Renungan Harian & Leadership Kristen
| Renungan | Bina | Bio | Buku | Doa | E-JEMMi | Kisah | Konsel | Leadership | Wanita | Humor |

Tuesday, September 24, 2013

[e-Konsel] Suami dan Pekerjaan -- Edisi 349/September 2013

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com

e-Konsel -- Suami dan Pekerjaan
Edisi 349/September 2013

Salam damai,

Dalam mengarungi rumah tangga, suami sekuat apa pun masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Problem yang dihadapi suami pun bervariasi, mulai dari menafkahi istri, mendidik dan mengasuh anak-anak, mengelola pekerjaan, keuangan, dan seterusnya. Seorang suami juga dituntut untuk dapat menempatkan diri sebagai suami yang baik di tengah keluarga sekaligus menjadi pekerja atau atasan yang baik di tengah perusahaan atau tempat kerja.

Dalam edisi ini, kami menyajikan kasus mengenai suami dan pekerjaan. Walaupun suami memiliki berbagai pertimbangan dalam menentukan pekerjaan, tetapi menolong mereka untuk mengetahui panggilan Tuhan baginya dalam bekerja, akan sangat menolong para suami lebih bertanggung jawab. Kami berharap dengan sajian yang kami bagikan ini, Anda dapat menolong konseli yang memiliki kasus serupa. Dengan demikian, Anda akan menolong para suami untuk lebih bijaksana, khususnya dalam menyeimbangkan perannya dalam keluarga dan pekerjaan. Selamat membaca dan selamat melayani.

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >


TELAGA: SUAMI YANG TIDAK MAU BEKERJA

Sudah seyogianya seorang suami bekerja untuk menafkahi keluarganya, tetapi sayangnya ada sebagian suami yang tidak mau bekerja. Sudah tentu hal seperti ini menciptakan masalah tersendiri. Apa yang harus dilakukan istri bila ini terjadi pada keluarganya? Sebagaimana hal lainnya, kita harus mencari penyebabnya terlebih dahulu sebelum mencari solusinya.

Ada orang yang tidak mau bekerja selama belum memperoleh pekerjaan yang diidamkannya. Dalam kasus ini, bisa saja ia dahulu bekerja, tetapi kemudian kehilangan pekerjaannya. Ia menolak untuk melakukan pekerjaan lainnya sebab ia merasa tidak cocok. Dalam kasus seperti ini, istri sebaiknya turut membantu suami mencarikan pekerjaan, dengan catatan suami pun tidak berhenti mencari pekerjaan. Secara berkala, sampaikanlah kepada suami kondisi keuangan keluarga supaya ia menyadari kebutuhan yang ada. Pada akhirnya, istri dapat mendorong suami untuk mengambil pekerjaan lain sebagai pekerjaan sementara. Bila istri sendiri mempunyai penghasilan yang cukup, ini bisa memperlama si suami untuk mengambil pekerjaan lain sebab kondisi keuangan tidak lagi mendesak.

Ada orang yang tidak mau bekerja sampai menemukan pekerjaan yang diidamkannya. Masalahnya adalah, ia tidak pernah bekerja. Jika ini yang terjadi, istri dapat mengajaknya menjalani konseling karier agar suami bisa melihat rumpun pekerjaan, bukan satuan pekerjaannya saja. Dengan kata lain, lewat konseling karier, suami berkesempatan melihat bahwa sesungguhnya ada pekerjaan lain yang dapat dikerjakannya sekaligus menjadi wadah aktualisasi dirinya. Dalam keadaan ini, suami tentu saja dituntut untuk fleksibel.

Ada yang tidak mau bekerja karena merasa kecewa atau sakit hati dengan pekerjaannya. Mungkin ia diberhentikan dengan cara yang tidak adil atau ia diperlakukan secara buruk. Berilah waktu kepadanya untuk pulih. Setelah itu, ingatkanlah bahwa kebutuhan rumah tangga harus dipenuhi. Istri dapat menawarkan diri untuk bekerja membantu suami, tetapi mintalah agar suami tetap mengambil pekerjaan yang ada.

Ada yang tidak mau bekerja karena sukar berelasi dengan orang. Masalahnya adalah, ia bukanlah tipe pekerja mandiri sehingga menuntut kesediaannya untuk bekerja dengan orang lain. Dengan lembut tetapi jelas, istri harus menyadarkan suami akan kelemahannya agar suami tidak menyalahkan orang terus. Mungkin istri bisa memberi solusi praktis yang berkaitan dengan kerja sama. Yang terpenting adalah, semasa suami bekerja, istri harus sering-sering mengajaknya membicarakan situasi dalam pekerjaan supaya bila ada masalah yang timbul, istri dapat dengan segera memberi bantuan praktis.

Ada yang tidak mau bekerja karena memang ia seorang yang malas. Ia mau hidup enak tanpa mengeluarkan keringat dan merasa tidak apa-apa memanfaatkan istri. Ini adalah kasus yang berat sebab pada akhirnya, demi kepentingan keluarga, istri harus memikul beban supaya kebutuhan tercukupi. Dalam kasus seperti ini, pembicaraan dengan suami hampir selalu percuma. Jadi, daripada bertengkar, lebih baik diamkan saja, jangan diungkit-ungkit. Sudah tentu relasi suami istri cenderung memburuk, tetapi inilah konsekuensi yang mesti dipikul.

Firman Tuhan
"Berkatalah si pemalas, 'Ada singa di jalan! Ada singa di lorong' ... Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak daripada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana." (Amsal 26:13,16) Orang yang malas selalu mempunyai alasan mengapa ia tidak dapat bekerja. Ia jarang sekali mengakui bahwa sebenarnya bukannya ia tidak dapat bekerja, melainkan ia tidak mau bekerja. Memang sulit berhubungan dengan si pemalas. Pada akhirnya, ia harus menanggung akibatnya sebagaimana dikatakan dalam Amsal 26:1, "Seperti salju di musim panas dan hujan pada waktu panen, demikian kehormatan pun tidak layak bagi orang bebal."

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: TELAGA.org
Alamat URL: http://www.telaga.org/audio/suami_yang_tidak_mau_bekerja
Judul transkrip: Suami yang tidak Mau Bekerja (T254A)
Penulis: Pdt. Dr. Paul Gunadi
Tanggal akses: 15 Agustus 2013


TANYA-JAWAB: IMPLIKASI PANDANGAN ALLAH TENTANG PEKERJAAN

Tanya:
Apakah implikasi pandangan Allah bagi saya tentang bekerja?

Jawab:
Semua pekerjaan yang halal merupakan perluasan dari pekerjaan Allah.

Pekerjaan halal adalah pekerjaan yang memberi kontribusi pada apa yang dikehendaki Allah agar dilaksanakan di dalam dunia dan yang tidak secara aktif memberi kontribusi kepada apa yang tidak disukai Allah. Pekerjaan yang merusak ciptaan Allah -- pelacuran dan pencurian -- merupakan perusak pekerjaan Allah. Walaupun kejahatan memang memengaruhi pekerjaan yang halal, tetapi pekerjaan itu sendiri baik dan merupakan kontribusi untuk dapat mencapai sasaran Allah.

Kaitan antara pekerjaan yang kita lakukan dan bagaimana pekerjaan itu memberi kontribusi kepada pekerjaan Allah tidak selalu tampak jelas.

Kebanyakan pekerja "sekuler" merasa bahwa Allah paling tertarik pada ajaran yang bersifat religius. Kepercayaan ini didasarkan atas empat anggapan yang keliru berikut ini.
- Allah jauh lebih tertarik pada jiwa manusia daripada pada tubuh mereka.
- Hal-hal kekal itu jauh lebih penting daripada hal-hal yang ada pada saat ini.
- Kehidupan itu sendiri terbagi menjadi yang sakral dan yang sekuler.
- Para pendeta dan utusan Injil itu lebih penting bagi rencana Allah daripada orang-orang yang bekerja dalam bidang "sekuler".

Akan tetapi, Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa Allah tertarik pada manusia seutuhnya, bukan hanya jiwanya. Itu sebabnya, orang yang membuat karung yang akan digunakan untuk mengangkut bahan makanan sehingga akhirnya bisa sampai ke meja makan Anda, itu memberi kontribusi yang sama dalam pekerjaan Allah seperti seorang guru, juru rawat, atau utusan Injil.

Selanjutnya, apa yang terjadi, baik dalam kekekalan maupun dalam waktu yang fana ini, adalah sepenuhnya nyata dan penting bagi Allah. Dengan menjadi mitra atau rekan Allah dalam membuat sesuatu supaya alam semesta yang fana ini dapat berjalan dengan mulus dan memuliakan Allah, itu sama juga seperti menjadi rekan kerja Allah dalam penginjilan. Memang benar bahwa kekekalan adalah tujuan akhir kita, dan bahwa tujuan kita harus memengaruhi segala sesuatu yang kita kerjakan hari ini. Namun, hal ini juga berarti bahwa kita perlu memuliakan Allah dalam segala cara yang mungkin -- dalam pekerjaan kita sama seperti dalam doa, kebaktian, dan percakapan kita tentang Injil. Jika Allah telah merancang Anda untuk menjadi arsitek atau tukang kayu, membangun rumah untuk memuliakan Allah sekarang adalah salah satu cara terbaik yang diberikan Allah kepada Anda untuk menceritakan kepada setiap orang bahwa kehidupan Anda -- dan seharusnya kehidupan mereka -- juga diarahkan pada kehidupan yang kekal bersama-sama dengan Allah.

Pekerjaan yang baik merupakan segi yang penting dari penyebarluasan Injil dalam kehidupan Anda sehari-hari.

Allah telah memberi amanat kepada semua orang Kristen untuk menjadi saksi kebenaran Injil. Akan tetapi, berbicara mengenai Kristus bukanlah satu-satunya segi dari kesaksian Kristen. Perkataan kita tidak akan berarti apa-apa jika perkataan itu tidak didukung dengan kehidupan yang mencerminkan komitmen kita terhadap kedua hukum utama yang diberikan Tuhan Yesus: mengasihi Allah dan mengasihi orang lain (Matius 22:34-40). Salah satu cara utama untuk menunjukkan kasih kepada Allah adalah dengan bekerja bersama dengan Dia dalam memelihara alam fisik yang diciptakan-Nya -- dengan mencerminkan gambar Allah dalam pekerjaan yang berguna. Dan, salah satu cara utama kita dapat menunjukkan kasih kepada orang lain adalah dengan melakukan pekerjaan yang memberi kontribusi pada kesejahteraan mereka. Apabila orang melihat kita melakukan pekerjaan dengan integritas dan segala perhatian, demi kebaikan orang dan produk yang ditangani, kita memperoleh rasa hormat dan perhatian dari mereka tentang apa yang telah memotivasi kita.

Bagi kebanyakan dari kita, tempat kerja kita adalah daerah misi kita yang utama. Namun, pekerjaan yang kita lakukan bukan merupakan pekerjaan yang sekunder jika dibandingkan dengan pekerjaan yang "sebenarnya", yaitu bersahabat dan memberitakan Injil. Malah, melakukan pekerjaan "sekuler" kita dengan baik merupakan salah satu cara utama kita untuk dapat memperagakan Injil dan memuliakan Allah.

Tidak perlu menjadi bosan atau merasa diri tidak berguna.

Bekerja merupakan salah satu cara utama untuk menggenapi kedua perintah agung untuk mengasihi. Melalui bekerja, kita mengasihi Allah dan orang lain dengan:
- melayani orang,
- memenuhi kebutuhan kita sendiri,
- memenuhi kebutuhan keluarga kita,
- mencari uang agar dapat memberi kepada orang lain, dan
- bekerja bersama Allah melaksanakan tugas yang ingin dilaksanakan Allah.

Apabila kita menyadari bahwa Allah telah menempatkan kita dalam suatu pekerjaan supaya kita dapat memberi kontribusi pada ciptaan-Nya, betapa sekuler pun sifatnya, hal itu akan memberikan perasaan bermartabat dan bertujuan kepada pekerjaan kita.

Karier Anda tidak merumuskan siapa Anda.

Kebudayaan kita hampir memuja soal bekerja. Sikap ini seolah-olah mempunyai kepercayaan yang berikut ini:
a. Tujuan akhir dari pekerjaan adalah untuk memenuhi diri Anda sendiri.
b. Keberhasilan dalam hidup berarti keberhasilan dalam pekerjaan.
c. Anda dapat mengukur seberapa besar kesuksesan seseorang dari kekayaan materinya, profesinya, atau statusnya dalam pekerjaan. Citra lebih dipentingkan daripada kenyataan.
d. Anda harus melakukan apa saja untuk menyelesaikan pekerjaan Anda.

Namun, dalam pandangan Allah, tujuan akhir dari pekerjaan adalah untuk memuliakan Allah dengan bekerja bersama Allah dan melayani orang lain. Sukses dalam hidup diukur lebih banyak dari bagaimana baiknya kita telah mengasihi dan bukan dari bagaimana status kita dalam pekerjaan. (Orang yang pernikahannya berantakan, yang anak-anaknya kecanduan obat bius, dan yang tidak disukai bawahannya, telah gagal dalam pemandangan Allah, sekalipun ia sangat sukses dalam usahanya.) Allah tertarik pada hati, bukan pada penampilan lahiriah. Dan, walaupun Allah memuji jika kita melakukan segala sesuatu agar pekerjaan itu dapat selesai (kerja keras, efisiensi, perencanaan), tidak ada yang dapat membuat moral yang dibengkokkan atau hal menyakiti orang lain dianggap benar.

Alasan mengapa orang terdorong untuk melakukan "apa saja yang mungkin" adalah karena mereka berpikir bahwa karier mereka yang menentukan nilai mereka. Akan tetapi, identitas orang Kristen adalah sebagai anak dari Allah yang hidup, seorang mitra kerja, dan ahli waris bersama Kristus.

"Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?" (Lukas 9:25)

Dengan menemukan identitas Anda di dalam Kristus, maka Anda akan dimerdekakan dari kesia-siaan dan keputusasaan dalam usaha Anda untuk senantiasa menaiki anak tangga keberhasilan dalam karier Anda, sekadar untuk membuktikan nilai atau harga diri Anda.

Menang bukanlah perkara satu-satunya.

Tugas kita adalah melakukan pekerjaan Allah, dengan cara Allah, dan memercayakan hasilnya kepada Allah. Di dalam kedaulatan-Nya, Ia dapat mengizinkan kita mengalami kesusahan atau keberhasilan untuk mendewasakan kita dan menunjukkan kepada dunia bagaimana kita menangani kesusahan atau keberhasilan. Namun, segala sesuatu senantiasa ada dalam tangan pengendalian-Nya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku: A Compact Guide to the Christian Life
Judul buku terjemahan: Kompas Kehidupan Kristen
Judul bab: Bekerja dan Beristirahat
Penulis: K. C. Hinckley
Penerjemah: Gerrit J. Tiendas
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1989
Halaman: 226 -- 229


STOP PRESS: PUBLIKASI e-JEMMI

Apakah Anda ingin mendapatkan beragam informasi tentang dunia misi? Kami ajak Anda untuk berlangganan Milis Publikasi e-JEMMi! Publikasi yang diterbitkan Yayasan Lembaga SABDA ini menyajikan informasi berupa berita-berita atau kesaksian seputar pelayanan misi dan penggerakan misi di seluruh dunia. Anda juga bisa berpartisipasi dengan mengirimkan informasi seputar misi. Jadi tunggu apa lagi? Segeralah bergabung sekarang juga!

Untuk berlangganan, kirim email ke: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

Untuk mendapatkan bahan-bahan yang lebih lengkap, kunjungi situs Misi di: < http://misi.sabda.org >


Kontak: konsel(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, Santi T., dan Adiana
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Miliki Blog atau Website Sendiri
Dapatkan Panduannya
Hubungi : 0813 5643 8312 - 0857 5737 8151 - 0431 8013154
Format SMS : Panduan Isi Pesan
Klik Demo / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
atau pilih template :
Klik, Pilih & Pesan Sekarang / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
G R A T I S
The Christian Blog @ 2011 - 2012
Designer : Joni Wawoh, SH
hostgator promo