Renungan Harian & Leadership Kristen
| Renungan | Bina | Bio | Buku | Doa | E-JEMMi | Kisah | Konsel | Leadership | Wanita | Humor |

Monday, September 24, 2012

[i-kan-misi] [e-JEMMi] Edisi 39/September/2012 -- Bima di Indonesia

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com

e-JEMMi -- Bima di Indonesia
No.39, Vol.15, September 2012

SEKILAS ISI
RENUNGAN MISI: NIKMATNYA KEMAPANAN
PROFIL BANGSA: BIMA DI INDONESIA
KESAKSIAN MISI: PENGALAMAN SAYA DENGAN KEBERANIAN
SUMBER MISI: PANAMA CHRISTIAN EVANGELISM (PCE)
STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS DISKUSI NATAL PESTA 2012

Shalom,

Di dunia yang dinamis, kemapanan menjadi suatu tantangan besar untuk dikalahkan. Sementara individu mengupayakan kemapanan, dunia menolaknya dengan selalu menawarkan sesuatu yang baru. Mengharapkan pelayanan dari individu yang statis bagi dunia yang dinamis, tentu membutuhkan kerja ekstra keras. Dalam dunia pelayanan, kemapanan juga sering kali menjadi masalah utama bagi panggilan misi. Bagaimana sebaiknya menyikapi hal ini? Artikel berikut ini kiranya dapat memberikan tambahan informasi dalam melihat dan menyikapi perubahan. Kami juga mengajak Anda untuk mengenal lebih dekat mengenai suku Bima, Nusa Tenggara Barat, serta pelayanan dari Panama Christian Evangelism (PCE). Jangan lewatkan juga kesaksian dari salah satu anak-Nya, yang akan semakin membuat kita bersyukur atas kebebasan beribadah di negara kita -- Indonesia. Tuhan memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Berlian Sri Marmadi
< http://misi.sabda.org/ >


RENUNGAN MISI: NIKMATNYA KEMAPANAN

Pada dasarnya, dunia ini terus-menerus mengalami perubahan dan secara insting manusia bereaksi terhadap perubahan tersebut. Perubahan adalah keharusan, dan bereaksi terhadap perubahan adalah sifat dasar manusia. Dari detik ke detik, perubahan terus berlangsung, setidaknya perubahan dalam ukuran waktu. Hari ini tidak akan sama dengan hari esok dan hari kemarin tidak akan sama dengan hari ini, demikian seterusnya.

Bertahan terhadap perubahan merupakan reaksi normal manusia karena pada dasarnya bertahan dalam banyak hal, merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kemapanan diri. Penolakan terhadap perubahan biasanya muncul apabila perubahan yang terjadi dianggap mengancam eksistensi dan keselamatan. Namun, dalam banyak hal, sebenarnya perubahan itu sendiri ternyata lebih baik dijalani ketimbang dihindari. Lebih tegas lagi, perubahan memang tidak bisa dihindari. Menyikapi perubahan adalah hal yang berat, sekalipun perubahan itu terjadi dalam rangka menuju ke arah yang lebih baik. Manusia cenderung menghindari perubahan dan lebih menyukai kemapanan.

Yesus menggagas perubahan dalam konsep talenta (Matius 25: 14-30). Dalam perumpamaan tersebut, Yesus dengan jelas menceritakan dan mengajarkan tentang makna dan tujuan perubahan. Tampak dalam ilustrasi tersebut sifat dasar manusia dalam menghadapi perubahan, yakni radikal, gradual, dan statis. Ketakutan terhadap perubahanlah yang menyebabkan si penerima satu talenta mengembalikan talentanya; ia merasa lebih menikmati kemapanannya. Tetapi meskipun ada sebagian orang yang menolak perubahan, namun pada dasarnya sebagian besar manusia menginginkannya.

Allah ingin agar kita menyerahkan secara total seluruh rencana hidup kita ke bawah otoritas-Nya. Di sinilah, kita sering tergelincir sebab kita kurang meyakini rencana Allah terhadap perubahan hidup kita. Mengapa ini bisa terjadi? Karena kedagingan kita masih menghasilkan berbagai pikiran dan gagasan yang manusiawi. Di samping itu, Iblis pun sangat gigih untuk memengaruhi jalan pikiran kita.

Diambil dari:
Judul majalah: Kalam Hidup, Januari 2007
Penulis: Drs. Elisa B. Surbakti, M.A.
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2007
Halaman: 12


PROFIL BANGSA: BIMA DI INDONESIA

Pendahuluan/Sejarah

Orang-orang Bima (disebut juga orang Mbojo) hidup di Provinsi Nusa Tenggara Barat, di dataran rendah yang rata di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu di bagian timur Pulau Sumbawa serta di Pulau Sangeang. Meskipun garis pantainya panjang, dilekuk oleh teluk-teluk, namun penduduknya tidak berorientasi ke laut dan hampir semua desanya terletak sejauh lebih dari 5 kilometer dari pantai. Bagian utara wilayah mereka memiliki tanah yang subur, sementara bagian selatannya tandus dan gersang. Orang-orang Bima juga disebut orang-orang "Oma" (berpindah) karena mereka melanjutkan pola hidup yang sering berpindah-pindah. Bahasa orang-orang Bima (kadang-kadang disebut "Nggahi Mbojo") meliputi dialek-dialek Bima, Bima Donggo, dan Sangeang.

Seperti Apa Kehidupan Mereka?

Mata pencaharian utama orang-orang Bima adalah pertanian lahan kering, namun mereka juga mengerjakan pertanian padi beririgasi dengan menggunakan suatu sistem irigasi yang disebut "panggawa". Orang Bima juga terkenal karena mereka beternak kuda. Wanita-wanita Bima ahli dalam menganyam tikar dari bambu dan daun kelapa sawit, serta menenun kain yang dikenal dengan sebutan "tember nggoli". Sebuah perkampungan orang Bima dinamakan "kampo" atau "kampe" dan dipimpin oleh seorang pemimpin desa yang disebut "neuhi". Ia dibantu oleh sekelompok tua-tua dari keluarga yang sangat dihormati. Posisi kepemimpinan diwariskan dari generasi ke generasi di antara keturunan pendiri desa. Orang-orang Bima tidak benar-benar tertutup dari pengaruh luar. Dulu, pendidikan sekolah dianggap berlawanan dengan adat mereka, namun sekarang mereka mendukung pendidikan dari sekolah dasar hingga universitas. Mereka cenderung menganggap pengaruh-pengaruh dari luar sebagai sesuatu yang baik, khususnya budaya dan teknologi.

Apa Keyakinan Mereka?

Meskipun mayoritas orang Bima memeluk Islam dan dikenal sangat setia kepada agama, mereka juga masih percaya kepada roh-roh dan melanjutkan praktik-praktik animistis. Masih ada banyak cenayang di antara masyarakat. Banyak orang Sumbawa yang mengaku sebagai orang Islam, bergantung pada nasihat dan bantuan para cenayang ini, khususnya pada saat-saat sulit. Orang-orang Bima takut dengan roh Batara Gangga (pemimpin para dewa dengan kuasa terbesar), Batara Guru, Idadari Sakti, dan Jeneng, juga terhadap roh-roh Bake, dan Jin yang tinggal di dalam pohon-pohon, gunung yang amat tinggi, dan diyakini memiliki kuasa untuk mendatangkan penyakit dan bencana. Mereka juga percaya pada sebuah pohon supernatural yang besar, yang terletak di Kalate dan di Murmas, yang merupakan tempat tinggal khusus dari dewa-dewa Gunung Rinjani, juga tempat tinggal khusus bagi Batara dan dewa-dewi yang lain. Kepercayaan-kepercayaan asli orang-orang Bima disebut "pare no bongi", mengacu pada keyakinan kepada roh-roh nenek moyang mereka. Pada tahun 1930-an, ratusan orang Bima di daerah pegunungan Dompu mendengar berita Injil dan menanggapinya. Saat ini, ada empat desa pegunungan yang penduduknya adalah orang Kristen. Orang-orang ini sangat miskin dan terisolasi, serta banyak dari mereka yang tidak sungguh-sungguh memahami Injil.

Apa Kebutuhan Mereka?

Bantuan kesehatan sangat dibutuhkan, khususnya di antara orang-orang Bima yang masih secara eksklusif menggunakan dukun (cenayang/tabib/okultis). Mereka juga membutuhkan peralatan pertanian tepat guna dan pelatihan. (t/Anna).

Pokok Doa:

1. Berdoa supaya anak-anak Tuhan mau keluar dari zona nyaman dan melayani Tuhan Yesus sesuai panggilan.

2. Berdoa untuk sebagian orang Bima yang sudah mengenal Injil, supaya mereka memiliki keyakinan yang teguh di dalamnya.

3. Berdoa supaya Tuhan Yesus membuka jalan penginjilan bagi orang-orang Bima yang belum mengenal Yesus.

4. Berdoa supaya ada program bantuan kesehatan dan peralatan pertanian tepat guna bagi masyarakat Bima.

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Alamat URL: http://joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=ID&peo3=10852
Judul asli artikel: Bima of Indonesia
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 24 Januari 2012


KESAKSIAN MISI: PENGALAMAN SAYA DENGAN KEBERANIAN

JS, staf Open Doors Singapura, baru-baru ini mengadakan perjalanan ke Bangladesh dan bertemu dengan beberapa umat Kristen lokal. Perjalanan tersebut sangat memberkatinya dan membawa pengaruh dalam hidupnya.

"Saya harus menjadi terang bagi Yesus di desa ini karena terang-Nya hilang oleh kegelapan dalam hidup saya." Pernyataan ini datang dari seorang gadis di Bangladesh yang terlihat sama seperti gadis-gadis umumnya. Ia berusia 19 tahun, namanya ML. Ia adalah putri seorang dokter di desa G, Bangladesh.

ML bercerita tentang penganiayaan yang terjadi atas dirinya karena ia seorang pengikut Kristus, dan bagaimana penduduk merendahkannya karena ia dan keluarganya adalah umat Kristen. Titik balik terjadi ketika orang tuanya mengizinkan ML untuk mengikuti kursus medis yang diadakan oleh Open Doors di Dhaka.

Saat ini, meskipun ia hanya memiliki klinik kecil yang bisa menolong orang-orang sakit, namun banyak orang datang karena ia memiliki gaya hidup Kristen yang menunjukkan kasih Kristus. Dengan demikian, ia dapat membagikan berita Injil. Ia juga telah mematahkan batas gender yang masih memandang tabu perempuan bekerja.

Banyak dari pasiennya adalah kaum pria, yang dulunya sering memandang rendah perempuan, namun mereka berubah sekarang. Di desa yang berpenduduk 10.000 orang ini, rumah sakit terdekat berjarak 1 jam perjalanan, dan tidak ada yang memberikan pengobatan dalam radius 50 kilometer. Kehadiran dokter desa adalah sesuatu yang sangat penting.

Pelayanan Open Doors yang memberikan pelatihan bagi umat Kristen yang berlatar belakang agama lain, tidak hanya memberikan kesempatan untuk mencari nafkah bagi Gereja yang teraniaya, namun akhirnya penduduk desa bisa menerima mereka dengan baik.

Saya pulang ke rumah dengan perasaan kagum pada mereka yang tetap tahan uji di tengah penderitaan. Seluruh keluarga ML telah membuka hati bagi Kristus. ML terus berbakti bagi desanya, seorang remaja sederhana, dengan hati yang mulia dan kasih Kristus terus tercurah setiap hari melalui pelayanannya sebagai "dokter" desa, membuat saya bertanya, apakah saya bisa memiliki keberanian untuk melakukan hal mulia seperti yang dilakukan ML itu?

Saya tidak dapat melupakan air mata yang mengalir di wajah Pendeta MA (50 tahun) setelah saya berdoa baginya. "Saya sangat kesepian," ia terus mengulang kata-kata itu saat saya merangkul bahunya. Tidak ada lagi yang dapat saya katakan, namun hati saya bisa turut merasakan kesedihannya.

Pendeta MA bercerita tentang penganiayaan yang dialaminya. Ia dipukuli dengan tongkat besi, ditendang, dan hampir buta sejak ia menjadi gembala sebuah gereja rumah yang berjemaatkan anggota yang sebelumnya berasal dari agama lain di desa H. Meskipun ia telah melewati penganiayaan yang berat itu, dia masih tetap diolok-olok oleh penduduk yang pernah memukulinya.

Meski di tengah penganiayaan dan penderitaan yang dilalui oleh Pendeta MA dan jemaatnya, ia tetap tidak menghentikan pelayanan penggembalaannya. Ia tetap mencari jemaatnya untuk menguatkan mereka agar tetap setia pada iman mereka. Inilah hati gembala yang sesungguhnya, gembala yang tidak mengabaikan dan meninggalkan domba-dombanya.

Melihat semangat yang tidak padam saat menggembalakan gereja rumah yang terdiri dari 10 jemaat, saya merefleksikan kasih saya pada Tuhan dan betapa besar hasrat saya untuk berkumpul dengan saudara-saudari seiman dan menyembah-Nya bersama.

Saudara-Saudari, saya di sini mempertaruhkan pekerjaan, keluarga, dan hidup mereka untuk berkumpul bersama dan menyembah Tuhan. Sementara banyak dari kita yang hidup di negara bebas melakukannya karena rutinitas dan tugas.

Melalui perjumpaan dengan Pendeta MA dan jemaatnya, saya semakin menghargai kebebasan dan kemerdekaan yang saya miliki di negara saya, dan betapa pentingnya untuk terus berdoa bagi mereka.

Diambil dari:
Judul buletin: Frontline Faith, Edisi Januari -- Februari 2010
Penulis: JS
Halaman: 8 -- 9


SUMBER MISI: PANAMA CHRISTIAN EVANGELISM (PCE)

Situs ini dibuat sebagai "company profile" dari Panama Christian Evangelism (PCE), suatu pelayanan misi khusus untuk Panama. PCE memiliki visi: "Menjangkau Panama dengan cara memperlengkapi gereja lokal, pemuridan, dan memenuhi kebutuhan". Kegiatan-kegiatan mereka terdiri dari Pelayanan Gereja, Pelayanan Misi, dan Pelayanan Medis. Ada juga beberapa pelayanan khusus seperti pengadaan sandang dan pangan, sekolah dan perkebunan kopi. Kita dapat membantu pelayanan ini dan sekaligus mendapatkan lebih banyak informasi tentang pekerjaan Tuhan di Panama. (NY)

==> www.panamaforchrist.org


STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS DISKUSI NATAL PESTA 2012

PESTA kembali membuka kelas akhir tahun, yaitu kelas Natal 2012. Diskusi akan berlangsung mulai tgl. 5 November -- 7 Desember 2012. Kelas diskusi Natal ini akan mempelajari pokok-pokok penting seputar kelahiran Tuhan Yesus Kristus dan relevansinya pada masa kini.

Daftarkanlah diri Anda sekarang juga ke Admin PESTA di < kusuma(at)in-christ.net >. Pendaftaran ditutup tanggal 23 Oktober 2012. Jangan lewatkan kesempatan ini karena kelas hanya akan menampung 20 orang peserta saja. Pendaftaran tidak dipungut biaya!

Peserta akan mendapatkan sertifikat jika telah menyelesaikan tugas wajib yaitu menulis renungan pendek berkaitan dengan Natal (tema bebas).


"GOD'S WILL NEVER LEAD YOU WHERE HIS GRACE CAN NOT KEEP YOU"


Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo
Tim Editor: Davida Welni Dana, Santi Titik Lestari, dan Berlian Sri Marmadi
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Miliki Blog atau Website Sendiri
Dapatkan Panduannya
Hubungi : 0813 5643 8312 - 0857 5737 8151 - 0431 8013154
Format SMS : Panduan Isi Pesan
Klik Demo / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
atau pilih template :
Klik, Pilih & Pesan Sekarang / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
G R A T I S
The Christian Blog @ 2011 - 2012
Designer : Joni Wawoh, SH
hostgator promo