Renungan Harian & Leadership Kristen
| Renungan | Bina | Bio | Buku | Doa | E-JEMMi | Kisah | Konsel | Leadership | Wanita | Humor |

Sunday, October 14, 2012

[i-kan-binaguru] Rahimku diangkat(Renungan)

---------------------------------------------------------------------   e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU     ---------------------------------------------------------------------   

Rahimku diangkat.

Aku dibentuk dalam lingkungan perang teluk.Maksudku saya bertumbuh  didalam keluarga yang suka perang.
Setiap hari dirumah terjadi perang mulut antara ibu dan ayah dan anggota keluarga ikut2an menjadi orang yang suka bertengkar. Akibat dari sifat-sifat yang buruk ini tiga orang kakak saya menjadi janda ditinggal suami masing-masing. Ibu punya sifat yang matre bangat,padahal ayahku tidak biasa memenuhi keinginannya yang konsumtif.Akhirnya satu persatu harta dijual untuk memenuhi kebutuhan kami setiap hari. Pada saat ayah aktif,keluarga kami rukun.tetapi saat ayah pensiun kemarahan mama semakin menjadi-jadi. Ayahku diam saja tidak bisa mengambil solusi bila diantara kami terjadi perselisihan. melihat keadaan demikian setiap hari saya bertekad meninggalkan rumah bila aku sudah mendapat pekerjaan. Setelah tamat SMA,saya berusaha mencari pekerjaan dan atas usaha yang terus-menerus,saya diterima di sebuah perusahaan swasta.

Sebulan setelah bekerja,saya minta ijin kepada ayah/ibu untuk kost sendiri. Aku ingin memperbaiki hidup saya yang tidak nyaman dirumah orangtuaku. Ibuku berkata dengan nada marah:"Mentang-mentang  kamu sudah
bekerja kamu mau Kost?" Tidak boleh,apapun alasanmu,ibu tidak memberikan ijin bagimu untuk kost. "Aku ingin mandiri dan mengurus diriku. Aku tidak anak kecil lagi bu." Kamu sudah berani melawan ibu?" Pokoknya saya katakan .tidak boleh,kamu harus patuhi. Kalau tidak,kamu benar-benar anak pembangkang.

Sekalipun ibuku melarangku, aku tetap meninggalkan rumah orangtuaku dan akhirnya saya mendapat kamar kost yang tidak jauh dari kantorku. Pemilik rumah kost menasehatiku agar dapat menjaga diri harga diri wanita dan tidak semabrang bergaul dengan laki-laki. Saya sangat berterima kasih sama ibu kost ini karena dialah saya merasa berharga. lain daripada ibuku. Ditempat kost ini saya mendapat ketenangan,suasana damai.

Setelah tiga bulan saya berkenalan dengan seorang lelaki dari kantor yang sama. Dia menjabat sebagai marketing manager. Dia adalah satu-satunya anak. Ayahnya sudah meninggal,dan  dia tinggal bersama ibunya.Namanya Budi,sangat sopan bertutur kata dan tidak pernah berbuat jahil terhadapku. Aku senang akan sifatnya yang selalu melindungi.Dia menjadi teman curhat saya.Suatu ketika setelah kami meningkatkan hubungan,dia berkata bahwa dia mau mencari isteri yang sesuai dengan karakter ibunya.Dia mengatakan bahwa sayalah pilihannya yang bisa membahagiakan ibu kandungku.

Dalam benakku bertanya,mengapa dia menghendaki saya agar berkarakter sebagai ibunya?" Mengapa harus sesuai dengan keinginan ibumu?",tanyaku. Dia menjawab,karena sayalah satu2nya harapannya. Wah,gawat nih laki-laki.Saat itujuga saya berkata tegas,,"saya tidak mampu meniru karakter ibumu,carilah wanita yang sesuai dengan kehendak ibumu". saya datang dari keluarga yang tidak baik. Mulai saat itu putuslah hubungan kami.
Saya tidak suka memiliki suami yang tergantung kepada ibunya.
Bulan berikutnya, saya berkenalan dengan seorang duda yang sederhana beranak tiga , Dia orang yang menderita karena isterinya meninggalkannya beserta anak-anaknya.Alasannya dia tidak bisa memenuhi kehendak isterinya yang suka foya-foya.mereka bercerai. Dia mencari seorang isteri sebagai pengganti isterinya. teman dia curhat.
Akhirnya kami sepakat menikah.Saya utarakan kepada orangtuaku.Ditolak mentah-mentah.Alasannya,dia punya buntut tiga orang.nanti kamu akan kesulitan kata ibuku.

Akhirnya kami menikah dibawah tangan disaksikan oleh kedua pihak keluarga.

Dalam perjalanan kehidupan pernikahan kami,saya bersukacita karena suamiku ini sangat perhatian sekali. Sukacita kami itu bertambah setelah melihat aku tidak haidlagi ,dan perutku bertambah besar. Dia selalu mengusap perutku menandakan sayang. tetapi keadaan berbalik setelah umur kandunganku tiga bulan. Menurut pemeriksaan,aku tidak hamil.Perutku bertambajh besar karena ada daging tumbuh(tumor) dikandunganku.
Dokter menyarankan kandungan harus ikut diangkat. Pupuslah sudah harapanku untuk memilki anak.Aku patah semangat. Tak ada artinya aku hidup.Jangan-jangan suamiku nanti meninggalkan aku karena tidak mampu memeberinya anak.Aku menangis,dan tiba-tiba suamiku mendekat dan membisikkan kata-kata ke telingaku:"jangan putus asa,sekalipun kau tidak bisa melahirkan lagi,saya akan tetap bersamamu". Aku sedikit lega mendengar harapan yang ducapkannya.Aku berpikir sekalipun aku tidak memiliki anak kandung,anak-anak yang dibawa suamiku juga saya anggap anak kandungku.

Demikianlah kesaksian seorang wanita yang selalu diliputi berbagai masalah dan dengan tabah dia hadapi semua itu. Lepas dari cara dia mengambil keputusan yang salah maupun benar,dia boleh menjadi cermin kehidupan. bahwa ketenangan itu perlu kita ciptakan mulai dari rumah kita sendiri,sehingga penderitaan yang dialami  seperti   wanita ini tidak terjadi.

Walz

---------------------------------------------------------------------    Bergabung kirim e-mail ke:         Berhenti kirim e-mail ke:        Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru   ---------------------------------------------------------------------   
Miliki Blog atau Website Sendiri
Dapatkan Panduannya
Hubungi : 0813 5643 8312 - 0857 5737 8151 - 0431 8013154
Format SMS : Panduan Isi Pesan
Klik Demo / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
atau pilih template :
Klik, Pilih & Pesan Sekarang / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
G R A T I S
The Christian Blog @ 2011 - 2012
Designer : Joni Wawoh, SH
hostgator promo