e-JEMMi -- Bali, Indonesia
No.50, Vol.14, Desember 2011
SEKILAS ISI
KESAKSIAN MISI: IBADAH YANG MURNI
PROFIL BANGSA: BALI, INDONESIA
No.50, Vol.14, Desember 2011
SEKILAS ISI
KESAKSIAN MISI: IBADAH YANG MURNI
PROFIL BANGSA: BALI, INDONESIA
Shalom,
Natal adalah momen yang tepat untuk berbagi kasih terhadap sesama. Namun, bukan berarti bahwa di luar hari Natal, kita tidak perlu berbagi kasih dengan orang-orang yang ada di sekitar kita atau orang-orang yang kita jumpai. Mengapa Natal merupakan momen yang tepat untuk berbagi kasih terhadap sesama?
Pada saat Natal, kita berkumpul dengan keluarga besar kita atau kita pergi mengunjungi kerabat atau sahabat kita, mungkin hanya sekadar mengucapkan selamat hari Natal atau melepas rindu. Nah, ketika kita sedang berkumpul atau melakukan kunjungan ini, jangan lupa "mencari kesempatan" untuk membagikan kasih Kristus kepada anggota keluarga kita, tetangga kita, teman-teman kita, apalagi kepada mereka yang belum menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Mari berbagi kasih dan "berkat" melalui momen Natal tahun ini.
Kami juga mengajak Anda untuk mengenal lebih dekat suku Bali dalam kolom Profil Bangsa dan berdoa bagi lawatan Tuhan atas mereka. Tuhan memberkati.
"SELAMAT NATAL 2011 DAN TAHUN BARU 2012"
Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Novita Yuniarti
< novita(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >
KESAKSIAN MISI: IBADAH YANG MURNI
Tim KDP telah melakukan perjalanan ke Sulawesi Tengah untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi di sana. Salah satu proyek mereka adalah memberi bantuan kepada para janda yang suaminya dibunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Seminggu sebelum tim KDP berangkat ke Poso, tepatnya pada bulan Oktober, terjadi serangan di beberapa desa, antara lain di Pinedapa, Beteleme, Pantangolemba, dan Sa'atu. Jadi, mereka memiliki dua agenda yang harus dilakukan.
Kedatangan tim KDP kali ini untuk bertemu dengan 13 orang janda. Tim KDP memberikan bantuan materi kepada umat percaya di sana, serta beasiswa bagi anak-anak.
Tim KDP berjumpa dengan seorang ibu yang suaminya ditahan dan divonis hukuman 8 tahun penjara, dengan tuduhan merencanakan penyerangan yang jelas-jelas tidak dilakukannya. Sekarang, ibu dan anaknya ini mengungsi dan kehilangan rumahnya.
Tim KDP juga bertemu dengan seorang janda yang suaminya, sebut saja Ayub, ditembak dua kali di tubuhnya dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Menurut cerita teman-temannya, saat tertembak, Ayub sedang jaga malam. Ayub dan keluarganya baru 6 bulan kembali ke desanya, setelah sekian lama mengungsi ke Tentena. Ia berani kembali ke desanya karena pemerintah Indonesia menyatakan bahwa keadaan aman, dan mengimbau pengungsi untuk kembali ke tempat asalnya. Ayub meninggalkan anaknya yang berusia 4 tahun dan istri yang sedang hamil muda.
Sejak lama, pemerintah Indonesia mengimbau para pengungsi untuk kembali ke desanya, bahkan menjanjikan memberi sejumlah uang untuk membangun sebuah rumah. Namun, banyak para pengungsi menolak karena uang yang diterima tidak cukup untuk membuat sebuah rumah yang layak dan faktor utama lainnya adalah keamanan. Beberapa kejadian, pengungsi yang kembali ke desa yang mayoritas "beragama lain", meninggal di tengah jalan atau sedikitnya dikucilkan, sehingga tidak bisa hidup dan bekerja sebagaimana mestinya.
Dalam serangan yang menimpa desa-desa Kristen pada 10 -- 12 Oktober 2003, 13 orang tewas dan lainnya luka parah. Kami membawa 6 orang yang memiliki luka terparah ke Jawa untuk dioperasi dan mendapat perawatan yang baik, karena kondisi mereka memprihatinkan dengan luka membusuk.
Di antara mereka ada seorang anak perempuan 7 tahun bernama H. Pada malam serangan itu, H sedang tidur bersama keluarga dan tantenya. Peluru memberondong rumahnya. Tantenya yang sedang hamil 6 bulan tertembak 4 peluru di dada, perut, dan punggungnya hingga tewas seketika, begitu pula jabang bayi dalam perutnya. H juga terkena tembakan di kakinya. Sang ibu menggendong dan membawa H bersembunyi ke semak-semak di belakang rumahnya sampai keadaan aman. H dibawa ke rumah sakit terdekat, namun tidak mendapat perawatan yang layak hingga kakinya membusuk.
Natal selalu memberi keceriaan dan kenangan tersendiri, tetapi apalah artinya Natal kalau hati kita tidak terbuka untuk saudara-saudara yang dalam kesusahan. Orang Kristen harus hidup kudus dan bertindak dalam kasih untuk saudara-saudaranya (Yakobus 1:27).
KDP telah bekerja sama dengan Crisis Centre GKST, yang dikoordinasi oleh pendeta RD untuk menangani korban-korban kerusuhan dan kami membiayai operasi dan perawatan sepenuhnya. Kami juga menganjurkan kepada Anda untuk tidak mudah percaya kepada orang yang meminta bantuan untuk korban kerusuhan karena pasien-pasien yang kami bantu telah didatangi dan diambil fotonya oleh orang yang kerjanya mencari bantuan. KDP juga berterima kasih untuk para sahabat yang telah membantu pelayanan ini, baik dalam dana dan daya, serta mereka yang telah setia mendukung dalam doa.
Diambil dari:
Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan, November -- Desember 2003
Penulis: Tim Kasih Dalam Perbuatan
Penerbit: Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman: 1
PROFIL BANGSA: BALI, INDONESIA
Pendahuluan/Sejarah
Pulau Bali mungkin lebih dikenal daripada negara Indonesia. Kata "Bali" memberi kesan kepada kita tentang sebuah surga tropis. Keindahannya, penduduknya yang ramah, kesenian, dan tariannya yang indah, telah menjadikan Bali sebagai sebuah tujuan wisata favorit bagi jutaan turis dari berbagai belahan dunia. Di "Pulau Dewata" inilah tempat tinggal suku Bali. Namun, orang-orang Bali dapat juga dijumpai di sekitar pulau Lombok, Lampung, Sulawesi, Kalimantan Selatan, Sumbawa, dan Papua.
Bagaimanakah Kehidupan Mereka?
Pada umumnya, orang Bali hidup berdampingan di desa-desa yang sangat terkait yang memiliki hubungan-hubungan kekeluargaan, sosial, keagamaan, dan ekonomi. Banyak interaksi yang terbangun di desa, berpusat pada pemujaan Hindu di pura-pura dan gotong royong pertanian di lahan-lahan sekelilingnya. Orang Bali terbagi ke dalam dua kelompok yang berbeda, yakni "Bali Aga" (Orang Bali asli) dan "Bali Majapahit" (yang berasal dari kerajaan Majapahit, Jawa). Bali Majapahit menempati bagian terbesar di pulau itu dan berlokasi di dataran rendah. Mata pencaharian utama orang Bali adalah bertani padi. Sistem irigasi mereka disebut "subak" (pembagian sumber-sumber air). Solidaritas di antara mereka yang berbagi air terlihat dalam pertemuan-pertemuan dan upacara-upacara keagamaan mereka. Keindahan alami Pulau Bali dan kekhasan budaya orang Bali, telah memberikan dorongan untuk usaha-usaha industri pariwisata yang meledak. Wajah pulau itu telah diubah dengan pembangunan hotel-hotel berbintang, toko-toko suvenir, dan industri-industri pariwisata terkait lainnya. Seiring dengan perubahan ini, berbagai macam peluang kerja telah bermunculan. Orang Bali terkenal di dunia karena keahlian seni mereka. Banyak desa di Bali mengkhususkan diri untuk satu bentuk kesenian tertentu. Bakat-bakat seni mereka dapat dilihat pada berbagai kreasi lukisan, ukiran, pahatan, tarian, dan tenunan.
Apakah Kepercayaan Mereka?
Hindu adalah agama utama orang Bali. Meskipun Hindu telah banyak memengaruhi budaya mereka, orang Bali telah mengelola keaslian budaya mereka, sehingga Hindu Bali berbeda dengan Hindu India. Orang-orang Hindu Bali percaya bahwa ada satu dewa yang dapat dijelaskan dengan Trimurti, sebuah konsep dari tiga aspek Tuhan: Brahma, Sang Pencipta; Wisnu, Sang Pemelihara; dan Siwa, Sang Perusak. Orang Bali mempraktikkan Panca Yadnya atau lima upacara: 1) Manusia Yadnya (upacara-upacara daur kehidupan); 2) Putra Yadnya (upacara-upacara leluhur); 3) Dewa Yadnya (upacara-upacara bagi dewa-dewa penyelamat dunia); 4) Resi Yadnya (penahbisan imam/pendeta); dan 5) Buta Yadnya (upacara-upacara untuk melindungi diri dari roh-roh jahat). Dampak Hindu terlihat di seluruh wilayah Bali. Misalnya, setiap lingkungan menyediakan suatu "dadia" (kuil bersama). Baik anggota keluarga maupun kelompok umat yang lebih luas, menggunakan kuil ini untuk mempersembahkan sesaji berupa berbagai jenis makanan dan bunga kepada para dewa mereka.
Apakah Kebutuhan-Kebutuhan Mereka?
Kebutuhan besar di Bali adalah suatu perencanaan pemerintah untuk mengembangkan pariwisata. Ironisnya, tantangan utamanya adalah mempertahankan integritas budaya Bali di hadapan kekuatan penghancur yang sering menyertai usaha-usaha pengembangan pariwisata. Aturan-aturan yang disusun dan dijalankan dengan baik dapat mempertahankan keindahan dan kekhasan budaya Bali, sekaligus mempromosikan transaksi pariwisata di masa yang akan datang. (t/Samuel)
Pokok Doa:
1. Doakan Pulau Bali, agar tetap dapat menjadi salah satu daerah tujuan pariwisata di Indonesia.
2. Doakan orang-orang percaya di Bali, agar berani bersaksi tentang Kristus bagi masyarakat di sekelilingnya.
3. Doakan gereja-gereja di Pulau Bali, agar terus bersatu hati dan berperang melawan "roh-roh teritorial" di pulau itu.
4. Doakan agar orang-orang Bali yang belum percaya Kristus, mengalami jamahan dan lawatan kasih Kristus.
5. Doakan agar wisatawan-wisatawan Kristen yang berkunjung di Bali, dapat menampilkan nilai-nilai kekristenan yang benar dalam kunjungan wisata mereka.
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Alamat URL: http://joshuaproject.net/people-profile.php?peo3=10606&rog3=ID
Judul asli artikel: Bali of Indonesia
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 24 Januari 2011
"CHRISTIAN ARE THE LORD'S PROPERTY DEARLY BOUGHT, LAWFULLY REQUIRED, AND CAREFULLY PRESERVED"
Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >