e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 8 April 2014
Bacaan : 1 Samuel 1:1-18
Setahun: 1 Samuel 22-24
Nats: Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi
ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis
dan tidak mau makan. (1 Samuel 1:7)
Judul:
SUDAH JATUH DITIMPA TANGGA
Dalam hidup, terkadang kita dapat mengalami apa yang disebut sudah
jatuh ditimpa tangga. Karena sebuah kesalahan sepele, kita kena
damprat bos. Kita pun harus mengerjakan lagi pekerjaan itu dari awal
dan harus lembur di kantor. Lalu, dengan tubuh penat kita pulang
mengendarai motor tua. Baru separuh jalan, tiba-tiba motor macet,
kehabisan bensin. Terpaksalah kita menuntunnya. Sesampai di rumah,
istri sudah menunggu. Bukan dengan sapaan ramah, tapi omelan karena
kita pulang larut malam. "Mengapa sepanjang hari ini aku mengalami
situasi yang menyebalkan?" pikir kita.
Hana pun mengalami berbagai kemalangan secara bertubi-tubi. Hati
perempuan mana yang tidak pilu jika tidak mampu memberikan keturunan
untuk sang suami? Saat itu, hal ini sebuah aib besar, dan Hana pun
merasakan kepiluan ini. Tidak berhenti di situ, Penina, istri Elkana
yang lain, setiap kali bertemu selalu menyakiti hati dan merendahkan
Hana. "Mengapa semua penderitaan ini bertubi-tubi menimpaku?"
demikianlah kiranya jeritan hati Hana. Hana sungguh mengalami apa
yang disebut: sudah jatuh ditimpa tangga.
Memang tidak nyaman ketika kita harus menderita secara beruntun dan
seolah-olah tidak terlihat ada jalan keluar. Namun, dalam situasi
seperti itulah kita diminta untuk tetap tenang, sabar, dan banyak
berdoa. Ya, Tuhan mendengar dengan jelas kepiluan hati kita. Dan
nyatalah bahwa doa yang kita naikkan dengan hati yang hancur, tidak
dipandang hina oleh Tuhan. Seperti terbukti dalam hidup Hana.
--Samuel Yudi Susanto /Renungan Harian
DI TENGAH PENDERITAAN YANG BERLANGSUNG SECARA BERUNTUN,
PERCAYALAH BAHWA TANGAN TUHAN SENANTIASA MENUNTUN.
e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/04/08/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?1+Samuel+1:1-18
1 Samuel 1:1-18
1 Ada seorang laki-laki dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan
Efraim, namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf,
seorang Efraim.
2 Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan
yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana
tidak.
3 Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk
sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta
alam di Silo. Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak
Eli, Hofni dan Pinehas.
4 Pada hari Elkana mempersembahkan korban, diberikannyalah kepada
Penina, isterinya, dan kepada semua anaknya yang laki-laki dan
perempuan masing-masing sebagian.
5 Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu
bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya.
6 Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena
TUHAN telah menutup kandungannya.
7 Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi
ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis
dan tidak mau makan.
8 Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: "Hana, mengapa engkau
menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu
sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak
laki-laki?"
9 Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo,
berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang
pintu bait suci TUHAN,
10 dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis
tersedu-sedu.
11 Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika
sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan
mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi
memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku
akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau
cukur tidak akan menyentuh kepalanya."
12 Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka
Eli mengamat-amati mulut perempuan itu;
13 dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya
saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli
menyangka perempuan itu mabuk.
14 Lalu kata Eli kepadanya: "Berapa lama lagi engkau berlaku
sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu."
15 Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang
sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan
tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan
TUHAN.
16 Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab
karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian
lama."
17 Jawab Eli: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan
memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya."
18 Sesudah itu berkatalah perempuan itu: "Biarlah hambamu ini
mendapat belas kasihan dari padamu." Lalu keluarlah perempuan
itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?1+Samuel+22-24
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/1+Samuel+22-24
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA