Renungan Harian & Leadership Kristen
| Renungan | Bina | Bio | Buku | Doa | E-JEMMi | Kisah | Konsel | Leadership | Wanita | Humor |

Wednesday, December 5, 2012

[e-Wanita] Edisi 97/Desember -- Natal

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com

e-Wanita -- Natal
Edisi 97/Desember 2012

MENU SAJI
RENUNGAN WANITA: IMAN, PENGHARAPAN, DAN KASIH
DUNIA WANITA: RAJA YANG JAHAT

Shalom,

Umat Kristiani pasti sudah familier dengan nama Herodes. Apa yang kita ketahui tentang sosoknya? Alkitab menjelaskan bahwa Herodes adalah raja yang memerintahkan para pengawalnya untuk membunuh semua bayi yang berusia di bawah 2 tahun, pada masa kelahiran Kristus. Namun, tanggal kematiannya pun sangatlah penting karena menjadi penentu tanggal kelahiran Yesus. Artikel yang kami siapkan berikut ini akan menambah wawasan Anda mengenai fakta-fakta seputar Herodes yang tidak diceritakan dalam Alkitab. Semoga sajian ini dapat memperlengkapi Anda dalam menyambut Natal. Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-Wanita,
Amy Grace
< http://wanita.sabda.org/ >


RENUNGAN WANITA: IMAN, PENGHARAPAN, DAN KASIH

"Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu." (Mazmur 33:22)

Kekuatan rohani kita ditemukan dalam ketritunggalan iman, pengharapan, dan kasih. Tuhan kita menunjukkan bagaimana kita harus bersikap kepada orang lain dengan mempraktikkan secara aktif ketiga kebaikan ini, melalui perbuatan-Nya yang tanpa salah.

Jika kita mendekat kepada-Nya melalui firman-Nya, kehidupan sehari-hari kita seharusnya menjadi penyataan akan janji-janji-Nya kepada kita; dan hubungan kita dengan orang lain seharusnya menjadi gambaran yang energik dan vital dari Allah yang dapat dipercaya, mengasihi, dan murah hati. Hal ini benar-benar semudah menghitung satu, dua, tiga: iman, pengharapan, dan kasih. Kita harus mengusahakan iman, pengharapan, dan kasih jika kita ingin menyenangkan Allah sepenuhnya.

"Tuhan, aku ingin membangun kehidupanku di atas prinsip iman, pengharapan, dan kasih. Tuntunlah aku karena aku mengikuti teladan-Mu dan berilah aku keteguhan hati untuk tidak pernah menyimpang dari jalan itu."

"Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!" (Mazmur 31:24) (t\Berlin)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: Psalms for Women: God's Gifts of Inner Beauty, Peace, and Happiness
Judul asli artikel: Faith, Hope, and Love
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Honor Books, Tulsa, Oklahoma 2000
Halaman: -


DUNIA WANITA: RAJA YANG JAHAT

Ketika para Majus dari Persia berjalan menuju ke istana Herodes, merupakan hal yang menarik jika kita berspekulasi tentang apa yang mungkin ada di dalam benak mereka.

Mungkin para Majus ini bersemangat terhadap kemungkinan untuk menggabungkan pengetahuan mereka dengan para penasihat Herodes, di dalam usaha bersama untuk menemukan Mesias. Atau, mungkin mereka heran dengan perhatian khusus yang diberikan Herodes yang Agung kepada mereka. Bagaimanapun juga, raja Yudea dan negeri-negeri di sekitarnya yang ternama ini, telah menerima dukungan istimewa dari penakluk Romawi, Anthony dan Octavian.

Yang lebih mungkin, mereka merasa ketakutan. Orang-orang Majus pasti mengetahui reputasi Herodes sebagai seorang penguasa yang paranoid, kejam, dan mungkin gila. Kabar bahwa dia adalah seseorang yang tidak terduga mungkin membuat para majus gemetar ketakutan.

Sebenarnya, Herodes yang Agung, dalam banyak hal, sama saja dengan pejabat Romawi yang picik lainnya. Dia sedikit lebih jahat daripada sebagian besar pejabat setingkatnya, namun dia adalah orang penting, bukan karena pemerintahannya yang kejam, melainkan karena tanggal kematiannya sangatlah penting, baik di dalam menentukan tanggal kelahiran Yesus maupun dalam menyingkapkan penemuan-penemuan yang lebih jauh tentang Bintang Betlehem. Menurut catatan Matius, kedua peristiwa itu pastilah terjadi sebelum Herodes meninggal. Jadi, persiapkanlah diri Anda untuk sebuah perkenalan yang lebih akrab dengan salah seorang penjahat terbesar sepanjang zaman.

Herodes lahir pada tahun 73 sM dan menjadi gubernur provinsi Galilea ketika ia baru berusia 25 tahun. Ia setengah Yahudi dengan keturunan Edom, dan ayahnya, Antipater, adalah seorang pemimpin militer dan pejabat negara yang sukses di bawah Julius Caesar. Marc Antony begitu terkesan dengan Herodes, sehingga dia mempromosikannya menjadi "tetrarch" pada tahun 42 sM. Senat Romawi, atas desakan Antony dan Octavian (yang nantinya disebut Augustus Caesar), akhirnya memproklamasikan Herodes sebagai "Raja Yahudi".

Tetapi sebutan yang agung itu tampaknya tidak lebih dari kenyataannya karena meskipun Herodes memiliki gelar, tetapi ia tidak memiliki kerajaan. Para atasannya di jenjang pemerintahan Romawi benar-benar mengetahui bahwa pasukan Kekaisaran Persia telah menyerbu Suriah dan Palestina, serta menempatkan Antigonus dari keluarga Hasmonean sebagai Raja Yudea pada tahun 40 sM. Herodes muda yang ambisius tampaknya adalah calon yang tepat untuk memukul mundur orang-orang Persia dari wilayah itu, sehingga Senat Romawi memberi dia gelar raja dan seolah-olah berkata, "Sekarang, Herodes, raihlah hakmu itu!"

Herodes benar-benar menaklukkan kerajaan bagi dirinya. Akhirnya, ia merebut Yerusalem pada tahun 37 sM. Namun, itu hanyalah awal dari persoalannya. Dia memutuskan untuk mengukuhkan posisinya di Yudea dengan menikahi Mariamne, anggota dari keluarga Hasmonean yang telah digulingkannya. Herodes adalah seseorang yang bercuriga. Beberapa orang menghubungkan paranoia yang dimilikinya dengan pengerasan pembuluh nadi yang bertahap -– sebuah proses yang memengaruhi otaknya. Di sisi lain, memang ada ancaman yang nyata terhadap kekuasaannya, yang dapat dijadikan sebagai pembenaran bagi ketakutan dan ketidakpastiannya. Cleopatra, misalnya, selalu menginginkan Yudea dan baru berhenti ketika dia kalah dalam Pertempuran Actium.

Apa pun realita yang membahayakan kekuasaannya, Herodes berusaha memusnahkan tanda keberadaan musuhnya itu dengan cara yang keji. Dia membunuh istrinya, Mariamne, ibunya, Alexandra, membunuh putra tertuanya, Antipater, beserta kedua putranya yang lain, Alexander dan Aristobulus. Reputasi Herodes tentang permusuhan atas keluarganya menjadi begitu luas diketahui, sehingga Augustus sendiri pernah mengatakan bahwa lebih baik baginya untuk menjadi babi peliharaan Herodes daripada menjadi putranya -– sebuah kiasan terhadap keengganan orang Yahudi untuk memakan daging babi dan keselamatan babi yang relatif aman di kediaman Herodes.

Kekejaman Herodes tidak terbatas pada keluarganya saja. Sejarawan Romawi-Yahudi, Josephus, melaporkan bahwa ketika Herodes akan meninggal, ia memutuskan untuk memiliki beberapa teman ketika meninggalkan dunia ini. Maka, ia memerintahkan supaya satu orang dari setiap keluarga dalam kerajaannya dibunuh atas kematiannya. Untungnya, perintah ini tidak dijalankan.

Kebrutalan Herodes yang sedemikian itu, membuat kita lebih mudah untuk memahami Kitab Injil yang mencatat perintah Herodes bahwa semua anak laki-laki di Betlehem yang berusia dua tahun ke bawah harus dibunuh. Para ahli seperti Alfred Edersheim dan F.W. Farrar memperkirakan bahwa karena Betlehem adalah kota kecil, jumlah bayi yang dibunuh kemungkinan antara 10 sampai 25 anak, angka yang lebih kecil dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya tentang pembunuhan massal sejumlah ribuan.

Dengan latar belakang ini di dalam pikiran kita, maka para Majus mungkin sudah merasa tidak nyaman ketika mereka memasuki istana untuk menghadap Herodes yang Agung. Jika mereka merasa takut mengenai sesuatu pada saat itu, mungkin itu adalah untuk keselamatan mereka saja. Tidak ada indikasi dari catatan Matius bahwa mereka mengetahui rencana Herodes terhadap nyawa Mesias yang baru lahir itu. Namun demikian, Herodes telah mengumpulkan para imam kepala dan guru-guru Taurat, sehingga dia bisa mengingat tentang nubuat-nubuat Kitab Suci tentang Mesias. Para penasihat itu mengutip bagian Perjanjian Lama mengenai nubuatan nabi Mikha yang berkenaan dengan kelahiran Juru Selamat di Betlehem, dan informasi ini memberi Herodes pengetahuan yang diperlukannya untuk seolah-olah mendukung para Majus dalam menemukan bayi Mesias.

Motif Herodes jelas: Dia ingin tahu di mana Mesias yang diakui itu berada dan membunuh-Nya. Tetapi, dia tahu bahwa dia tidak akan berhasil dengan rencana ini jika orang-orang bijaksana itu mengetahui tujuannya. Maka, dia berkomunikasi dengan mereka secara diam-diam -- mungkin dia menyadari bahwa penduduk Yerusalem akan memperingatkan orang-orang asing ini tentang kekejamannya dan menakut-nakuti mereka, jauh sebelum dia memiliki kesempatan untuk berbicara dengan mereka.

Ini terbukti dari catatan singkat Matius tentang percakapan mereka bahwa mereka saling memberi dan menerima. Herodes bertanya kepada mereka tentang Bintang yang mereka lihat -- fenomena ilahi yang tidak pernah ia atau para penasihatnya saksikan. Lalu, dia memberi tahu mereka tentang nubuatan mengenai Betlehem dan mengutus mereka ke kota dengan perintah, "Pergi dan lakukanlah pencarian yang teliti atas anak itu. Begitu kalian menemukannya, beritahukanlah kepadaku karena aku juga mau pergi dan menyembah Dia."

Herodes adalah seseorang yang berbelit-belit. Orang-orang Majus yang tidak curiga mungkin dengan sukarela mengatakan apa yang mereka ketahui tentang Bintang itu, tanpa meminta balasan apa pun darinya. Namun, sifat Herodes yang kental dengan prinsip pamrih, tidak pernah membuat dirinya tidak mengharapkan apa-apa dari orang lain setelah ia membantu mereka. Lagi pula, mungkin dia menyadari bahwa para pendeta asing yang mencari Juru Selamat, hanya akan menimbulkan sedikit kecurigaan daripada orang-orang suruhannya atau tentaranya.

Ketika para Majus meninggalkan Herodes dan pergi menuju kota Betlehem, Bintang misterius itu muncul lagi di hadapan mereka dan menuntun mereka dengan cara yang tidak dapat dijelaskan ke tempat yang ditinggali Yesus bersama Maria dan Yusuf. Mereka menyembah Dia di sana dan mempersembahkan pemberian mereka yaitu emas, kemenyan, dan mur. Namun, ketika mereka diperingatkan di dalam mimpi untuk tidak kembali ke Herodes, mereka kembali pulang ke negeri mereka melewati jalan yang lain.

Herodes tentu saja amat marah ketika ia mengetahui bahwa orang-orang Majus telah mengetahui rencananya untuk membunuh anak itu. Dia memerintahkan semua anak laki-laki di Betlehem yang berusia dua tahun ke bawah dibunuh, namun Yesus bersama orang tuanya telah melarikan diri ke Mesir setelah diperingatkan melalui sebuah mimpi. Mereka tinggal di Mesir sampai Herodes meninggal dan melanjutkan perjalanan ke Nazaret.

Kapan tepatnya Herodes meninggal? Ini adalah pertanyaan penting karena tanggal kematiannya merupakan faktor utama dalam menentukan apa yang sedang terjadi di langit pada masa itu, dan apakah kejadian-kejadian astronomis memiliki pesan yang jelas bagi kita, mengenai identitas Bintang Betlehem. Misalnya, jika sebuah supernova atau komet yang dramatis bersinar menerangi langit beberapa tahun setelah kematian Herodes, fakta itu mungkin sesuatu yang menarik bagi para astronom namun sedikit relevansinya dengan pencarian kita akan Bintang tersebut. Apa pun yang terjadi di langit, haruslah terjadi sebelum Herodes meninggal karena satu-satunya catatan tentang pengamatan para Majus tentang Bintang itu, terjadi ketika dia masih hidup.

Sejarawan kuno, Josephus mengatakan bahwa Herodes memerintah selama 37 tahun setelah diberi gelar sebagai Raja Yudea pada tahun 40 sM. Itu berarti tahun 4 sM adalah waktu kematiannya dan banyak sejarawan masa kini yang sependapat dengan kesimpulan ini. Terdapat juga beberapa bukti lain yang mendukung tahun ini sebagai waktu kematiannya: Sumber-sumber kuno mengatakan bahwa gerhana bulan terjadi dalam tahun kematian Herodes; dan tidak lama setelah kematiannya, ibadah Paskah Yahudi ditunda oleh anak dan penggantinya, Arkhelaus, menjadi peringatan perkabungan. Baik gerhana bulan maupun Paskah yang tertunda itu, terjadi pada tahun 4 sM dan hal itu menjelaskan masalah ini.

Bukti tersebut menunjukkan waktu yang lebih khusus mengenai kematian Herodes yaitu pada musim semi, di akhir bulan Maret tahun 4 sM. Namun, penyelidikan tentang tanggal munculnya Bintang itu menunggu penentuan waktu kapan Yesus dilahirkan, dan akhirnya kapan orang-orang Majus datang menyembah Dia.

Ada beberapa teori tentang waktu kelahiran Yesus, namun hanya satu yang tampaknya paling mendekati yaitu pada sekitar bulan Desember tahun 5 sM atau Januari di 4 sM. Penanggalan tradisional 25 Desember untuk hari Natal tidak terlalu memengaruhi keputusan itu. Ada beberapa alasan kuat dan baik untuk penanggalan kelahiran Kristus di musim dingin, setelah mengesampingkan semua perasaan yang berlebihan.

Pertama-tama, pastilah ada cukup waktu antara saat kelahiran Yesus dan saat kematian Herodes, untuk Yesus dapat dibawa ke Yerusalem dalam rangka menjalankan tradisi ritual penyucian di hari ke-40 setelah kelahiran-Nya; bagi Maria dan Yusuf untuk pindah dari palungan ke sebuah rumah di Betlehem; bagi orang-orang Majus untuk berkunjung; dan bagi Yusuf untuk melarikan diri bersama keluarganya ke Mesir. Peristiwa-peristiwa di Alkitab ini pastilah membutuhkan setidaknya 2 bulan, atau mungkin sedikit lebih lama. Jadi, menghitung mundur dari kematian Herodes di akhir Maret tahun 4 sM, berakhir di Januari atau akhir Desember pada kelahiran Yesus, maka Bintang itu mungkin muncul di hadapan orang-orang Majus pada tahun 5 sM, atau di awal tahun 4 sM, sebelum Herodes mati.

Tentu saja, tak satu pun dari usaha penanggalan ini bisa sangat akurat karena beberapa sumber kuno yang kita percayai, seperti Josephus, mungkin saja sedikit melenceng. Dan, Alkitab sendiri tidak menyebutkan tanggal yang jelas. Misalnya, ada kemungkinan bahwa kelahiran Kristus terjadi pada awal tahun 8 atau 7 sM karena sensus Kirenius yang disebutkan dalam Lukas 2:1-6, mungkin terjadi pada masa-masa itu. Walaupun terdapat berbagai argumen bertentangan mengenai kapan Kirenius menjadi penguasa atas Palestina, Suriah, dan bagian lain di Timur Tengah, namun penemuan terakhir menunjukkan bahwa dia menjalankan kendali yang cukup baik di wilayah-wilayah ini dari awal tahun 12 sM sampai akhir tahun 16 M. Di bawah kekuasaannya, tercatat sensus yang diadakan pada tahun 6 M dan tidak ada satu sensus pun yang dilaksanakan sebelum kematian Herodes, namun kebiasaan pada zaman itu sensus dilaksanakan secara terus-menerus, biasanya setiap 14 tahun, dengan pendaftaran awal yang khusus dan prosedur pendahuluan yang lain. Inilah hal-hal yang mungkin benar-benar terjadi di sekitar tahun 8 atau 7 sM, dan yang dicatat Lukas sebagaimana adanya tepat sebelum kelahiran Yesus.

Asumsikan awal tahun 8 atau 7 sM ini, atau yang lebih mendekati yaitu tahun 4 sM, sebagai kelahiran Kristus. Hal ini memberikan rentang waktu yang lebih masuk akal untuk menggali apa yang sebenarnya terjadi di langit Betlehem.

Sekarang, para tokoh dalam drama singkat kita hampir lengkap. Kita mengetahui sesuatu tentang natur para Majus dan Raja Herodes yang jahat, dan kita juga mengetahui dengan baik kapan Yesus lahir dalam wujud manusia. Namun, penting untuk mengatakan "hampir lengkap" karena aktor utama dalam peristiwa yang terjadi sekitar 2000 tahun yang lalu ini, masih terselubung misteri. Kuantitas yang tidak diketahui adalah Bintang itu sendiri karena cahaya di langit ini, merupakan kekuatan yang independen yang memiliki kepribadiannya sendiri. Apa pun itu, cahaya tersebut telah menjadi sebuah mercusuar yang menolong mengubah jalannya sejarah. Dan jika teori-teori tertentu mengenai Bintang itu benar, kita mungkin tidak akan pernah melihat akhirnya.

Namun, sebelum kita masuk ke dalam pembahasan lebih jauh tentang identitas Bintang Betlehem ini, marilah kita pastikan terlebih dulu, di mana kita berdiri bersama bukti naskah yang akan kita gunakan. Jika Anda seorang Kristen dan percaya bahwa catatan mengenai Bintang itu dalam Injil Matius adalah sesuatu yang berkuasa dan akurat, maka seharusnya Anda tidak bermasalah untuk mengikuti pemaparan argumen di sepanjang artikel ini. Namun jika Anda tidak percaya dengan Alkitab -- jika Anda mengira bahwa kisah Matius tentang orang-orang Majus hanyalah sebuah mitos atau fantasi --, ini merupakan saat yang baik untuk memperkenalkan Anda pada dua kunci menuju misteri kuno yang mungkin akan mengubah pikiran Anda. (t\Jing Jing)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: The Return of the Star of Bethlehem
Judul asli artikel: The Evil King
Penulis: Ken Boa dan William Proctor
Penerbit: Zondervan, Michigan 1980
Halaman: 27 -- 33


Kontak: < wanita(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/wanita >
Berlangganan:< subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Miliki Blog atau Website Sendiri
Dapatkan Panduannya
Hubungi : 0813 5643 8312 - 0857 5737 8151 - 0431 8013154
Format SMS : Panduan Isi Pesan
Klik Demo / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
atau pilih template :
Klik, Pilih & Pesan Sekarang / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
G R A T I S
The Christian Blog @ 2011 - 2012
Designer : Joni Wawoh, SH
hostgator promo