--------------------------------------------------------------------- e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU ---------------------------------------------------------------------
Shalom,
Aku gemas melihat anak itu, baunya harum sekalipun dia belum mandi,senang aku mencium pipinya.Demikian komentar sahabat melihat anakku.Saya sependapat dengan komentar diatas.Anak-anak pada usia 2-5 tahun tingkah lakunya memang menggemaskan. Pada saat hati kita senang melihat pertumbuhan anak , ucapan terima kasih seringkali muncul dari mulut kita atas kebaikan Tuhan. Pada saat dia diserang penyakit,pikiran kita tidak karuan.Seringkali pikiran2 yang sangat menghawatirkan mampir di otak kita. Kalau dia demam tinggi,jangan..jangan dia nanti pergi selamanya..Kita bingung dan ucapan yang keluar dari mulut kita,"Tolong sembuhkan Tuhan anakku". "jangan panggil dulu dia," Orangtua pasti berusaha mencari obat manjur agar anak tersebut cepat sembuh.Hati siapa yang tidak sedih bila anak lagi lucu-lucunya harus pergi? Suasana hati yang tadinya bahagia, berganti menjadi sedih seringkali dialami manusia sejak dahulukala hingga saat ini.
Saya membayangkan perasaan orangtua terutama kaum ibu-ibu yang hidup pada saat anak-anak laki-laki orang Israel diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun (Kel.1;22). Mereka hanya bisa menangisi kematian anak-anaknya. Coba anda bayangkan bila hal demikian menimpa kita sebagai orangtua.Demam saja,kita sudah kalang kabut mencari dokter apalagi dibunuh? Tak terbayangkan begitu berat penderitaan bangsa Israel saat itu.Perasaan ngeri dan sedih juga pasti dialami ibunya Musa. Dia mencari cara agar Musa luput dari tindakan kejam serdadu Mesir.Sang Ibunda diberikan Tuhan hikmat dengan melepas Musa ke tepi sungai Nil. Dia membaringkannya kedalam sebuah peti pandan yang dilapisi ter agar air tidak masuk kedalamnya. Seorang bayi yang sedang membutuhkan ASI terpaksa dilepas ibunya dengan harapan ada orang Mesir yang menemukannya dan dapat memeliharanya. Hati sang ibu pasti menderita dan sedih saat melepasnya Saya yakin benar bahwa ibu Musa pasti menangis..Beruntung sang ibu,ternyata yang menemukan Musa adalah putri Firaun yang sedang mandi dan memastikan bahwa itu adalah anak orang Ibrani.Begitu melihat bayi itu menangis , hati sang putri tersentuh dan menyuruh inang pengasuhnya menyusuinya.Setelah Musa besar,diserahkanlah dia kepada putri Firaun agar diangkat menjadi anaknya.
Peristiwa Musa mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu memelihara umatnya dalam situasi sulit.
Kita sendirilah sering tidak sabar akan waktunya Tuhan bertindak,sehingga kita mencari jalan yang tidak berkenan kepadaNya.Hasilnya bukan semakin baik,tetapi seringkali makin runyam.
Salam
Walz
--------------------------------------------------------------------- Bergabung kirim e-mail ke:Berhenti kirim e-mail ke: Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru ---------------------------------------------------------------------