Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-BinaAnak -- Saat Teduh Anak (IV)
591/Juni/IV/2012
DAFTAR ISI
BAHAN MENGAJAR: HABAKUK BERDOA
MUTIARA GURU: ANAK-ANAK YANG BERDOA
Shalom,
Masih ingatkah Anda cerita dalam kitab Habakuk? Ia berteriak kepada Tuhan ketika ia melihat banyak ketidaksetiaan dan penindasan. Habakuk senantiasa berdoa kepada Tuhan, hingga akhirnya ia percaya bahwa Tuhan itu sumber kekuatan dan penolongnya. Mari kita ajarkan kepada anak-anak pentingnya membangun relasi dengan Tuhan melalui kisah Habakuk di edisi kali ini. Jangan lewatkan pula kisah inspiratif tentang anak-anak yang berdoa yang bisa Anda temukan di kolom "Mutiara Guru". Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.
Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi Titik Lestari
< http://pepak.sabda.org/ >
BAHAN MENGAJAR: HABAKUK BERDOA
Kitab Habakuk:
"... TUHAN itu kekuatanku ..." (Habakuk 3:19a, BIS)
Tujuan Pelajaran:
1. Anak mengenal Habakuk sebagai nabi yang berdoa.
2. Anak mau berdoa untuk minta kekuatan dari Tuhan.
Indikator:
1. Anak dapat menceritakan cerita hari ini secara sederhana.
2. Anak dapat menyebutkan kapan dia berdoa.
3. Anak dapat mengucapkan doanya kepada Tuhan.
4. Anak dapat menunjukkan sikapnya dalam berdoa pada gambar yang telah tersedia.
Pendalaman Alkitab bagi Guru:
Nama Habakuk berarti "pelukan". Kemungkinan dia bernubuat kira-kira antara 625-600 SM menjelang pembuangan Yehuda ke Babel (Israel sudah jatuh).
Kitab Habakuk merupakan percakapan yang dramatis di antara Nabi Habakuk dengan Tuhan Allah. Habakuk mengajukan keluhannya kepada Tuhan karena dia melihat penindasan, kejahatan, aniaya di depan mata, tetapi sepertinya Tuhan diam saja.
Tuhan Allah menjawab (1:5-11) bahwa Dia mau melakukan sesuatu yang luar biasa (ayat 5). Dia mau memakai orang Kasdim untuk menghajar Yehuda karena dosanya (ayat 6). Telah dipilihnya orang Kasdim untuk melakukan kekerasan terhadap "kekerasan" sebagai alat hukuman-Nya ke atas Yehuda (ayat 9). Tetapi orang Kasdim membuat pelanggaran karena mereka menjadi sombong dan mengatakan bahwa kuasanya diperoleh dari dewanya yang kafir dan dengan demikian menentang Tuhan Allah (ayat 11).
Jawaban Tuhan menimbulkan keluhan yang kedua bagi Nabi Habakuk (1:12-17): Bagaimana Tuhan dapat memakai orang Kasdim, suatu bangsa yang jauh lebih buruk daripada Yehuda, untuk menghajar Yehuda? Tuhan tidak segera menjawab keluhan yang kedua. Tuhan membiarkan Habakuk menunggu. Lalu Habakuk berbicara kepada dirinya sendiri (2:1).
Kemudian Tuhan menyatakan bahwa Dia memerhatikan kejahatan orang Kasdim dan mereka akan dibinasakan (2:4-19).
Pasal 3 menyatakan doa Habakuk. "Bila murka-Mu ditunjukkan dengan mengirim orang Kasdim melawan kami, ingatlah akan kasih sayang, dan akhirilah kesusahan kami dengan segera, serta kurangilah kebengisan musuh kami" (3:2). Dalam ayat berikutnya, Habakuk melihat dan mengerti bahwa sepanjang abad, Tuhan dengan tetap bergerak maju pada waktu Dia kadang-kadang memakai kekuatan alam untuk mengerjakan maksud-Nya (3:3-16). Dalam ayat 17 digambarkan keadaan yang membuat putus asa, namun dengan mata rohani nampaklah Tuhan yang mengatasi segala keadaan, menang di atas segala kemalangan, serta mengerjakan maksud kelepasan dan berkat bagi umat-Nya. Sikap iman yang bersukacita di dalam Tuhan itu berkenan di hati Tuhan. Sajak ini telah diserahkan kepada pemimpin biduan di Bait Allah untuk dipakai bagi kebaktian umum dengan iringan alat musik.
Penerapan kebenaran Alkitab bagi anak Indria ialah mendorong mereka supaya rajin berdoa. Tekankan bahwa berdoa itu berbicara atau mengobrol dengan Tuhan. Anak-anak bisa berbicara apa saja kepada Tuhan.
Belajar Melalui Kegiatan (25 Menit):
Keramahan seorang guru dapat menjadi daya pikat tersendiri bagi anak-anak, perasaan aman, dan diterima. Hal itu membuat anak leluasa dalam belajar, serta mau menuruti petunjuk-petunjuk yang kita arahkan. Beri tahukan sudut-sudut yang ada sehingga anak dapat memilihnya.
Sudut 1: Menggunting gambar tangan yang berdoa.
Persiapan: Siapkan gambar tangan sedang berdoa pada kertas karton, tulislah di dalam gambar tersebut "Saya suka berdoa". Siapkan juga gunting.
Waktu bimbingan: Setiap anak mendapat satu gambar, bimbinglah mereka untuk menggunting gambar tersebut. Kalau sudah selesai, lubangi bagian atas, ikatlah dengan benang wol atau pita. Gambar tersebut boleh dibawa pulang dan ditempel di kamar anak-anak untuk mengingatkan mereka supaya suka berdoa.
Sudut 2: Belajar berdoa.
Persiapan: Sediakan gambar makanan atau anak yang sedang makan, anak yang mau bepergian, bangun tidur/mau tidur, dan anak yang senang sakit.
Waktu bimbingan: Perlihatkan gambar makanan, tanyakan doa yang kamu ucapkan? Bimbinglah mereka untuk bersyukur atas makanan dan memohon Tuhan menyucikan makanan itu. Demikian juga dengan gambar-gambar lainnya. Bimbinglah mereka untuk mengucapkan setiap doa yang berhubungan dengan gambar yang diperlihatkan.
Sudut 3: Bermain puzzle.
Persiapan: Sediakan puzzle.
Waktu bimbingan: Bagikan puzzle kepada setiap anak. Bimbinglah jika ada yang mengalami kesulitan. Sambil mengerjakan puzzle, guru bisa bercakap-cakap dengan anak. Jika belum punya puzzle, Anda dapat memesannya di LLB.
Sudut 4: Belajar berhitung.
Persiapan: Siapkan ruang yang lapang.
Waktu bimbingan: Anak akan melakukan perintah guru. Berilah perintah dengan jumlah yang jelas. Misalnya, lompat lima kali. Sambil melompat, anak menghitung satu sampai 5 dengan gerakan 5 lompatan. Maju 4 langkah. Mundur 3 langkah. Ke kanan 2 langkah, dsb..
Membersihkan Kelas dan Saat Berkumpul (5 Menit):
Berikan waktu kepada anak-anak untuk membereskan alat yang telah mereka pakai, beri teladan supaya anak-anak dapat meniru saudara. Setelah ruangan bersih dan rapi, minta anak-anak untuk duduk membuat setengah lingkaran menghadap guru yang mengajar.
Belajar Bersama (25 Menit):
1. Saat berdoa dan menyanyi. Pimpinlah doa pembukaan, ajaklah anak-anak untuk menirukannya. Hangatkan suasana dengan menyanyikan lagu-lagu yang riang dan bersemangat. Lagu yang sesuai tema: "Baca Kitab Suci Doa Tiap Hari"; "Kawan-kawan Ingat Selalu Mau Makan Berdoa Dulu"; "Kelinciku Amat Lucu"; "Tiap Waktu Tiap Jam Yesus Dengar Doaku".
2. Saat persembahan. Doronglah anak-anak untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan Yesus. Minta salah satu anak mengedarkan kantong persembahan. Nyanyikan lagu "Persembahan Kami". Minta salah seorang anak yang lain untuk berdoa persembahan dan persiapan pelajaran.
3. Saat bercerita. Tunjukkan gambar seseorang senang berdoa. Katakan, "Siapa yang suka berdoa? Hari ini kita akan mendengar cerita tentang seseorang yang berdoa kepada Tuhan." Lanjutkan cerita sesuai lembaran murid.
Nabi Habakuk bingung melihat orang-orang yang tidak menyembah Tuhan Allah kelihatannya senang. Mereka suka memukul temannya, merebut barang orang lain, mengejek, dan berbohong. Tetapi orang-orang yang nakal ini tidak dimarahi dan tidak dihukum.
Lalu Nabi Habakuk berdoa kepada Tuhan. Nabi Habakuk bertanya mengapa orang jahat tidak dihukum Tuhan. Lalu Tuhan menjawab bahwa Dia akan bertindak adil. Orang yang jahat atau nakal pasti dihukum, orang yang taat akan diberkati.
Nabi Habakuk kemudian percaya kepada Tuhan Allah dengan sepenuh hati. Dia menulis sebuah nyanyian sukacita. Nabi Habakuk percaya bahwa Tuhan sangat baik. Tuhan itu kekuatannya dan penolongnya.
Apakah kalian juga suka berdoa? Kalau kalian bersedih atau bingung, kalian juga bisa berdoa seperti Nabi Habakuk. Tuhan mendengar doa kalian.
4. Penerapan pelajaran.
a. Apakah berdoa itu? (Bercakap-cakap dengan Tuhan atau mengobrol dengan Tuhan).
b. Siapa yang sudah bisa berdoa sendiri? (Tekankan bahwa seharusnya setiap anak sudah bisa berdoa, karena tiap anak juga sudah bisa mengobrol dengan orang lain).
c. Siapa yang sudah sering berdoa?
d. Kapan kalian berdoa? (Tekankan bahwa mereka bisa berdoa pada waktu hati senang, sedih, takut bingung seperti Nabi Habakuk; tekankan juga bahwa mereka seharusnya berdoa tiap kali mau melakukan sesuatu; mau makan, tidur, belajar, bepergian, dsb.).
5. Saat menghafal ayat. Hafalkan ayat dengan memakai gerakan. "TUHAN itu" tunjuk tangan ke atas, "kekuatanku" kepalkan kedua tangan dan tunjukkan kekuatan seperti binaragawan. Ulangilah beberapa kali sampai anak-anak dapat menghafalkannya.
6. Saat mengulang cerita Alkitab. Lakukan tanya jawab untuk mengingatkan kembali cerita yang telah didengar, misalnya: "Siapakah nabi yang bingung karena melihat banyak orang yang tidak menyembah Tuhan tapi hidupnya senang? (Habakuk). Kepada siapa Habakuk menyampaikan kebingungannya dalam doa? (Kepada Tuhan).
Apakah Tuhan menjawab doa Nabi Habakuk? (Iya). Bagaimanakah keyakinan Nabi Habakuk kepada Tuhan? (Tuhan itu kekuatanku).
7. Saat mengerjakan kegiatan. Bagikan lembaran murid, minta anak-anak memerhatikan gambar sikap doa anak-anak. Tekankan bahwa semua sikap itu baik dan Tuhan Yesus senang. Bimbing mereka untuk menunjukkan sikap yang sering dilakukan dengan cara menarik garis.
8. Saat merapikan kelas. Ajaklah anak-anak merapikan kelas.
Penutup (5 Menit):
1. Tanyakan: Apakah yang diajarkan firman Tuhan hari ini? (Supaya kita rajin berdoa). Siapa yang mau rajin berdoa?
2. Ajaklah anak-anak menyanyikan lagu tentang doa.
3. Pimpin doa penutup.
4. Doronglah anak-anak agar rajin berdoa. Jabat tangan mereka dan ingatkan supaya Minggu depan datang lagi membawa teman.
5. Ingatkan kepada mereka juga untuk belajar ikut beribadah bersama dengan orang tuanya/guru Sekolah Minggu.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Nabi-nabi Kecil
Penulis: Obed Sri Sayekti
Penerbit: Lembaga Literatur Baptis, Bandung 2011
Halaman: 34 -- 38
MUTIARA GURU: ANAK-ANAK YANG BERDOA
Anak-anak bisa berdoa untuk diri mereka sendiri, untuk orang tua mereka dan keluarga mereka, teman-teman, sekolah, masalah dalam negeri dan luar negeri. Umur anak-anak dan pengalaman mereka tentang situasi yang mereka hadapi akan menentukan bagaimana mereka berdoa. Beberapa tahun yang lalu, saya benar-benar tergerak oleh doa seorang anak berumur empat tahun, yang mendoakan anak-anak jalanan di Guatemala -- tempat ia pernah berada di tengah-tengah mereka selama 3 tahun dan menjadi temannya.
Doa menolong kita untuk memikirkan orang lain. Doa dapat memunculkan hati yang peduli dalam diri anak-anak kita, membantu mereka menyadari orang lain dan kebutuhan mereka. Waktu mereka melihat kebutuhan orang lain dipenuhi lewat doa mereka, iman mereka pun bertumbuh.
Anak-anak juga belajar bahwa Allah bukanlah "Kakek Natal", dan Dia tidak memberi semua yang kita minta sesuai dengan apa yang kita inginkan. Allah mengetahui kebutuhan kita dan kebutuhan orang yang kita doakan. Akan tetapi, Dia adalah Allah yang menjawab doa, karena Dia menyuruh kita berdoa. Doa mengubah banyak hal. Yang mustahil menjadi mungkin. Doa adalah kerja sama kita dengan Allah.
Diambil dari:
Judul asli buku: 100 Creative Prayer Ideas For Children
Judul buku: 100 Ide Doa Kreatif untuk Anak-Anak
Penulis: Jan Dyer
Penerjemah: Denny Pranolo
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta, 2011
Halaman: 15 -- 16
Kontak: < binaanak(at)sabda.org >
Redaksi: Davida Welni Dana, Santi Titik Lestari, dan Melina Martha
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/binaanak >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >