Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-Buku -- Islamologi (II)
Edisi 103/Juli 2012
DAFTAR ISI
RESENSI: YESUS DALAM LITERATUR ISLAM
ARTIKEL: MENGENAL RAGAM BACAAN ANAK
STOP PRESS: IKUTILAH KELAS PERNIKAHAN KRISTEN SEJATI 2012!
EDISI BULAN DEPAN
Salam sejahtera,
Pengajaran tentang Yesus Kristus disebut Kristologi, sedangkan pengajaran tentang bagaimana pandangan Islam tentang Kristus, seperti apakah ajaran Islam, dan bagaimana latar belakangnya jika dipelajari secara ilmu disebut Islamologi. Dalam edisi 103 ini, e-Buku menghadirkan resensi buku "Yesus dalam Literatur Islam", karangan Oddbjorn Leirvik, seorang teolog Kristen, untuk menambah referensi Pelanggan tentang buku Islamologi. Selain itu, e-Buku juga menyajikan artikel yang memberikan pengenalan akan ragam bacaan anak yang perlu kita ketahui. Harapan kami, sajian ini menjadi berkat dan wacana positif bagi Pelanggan di mana pun berada.
Pemimpin Redaksi e-Buku,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://gubuk.sabda.org/ >
"Lebih baik membaca sedikit tetapi banyak merenungkannya daripada membaca banyak tetapi sedikit merenungkannya." (Denis Parsons Burkitt)
RESENSI: YESUS DALAM LITERATUR ISLAM
Judul buku: Yesus dalam Literatur Islam
Judul asli: Images of Jesus Christ in Islamic Litterature
Penulis/Penyusun: Oddbjorn Leirvik
Penerjemah: Ali Nur Zaman
Editor: Ahmad-Norma Permata
Penerbit: Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta 2002
Ukuran buku: 14,2 x 21 cm
Tebal: 455 halaman
ISBN: --
Buku Online: --
Download: --
Tuhan Yesus adalah tokoh sentral di dalam kekristenan. Dalam agama lain, Yesus dan kehidupan-Nya juga disebut-sebut, salah satunya dalam pengajaran Islam. Seperti apakah pandangan Islam tentang Yesus?
Salah satu referensi yang membantu Anda mempelajari lebih lanjut pandangan agama Islam tentang Yesus adalah buku yang berjudul "Yesus dalam Literatur Islam", yang ditulis oleh Oddbjorn Leirvik, seorang teolog Kristen yang aktif terlibat dalam dialog antaragama (Kristen-Islam), dan banyak melakukan survei terhadap beberapa literatur Islam yang berkembang dari zaman klasik hingga modern, dari buku tafsiran hingga karya sastra Islam lainnya. Enam bab pertama buku ini memaparkan perihal Yesus di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadis, Yesus dalam Legenda Muslim dan Tafsir Al-Qur'an, dan Yesus dalam Sufisme. Sedangkan dua bab terakhir dari buku ini, membahas tentang diskusi Kristen-Islam pada abad XIX hingga XX dan isu-isu serta dialog antara dua agama tersebut. Buku ini mengajak umat beragama untuk mengetahui dan menerima perbedaan ajaran masing-masing, demi terwujudnya rasa toleransi yang sehat dan kedamaian di bumi. Berhubung buku ini mengupas tokoh Yesus menurut agama Islam, tentu saja ayat-ayat kitab dan surat-surat dalam agama Islam banyak dikutip oleh penulis. Selain itu, Anda juga dapat membaca banyak referensi yang mendasari penjelasannya yang ditulis sebagai catatan kaki di setiap akhir bab. Buku ini ditulis dengan nada netral, sehingga tidak terkesan mengunggulkan satu ajaran agama dan tidak mengindahkan yang lainnya.
Buku ini cukup lengkap dalam memaparkan pandangan agama Islam tentang Yesus. Buku ini tidak hanya baik untuk dibaca oleh para teolog, pendeta, dan mahasiswa teologi; jemaat awam pun perlu membaca buku ini untuk menambah pengetahuan, khususnya dalam hal memahami perspektif orang lain tentang Yesus. Hal ini tidak berarti kita sepakat dengan ajaran lain, tetapi justru pengetahuan ini bisa menguatkan iman kita di dalam Yesus Kristus.
Peresensi: Sri Setyawati
ARTIKEL: MENGENAL RAGAM BACAAN ANAK
Bacaan anak-anak banyak jenisnya. Tiap jenis bacaan memunyai nilai masing-masing. Makin beragam bacaan anak Anda makin baik, karena makin beragam pula hal yang dapat ditimbanya, dan ini akan meluaskan wawasan, minat, serta pengalamannya.
Oleh karena itu, orang tua sebaiknya memperkenalkan dan membimbing anak-anak, agar dapat menemukan "harta" berharga ini dengan cara mengenal berbagai jenis bacaan anak yang ada di pasaran.
Beberapa istilah dan pembagian jenis bacaan yang disebutkan dalam tulisan ini, dimaksudkan sebagai suatu introduksi bagi Anda. Oleh karenanya, istilah-istilah tersebut disusun secara singkat dan sederhana, sehingga dengan mudah dapat dijadikan patokan.
Tujuh Cerita Fiksi
1. Buku Bacaan Bergambar ("Picture Book")
Pengalaman pertama anak-anak (0 - 7/8 tahun) dengan bacaan sebaiknya lewat buku-buku jenis ini karena memang dibuat khusus untuk mereka. Dalam buku ini, gambar/ilustrasi memegang peranan penting. Ada dua golongan besar buku bergambar: yang menyuguhkan informasi (buku bacaan bergambar) dan yang berupa cerita (buku cerita bergambar).
Pada buku cerita bergambar, jalan cerita berkesinambungan, sehingga gambar dan teks di seluruh buku selalu ada hubungannya. Selain itu, tokoh-tokoh yang sama akan sering muncul. Sedangkan pada buku bacaan bergambar, karena lebih bersifat informasi dan tidak membentuk cerita, setiap halaman buku bisa berdiri sendiri. Maksudnya, tokoh atau informasi bisa berlainan asal gambar dan teks pada halaman tersebut sesuai.
Buku bacaan bergambar bisa berupa buku abjad ABC untuk mengenal abjad yang disusun dalam bentuk kata. Bisa pula berupa buku yang mengajarkan tentang berhitung, waktu (jam), dst.. Ada pula buku yang dinamakan buku konsep, karena mengajarkan suatu ide abstrak pada anak (warna, ukuran, dll.).
Sayangnya, buku bacaan bergambar yang ada di pasaran kurang memadai, baik secara jumlah dan mutu. Sedangkan jumlah dan mutu buku cerita bergambar (karya pengarang Indonesia atau buku terjemahan) sudah cukup banyak dan berkualitas.
2. Komik
Komik dan buku cerita bergambar sering dikacaukan. Meskipun sama-sama bergambar, segi penyajiannya tetap ada bedanya. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa pada setiap halaman buku komik ada banyak gambar yang disusun vertikal dan horisontal, dengan balon-balon teks di dalamnya, yang bisa terdiri dari berbagai bentuk untuk menunjukkan berbagai maksud. Sedangkan pada buku cerita bergambar, pada setiap halamannya hanya ada satu gambar besar dengan panjang teks yang bervariasi. Teks biasanya ditempatkan di bawah gambar, bisa juga di atas gambar atau paling jauh di halaman kosong (tanpa gambar) yang tepat berhadapan dengan halaman yang bergambar.
Komik yang paling sederhana bagi anak kecil (infant comics), dapat ditemukan di beberapa majalah anak atau surat kabar rubrik anak. Sebagian besar komik yang ada di pasaran lebih cocok untuk anak yang sudah memunyai keterampilan membaca, karena terlihat lebih rumit dan tulisannya kecil-kecil.
3. Sastra Tradisional
Cerita-cerita yang termasuk jenis sastra tradisional adalah cerita rakyat yang meliputi legenda, mite, dan dongeng.
Mite bercerita tentang dewa-dewi, asal usul dunia, asal usul manusia, dsb., misalnya cerita Dewi Sri, Ramayana, Mahabarata, dll.. Berbeda dengan mite yang isinya merupakan penjelasan yang suci/sakral, legenda bersifat sekular (keduniawian) dan peristiwanya terjadi pada masa yang belum begitu lampau dan terjadi di dunia. Ada empat penggolongan legenda:
a. legenda keagamaan, misalnya Wali Sanga, Si Pandan Arang, dll.,
b. legenda setempat adalah cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat, bentuk permukaan suatu tempat, dsb., misalnya legenda Tangkuban Perahu, Telaga Rawa Pening, dll.,
c. legenda alam gaib adalah cerita tentang makhluk gaib, siluman, gejala alam yang gaib, dll., dan
d. legenda perseorangan adalah cerita tentang tokoh-tokoh yang dianggap benar-benar ada, misalnya cerita Panji, Jaya Prana, Si Pitung, dsb..
Bagi orang awam, dongeng sering kali dianggap mencakup semua cerita mite dan legenda. Sedangkan bagi para ahli, dongeng adalah cerita yang khusus yaitu mengenai manusia/binatang. Ceritanya tidak dianggap benar-benar terjadi walaupun ada banyak yang melukiskan kebenaran atau berisikan moral, misalnya Ande-Ande Lumut, Putri Abu, dsb.. Sedangkan dongeng binatang yang sangat terkenal adalah dongeng si Kancil. Bentuk khusus dari dongeng binatang adalah apa yang disebut sebagai fabel, yaitu cerita yang mengandung moral -- ajaran tentang baik-buruk perbuatan dan kelakuan, misalnya cerita "Seorang Brahma dan Anjing Hutan yang Tak Tahu Membalas Budi".
4. Fantasi Modern
Berlainan dari cerita-cerita rakyat yang dulunya diturunkan dari mulut ke mulut dan dianggap sebagai milik bersama suatu masyarakat (tak diketahui pengarangnya), maka cerita yang termasuk golongan fantasi modern adalah cerita yang ditulis oleh seorang pengarang. Cerita ini bisa berupa dongeng-dongeng modern yang banyak mengambil elemen-elemen cerita rakyat (Hans Christian Andersen, cerita fantasi mengenai binatang, robot, dsb.).
5. Fiksi Realistis
Semua hal dalam cerita semacam ini dapat dibayangkan terjadi pada kehidupan manusia yang nyata di dalam dunia fiksi kita. Jadi, ceritanya bisa saja terjadi di dalam dunia, sebab pengarangnya menulis cerita yang realistis. Dalam dunia realisme, binatang-binatang berperilaku sebagai binatang dan manusia-manusia dibatasi oleh aktivitas-aktivitas tertentu.
Ini berlainan dengan fantasi, di mana kejadian yang tak mungkin ditampakkan sebagai kejadian yang masuk akal, meskipun mustahil. Dalam cerita fantasi (modern/tradisional), mungkin saja ada permadani terbang, percakapan antarbinatang, atau makhluk aneh dari suatu negara yang tak dikenal.
Macam fiksi realistis antara lain tentang petualangan detektif, misteri, humor, cerita tentang masalah pribadi, dsb..
6. Fiksi Sejarah
Cerita sejarah biasanya tidak merekam nama rakyat biasa, jadi buku-buku sejarah hampir selalu hanya menceritakan tentang "orang-orang besar saja", misalnya Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, dll.. Sedangkan fiksi sejarah bercerita tentang rakyat biasa, di mana peristiwa sejarah menjadi latar belakang dan sumber inspirasi ceritanya. Salah satu contoh buku jenis ini yang paling populer, yang sudah diterjemahkan dan diputar serial filmnya di TV adalah "Rumah Kecil di Padang Rumput" (Little House on the Praire).
7. Puisi
Mungkin Anda berpikir bahwa puisi hanya ada untuk orang dewasa dan sulit dimengerti anak. Sebetulnya, anak-anak akan suka mendengarkan dan menirukan puisi karena terdengar seperti nyanyian. Sesungguhnya, sejak kecil tanpa sadar Anda telah memperkenalkannya, yaitu melalui sajak kanak-kanak yang paling terkenal: "pok ame-ame, belalang kupu-kupu, tepok rame-rame..." (puisi rakyat anonim).
Puisi atau sajak anak-anak sudah mulai menjadi perhatian pengarang dan beberapa di antaranya sudah diterbitkan, meskipun jumlahnya belum memuaskan. Isinya antara lain tentang binatang, permainan, keberhasilan, tanah air, kesehatan, dsb..
Bila ketujuh jenis bacaan di atas termasuk ke dalam satu golongan besar cerita, yaitu cerita fiksi (rekaan), maka kedua jenis terakhir ini termasuk cerita nonfiksi, karena bukan berdasarkan rekaan, melainkan berdasarkan fakta, yaitu buku informasi dan biografi.
Dua Cerita Nonfiksi
1. Buku Informasi
Seperti halnya dengan buku informasi untuk orang dewasa, buku informasi untuk anak-anak pun diberi foto-foto atau ilustrasi-ilustrasi. Akan tetapi, buku informasi untuk anak-anak bisa "dibungkus dalam cerita", meskipun demikian harus akurat, otentik, dan menggunakan fakta-fakta. Buku informasi bisa saja membicarakan lingkungan, bagian-bagian tubuh manusia, mekanisme dan kegunaan suatu alat, penciptaan suatu benda, dll..
2. Buku Biografi
Buku jenis ini akan memperluas kesempatan anak-anak untuk identifikasi, tidak hanya dengan yang hidup sekarang, tetapi juga dengan yang hidup pada masa lampau. Biografi mengisi kebutuhan anak-anak untuk identifikasi dengan seseorang yang lebih "besar" dari mereka. Yang paling banyak didapatkan di sini adalah cerita tentang para pahlawan. Sayang sekali tokoh-tokoh "pahlawan" di bidang lain (seni musik, seni lukis, olahraga, dll.) belum banyak digarap.
Setelah Anda mengetahui adanya berbagai jenis bacaan anak, maka jalan terbaik untuk lebih mengerti tentang bacaan-bacaan ini adalah dengan membacanya sendiri dan berbagi kenikmatan dengan anak Anda, dengan membacakan dan mendorongnya menyukai bacaan. Peranan orang tua amat penting, dan sikap orang tua terhadap buku akan memengaruhi sikap anaknya juga.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Buku, Mendongeng dan Minat Membaca
Judul bab: Bacaan Anak dan Masalahnya
Penulis: Dr. Murti Bunanta, S.S., M.A.
Penerbit: Penerbit Pustaka Tangga, Jakarta 2004
Halaman: 29 -- 35
STOP PRESS: IKUTILAH KELAS PERNIKAHAN KRISTEN SEJATI 2012!
Kabar gembira! PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam) < http://pesta.org > membuka kelas umum Pernikahan Kristen Sejati (PKS). Bagi Anda yang sudah menikah, kelas ini sangat disarankan untuk Anda ikuti. Melalui kelas PKS, Anda akan mempelajari pemikiran murni berdasarkan Alkitab untuk mendapatkan pengertian yang benar tentang pernikahan Kristen. Modul-modul pelajaran maupun diskusi dalam kelas virtual akan mengupas bagian-bagian firman Tuhan yang membicarakan tema-tema pernikahan.
Anda tertarik? Silakan daftarkan diri Anda ke < kusuma(at)in-christ.net >. Setelah itu, Anda akan memperoleh modul yang dapat Anda pelajari terlebih dahulu. Jika Anda sudah menyelesaikan pelajaran dan tugas tertulis, maka lebih lanjut proses belajar akan dilakukan dalam kelas diskusi. Harapan kami, setiap peserta yang mengikuti kelas dapat memupuk komitmen dan upaya yang lebih baik untuk menggarap kehidupan pernikahan yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
Untuk mendapatkan Modul PKS, silakan akses bahannya di:
==> < http://pesta.org/pks_sil >
Tuhan memberkati!
EDISI BULAN DEPAN
Publikasi e-Buku pada bulan Juli akan menyajikan buku-buku penginjilan. Apabila Pelanggan memiliki buku bertema penginjilan, mohon kesediaannya untuk mengirimkan resensi buku Anda untuk dibagikan di e-Buku. Pastikan Pelanggan e-Buku yang lain diberkati melalui tulisan Anda. Kirimkan segera resensi Anda ke < buku(at)sabda.org >.
Kontak: < buku(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Ami Grace Y., dan Yonathan Sigit P.
Tim editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/buku >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org >