Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
BULETIN DOA -- Kuasa Doa (1)
Edisi April 2013, Vol.05 No.76
Shalom,
Kita sudah sering melakukan doa pribadi sebagai bagian dari hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Dan, memang doa pribadi penting untuk menguatkan roh kita. Namun, ada doa yang juga tidak kalah penting, yaitu doa bersama dengan saudara seiman yang dilakukan dengan satu hati. Doa ini mendatangkan kesatuan, melatih semua orang yang terlibat untuk tidak mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mementingkan kepentingan bersama untuk dibawa dalam doa. Doa yang dilakukan secara bersama-sama memiliki kuasa untuk mendatangkan mukjizat yang lebih besar. Maka dari itu, marilah kita mengembangkan kehidupan doa yang bersatu.
Redaksi Tamu e-Doa,
Yusak
< http://doa.sabda.org >
ARTIKEL DOA: KUASA DOA YANG BERSATU (MATIUS 18:19-20)
Salah satu pelajaran awal yang diberikan oleh Tuhan di sekolah doa-Nya adalah tidak berdoa secara terbuka di depan orang. Masuklah ke dalam kamarmu dan berjumpalah secara pribadi dengan Bapa. Setelah Ia selesai mengajar kita bahwa doa merupakan hubungan seseorang secara pribadi dengan Allah, Ia juga mengajarkan bahwa kita memerlukan kesatuan doa yang didoakan di depan umum. Ia memberi kita sebuah janji yang sangat khusus untuk kesatuan doa yang dinaikkan oleh dua atau tiga orang yang sepakat dalam permohonan mereka. Seperti sebuah pohon yang akarnya tersembunyi di dalam tanah dan batangnya menjulang menghadap cahaya matahari, demikianlah doa membutuhkan kerahasiaan, di mana satu jiwa bertemu dengan Tuhan sendirian dan juga persekutuan dengan orang-orang yang menemukan sebuah tempat berkumpul di dalam nama Yesus.
Alasan mengapa hal berdoa harus seperti demikian adalah karena ikatan yang mempersatukan seorang manusia dengan sesamanya tidak lebih rendah daripada ikatan yang mempersatukannya dengan Tuhan: Dia menjadi satu dengan mereka. Anugerah yang kita terima tidak hanya memperbarui hubungan kita dengan Tuhan saja, tetapi juga hubungan kita dengan sesama. Kita tidak hanya belajar berkata, "Bapaku." Adalah sebuah hal yang aneh apabila anak-anak dalam sebuah keluarga bertemu dengan ayahnya secara sendiri-sendiri, tanpa pernah mengungkapkan kasih mereka secara bersama-sama. Orang-orang percaya bukan hanya sebuah anggota dari satu keluarga saja, tetapi juga anggota dari satu tubuh. Sama seperti anggota tubuh yang saling bergantung satu dengan yang lainnya, jangkauan Roh Kudus untuk tinggal di dalam tubuh itu bergantung pada kesatuan dan kerja sama setiap orang. Orang-orang Kristen tidak dapat menerima berkat secara penuh dari Allah, yang telah siap untuk menganugerahkan berkat itu melalui Roh Kudus, sampai mereka mencari dan menerimanya dalam persekutuan seorang dengan yang lain.
Elemen-elemen dari kesatuan doa yang benar diberikan kepada kita di dalam kalimat di atas. Pertama adalah permohonan yang dinaikkan. Tidak cukup apabila kita hanya menyetujui apa yang orang lain mohonkan. Objek doa seharusnya adalah sesuatu yang khusus, jelas, dan merupakan keinginan bersama. Perjanjiannya haruslah seperti di dalam doa-doa yang lain, di dalam roh dan kebenaran. Dalam persetujuan seperti itu, kita dapat melihat apa yang kita doakan itu dengan sangat jelas. Kita dapat mengetahui apakah kita dapat meminta hal itu dengan penuh keyakinan sesuai dengan kehendak Allah, dan dapat mengetahui apakah kita siap untuk percaya bahwa kita telah menerimanya.
Kedua adalah berkumpul di dalam nama Yesus. Tuhan mengajarkan bahwa nama-Nya harus menjadi pusat dari doa dan pengikat dari persatuan itu, yang membuat umatnya bersatu, sama seperti sebuah rumah yang menampung dan menyatukan orang-orang di dalamnya (Amsal 18:10). Nama itu adalah sesuatu yang nyata bagi mereka yang mengerti dan percaya bahwa berkumpul di dalam nama itu berarti mengundang-Nya untuk hadir. Yesus sangat tertarik dengan kasih dan persatuan murid-murid-Nya (Matius 18:20). Kehadiran Yesus, yang hidup melalui persekutuan para murid yang penuh kasih, memberi kekuatan pada kesatuan doa.
Ketiga adalah sebuah jawaban pasti: "... permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga". Walaupun pertemuan doa untuk meneguhkan persekutuan religius atau demi kemajuan rohani mempunyai manfaat, tetapi itu bukanlah tujuan Tuhan memerintahkannya kepada kita. Ia memerintahkan hal itu kepada kita supaya kita bisa mendapatkan jawaban doa yang khusus. Pertemuan doa tanpa jawaban doa yang dikenal harus dikecualikan dari peraturan-peraturan tadi. Saat kita merasa terlalu lemah untuk menggunakan iman seperti yang seharusnya untuk mendapat sebuah keinginan yang jelas, kita harus mencari kekuatan melalui bantuan orang lain. Di dalam kesatuan iman, kasih, dan Roh Kudus, kuasa nama dan kehadiran Yesus Kristus dapat bekerja lebih leluasa dan jawaban doa datang lebih pasti. Bukti bahwa kesatuan doa adalah buah -- jawaban adalah diterimanya hal-hal yang kita minta.
Benar-benar merupakan kehormatan yang luar biasa! Benar-benar kuasa yang mengagumkan! Siapa yang akan mempertanyakan berkat apa yang dapat diterima
jika sepasang suami istri tahu apabila mereka bersatu di dalam nama Yesus, mengalami hadirat-Nya dan kuasa kesatuan doa (1 Petrus 3);
jika para sahabat menyadari bahwa betapa besarnya pertolongan yang mereka berikan lewat dua atau tiga orang yang berdoa dengan terencana;
jika dalam setiap pertemuan doa, prinsip-prinsip untuk datang bersama ke dalam nama-Nya, beriman kepada hadirat-Nya, dan menanti-nantikan jawaban dari-Nya adalah menjadi yang terutama;
jika dalam persatuan gereja-gereja, doa yang efektif dianggap sebagai tujuan utama mereka dikumpulkan;
jika dalam gereja universal, kedatangan Kerajaan Allah dan Sang Raja sendiri adalah doa yang tak henti-hentinya dinaikkan, sebuah seruan yang bersatu kepada Allah?
Rasul Paulus memiliki iman yang besar kepada kuasa doa yang bersatu (Roma 15:30). Ia mengharapkan jawaban untuk menjauhkannya dari musuh-musuhnya dan dapat berhasil dalam pelayanannya (2 Korintus 1:11). Ia berharap doa-doa mereka memiliki bagiannya dalam meluputkan dirinya (Efesus 6:18-19). Paulus membuat kekuatan dan keberhasilan pelayanannya bergantung pada doa-doa mereka. Kepada jemaat di Filipi, ia berharap pencobaannya akan menjadi keselamatan baginya dan menjadi jalan bagi kemajuan Injil (Filipi 1:19). Ia juga memberi tahu jemaat di Kolose dan di Tesalonika untuk terus-menerus berdoa baginya (Kolose 4:3; 2 Tesalonika 3:1-2).
Dengan jelas terlihat bahwa Paulus memandang dirinya sebagai anggota tubuh Kristus yang bergantung pada simpati dan kerja sama tubuh itu. Ia bergantung pada doa-doa dari jemaat-jemaat ini untuk meraih apa yang, jika tanpa doa mereka itu, tidak akan dapat diterimanya. Doa-doa dari segenap jemaat itu dianggapnya faktor yang nyata di dalam pelayanan demi Kerajaan sebagai kuasa Allah.
Siapa yang akan mempertanyakan kuasa apa yang dapat dikembangkan dan diterapkan oleh gereja jika mereka memikul tanggung jawab untuk melayani dan berdoa siang dan malam demi kedatangan Kerajaan Allah, kuasa Allah, atau demi keselamatan jiwa-jiwa? Kebanyakan gereja berpikir bahwa anggota mereka berkumpul hanya untuk saling memperhatikan dan mendorong. Mereka tidak tahu bahwa Tuhan mengatur dunia ini lewat doa-doa umat-Nya, doa itu merupakan kuasa yang olehnya setan telah ditaklukkan, dan melalui kuasa doa, gereja-Nya di bumi juga mendapat akses kepada kuasa surgawi. Mereka tidak ingat bahwa Yesus, melalui janji-Nya, telah membuat semua pertemuan dalam nama-Nya sebagai sebuah jembatan ke surga, di mana hadirat-Nya dapat dirasakan dan kuasa-Nya dialami lewat pemenuhan keinginan mereka oleh Bapa.
Tuhan Ajarlah Kami Berdoa
Terpujilah Tuhan! Engkau meminta dengan sangat untuk kesatuan umat-Mu. Ajarlah kami untuk mendorong kesatuan kami dengan janji-Mu yang berharga itu, menurut kesatuan doa. Tunjukkan kepada kami bagaimana cara untuk bersatu di dalam kasih dan keinginan kami, sehingga hadirat-Mu ada dalam iman kami akan jawaban Allah.
Ya Bapa, kami berdoa untuk kelompok kecil orang-orang yang berkumpul bersama sehingga mereka dapat menjadi satu. Hilangkanlah segala pementingan diri sendiri dan tujuan pribadi, segala kesempitan hati dan kerenggangan yang mencegah mereka untuk menjadi satu. Usirlah roh duniawi dan kedagingan yang dapat menghilangkan kuasa janji-Mu. Biarlah pemikiran tentang hadirat-Mu dan pertolongan Bapa membawa kami untuk semakin dekat satu dengan yang lain.
Berikanlah rasa percaya, khususnya kepada gereja-Mu, bahwa melalui kesatuan doa, gereja-Mu ini dapat mengikat dan melepaskan apa yang ada di surga, mengusir setan, menyelamatkan jiwa-jiwa, memindahkan gunung, dan mempercepat kedatangan Kerajaan-Mu. Berikanlah juga karunia kepada kelompok doaku agar dapat berdoa dengan lebih berkuasa sehingga melalui doa kami, nama dan firman-Mu dimuliakan. (t/Yudo)
Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul buku: With Christ in the School of Prayer
Judul asli artikel: The Power of United Prayer
Penulis: Andrew Murray
Penerbit: Whitaker House
Halaman: 111 -- 117
STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS PESTA GURU SEKOLAH MINGGU (GSM) PERIODE JULI/AGUSTUS 2013
Anda guru sekolah minggu? Anda terbeban dalam pelayanan anak? Anda ingin terus diperlengkapi dalam melayani di sekolah minggu? Anda rindu mengembangkan talenta Anda dalam bidang pelayanan anak untuk kemuliaan nama Tuhan?
Yayasan Lembaga SABDA kembali membuka kelas Guru Sekolah Minggu (GSM) periode Juli/Agustus 2013 melalui program Pendidikan Studi Teologi Awam (PESTA) bagi Anda yang terlibat dan terbeban dalam pelayanan anak. Diskusi akan dilakukan melalui milis diskusi (email) dan akan berlangsung mulai tanggal 15 Juli -- 23 Agustus 2013.
Daftarkanlah diri Anda sekarang juga ke Admin PESTA di < kusuma(at)in-christ.net >. Pendaftaran ditutup pada tanggal 10 Juni 2013. Jangan lewatkan kesempatan ini karena kelas terbatas hanya untuk 20 orang peserta saja. Tidak dipungut biaya!
Untuk melihat materi yang akan dipelajari dalam kelas PESTA GSM ini, silakan mengakses URL berikut ini.
==> http://pesta.sabda.org/gsm_sil
Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Ryan, Sigit, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >