Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-Buku -- Tokoh Alkitab (I)
Edisi 120/April 2013
Salam sejahtera,
Apakah Anda suka membaca buku biografi? Buku biografi memang memberikan sesuatu yang berbeda dari buku-buku yang lain. Pasalnya, buku biografi lebih banyak memberikan wawasan seputar perjalanan hidup dan sepak terjang seseorang dalam mengarungi kehidupan. Salah satu biografi yang perlu dibaca orang Kristen adalah biografi para tokoh Alkitab. Mengapa? Karena mereka adalah orang-orang yang menjadi alat-alat Tuhan sehingga kita dapat belajar mengenal Tuhan, dan belajar taat melakukan kehendak-Nya. Namun, tokoh-tokoh di dalam Alkitab tidak semuanya melakukan hal-hal yang benar, bukan? Betul, tetapi justru dari pengalaman mereka itulah Tuhan menginginkan kita lebih bijaksana dalam bertindak dan lebih memilih untuk melakukan kehendak-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Pada bulan April ini, e-Buku memperkenalkan buku-buku yang mengupas tentang kehidupan para tokoh Alkitab. Dalam edisi pertama bulan ini, kami menghadirkan dua resensi buku yang dikarang oleh Sostenis Nggebu dan Vance Havner. Simak pula satu tip bagaimana mendongeng yang baik dan menarik. Anda ingin mengenal orang-orang luar biasa dalam Alkitab dan semakin mahir mendongeng? Kalau begitu, jangan lewatkan sajian kami ini. Selamat membaca.
Pemimpin Redaksi e-Buku,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://gubuk.sabda.org/ >
"Sebuah buku yang benar-benar bagus mengajari saya lebih baik daripada sekadar membacanya. Saya harus segera meletakkannya dan mulai menjalankan petunjuknya. Apa yang saya mulai dengan membaca, harus saya selesaikan dengan mempraktikkannya." (Henry David Thoreau)
RESENSI: 40 GARIS BESAR KHOTBAH BIOGRAFI PARA NABI
Judul buku: 40 Garis Besar Khotbah Biografi Para Nabi
Judul asli: --
Penulis/Penyusun: Sostenis Nggebu
Penerjemah: --
Editor: S. Heru Winoto
Penerbit: Biji Sesawi, Bandung 2011
Ukuran buku: 16 x 24 cm
Tebal: 183 halaman
ISBN: --
Buku Online: --
Download: --
Buku-buku yang membahas tentang biografi tokoh Alkitab memang menarik untuk dibaca. Selain dapat membantu kita mengenal pribadi dan riwayat mereka, buku semacam ini juga dapat menguatkan kita untuk menjalani hidup yang berkenan dan setia kepada Tuhan. Sostenis Nggebu, putra asal Pulau Rote, NTT, ini adalah salah satu penulis yang cukup banyak memberikan perhatian terhadap biografi para tokoh dalam Alkitab. Buku-buku yang ia tulis sebagian besar membicarakan tentang para tokoh yang ada di dalam Alkitab. Selain buku "Khotbah Biografi Para Nabi", ia juga menulis buku-buku lain seperti "Dari Ur-Kasdim Sampai ke Babel: Karakter 30 Tokoh Perjanjian Lama", "Dari Betsaida Sampai ke Yerusalem: Karakter 20 Tokoh Perjanjian Baru", "Dari Taman Eden Sampai ke Bait Allah: Karakter 30 Tokoh Perjanjian Lama", "Napak Tilas Jejak-Jejak Yesus", "101 Kerangka Khotbah Populer", dan masih ada yang lain.
Dalam buku "40 Garis Besar Khotbah Biografi Para Nabi" ini, Sostenis Nggebu memberikan ulasan singkat mengenai orang-orang pilihan yang dipakai Tuhan untuk menjadi penyambung lidah-Nya. Merekalah yang disebut nabi. Dalam buku ini, Pembaca dapat mengetahui siapakah para nabi yang ada di dalam Perjanjian Lama dan bagaimana karakteristik mereka. Bukan hanya itu, Anda juga dapat membaca referensi-referensi lain yang mendukung penjelasan penulis di bagian akhir buku. Seperti yang tersurat pada judulnya, buku ini memang disusun seperti kerangka khotbah. Maka dari itu, penjelasan yang diberikan di setiap bab tidak lebih dari empat halaman. Dengan demikian, Anda dapat membacanya secara cepat, dan kemudian menggalinya sendiri dengan membaca referensi yang disertakan.
Bagi pengkhotbah dan pendeta serta pemimpin kelompok Pemahaman Alkitab (PA), buku ini tentu sangat bermanfaat. Anda dapat menggunakan buku ini sebagai pegangan Anda untuk memberikan renungan dan uraian khotbah biografi yang menarik. Selamat membaca dan terus semangat menggali kehidupan para tokoh Alkitab.
Peresensi: S. Setyawati
RESENSI 2: MENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM SITUASI SULIT
Judul buku: Mengambil Keputusan dalam Situasi Sulit -- 16 Contoh Keputusan yang Diambil Para Tokoh Alkitab
Judul asli: Moments of Decision -- Guidelines for the Most Important Choices of Your Life
Penulis/Penyusun: Vance Havner
Penerjemah: Dra. Agnes Maria Frances
Editor: Drs. Ridwan Sutedja
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1996
Ukuran buku: 12 x 18,5 cm
Tebal: 116 halaman
ISBN: -
Buku Online: -
Download: -
Dalam setiap aspek kehidupan, kita akan selalu diperhadapkan pada pilihan-pilihan yang mengharuskan kita untuk mengambil keputusan. Sadar atau tidak, kita mungkin sudah terbiasa dengan keputusan kita sehari-hari. Namun, bagaimana jika kita harus mengambil keputusan dalam situasi yang sulit? Apalagi jika keputusan itu menyangkut masa depan kita. Mungkin akan ada banyak hal yang harus kita pertimbangkan. Sebagai pengikut Kristus, pertanyaan yang paling penting adalah apakah keputusan-keputusan yang kita ambil benar-benar sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan bagi kita? Banyak orang yang mengaku dirinya Kristen, tetapi mungkin hanya sedikit orang yang berani mengambil keputusan yang sulit dengan tetap beriman dan bersandar kepada-Nya.
Vance Havner dalam bukunya yang berjudul "Mengambil Keputusan dalam Situasi Sulit" mengambil 16 tokoh dalam Alkitab sebagai contoh bagi kita dalam mengambil keputusan-keputusan sulit di berbagai situasi. Seperti kisah tentang keputusan Abraham, Lot, Musa, hingga keputusan Pilatus menyalibkan Yesus. Hal yang menarik dari buku ini adalah diangkatnya kisah tokoh Alkitab yang bukan hanya menceritakan tentang kebenaran dan kesetiaan mereka pada kehendak Tuhan, seperti keputusan Rasul Paulus menjadi pengikut Kristus, melainkan juga kisah tentang ketidakbenaran dan ketidaksetiaan pada kehendak Tuhan, seperti keputusan Lot untuk menetap di tanah Sodom dan Gomora. Kisah-kisah tersebut telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Dalam memberikan penjelasannya, Vance Havner menggunakan bahasa yang cukup tegas. Ia juga menggunakan sindiran-sindiran untuk menegur gaya hidup orang-orang yang masih sering berkompromi dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Tuhan. Walaupun buku ini tidak memberikan gambaran yang jelas tentang langkah-langkah dalam mengambil keputusan, tetapi buku ini tetap memberikan inspirasi yang tepat bagi para pengikut Kristus yang rindu mengenal Allah dan taat melakukan kehendak-Nya.
Peresensi: Adiana
TIP: MENDONGENG (STORYTELLING) DAN MEMBACAKAN BUKU (READING ALOUD)
Mendongeng atau bercerita dapat dilakukan dengan teks (membacakan buku) atau bisa juga tanpa teks. Masing-masing mempunyai keuntungan sendiri-sendiri, namun sebaiknya dilakukan bergantian. Membaca buku erat kaitannya dengan meningkatkan kemampuan dan minat baca anak, sedangkan mendongeng tanpa buku erat kaitannya dengan meningkatkan rasa percaya diri pendongeng dan anak didik. Yang dimaksudkan di sini adalah dengan membacakan buku, anak akan terbiasa melihat huruf dan kata-kata yang diceritakan. Jadi, anak dapat merangkaikan huruf dan bunyi yang didengar. Dengan demikian, terutama anak-anak TK akan cepat dapat membaca (asal tidak dipaksa, karena ini bukanlah pelajaran membaca). Sedangkan dengan mendongeng, guru akan banyak berlatih dan anak dapat dilibatkan dalam kegiatan bercerita sehingga dapat ikut mengekspresikan dirinya. Dengan demikian, dapat terjadi anak yang mula-mula pemalu dan menutup diri akan berubah sikap.
Tahap Pertama
1. Kenalilah diri Anda. Apakah Anda ingin menjadi seorang "Artist Storyteller" (seniman pencerita) atau "Librarian/Teacher Storyteller" (pustakawan/pendongeng ahli)?
2. Apakah Anda ingin dikenal luas atau hanya ingin menempatkan diri sebagai medium sebuah cerita (tentu yang telah dipilih dengan hati-hati)?
3. Apakah Anda lebih suka mendongeng di panggung dengan pendengar yang banyak dan menggunakan cara-cara teater? Untuk melakukan ini, Anda memerlukan latihan dan pengalaman yang mungkin memakan waktu bertahun-tahun.
4. Apakah Anda lebih suka mendongeng di depan kelompok kecil, santai, dan intim serta bersahabat? Misalnya di perpustakaan, di kelas, dan di ruang lain yang terbatas. Untuk melakukan ini, yang terpenting adalah ceritanya. Jadi, ambil dan bacalah buku yang tepat dan yang Anda sukai. Lalu, mulailah belajar mendongeng atau bercerita pada anak.
Tahap Kedua
1. Apakah Anda ingin membacakan cerita atau mendongeng? Kenalilah ciri ceritanya dari pengalaman.
2. Bila cerita ditulis dengan penggambaran yang lebih mendetail dan menggunakan kalimat yang mempunyai perbendaharaan kata yang luas, maka cerita ini lebih cocok untuk dibacakan. Selain itu, cerita yang dibacakan lebih lambat daripada yang didongengkan. Cerita yang banyak memiliki ilustrasi juga cocok untuk dibacakan karena perlu diperlihatkan pada anak. Cerita yang cocok untuk mendongeng, antara lain cerita rakyat karena bersifat fleksibel. Juga, cerita yang Anda ubah sendiri dari berbagai sumber, pengalaman sendiri atau orang lain, dan sebagainya dapat diolah dan didongengkan.
Tahap Ketiga
1. Persiapan untuk membacakan buku:
a. Memilih cerita.
b. Latihan membaca untuk diri sendiri supaya Anda menyenangi suara Anda sendiri.
c. Gunakan suara yang tepat, tetapi tidak berlebihan. Lakukan dengan antusiasme dan intonasi yang tepat.
d. Teknik membacakan buku:
- Peganglah buku tepat pada posisi mata anak.
- Jangan selalu terpaku pada buku.
- Pegang buku agak di sebelah kiri atau kanan.
- Pengaturan jarak antara pendongeng dan anak, sehingga semua dapat melihat buku dengan jelas.
- Pendongeng bisa duduk di kursi.
2. Persiapan untuk mendongeng:
a. Pilihlah sebuah cerita yang disukai.
- Baca cerita ini dan dengarkan.
- Hafalkan permulaan dan akhir cerita. Kalau ada nyanyian, repetisi, atau kata-kata yang menurut Anda perlu disertakan waktu bercerita, juga perlu dihafalkan.
- Baca cerita sekali lagi. Perhatikan kecepatan membaca dan penekanannya.
- Coba mulai mendongeng tanpa melihat buku.
- Ceritakan kembali tanpa melihat buku, bila ada yang terlupa, bisa dilihat atau dibaca kembali ceritanya.
b. Setelah itu, cobalah mendongeng untuk diri sendiri ketika sedang mengerjakan sesuatu.
c. Bayangkan Anda sedang mendongeng.
Tahap Keempat
1. Siap membacakan cerita karena Anda sudah terlatih.
a. Tahu di mana berhenti (titik) atau beristirahat (koma).
b. Selain itu, jangan lupa penekanan cerita dan intonasi serta penjiwaan pembacaan buku.
2. Siap untuk mendongeng.
a. Pandanglah pendengar Anda dan beri waktu untuk Anda sendiri agar bisa tenang sejenak.
b. Mendongenglah. Atur kecepatan, apakah perlu lambat atau cepat.
c. Percaya diri.
d. Tenang sejenak setelah mendongeng.
Tahap Kelima
Catat apa saja kekurangan Anda ketika membaca buku atau mendongeng, lalu perbaiki. Catat pula keberhasilan Anda untuk dipergunakan kembali lain kali. Anda boleh mengulang cerita yang sama beberapa kali dengan kelompok lain (untuk mematangkan keterampilan) atau kelompok yang sama, asal tidak terlalu sering.
Kegiatan Setelah Mendongeng
Catatan: mendongeng atau membacakan buku bukanlah suatu diskusi buku (bedakan!).
1. Beri waktu istirahat sejenak kepada anak setelah mendengarkan cerita.
2. Setelah mendongeng, tidak selalu harus mengadakan kegiatan kreatif secara langsung, tetapi bisa pada saat berikutnya (Ingat, ini kelebihan Anda sebagai guru karena akan terus berjumpa dengan "audience" Anda).
3. Berikan contoh beberapa kegiatan yang merangsang kreativitas anak dan apresiasi anak pada sastra, misalnya membuat ilustrasi, menuliskan kembali cerita yang didongengkan, dan sebagainya.
Apa yang Sebaiknya Anda Perhatikan
1. Tidak menasihati secara eksplisit.
2. Tidak berlebihan.
3. Tidak disederhanakan.
Kiat-kiat di atas hanyalah sebuah introduksi. Anda tidak perlu malu atau takut pada "pendongeng" kawakan. Anda juga tidak perlu meniru gaya mereka. Setiap pendongeng mempunyai keunikan sendiri.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Buku, Mendongeng dan Minat Membaca
Judul bab: Sebaiknya Guru Mendongeng
Penulis: Dr. Murti Bunanta, S.S., M.A.
Penerbit: Pustaka Tangga, Jakarta 2004
Halaman: 22 -- 25
Kontak: buku(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, Amy G., dan Sigit
Berlangganan: subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-buku/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >