KISAH -- Berikrar Menerima Yesus
Edisi 272, 18 April 2012
Shalom,
Menyerahkan otoritas hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan dan menanggalkan nafsu keduniawian adalah harga yang harus dibayar dalam mengikut Tuhan. Tidak mudah memang bagi sebagian orang untuk menjalani hal ini, mengingat sifat kedagingan manusia cenderung lebih kuat. Melalui KISAH edisi kali ini, kita akan melihat dan belajar dari kesaksian Santosa (bukan nama sebenarnya, Red.), yang rela menanggalkan ego dan nafsu duniawinya demi mengikut Tuhan. Ingin tahu lebih lanjut bagaimana Santosa bisa menemukan panggilan hidupnya dan mengikut Tuhan, simak kisahnya di bawah ini.
Pemimpin Redaksi KISAH,
Yonathan Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >
BERIKRAR MENERIMA YESUS
Mencari pintu untuk masuk Kristen ternyata susah. Namun, Tuhan memberikan jalan bagi saya dengan mengingatkan sebuah kartu nama orang yang mengundang saya ikut ibadah Natal bersama di Cirebon, Pak Budi (bukan nama sebenarnya, Red.). Saya langsung menelepon beliau dan menanyakan boleh tidak bertemu, dan dijawab, boleh kapan saja. "Besok!" kata saya. Tujuan saya ke Cirebon adalah untuk menyatakan bahwa saya mau masuk Kristen.
Sampai di Cirebon, kami langsung mengobrol sampai pukul 22.00 WIB. Tapi selama waktu itu, apa yang menjadi tujuan saya tidak terucapkan. Malam itu saya gelisah. Bicara begitu saja tidak bisa, gerutu saya dalam hati. Saya bertekad untuk menyampaikannya keesokan paginya. Pukul 07.00 WIB saya dijemput untuk sarapan pagi, dan dalam kesempatan itu pun ternyata saya tidak bisa mengutarakan tujuan bertemu dengan beliau. Sampai makan siang, sampai chek-out dari hotel, sampai saya diantar ke stasiun kereta -- saya tetap tidak bisa menyampaikan bahwa saya mau masuk Kristen. Sepanjang perjalanan dalam kereta Cirebon Express, saya menerawang dan kacau. Mestinya saya turun di Stasiun Haurgeulis, tapi kebablasan sampai ke Jakarta. Sampai di Jakarta saya mengirim pesan singkat, "Pak, tujuan saya bertemu Bapak kemarin mau mengatakan bahwa saya ingin masuk Kristen." Setelah menerima SMS dari saya, giliran pak Budi yang bingung. Beliau menelepon ke mana-mana, menceritakan bahwa Santosa mau masuk Kristen. "Saya tidak mengajak dia dan saya tidak merayunya," kata beliau.
Tanggal 4 Maret 2006 kami sepakat untuk bertemu. Dari stasiun kereta, saya dijemput menuju rumah pak Budi. Begitu pintu dibuka, saya kaget bukan main, karena di situ sudah ada 18 orang hamba Tuhan. Saya takut sekali. Nanti akan terbongkar rahasia ini. Tapi, karena saya mengira bahwa syarat menjadi orang Kristen harus disaksikan banyak orang, saya diam saja. Setelah duduk, terjadi dialog antara saya dan mereka, dan ada pertanyaan yang membuat saya sedikit dongkol. "Apakah agama yang membuat manusia masuk surga?" Saya bingung menjawab pertanyaan mereka, jangan-jangan jawaban saya akan berakibat tidak diterima menjadi orang Kristen. Tapi, saya tetap menahan diri agar tidak berbicara dengan nada tinggi. Saya merendah berkata, bahwa saya ini orang buta, butuh tuntunan. "Ya, ya!" jawabnya. Seorang dari mereka menarik tangan saya ke ruang sebelah untuk membuat pernyataan di atas kertas bermeterai. Wah.., repot juga mau jadi orang Kristen. Saya menenangkan hati dan menekan sedemikian rupa, agar tak tampak bahwa saya sedang jengkel. Dalam hati saya berkata, kalau cuma tanda tangan apa susahnya, yang penting hati. Setelah saya menulis pernyataan dan menandatanganinya, saya bertanya lagi kepada mereka, "Masih ada lagi syarat yang lain?" "Sudah cukup!" jawabnya. Pukul 17.00 WIB, saya berikrar menerima Yesus sebagai Juru Selamat, bertempat di rumah Pak Budi. Semua yang hadir terharu dan meneteskan air mata. Mereka saling memandang satu dengan yang lain. Saya tak biasa meneteskan air mata karena suasana seperti tadi, namun saya sering menangis kalau menonton film India. Mereka bertanya, bagaimana perasaan saya setelah menerima Yesus sebagai Juru Selamat? Saya jawab, "Kalau saudara-saudara pernah merasakan sesuatu yang paling membahagiakan selama hidup Anda, maka hari ini adalah puncak kebahagiaan saya setelah 41 tahun hidup di muka bumi. Saya sangat bersukacita, sangat bahagia, dan merdeka. Merdeka dari semua penghambaan duniawi, penghambaan diri dari ajaran buatan manusia. Merdeka dari seluruh rekayasa kedagingan dan tipu daya iblis." Semua yang hadir bertambah haru dan menangis.
Inilah hari bersejarah dalam hidup saya, hari baru, hari yang amat menenangkan jiwa, hari yang penuh damai sejahtera. Kalau Anda pernah mengalami puncak kebahagiaan, maka hari itu adalah puncak kebahagiaan saya. Saya merasakan suasana yang tenang! Tidak peduli orang mau berbicara apa dengan keputusan saya. Setelah menerima Yesus, saya tidak takut pada siapa pun. Saya telah dimerdekakan oleh pertobatan, karena menerima kebenaran -- "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." (Roma 10:9) Teman yang hadir menyampaikan, semua ada harga yang mesti dibayar. Mudah karena cukup mengaku dengan mulut, tidak mudah karena mesti ada pengorbanan, segala apa yang dimiliki harus direlakan. Tidak mudah karena harus serupa dengan Kristus. Dia telah mengorbankan hidup untuk manusia segala bangsa. "Kamu harus melepaskan ego, kedagingan, mengosongkan diri agar Yesus berada dalam kamu. Kosongkan dirimu untuk terus berada dalam Kristus. Buang semua keangkuhan dan kesombongan agar badanmu dapat menjadi wadah Kristus."
Saya memberi jaminan kepada mereka bahwa dengan tulus dan setia saya akan menaati semua persyaratan yang mesti dilewati oleh orang yang bertobat. Saya menjadi orang Kristen tanpa bujuk rayu, dipaksa, atau diintimidasi. Saya rindu akan janji Allah menjadikan saya sebagai ciptaan baru, "Jadi, siapa yang di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17) Ia telah menerima pengakuan dosa saya dan saya mendapat bagian dalam tempat orang-orang kudus. Saya telah disucikan dan dibersihkan dari noda dan cela oleh darah dan kuasa-Nya di kayu salib.
Dahulu saya takhluk kepada nafsu daging, saya mudah marah, sekarang menyerahkan diri kepada Allah dan menjadi hamba. Saya telah meninggalkan kegelapan hidup kepada cahaya terang, dari kuasa setan kepada kuasa Yang Mahakuasa -- "Akulah terang dunia," kata Yesus, "barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12) Akan tetapi, "... semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23) Jika dahulu saya berenang dalam kolam dosa, tapi sekarang saya hidup kudus dalam Kristus, dan Kristus ada dalam saya, "karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Matius 9:13) Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
Kristus ada dalam saya, itu berarti saya harus memiliki sikap yang berkenan di hadapan-Nya. Saya harus jauh dari segala yang mencemarkan jasmani dan rohani, dari semua yang tidak bermanfaat, seperti misalnya dari rokok yang melubangi paru-paru, dari minuman keras yang merusak akal sehat.
"Matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah." (Kolose 3:5-6)
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Kenapa Saya Memilih Kristus
Penulis: SI
Penerbit: Tidak dicantumkan
Halaman: 39 -- 44
POKOK DOA
1. Bersyukur karena Santosa berani mengambil keputusan untuk menerima Injil dan menjadi pengikut Kristus.
2. Berdoa buat pertumbuhan imannya, agar dia tetap kuat dan teguh dalam pengiringannya kepada Yesus Kristus, dan melalui kesaksian hidupnya ada lebih banyak orang yang bisa memperoleh anugerah keselamatan.
3. Berdoa untuk setiap orang yang belum menerima Kristus sebagai Juru Selamat pribadi, agar mereka mau membuka hati kepada Kristus.
"Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10) < http://alkitab.sabda.org/?luk+19:10 >
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Yonathan Sigit
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >