----Email Diteruskan----
Dari: doa@sabda.org
Kepada: i-kan-buah-doa@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 6 Jul 2013 17:00 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: Kalender Doa SABDA: 8 -- 14 Juli 2013
KADOS -- Edisi 157 (8 -- 14 Juli 2013)
Shalom,
Ketika berdoa, pernahkah Anda diingatkan Tuhan atas kesalahan yang pernah Anda lakukan dan Anda belum meminta ampun atas kesalahan itu? Misalnya, Anda menyakiti hati seseorang. Mungkin, ada yang pernah mengalami, tetapi ada juga yang belum. Ketika Tuhan mengingatkan Anda akan kesalahan Anda, jangan menyangkal dan mencari-cari alasan mengapa Anda melakukannya. Akui saja jika Anda bersalah dan mintalah ampun kepada-Nya. Tuhan ingin kita semakin sempurna, seperti Bapa di surga juga sempurna. Mari berdoa.
Redaksi KADOS,
Yusak
< http://doa.sabda.org >
8 Juli 2013 -- Gempa Susulan di Aceh
Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, Aceh, kembali diguncang gempa dengan kekuatan 6,2 skala Richter pada hari Selasa, 2 Juli 2013. Karena kedua daerah ini berada di sekitar pusat gempa, lebih dari 375 bangunan dan sejumlah infrastruktur di kedua daerah tersebut mengalami kerusakan. Dinas sosial setempat dan TNI sudah mendirikan tenda-tenda sebagai tempat pengungsian untuk warga. Kebanyakan dari mereka tidak berani pulang ke rumah karena takut ada gempa susulan. Bencana ini juga mengakibatkan 24 orang tewas dan 249 orang terluka, serta masih ada 12 orang yang hingga saat ini belum ditemukan. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar aparat TNI bisa segera menemukan orang-orang yang masih hilang. Doakan pula untuk para pengungsi supaya tetap dalam keadaan sehat dan pemerintah segera turun tangan untuk menolong para korban.
Sumber: Kompas, Kamis, 4 Juli 2013, halaman 1
9 Juli 2013 -- Hari Satelit Palapa
Nama Satelit ini diambil dari Sumpah Palapa yang dicetuskan Patih Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara. Demikian juga, satelit telekomunikasi ini bertujuan untuk menyatukan Nusantara dengan cara memberikan pelayanan komunikasi yang cepat, dan dapat menjangkau semua daerah di Indonesia. Sampai saat ini, sudah ada sepuluh kali peluncuran satelit Palapa. Mengucap syukur untuk satelit-satelit yang sudah ada sehingga dapat memudahkan kita dalam berkomunikasi. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar satelit-satelit ini dapat digunakan dengan optimal dalam mengembangkan komunikasi di Indonesia.
10 Juli 2013 -- Gereja di Kota
Pertumbuhan gereja di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini dikarenakan banyak misi penginjilan yang merambah negeri ini. Selain itu, banyak gereja juga mulai tersadar dan menerapkan pelayanan pengembangan gereja dengan merintis gereja-gereja baru. Mohonlah dalam doa kepada Tuhan Yesus supaya gereja-gereja di kota mengalami pertumbuhan yang pesat dan tidak terjadi konflik antargereja karena masalah perebutan jemaat.
11 Juli 2013 -- Pengusaha Muda
Sekarang ini, banyak anak muda yang mulai berbisnis. Namun, terkadang dalam memulai bisnis, mereka mengalami kesulitan. Doakan agar mereka terus berjuang, tidak menyerah dalam menjalankan bisnis sekalipun mendapatkan kesulitan. Doakan juga para pengusaha muda Kristen agar Tuhan Yesus memberi mereka hikmat dalam mengatasi setiap permasalahan dan memiliki kreativitas untuk melihat setiap peluang yang ada.
12 Juli 2013 -- Hari Koperasi
Koperasi adalah perserikatan yang bertujuan memenuhi keperluan para anggotanya dengan cara menjual barang keperluan sehari-hari dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung). Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan kekeluargaan. Koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar setiap koperasi yang ada dapat meningkatkan perekonomian anggotanya, terutama masyarakat menengah ke bawah.
13 Juli 2013 -- Kesempatan Sekolah bagi Anak Kurang Mampu
Minimnya perhatian pemerintah akan pendidikan mengakibatkan banyak anak usia sekolah yang berasal dari keluarga tak mampu tidak bisa mengenyam pendidikan. Kita berdoa untuk anak-anak tersebut supaya mereka memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan sehingga harapan akan masa depan yang lebih cerah dapat mereka gapai. Doakan juga agar Tuhan Yesus memampukan setiap pengelola dan penyalur dana pendidikan agar benar-benar mengalokasikan dana pendidikan untuk mereka yang kurang mampu.
14 Juli 2013 -- Penginjilan ke Sekolah-Sekolah
Penginjilan merupakan pusat semua aspek pelayanan sehingga hal itu harus diutamakan dalam setiap pelayanan kita. Untuk menumbuhkan dan meneguhkan iman para anak didik, dibutuhkan penginjilan yang dilakukan di sekolah-sekolah. Untuk melakukan hal ini, tentunya memerlukan rencana yang matang terhadap pelayanan yang akan diberikan. Berdoalah bagi anak-anak Tuhan yang sedang melakukan pelayanan di sekolah-sekolah, kiranya Tuhan menolong agar firman yang mereka taburkan dapat memberi dampak yang luar biasa pada anak-anak didik yang dilayani.
Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: Santi T. dan Yusak
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kados/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No.0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Saturday, July 6, 2013
TRS: [40-Hari-2013] Suku Melayu Riau/[09]
----Email Diteruskan----
Dari: doa@sabda.org
Kepada: i-kan-buah-doa@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 6 Jul 2013 16:30 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: [40-Hari-2013] Suku Melayu Riau/[09]
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- MINGGU, 7 JULI 2013
SUKU MELAYU RIAU
Provinsi Riau, terletak di bagian tengah Pulau Sumatera. Sebelah Utara provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Meskipun sebagian besar penduduk Melayu Riau hidup di Pulau Sumatera, banyak Suku Riau lain yang tinggal di pulau-pulau kecil yang membentuk kepulauan Riau. Dua pulau yang paling berkembang dalam gugusan pulau itu adalah Pulau Batam dan Pulau Bintan, yang hanya berjarak sekitar 30 -- 45 menit jika ditempuh menggunakan kapal dari Singapura.
Sejauh ini, suku terbesar dan yang paling dominan di provinsi ini adalah Suku Melayu Riau, tetapi ada pula suku-suku lain yang tinggal di antara mereka. Setiap suku ini menjaga kebudayaan mereka dengan baik. Kelompok pendatang yang memiliki andil cukup besar di Provinsi Riau adalah Suku Minangkabau, Jawa, dan Tionghoa. Bahasa Melayu Riau adalah bagian dari rumpun Bahasa Melayu. Melayu Riau sendiri mempunyai dua dialek, dialek Melayu Riau yang digunakan di Pulau Sumatera, dan dialek yang mereka gunakan di Kepulauan Riau dan di daerah pesisir pantai. Bahasa Melayu Riau terekam dengan baik dalam puisi-puisi tradisional, peribahasa lokal, mantra-mantra, cerita legenda, dan kisah-kisah roman, serta bentuk-bentuk ekspresi lainnya yang mereka gunakan untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Seperti apa kehidupan mereka?
Orang Melayu Riau umumnya bermatapencaharian nelayan dan petani. Bagi orang-orang Melayu Riau yang hidup di Kepulauan Riau, mereka lebih mengandalkan laut daripada tanah mereka. Teknologi pertanian mereka sangat terbatas, itulah sebabnya metode pertanian yang mereka miliki sangat tidak efisien. Masyarakat Melayu Riau tinggal di rumah-rumah kayu yang dibangun di atas tiang pancang di sepanjang sungai atau di pesisir pantai. Ada pula yang tinggal di atas rumah-rumah perahu yang selain berfungsi sebagai tempat tinggal, juga dapat berfungsi sebagai tempat berjualan. Secara historis, orang Melayu Riau mengikuti sistem keturunan bilateral, yaitu sistem keturunan yang dapat ditelusuri dari garis ayah maupun garis ibu. Akan tetapi, ada pula yang menganut sistem patrilineal (yang merupakan hasil dari pengajaran agama Islam di wilayah ini) dan juga sistem matrilineal (yang merupakan pengaruh dari adat istiadat Minangkabau). Dalam adat mereka, sebuah keluarga
terdiri dari pasangan suami istri dan seorang anak yang belum menikah.
Apa kepercayaan mereka?
Kepercayaan Suku Melayu Riau dipengaruhi oleh pengajaran Islam, Hindu, Buddha, sekaligus kebudayaan Barat. Pengaruh Islam dalam Suku Melayu Riau dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari mereka. Para orang tua lebih mementingkan pendidikan agama daripada pendidikan formal, terutama saat anak-anak mereka berada di sekolah dasar. Pada saat yang sama, dalam adat masyarakat mereka juga terdapat praktik-praktik yang menonjolkan keterikatan kepada kepercayaan-kepercayaan asli, misalnya penggunaan jampi-jampi untuk mengusir roh-roh jahat. Seorang dukun (dalam bahasa mereka biasa disebut 'bomo') biasanya dimintai pertolongan untuk mengusir roh jahat yang dipercaya menjadi penyebab segala macam penyakit.
Apa kebutuhan mereka?
Orang Melayu Riau membutuhkan teknologi pertanian yang tepat untuk mengolah tanah mereka. Infrastruktur komunikasi dan transportasi laut juga sangat mereka butuhkan. Mereka juga membutuhkan akses kepada pelayanan medis dan bidang yang lebih memadai lagi. Standar hidup orang-orang Melayu Riau berada jauh di bawah standar hidup yang bisa dinikmati oleh para pendatang di Provinsi Riau. Yang lebih ironis, Provinsi Riau justru menjadi provinsi yang memberi pemasukan terbesar kedua bagi pemerintah pusat setelah Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, tanah mereka juga seolah-olah dirampas oleh perusahaan perkebunan yang menjamur di sekitar Riau. Pembakaran hutan dan lahan gambut juga terjadi setiap tahun karena itulah cara mereka membuka lahan pertanian baru. Oleh sebab itu, komunitas Melayu Riau memerlukan orang-orang yang mau bekerja sama dengan mereka untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam bidang ekonomi, hukum, dan teknik-teknik konservasi alam. (t/Yudo)
Berikut ini adalah beberapa referensi yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui lebih jauh tentang Suku Melayu Riau, dan beberapa media untuk melakukan penginjilan kepada suku ini.
1. Suku Riau: http://misi.sabda.org/suku_riau
2. Melayu Riau: http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Riau
3. Alkitab Audio Bahasa Melayu Riau: http://globalrecordings.net/id/language/5094
4. Audio Visual Bible Lesson dalam Bahasa Riau: http://globalrecordings.net/id/program/C80613
POKOK DOA
1. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus untuk kehidupan Suku Melayu Riau yang masih terikat dengan kepercayaan-kepercayaan yang berhubungan dengan roh jahat. Doakan agar Suku Melayu Riau dapat mendengar Injil dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
2. Doakanlah kepada Tuhan Yesus agar Suku Melayu Riau memiliki teknologi pertanian yang tepat dan efisien untuk mengolah tanah mereka. Doakan pula agar kebutuhan akan infrastruktur, sarana transportasi laut, dan pelayanan medis dapat terpenuhi untuk meningkatkan kehidupan Suku Melayu Riau.
3. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus agar Suku Melayu Riau dapat menjalin kerja sama dengan orang-orang yang tepat sehingga kehidupan bidang ekonomi, hukum, dan teknik konservasi alam dapat terus mengalami peningkatan.
Diambil dan diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/people-profile.php?peo3=14556&rog3=ID
Judul asli artikel: Malay, Riau of Indonesia
Penulis: --
Tanggal akses: 17 Mei 2013
Kontak: doa(at)sabda.org
Dari: doa@sabda.org
Kepada: i-kan-buah-doa@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 6 Jul 2013 16:30 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: [40-Hari-2013] Suku Melayu Riau/[09]
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- MINGGU, 7 JULI 2013
SUKU MELAYU RIAU
Provinsi Riau, terletak di bagian tengah Pulau Sumatera. Sebelah Utara provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Meskipun sebagian besar penduduk Melayu Riau hidup di Pulau Sumatera, banyak Suku Riau lain yang tinggal di pulau-pulau kecil yang membentuk kepulauan Riau. Dua pulau yang paling berkembang dalam gugusan pulau itu adalah Pulau Batam dan Pulau Bintan, yang hanya berjarak sekitar 30 -- 45 menit jika ditempuh menggunakan kapal dari Singapura.
Sejauh ini, suku terbesar dan yang paling dominan di provinsi ini adalah Suku Melayu Riau, tetapi ada pula suku-suku lain yang tinggal di antara mereka. Setiap suku ini menjaga kebudayaan mereka dengan baik. Kelompok pendatang yang memiliki andil cukup besar di Provinsi Riau adalah Suku Minangkabau, Jawa, dan Tionghoa. Bahasa Melayu Riau adalah bagian dari rumpun Bahasa Melayu. Melayu Riau sendiri mempunyai dua dialek, dialek Melayu Riau yang digunakan di Pulau Sumatera, dan dialek yang mereka gunakan di Kepulauan Riau dan di daerah pesisir pantai. Bahasa Melayu Riau terekam dengan baik dalam puisi-puisi tradisional, peribahasa lokal, mantra-mantra, cerita legenda, dan kisah-kisah roman, serta bentuk-bentuk ekspresi lainnya yang mereka gunakan untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Seperti apa kehidupan mereka?
Orang Melayu Riau umumnya bermatapencaharian nelayan dan petani. Bagi orang-orang Melayu Riau yang hidup di Kepulauan Riau, mereka lebih mengandalkan laut daripada tanah mereka. Teknologi pertanian mereka sangat terbatas, itulah sebabnya metode pertanian yang mereka miliki sangat tidak efisien. Masyarakat Melayu Riau tinggal di rumah-rumah kayu yang dibangun di atas tiang pancang di sepanjang sungai atau di pesisir pantai. Ada pula yang tinggal di atas rumah-rumah perahu yang selain berfungsi sebagai tempat tinggal, juga dapat berfungsi sebagai tempat berjualan. Secara historis, orang Melayu Riau mengikuti sistem keturunan bilateral, yaitu sistem keturunan yang dapat ditelusuri dari garis ayah maupun garis ibu. Akan tetapi, ada pula yang menganut sistem patrilineal (yang merupakan hasil dari pengajaran agama Islam di wilayah ini) dan juga sistem matrilineal (yang merupakan pengaruh dari adat istiadat Minangkabau). Dalam adat mereka, sebuah keluarga
terdiri dari pasangan suami istri dan seorang anak yang belum menikah.
Apa kepercayaan mereka?
Kepercayaan Suku Melayu Riau dipengaruhi oleh pengajaran Islam, Hindu, Buddha, sekaligus kebudayaan Barat. Pengaruh Islam dalam Suku Melayu Riau dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari mereka. Para orang tua lebih mementingkan pendidikan agama daripada pendidikan formal, terutama saat anak-anak mereka berada di sekolah dasar. Pada saat yang sama, dalam adat masyarakat mereka juga terdapat praktik-praktik yang menonjolkan keterikatan kepada kepercayaan-kepercayaan asli, misalnya penggunaan jampi-jampi untuk mengusir roh-roh jahat. Seorang dukun (dalam bahasa mereka biasa disebut 'bomo') biasanya dimintai pertolongan untuk mengusir roh jahat yang dipercaya menjadi penyebab segala macam penyakit.
Apa kebutuhan mereka?
Orang Melayu Riau membutuhkan teknologi pertanian yang tepat untuk mengolah tanah mereka. Infrastruktur komunikasi dan transportasi laut juga sangat mereka butuhkan. Mereka juga membutuhkan akses kepada pelayanan medis dan bidang yang lebih memadai lagi. Standar hidup orang-orang Melayu Riau berada jauh di bawah standar hidup yang bisa dinikmati oleh para pendatang di Provinsi Riau. Yang lebih ironis, Provinsi Riau justru menjadi provinsi yang memberi pemasukan terbesar kedua bagi pemerintah pusat setelah Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, tanah mereka juga seolah-olah dirampas oleh perusahaan perkebunan yang menjamur di sekitar Riau. Pembakaran hutan dan lahan gambut juga terjadi setiap tahun karena itulah cara mereka membuka lahan pertanian baru. Oleh sebab itu, komunitas Melayu Riau memerlukan orang-orang yang mau bekerja sama dengan mereka untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam bidang ekonomi, hukum, dan teknik-teknik konservasi alam. (t/Yudo)
Berikut ini adalah beberapa referensi yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui lebih jauh tentang Suku Melayu Riau, dan beberapa media untuk melakukan penginjilan kepada suku ini.
1. Suku Riau: http://misi.sabda.org/suku_riau
2. Melayu Riau: http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Riau
3. Alkitab Audio Bahasa Melayu Riau: http://globalrecordings.net/id/language/5094
4. Audio Visual Bible Lesson dalam Bahasa Riau: http://globalrecordings.net/id/program/C80613
POKOK DOA
1. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus untuk kehidupan Suku Melayu Riau yang masih terikat dengan kepercayaan-kepercayaan yang berhubungan dengan roh jahat. Doakan agar Suku Melayu Riau dapat mendengar Injil dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
2. Doakanlah kepada Tuhan Yesus agar Suku Melayu Riau memiliki teknologi pertanian yang tepat dan efisien untuk mengolah tanah mereka. Doakan pula agar kebutuhan akan infrastruktur, sarana transportasi laut, dan pelayanan medis dapat terpenuhi untuk meningkatkan kehidupan Suku Melayu Riau.
3. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus agar Suku Melayu Riau dapat menjalin kerja sama dengan orang-orang yang tepat sehingga kehidupan bidang ekonomi, hukum, dan teknik konservasi alam dapat terus mengalami peningkatan.
Diambil dan diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/people-profile.php?peo3=14556&rog3=ID
Judul asli artikel: Malay, Riau of Indonesia
Penulis: --
Tanggal akses: 17 Mei 2013
Kontak: doa(at)sabda.org
TRS: (e-RH) Juli 07 -- MELEPASKAN PENGAMPUNAN
----Email Diteruskan----
Dari: owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Kepada: i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 6 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-RH) Juli 07 -- MELEPASKAN PENGAMPUNAN
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 7 Juli 2013
Bacaan : Matius 18:21-35
Setahun: Mazmur 72-77
Nats: Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai ia melunasi utangnya. (Matius 18:30)
Judul:
MELEPASKAN PENGAMPUNAN
Pada zaman itu, orang yang tidak mampu membayar utang dapat
menanggung akibat yang buruk. Orang yang meminjaminya uang dapat
menangkapnya dan memaksa dia bekerja untuk membayar utang itu sampai
lunas. Orang yang berutang itu juga dapat dipenjarakan atau
keluarganya dijual sebagai budak untuk membantu membayar utangnya.
Orang yang berutang sepuluh ribu talenta itu juga harus siap
menerima hukuman karena tidak mampu melunasi utang. Orang itu
memohon-mohon, agar raja mau bersabar kepadanya. Raja tergerak
hatinya. Bukan hanya menunda pelunasan utang itu, ia bahkan
membebaskan dan menghapuskan seluruh utang itu (ay. 27). Ya, orang
itu menerima anugerah yang besar! Tetapi orang itu kemudian
menunjukkan sikap bengis kepada kawan yang berutang "hanya seratus
dinar" kepadanya. Sekalipun kawan itu memohon kesabarannya, ia
menolak dan menjebloskan orang itu ke dalam penjara sampai mampu
melunasi utang (ay. 30). Tragis, bukan?
Jika kita mengasihi seseorang seperti Kristus mengasihi kita, kita
akan bersedia mengampuninya. Jika kita sudah mengalami kasih karunia
Allah, kita akan meneruskannya kepada orang lain. Dengan menyadari
bahwa Yesus telah mengampuni utang dosa kita sepenuhnya, kita
memiliki motivasi yang kuat untuk mengampuni kesalahan dan
pelanggaran orang lain. Bila kita tidak mengampuni orang lain,
berarti kita menempatkan diri di atas dan di luar hukum kasih
Kristus. Jadi, bersediakah kita mengampuni siapa saja yang telah
melukai hati kita? --Samuel Yudi Susanto
YESUS TELAH MEMBAYAR LUNAS DOSA DAN PELANGGARAN KITA.
APAKAH KITA MENERUSKAN KARUNIA ALLAH INI UNTUK ORANG LAIN?
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Matius+18:21-35
Matius 18:21-35
21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan,
sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia
berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan
sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak
mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah
kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja
itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan
segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu,
segala hutangku akan kulunaskan.
27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba
itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba
lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan
mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah
dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai dilunaskannya hutangnya.
31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu
menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai
hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena
engkau memohonkannya kepadaku.
33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau?
34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada
algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap
kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+72-77
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Mazmur+72-77
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Dari: owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Kepada: i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 6 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-RH) Juli 07 -- MELEPASKAN PENGAMPUNAN
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 7 Juli 2013
Bacaan : Matius 18:21-35
Setahun: Mazmur 72-77
Nats: Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai ia melunasi utangnya. (Matius 18:30)
Judul:
MELEPASKAN PENGAMPUNAN
Pada zaman itu, orang yang tidak mampu membayar utang dapat
menanggung akibat yang buruk. Orang yang meminjaminya uang dapat
menangkapnya dan memaksa dia bekerja untuk membayar utang itu sampai
lunas. Orang yang berutang itu juga dapat dipenjarakan atau
keluarganya dijual sebagai budak untuk membantu membayar utangnya.
Orang yang berutang sepuluh ribu talenta itu juga harus siap
menerima hukuman karena tidak mampu melunasi utang. Orang itu
memohon-mohon, agar raja mau bersabar kepadanya. Raja tergerak
hatinya. Bukan hanya menunda pelunasan utang itu, ia bahkan
membebaskan dan menghapuskan seluruh utang itu (ay. 27). Ya, orang
itu menerima anugerah yang besar! Tetapi orang itu kemudian
menunjukkan sikap bengis kepada kawan yang berutang "hanya seratus
dinar" kepadanya. Sekalipun kawan itu memohon kesabarannya, ia
menolak dan menjebloskan orang itu ke dalam penjara sampai mampu
melunasi utang (ay. 30). Tragis, bukan?
Jika kita mengasihi seseorang seperti Kristus mengasihi kita, kita
akan bersedia mengampuninya. Jika kita sudah mengalami kasih karunia
Allah, kita akan meneruskannya kepada orang lain. Dengan menyadari
bahwa Yesus telah mengampuni utang dosa kita sepenuhnya, kita
memiliki motivasi yang kuat untuk mengampuni kesalahan dan
pelanggaran orang lain. Bila kita tidak mengampuni orang lain,
berarti kita menempatkan diri di atas dan di luar hukum kasih
Kristus. Jadi, bersediakah kita mengampuni siapa saja yang telah
melukai hati kita? --Samuel Yudi Susanto
YESUS TELAH MEMBAYAR LUNAS DOSA DAN PELANGGARAN KITA.
APAKAH KITA MENERUSKAN KARUNIA ALLAH INI UNTUK ORANG LAIN?
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Matius+18:21-35
Matius 18:21-35
21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan,
sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia
berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan
sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak
mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah
kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja
itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan
segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu,
segala hutangku akan kulunaskan.
27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba
itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba
lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan
mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah
dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai dilunaskannya hutangnya.
31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu
menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai
hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena
engkau memohonkannya kepadaku.
33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau?
34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada
algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap
kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+72-77
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Mazmur+72-77
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
TRS: (e-SH) 07 Juli -- Mazmur 107:10-22 - Lepas dari belenggu dan penyakit
----Email Diteruskan----
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 6 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-SH) 07 Juli -- Mazmur 107:10-22 - Lepas dari belenggu dan penyakit
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 7 Juli 2013
Ayat SH: Mazmur 107:10-22
Judul: Lepas dari belenggu dan penyakit
Di dalam Alkitab, dosa merupakan perkara serius sehingga dilambangkan
sebagai perbudakan (Yoh. 8:34) dan penyakit parah (Yer. 30:12-15).
Orang berbuat dosa tidak selalu karena menyukainya, melainkan
karena Iblis mencengkeram dan membuat dia tidak berdaya melepaskan
diri dari dosa.
Pemazmur mengajak kita bersyukur karena kasih setia Tuhan atas orang
berdosa. Di ayat 10-16, umat yang berdosa digambarkan sebagai
orang-orang yang dipenjarakan. Gambaran penjara bisa menggambarkan
pembuangan ke Babel, sebagai akibat dosa umat yang memberontak
sekaligus juga hukuman dosa! Namun, di tengah sengsara sebagai
akibat dan hukuman dosa, Allah mau mendengar seruan mereka minta
tolong (13). Ia pun bertindak membebaskan mereka dari belenggu
dosa. Gambaran kedua (17-22) memaparkan orang yang sakit karena
berdosa dan hampir mati. Asosiasi penyakit dengan dosa sangat kuat
dalam pemahaman orang masa purba (lihat Yoh. 9:1-2). Memang tidak
semua penyakit bisa langsung dihubungkan pada perbuatan dosa
tertentu. Namun, akar penderitaan manusia adalah dosa! Seperti
penyakit menggerogoti tubuh dan melumpuhkan aktivitas manusia,
demikian dosa menggerogoti iman seseorang.Saat sakit dan tidak
berdaya, berbagai ketakutan muncul. Maka doa menjadi penting. Doa
minta kesembuhan sekaligus pengampunan dosa merupakan kesadaran
akan ketidakberdayaan diri sekaligus kepercayaan pada belas kasih
Allah. Allah memang peduli pada orang yang menderita.Saat seruan
minta tolong dipanjatkan, Dia mendengar dan menyelamatkan (19).
Apakah Anda sedang dibelenggu dosa tertentu, bagai penyakit yang
melemahkan daya tahan kerohanian Anda? Datang kepada Tuhan dan
mohon pengampunan-Nya. Karya salib Kristus akan memerdekakan Anda
dari dosa.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+107:10-22
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Mazmur+107:10-22
Mazmur 107:10-22
10 Ada orang-orang yang duduk di dalam gelap dan kelam, terkurung
dalam sengsara dan besi.
11 Karena mereka memberontak terhadap perintah-perintah Allah, dan
menista nasihat Yang Mahatinggi,
12 maka ditundukkan-Nya hati mereka ke dalam kesusahan, mereka
tergelincir, dan tidak ada yang menolong.
13 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka,
dan diselamatkan-Nyalah mereka dari kecemasan mereka,
14 dibawa-Nya mereka keluar dari dalam gelap dan kelam, dan
diputuskan-Nya belenggu-belenggu mereka.
15 Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya,
karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak
manusia,
16 sebab dipecahkan-Nya pintu-pintu tembaga, dan dihancurkan-Nya
palang-palang pintu besi.
17 Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang
berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka;
18 mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada
pintu gerbang maut.
19 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka,
dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,
20 disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka,
diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.
21 Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya,
karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak
manusia.
22 Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan
pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai!
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 6 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-SH) 07 Juli -- Mazmur 107:10-22 - Lepas dari belenggu dan penyakit
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 7 Juli 2013
Ayat SH: Mazmur 107:10-22
Judul: Lepas dari belenggu dan penyakit
Di dalam Alkitab, dosa merupakan perkara serius sehingga dilambangkan
sebagai perbudakan (Yoh. 8:34) dan penyakit parah (Yer. 30:12-15).
Orang berbuat dosa tidak selalu karena menyukainya, melainkan
karena Iblis mencengkeram dan membuat dia tidak berdaya melepaskan
diri dari dosa.
Pemazmur mengajak kita bersyukur karena kasih setia Tuhan atas orang
berdosa. Di ayat 10-16, umat yang berdosa digambarkan sebagai
orang-orang yang dipenjarakan. Gambaran penjara bisa menggambarkan
pembuangan ke Babel, sebagai akibat dosa umat yang memberontak
sekaligus juga hukuman dosa! Namun, di tengah sengsara sebagai
akibat dan hukuman dosa, Allah mau mendengar seruan mereka minta
tolong (13). Ia pun bertindak membebaskan mereka dari belenggu
dosa. Gambaran kedua (17-22) memaparkan orang yang sakit karena
berdosa dan hampir mati. Asosiasi penyakit dengan dosa sangat kuat
dalam pemahaman orang masa purba (lihat Yoh. 9:1-2). Memang tidak
semua penyakit bisa langsung dihubungkan pada perbuatan dosa
tertentu. Namun, akar penderitaan manusia adalah dosa! Seperti
penyakit menggerogoti tubuh dan melumpuhkan aktivitas manusia,
demikian dosa menggerogoti iman seseorang.Saat sakit dan tidak
berdaya, berbagai ketakutan muncul. Maka doa menjadi penting. Doa
minta kesembuhan sekaligus pengampunan dosa merupakan kesadaran
akan ketidakberdayaan diri sekaligus kepercayaan pada belas kasih
Allah. Allah memang peduli pada orang yang menderita.Saat seruan
minta tolong dipanjatkan, Dia mendengar dan menyelamatkan (19).
Apakah Anda sedang dibelenggu dosa tertentu, bagai penyakit yang
melemahkan daya tahan kerohanian Anda? Datang kepada Tuhan dan
mohon pengampunan-Nya. Karya salib Kristus akan memerdekakan Anda
dari dosa.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+107:10-22
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Mazmur+107:10-22
Mazmur 107:10-22
10 Ada orang-orang yang duduk di dalam gelap dan kelam, terkurung
dalam sengsara dan besi.
11 Karena mereka memberontak terhadap perintah-perintah Allah, dan
menista nasihat Yang Mahatinggi,
12 maka ditundukkan-Nya hati mereka ke dalam kesusahan, mereka
tergelincir, dan tidak ada yang menolong.
13 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka,
dan diselamatkan-Nyalah mereka dari kecemasan mereka,
14 dibawa-Nya mereka keluar dari dalam gelap dan kelam, dan
diputuskan-Nya belenggu-belenggu mereka.
15 Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya,
karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak
manusia,
16 sebab dipecahkan-Nya pintu-pintu tembaga, dan dihancurkan-Nya
palang-palang pintu besi.
17 Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang
berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka;
18 mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada
pintu gerbang maut.
19 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka,
dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,
20 disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka,
diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.
21 Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya,
karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak
manusia.
22 Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan
pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai!
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
TRS: (BGA) 07 Juli -- Baca Gali Alkitab 1
----Email Diteruskan----
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 6 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (BGA) 07 Juli -- Baca Gali Alkitab 1
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 7 Juli 2013
Ayat SH: Keluaran 23:1-13
Judul: Baca Gali Alkitab 1
Apa saja yang Anda baca?
1. Isu apakah yang diangkat dalam ayat 1-3? Apakah yang Allah ingin
orang Israel dengar dan katakan, berkaitan dengan perihal
keadilan?
2. Bagaimana orang Israel harus memperlakukan (hewan) milik musuhnya
(4-5)?
3. Tindakan praktis apa yang harus dilakukan umat Israel berkaitan hal
keadilan (6-9)?
4. Prinsip apakah yang diterapkan di ayat 10-12? Apa alasan
pemberlakuan Sabat?
5. Apa yang harus diperhatikan secara saksama oleh umat Tuhan
berkaitan dengan perkataan mereka (13)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah makna "Jangan turut-turut kebanyakan orang melakukan
kejahatan"?
2. Dalam kaitan dengan keadilan dan orang miskin di ayat 3 dan 6, apa
yang kita pelajari?
3. Apa alasan yang mendorong orang melakukan suap? Bagaimana cara kita
menghindari suap?
4. Bagaimana seharusnya pemberlakuan Sabat dilakukan dalam lingkungan
rumah dan pekerjaan orang Kristen?
5. Mengapa Sabat dikaitkan dengan penyebutan nama allah
lain?
Apa respons Anda?
1. Bagaimana Anda menyuarakan dan menjalankan keadilan dalam hidup
keseharian, pekerjaan, dan dalam bermasyarakat?
2. Pernahkah Anda dicobai untuk ikut-ikutan melakukan sesuatu yang
salah, yang biasa dilakukan orang lain? Dalam hal apa?
3. Berikan contoh tentang sikap seharusnya terhadap musuh dan miliknya
dalam kehidupan masa kini!
Pokok Doa:
Mohon agar Tuhan menguatkan orang Kristen untuk menjadi saksi Tuhan
dalam masalah-masalah keadilan.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Keluaran+23:1-13
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Keluaran+23:1-13
Keluaran 23:1-13
1 "Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau
membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak
benar.
2 Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan,
dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah
engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum.
3 Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya.
4 Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat,
maka segeralah kaukembalikan binatang itu.
5 Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat
bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah
engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya.
6 Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam
perkaranya.
7 Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara dusta. Orang yang tidak
bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh, sebab Aku
tidak akan membenarkan orang yang bersalah.
8 Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang
yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.
9 Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah
mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah
orang asing di tanah Mesir.
10 Enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan
hasilnya,
11 tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan
meninggalkannya begitu saja, supaya orang miskin di antara
bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah
dibiarkan dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan
kebun anggurmu dan kebun zaitunmu.
12 Enam harilah lamanya engkau melakukan pekerjaanmu, tetapi pada
hari ketujuh haruslah engkau berhenti, supaya lembu dan keledaimu
tidak bekerja dan supaya anak budakmu perempuan dan orang asing
melepaskan lelah.
13 Dalam segala hal yang Kufirmankan kepadamu haruslah kamu
berawas-awas; nama allah lain janganlah kamu panggil, janganlah
nama itu kedengaran dari mulutmu."
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 6 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (BGA) 07 Juli -- Baca Gali Alkitab 1
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 7 Juli 2013
Ayat SH: Keluaran 23:1-13
Judul: Baca Gali Alkitab 1
Apa saja yang Anda baca?
1. Isu apakah yang diangkat dalam ayat 1-3? Apakah yang Allah ingin
orang Israel dengar dan katakan, berkaitan dengan perihal
keadilan?
2. Bagaimana orang Israel harus memperlakukan (hewan) milik musuhnya
(4-5)?
3. Tindakan praktis apa yang harus dilakukan umat Israel berkaitan hal
keadilan (6-9)?
4. Prinsip apakah yang diterapkan di ayat 10-12? Apa alasan
pemberlakuan Sabat?
5. Apa yang harus diperhatikan secara saksama oleh umat Tuhan
berkaitan dengan perkataan mereka (13)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah makna "Jangan turut-turut kebanyakan orang melakukan
kejahatan"?
2. Dalam kaitan dengan keadilan dan orang miskin di ayat 3 dan 6, apa
yang kita pelajari?
3. Apa alasan yang mendorong orang melakukan suap? Bagaimana cara kita
menghindari suap?
4. Bagaimana seharusnya pemberlakuan Sabat dilakukan dalam lingkungan
rumah dan pekerjaan orang Kristen?
5. Mengapa Sabat dikaitkan dengan penyebutan nama allah
lain?
Apa respons Anda?
1. Bagaimana Anda menyuarakan dan menjalankan keadilan dalam hidup
keseharian, pekerjaan, dan dalam bermasyarakat?
2. Pernahkah Anda dicobai untuk ikut-ikutan melakukan sesuatu yang
salah, yang biasa dilakukan orang lain? Dalam hal apa?
3. Berikan contoh tentang sikap seharusnya terhadap musuh dan miliknya
dalam kehidupan masa kini!
Pokok Doa:
Mohon agar Tuhan menguatkan orang Kristen untuk menjadi saksi Tuhan
dalam masalah-masalah keadilan.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Keluaran+23:1-13
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Keluaran+23:1-13
Keluaran 23:1-13
1 "Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau
membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak
benar.
2 Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan,
dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah
engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum.
3 Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya.
4 Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat,
maka segeralah kaukembalikan binatang itu.
5 Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat
bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah
engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya.
6 Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam
perkaranya.
7 Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara dusta. Orang yang tidak
bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh, sebab Aku
tidak akan membenarkan orang yang bersalah.
8 Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang
yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.
9 Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah
mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah
orang asing di tanah Mesir.
10 Enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan
hasilnya,
11 tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan
meninggalkannya begitu saja, supaya orang miskin di antara
bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah
dibiarkan dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan
kebun anggurmu dan kebun zaitunmu.
12 Enam harilah lamanya engkau melakukan pekerjaanmu, tetapi pada
hari ketujuh haruslah engkau berhenti, supaya lembu dan keledaimu
tidak bekerja dan supaya anak budakmu perempuan dan orang asing
melepaskan lelah.
13 Dalam segala hal yang Kufirmankan kepadamu haruslah kamu
berawas-awas; nama allah lain janganlah kamu panggil, janganlah
nama itu kedengaran dari mulutmu."
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
TRS: (e-SH) 06 Juli -- Keluaran 23:14-19 - Menikmati Tuhan
----Email Diteruskan----
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Jum, 5 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-SH) 06 Juli -- Keluaran 23:14-19 - Menikmati Tuhan
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 6 Juli 2013
Ayat SH: Keluaran 23:14-19
Judul: Menikmati Tuhan
Tema perikop ini merupakan kelanjutan dari tema Sabat (12) yang muncul
di perikop sebelumnya. Tuhan memerintahkan umat untuk mengadakan
perayaan tiga kali dalam setahun. Umat Tuhan jangan hanya bekerja,
bekerja, dan bekerja. Mereka juga harus tahu ada saatnya
bersukacita dan merayakan kebaikan Tuhan. Ketika orang kecanduan
bekerja sehingga tidak bisa berhenti untuk menikmati hidup yang
baik yang Tuhan berikan, maka pekerjaan itu akan menjadi sumber
kepuasan hidupnya. Cepat atau lambat, Tuhan akan tersingkir dari
hidupnya karena ia merasa tak butuh Tuhan lagi.
Tuhan mengingatkan bahwa ada saatnya bekerja, ada juga saatnya datang
ke hadirat Tuhan untuk berkumpul dengan sesama umat-Nya,
bersosialisasi, dan bergembira bersama-sama di hadapan Tuhan.
Perayaan ini adalah acara yang meriah dan penuh kegembiraan. Umat
Tuhan diajar untuk hidup secara komunal dan tidak egois. Umat
Tuhan juga diajar untuk mengingat bahwa semua yang bisa mereka
miliki datangnya dari Tuhan.
Namun, kalau mereka semua berkumpul, bagaimana dengan rumah, ladang,
dan ternak mereka? Kelak di Keluaran 34:24, Tuhan akan menjanjikan
bahwa walaupun semua orang laki-laki di Israel berkumpul di satu
tempat sebanyak tiga kali dalam setahun, Tuhan akan menjaga
seluruh daerah mereka aman dari serbuan musuh. Ternyata
perayaan-perayaan ini pun merupakan pernyataan iman umat kepada
Tuhan!
Ketika kita membaca kitab-kitab Taurat secara lebih dekat, kita
menemukan kejutan-kejutan yang menyenangkan tentang besarnya
perhatian Tuhan terhadap kebaikan umat-Nya. Tuhan menginginkan
kita menjalani kehidupan yang sejahtera, bahagia, dan seimbang.
Kita perlu jujur mengakui, betapa besarnya keinginan kita untuk
terus-menerus bekerja dan menimbun kekayaan demi keamanan hidup
kita. Namun Tuhan mengingatkan kita bahwa segala yang baik
datangnya dari Tuhan. Belajarlah untuk mempersembahkan hasil
terbaik kepada Tuhan dan sediakanlah waktu untuk bersukaria di
hadapan Tuhan, mengakui kebaikan-Nya atas hidup kita.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2013/07/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/07/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Keluaran+23:14-19
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Keluaran+23:14-19
Keluaran 23:14-19
14 "Tiga kali setahun haruslah engkau mengadakan perayaan bagi-Ku.
15 Hari raya Roti Tidak Beragi haruslah kaupelihara; tujuh hari
lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi, seperti yang
telah Kuperintahkan kepadamu, pada waktu yang ditetapkan dalam
bulan Abib, sebab dalam bulan itulah engkau keluar dari Mesir,
tetapi janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan
hampa.
16 Kaupeliharalah juga hari raya menuai, yakni menuai buah bungaran
dari hasil usahamu menabur di ladang; demikian juga hari raya
pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan
hasil usahamu dari ladang.
17 Tiga kali setahun semua orangmu yang laki-laki harus menghadap ke
hadirat Tuhanmu TUHAN.
18 Janganlah kaupersembahkan darah korban sembelihan yang kepada-Ku
beserta sesuatu yang beragi, dan janganlah lemak korban hari
raya-Ku bermalam sampai pagi.
19 Yang terbaik dari buah bungaran hasil tanahmu haruslah kaubawa ke
dalam rumah TUHAN, Allahmu. Janganlah kaumasak anak kambing dalam
susu induknya."
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Jum, 5 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-SH) 06 Juli -- Keluaran 23:14-19 - Menikmati Tuhan
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 6 Juli 2013
Ayat SH: Keluaran 23:14-19
Judul: Menikmati Tuhan
Tema perikop ini merupakan kelanjutan dari tema Sabat (12) yang muncul
di perikop sebelumnya. Tuhan memerintahkan umat untuk mengadakan
perayaan tiga kali dalam setahun. Umat Tuhan jangan hanya bekerja,
bekerja, dan bekerja. Mereka juga harus tahu ada saatnya
bersukacita dan merayakan kebaikan Tuhan. Ketika orang kecanduan
bekerja sehingga tidak bisa berhenti untuk menikmati hidup yang
baik yang Tuhan berikan, maka pekerjaan itu akan menjadi sumber
kepuasan hidupnya. Cepat atau lambat, Tuhan akan tersingkir dari
hidupnya karena ia merasa tak butuh Tuhan lagi.
Tuhan mengingatkan bahwa ada saatnya bekerja, ada juga saatnya datang
ke hadirat Tuhan untuk berkumpul dengan sesama umat-Nya,
bersosialisasi, dan bergembira bersama-sama di hadapan Tuhan.
Perayaan ini adalah acara yang meriah dan penuh kegembiraan. Umat
Tuhan diajar untuk hidup secara komunal dan tidak egois. Umat
Tuhan juga diajar untuk mengingat bahwa semua yang bisa mereka
miliki datangnya dari Tuhan.
Namun, kalau mereka semua berkumpul, bagaimana dengan rumah, ladang,
dan ternak mereka? Kelak di Keluaran 34:24, Tuhan akan menjanjikan
bahwa walaupun semua orang laki-laki di Israel berkumpul di satu
tempat sebanyak tiga kali dalam setahun, Tuhan akan menjaga
seluruh daerah mereka aman dari serbuan musuh. Ternyata
perayaan-perayaan ini pun merupakan pernyataan iman umat kepada
Tuhan!
Ketika kita membaca kitab-kitab Taurat secara lebih dekat, kita
menemukan kejutan-kejutan yang menyenangkan tentang besarnya
perhatian Tuhan terhadap kebaikan umat-Nya. Tuhan menginginkan
kita menjalani kehidupan yang sejahtera, bahagia, dan seimbang.
Kita perlu jujur mengakui, betapa besarnya keinginan kita untuk
terus-menerus bekerja dan menimbun kekayaan demi keamanan hidup
kita. Namun Tuhan mengingatkan kita bahwa segala yang baik
datangnya dari Tuhan. Belajarlah untuk mempersembahkan hasil
terbaik kepada Tuhan dan sediakanlah waktu untuk bersukaria di
hadapan Tuhan, mengakui kebaikan-Nya atas hidup kita.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2013/07/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/07/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Keluaran+23:14-19
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Keluaran+23:14-19
Keluaran 23:14-19
14 "Tiga kali setahun haruslah engkau mengadakan perayaan bagi-Ku.
15 Hari raya Roti Tidak Beragi haruslah kaupelihara; tujuh hari
lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi, seperti yang
telah Kuperintahkan kepadamu, pada waktu yang ditetapkan dalam
bulan Abib, sebab dalam bulan itulah engkau keluar dari Mesir,
tetapi janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan
hampa.
16 Kaupeliharalah juga hari raya menuai, yakni menuai buah bungaran
dari hasil usahamu menabur di ladang; demikian juga hari raya
pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan
hasil usahamu dari ladang.
17 Tiga kali setahun semua orangmu yang laki-laki harus menghadap ke
hadirat Tuhanmu TUHAN.
18 Janganlah kaupersembahkan darah korban sembelihan yang kepada-Ku
beserta sesuatu yang beragi, dan janganlah lemak korban hari
raya-Ku bermalam sampai pagi.
19 Yang terbaik dari buah bungaran hasil tanahmu haruslah kaubawa ke
dalam rumah TUHAN, Allahmu. Janganlah kaumasak anak kambing dalam
susu induknya."
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
TRS: (e-RH) Juli 06 -- DENGAN PERBUATAN
----Email Diteruskan----
Dari: owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Kepada: i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Email Keluar: Jum, 5 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-RH) Juli 06 -- DENGAN PERBUATAN
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 6 Juli 2013
Bacaan : 1 Yohanes 3:11-18
Setahun: Mazmur 67-71
Nats: Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau
dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. (1
Yohanes 3:18)
Judul:
DENGAN PERBUATAN
Kasih adalah pengikat hubungan. Hubungan yang sehat berlangsung
timbal balik, bukan hanya satu arah. Kasih dalam hubungan terungkap
melalui cara kita memperlakukan orang yang kita kasihi. Sayangnya,
dalam hal mengasihi, orang kerap berhenti pada mengucapkan atau
membicarakannya. Orang kerap lalai bahwa kasih perlu ditunjukkan
dalam bentuk perhatian dan perbuatan.
Pada suratnya yang pertama, Rasul Yohanes berbicara tentang kasih.
Ia mendorong kita agar mengasihi dengan perbuatan, bukan dengan
perkataan. Kata-kata atau ungkapan dari bibir kita itu memang
penting, tetapi menjadi tidak bermakna jika tidak terwujud dalam
perbuatan. Perbuatan ini pun, lanjut Yohanes, bergerak dalam koridor
kebenaran. Artinya, kita menyadari bahwa kasih itu bukan bersumber
dari diri kita sendiri. Kasih itu bersumber dari Allah, yang sudah
terlebih dulu mengasihi kita melalui penebusan Kristus (ay. 16), dan
dengan demikian memampukan kita untuk mengasihi.
Bagaimana kita menerapkan kasih itu? Jika kita memiliki sesuatu dan
melihat saudara kita kekurangan, kita harus segera membantunya (ay.
17). Tidak cukup kita hanya berkata-kata pada seseorang, tanpa
benar-benar mencari tahu keadaan atau masalah yang sedang ia hadapi.
Akibatnya, kita tidak dapat memberikan bantuan atau dorongan
semangat yang tepat. Atau, kita tahu ada teman yang sedang
bermasalah, namun kita diam saja, padahal sebenarnya kita dapat
membantu. Sebuah perhatian kecil yang tulus, bisa jadi akan sangat
bermakna baginya. --Istiasih
PERKATAAN KASIH TANPA DIDUKUNG PERBUATAN
IBARAT SAYUR TANPA GARAM
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/07/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/07/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Yohanes+3:11-18
1 Yohanes 3:11-18
11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu
bahwa kita harus saling mengasihi;
12 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh
adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala
perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci
kamu.
14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam
hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa
tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh
manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang
tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah
menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan
nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya
menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap
saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam
dirinya?
18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau
dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+67-71
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Mazmur+67-71
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Dari: owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Kepada: i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Email Keluar: Jum, 5 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-RH) Juli 06 -- DENGAN PERBUATAN
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 6 Juli 2013
Bacaan : 1 Yohanes 3:11-18
Setahun: Mazmur 67-71
Nats: Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau
dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. (1
Yohanes 3:18)
Judul:
DENGAN PERBUATAN
Kasih adalah pengikat hubungan. Hubungan yang sehat berlangsung
timbal balik, bukan hanya satu arah. Kasih dalam hubungan terungkap
melalui cara kita memperlakukan orang yang kita kasihi. Sayangnya,
dalam hal mengasihi, orang kerap berhenti pada mengucapkan atau
membicarakannya. Orang kerap lalai bahwa kasih perlu ditunjukkan
dalam bentuk perhatian dan perbuatan.
Pada suratnya yang pertama, Rasul Yohanes berbicara tentang kasih.
Ia mendorong kita agar mengasihi dengan perbuatan, bukan dengan
perkataan. Kata-kata atau ungkapan dari bibir kita itu memang
penting, tetapi menjadi tidak bermakna jika tidak terwujud dalam
perbuatan. Perbuatan ini pun, lanjut Yohanes, bergerak dalam koridor
kebenaran. Artinya, kita menyadari bahwa kasih itu bukan bersumber
dari diri kita sendiri. Kasih itu bersumber dari Allah, yang sudah
terlebih dulu mengasihi kita melalui penebusan Kristus (ay. 16), dan
dengan demikian memampukan kita untuk mengasihi.
Bagaimana kita menerapkan kasih itu? Jika kita memiliki sesuatu dan
melihat saudara kita kekurangan, kita harus segera membantunya (ay.
17). Tidak cukup kita hanya berkata-kata pada seseorang, tanpa
benar-benar mencari tahu keadaan atau masalah yang sedang ia hadapi.
Akibatnya, kita tidak dapat memberikan bantuan atau dorongan
semangat yang tepat. Atau, kita tahu ada teman yang sedang
bermasalah, namun kita diam saja, padahal sebenarnya kita dapat
membantu. Sebuah perhatian kecil yang tulus, bisa jadi akan sangat
bermakna baginya. --Istiasih
PERKATAAN KASIH TANPA DIDUKUNG PERBUATAN
IBARAT SAYUR TANPA GARAM
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/07/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/07/06/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Yohanes+3:11-18
1 Yohanes 3:11-18
11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu
bahwa kita harus saling mengasihi;
12 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh
adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala
perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci
kamu.
14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam
hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa
tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh
manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang
tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah
menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan
nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya
menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap
saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam
dirinya?
18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau
dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+67-71
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Mazmur+67-71
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Thursday, July 4, 2013
TRS: (e-RH) Juli 05 -- NO PIC HOAX!
----Email Diteruskan----
Dari: owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Kepada: i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Email Keluar: Kam, 4 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-RH) Juli 05 -- NO PIC HOAX!
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 5 Juli 2013
Bacaan : Yohanes 20:24-29
Setahun: Mazmur 60-66
Nats: Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas
paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam
bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya,
sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yohanes 20:25)
Judul:
NO PIC HOAX!
No pic hoax! Komentar ini lumayan populer di antara pengguna
jejaring sosial, khususnya Twitter. Jika ada orang yang mengabarkan
suatu hal yang unik, mengejutkan, atau mengherankan, namun tanpa
melampirkan foto sebagai pendukung, biasanya ada orang lain yang
menimpali dengan komentar itu. Tanpa bukti berupa foto, kabar itu
dianggap bohong.
Tomas bersikap seperti itu ketika murid-murid lain menceritakan
perjumpaan mereka dengan Tuhan yang telah bangkit. Ia ingin melihat
sendiri dan menyentuh sendiri bekas luka pada tubuh Tuhan sebelum
percaya akan kebangkitan-Nya.
Kita kerap merendahkan iman Tomas itu, menganggapnya sebagai iman
kelas dua. Menariknya, para murid lain tidak berkomentar apa-apa
terhadap keraguan Tomas. Mereka tetap menerimanya. Buktinya, Tomas
bersama dengan mereka saat Yesus menampakkan diri lagi. Tuhan Yesus
juga tidak mencela sikap Tomas, melainkan langsung menyodorkan bukti
yang Tomas harapkan. Berhadapan dengan bukti itu, Tomas mengucapkan
pengakuan iman yang tajam: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (ay. 28).
Meskipun kemudian Yesus menunjukkan jalan iman yang lebih baik --
"tidak melihat, namun percaya" (ay. 29) -- toh Dia memberi ruang
pada keraguan Tomas.
Bagaimana kita menanggapi keraguan atau pertanyaan kritis seputar
iman? Segera mencela dan menepiskannya? Atau memberi orang itu ruang
untuk bergumul, mendampinginya tanpa bersikap merendahkan (bdk. Roma
14:1)? Ketika keraguan itu memperoleh jawaban, kita akan menemukan
pengakuan iman yang kokoh. --Arie Saptaji
DALAM IMAN, KERAGUAN BUKANLAH JALAN BUNTU,
MELAINKAN CELAH MENUJU PENGERTIAN YANG BARU
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/07/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/07/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+20:24-29
Yohanes 20:24-29
24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut
Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke
situ.
25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah
melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku
melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan
jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam
lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam
rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara
pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di
tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan
lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam
lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan
percayalah."
28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka
engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun
percaya."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+60-66
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Mazmur+60-66
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Dari: owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Kepada: i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Email Keluar: Kam, 4 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-RH) Juli 05 -- NO PIC HOAX!
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 5 Juli 2013
Bacaan : Yohanes 20:24-29
Setahun: Mazmur 60-66
Nats: Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas
paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam
bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya,
sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yohanes 20:25)
Judul:
NO PIC HOAX!
No pic hoax! Komentar ini lumayan populer di antara pengguna
jejaring sosial, khususnya Twitter. Jika ada orang yang mengabarkan
suatu hal yang unik, mengejutkan, atau mengherankan, namun tanpa
melampirkan foto sebagai pendukung, biasanya ada orang lain yang
menimpali dengan komentar itu. Tanpa bukti berupa foto, kabar itu
dianggap bohong.
Tomas bersikap seperti itu ketika murid-murid lain menceritakan
perjumpaan mereka dengan Tuhan yang telah bangkit. Ia ingin melihat
sendiri dan menyentuh sendiri bekas luka pada tubuh Tuhan sebelum
percaya akan kebangkitan-Nya.
Kita kerap merendahkan iman Tomas itu, menganggapnya sebagai iman
kelas dua. Menariknya, para murid lain tidak berkomentar apa-apa
terhadap keraguan Tomas. Mereka tetap menerimanya. Buktinya, Tomas
bersama dengan mereka saat Yesus menampakkan diri lagi. Tuhan Yesus
juga tidak mencela sikap Tomas, melainkan langsung menyodorkan bukti
yang Tomas harapkan. Berhadapan dengan bukti itu, Tomas mengucapkan
pengakuan iman yang tajam: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (ay. 28).
Meskipun kemudian Yesus menunjukkan jalan iman yang lebih baik --
"tidak melihat, namun percaya" (ay. 29) -- toh Dia memberi ruang
pada keraguan Tomas.
Bagaimana kita menanggapi keraguan atau pertanyaan kritis seputar
iman? Segera mencela dan menepiskannya? Atau memberi orang itu ruang
untuk bergumul, mendampinginya tanpa bersikap merendahkan (bdk. Roma
14:1)? Ketika keraguan itu memperoleh jawaban, kita akan menemukan
pengakuan iman yang kokoh. --Arie Saptaji
DALAM IMAN, KERAGUAN BUKANLAH JALAN BUNTU,
MELAINKAN CELAH MENUJU PENGERTIAN YANG BARU
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2013/07/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013/07/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+20:24-29
Yohanes 20:24-29
24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut
Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke
situ.
25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah
melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku
melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan
jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam
lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam
rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara
pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di
tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan
lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam
lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan
percayalah."
28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka
engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun
percaya."
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+60-66
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Mazmur+60-66
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
TRS: (e-SH) 05 Juli -- Keluaran 23:1-13 - Hidup dengan integritas
----Email Diteruskan----
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Kam, 4 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-SH) 05 Juli -- Keluaran 23:1-13 - Hidup dengan integritas
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 5 Juli 2013
Ayat SH: Keluaran 23:1-13
Judul: Hidup dengan integritas
Tuhan itu Maha kuasa dan seyogianya Dia Maha hadir dalam setiap aspek
kehidupan umat-Nya. Dialah yang harus menjadi tolok ukur mutlak
bagi sikap dan perilaku umat. Bahkan ketika orang banyak bertindak
tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, umat-Nya harus tetap bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang berkenan
kepada Tuhan dan mana yang tidak. Justru di tengah-tengah
lingkungan yang tidak mengenal Tuhan, umat harus hidup sebagai
pribadi yang berkenan kepada Tuhan (2).
Alinea kedua (4-5) dan ketiga (6-9) dari perikop ini mengingatkan kita
untuk menjaga integritas kita di hadapan Tuhan dan sesama.
Pasal-pasal yang kita baca beberapa hari belakangan ini mengatur
dengan jelas bahwa orang yang melakukan tindakan yang merugikan
orang lain patut mendapatkan ganjaran. Lalu ayat 4-5 membawa
perintah itu lebih jauh lagi, ketika Tuhan menegaskan bahwa
tindakan pembiaran pun, yang mungkin sekali dianggap banyak orang
sebagai area abu-abu, adalah sebuah pelanggaran atas hukum sipil
Israel karena tidak sesuai dengan karakter Tuhan. Ulangan 32:5, 20
menegaskan penolakan Tuhan atas orang yang hatinya bengkok, yang
memanfaatkan area abu-abu untuk keuntungan pribadinya dan
membiarkan sesamanya mengalami kerugian.
Ayat 10-12 mengingatkan bahwa Tuhan, sebagai yang Maha kuasa, memiliki
kepedulian atas seluruh area yang berada di bawah
kemahakuasaan-Nya, termasuk hewan dan seluruh alam ciptaan. Karena
itu Ia juga memperhatikan apa yang baik bagi alam dan pada
akhirnya, manusia juga yang menjadi objek cinta kasih Tuhan.
Ayat 13 membawa kita pada klimaks yang mengingatkan bahwa semua yang
Tuhan atur ini sama penting, semuanya membantu umat untuk
menghayati karakter dan identitas-Nya dalam hidup keseharian
mereka. Di ladang, dalam bisnis, dalam pergaulan dengan sesama,
Tuhan ingin agar karakter-Nya nyata melalui tindakan dan sikap
hidup. Karena dalam hidup yang berintegritas, disitulah Tuhan
tengah dinyatakan.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2013/07/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/07/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Keluaran+23:1-13
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Keluaran+23:1-13
Keluaran 23:1-13
1 "Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau
membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak
benar.
2 Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan,
dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah
engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum.
3 Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya.
4 Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat,
maka segeralah kaukembalikan binatang itu.
5 Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat
bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah
engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya.
6 Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam
perkaranya.
7 Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara dusta. Orang yang tidak
bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh, sebab Aku
tidak akan membenarkan orang yang bersalah.
8 Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang
yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.
9 Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah
mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah
orang asing di tanah Mesir.
10 Enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan
hasilnya,
11 tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan
meninggalkannya begitu saja, supaya orang miskin di antara
bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah
dibiarkan dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan
kebun anggurmu dan kebun zaitunmu.
12 Enam harilah lamanya engkau melakukan pekerjaanmu, tetapi pada
hari ketujuh haruslah engkau berhenti, supaya lembu dan keledaimu
tidak bekerja dan supaya anak budakmu perempuan dan orang asing
melepaskan lelah.
13 Dalam segala hal yang Kufirmankan kepadamu haruslah kamu
berawas-awas; nama allah lain janganlah kamu panggil, janganlah
nama itu kedengaran dari mulutmu."
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Kam, 4 Jul 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-SH) 05 Juli -- Keluaran 23:1-13 - Hidup dengan integritas
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 5 Juli 2013
Ayat SH: Keluaran 23:1-13
Judul: Hidup dengan integritas
Tuhan itu Maha kuasa dan seyogianya Dia Maha hadir dalam setiap aspek
kehidupan umat-Nya. Dialah yang harus menjadi tolok ukur mutlak
bagi sikap dan perilaku umat. Bahkan ketika orang banyak bertindak
tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, umat-Nya harus tetap bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang berkenan
kepada Tuhan dan mana yang tidak. Justru di tengah-tengah
lingkungan yang tidak mengenal Tuhan, umat harus hidup sebagai
pribadi yang berkenan kepada Tuhan (2).
Alinea kedua (4-5) dan ketiga (6-9) dari perikop ini mengingatkan kita
untuk menjaga integritas kita di hadapan Tuhan dan sesama.
Pasal-pasal yang kita baca beberapa hari belakangan ini mengatur
dengan jelas bahwa orang yang melakukan tindakan yang merugikan
orang lain patut mendapatkan ganjaran. Lalu ayat 4-5 membawa
perintah itu lebih jauh lagi, ketika Tuhan menegaskan bahwa
tindakan pembiaran pun, yang mungkin sekali dianggap banyak orang
sebagai area abu-abu, adalah sebuah pelanggaran atas hukum sipil
Israel karena tidak sesuai dengan karakter Tuhan. Ulangan 32:5, 20
menegaskan penolakan Tuhan atas orang yang hatinya bengkok, yang
memanfaatkan area abu-abu untuk keuntungan pribadinya dan
membiarkan sesamanya mengalami kerugian.
Ayat 10-12 mengingatkan bahwa Tuhan, sebagai yang Maha kuasa, memiliki
kepedulian atas seluruh area yang berada di bawah
kemahakuasaan-Nya, termasuk hewan dan seluruh alam ciptaan. Karena
itu Ia juga memperhatikan apa yang baik bagi alam dan pada
akhirnya, manusia juga yang menjadi objek cinta kasih Tuhan.
Ayat 13 membawa kita pada klimaks yang mengingatkan bahwa semua yang
Tuhan atur ini sama penting, semuanya membantu umat untuk
menghayati karakter dan identitas-Nya dalam hidup keseharian
mereka. Di ladang, dalam bisnis, dalam pergaulan dengan sesama,
Tuhan ingin agar karakter-Nya nyata melalui tindakan dan sikap
hidup. Karena dalam hidup yang berintegritas, disitulah Tuhan
tengah dinyatakan.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2013/07/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/07/05/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Keluaran+23:1-13
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Keluaran+23:1-13
Keluaran 23:1-13
1 "Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau
membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak
benar.
2 Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan,
dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah
engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum.
3 Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya.
4 Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat,
maka segeralah kaukembalikan binatang itu.
5 Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat
bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah
engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya.
6 Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam
perkaranya.
7 Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara dusta. Orang yang tidak
bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh, sebab Aku
tidak akan membenarkan orang yang bersalah.
8 Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang
yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.
9 Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah
mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah
orang asing di tanah Mesir.
10 Enam tahunlah lamanya engkau menabur di tanahmu dan mengumpulkan
hasilnya,
11 tetapi pada tahun ketujuh haruslah engkau membiarkannya dan
meninggalkannya begitu saja, supaya orang miskin di antara
bangsamu dapat makan, dan apa yang ditinggalkan mereka haruslah
dibiarkan dimakan binatang hutan. Demikian juga kaulakukan dengan
kebun anggurmu dan kebun zaitunmu.
12 Enam harilah lamanya engkau melakukan pekerjaanmu, tetapi pada
hari ketujuh haruslah engkau berhenti, supaya lembu dan keledaimu
tidak bekerja dan supaya anak budakmu perempuan dan orang asing
melepaskan lelah.
13 Dalam segala hal yang Kufirmankan kepadamu haruslah kamu
berawas-awas; nama allah lain janganlah kamu panggil, janganlah
nama itu kedengaran dari mulutmu."
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
TRS: [i-kan-untuk-reformed] Mempersiapkan Khotbah Ekspositori (2) - No. 137/Feb 2013
----Email Diteruskan----
Dari: yulia@in-christ.net
Kepada: i-kan-untuk-reformed@hub.xc.org
Email Keluar: Kam, 4 Jul 2013 19:20 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: [i-kan-untuk-reformed] Mempersiapkan Khotbah Ekspositori (2) - No. 137/Feb 2013
______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________
e-Reformed -- Mempersiapkan Khotbah Ekspositori (2)
Edisi 137/Februari 2013
DAFTAR ISI:
ARTIKEL: PENGANTAR MEMPERSIAPKAN KHOTBAH EKSPOSITORI
Dear e-Reformed Netters,
Artikel ini adalah lanjutan dari kiriman saya sebelumnya.
Jika Anda ingin membacanya edisi sebelumnya, silakan berkunjung ke situs Soteri:
http://reformed.sabda.org/pengantar_mempersiapkan_khotbah_ekspositori_motivasi_definisi_dan_ikhtisar_proses_persiapan_khotbah_bag_1
Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Yulia Oeniyati
< yulia(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >
PENGANTAR MEMPERSIAPKAN KHOTBAH EKSPOSITORI: MOTIVASI, DEFINISI, DAN IKHTISAR PROSES PERSIAPAN KHOTBAH
2. Cara Khotbah Ekspositori
Cara khotbah ekspositori berkaitan dengan proses. Mari melihat kembali definisi khotbah ekspositori berkaitan dengan proses persiapan kita dan penyampaian pokok teks: Khotbah Ekspositori adalah pemasakinian pernyataan pokok teks Alkitab yang "diperoleh dari metode penafsiran yang tepat serta dinyatakan melalui sarana komunikasi yang efektif" untuk menasihati pikiran, menginsafkan hati, dan memengaruhi perilaku menuju kesalehan.
2.1. Penafsiran
Kriteria utama metode penafsiran yang tepat adalah adanya hubungan yang dapat ditunjukkan dan dapat diandalkan antara pemahaman penulis dan pembaca asli suatu teks Alkitab dan penafsiran kita. Langkah 1 dari proses menyusun khotbah akan menggambarkan proses ini secara lebih terperinci.
Memang benar, Alkitab dapat digunakan untuk mengatakan hampir semua hal yang Anda mungkin akan katakan. Pertanyaan kritisnya adalah: Apakah Anda mengatakan apa yang ingin Alkitab katakan? Sebagai contoh, saya pernah mendengar sebuah khotbah yang baik dari Lukas 19:29-40 yang menawarkan kebenaran berikut ini:
"Yesus dan Keledai"
I. Anda seperti keledai dalam kisah ini (ayat 29-30)
A. Anda terikat kepada seseorang yang bukan pemilik Anda yang sebenarnya (ayat 30a)
B. Anda masih muda -- belum ada yang mengendalikan hidup Anda (ayat 30b)
II. Yesus menyuruh orang untuk membebaskan Anda (ayat 30c)
A. Dia membebaskan Anda melalui murid-murid-Nya (ayat 31-32)
B. Akan ada keberatan saat Anda dibebaskan untuk melayani Kristus (ayat 33)
C. Namun Dia membutuhkan Anda (ayat 34)
III. Apakah Anda keledai Kristus? (ayat 35-40)
A. Apakah Dia mengendalikan hidup Anda?
B. Apakah Anda menghadirkan pujian bagi Dia?
Dapatkah khotbah ini dikhotbahkan? Kenyataannya sudah! Apakah khotbah ini setia kepada teks? Tidak! Mengapa? Tanyakan pertanyaan kritis ini: Apakah uraian tersebut adalah apa yang ingin disampaikan oleh penulis kitab dan apa yang dipahami oleh pembaca asli melalui kisah tersebut?
Jenis khotbah ini sebenarnya pengajaran yang bersifat "moral". Berikut ini adalah beberapa persoalan dalam pengajaran yang bersifat moral:
a. Anda tidak benar-benar membutuhkan Alkitab untuk memberikan nasihat-nasihat tersebut.
Setiap kisah inspiratif pasti mengandung nilai-nilai moral. Setiap budaya memunyai perumpamaan-perumpamaan dan kumpulan cerita rakyat untuk menjadi pedoman bertindak dan berpri laku. Yang membedakan kisah Alkitab dengan kisah yang bersifat budaya adalah kehendak Roh Kudus yang disampaikan oleh penulis dalam teks dan dipahami oleh pembaca asli. Moralisme mengurangi Alkitab menjadi sekadar cerita bijak saja.
b. Setiap teks menjadi sebuah ilustrasi untuk prinsip moral yang lebih tinggi.
Teks digunakan sebagai ilustrasi dan bukan sebagai sumber uraian yang dibuat. Dalam kisah "keledai", pengkhotbah telah memutuskan bahwa si keledai adalah gambaran manusia.
c. Khotbah Anda kekurangan otoritas tekstual.
Dalam kisah keledai, dari bagian teks yang manakah pengkhotbah mendapat otoritas untuk menyamakan keledai dengan manusia? Atau anggaplah ketika menggunakan teks tentang Daud dan Goliat, pengkhotbah memutuskan bahwa orang-orang percaya akan dan harus menghadapi permasalahan yang sangat besar. Metode ilustrasi ini gagal karena Goliat tidak bangkit kembali. Kenyataannya, permasalahan-permasalahan yang sangat besar memiliki kemampuan untuk bangkit terus-menerus! Dengan demikian, ilustrasi ini kekurangan otoritas tekstual. Jika khotbah tidak menunjukkan bahwa penulis kitab bermaksud bahwa teks digunakan seperti ini, tidak ada otoritas untuk melakukannya.
d. Penafsiran tertentu kekurangan kontrol objektif.
Setiap pengkhotbah dapat menarik berapa pun ilustrasi dari teks yang diberikan. Akan tetapi, tidak ada yang mengendalikan kesimpulan yang dia tarik. Mengapa lima, bisa saja tiga hal atau dua hal, atau bahkan tujuh hal?
e. Pernyataan pokok khotbah Anda tidak tampak terkait atau berasal dari pernyataan pokok teks.
Penafsiran pengkhotbah (dan dengan demikian penekanan khotbah) menjadi manasuka. Jemaat akan mulai melihat khotbah sebagai penggunaan teks Alkitab yang digunakan oleh pengkhotbah secara tidak lazim.
Metode penafsiran yang tepat harus menyusun kerangka inti khotbah. Pengkhotbah harus lebih dulu menjadi pelaku eksegesis Alkitab sebelum menjadi pelaku ekspositori Kitab Suci.
2.2. Komunikasi
Jika metode penafsiran yang tepat berkaitan dengan pemahaman penulis dan pembaca asli, komunikasi yang efektif berkaitan dengan hubungan antara pemahaman teks oleh pengkhotbah dan pembaca masa kini.
Sebagai contoh, saya dan seorang rekan mengadakan seminar tentang penyusunan rencana bagi para pemimpin gereja lokal di Asia Timur. Rekan saya mengajar di sesi pertama mengenai mengapa kita harus membuat rencana. Inti pertama yang disampaikannya adalah kita harus berencana karena Allah berencana. Allah merencanakan penciptaan, penebusan, dan kerajaan-Nya. Dengan demikian, kita juga harus menyusun rencana.
Masalahnya, presentasinya tidak mempertimbangkan pemahaman jemaat tentang kebenaran [yang disampaikan]. Pandangan umum, anggapan, nilai, dan keyakinan mereka semua bercampur dengan pemahaman terhadap maksud rekan saya. Sayangnya, kesimpulan yang mereka tarik setelah mengetahui rancangan ilahi justru bertolak belakang dengan maksud rekan saya. Mereka menyimpulkan: jika Allah berencana, kita tidak perlu menyusun rencana!
Agar komunikasi kita efektif, kita harus memahami pandangan umum, proses berpikir, dan budaya jemaat (pendengar khotbah kita). Kemudian, barulah dengan menggunakan analogi dan ilustrasi, gaya dan penyampaian yang tepat, dan penerapan yang relevan kita akan memastikan ketaatan mereka. Kita akan mempertimbangkan beberapa aspek tersebut pada langkah ke-6 dari proses menyusun khotbah.
3. Alasan Memberikan Khotbah Ekspositori
Alasan memberikan khotbah ekspositori berkaitan dengan tujuan. Apa tujuan dari persiapan kita dan penyampaian khotbah ekspositori? Mari kembali ke definisi yang kita gunakan: Khotbah Ekspositori adalah pemasakinian pernyataan pokok teks Alkitab yang diperoleh dari metode penafsiran yang tepat serta dinyatakan melalui sarana komunikasi yang efektif, "untuk menasihati pikiran, menginsafkan hati, dan memengaruhi perilaku menuju kesalehan". Alasan khotbah ekspositori terutama berhubungan dengan unsur intelektual, afektif, dan keputusan dalam pengalaman kekristenan.
3.1. Menasihati Pikiran
Sebagai hasil dari mendengarkan khotbah, jemaat harus tahu dan memahami sesuatu, yakni kebenaran Allah. Normalnya, pengetahuan ini terkait dengan pernyataan pokok khotbah. Jika mereka tidak tahu lebih dari yang Allah katakan dan mengharapkan sebagai hasil pengkhotbahan kita, itu bukan bagian kita. Tuhan Yesus menambahkan "untuk mengasihi Allah dengan segenap akal budi kita" dalam versinya tentang hukum yang terutama (baca Matius 22:36-37).
3.2. Menginsafkan Hati
Tidak semua keputusan manusia dibuat secara masuk akal. Faktor emosi memainkan peran besar dalam keputusan penting. Akan tetapi, kita tidak boleh sekadar mengandalkan emosi. Hati harus diinsafkan sementara pikiran dinasihati. Memang penting dan tidak mustahil untuk membidik takhta semua emosi, yakni hati, melalui pengkhotbahan ekspositori. Pengkhotbah harus membuat jemaatnya antusias menaati Allah. Jika Firman sudah menginsafkan hati jemaat kita, kita bisa yakin bahwa perasaan itu tidak dibuat-buat. Sebagai hasil khotbah kita, jemaat harus merasakan sekaligus menginginkan sesuatu, yakni perlunya ketaatan pribadi akan kebenaran Allah.
3.3. Memengaruhi Perilaku
Ujian praktis dari khotbah yang baik adalah buah yang dihasilkannya dalam hidup. Alkitab diberikan untuk perubahan perilaku (2 Timotius 3:16-17). Iman harus diikuti dengan perbuatan (baca Kitab Yakobus). Sebagai hasil khotbah kita, jemaat akan melakukan sesuatu. Mereka akan taat. Kesalehan harus menjadi hasil dalam kehidupan mereka. Artinya, mimbar bukan hanya tempat untuk menaburkan lebih banyak informasi, namun menjadi panggung untuk mendorong jemaat kita untuk hidup saleh dengan teladan dan uraian. Mereka harus tahu apa yang Allah harapkan dan bagaimana mereka bisa menaati mandat Allah dari setiap teks dalam Kitab Suci. Pengkhotbahan harus menghasilkan kesalehan.
Saya membuat komitmen kepada jemaat saya di New Delhi. Saya berkata kepada mereka, "Ketika saya berhenti memberi kalian sesuatu yang lebih untuk diketahui, sesuatu yang lebih untuk dirasakan, dan sesuatu yang lebih untuk dilakukan sebagai hasil dari saat-saat kita bersekutu dalam firman Allah, itulah saatnya memadamkan lampu gereja."
Dari Teks Menjadi Khotbah
-------------------------
Berikut ini adalah tujuh langkah dari teks menjadi khotbah dalam proses menyusun khotbah. Anda harus menghafal langkah-langkah tersebut.
Tujuh Langkah Proses Menyusun Khotbah
7. Menyampaikan Khotbah "Daging"
6. Membuat Kerangka Khotbah "Rangka"
5. Pernyataan Pokok Khotbah "Jantung"
4. Jembatan Tujuan "Otak"
3. Pernyataan Pokok Teks "Jantung"
2. Membuat Kerangka Teks "Rangka"
1. Mempelajari Teks "Daging"
Pada kolom sebelah kanan, saya sudah mendaftar bagian-bagian dari patung hidup***** yang berusaha kita ciptakan melalui setiap khotbah.
1. Mempelajari teks.
Dengan mempelajari detail teks, kita memperoleh "daging" teks tersebut.
2. Membuat kerangka teks.
Dalam menyusun kerangka teks, kita mendapat gambaran rangka penyusun teks. Daging dan rangka membentuk bahan mentah teks untuk proses pemahatan.
3. Pernyataan pokok teks.
Dari rangka itu, kita melihat pernyataan pokok teks, "jantung", pokok dari khotbah itu.
4. Jembatan tujuan.
Dari jantung teks kita mengembangkan tujuan bagi jemaat. Tujuan khotbah ini adalah "otak" yang melaluinya pada akhirnya khotbah dirancang dan disampaikan.
5. Pernyataan pokok khotbah.
Otak akan memberi arah dan bentuk bagi jantung khotbah.
6. Membuat kerangka khotbah.
Dalam tahap ini khotbah membentuk citra dan kerangkanya sendiri. Kerangka pesan akan terlihat.
7. Menyampaikan khotbah.
Pada akhirnya, kita akan mengisi detail-detail daging sewaktu kita selesai memahat khotbah yang unik dan istimewa bagi jemaat secara khusus.
Cara lain untuk menggambarkan ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Dari Teks Menjadi Khotbah
----------------------------- --------------------------------
| 1. Mempelajari Teks | | 5. Pernyataan Pokok Khotbah |
| 2. Membuat Kerangka Teks -------------------- 6. Membuat Kerangka Khotbah |
| 3. Pernyataan Pokok Teks 4. Jembatan Tujuan 7. Menyampaikan Khotbah |
| |-------------------| |
----------------------------- --------------------------------
Setelah menyajikan sistem persiapan khotbah ini, saya melihat cara mudah untuk mengingat ketujuh langkah tersebut. Berikut ini disajikan beberapa petunjuk untuk membantu Anda mengingat urut-urutan ini.
- Langkah 3 (kolom teks) dan langkah 5 (kolom khotbah) sejajar, berkaitan dengan jantung atau persoalan pokok.
- Langkah 2 (kolom teks) dan langkah 6 (kolom khotbah) sama-sama berkaitan dengan rangka atau kerangka.
- Langkah 1 (kolom teks) dan langkah 7 (kolom khotbah) berkaitan dengan daging atau unsur dasar.
- Langkah 4 adalah jembatan atau otak yang membantu kita melakukan transisi dari teks menjadi khotbah.
Pemberian nomor atau angka pada langkah-langkah tersebut memberi kita pola yang mudah untuk diingat: 1234321 atau ABCDCBA. Omong-omong, bentuk kesejajaran ini juga ditemukan dalam Alkitab Ibrani dan dikenal dengan konstruksi kiastik. Kemiripan lahiriah dengan Alkitab tidak membuat sistem persiapan khotbah ini terpengaruh dan pasif. Akan tetapi, sistem ini akan memampukan Anda, manusia yang terbatas, untuk membuat khotbah inspiratif.
Berikut ini adalah gambaran ringkas setiap langkah dalam menyusun khotbah. Langkah-langkah ini berperan sebagai tinjauan sekilas untuk prosedur lengkapnya.
Langkah 1: Mempelajari Teks -- Daging Teks
Langkah 1 mengenalkan kita kepada proses mendasar yakni mempelajari teks. Langkah ini menyediakan beberapa kunci untuk menemukan makna teks. Langkah ini juga meletakkan pondasi untuk pendalaman teks dalam "melihat" dan "mencari" secara tepat apa yang Alkitab ingin sampaikan kepada semua orang.
Langkah 2: Membuat Kerangka Teks -- Rangka Teks
Langkah penting dalam proses pemahatan adalah memahami bagaimana penulis kitab menyusun teks. Dengan cara ini, kita bukan hanya mampu menyampaikan apa yang dikatakan penulis, tetapi bahkan menekankan bagaimana dia menyampaikannya. Langkah 2 memberi petunjuk bagaimana menemukan kerangka teks sehingga Anda dapat meringkas pengajaran setiap bagian teks.
Langkah 3: Pernyataan Pokok Teks -- Jantung Teks
Sebagaimana fungsi jantung bagi manusia, demikian juga pernyataan pokok bagi teks (dan selanjutnya bagi khotbah). Langkah 3 akan membantu Anda menemukan pengajaran dominan dalam teks, yakni apa yang dikemukakan teks, dalam dua segi:
Tema: Apa yang dibahas penulis?
Perspektif: Apa yang dikatakan penulis tentang apa yang dibahasnya?
Segala sesuatu dalam teks disulam dalam satu tema besar. Ketika tema/perspektif ditemukan, seseorang dapat dengan yakin menguraikan teks dalam otoritas Allah.
Langkah 4: Tujuan Khotbah -- Otak Khotbah
Langkah 4 sangat penting untuk membuat khotbah ekspositori relevan dengan jemaat. Tujuan adalah otak khotbah, penghubung kunci dari teks ke khotbah. Anda akan belajar untuk mengucapkan tujuan khotbah dengan jelas bagi jemaat Anda.
Langkah 5: Pernyataan Pokok Khotbah -- Jantung Khotbah
Sama halnya dengan teks yang memunyai tema/perspektif tunggal, khotbah Anda juga harus memunyai tema/perspektif tunggal. Pernyataan pokok khotbah Anda akan mengandung penekanan "tema" dan "perspektif" yang kembar. Dalam tahap ini pernyataan Alkitab (langkah 3) disalurkan lewat tujuan (langkah 4) dan dikontemporerisasi untuk dipahami dan ditaati oleh jemaat.
Langkah 6: Membuat Kerangka Khotbah -- Rangka Khotbah
Pada langkah ini, Anda akan mempertimbangkan cara-cara dasar dalam mengembangkan khotbah dengan kesatuan, kelanjutan, dan kemajuan. Contoh-contoh bentuk pengembangan yang memengaruhi pemahaman keseluruhan dan menghasilkan ketaatan akan dibahas.
Langkah 7: Menyampaikan Khotbah -- Daging Khotbah
Anda dapat meningkatkan dampak khotbah Anda melalui ilustrasi, penggunaan kata yang tepat, dan bahasa tubuh dalam penyampaian khotbah. Anda juga akan disarankan untuk menuliskan khotbah sebaik dan sebanyak mungkin yang Anda bisa sebelum menyampaikannya.
Anda berada di jalur yang tepat untuk membaca buku ini jika:
- Anda ingin terlibat dalam pengkhotbahan ekspositori.
- Anda ingin tahu lebih jelas tentang bagaimana mengambil bahan dari teks untuk khotbah Anda. (t/Dicky)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Preparing Expository Sermons
Judul asli artikel: Motivation, Definition, and Overview of the Process
Penulis: Ramesh Richard
Penerbit: Baker Books, Michigan, 2001
Halaman: 15 -- 29
Kontak: reformed(at)sabda.org
Redaksi: Yulia Oeniyati, Novita Yuniarti, dan Ryan
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org
Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org >
______________________________e-Reformed______________________________
Anda terdaftar dengan alamat: joniwawohsh@yahoo.co.id Kontak Redaksi: < reformed(a t)sabda.org >
Arsip e-Reformed: < http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed >
SOTeRI: < http://soteri.sabda.org/ >
Situs YLSA: < http://www.ylsa.org/ >
Situs SABDA Katalog: < http://katalog.sabda.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
_____________________________________________________________________
Dari: yulia@in-christ.net
Kepada: i-kan-untuk-reformed@hub.xc.org
Email Keluar: Kam, 4 Jul 2013 19:20 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: [i-kan-untuk-reformed] Mempersiapkan Khotbah Ekspositori (2) - No. 137/Feb 2013
______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________
e-Reformed -- Mempersiapkan Khotbah Ekspositori (2)
Edisi 137/Februari 2013
DAFTAR ISI:
ARTIKEL: PENGANTAR MEMPERSIAPKAN KHOTBAH EKSPOSITORI
Dear e-Reformed Netters,
Artikel ini adalah lanjutan dari kiriman saya sebelumnya.
Jika Anda ingin membacanya edisi sebelumnya, silakan berkunjung ke situs Soteri:
http://reformed.sabda.org/pengantar_mempersiapkan_khotbah_ekspositori_motivasi_definisi_dan_ikhtisar_proses_persiapan_khotbah_bag_1
Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Yulia Oeniyati
< yulia(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >
PENGANTAR MEMPERSIAPKAN KHOTBAH EKSPOSITORI: MOTIVASI, DEFINISI, DAN IKHTISAR PROSES PERSIAPAN KHOTBAH
2. Cara Khotbah Ekspositori
Cara khotbah ekspositori berkaitan dengan proses. Mari melihat kembali definisi khotbah ekspositori berkaitan dengan proses persiapan kita dan penyampaian pokok teks: Khotbah Ekspositori adalah pemasakinian pernyataan pokok teks Alkitab yang "diperoleh dari metode penafsiran yang tepat serta dinyatakan melalui sarana komunikasi yang efektif" untuk menasihati pikiran, menginsafkan hati, dan memengaruhi perilaku menuju kesalehan.
2.1. Penafsiran
Kriteria utama metode penafsiran yang tepat adalah adanya hubungan yang dapat ditunjukkan dan dapat diandalkan antara pemahaman penulis dan pembaca asli suatu teks Alkitab dan penafsiran kita. Langkah 1 dari proses menyusun khotbah akan menggambarkan proses ini secara lebih terperinci.
Memang benar, Alkitab dapat digunakan untuk mengatakan hampir semua hal yang Anda mungkin akan katakan. Pertanyaan kritisnya adalah: Apakah Anda mengatakan apa yang ingin Alkitab katakan? Sebagai contoh, saya pernah mendengar sebuah khotbah yang baik dari Lukas 19:29-40 yang menawarkan kebenaran berikut ini:
"Yesus dan Keledai"
I. Anda seperti keledai dalam kisah ini (ayat 29-30)
A. Anda terikat kepada seseorang yang bukan pemilik Anda yang sebenarnya (ayat 30a)
B. Anda masih muda -- belum ada yang mengendalikan hidup Anda (ayat 30b)
II. Yesus menyuruh orang untuk membebaskan Anda (ayat 30c)
A. Dia membebaskan Anda melalui murid-murid-Nya (ayat 31-32)
B. Akan ada keberatan saat Anda dibebaskan untuk melayani Kristus (ayat 33)
C. Namun Dia membutuhkan Anda (ayat 34)
III. Apakah Anda keledai Kristus? (ayat 35-40)
A. Apakah Dia mengendalikan hidup Anda?
B. Apakah Anda menghadirkan pujian bagi Dia?
Dapatkah khotbah ini dikhotbahkan? Kenyataannya sudah! Apakah khotbah ini setia kepada teks? Tidak! Mengapa? Tanyakan pertanyaan kritis ini: Apakah uraian tersebut adalah apa yang ingin disampaikan oleh penulis kitab dan apa yang dipahami oleh pembaca asli melalui kisah tersebut?
Jenis khotbah ini sebenarnya pengajaran yang bersifat "moral". Berikut ini adalah beberapa persoalan dalam pengajaran yang bersifat moral:
a. Anda tidak benar-benar membutuhkan Alkitab untuk memberikan nasihat-nasihat tersebut.
Setiap kisah inspiratif pasti mengandung nilai-nilai moral. Setiap budaya memunyai perumpamaan-perumpamaan dan kumpulan cerita rakyat untuk menjadi pedoman bertindak dan berpri laku. Yang membedakan kisah Alkitab dengan kisah yang bersifat budaya adalah kehendak Roh Kudus yang disampaikan oleh penulis dalam teks dan dipahami oleh pembaca asli. Moralisme mengurangi Alkitab menjadi sekadar cerita bijak saja.
b. Setiap teks menjadi sebuah ilustrasi untuk prinsip moral yang lebih tinggi.
Teks digunakan sebagai ilustrasi dan bukan sebagai sumber uraian yang dibuat. Dalam kisah "keledai", pengkhotbah telah memutuskan bahwa si keledai adalah gambaran manusia.
c. Khotbah Anda kekurangan otoritas tekstual.
Dalam kisah keledai, dari bagian teks yang manakah pengkhotbah mendapat otoritas untuk menyamakan keledai dengan manusia? Atau anggaplah ketika menggunakan teks tentang Daud dan Goliat, pengkhotbah memutuskan bahwa orang-orang percaya akan dan harus menghadapi permasalahan yang sangat besar. Metode ilustrasi ini gagal karena Goliat tidak bangkit kembali. Kenyataannya, permasalahan-permasalahan yang sangat besar memiliki kemampuan untuk bangkit terus-menerus! Dengan demikian, ilustrasi ini kekurangan otoritas tekstual. Jika khotbah tidak menunjukkan bahwa penulis kitab bermaksud bahwa teks digunakan seperti ini, tidak ada otoritas untuk melakukannya.
d. Penafsiran tertentu kekurangan kontrol objektif.
Setiap pengkhotbah dapat menarik berapa pun ilustrasi dari teks yang diberikan. Akan tetapi, tidak ada yang mengendalikan kesimpulan yang dia tarik. Mengapa lima, bisa saja tiga hal atau dua hal, atau bahkan tujuh hal?
e. Pernyataan pokok khotbah Anda tidak tampak terkait atau berasal dari pernyataan pokok teks.
Penafsiran pengkhotbah (dan dengan demikian penekanan khotbah) menjadi manasuka. Jemaat akan mulai melihat khotbah sebagai penggunaan teks Alkitab yang digunakan oleh pengkhotbah secara tidak lazim.
Metode penafsiran yang tepat harus menyusun kerangka inti khotbah. Pengkhotbah harus lebih dulu menjadi pelaku eksegesis Alkitab sebelum menjadi pelaku ekspositori Kitab Suci.
2.2. Komunikasi
Jika metode penafsiran yang tepat berkaitan dengan pemahaman penulis dan pembaca asli, komunikasi yang efektif berkaitan dengan hubungan antara pemahaman teks oleh pengkhotbah dan pembaca masa kini.
Sebagai contoh, saya dan seorang rekan mengadakan seminar tentang penyusunan rencana bagi para pemimpin gereja lokal di Asia Timur. Rekan saya mengajar di sesi pertama mengenai mengapa kita harus membuat rencana. Inti pertama yang disampaikannya adalah kita harus berencana karena Allah berencana. Allah merencanakan penciptaan, penebusan, dan kerajaan-Nya. Dengan demikian, kita juga harus menyusun rencana.
Masalahnya, presentasinya tidak mempertimbangkan pemahaman jemaat tentang kebenaran [yang disampaikan]. Pandangan umum, anggapan, nilai, dan keyakinan mereka semua bercampur dengan pemahaman terhadap maksud rekan saya. Sayangnya, kesimpulan yang mereka tarik setelah mengetahui rancangan ilahi justru bertolak belakang dengan maksud rekan saya. Mereka menyimpulkan: jika Allah berencana, kita tidak perlu menyusun rencana!
Agar komunikasi kita efektif, kita harus memahami pandangan umum, proses berpikir, dan budaya jemaat (pendengar khotbah kita). Kemudian, barulah dengan menggunakan analogi dan ilustrasi, gaya dan penyampaian yang tepat, dan penerapan yang relevan kita akan memastikan ketaatan mereka. Kita akan mempertimbangkan beberapa aspek tersebut pada langkah ke-6 dari proses menyusun khotbah.
3. Alasan Memberikan Khotbah Ekspositori
Alasan memberikan khotbah ekspositori berkaitan dengan tujuan. Apa tujuan dari persiapan kita dan penyampaian khotbah ekspositori? Mari kembali ke definisi yang kita gunakan: Khotbah Ekspositori adalah pemasakinian pernyataan pokok teks Alkitab yang diperoleh dari metode penafsiran yang tepat serta dinyatakan melalui sarana komunikasi yang efektif, "untuk menasihati pikiran, menginsafkan hati, dan memengaruhi perilaku menuju kesalehan". Alasan khotbah ekspositori terutama berhubungan dengan unsur intelektual, afektif, dan keputusan dalam pengalaman kekristenan.
3.1. Menasihati Pikiran
Sebagai hasil dari mendengarkan khotbah, jemaat harus tahu dan memahami sesuatu, yakni kebenaran Allah. Normalnya, pengetahuan ini terkait dengan pernyataan pokok khotbah. Jika mereka tidak tahu lebih dari yang Allah katakan dan mengharapkan sebagai hasil pengkhotbahan kita, itu bukan bagian kita. Tuhan Yesus menambahkan "untuk mengasihi Allah dengan segenap akal budi kita" dalam versinya tentang hukum yang terutama (baca Matius 22:36-37).
3.2. Menginsafkan Hati
Tidak semua keputusan manusia dibuat secara masuk akal. Faktor emosi memainkan peran besar dalam keputusan penting. Akan tetapi, kita tidak boleh sekadar mengandalkan emosi. Hati harus diinsafkan sementara pikiran dinasihati. Memang penting dan tidak mustahil untuk membidik takhta semua emosi, yakni hati, melalui pengkhotbahan ekspositori. Pengkhotbah harus membuat jemaatnya antusias menaati Allah. Jika Firman sudah menginsafkan hati jemaat kita, kita bisa yakin bahwa perasaan itu tidak dibuat-buat. Sebagai hasil khotbah kita, jemaat harus merasakan sekaligus menginginkan sesuatu, yakni perlunya ketaatan pribadi akan kebenaran Allah.
3.3. Memengaruhi Perilaku
Ujian praktis dari khotbah yang baik adalah buah yang dihasilkannya dalam hidup. Alkitab diberikan untuk perubahan perilaku (2 Timotius 3:16-17). Iman harus diikuti dengan perbuatan (baca Kitab Yakobus). Sebagai hasil khotbah kita, jemaat akan melakukan sesuatu. Mereka akan taat. Kesalehan harus menjadi hasil dalam kehidupan mereka. Artinya, mimbar bukan hanya tempat untuk menaburkan lebih banyak informasi, namun menjadi panggung untuk mendorong jemaat kita untuk hidup saleh dengan teladan dan uraian. Mereka harus tahu apa yang Allah harapkan dan bagaimana mereka bisa menaati mandat Allah dari setiap teks dalam Kitab Suci. Pengkhotbahan harus menghasilkan kesalehan.
Saya membuat komitmen kepada jemaat saya di New Delhi. Saya berkata kepada mereka, "Ketika saya berhenti memberi kalian sesuatu yang lebih untuk diketahui, sesuatu yang lebih untuk dirasakan, dan sesuatu yang lebih untuk dilakukan sebagai hasil dari saat-saat kita bersekutu dalam firman Allah, itulah saatnya memadamkan lampu gereja."
Dari Teks Menjadi Khotbah
-------------------------
Berikut ini adalah tujuh langkah dari teks menjadi khotbah dalam proses menyusun khotbah. Anda harus menghafal langkah-langkah tersebut.
Tujuh Langkah Proses Menyusun Khotbah
7. Menyampaikan Khotbah "Daging"
6. Membuat Kerangka Khotbah "Rangka"
5. Pernyataan Pokok Khotbah "Jantung"
4. Jembatan Tujuan "Otak"
3. Pernyataan Pokok Teks "Jantung"
2. Membuat Kerangka Teks "Rangka"
1. Mempelajari Teks "Daging"
Pada kolom sebelah kanan, saya sudah mendaftar bagian-bagian dari patung hidup***** yang berusaha kita ciptakan melalui setiap khotbah.
1. Mempelajari teks.
Dengan mempelajari detail teks, kita memperoleh "daging" teks tersebut.
2. Membuat kerangka teks.
Dalam menyusun kerangka teks, kita mendapat gambaran rangka penyusun teks. Daging dan rangka membentuk bahan mentah teks untuk proses pemahatan.
3. Pernyataan pokok teks.
Dari rangka itu, kita melihat pernyataan pokok teks, "jantung", pokok dari khotbah itu.
4. Jembatan tujuan.
Dari jantung teks kita mengembangkan tujuan bagi jemaat. Tujuan khotbah ini adalah "otak" yang melaluinya pada akhirnya khotbah dirancang dan disampaikan.
5. Pernyataan pokok khotbah.
Otak akan memberi arah dan bentuk bagi jantung khotbah.
6. Membuat kerangka khotbah.
Dalam tahap ini khotbah membentuk citra dan kerangkanya sendiri. Kerangka pesan akan terlihat.
7. Menyampaikan khotbah.
Pada akhirnya, kita akan mengisi detail-detail daging sewaktu kita selesai memahat khotbah yang unik dan istimewa bagi jemaat secara khusus.
Cara lain untuk menggambarkan ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Dari Teks Menjadi Khotbah
----------------------------- --------------------------------
| 1. Mempelajari Teks | | 5. Pernyataan Pokok Khotbah |
| 2. Membuat Kerangka Teks -------------------- 6. Membuat Kerangka Khotbah |
| 3. Pernyataan Pokok Teks 4. Jembatan Tujuan 7. Menyampaikan Khotbah |
| |-------------------| |
----------------------------- --------------------------------
Setelah menyajikan sistem persiapan khotbah ini, saya melihat cara mudah untuk mengingat ketujuh langkah tersebut. Berikut ini disajikan beberapa petunjuk untuk membantu Anda mengingat urut-urutan ini.
- Langkah 3 (kolom teks) dan langkah 5 (kolom khotbah) sejajar, berkaitan dengan jantung atau persoalan pokok.
- Langkah 2 (kolom teks) dan langkah 6 (kolom khotbah) sama-sama berkaitan dengan rangka atau kerangka.
- Langkah 1 (kolom teks) dan langkah 7 (kolom khotbah) berkaitan dengan daging atau unsur dasar.
- Langkah 4 adalah jembatan atau otak yang membantu kita melakukan transisi dari teks menjadi khotbah.
Pemberian nomor atau angka pada langkah-langkah tersebut memberi kita pola yang mudah untuk diingat: 1234321 atau ABCDCBA. Omong-omong, bentuk kesejajaran ini juga ditemukan dalam Alkitab Ibrani dan dikenal dengan konstruksi kiastik. Kemiripan lahiriah dengan Alkitab tidak membuat sistem persiapan khotbah ini terpengaruh dan pasif. Akan tetapi, sistem ini akan memampukan Anda, manusia yang terbatas, untuk membuat khotbah inspiratif.
Berikut ini adalah gambaran ringkas setiap langkah dalam menyusun khotbah. Langkah-langkah ini berperan sebagai tinjauan sekilas untuk prosedur lengkapnya.
Langkah 1: Mempelajari Teks -- Daging Teks
Langkah 1 mengenalkan kita kepada proses mendasar yakni mempelajari teks. Langkah ini menyediakan beberapa kunci untuk menemukan makna teks. Langkah ini juga meletakkan pondasi untuk pendalaman teks dalam "melihat" dan "mencari" secara tepat apa yang Alkitab ingin sampaikan kepada semua orang.
Langkah 2: Membuat Kerangka Teks -- Rangka Teks
Langkah penting dalam proses pemahatan adalah memahami bagaimana penulis kitab menyusun teks. Dengan cara ini, kita bukan hanya mampu menyampaikan apa yang dikatakan penulis, tetapi bahkan menekankan bagaimana dia menyampaikannya. Langkah 2 memberi petunjuk bagaimana menemukan kerangka teks sehingga Anda dapat meringkas pengajaran setiap bagian teks.
Langkah 3: Pernyataan Pokok Teks -- Jantung Teks
Sebagaimana fungsi jantung bagi manusia, demikian juga pernyataan pokok bagi teks (dan selanjutnya bagi khotbah). Langkah 3 akan membantu Anda menemukan pengajaran dominan dalam teks, yakni apa yang dikemukakan teks, dalam dua segi:
Tema: Apa yang dibahas penulis?
Perspektif: Apa yang dikatakan penulis tentang apa yang dibahasnya?
Segala sesuatu dalam teks disulam dalam satu tema besar. Ketika tema/perspektif ditemukan, seseorang dapat dengan yakin menguraikan teks dalam otoritas Allah.
Langkah 4: Tujuan Khotbah -- Otak Khotbah
Langkah 4 sangat penting untuk membuat khotbah ekspositori relevan dengan jemaat. Tujuan adalah otak khotbah, penghubung kunci dari teks ke khotbah. Anda akan belajar untuk mengucapkan tujuan khotbah dengan jelas bagi jemaat Anda.
Langkah 5: Pernyataan Pokok Khotbah -- Jantung Khotbah
Sama halnya dengan teks yang memunyai tema/perspektif tunggal, khotbah Anda juga harus memunyai tema/perspektif tunggal. Pernyataan pokok khotbah Anda akan mengandung penekanan "tema" dan "perspektif" yang kembar. Dalam tahap ini pernyataan Alkitab (langkah 3) disalurkan lewat tujuan (langkah 4) dan dikontemporerisasi untuk dipahami dan ditaati oleh jemaat.
Langkah 6: Membuat Kerangka Khotbah -- Rangka Khotbah
Pada langkah ini, Anda akan mempertimbangkan cara-cara dasar dalam mengembangkan khotbah dengan kesatuan, kelanjutan, dan kemajuan. Contoh-contoh bentuk pengembangan yang memengaruhi pemahaman keseluruhan dan menghasilkan ketaatan akan dibahas.
Langkah 7: Menyampaikan Khotbah -- Daging Khotbah
Anda dapat meningkatkan dampak khotbah Anda melalui ilustrasi, penggunaan kata yang tepat, dan bahasa tubuh dalam penyampaian khotbah. Anda juga akan disarankan untuk menuliskan khotbah sebaik dan sebanyak mungkin yang Anda bisa sebelum menyampaikannya.
Anda berada di jalur yang tepat untuk membaca buku ini jika:
- Anda ingin terlibat dalam pengkhotbahan ekspositori.
- Anda ingin tahu lebih jelas tentang bagaimana mengambil bahan dari teks untuk khotbah Anda. (t/Dicky)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Preparing Expository Sermons
Judul asli artikel: Motivation, Definition, and Overview of the Process
Penulis: Ramesh Richard
Penerbit: Baker Books, Michigan, 2001
Halaman: 15 -- 29
Kontak: reformed(at)sabda.org
Redaksi: Yulia Oeniyati, Novita Yuniarti, dan Ryan
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org
Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org >
______________________________e-Reformed______________________________
Anda terdaftar dengan alamat: joniwawohsh@yahoo.co.id Kontak Redaksi: < reformed(a t)sabda.org >
Arsip e-Reformed: < http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed >
SOTeRI: < http://soteri.sabda.org/ >
Situs YLSA: < http://www.ylsa.org/ >
Situs SABDA Katalog: < http://katalog.sabda.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
_____________________________________________________________________
TRS: [i-kan-humor] [e-Humor] 2223 Juli/2013
----Email Diteruskan----
Dari: humor@sabda.org
Kepada: i-kan-humor@hub.xc.org
Email Keluar: Kam, 4 Jul 2013 19:25 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: [i-kan-humor] [e-Humor] 2223 Juli/2013
e-Humor
2223, Juli 2013
Shalom,
Membuat penilaian yang benar tentang seseorang bukanlah hal yang mudah. Menilai orang normal saja sulit, apalagi jika menilai seseorang yang sedang mengalami gangguan jiwa pasti lebih sulit. Nah, hal inilah yang dialami tokoh kita yang berprofesi sebagai dokter jiwa ketika ia menyangka bahwa salah satu pasiennya sudah sembuh. Apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh pasien rumah sakit jiwa itu sehingga membuat si dokter salah sangka? Mari kita simak bersama cerita di bawah ini.
Staf Redaksi e-Humor,
Yusak
< http://humor.sabda.org/ >
2223. SUDAH SEMBUH
Seorang dokter kaget ketika masuk ke halaman belakang sebuah rumah sakit jiwa karena ia mendengar ada seseorang sedang menyanyi. Setelah mencari tahu, ternyata suara itu datang dari seorang pasien rumah sakit jiwa tersebut. Anehnya, si pasien menyanyikan lagunya sembari tidur telentang. Dengan keheranan, sang dokter terus mengamati tingkah laku pasien tersebut. Ia berpikir, "Sepertinya pasien tersebut sudah sembuh."
Kemudian, pasien tersebut tengkurap dan menyanyikan lagu yang lain. Karena penasaran, dokter menghampiri sang pasien dan bertanya, "Hai Joko, mengapa kamu tadi menyanyi dengan tidur telentang dan sekarang malah tengkurap?"
Dengan kalem si pasien menjawab, "Ya Dok, tadi side A, sekarang side B."
[Sumber diambil dan disunting dari: Manna Sorgawi, Agustus 2010]
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. (Matius 10:8) < http://alkitab.sabda.org?Matius+10:8 >
KUIS HUMOR
Kuis minggu lalu 180: "Berapakah umur Yoas pada waktu ia diangkat menjadi raja?"
- "Ronald" < ronald(at)xxx > = Umur 7 Tahun ( 2 Raja-raja 11:21)
- "irnetj" < irnetj(at)xxx > = 7 tahun kan???
- "Hendrik Langelo" < hendrik.langelo(at)xxx > = "Yoas berumur tujuh tahun pada waktu ia menjadi raja." (2 Raja-raja 11:21)
Jawaban e-Humor: 7 Tahun ( 2 Raja-raja 11:21)
Wow! Terima kasih ya, untuk pelanggan yang sudah berpartisipasi menjawab kuis minggu lalu. Nah sekarang, silakan jawab pertanyaan kuis berikut ini.
Kuis minggu ini 181: "Berapa tinggi badan Goliat?"
Jawaban beserta nama Anda akan diumumkan pada edisi kuis e-Humor selanjutnya. Oleh karena itu, kirim jawaban Anda secepatnya ke Redaksi e-Humor, maksimal 5 hari setelah Anda menerima edisi ini ya.
Bagi Anda yang memiliki tebak-tebakan untuk dipasang sebagai kuis di e-Humor, silakan kirim ke: < humor(at)sabda.org >. Kami tunggu jawaban dan kirimannya, ya. Terima kasih banyak!
Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Yegar, Amy G., dan Yusak
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Dari: humor@sabda.org
Kepada: i-kan-humor@hub.xc.org
Email Keluar: Kam, 4 Jul 2013 19:25 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: [i-kan-humor] [e-Humor] 2223 Juli/2013
e-Humor
2223, Juli 2013
Shalom,
Membuat penilaian yang benar tentang seseorang bukanlah hal yang mudah. Menilai orang normal saja sulit, apalagi jika menilai seseorang yang sedang mengalami gangguan jiwa pasti lebih sulit. Nah, hal inilah yang dialami tokoh kita yang berprofesi sebagai dokter jiwa ketika ia menyangka bahwa salah satu pasiennya sudah sembuh. Apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh pasien rumah sakit jiwa itu sehingga membuat si dokter salah sangka? Mari kita simak bersama cerita di bawah ini.
Staf Redaksi e-Humor,
Yusak
< http://humor.sabda.org/ >
2223. SUDAH SEMBUH
Seorang dokter kaget ketika masuk ke halaman belakang sebuah rumah sakit jiwa karena ia mendengar ada seseorang sedang menyanyi. Setelah mencari tahu, ternyata suara itu datang dari seorang pasien rumah sakit jiwa tersebut. Anehnya, si pasien menyanyikan lagunya sembari tidur telentang. Dengan keheranan, sang dokter terus mengamati tingkah laku pasien tersebut. Ia berpikir, "Sepertinya pasien tersebut sudah sembuh."
Kemudian, pasien tersebut tengkurap dan menyanyikan lagu yang lain. Karena penasaran, dokter menghampiri sang pasien dan bertanya, "Hai Joko, mengapa kamu tadi menyanyi dengan tidur telentang dan sekarang malah tengkurap?"
Dengan kalem si pasien menjawab, "Ya Dok, tadi side A, sekarang side B."
[Sumber diambil dan disunting dari: Manna Sorgawi, Agustus 2010]
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. (Matius 10:8) < http://alkitab.sabda.org?Matius+10:8 >
KUIS HUMOR
Kuis minggu lalu 180: "Berapakah umur Yoas pada waktu ia diangkat menjadi raja?"
- "Ronald" < ronald(at)xxx > = Umur 7 Tahun ( 2 Raja-raja 11:21)
- "irnetj" < irnetj(at)xxx > = 7 tahun kan???
- "Hendrik Langelo" < hendrik.langelo(at)xxx > = "Yoas berumur tujuh tahun pada waktu ia menjadi raja." (2 Raja-raja 11:21)
Jawaban e-Humor: 7 Tahun ( 2 Raja-raja 11:21)
Wow! Terima kasih ya, untuk pelanggan yang sudah berpartisipasi menjawab kuis minggu lalu. Nah sekarang, silakan jawab pertanyaan kuis berikut ini.
Kuis minggu ini 181: "Berapa tinggi badan Goliat?"
Jawaban beserta nama Anda akan diumumkan pada edisi kuis e-Humor selanjutnya. Oleh karena itu, kirim jawaban Anda secepatnya ke Redaksi e-Humor, maksimal 5 hari setelah Anda menerima edisi ini ya.
Bagi Anda yang memiliki tebak-tebakan untuk dipasang sebagai kuis di e-Humor, silakan kirim ke: < humor(at)sabda.org >. Kami tunggu jawaban dan kirimannya, ya. Terima kasih banyak!
Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Yegar, Amy G., dan Yusak
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
TRS: Kepemimpinan Kristen (1) -- Edisi 19/Juli 2013
----Email Diteruskan----
Dari: binasiswa@sabda.org
Kepada: i-kan-untuk-siswa@hub.xc.org
Email Keluar: Rab, 3 Jul 2013 03:00 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: Kepemimpinan Kristen (1) -- Edisi 19/Juli 2013
e-BinaSiswa -- Kepemimpinan Kristen (1)
Edisi 19/Juli 2013
DAFTAR ISI:
ARTIKEL: MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN KRISTEN DALAM DIRI REMAJA
STOP PRESS: PUBLIKASI e-BINA ANAK: MEMPERELENGKAPI PELAYAN ANAK KRISTEN DI INDONESIA
Shalom,
Kepemimpinan merupakan hal yang selalu hangat untuk dibicarakan, bahkan kita sendiri mungkin juga sering membicarakannya. Sebab, tanpa kita sadari, kita juga masih sering bergelut dengan dunia kepemimpinan, baik dalam ranah politik, sosial, maupun hal-hal yang lebih sederhana, bahkan gereja. Dalam lingkup gereja, kepemimpinan selalu dikaitkan dengan penggembalaan dan pendidikan. Namun, tahukah Anda bahwa menanamkan kepemimpinan pada remaja merupakan hal yang sangat penting? Dan, bagaimanakah cara membentuk remaja untuk menjadi seorang pemimpin rohani yang baik di masa depan?
Pada kesempatan ini, kami menyajikan sebuah artikel menarik tentang bagaimana membentuk karakter kepemimpinan dalam diri remaja. Kiranya, apa yang disajikan dalam artikel ini dapat membekali kaum muda gereja untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang baik di mata Tuhan. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.
Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://remaja.sabda.org >
ARTIKEL: MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN KRISTEN DALAM DIRI REMAJA
Ditulis oleh: Doni K.
Semua gereja di dunia selalu menuntut kehadiran seorang pemimpin Kristen (Pendeta/Gembala) yang memiliki dedikasi tinggi dan mampu memimpin suatu organisasi gereja lokal dengan baik. Namun, sedikit sekali gereja yang memiliki kesadaran untuk mempersiapkan calon pemimpin Kristen masa depan sejak dini. Akibatnya, banyak pemimpin yang 'sesungguhnya' belum siap menjadi seorang pemimpin. Hal ini tentunya membuka pikiran kita bahwa sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan para pemimpin Kristen sejak dini, dan itu dimulai dari usia remaja.
Kita percaya bahwa siapa pun memiliki hak dan kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin. Jika tidak menjadi seorang pemimpin bagi orang lain, minimal ia menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Sebab, Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk memimpin. Dengan prinsip seperti ini, kita dapat meyakini bahwa mempersiapkan para remaja untuk menjadi seorang pemimpin merupakan hal yang sangat penting bagi masa depan gereja. Sebab, merekalah penerus yang akan memengaruhi kemajuan dan kemunduran kualitas dan kuantitas gereja di masa yang akan datang.
Melatih kepemimpinan remaja memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja keras dan pengorbanan untuk membentuk remaja menjadi pemimpin Kristen yang berkualitas dan berkenan di hadapan Tuhan. Berikut, kita akan melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempersiapkan remaja menjadi pemimpin Kristen yang berkualitas dan berkenan di hadapan Tuhan.
A. Pilar-Pilar Kepemimpinan Kristiani
Ketika kita mempersiapkan remaja Kristen untuk menjadi seorang pemimpin, kita perlu memperhatikan beberapa pilar kepemimpinan Kristen. Berikut ini adalah pilar-pilar kepemimpinan kristiani yang penting dimiliki oleh remaja Kristen:
1. Menjadi Garam (Matius 5:13)
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam memengaruhi orang lain. Demikian juga, bagi seorang remaja Kristen. Untuk menjadi seorang pemimpin, hal pertama yang harus diperhatikan adalah bagaimana ia dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungannya. Sebab, pengaruh positif akan menjadi suatu penahan bagi kerusakan dunia sehingga orang 'dunia' akan terlindung dari perbuatan jahat mereka dengan melihat setiap tindakan moral yang baik, yang telah diberikan oleh orang percaya. Seorang remaja harus dididik untuk menjadi garam dunia sehingga ia mampu menjadi pelindung bagi orang-orang di sekitarnya supaya tidak mudah jatuh dalam dosa. Dan, jika karakter ini ditanamkan pada remaja sejak dini, itu akan menjadi pola hidupnya dan akan mengakar dalam dirinya. Dengan demikian, kelak jika ia menjadi seorang pemimpin, ia akan menjadi pemimpin yang mampu memberikan pengaruh baik kepada orang-orang yang dipimpinnya.
2. Menjadi Terang (Matius 5:14-16)
Selain mengajar remaja untuk menjadi garam, kita juga harus mendorong mereka untuk menjadi terang bagi orang lain. Hal ini diwujudkan melalui perkataan dan perbuatan yang memancarkan cahaya kemuliaan Kristus, yaitu perbuatan yang dipandang baik di mata Tuhan dan manusia. Dengan begitu, ketika ia memimpin, ia dapat menunjukkan kebenaran melalui perbuatannya kepada orang yang masih belum mengenal kebenaran, untuk menuntun orang-orang itu kepada kebenaran dan kemuliaan Allah.
3. Tamparan (Matius 5:38-39)
Ini berbicara tentang kerelaan hati. Seorang remaja harus diajari untuk memiliki hati yang rela berkorban demi kepentingan dan pelayanan Tuhan. Seorang pemimpin Kristen sudah seharusnya menjadi orang yang rela rugi karena menanggung beban yang mungkin bukan bagian dari tanggung jawabnya. Hal ini akan membuat orang-orang yang dipimpin merasa yakin bahwa pemimpin tersebut benar-benar mencintai, bukan hanya pekerjaannya, namun juga kesungguhannya dalam memimpin suatu organisasi.
4. Ular dan Merpati (Matius 10:16)
Alkitab mengajarkan bahwa anak Tuhan harus memiliki kedua sifat ini, yaitu cerdik dan tulus. Kedua sifat ini sangat penting dimiliki seorang remaja apabila ia hendak menjadi seorang pemimpin. Sebab, kelak ia akan menjadi seorang yang cerdik dalam berpikir dan tulus dalam bertindak. Sehubungan dengan kedua sifat ini, bila berdiri sendiri-sendiri, kecerdikan ular tidaklah lebih daripada kelicikan, dan ketulusan seekor merpati tidaklah lebih baik daripada kelemahan. Akan tetapi, jika keduanya digabungkan, kecerdikan ular akan menyelamatkan seorang pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya dari keterbukaan yang tidak perlu terhadap bahaya, sementara ketulusan merpati akan mencegah mereka dari cara yang berdosa untuk meloloskan diri dari bahaya tersebut. Hal ini tentu sangat penting, mengingat bahwa seorang pemimpin akan menghadapi begitu banyak bahaya dan tantangan dari berbagai pihak ketika ia memimpin sesuatu.
B. Peran Pemimpin dalam Partisipasi Aktif dan Kesatuan Anggota
Ketika kita memberikan pelatihan kepemimpinan kepada seorang remaja, kita harus menanamkan motif kepemimpinan Kristen terlebih dahulu. Salah satu motif tersebut adalah kemampuan membina hubungan antara pemimpin dan orang yang dipimpin, serta orang lain secara umum (Markus 3:13-19; Matius 10:1-4; Lukas 6:12-16). Dalam kepemimpinan, remaja harus menyadari bahwa keberhasilan seseorang dalam memimpin ditentukan oleh kadar hubungan. Sebab, hubungan tersebut akan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kesatuan dan keharmonisan anggota. Jika kita menggambarkan seorang pemimpin sebagai seorang nakhoda, pemimpin itu harus mampu mengendalikan kapal yang dikemudikan, juga menyatukan dan mengatur seluruh awak kapal yang dipimpinnya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus tahu betul posisi dan arah yang ia tuju bersama anggota yang dipimpinnya.
Secara umum, kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain supaya secara sukarela mereka berpartisipasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Seorang pemimpin pasti tidak akan mencapai tujuan suatu organisasi jika ia tidak dapat menggerakkan anggotanya untuk berpartisipasi. Mengingat bahwa pemimpin bukanlah satu-satunya kunci kesuksesan suatu organisasi dalam mencapai tujuan tertentu, maka remaja harus dilatih dan disadarkan supaya ia mampu memberdayakan partisipasi anggota dan menjaga kesatuan mereka. Hal ini sangat penting bagi pemimpin Kristen. Ketika pemimpin mampu memberdayakan dan menyatukan anggota, ia dapat membangkitkan inisiatif dan partisipasi aktif setiap anggotanya tanpa harus bertindak otoriter. Satu cara paling ampuh untuk mewujudkan hal itu adalah dengan rela berkorban. Seorang pemimpin akan berhasil memberikan pengaruh besar kepada anggotanya apabila ia rela berkorban demi tercapainya suatu tujuan. Pengorbanan pemimpin akan
dilihat sebagai sinyal bahwa pemimpin menghargai organisasi sehingga anggota semakin percaya diri dan bangga menjadi bagian dari organisasi. Lebih lanjut, pengorbanan diri pemimpin merupakan contoh nyata bagi anggota untuk melakukan hal yang sama. Anggota akan semakin termotivasi untuk bekerja mencapai tujuan organisasi. Inilah yang menjadi catatan ketika kita hendak melatih atau mempersiapkan remaja menjadi pemimpin rohani, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka sikap rela berkorban demi pelayanan Tuhan. Ketika kita memberikan pelatihan sikap itu sejak dini, remaja akan menjadi seorang pemimpin yang menyadari pentingnya pengorbanan dan sanggup melakukannya demi membangun kesadaran anggota untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan tertentu.
C. Persyaratan Pemimpin Rohani
Dalam kepemimpinan secara umum, mungkin kualitas karakter dan sosial dianggap sebagai hal yang cukup relatif. Namun, dalam kepemimpinan Kristen, kedua hal itu merupakan hal yang sangat ditekankan. Dalam Titus 1:5-9, kita melihat ada dua puluh kriteria yang diberikan bagi seorang pemimpin Kristen. Delapan belas Kriteria berkaitan dengan reputasi, etika, moralitas, temperamen, kebiasaan, dan kedewasaan rohani serta psikisnya. Demikian juga yang diajarkan dalam 1 Timotius 3:1-7. Jika diperhatikan, ada tiga ciri menonjol yang diajarkan, yaitu mencakup:
1) persyaratan fundamen, bukan tugas,
2) tingkah laku yang teramati, dan
3) karakter. Karakter yang tertulis dalam ayat tersebut sesungguhnya bukan karakter khas Kristen, melainkan merupakan ideal tertinggi moralitas konteks Hellenistis pada zaman itu. Ini berguna demi kesaksian gereja secara kontekstual pada masa itu. Jadi, kriteria di atas menunjukkan bahwa persyaratan seorang pemimpin rohani sangat ketat dan menuntut kedewasaan jiwa, rohani, dan sosial.
Sehubungan dengan kepemimpinan Kristen, Tuhan Yesus juga menegaskan adanya perbedaan antara kepemimpinan Kristen dan sekuler, tertulis dalam Markus 10:42-45, "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Konsep kepemimpinan yang diberikan Alkitab dan perlu diajarkan kepada remaja adalah seorang disebut pemimpin rohani (Kristen) bukan karena ia seorang Kristen yang melibatkan diri dalam pelayanan kepemimpinan di gereja, melainkan seorang yang mengenal Allah dalam Kristus secara pribadi dan memiliki hubungan secara pribadi dengan-Nya. Selain itu, seorang pemimpin Kristen juga harus memiliki perpaduan antara sifat-sifat alamiah dan kerohanian Kristen. Sifat-sifat alamiahnya mencapai efektivitas yang benar dan tertinggi karena dipakai untuk melayani dan memuliakan Allah. Sedangkan, sifat-sifat rohani Kristennya membuat remaja sanggup memengaruhi orang-orang yang dipimpinnya untuk menaati dan memuliakan Allah. Sebab, kemampuan memengaruhi orang lain bukan berasal dari kemampuan diri sendiri, melainkan dari kepribadian yang diperbarui Roh Kudus dan karunia yang dianugerahkan Roh Kudus.
Sebagai seorang pembina remaja, memperkenalkan dan menanamkan suatu pemahaman tentang Allah di dalam Kristus kepada remaja sangatlah penting, sebagai langkah awal bagi keberhasilan kepemimpinan mereka kelak. Hal ini mengingat bahwa Roh Kudus dan karunia roh merupakan syarat mutlak bagi remaja supaya mereka siap menjadi pemimpin di masa kini dan yang akan datang. Sebab, hanya Roh Kuduslah yang mampu mengubah karakter dan mengajarkan berbagai kebijakan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin Kristen. Langkah kedua yang harus kita ambil adalah memberikan pengajaran tentang kebenaran firman Tuhan. Itu akan menuntun remaja untuk menjalani kehidupan dan kepemimpinan mereka kelak. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kita percaya bahwa remaja gereja akan siap secara mental dan spiritual ketika nantinya ia harus menjadi pemimpin gereja di masa depan.
Sumber bacaan:
1. Jacksen Nainggolan. "Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Kristiani". Dalam http://jacksennainggolan.wordpress.com/2013/02/11/materi-latihan-dasar-kepemimpinan-kristiani/
2. __________________. "Remaja Dalam Alkitab". Dalam http://remajabagikristus.wordpress.com/category/i-remaja-dalam-alkitab/
3. __________________. "Fungsi Warga Kerajaan". Dalam http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=40&chapter=10&verse=16
STOP PRESS: PUBLIKASI e-BINA ANAK: MEMPERELENGKAPI PELAYAN ANAK KRISTEN DI INDONESIA
Anda adalah pelayan anak-anak Kristen? Anda membutuhkan banyak bahan untuk memperlengkapi diri dalam pelayanan? Anda rindu generasi muda masa depan gereja dilayani dengan bertanggung jawab dan di dalam takut akan Tuhan?
Lengkapilah diri Anda dengan publikasi e-BinaAnak dari Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org >. Publikasi e-BinaAnak memperlengkapi para pelayan anak Kristen dengan bahan-bahan yang alkitabiah dan bertanggung jawab. Gratis untuk Anda semua, meliputi artikel-artikel, tips, bahan mengajar, ide-ide aktivitas, kesaksian pelayan anak, informasi penting seputar pelayanan anak, dan masih banyak bahan lagi. Cara berlangganan sangat mudah dan GRATIS! Kirimkanlah email Anda ke < subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org > atau ke < binaanak(at)sabda.org >, setiap minggunya Anda akan memperoleh bahan-bahan tertulis dalam email Anda. Jika Anda adalah pelayan anak yang peduli terhadap kualitas pengajaran Anda, pastikan Anda tidak menunda untuk berlangganan publikasi e-BinaAnak.
Dapatkan arsip e-BinaAnak sejak tahun 2000 di: < http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ >
Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Doni K. dan Bayu
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Dari: binasiswa@sabda.org
Kepada: i-kan-untuk-siswa@hub.xc.org
Email Keluar: Rab, 3 Jul 2013 03:00 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: Kepemimpinan Kristen (1) -- Edisi 19/Juli 2013
e-BinaSiswa -- Kepemimpinan Kristen (1)
Edisi 19/Juli 2013
DAFTAR ISI:
ARTIKEL: MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN KRISTEN DALAM DIRI REMAJA
STOP PRESS: PUBLIKASI e-BINA ANAK: MEMPERELENGKAPI PELAYAN ANAK KRISTEN DI INDONESIA
Shalom,
Kepemimpinan merupakan hal yang selalu hangat untuk dibicarakan, bahkan kita sendiri mungkin juga sering membicarakannya. Sebab, tanpa kita sadari, kita juga masih sering bergelut dengan dunia kepemimpinan, baik dalam ranah politik, sosial, maupun hal-hal yang lebih sederhana, bahkan gereja. Dalam lingkup gereja, kepemimpinan selalu dikaitkan dengan penggembalaan dan pendidikan. Namun, tahukah Anda bahwa menanamkan kepemimpinan pada remaja merupakan hal yang sangat penting? Dan, bagaimanakah cara membentuk remaja untuk menjadi seorang pemimpin rohani yang baik di masa depan?
Pada kesempatan ini, kami menyajikan sebuah artikel menarik tentang bagaimana membentuk karakter kepemimpinan dalam diri remaja. Kiranya, apa yang disajikan dalam artikel ini dapat membekali kaum muda gereja untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang baik di mata Tuhan. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.
Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://remaja.sabda.org >
ARTIKEL: MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN KRISTEN DALAM DIRI REMAJA
Ditulis oleh: Doni K.
Semua gereja di dunia selalu menuntut kehadiran seorang pemimpin Kristen (Pendeta/Gembala) yang memiliki dedikasi tinggi dan mampu memimpin suatu organisasi gereja lokal dengan baik. Namun, sedikit sekali gereja yang memiliki kesadaran untuk mempersiapkan calon pemimpin Kristen masa depan sejak dini. Akibatnya, banyak pemimpin yang 'sesungguhnya' belum siap menjadi seorang pemimpin. Hal ini tentunya membuka pikiran kita bahwa sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan para pemimpin Kristen sejak dini, dan itu dimulai dari usia remaja.
Kita percaya bahwa siapa pun memiliki hak dan kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin. Jika tidak menjadi seorang pemimpin bagi orang lain, minimal ia menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Sebab, Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk memimpin. Dengan prinsip seperti ini, kita dapat meyakini bahwa mempersiapkan para remaja untuk menjadi seorang pemimpin merupakan hal yang sangat penting bagi masa depan gereja. Sebab, merekalah penerus yang akan memengaruhi kemajuan dan kemunduran kualitas dan kuantitas gereja di masa yang akan datang.
Melatih kepemimpinan remaja memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja keras dan pengorbanan untuk membentuk remaja menjadi pemimpin Kristen yang berkualitas dan berkenan di hadapan Tuhan. Berikut, kita akan melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempersiapkan remaja menjadi pemimpin Kristen yang berkualitas dan berkenan di hadapan Tuhan.
A. Pilar-Pilar Kepemimpinan Kristiani
Ketika kita mempersiapkan remaja Kristen untuk menjadi seorang pemimpin, kita perlu memperhatikan beberapa pilar kepemimpinan Kristen. Berikut ini adalah pilar-pilar kepemimpinan kristiani yang penting dimiliki oleh remaja Kristen:
1. Menjadi Garam (Matius 5:13)
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam memengaruhi orang lain. Demikian juga, bagi seorang remaja Kristen. Untuk menjadi seorang pemimpin, hal pertama yang harus diperhatikan adalah bagaimana ia dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungannya. Sebab, pengaruh positif akan menjadi suatu penahan bagi kerusakan dunia sehingga orang 'dunia' akan terlindung dari perbuatan jahat mereka dengan melihat setiap tindakan moral yang baik, yang telah diberikan oleh orang percaya. Seorang remaja harus dididik untuk menjadi garam dunia sehingga ia mampu menjadi pelindung bagi orang-orang di sekitarnya supaya tidak mudah jatuh dalam dosa. Dan, jika karakter ini ditanamkan pada remaja sejak dini, itu akan menjadi pola hidupnya dan akan mengakar dalam dirinya. Dengan demikian, kelak jika ia menjadi seorang pemimpin, ia akan menjadi pemimpin yang mampu memberikan pengaruh baik kepada orang-orang yang dipimpinnya.
2. Menjadi Terang (Matius 5:14-16)
Selain mengajar remaja untuk menjadi garam, kita juga harus mendorong mereka untuk menjadi terang bagi orang lain. Hal ini diwujudkan melalui perkataan dan perbuatan yang memancarkan cahaya kemuliaan Kristus, yaitu perbuatan yang dipandang baik di mata Tuhan dan manusia. Dengan begitu, ketika ia memimpin, ia dapat menunjukkan kebenaran melalui perbuatannya kepada orang yang masih belum mengenal kebenaran, untuk menuntun orang-orang itu kepada kebenaran dan kemuliaan Allah.
3. Tamparan (Matius 5:38-39)
Ini berbicara tentang kerelaan hati. Seorang remaja harus diajari untuk memiliki hati yang rela berkorban demi kepentingan dan pelayanan Tuhan. Seorang pemimpin Kristen sudah seharusnya menjadi orang yang rela rugi karena menanggung beban yang mungkin bukan bagian dari tanggung jawabnya. Hal ini akan membuat orang-orang yang dipimpin merasa yakin bahwa pemimpin tersebut benar-benar mencintai, bukan hanya pekerjaannya, namun juga kesungguhannya dalam memimpin suatu organisasi.
4. Ular dan Merpati (Matius 10:16)
Alkitab mengajarkan bahwa anak Tuhan harus memiliki kedua sifat ini, yaitu cerdik dan tulus. Kedua sifat ini sangat penting dimiliki seorang remaja apabila ia hendak menjadi seorang pemimpin. Sebab, kelak ia akan menjadi seorang yang cerdik dalam berpikir dan tulus dalam bertindak. Sehubungan dengan kedua sifat ini, bila berdiri sendiri-sendiri, kecerdikan ular tidaklah lebih daripada kelicikan, dan ketulusan seekor merpati tidaklah lebih baik daripada kelemahan. Akan tetapi, jika keduanya digabungkan, kecerdikan ular akan menyelamatkan seorang pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya dari keterbukaan yang tidak perlu terhadap bahaya, sementara ketulusan merpati akan mencegah mereka dari cara yang berdosa untuk meloloskan diri dari bahaya tersebut. Hal ini tentu sangat penting, mengingat bahwa seorang pemimpin akan menghadapi begitu banyak bahaya dan tantangan dari berbagai pihak ketika ia memimpin sesuatu.
B. Peran Pemimpin dalam Partisipasi Aktif dan Kesatuan Anggota
Ketika kita memberikan pelatihan kepemimpinan kepada seorang remaja, kita harus menanamkan motif kepemimpinan Kristen terlebih dahulu. Salah satu motif tersebut adalah kemampuan membina hubungan antara pemimpin dan orang yang dipimpin, serta orang lain secara umum (Markus 3:13-19; Matius 10:1-4; Lukas 6:12-16). Dalam kepemimpinan, remaja harus menyadari bahwa keberhasilan seseorang dalam memimpin ditentukan oleh kadar hubungan. Sebab, hubungan tersebut akan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kesatuan dan keharmonisan anggota. Jika kita menggambarkan seorang pemimpin sebagai seorang nakhoda, pemimpin itu harus mampu mengendalikan kapal yang dikemudikan, juga menyatukan dan mengatur seluruh awak kapal yang dipimpinnya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus tahu betul posisi dan arah yang ia tuju bersama anggota yang dipimpinnya.
Secara umum, kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain supaya secara sukarela mereka berpartisipasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Seorang pemimpin pasti tidak akan mencapai tujuan suatu organisasi jika ia tidak dapat menggerakkan anggotanya untuk berpartisipasi. Mengingat bahwa pemimpin bukanlah satu-satunya kunci kesuksesan suatu organisasi dalam mencapai tujuan tertentu, maka remaja harus dilatih dan disadarkan supaya ia mampu memberdayakan partisipasi anggota dan menjaga kesatuan mereka. Hal ini sangat penting bagi pemimpin Kristen. Ketika pemimpin mampu memberdayakan dan menyatukan anggota, ia dapat membangkitkan inisiatif dan partisipasi aktif setiap anggotanya tanpa harus bertindak otoriter. Satu cara paling ampuh untuk mewujudkan hal itu adalah dengan rela berkorban. Seorang pemimpin akan berhasil memberikan pengaruh besar kepada anggotanya apabila ia rela berkorban demi tercapainya suatu tujuan. Pengorbanan pemimpin akan
dilihat sebagai sinyal bahwa pemimpin menghargai organisasi sehingga anggota semakin percaya diri dan bangga menjadi bagian dari organisasi. Lebih lanjut, pengorbanan diri pemimpin merupakan contoh nyata bagi anggota untuk melakukan hal yang sama. Anggota akan semakin termotivasi untuk bekerja mencapai tujuan organisasi. Inilah yang menjadi catatan ketika kita hendak melatih atau mempersiapkan remaja menjadi pemimpin rohani, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka sikap rela berkorban demi pelayanan Tuhan. Ketika kita memberikan pelatihan sikap itu sejak dini, remaja akan menjadi seorang pemimpin yang menyadari pentingnya pengorbanan dan sanggup melakukannya demi membangun kesadaran anggota untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan tertentu.
C. Persyaratan Pemimpin Rohani
Dalam kepemimpinan secara umum, mungkin kualitas karakter dan sosial dianggap sebagai hal yang cukup relatif. Namun, dalam kepemimpinan Kristen, kedua hal itu merupakan hal yang sangat ditekankan. Dalam Titus 1:5-9, kita melihat ada dua puluh kriteria yang diberikan bagi seorang pemimpin Kristen. Delapan belas Kriteria berkaitan dengan reputasi, etika, moralitas, temperamen, kebiasaan, dan kedewasaan rohani serta psikisnya. Demikian juga yang diajarkan dalam 1 Timotius 3:1-7. Jika diperhatikan, ada tiga ciri menonjol yang diajarkan, yaitu mencakup:
1) persyaratan fundamen, bukan tugas,
2) tingkah laku yang teramati, dan
3) karakter. Karakter yang tertulis dalam ayat tersebut sesungguhnya bukan karakter khas Kristen, melainkan merupakan ideal tertinggi moralitas konteks Hellenistis pada zaman itu. Ini berguna demi kesaksian gereja secara kontekstual pada masa itu. Jadi, kriteria di atas menunjukkan bahwa persyaratan seorang pemimpin rohani sangat ketat dan menuntut kedewasaan jiwa, rohani, dan sosial.
Sehubungan dengan kepemimpinan Kristen, Tuhan Yesus juga menegaskan adanya perbedaan antara kepemimpinan Kristen dan sekuler, tertulis dalam Markus 10:42-45, "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Konsep kepemimpinan yang diberikan Alkitab dan perlu diajarkan kepada remaja adalah seorang disebut pemimpin rohani (Kristen) bukan karena ia seorang Kristen yang melibatkan diri dalam pelayanan kepemimpinan di gereja, melainkan seorang yang mengenal Allah dalam Kristus secara pribadi dan memiliki hubungan secara pribadi dengan-Nya. Selain itu, seorang pemimpin Kristen juga harus memiliki perpaduan antara sifat-sifat alamiah dan kerohanian Kristen. Sifat-sifat alamiahnya mencapai efektivitas yang benar dan tertinggi karena dipakai untuk melayani dan memuliakan Allah. Sedangkan, sifat-sifat rohani Kristennya membuat remaja sanggup memengaruhi orang-orang yang dipimpinnya untuk menaati dan memuliakan Allah. Sebab, kemampuan memengaruhi orang lain bukan berasal dari kemampuan diri sendiri, melainkan dari kepribadian yang diperbarui Roh Kudus dan karunia yang dianugerahkan Roh Kudus.
Sebagai seorang pembina remaja, memperkenalkan dan menanamkan suatu pemahaman tentang Allah di dalam Kristus kepada remaja sangatlah penting, sebagai langkah awal bagi keberhasilan kepemimpinan mereka kelak. Hal ini mengingat bahwa Roh Kudus dan karunia roh merupakan syarat mutlak bagi remaja supaya mereka siap menjadi pemimpin di masa kini dan yang akan datang. Sebab, hanya Roh Kuduslah yang mampu mengubah karakter dan mengajarkan berbagai kebijakan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin Kristen. Langkah kedua yang harus kita ambil adalah memberikan pengajaran tentang kebenaran firman Tuhan. Itu akan menuntun remaja untuk menjalani kehidupan dan kepemimpinan mereka kelak. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kita percaya bahwa remaja gereja akan siap secara mental dan spiritual ketika nantinya ia harus menjadi pemimpin gereja di masa depan.
Sumber bacaan:
1. Jacksen Nainggolan. "Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Kristiani". Dalam http://jacksennainggolan.wordpress.com/2013/02/11/materi-latihan-dasar-kepemimpinan-kristiani/
2. __________________. "Remaja Dalam Alkitab". Dalam http://remajabagikristus.wordpress.com/category/i-remaja-dalam-alkitab/
3. __________________. "Fungsi Warga Kerajaan". Dalam http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=40&chapter=10&verse=16
STOP PRESS: PUBLIKASI e-BINA ANAK: MEMPERELENGKAPI PELAYAN ANAK KRISTEN DI INDONESIA
Anda adalah pelayan anak-anak Kristen? Anda membutuhkan banyak bahan untuk memperlengkapi diri dalam pelayanan? Anda rindu generasi muda masa depan gereja dilayani dengan bertanggung jawab dan di dalam takut akan Tuhan?
Lengkapilah diri Anda dengan publikasi e-BinaAnak dari Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org >. Publikasi e-BinaAnak memperlengkapi para pelayan anak Kristen dengan bahan-bahan yang alkitabiah dan bertanggung jawab. Gratis untuk Anda semua, meliputi artikel-artikel, tips, bahan mengajar, ide-ide aktivitas, kesaksian pelayan anak, informasi penting seputar pelayanan anak, dan masih banyak bahan lagi. Cara berlangganan sangat mudah dan GRATIS! Kirimkanlah email Anda ke < subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org > atau ke < binaanak(at)sabda.org >, setiap minggunya Anda akan memperoleh bahan-bahan tertulis dalam email Anda. Jika Anda adalah pelayan anak yang peduli terhadap kualitas pengajaran Anda, pastikan Anda tidak menunda untuk berlangganan publikasi e-BinaAnak.
Dapatkan arsip e-BinaAnak sejak tahun 2000 di: < http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ >
Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Doni K. dan Bayu
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
TRS: [i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengembangkan Potensi Belajar Anak (I)-- Edisi 643/Juli 2013
----Email Diteruskan----
Dari: binaanak@sabda.org
Kepada: i-kan-binaanak@hub.xc.org
Email Keluar: Rab, 3 Jul 2013 03:07 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: [i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengembangkan Potensi Belajar Anak (I)-- Edisi 643/Juli 2013
Anda terdaftar dengan alamat: joniwawohsh@yahoo.co.id
e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (I)
643/Juli/I/2013
Rekan-Rekan Pelayan Anak Indonesia,
Mengembangkan potensi belajar anak bukan hanya tanggung jawab sekolah umum atau keluarga. Gereja pun mendapat mandat untuk mendidik anak-anak belajar sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Apa saja tanggung jawab orang tua dan gereja dalam hal pendidikan anak? Apa yang firman Tuhan dan para pakar pendidikan Kristen katakan tentang hal tersebut? Simaklah artikel yang sudah kami siapkan sebagai sajian dalam edisi perdana bulan Juli ini. Kami juga menambahkan berbagai referensi seputar pendidikan Kristen yang dapat Anda temukan dalam situs Alkitab SABDA < http://alkitab.sabda.org >. Kiranya, ini menjadi berkat bagi kita semua. Ingatlah untuk berbagi dengan kawan pelayanan kita jika mendapatkan berkat Tuhan dalam edisi e-BinaAnak minggu ini. Tuhan Yesus memberkati.
Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< davida(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>
"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)
ARTIKEL: TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DAN GEREJA DALAM PENDIDIKAN ANAK
Sesungguhnya, pendidikan merupakan proses belajar seumur hidup dan tidak dibatasi ruang maupun waktu. Banyak orang yang mendefinisikan pendidikan sebagai studi formal yang hanya dapat dilakukan di bangku sekolah. Proses belajar tidak dibatasi oleh ruang, waktu, maupun usia. Proses belajar bertujuan untuk meningkatkan berbagai aspek pengetahuan individu (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Proses pendidikan sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Pendidikan akan menentukan kualitas generasi yang akan datang.
Alkitab dan Pendidikan 'Orang Muda' (Anak-Anak)
Potensi anak tertulis dalam Alkitab. Allah memiliki maksud dengan perintah-Nya untuk mendidik orang muda (anak-anak). Allah menaruh kepercayaan dalam diri anak untuk terlibat dalam rencana-Nya, "... dan anak-anakmu yang kecil, yang kamu katakan akan menjadi rampasan, dan anak-anakmu yang sekarang ini yang belum mengetahui tentang yang baik dan yang jahat, merekalah yang akan masuk ke sana dan kepada mereka, Aku akan memberikannya, dan merekalah yang akan memilikinya." (Ulangan 1:39)
Sejak Perjanjian Lama, Allah telah mengingatkan pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Musa mengingatkan hal ini kepada para orang tua: "Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu." (Ulangan 4:9) "Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu, dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." (Ulangan 6:6-9)
Semua perintah Allah merupakan nilai-nilai yang harus diajarkan secara berulang-ulang. Dengan pengulangan, materi yang diajarkan akan tertanam sehingga dapat ditentukan dalam tingkah laku. Hal seperti ini dikatakan Musa dalam Ulangan 6:7 sebagai "shema" bagi orang Yahudi. Shema adalah hukum yang harus dilakukan dalam kehidupan orang Yahudi.
Pengaruh dan Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak
Pengaruh pendidik terhadap anak didik merupakan faktor penting dari sebuah proses pendidikan. Pendidik adalah pemimpin; menurut Sanders, kepemimpinan adalah pengaruh. Proses pendidikan adalah proses memengaruhi. Pengaruh orang tua memiliki porsi paling besar dalam hidup anak-anak. Dalam perkembangannya, setiap anak membutuhkan orang lain. Pihak paling utama dan pertama yang bertanggung jawab dalam perkembangan anak adalah orang tua. Namun demikian, lingkungan sekolah dan gereja juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak.
Pengaruh dapat diberikan dengan berbagai cara. Orang tua dapat memengaruhi anak dengan menjadi teladan yang baik dan dengan terbuka bersedia membahas nilai-nilai Kristen bersama anak-anak. Strommen menemukan hubungan yang sangat positif antara moralitas anak dan atmosfer rohani di rumah. Peran orang tua dan anggota keluarga yang lain sebagai teladan menentukan perkembangan moral anak.
Kita perlu menyadari bahwa ada masa singkat di mana anak peka terhadap pendidikan agama. Konsep anak tentang apa yang benar dan salah, yang oleh Freud dinamakan "superego", dibentuk selama masa ini, (pandangan anak-anak tentang Allah. Karena itu, pendidikan rohani seperti berdoa, membaca Kitab Suci, dan menghadiri ibadah adalah cara menarik membiasakan anak menjadikan firman Tuhan sebagai bagian kehidupannya. Kegiatan pengajaran melalui pemahaman Alkitab, retret, dan keteladanan pembina anak memberikan pengaruh pada pola tingkah laku anak.
Orang tua adalah penjaga, manajer, dan sumber daya bagi anak-anaknya, itulah peran lain dari orang tua menurut Cloud dan Townsend. Penjaga bertanggung jawab melindungi dan memelihara anak. Manajer memastikan perlakuan terhadap anak dikerjakan dengan baik dan sasaran-sasaran yang ditentukan tercapai, demikian juga dengan semua kebutuhan dan harapan. Sebagai manajer, orang tua menyediakan bentuk disiplin untuk memastikan anak dalam menjalankan tugasnya. Sebagai sumber daya bagi anak, orang tua adalah sumber kasih sayang, pertumbuhan rohani, dukungan, hikmat, dan pengetahuan serta semua bentuk pendidikan yang diperlukan.
Beberapa contoh pengaruh orang tua yang berhasil melalui kepemimpinan Kristen adalah yang dialami oleh John Maxwell. Maxwell menyatakan bahwa dirinya tidak akan menjadi pemimpin seperti sekarang ini kalau bukan karena jerih payah orang tuanya.
Charles Spurgeon, pengkhotbah legendaris dari Inggris yang lahir pada tahun 1834, mengatakan bahwa keberhasilannya adalah karena pengaruh pembinaan rohani orang tua yang diterimanya sejak masa kecil.
Susana Wesley dibesarkan dalam keluarga pendeta di desa dekat Kota London. Ia mendapat perhatian yang baik dari keluarganya, terutama dalam hal pendidikan iman. Ia berhasil menjadi seorang istri yang mendukung pelayanan suaminya dan berhasil membesarkan anak-anaknya menjadi utusan misi, dan menjadi orang yang memengaruhi banyak orang. Susana Wesley berkata, "Tidak ada yang lebih saya harapkan selama hidup ini selain melayani anak-anak yang telah saya lahirkan. Saya mau, apabila hal ini berkenan bagi Allah, menjadi alat-Nya melakukan semua yang baik bagi jiwa-jiwa mereka."
Peran Keluarga dan Gereja dalam Pendidikan Anak yang Berpusat pada Firman
Jika kita melihat kembali apa yang dijelaskan oleh Cloud dan Townsend tentang peran orang tua, gereja dalam porsi yang tepat juga memiliki andil dalam pembentukan moral anak. Keluarga dan gereja seharusnya bekerja sama dalam menentukan dan mempertimbangkan moral anak. Meskipun Ward percaya bahwa setiap anak membangun struktur pertimbangan moralnya sendiri. Proses tersebut tidak terlepas dari peran lingkungan keluarga dan gerejanya.
Keluarga Kristen dan gereja harus memanfaatkan peranannya sebagai kesempatan emas dalam menginvestasikan nilai-nilai berharga pada anak. Pembinaan rohani yang dilakukan keluarga menjadi maksimum bila bekerja sama dengan pembinaan yang dilakukan oleh gereja. Seperti yang dikutip dari perkataan Hamilton berikut ini:
"Sebagai lembaga, gereja dan keluarga Kristen berkaitan erat satu dengan yang lain. Mereka seperti bayi kembar siam; jika Anda memisahkannya, Anda mungkin akan memotong suatu nadi kehidupan yang menyebabkan salah satu atau keduanya meninggal dunia. Gereja tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya di tengah dunia yang kacau ini, kecuali jika gereja "mempekerjakan" keluarga sebagai pihak utama yang dapat dipercaya dalam pemeliharaan kekristenan. Dan, saya yakin bahwa keluarga tidak dapat menjadi sebuah keluarga Kristen atau keluarga bahagia kecuali jika ia tetap tinggal dalam sirkulasi pengaruh rohani yang hanya dihasilkan paling besar oleh gereja."
Usaha ini berguna untuk mempersiapkan pemimpin Kristen dengan pertimbangan moral yang benar. Seperti yang dikatakan oleh seorang pendidik Kristen, "Life without truth leads to dead (hidup tanpa kebenaran membawa kepada kematian)." Kebenaran sejati yang membawa kehidupan adalah Tuhan: "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran, firman-Mu adalah kebenaran." (Yohanes 17:17)
Apa yang ditanam itu yang dituai: "Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7-8) Hasil yang diperoleh semakin besar jika investasi nilai dilakukan sejak usia muda karena itulah cara membangun masa depan yang lebih baik. Fowler mendorong orang tua untuk menciptakan keluarga yang rindu membesarkan anak-anak untuk mengasihi Tuhan. Usaha ini dapat dimulai dengan menciptakan kehidupan keluarga yang berpusat pada firman Allah.
Guru Sekolah Minggu dan Pendidikan Anak
Bagi gereja, nilai-nilai luhur yang diajarkan adalah kebenaran yang bersumber dari firman Tuhan. Pendidikan rohani sebaiknya dilakukan sedini mungkin sehingga sistem nilai anak dapat terbentuk. Sistem nilai berisi hukum-hukum Allah untuk menjaga hidup individu seperti yang ditulis dalam Ulangan 32:47, "... sebab perkataan inilah bukanlah perkataan hampa bagimu, tetapi itulah hidupmu dan dengan perkataan ini akan lanjut umurmu di tanah, kemana Kamu pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya."
Dalam proses pertumbuhannya, anak mengembangkan pandangan hidupnya dengan lingkungannya. Tentu akan sangat baik bila sekolah minggu dapat menjadi lingkungan pendidikan yang berpengaruh bagi anak. Gunarsa berkata,
"Anak-anak yang secara teratur ke sekolah minggu akan kurang atau lebih sedikit melakukan penipuan dan berbohong, dan lebih jujur daripada anak-anak yang tidak mengikuti sekolah minggu. Dari berbagai penelitian dan pendapat mengenai pengaruh keyakinan agama terhadap tingkah laku moral dan kehidupan sehari-hari, menurut hasil penelitian, kebanyakan remaja merasa bahwa memiliki iman itu harus dan memang memengaruhi suatu jenjang yang luas dari sikap dan tingkah laku, bahkan ada korelasi yang tinggi antara apa yang menurut pikiran mereka dan apa yang dipengaruhinya oleh pengaruh iman."
Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan dalam kasus-kasus berbeda, yang diteliti oleh Barna Reseach. Survei yang dilakukan terhadap 1003 orang dewasa melalui wawancara di telepon pada bulan November 2001, menunjukkan sejumlah 771 orang masih setia hadir di Gereja (Barna Research, Mei 2001):
"Mengikuti sekolah minggu pada waktu kecil memberikan dampak seumur hidup (adult who attended church as children show lifelong effect)."
Gereja sebagai tubuh Kristus mempunyai mandat untuk memerhatikan kerohanian anak. Guru sekolah minggu mempunyai andil besar dalam pembinaan rohan anak-anak. Robert Raikes (1736-1811), Bapak sekolah minggu, seorang wartawan yang menjadi pelopor gerakan sekolah di Inggris berhasil membawa setengah juta anak-anak untuk mengikuti program sekolah minggu di seluruh Inggris; ia perlu dicontoh.
Penutup: Potensi Pengaruh Anak dan Kepemimpinan Masa Depan
Anak-Anak memiliki potensi untuk menjadi pengaruh bagi sekitarnya. Keberhasilan pendidikan tidak hanya berdampak pada perubahan hidup individu, tetapi juga pada komunitasnya dan pada akhirnya pada generasi yang baru. Elmore menegaskan bahwa, "Setiap anak adalah seorang pemimpin yang berpotensi; dalam setiap anak tersimpan potensi luar biasa untuk memberi pengaruh kepada orang lain."
Apa pun yang digoreskan dalam hidup anak memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan masa depannya. Seperti teori tabula rasa yang dituliskan oleh Gunarsa (yang sebelumnya dicetuskan oleh John Locke):
"Segala pengetahuan yang kita peroleh berasal dari luar, yang dimasukkan ke dalam jiwa kita melalui pengindraan. Karena pengalaman identik dengan masuknya sesuatu dari luar diri, maka faktor lingkungan itu penting sekali. Dikemukakan dalam teorinya yang dikenal dengan tabula rasa bahwa bayi yang baru lahir itu ibarat secarik kertas putih. Bagaimana wujud atau isi kertas putih itu bergantung pada bagaimana kertas itu kelak ditulis."
Sumber: Jurnal Transformasi Volume 3-Pendidikan dan Masa Depan Bangsa.
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Keluarga MDC (Masa Depan Cerah)
Alamat URL: http://www.gkpb.net/index.php?option=com_k2&view=item&id=831:tanggung-jawab-orang-tua-dan-gereja-dalam-pendidikan-anak&Itemid=381
Penulis: Retty Stanley, M.A.
Tanggal akses: 3 Juli 2013
WARNET PENA: PENDIDIKAN KRISTEN DALAM JURNAL PELITA ZAMAN DI ALKITAB SABDA
Situs Alkitab SABDA merupakan situs studi Alkitab yang paling lengkap dalam Bahasa Indonesia. Namun, situs ini tidak hanya memberikan bahan-bahan untuk penggalian Alkitab. Dalam situs ini terdapat juga bahan lain yang dapat digunakan untuk menambah wawasan para pelayan anak dalam bidang pendidikan Kristen. Salah satunya terdapat dalam Jurnal Pelita Zaman, yang dapat Anda temukan dalam menu Resource. Salah satu edisi Jurnal Pelita Zaman yang ada dalam Alkitab SABDA membahas khusus seputar pendidikan Kristen. Topik-topik khusus tersebut dapat Anda temukan dalam Jurnal Pelita Zaman Volume 4 No. 1 Tahun 1989. Isinya antara lain:
1. Perwujudan P.A.K./Pendidikan Kristen di Gereja
2. Hakikat Sekolah Minggu untuk Anak
3. Panggilan P.A.K. terhadap Pendidikan di Indonesia
4. Keunikan Peranan Orang Tua di dalam Pendidikan Kristen
Segera kunjungi halaman ini. Kiranya ini menjadi berkat bagi Rekan-Rekan sekalian. (Davida)
==> http://alkitab.sabda.org/resource.php?res=jpz&topic=147
Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Dari: binaanak@sabda.org
Kepada: i-kan-binaanak@hub.xc.org
Email Keluar: Rab, 3 Jul 2013 03:07 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: [i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengembangkan Potensi Belajar Anak (I)-- Edisi 643/Juli 2013
Anda terdaftar dengan alamat: joniwawohsh@yahoo.co.id
e-BinaAnak -- Mengembangkan Potensi Belajar Anak (I)
643/Juli/I/2013
Rekan-Rekan Pelayan Anak Indonesia,
Mengembangkan potensi belajar anak bukan hanya tanggung jawab sekolah umum atau keluarga. Gereja pun mendapat mandat untuk mendidik anak-anak belajar sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Apa saja tanggung jawab orang tua dan gereja dalam hal pendidikan anak? Apa yang firman Tuhan dan para pakar pendidikan Kristen katakan tentang hal tersebut? Simaklah artikel yang sudah kami siapkan sebagai sajian dalam edisi perdana bulan Juli ini. Kami juga menambahkan berbagai referensi seputar pendidikan Kristen yang dapat Anda temukan dalam situs Alkitab SABDA < http://alkitab.sabda.org >. Kiranya, ini menjadi berkat bagi kita semua. Ingatlah untuk berbagi dengan kawan pelayanan kita jika mendapatkan berkat Tuhan dalam edisi e-BinaAnak minggu ini. Tuhan Yesus memberkati.
Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< davida(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>
"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)
ARTIKEL: TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DAN GEREJA DALAM PENDIDIKAN ANAK
Sesungguhnya, pendidikan merupakan proses belajar seumur hidup dan tidak dibatasi ruang maupun waktu. Banyak orang yang mendefinisikan pendidikan sebagai studi formal yang hanya dapat dilakukan di bangku sekolah. Proses belajar tidak dibatasi oleh ruang, waktu, maupun usia. Proses belajar bertujuan untuk meningkatkan berbagai aspek pengetahuan individu (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Proses pendidikan sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Pendidikan akan menentukan kualitas generasi yang akan datang.
Alkitab dan Pendidikan 'Orang Muda' (Anak-Anak)
Potensi anak tertulis dalam Alkitab. Allah memiliki maksud dengan perintah-Nya untuk mendidik orang muda (anak-anak). Allah menaruh kepercayaan dalam diri anak untuk terlibat dalam rencana-Nya, "... dan anak-anakmu yang kecil, yang kamu katakan akan menjadi rampasan, dan anak-anakmu yang sekarang ini yang belum mengetahui tentang yang baik dan yang jahat, merekalah yang akan masuk ke sana dan kepada mereka, Aku akan memberikannya, dan merekalah yang akan memilikinya." (Ulangan 1:39)
Sejak Perjanjian Lama, Allah telah mengingatkan pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Musa mengingatkan hal ini kepada para orang tua: "Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu." (Ulangan 4:9) "Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu, dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." (Ulangan 6:6-9)
Semua perintah Allah merupakan nilai-nilai yang harus diajarkan secara berulang-ulang. Dengan pengulangan, materi yang diajarkan akan tertanam sehingga dapat ditentukan dalam tingkah laku. Hal seperti ini dikatakan Musa dalam Ulangan 6:7 sebagai "shema" bagi orang Yahudi. Shema adalah hukum yang harus dilakukan dalam kehidupan orang Yahudi.
Pengaruh dan Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak
Pengaruh pendidik terhadap anak didik merupakan faktor penting dari sebuah proses pendidikan. Pendidik adalah pemimpin; menurut Sanders, kepemimpinan adalah pengaruh. Proses pendidikan adalah proses memengaruhi. Pengaruh orang tua memiliki porsi paling besar dalam hidup anak-anak. Dalam perkembangannya, setiap anak membutuhkan orang lain. Pihak paling utama dan pertama yang bertanggung jawab dalam perkembangan anak adalah orang tua. Namun demikian, lingkungan sekolah dan gereja juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak.
Pengaruh dapat diberikan dengan berbagai cara. Orang tua dapat memengaruhi anak dengan menjadi teladan yang baik dan dengan terbuka bersedia membahas nilai-nilai Kristen bersama anak-anak. Strommen menemukan hubungan yang sangat positif antara moralitas anak dan atmosfer rohani di rumah. Peran orang tua dan anggota keluarga yang lain sebagai teladan menentukan perkembangan moral anak.
Kita perlu menyadari bahwa ada masa singkat di mana anak peka terhadap pendidikan agama. Konsep anak tentang apa yang benar dan salah, yang oleh Freud dinamakan "superego", dibentuk selama masa ini, (pandangan anak-anak tentang Allah. Karena itu, pendidikan rohani seperti berdoa, membaca Kitab Suci, dan menghadiri ibadah adalah cara menarik membiasakan anak menjadikan firman Tuhan sebagai bagian kehidupannya. Kegiatan pengajaran melalui pemahaman Alkitab, retret, dan keteladanan pembina anak memberikan pengaruh pada pola tingkah laku anak.
Orang tua adalah penjaga, manajer, dan sumber daya bagi anak-anaknya, itulah peran lain dari orang tua menurut Cloud dan Townsend. Penjaga bertanggung jawab melindungi dan memelihara anak. Manajer memastikan perlakuan terhadap anak dikerjakan dengan baik dan sasaran-sasaran yang ditentukan tercapai, demikian juga dengan semua kebutuhan dan harapan. Sebagai manajer, orang tua menyediakan bentuk disiplin untuk memastikan anak dalam menjalankan tugasnya. Sebagai sumber daya bagi anak, orang tua adalah sumber kasih sayang, pertumbuhan rohani, dukungan, hikmat, dan pengetahuan serta semua bentuk pendidikan yang diperlukan.
Beberapa contoh pengaruh orang tua yang berhasil melalui kepemimpinan Kristen adalah yang dialami oleh John Maxwell. Maxwell menyatakan bahwa dirinya tidak akan menjadi pemimpin seperti sekarang ini kalau bukan karena jerih payah orang tuanya.
Charles Spurgeon, pengkhotbah legendaris dari Inggris yang lahir pada tahun 1834, mengatakan bahwa keberhasilannya adalah karena pengaruh pembinaan rohani orang tua yang diterimanya sejak masa kecil.
Susana Wesley dibesarkan dalam keluarga pendeta di desa dekat Kota London. Ia mendapat perhatian yang baik dari keluarganya, terutama dalam hal pendidikan iman. Ia berhasil menjadi seorang istri yang mendukung pelayanan suaminya dan berhasil membesarkan anak-anaknya menjadi utusan misi, dan menjadi orang yang memengaruhi banyak orang. Susana Wesley berkata, "Tidak ada yang lebih saya harapkan selama hidup ini selain melayani anak-anak yang telah saya lahirkan. Saya mau, apabila hal ini berkenan bagi Allah, menjadi alat-Nya melakukan semua yang baik bagi jiwa-jiwa mereka."
Peran Keluarga dan Gereja dalam Pendidikan Anak yang Berpusat pada Firman
Jika kita melihat kembali apa yang dijelaskan oleh Cloud dan Townsend tentang peran orang tua, gereja dalam porsi yang tepat juga memiliki andil dalam pembentukan moral anak. Keluarga dan gereja seharusnya bekerja sama dalam menentukan dan mempertimbangkan moral anak. Meskipun Ward percaya bahwa setiap anak membangun struktur pertimbangan moralnya sendiri. Proses tersebut tidak terlepas dari peran lingkungan keluarga dan gerejanya.
Keluarga Kristen dan gereja harus memanfaatkan peranannya sebagai kesempatan emas dalam menginvestasikan nilai-nilai berharga pada anak. Pembinaan rohani yang dilakukan keluarga menjadi maksimum bila bekerja sama dengan pembinaan yang dilakukan oleh gereja. Seperti yang dikutip dari perkataan Hamilton berikut ini:
"Sebagai lembaga, gereja dan keluarga Kristen berkaitan erat satu dengan yang lain. Mereka seperti bayi kembar siam; jika Anda memisahkannya, Anda mungkin akan memotong suatu nadi kehidupan yang menyebabkan salah satu atau keduanya meninggal dunia. Gereja tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya di tengah dunia yang kacau ini, kecuali jika gereja "mempekerjakan" keluarga sebagai pihak utama yang dapat dipercaya dalam pemeliharaan kekristenan. Dan, saya yakin bahwa keluarga tidak dapat menjadi sebuah keluarga Kristen atau keluarga bahagia kecuali jika ia tetap tinggal dalam sirkulasi pengaruh rohani yang hanya dihasilkan paling besar oleh gereja."
Usaha ini berguna untuk mempersiapkan pemimpin Kristen dengan pertimbangan moral yang benar. Seperti yang dikatakan oleh seorang pendidik Kristen, "Life without truth leads to dead (hidup tanpa kebenaran membawa kepada kematian)." Kebenaran sejati yang membawa kehidupan adalah Tuhan: "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran, firman-Mu adalah kebenaran." (Yohanes 17:17)
Apa yang ditanam itu yang dituai: "Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7-8) Hasil yang diperoleh semakin besar jika investasi nilai dilakukan sejak usia muda karena itulah cara membangun masa depan yang lebih baik. Fowler mendorong orang tua untuk menciptakan keluarga yang rindu membesarkan anak-anak untuk mengasihi Tuhan. Usaha ini dapat dimulai dengan menciptakan kehidupan keluarga yang berpusat pada firman Allah.
Guru Sekolah Minggu dan Pendidikan Anak
Bagi gereja, nilai-nilai luhur yang diajarkan adalah kebenaran yang bersumber dari firman Tuhan. Pendidikan rohani sebaiknya dilakukan sedini mungkin sehingga sistem nilai anak dapat terbentuk. Sistem nilai berisi hukum-hukum Allah untuk menjaga hidup individu seperti yang ditulis dalam Ulangan 32:47, "... sebab perkataan inilah bukanlah perkataan hampa bagimu, tetapi itulah hidupmu dan dengan perkataan ini akan lanjut umurmu di tanah, kemana Kamu pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya."
Dalam proses pertumbuhannya, anak mengembangkan pandangan hidupnya dengan lingkungannya. Tentu akan sangat baik bila sekolah minggu dapat menjadi lingkungan pendidikan yang berpengaruh bagi anak. Gunarsa berkata,
"Anak-anak yang secara teratur ke sekolah minggu akan kurang atau lebih sedikit melakukan penipuan dan berbohong, dan lebih jujur daripada anak-anak yang tidak mengikuti sekolah minggu. Dari berbagai penelitian dan pendapat mengenai pengaruh keyakinan agama terhadap tingkah laku moral dan kehidupan sehari-hari, menurut hasil penelitian, kebanyakan remaja merasa bahwa memiliki iman itu harus dan memang memengaruhi suatu jenjang yang luas dari sikap dan tingkah laku, bahkan ada korelasi yang tinggi antara apa yang menurut pikiran mereka dan apa yang dipengaruhinya oleh pengaruh iman."
Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan dalam kasus-kasus berbeda, yang diteliti oleh Barna Reseach. Survei yang dilakukan terhadap 1003 orang dewasa melalui wawancara di telepon pada bulan November 2001, menunjukkan sejumlah 771 orang masih setia hadir di Gereja (Barna Research, Mei 2001):
"Mengikuti sekolah minggu pada waktu kecil memberikan dampak seumur hidup (adult who attended church as children show lifelong effect)."
Gereja sebagai tubuh Kristus mempunyai mandat untuk memerhatikan kerohanian anak. Guru sekolah minggu mempunyai andil besar dalam pembinaan rohan anak-anak. Robert Raikes (1736-1811), Bapak sekolah minggu, seorang wartawan yang menjadi pelopor gerakan sekolah di Inggris berhasil membawa setengah juta anak-anak untuk mengikuti program sekolah minggu di seluruh Inggris; ia perlu dicontoh.
Penutup: Potensi Pengaruh Anak dan Kepemimpinan Masa Depan
Anak-Anak memiliki potensi untuk menjadi pengaruh bagi sekitarnya. Keberhasilan pendidikan tidak hanya berdampak pada perubahan hidup individu, tetapi juga pada komunitasnya dan pada akhirnya pada generasi yang baru. Elmore menegaskan bahwa, "Setiap anak adalah seorang pemimpin yang berpotensi; dalam setiap anak tersimpan potensi luar biasa untuk memberi pengaruh kepada orang lain."
Apa pun yang digoreskan dalam hidup anak memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan masa depannya. Seperti teori tabula rasa yang dituliskan oleh Gunarsa (yang sebelumnya dicetuskan oleh John Locke):
"Segala pengetahuan yang kita peroleh berasal dari luar, yang dimasukkan ke dalam jiwa kita melalui pengindraan. Karena pengalaman identik dengan masuknya sesuatu dari luar diri, maka faktor lingkungan itu penting sekali. Dikemukakan dalam teorinya yang dikenal dengan tabula rasa bahwa bayi yang baru lahir itu ibarat secarik kertas putih. Bagaimana wujud atau isi kertas putih itu bergantung pada bagaimana kertas itu kelak ditulis."
Sumber: Jurnal Transformasi Volume 3-Pendidikan dan Masa Depan Bangsa.
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Keluarga MDC (Masa Depan Cerah)
Alamat URL: http://www.gkpb.net/index.php?option=com_k2&view=item&id=831:tanggung-jawab-orang-tua-dan-gereja-dalam-pendidikan-anak&Itemid=381
Penulis: Retty Stanley, M.A.
Tanggal akses: 3 Juli 2013
WARNET PENA: PENDIDIKAN KRISTEN DALAM JURNAL PELITA ZAMAN DI ALKITAB SABDA
Situs Alkitab SABDA merupakan situs studi Alkitab yang paling lengkap dalam Bahasa Indonesia. Namun, situs ini tidak hanya memberikan bahan-bahan untuk penggalian Alkitab. Dalam situs ini terdapat juga bahan lain yang dapat digunakan untuk menambah wawasan para pelayan anak dalam bidang pendidikan Kristen. Salah satunya terdapat dalam Jurnal Pelita Zaman, yang dapat Anda temukan dalam menu Resource. Salah satu edisi Jurnal Pelita Zaman yang ada dalam Alkitab SABDA membahas khusus seputar pendidikan Kristen. Topik-topik khusus tersebut dapat Anda temukan dalam Jurnal Pelita Zaman Volume 4 No. 1 Tahun 1989. Isinya antara lain:
1. Perwujudan P.A.K./Pendidikan Kristen di Gereja
2. Hakikat Sekolah Minggu untuk Anak
3. Panggilan P.A.K. terhadap Pendidikan di Indonesia
4. Keunikan Peranan Orang Tua di dalam Pendidikan Kristen
Segera kunjungi halaman ini. Kiranya ini menjadi berkat bagi Rekan-Rekan sekalian. (Davida)
==> http://alkitab.sabda.org/resource.php?res=jpz&topic=147
Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Subscribe to:
Posts (Atom)