______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
e-Reformed -- Pikullah Salibmu dan Ikutlah Aku
Edisi 151/April 2014
DAFTAR ISI:
ARTIKEL: PIKULLAH SALIBMU DAN IKUTLAH AKU
Dear e-Reformed Netters,
Pertama-tama, kami segenap redaksi e-Reformed mengucapkan SELAMAT
PASKAH! Semoga Paskah tahun ini mempunyai makna rohani yang berkesan
bagi kita masing-masing.
Artikel e-Reformed untuk bulan April ini diambil dari buku karya John
Piper berjudul "Apa yang Yesus Tuntut dari Dunia". Salah satu
tuntutan orang Kristen adalah memikul salib. Memikul salib berarti
rela menanggung segala penderitaan sebagai konsekuensi dari mengikut
Kristus. Memikul salib berarti rela putus hubungan dengan hal-hal
yang kita cintai demi mengikut Kristus. Sebagaimana yang dikatakan
Paulus bahwa penderitaan adalah sebuah anugerah, seharusnya kita
boleh berbangga dan bersukacita jika suatu saat kita menghadapi
penderitaan karena Kristus. Memang hal ini tidak mudah, tetapi itulah
yang menjadi identitas seorang pengikut Kristus, seperti yang telah
dialami para pendahulu kita yang telah berhasil memperjuangkan dan
mempertahankan iman sampai akhir.
Biarlah mengikut Kristus dengan segala konsekuensinya menjadi
kerinduan bagi setiap kita. Kiranya Allah Roh Kudus dengan segala
kasih karunia-Nya terus menyertai dan memampukan kita untuk menjadi
pengikut Kristus yang sejati. Soli Deo Gloria!
Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Teddy Wirawan
< teddy(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >
ARTIKEL: PIKULLAH SALIBMU DAN IKUTLAH AKU
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut aku. Karena barangsiapa mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya."
(Matius 16:24-25)
"Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Markus 1:17)
"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan
berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
(Yohanes 8:12)
"Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang
mati mereka." (Matius 8:22)
"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan
berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh
harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (Matius 19:21)
Yesus sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah (Yohanes 1:1, 14). Ia
bukan Allah dalam bungkus manusia, seperti kostum. Ia nyata, manusia
dengan darah daging, seorang anak tukang kayu (Markus 6:3). Karena
itu, ketika Ia berkata kepada para penangkap ikan dan pemungut cukai,
"Ikutlah Aku," ketaatan mereka adalah konkret, perbuatan fisik yang
menjejakkan kaki mereka ke tanah dan berjalan di belakang Yesus dan
menjadi bagian dari tim perjalanan Yesus.
Mengikut Yesus Ketika Ia Tidak Lagi di Sini
Yesus tahu bahwa Ia tidak akan selalu berada di bumi bersama
pengikut-pengikut-Nya dalam pengertian fisik. "... tetapi sekarang
Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, ... Namun benar yang
Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku
pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang
kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu."
(Yohanes 16:5,7) Yesus sadar sepenuhnya bahwa gerakan yang telah
dimulai-Nya akan berlanjut setelah ia kembali kepada Bapa-Nya di
surga. Ini adalah rencana-Nya.
Oleh sebab itu, tuntutan-Nya supaya kita mengikut Dia adalah relevan,
bukan hanya pada masa Ia hidup secara fisik di dunia, melainkan juga
sepanjang waktu. Ia dengan jelas menyatakan ini pada akhir
pelayanan-Nya di bumi. Ia telah bangkit dari kematian dan akan
kembali kepada Bapa-Nya. Ia mengatakan kepada Petrus bahwa suatu
hari, ia akan mengalami mati syahid setelah Yesus naik ke surga.
Petrus bertanya-tanya apakah ia orang satu-satunya sehingga ia
bertanya kepada Yesus apa yang akan terjadi dengan rekan rasul yang
lain, yaitu Yohanes. Yesus menjawab, "Jikalau Aku menghendaki, supaya
ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi
engkau: Ikutlah Aku." (Yohanes 21:22)
Implikasi tentang mengikut Yesus ini terjadi setelah Yesus naik ke
surga. Sampai Yesus datang kembali, Ia berharap murid-murid-Nya di
dunia tetap mengikut Dia. Jadi, mengikut Yesus tidak dibatasi dengan
berjalan secara fisik di sekitar Palestina di belakang Yesus. Yesus
menuntut hal ini pada setiap orang, di setiap negara, di setiap zaman.
Mengikut Yesus Berarti Melakukan Seperti yang Yesus Lakukan
Ketika Yesus berkata kepada Petrus dan Andreas, yang pekerjaannya
adalah menangkap ikan, "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan
penjala manusia" (Markus 1:17), Ia menggunakan perumpamaan yang
berhubungan langsung dengan mereka, untuk sesuatu yang dapat
diaplikasikan kepada setiap orang yang mengikut Yesus. Tuntutan untuk
mengikut Yesus berarti bahwa setiap orang harus bersama Dia,
melakukan apa yang Ia lakukan. Dan, berkali-kali Ia mengatakan apa
yang Ia maksudkan. "Anak Manusia datang ... untuk memberikan
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45) "Anak
Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas
19:10) "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang
berdosa, supaya mereka bertobat." (Lukas 5:32) "Aku datang supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."
(Yohanes 10:10) "Apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku
dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat
ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!" (Yohanes 12:27-28)
Kesimpulannya, Ia datang untuk "mati bagi bangsa (Israel), dan bukan
hanya untuk bangsa Israel, namun juga untuk menyatukan anak-anak
Allah yang tercerai-berai di luar (Yohanes 11:51-52). Ia datang untuk
mengumpulkan suatu umat, khususnya untuk mengumpulkan suatu umat yang
setia kepada-Nya untuk kemuliaan Bapa-Nya, dengan mati untuk
menyelamatkan mereka dari dosa dan memberi mereka hidup kekal dan
suatu etika kasih yang baru seperti diri-Nya (Yohanes 13:34-35). Oleh
sebab itu, ketika Ia menuntut agar kita mengikut Dia, yang Ia
maksudkan ialah kita ikut bersama-Nya dalam tugas mengumpulkan.
"Siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan." (Lukas
11:23) Tidak ada pengikut netral; kalau kita tidak mengumpulkan, kita
mencerai-beraikan. Mengikut Yesus berarti melanjutkan pekerjaan-Nya,
yang untuk itulah Ia datang -- mengumpulkan umat yang setia
kepada-Nya untuk kemuliaan Bapa-Nya.
Mengikut Yesus dalam Penderitaan
Mengajak kita untuk turut melanjutkan pekerjaan-Nya, termasuk
menderita bersama-Nya, merupakan tujuan kedatangan Yesus. Mengikut
Yesus berarti kita ikut dalam penderitaan-Nya. Ketika Yesus memanggil
kita untuk mengikut Dia, dalam hal inilah Ia menekankan, Ia tahu
bahwa Ia menuju ke salib dan Ia menuntut kita melakukan hal yang
sama. Ia menata seluruh kehidupan dan pelayanan-Nya untuk pergi ke
Yerusalem dan dibunuh. "Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus
meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi
dibunuh kalau tidak di Yerusalem." (Lukas 13:33)
Maka, "Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem." (Lukas
9:51) Dan, Ia tahu secara tepat apa yang akan terjadi di sana.
Semuanya itu telah direncanakan Bapa-Nya ketika Bapa mengutus-Nya ke
dalam dunia. "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan
diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka
akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia
kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan
diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari
Ia akan bangkit." (Markus 10:33-34) Itulah rencana-Nya-sampai
detail-detail ketika Ia diludahi.
Itulah rancangan kehidupan-Nya. Dan, Ia tahu bahwa penderitaan-Nya
juga akan menimpa mereka yang mengikuti Dia. "Jikalau mereka telah
menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu." (Yohanes 15:20)
Maka, fokus yang pantang mundur dari tuntutan-Nya ialah bahwa kita
mengikut Dia dalam penderitaan. "Setiap orang yang mau mengikut Aku,
ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."
(Matius 16:24) Yesus menekankan pada kata menyangkal diri dan memikul salib.
Menderita demi Yesus dengan Sukacita Menunjukkan Nilai Tertinggi Yesus
Yesus tidak mati untuk menjadikan kehidupan kita mudah dan makmur. Ia
mati untuk menyingkirkan setiap halangan yang merintangi sukacita
kekal yang akan kita peroleh dari-Nya. Dan, Ia memanggil kita untuk
mengikut Dia dalam penderitaan-Nya karena penderitaan dan sukacita
ini adalah demi Yesus (Matius 5:12). Ini menunjukkan bahwa Ia lebih
berharga daripada segala pahala yang ditawarkan dunia (Matius 13:44;
6:19-20). Jika Anda mengikut Yesus hanya karena Ia membuat kehidupan
Anda mudah saat ini, itu akan memperlihatkan kepada dunia bahwa Anda
mencintai apa yang mereka cintai, dan Yesus kebetulan menyediakan itu
bagi Anda. Akan tetapi, jika Anda menderita bersama Yesus di jalan
kasih karena Ia adalah harta yang tak ternilai bagi Anda, akan
menjadi nyata kepada dunia bahwa hati Anda diarahkan kepada harta
yang berbeda dari mereka. Itulah sebabnya, Yesus menuntut agar kita
menyangkal diri dan memikul salib kita dan mengikut Dia.
Menderita Sementara untuk Yesus; Bersukacita di dalam Yesus itu Kekal
Tentu saja, penderitaan itu sementara. Tuhan tidak memanggil kita
untuk penderitaan yang kekal. Ia menyelamatkan kita dari penderitaan.
"Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi
barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan
memeliharanya untuk hidup yang kekal." (Yohanes 12:25) "Barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, Ia akan
menyelamatkannya." (Markus 8:35) Menderita bagi Yesus adalah
sementara. Sukacita di dalam Yesus adalah kekal. Ketika Petrus
berkata (mungkin dengan sedikit nada mengasihani diri), "Kami ini
telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau, ...." Yesus
menjawab tanpa memanjakan rasa mengasihani diri Petrus, "Dan setiap
orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki
atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau
ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan
memperoleh hidup yang kekal." (Matius 19:27,29) Dengan kata lain,
tidak ada pengorbanan yang paling tinggi dalam mengikut Yesus. "...
engkau akan mendapat balasannya pada hari kebangkitan orang-orang
benar." (Lukas 14:14) "... upahmu besar di sorga ..." (Matius 5:12)
Bahkan, sebelum surga, sukacita sudah berkelimpahan di sepanjang
jalan yang keras dan memimpin kita melalui kematian menuju
kebangkitan. Tidak ada yang dapat dibandingkan dengan sukacita
berjalan di dalam terang bersama Yesus, sebagai lawan dari berjalan
di dalam kegelapan tanpa Dia. Yesus berkata, "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12). Mengikut
Yesus memang dapat membawa kita mengalami penderitaan dan kematian.
Namun, jalan-Nya menuju kepada terang, kehidupan, dan kebenaran.
Yesus berjanji, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman." (Matius 28:20) Dan, di mana Yesus hadir, di situ ada
sukacita, sukacita di dalam penderitaan sekarang, namun tetap adalah
sukacita. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di
dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." (Yohanes 15:11)
Terputusnya Relasi dengan Sesama
Inilah sebabnya, terputusnya relasi sebagai konsekuensi dari mengikut
Yesus tidak menghancurkan hidup kita, meskipun sangat mungkin terjadi
putus relasi dengan orang lain, harta milik, atau dengan pekerjaan.
Yesus mempunyai cara yang mengejutkan untuk menjelaskan harga
mengikut Dia di dalam relasi dengan orang. "Ikutlah Aku dan biarlah
orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka." (Matius 8:22)
"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya,
ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku."
(Lukas 14:26) Dengan kata lain, mengikut Yesus begitu pentingnya
sehingga Ia menuntut perilaku yang terkadang terlihat seperti
membenci dunia. Saya melihat pilihan yang menyakitkan ini telah
dihayati oleh para misionaris ketika mereka membawa anak-anak mereka
yang masih kecil ke tempat-tempat yang berbahaya dan meninggalkan
orang tua mereka yang telah lanjut usia, tak memelihara mereka, dan
mungkin tidak akan melihat mereka lagi di dunia. Sebagian orang
menyebutnya "tanpa kasih". Namun, Yesus melihat pada bangsa-bangsa
dan apa yang dituntut oleh kasih demi bangsa-bangsa tersebut.
Putus Relasi dengan Harta Milik
Mengikut Yesus juga membuat kita putus relasi dengan harta milik.
Suatu kali, ada seorang pemuda kaya yang sangat mencintai harta
miliknya. Maka, Yesus memutus berhala dalam hatinya dengan tuntutan,
"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan
berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh
harta di sorga, kemudian datanglah kemari, dan ikutlah Aku." (Matius
19:21) Jikalau ada sesuatu yang menghalangi jalan kita untuk mengikut
Yesus, kita harus menyingkirkannya.
Hal ini bukan khusus untuk orang kaya tersebut, namun berlaku untuk
kita semua. "Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang
tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi
murid-Ku." (Lukas 14:33) Melepaskan diri dari apa yang Anda miliki
tidak selalu berarti menjual semua milik Anda. Yesus memuji Zakheus
yang memberikan separuh dari harta miliknya untuk orang-orang miskin
(Lukas 19:8-9). Akan tetapi, menjual semua berarti semua yang kita
miliki tersedia sepenuhnya bagi Yesus untuk tujuan-tujuan yang
menyenangkan Dia, dan bahwa harta itu tidak menghalangi ketaatan yang
radikal terhadap perintah untuk mengasihi.
Putus Relasi dengan Pekerjaan
Juga ada putus relasi saat kita mengikut Yesus, yang berkenaan dengan
pekerjaan kita. Ketika Yesus memanggil kedua belas murid untuk
mengikut Dia, tidak seorang pun yang secara penuh menjadi pengikut
Yesus. Mereka adalah penangkap-penangkap ikan, pemungut cukai, dan
sebagainya. Mereka mempunyai pekerjaan. Yang luar biasa adalah
terjadi hal seperti ini: "Kemudian ketika Ia (Yesus) lewat di situ,
Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata
kepadanya: 'Ikutlah Aku!' Maka berdirilah Lewi lalu mengikut Dia."
(Markus 2:14) Itu yang terjadi (sejauh yang kita ketahui). Bagi
kebanyakan kita, tentu tidak sesederhana itu. Namun, bisa terjadi demikian.
Mungkin hal ini terjadi pada Anda. Tidak setiap orang harus
meninggalkan pekerjaannya dan mengikut Yesus. Ketika seseorang mau
meninggalkan kampung halamannya dan mengikut Yesus, Yesus berkata,
"Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan
beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh
Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau."
(Markus.5:19) Kebanyakan dari kita tetap tinggal pada posisi dan
relasi sekarang. Namun, tidak semuanya. Untuk sebagian orang, mungkin
Anda (ketika Anda membaca ini), mengikut Yesus bisa berarti putus
relasi yang riskan dengan pekerjaan Anda. Janganlah takut untuk
mengikut Dia dan menjauh dari keadaan yang tidak asing bagi Anda.
Mengikut Yesus itu Mahal dan Berharga
Yesus tidak ingin menjebak Anda dengan semacam umpan atau tombol
untuk mengikut Dia. Ia sangat jelas tentang harga yang harus dibayar.
Sebenarnya, Ia mendesak Anda untuk menghitung harganya. "Sebab
siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak
duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya
untuk menyelesaikan pekerjaan itu? ... Atau, raja manakah yang kalau
mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk
mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup
menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?"
(Lukas 14:28,31) Biarlah panggilan untuk mengikut Yesus menjadi jelas
dan tulus. "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi
kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yohanes 16:33)
Sangat mahal dan sangat berharga.
Diambil dan disunting dari:
Judul asli buku: What Jesus Demands From The Lord
Judul buku terjemahan: Apa yang Yesus Tuntut dari Dunia
Judul bab: Pikullah Salibmu dan Ikutlah Aku
Penulis: John Piper
Penerjemah: Miriam Santoso
Penyunting: Chilianha Jusuf
Penerbit: SAAT, Malang 2012
Halaman: 69 - 75
Kontak: reformed(at)sabda.org
Redaksi: Teddy Wirawan, Yulia Oeniyati, dan Ryan
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-reformed/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
---
This email is free from viruses and malware because avast! Antivirus protection is active.
http://www.avast.com
______________________________e-Reformed______________________________
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
Kontak Redaksi: < reformed(a t)sabda.org >
Untuk mendaftar: < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Arsip e-Reformed: < http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed >
SOTeRI: < http://soteri.sabda.org/ >
Situs YLSA: < http://www.ylsa.org/ >
Situs SABDA Katalog: < http://katalog.sabda.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________