----Email Diteruskan----
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Kam, 27 Jun 2013 08:10 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: (e-SH) 28 Juni -- Keluaran 20:18-21 - Janganlah takut, atau takutlah?
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 28 Juni 2013
Ayat SH: Keluaran 20:18-21
Judul: Janganlah takut, atau takutlah?
Kata takut punya beberapa arti. Takut bisa berarti perasaan gentar
yang melumpuhkan, yang membuat seseorang hanya bisa melarikan diri
sejauh mungkin dari hal atau orang yang ditakuti. Bahkan, mungkin,
saking ketakutannya, orang tersebut tak bisa berbuat apa-apa
selain berdiri mematung sambil gemetaran. Namun, takut juga bisa
memiliki arti yang lebih positif. Takut berarti perasaan segan,
respek, ataupun hormat kepada sesuatu atau seseorang.
Jika kita membaca nas ini sepintas kita bisa berkesimpulan bahwa ayat
20 memuat kalimat yang kontradiktif: Israel diminta "Janganlah
takut …", tetapi juga diminta supaya "takut akan Dia ada padamu."
Namun kita tak perlu berkesimpulan demikian. Israel diminta untuk
"jangan takut" dalam arti supaya mereka tidak larut dalam
kengerian yang melumpuhkan karena takut mati (19). Musa
menegaskan, bahwa kedatangan Allah justru untuk "mencoba" mereka,
yaitu untuk memberikan kesempatan, bahkan menantang mereka, untuk
mengambil pilihan yang tepat. Apa pilihan yang tepat itu? Dengan
mempertahankan "takut" akan Allah sehingga mereka tidak berbuat
dosa. Takut di sini punya makna yang berbeda dengan takut
sebelumnya. Takut di sini berarti respek dan hormat, sehingga
mereka mau mematuhi perintah Allah, khususnya kesepuluh perintah
yang telah diberikan. Inilah ajakan Allah melalui Musa kepada
bangsa Israel.
Kristus telah menaklukkan ketakutan yang membabi-buta terhadap Allah,
sehingga kita kini boleh bersekutu dengan Dia, bukan tanpa rasa
takut (Luk. 1:74 menunjuk pada ketakutan disiksa karena melayani
Allah), tetapi dengan takut yang tepat, yaitu takut akan Dia yang
telah menyelamatkan kita, yang diekspresikan melalui ketaatan
kepada-Nya dan pada perintah-perintah-Nya. Jika kita takut akan
Allah, pertanyaan pertama kita setiap hari bukanlah janji dan
berkat apa yang bisa kita tuntut dari-Nya hari ini, tetapi
bagaimana kita bisa menyenangkan Dia hari ini? Itulah sikap orang
yang telah benar-benar mengecap karya keselamatan-Nya. Mengapa?
Karena keseluruhan hidup kita adalah persembahan syukur kita
kepada Allah Tritunggal.
e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2013/06/28/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/06/28/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Keluaran+20:18-21
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Keluaran+20:18-21
Keluaran 20:18-21
18 Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat
sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka
bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh.
19 Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka
kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan
kami, nanti kami mati."
20 Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut, sebab
Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan
maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat
dosa."
21 Adapun bangsa itu berdiri jauh-jauh, tetapi Musa pergi mendekati
embun yang kelam di mana Allah ada.
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---