harus melakukan yang terbaik untuk mengadopsi suatu pendekatan eklektis, yang secara tentatif menerima prinsip-prinsip alkitabiah. Terakhir, kesimpulan-kesimpulan teologis harus diuji dengan menggunakan unsur Alkitab dan wawasan psikologis yang valid.
Sumber-Sumber Ketegangan Antara Psikologi dan Kekristenan
- Antipati orang-orang Kristen terhadap psikologi. Sikap ini muncul sebagai hasil dari kesukaran dalam mendefinisikan secara tepat di mana psikologi secara disiplin ilmu, mulai dan berakhir. Perbedaan antara psikologi, fisiologi, neurologi, sosiologi, dan filosofi tidak mudah dijelaskan karena psikologi cenderung mencakup pokok bahasan yang luas. Jadi, untuk memfokuskan diri pada titik kontak antara psikologi dan kekristenan itu sangat sukar. Saat keduanya diintegrasikan dan asumsi-asumsi umum yang ada digabungkan, maka implikasi dan asumsi-asumsi yang tidak konsisten dengan Alkitab inilah yang dihasilkan.
- Tingkat stres yang tinggi. Ketika individu-individu mengalami stres yang tinggi, mereka bisa menunjukkan gejala-gejala depresi (seperti kesedihan, tidak bisa tidur, kehilangan selera makan, dsb.). Namun, ada juga individu yang tertekan, tetapi tidak sampai pada tingkat depresi. Depresi dalam kasus ini merupakan konstruksi teoretis. Konstruksi ini menjadi definisi operasional dan pembentukan model bagi para ilmuwan, yaitu model yang mewakili kerangka mental model konstruksi individual. Sementara itu, teologi memberikan konstruksi teoretis lain untuk menolong kita membangun model tentang penciptaan sehingga kita bisa mengamatinya lebih jauh.
- Ketidakpercayaan kepada Allah. Banyak ilmuwan sosial yang tidak percaya akan keberadaan dan kuasa Allah.
Evaluasi Psikologi
Pengakuan bahwa Allah dapat memahami kebenaran akan mempermudah kita untuk menerima kebenaran yang ditemukan dalam penciptaan. Hal ini merupakan bagian komitmen kita kepada Allah. Allah adalah sumber utama kebenaran. Karena kebenaran berada di dalam Allah, sebagai ciptaan, kita hanya dapat mengungkapkan ringkasan dari-Nya. Pemahaman atau pengetahuan tentang penciptaan (yaitu, cara kita mengamati penciptaan) merupakan abstraksi tingkat kedua. Ketika kita mengamati penciptaan, kita juga mengamati kebenaran Allah.
Orang Kristen beruntung karena asumsi-asumsi pewahyuan khusus dari Allah dalam Alkitab. Dalam pewahyuan khusus, Allah menunjukkan diri-Nya sendiri, menyatakan pesan-Nya dalam Yesus Kristus, dan menawarkan keselamatan dan pengampunan kepada semua umat, khususnya orang Kristen yang percaya. Alkitab memiliki pengamatan terhadap kebenaran Allah melalui penciptaan dan Alkitab berisi firman Allah untuk membimbing studi manusia tentang penciptaan. Dengan demikian, psikolog Kristen memiliki beberapa keuntungan daripada psikolog sekuler karena orang Kristen mendekati dunia dari sudut pandang kebenaran penciptaan Allah dan memiliki "pegangan", firman Allah, untuk mengevaluasi apa yang diamati dalam penciptaan dan menyaring kebenaran dari kesalahan (Roma 1:19-20). Orang Kristen harus menempatkan puncak iman mereka di dalam Allah, sesuai isi Alkitab. Di lain sisi, penemuan-penemuan kebenaran Allah seperti penemuan pinisilin, meskipun tidak ada dalam Alkitab, masih mewakili kasih karunia Allah terhadap umat manusia. Penemuan para ilmuwan non-Kristen tidak mengubah fakta bahwa penemuan-penemuan itu merupakan teladan kasih karunia, pengampunan, dan kebenaran Allah.
Kesimpulan
Ilmu psikologi tidak akan pernah dapat menjelaskan tujuan dan makna keberadaan manusia. Pertanyaan-pertanyaan keberadaan manusia merupakan pertanyaan-pertanyaan teologis bagi orang Kristen, yang berdasar pada iman dan firman Allah. Idealnya, penjelasan ilmu pengetahuan dan pemahaman orang Kristen tentang Alkitab harus saling mengisi. Kebenaran ilmiah tidak dapat disejajarkan dengan Alkitab. Kita harus memegang Alkitab sebagai firman Allah yang tanpa salah. Dalam disiplin ilmu apa pun, orang Kristen harus secara teguh berakar pada firman Allah. Kita harus membangun suatu filter ilmu pengetahuan dari pewahyuan khusus yang akan mengizinkan kita menguji, apakah model-model ilmiah dan konstruksi-konstruksi teoretis yang dipaparkan para ilmuwan benar-benar cocok dengan penciptaan Allah.
Diringkas dan disunting dari:
Judul asli buku: Introduction to Psychology and Counseling
Judul buku terjemahan: Pengantar Psikologi dan Konseling Kristen (1)
Judul bab: Pengantar Psikologi
Penulis: Paul D. Meier, M. D., dkk.
Penerjemah: Johny The
Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2004
Halaman: 12 -- 21
KOMUNITAS KONSEL: PSIKOLOGI VS KEBATINAN
Masyarakat awam mungkin ada yang menyangka bahwa psikologi ada hubungannya dengan ilmu kebatinan. Padahal, kebenarannya tidak seperti itu. Bagaimana pendapat Anda? Berikut pandangan para Sahabat Facebook e-Konsel.
e-Konsel: Menurut Anda, apakah psikologi itu bisa dianggap ilmu kebatinan?
Komentar:
Fer: Bukan.
Michael: Tidak. Psikologi adalah "science" yang bisa dipelajari, teori-teori yang berasal dari hasil penelitian & observasi.
e-Konsel: Namun, bagaimana dengan pemikiran bahwa psikologi itu ilmu yang mempelajari tentang keberadaan manusia secara batin (abstrak). Apa bedanya dengan ilmu kebatinan?
Fer: Ilmu kebatinan menyangkut mistis, jadi berbeda dengan psikologi. Bagi saya, yang berbeda adalah psikologi umum dengan psikologi Kristen.
e-Konsel: Menurut Fer Suwardi, apa perbedaan psikologi umum dan psikologi Kristen itu?
Fer: Psikologi Kristen menolong orang-orang Kristen untuk mengambil keputusan sesuai dengan Alkitab. Namun psikologi umum, untuk semua solusi boleh diambil, sekalipun itu tidak sesuai dengan kebenaran firman. Contohnya, ada seseorang mengalami depresi yang berat dan mengambil solusi dengan bunuh diri. Dalam psikologi umum, hal itu dibenarkan karena orang tersebut sudah tidak dapat menanggung beban hidup lagi. Akan tetapi, psikologi Kristen menolak hal tersebut dengan tegas karena hal itu bertentangan dengan firman Tuhan. Begitulah menurut saya.
e-Konsel: Umm, ok-ok. Psikologi Kristen itu berpusat pada Kristus, sementara psikologi umum berpusat pada manusianya sendiri ya? Terima kasih.
Anda ingin menyampaikan pendapat Anda terkait topik ini? Mari berkomentar di Facebook e-Konsel < http://facebook.com/sabdakonsel/posts/10151635832373755 >. Terima kasih.
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK KISAH!
Anda mencari komunitas seputar kesaksian cinta kasih Allah? Mari bergabung dalam Facebook KISAH, Anda akan menemukan sebuah komunitas yang di dalamnya terdapat banyak kesaksian dari saudara-saudari seiman, sehingga ada banyak berkat lagi yang akan Anda dapatkan dalam komunitas ini.
Silakan bergabung ke < http://fb.sabda.org/kisah >.
Tuhan Yesus memberkati.
Kontak: konsel(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, Santi T., dan Adiana Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Subscribe to:
Posts (Atom)