Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-Wanita -- Peran Istri (1)
Edisi 105/April 2013
Shalom,
Wanita adalah pribadi yang kuat dan ditetapkan untuk menjadi penolong yang sepadan bagi kaum laki-laki. Peranan wanita dalam segala aspek kehidupan benar-benar tidak bisa diragukan. Dengan sentuhan tangan wanita, kehidupan keluarga dan anak-anak tentu kian membahagiakan dan teratur. Istri yang saleh, tentu akan menjalankan perannya sesuai dengan petunjuk Tuhan Yesus di dalam Alkitab. Alih-alih menjadi istri yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, istri yang saleh akan memprioritaskan Tuhan, suami, dan anak-anak lebih dahulu daripada dirinya sendiri. Anda ingin memahami lebih dalam peran istri dalam keluarga, dan apa yang harus dilakukan istri yang takut akan Tuhan? Simaklah sajian kami dan selamat menjalankan peran Anda dengan sukacita.
Pemimpin Redaksi e-Wanita,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >
DUNIA WANITA: MENJADI ORANG TUA
Kita sekarang memeriksa dua prioritas utama yang Allah berikan kepada seorang wanita melalui firman-Nya. Prioritas utama bagi seorang wanita adalah hubungan dan hidupnya bersama Tuhan. Hal ini jika dilakukan bersama Pemahaman Alkitab (PA) dan doa, akan menolongnya menjadi seorang wanita yang kata-kata dan tindakannya membawa kemuliaan bagi Allah dan berkat bagi orang lain. Prioritas kedua bagi seorang istri adalah untuk menjadi penolong suaminya. Ia harus mengasihi dan memperhatikan suaminya, menerima dengan penundukan diri peran yang Allah berikan kepadanya sebagai kepala, menghormati, dan menghargainya, serta menjadi pasangan yang baik baginya dalam hidup dan pelayanan.
Seorang wanita perlu mengambil waktu yang penting setiap hari untuk melakukan dua prioritas ini. Akan tetapi, apa prioritas berikutnya bagi seorang wanita yang saleh? Kita menjumpai dalam Titus 2:4, "... mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya." Prioritas ketiga dari seorang istri (jika ia memiliki anak-anak) adalah mengasihi dan memelihara anak-anaknya. Menurut Alkitab, baik ia maupun suaminya, harus sama-sama memikul tanggung jawab ini agar dapat membesarkan dan mendidik anak-anak mereka secara benar (Kejadian 2:27; Ulangan 6:6-7; Amsal 22:6; dan Efesus 6:1-4).
Ketika anak-anak masih kecil, mereka membutuhkan banyak waktu dan perhatian. Seorang istri mungkin merasa tidak mempunyai waktu untuk hal-hal lain, selain memelihara anak-anaknya. Akan tetapi, ia juga harus memelihara prioritas yang lain, yaitu mengadakan waktu setiap hari untuk hubungannya dengan Allah, dan hubungannya dengan suaminya. Ada akibat-akibat yang serius apabila seorang istri mulai menempatkan anak-anak di atas suaminya (sebagai contoh, bacalah kisah Ishak dan Ribka dalam Kejadian 24-28; terutama Kejadian 25:28 dan Kejadian 27:1-46).
Demikian juga halnya apabila suami mulai mengabaikan istrinya karena jam kerja yang terlalu lama atau terlalu sibuk dalam pelayanan. Istri dan keluarga akan menderita. Tidak ada hubungan manusia yang lebih penting daripada hubungan suami dan istri. Baik suami maupun istri harus memberikan waktu dan perhatian yang diperlukan untuk menjaga hubungan mereka tetap sehat dan untuk menjaga keutuhan keluarga mereka. Sebagai tambahan, keduanya harus menyediakan waktu untuk membesarkan dan mendidik anak-anak mereka dalam jalan-jalan Tuhan. Anak-anak memerlukan kasih, perhatian, makanan dan minuman, didikan, dan disiplin untuk bertumbuh menjadi orang-orang dewasa yang saleh dan produktif. Suami maupun istri dituntut Allah untuk mempersembahkan diri mereka pada tanggung jawab dan hak istimewa ini. Untuk dapat membesarkan anak-anak dalam cara yang akitabiah, orang tua harus melakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Mengajar, mendidik, dan memelihara anak-anak (Ulangan 4:9; Ulangan 6:6-7; Amsal 22:6; dan Efesus 6:4).
b. Menguduskan anak-anak kepada Allah melalui doa dan penyembahan (Ayub 1:5 dan Lukas 2:22-23).
c. Mengikutsertakan anak-anak dalam waktu-waktu penyembahan (Yosua 8:35; Nehemia 12:43; Lukas 2:41:46).
d. Menjaga anak-anak dari hal yang jahat (1 Samuel 3:13 dan 1 Timotius 3:4,12).
e. Menghajar/mendisiplin anak-anak (Amsal 13:24; Amsal 22:15; Amsal 29:15,17; Ibrani 12:6).
f. Mengasihi anak-anak (Amsal 13:24 dan Titus 2:4).
g. Mengampuni anak-anak (Lukas 15:20-24 dan Efesus 4:32).
h. Memberikan teladan yang saleh kepada anak-anak (2 Tawarikh 26:4 dan 2 Timotius 1:5).
Menjadi orang tua yang saleh tidak dapat dicapai hanya dengan interaksi yang kadang-kadang saja dengan anak-anak. Ulangan 6:6-7 menjelaskan bahwa membesarkan anak-anak secara benar memerlukan percakapan, didikan, dan disiplin "setiap hari". Kesempatan-kesempatan muncul "setiap hari" bagi orang tua untuk mengomunikasikan kasih Allah, firman-Nya, dan rencana-Nya kepada anak-anak mereka. Orang tua harus hadir bersama anak-anak mereka dan selalu siap untuk mendidik dan membesarkan mereka dengan benar.
Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya
Ketika anak-anak bertumbuh dalam kesalehan dan ketika pernikahan menjadi semakin matang, keduanya membutuhkan waktu yang lebih sedikit dalam pernikahan. Jadi, apa prioritas yang keempat bagi seorang istri Kristen menurut Alkitab? Bilamana seorang suami dan istri "setiap hari" mempersembahkan diri mereka, pernikahan mereka, dan anak mereka kepada Tuhan, dan apabila seorang suami mencukupi keluarganya, apa lagi berikutnya? Sesudah semua prioritas itu dipenuhi, suami dan istri kemudian dapat melayani Tubuh Kristus. Sering kali, para pemimpin dalam jemaat bingung akan hal ini. Mereka berpikir bahwa mereka harus melayani setiap orang di gereja terlebih dahulu. Kemudian, jika mereka ada waktu dan tenaga yang masih cukup, mereka melewatkan waktu bersama pasangan dan anak-anak mereka. Ini BUKANLAH peraturan Allah untuk orang Kristen yang telah menikah!
Pelayanan memang penting. Orang Kristen harus menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-16), berpartisipasi di dalam jemaat (Ibrani 10:25), dan membagikan Injil kepada orang lain (Kisah Para Rasul 1:8 dan 1 Petrus 3:15). Akan tetapi, pelayanan tidak boleh "menggantikan" tempat bagi prioritas keluarga sebagaimana yang telah Allah jelaskan dalam Alkitab, baik bagi suami maupun istri.
Pelayanan kepada yang lain harus seimbang dengan tanggung jawab keluarga yang sudah Allah tetapkan dalam firman-Nya, karena rumah tangga yang tertib dan hubungan yang benar dari orang yang melayani harus ada sebelum kepemimpinan dan pelayanan (1 Timotius 3:1-7).
Menjaga Prioritas yang Benar
Allah tidak berubah (Maleakhi 3:6 dan Ibrani 13:8). Ia telah menjelaskan dalam Alkitab mengenai rencana-Nya bagi suami dan istri. Ia tidak pernah memanggil seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang telah Ia katakan dalam Alkitab! Jika seorang laki-laki atau perempuan berpikir bahwa Allah telah memberitahukan kepada mereka untuk melakukan sesuatu, dan itu tidak sesuai dengan Alkitab, itu BUKAN dari Allah. Firman Allah sempurna, tidak boleh diubah, dikurangi, atau ditambah (Mazmur 119:89; Yesaya 40:8; dan Wahyu 22:18-19).
Pada masa kini, pria dan wanita Kristen sering tergoda untuk meninggalkan peran yang telah diberikan Allah kepada mereka demi mengejar hal-hal yang mereka anggap lebih "menyenangkan" atau "penting". Banyak orang di seluruh dunia meninggalkan pasangan mereka untuk seseorang yang lain, atau menggantikan peran mereka sebagai orang tua dengan pekerjaan di luar rumah. Bahkan, para pendeta/pelayan Tuhan dapat menjadi terlalu sibuk melayani di gereja sehingga tidak bisa memelihara keluarganya dengan benar. Orang Kristen tidak boleh tertipu oleh atau mengikut standar yang tidak alkitabiah yang mereka lihat pada orang lain. Jika demikian, pernikahan dan keluarga mereka akan menderita.
Allah telah membuat prioritas-prioritas bagi suami maupun istri Kristen sangat jelas dalam firman-Nya. Jika seorang suami maupun istri sungguh-sungguh menginginkan semua yang Allah sediakan bagi mereka, mereka harus mengikuti apa yang telah Ia perintahkan kepada mereka untuk dilakukan, sesuai dengan firman-Nya. Jika mereka setia dan taat dalam tanggung jawab yang telah Allah berikan kepada mereka, Allah akan memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada mereka (Matius 25:21 dan 1 Timotius 3:8-13). Allah menghormati kesetiaan dan hati yang berserah kepada-Nya. Ia mencari mereka yang taat dan sungguh-sungguh mengabdi kepada-Nya, dan kemudian memilih untuk melakukan hal-hal yang besar melalui mereka.
Dorongan Semangat bagi istri
Ada banyak bagian dalam Alkitab yang memberikan petunjuk praktis untuk kehidupan sebagai seorang istri yang saleh dan mengasihi, dan sebagai orang Kristen yang berbuah. Ambillah waktu untuk membaca dan mempelajari bagian-bagian firman ini: Ulangan 6:6-7; Amsal 14:1; Amsal 31:10-31; 1 Korintus 13:1-13; Filipi 2:14-15; 1 Timotius 3:11-12; dan Titus 2:1-5. Tambahkan pada daftar ini bagian-bagian lain dari Alkitab, yang Anda pikir sangat menolong untuk menjadi istri dan ibu yang saleh. Setiap minggu, Anda bisa memilih satu bidang dari kehidupan Anda yang perlu perbaikan. Kemudian, praktikkan prinsip-prinsip yang Anda pelajari dari Alkitab.
Jika Anda merasa belum hidup seperti yang diajarkan firman Tuhan dalam salah satu bidang kehidupan Anda, BERDOALAH. Mintalah Tuhan menolong Anda, Ia pasti akan menjawab! Seorang istri bisa juga berbicara kepada suaminya mengenai hal-hal dalam kehidupannya yang ia inginkan untuk diubah oleh Allah. Ia bisa meminta suaminya untuk berdoa bersama dan untuk dia. Ada kuasa yang luar biasa apabila seorang suami dan istri sehati berdoa bersama-sama (Matius 18:19). Berdoa bersama juga mendatangkan kesatuan dan mempertinggi kepekaan kita akan kebutuhan masing-masing. Ingatlah, Allah telah menyediakan semua kekuatan, anugerah, hikmat, dan pertolongan yang Anda butuhkan untuk menjadi seorang istri dan ibu yang saleh. Jika Anda merasa jemu atau tawar hati, ingatkan diri Anda pada kebenaran bahwa "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13) dan "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah" (Galatia 6:9).
Menggenapi Rencana Allah bagi Anda
Baik bagi pria maupun wanita, hubungan mereka dengan Allah adalah prioritas pertama. Jika mereka memilih untuk menikah, pasangan mereka menjadi prioritas berikutnya. Jika mereka memilih untuk memiliki anak-anak, menyediakan waktu untuk memelihara dan mendidik anak-anak merupakan prioritas mereka yang berikutnya lagi. Seorang laki-laki harus mencukupi keluarganya dengan bekerja secara konsisten. Seorang suami, istri, dan anak-anak yang sudah lebih besar juga harus dapat melayani Tuhan dalam jemaat dan memberitakan Injil. Semua hal lain di dalam kehidupan pasangan yang sudah menikah harus menjadi prioritas berikutnya, setelah prioritas-prioritas penting yang telah ditetapkan oleh Allah di dalam firman-Nya itu.
Apakah Anda ingin menggenapi rencana Allah yang tertinggi bagi Anda? Apakah Anda ingin yakin bahwa Anda sedang menggenapi rencana Allah? Jika demikian, hiduplah sesuai dengan prioritas-prioritas yang telah ditetapkan Allah, yang sudah dinyatakan dalam firman-Nya. Dengan begitu, Anda akan berada di jalan untuk menggenapi semua yang telah Allah rencanakan bagi Anda!
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah: Hidup dalam Kristus, Vol.19, No.3
Judul asli artikel: Menjadi Orang Tua: Suatu Peran Penting
Penulis: Wendy Parrish
Penerbit: Yayasan Pusat Hidup Baru, Solo
Halaman: 36 -- 38
STOP PRESS: SITUS WANITA KRISTEN
Dapatkan berbagai bahan kekristenan bagi Wanita Kristen di situs Wanita Kristen Indonesia!
Situs Wanita Kristen Indonesia merupakan situs berbahasa Indonesia, yang menyediakan bahan-bahan seputar wanita, seperti Artikel, Tips, Renungan, Kesaksian, dan Tokoh, yang sangat berguna untuk para wanita Kristen. Selain mendapatkan bahan-bahan berbobot dan alkitabiah, Anda juga diajak untuk saling berbagi, yakni dengan mengirimkan tulisan dan komentar sehingga Anda pun dapat menjadi berkat bagi wanita lain.
Guna menambah kreativitas Anda, silakan nikmati fasilitas sajian ayat hari ini, kata bijak, pencarian ayat, dan RSS, yang akan sayang sekali untuk dilewatkan. Nah, jangan tunda lagi! Kunjungi dan berpartisipasilah di situs Wanita Kristen -- tempat yang tepat untuk para wanita Kristen saling menajamkan pikiran dan memperkuat iman.
==> http://wanita.sabda.org/
Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, N. Risanti, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >