--------------------------------------------------------------------- e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU ---------------------------------------------------------------------
PINTU MASUK ROH JAHAT MELALUI BELA DIRI
(By Rebecca Brown MD)
Kami menerima banyak pertanyaan mengenai ilmu bela diri. Banyak orang tua memasukkan anak-anak mereka ke kelas ilmu bela diri untuk memberi mereka kesempatan berinteraksi dengana anak-anak lain dan memberi mereka kepercayaan diri yang lebih besar. Yudo dan Karate kelihatannya adalah latihan fisik yang tidak berbahaya dan penuh kedisiplinan. Kedua ilmu bela diri tersebut dianggap seperti olah raga. Sayangnya tidak demikian. Ilmu bela diri ini dikembangkan oleh sebuah budaya yang dipenuhi dengan penyembahan roh jahat dan kemampuan bela diri sendiri bergantung pada kekuatan roh jahat. Semua yang telah berada di atas level pemula terlibat interaksi dengan roh-roh jahat.
Di Asia Timur, setelah setiap sesi latihan, sang guru dan para murid memberi hormat di hadapan apa yang disebut "rak dewa" (ini adalah sebuah rak di mana patung-patung dari berbagai dewa diletakkan). Para murid dilatih untuk meluangkan waktu dalam meditasi kepada patung-patung dewa di rak tersebut. Biasanya penyembahan roh jahat seperti ini tidak terlalu menyolok di daerah Barat. Namun, dalam yudo dan karate ada yang lebih dari sekedar memberi hormat di hadapan dewa. Di dalam kedua ilmu bela diri tersebut, sang guru dianggap sebagai tuan di mana para murid juga menyembahnya. Itulah alasan adanya budaya memberi hormat kepada guru di awal setiap sesi. Dalam hal ini, memberi hormat adalah tindakan menyembah dan merupakan bentuk penyembahan yang biasa digunakan dalam agama Barat.
Kenyataannya adalah bahwa tidak seorang pun yang dapat menerima sabuk cokelat tanpa memberi hormat kepada dewa-dewa roh jahat dalam sikap tertentu. Dalam dunia Barat, acara seperti itu disamarkan, tapi ditampilkan dengan cara yang sama. Tidak seorang pun dapat mencapai tingkat sabuk hitam tanpa mengetahui bahwa mereka sedang menggunakan "kekuatan" tertentu. Di Asia Timur, orang-orang mengetahui dengan jelas bahwa mereka sedang memanggil kekuatan dewa-dewa mereka.
Berbagai teriakan yang diajarkan dan digunakan oleh mereka dalam bela diri adalah bentuk dari mantera. Jika Anda perhatikan dengan seksama, Anda akan menemukan bahwa orang-orang yang mempraktikkan bela diri menyerukan teriakan ini.
Berbagai gerakan tangan diperagakan sementara dua kontestan saling berhadapan, dan gerakan tangan yang digunakan selama latihan atau pertandingan juga merupakan bentuk dari mantera. Mantera dapat "diisyaratkan" dengan gerakan tangan sama seperti orang tuli menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan tangan mereka. Dalam okultisme, "isyarat" mantera ini sering disebut "runeing". Runeing sering digunakan dalam banyak situasi selain dalam bela diri. Sejak dahulu kala, isyarat dengan tangan dan tubuh telah digunakan untuk memanggil roh-roh jahat. Anda akan melihat jenis aktivitas ini secara luas digunakan oleh bintang musik rock Heavy Metal.
Kebanyakan orang telah dipengaruhi oleh roh-roh jahat pada saat mereka telah mencapai sabuk coklat. Roh-roh jahat tertentu ini jarang dimanifestasikan selain ketika ilmu bela diri itu sedang digunakan, dengan satu pengecualian. Roh itu bermanifestasi menghalangi seseorang untuk membuat komitmen kepada Yesus Kristus, dan jika dia telah menjadi orang percaya, mereka menjadi sangat terganggu dalam perjalanan bersama Kristus. Salah satu tanda dari roh-roh jahat itu adalah berkembangnya sikap yang sombong. Ketergantungan pada Yesus Kristus hampir mustahil dilakukan oleh orang-orang ini.
Biasanya satu langkah membawa kepada langkah selanjutnya. Jika seseorang memulai kelas yudo dasar, mereka akan dengan segera terlibat dalam karate, yoga, dan lain-lain. Jika mereka sudah menjadi orang percaya, keinginan untuk berjalan dengan Tuhan segera lenyap. Jarang sekali orang seperti itu akan menuntun seseorang kepada Yesus atau bahkan mau memberitakan Injil kepada orang lain.
(Sumber : Buku "Bersiap Menghadapi Peperangan di Akhir Zaman" by DR.Rebecca Brown MD, halaman 147-148)
* * * * * * * * * * * * * * *
KESAKSIAN ADVENT BANGUN, MANTAN AKTOR FILM LAGA
Dalam dunia film, tokoh yang saya perankan adalah selalu tokoh jahat.Pernah ada salah seorang produser yang mengatakan bahwa meskipun mata saya terlihat baik, tapi muka saya jahat. Dari 60 judul film, 55 diantaranya saya berperan menjadi bandit. Dan setiap produser atau sutradara memutuskan untuk memasang nama saya Advent Bangun sebagai tokoh jahatnya.
Namun siapa sangka, seorang Advent Bangun yang menjadi jagoan di dalam setiap film-filmnya, memiliki masa kecil yang pahit, yang kemudian mengantarnya kepada dunia bela diri.
Salah satu abang saya baru keluar dari penjara. Ketika Bapak dan mama saya tidak ada di rumah, abang saya ini sering sekali menghajar saya. Bahkan suatu kali dia mengancam saya kalau sampai bapak atau mama tahu, saya akan di bunuh. Namun saya berani menceritakan kepada bapak dan mama, saya diinjak-injak di tepian sungai. Saya ditekan dengan kakinya sampai saya minum banyak sekali air. Tetapi ada orang yang melihat pada waktu itu dan segera mendatangi tempat itu. Saya langsung berlari.
Perlakuan kasar dan semena-mena dari kakak-kakaknya, adalah pengalaman buruk yang kemudian berlanjut pada pengalaman buruk yang lain.
Kakak saya yang perempuan datang ke Jakarta. Kami habis nonton, pulang lewat pasar ular, pasar buaya. Pada waktu itu ada sekitar 30 orang yang melihat kakak saya dan berniat memperkosanya. Saya melawan. Saya tidak peduli dengan jumlah mereka. Pada saat itu, pokoknya saya tidak mau sampai kakak saya diganggu oleh mereka. Saya melawan habis-habisan sampai akhirnya banyak orang dan mereka melepaskan kakak saya, meninggalkan saya dalam keadaan babak-belur. Kepala saya ada 8 jahitan, muka saya hancur. Dan sejak saat itu, ada satu dendam dalam diri saya. Kalau saya bertemu dengan orang-orang yang mengeroyok saya itu, berapapun jumlahnya akan saya bunuh mereka. Itu adalah dendam yang tersimpan.
Ketika saya jalan-jalan di sebuah tempat, waktu itu di Jalan Tendean, ada latihan karate di sana. Saya lihat ada orang mampu memecahkan batu, bisa memecahkan es. Dalam pikiran saya, jika saya bisa seperti mereka, 100 orang pun akan saya hajar. Dan akhirnya saya masuk kesana secara diam-diam dan saya latihan dengan luar biasa.
Advent seperti menemukan dunia yang baru. Kebencian, tekanan dan dendam yang telah disimpan selama bertahun-tahun, dilampiaskan dalam dunia karate. Tahun 1972, prestasi Advent melejit pesat melebihi karateka-karateka seniornya pada saat itu. Kecintaannya pada karate menjadikan Advent seorang karateka yang ditakuti lawan, bahkan sampai di luar negeri. Berbagai kemenangan di kejuaraan nasional dan internasional pernah diraihnya.
Dan bagi saya, karate adalah segala-galanya.Kalau ditanya pacarnya siapa? Karate. Agamamu apa? Karate. Karena sudah terlalu maniak dengan karate. Saya latihan, pagi 2 jam, siang 2 jam, malam 2 jam. Dengan posisi seperti itu, saya merasa tidak akan pernah terkalahkan. Dan waktu itu saya berhadapan dengan orang Argentina, tingginya hampir 2 meter. Saya buat babak-belur, dan semua karateka dari Jepang menyalami saya. Saya menggila dan menjadi seorang maniak.
Ambisi dan kecanduan saya terhadap karate, membentuk saya pribadi yang angkuh. Dan yang paling saya rasakan adalah, gampang tersinggung, gampang marah. Gampang kecewa dan dendamnya juga menggila. Seandainya di koran menulis nama saya nomor dua, dan orang lain yang nomor satu. Meskipun itu benar saya akan marah sekali.Saya tidak terima dan saya semakin berlatih keras 6 jam setiap hari. Ketika saya juara dan nama saya di atas lagi, saya menjadi senang. Keangkuhan hidup saya luar biasa.Di depan orang saya menjadi munafik dan bisa tertawa lepas, padahal semuanya itu bohong belaka.
Louise Sinulingga, isteri Advent menambahkan siapa Advent yang dulu.
Dan disamping dia itu orangnya munafik, dia itu juga emosional. Gampang marah dan sedih. Jadi secara karakter dia tidak stabil secara emosional karena pengalaman masa lalunya. Dan itu juga yang menyebabkan hubungan kami akhirnya menjadi tidak baik. Akhirnya saya memutuskan untuk mulai berdoa, karena saya tahu hanya Tuhan yang bisa mengubah kehidupan suamiku. Saya melihat tidak ada seseorangpun yang bisa merubah dia. Saya mulai berdoa sesuai dengan iman saya.
Dalam suatu kesempatan Louise mengajak Advent pergi ke sebuah ibadah. Tanpa di duga, Advent menerima ajakan tersebut. Dan disinilah moment perubahan kehidupan Advent dimulai.
Saya melihat hamba Tuhan itu sedang berkotbah, dan kotbah yang dibawakan itu luar biasa. Saya tiba-tiba menangis. Padahal saya tidak pernah menangis karena firman. Pada saat itu dikatakan, Kuduslah kamu karena Aku kudus? Orang-orang yang tidak kudus tidak akan bisa masuk surga. Waktu saya tahu kalau saya tidak kudus, saya menangis minta ampun : "Ya Tuhan,saya tidak akan bisa masuk surga, Tuhan Ampuni saya"
Pertobatan yang luar biasa dapat saya alami ketika isteri saya mulai berdoa dan tetap berdoa. Sepanjang perjalanan saya melihat di balik kaca isteri saya menangis. Dan saya juga tahu bahwa keterharuan isteri saya karena setelah setahun berdoa akhirnya suaminya mau bertobat sungguh-sungguh. Melihat dia seperti itu, saya terharu dan ikut menangis sepanjang perjalanan. Luar biasa!. Saya ingat Matius 10:37. Dan dari situ saya tangkap bahwa, segala sesuatu yang lebih dari Tuhan Yesus adalah berhala saya. Dan saya katakan, saya akan buang semua piala itu. Sebagian saya berikan kepada teman dan sebagian lagi saya buang. Karena semua itu yang telah mengikat saya, roh pencideraan. Naluri untuk bengis, kejam dan membunuh yang saya pelajari dari karate. Saya baru mengerti bahwa dahulu semua yang saya lakukan adalah sia-sia. Dan saya katakan, Tuhan Yesus aku tidak mau lagi bersahabat dengan dunia. Aku mau bersahabat dengan Allahku, dengan Roh Kudus dengan Yesus. Dan damai sejahtera yang tidak pernah saya dapatkan di film dan di karate, saya mau katakan bahwa saya mendapatkan itu semua. Ketika saya mengenal Yesus, mengampuni itu yang paling indah. Bisa mengampuni itu luar biasa. Dulu saya tidak bisa melakukan itu.
Louise bersyukur melihat perubahan dalam diri Advent, suaminya.
Sekarang dia bisa menerima perlakuan yang menyakiti dia. Dulu dia tidak bisa. Kalau ada orang yang mengecilkan dia dan yang mengusik harga dirinya. Dia tidak bisa, karena dia sejak kecil berjuang untuk itu. Dari karate dia dapatkan nama besar, dia dapat segalanya.Jadi dia pertahankan semuanya itu. Tapi akhirnya dia tinggalkan semuanya.
Dunia film dan karate kini menjadi masa lalu bagi seorang Thomas Advent Bangun.
Kalau dulu orang tidak tahu, saya bisa ngomong, kamu tidak tahu saya? Saya Advent Bangun! Bisa sampai begitu rupa keangkuhan saya. Jadi saat ini saya tidak pernah takut kehilangan popularitas karena Yesus adalah segala-galanya.
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku,ia tidak layak bagi-Ku. (Matius 10:37)
Kini Semuanya telah berubah, Sang Advent Bangun telah menjadi seorang hamba Tuhan yang dipakai sangat luar biasa dan diurapi. Melalui hamba Tuhan ini banyak jiwa-jiwa yang bertobat. Banyak sekali terjadi pelepasan dari kuasa-kuasa roh jahat saat hamba Tuhan ini memberitakan tentang kebenaran Firman Tuhan.
(Sumber kesaksian :Thomas Advent Bangun - Mantan/Ex.aktor Film Action Nasional, martial art athletic)
--------------------------------------------------------------------- Bergabung kirim e-mail ke:Berhenti kirim e-mail ke: Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru ---------------------------------------------------------------------