______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
e-Reformed -- Roh Kudus: Oknum Ketiga Allah Tritunggal
Edisi 152/Mei 2014
DAFTAR ISI:
ARTIKEL: ROH KUDUS: OKNUM KETIGA ALLAH TRITUNGGAL
Dear e-Reformed Netters,
Selama bulan April -- Juni, kita merayakan empat peristiwa
berturut-turut yang sangat penting dalam sejarah kekristenan, yaitu
kematian Tuhan Yesus di kayu salib, kebangkitan Tuhan Yesus dari
kematian, kenaikan-Nya ke surga, dan penggenapan janji-Nya tentang
Penolong yang akan datang, yaitu Roh Kudus, yang jatuh tepat pada
Hari Raya Pentakosta. Dalam artikel bulan ini, kita akan melihat
kepada Pribadi ketiga Allah Tritunggal. Pribadi Allah yang peran-Nya
mungkin paling sering diremehkan oleh orang Kristen masa kini. Banyak
orang Kristen salah dalam mengenali Roh Kudus: mereka sering kali
menganggap bahwa Roh Kudus hanyalah kuasa dari Allah, keberadaan-Nya
dibatasi hanya pada munculnya fenomena-fenomena rohani yang
spektakuler, bahkan tidak jarang orang Kristen yang berusaha
mengendalikan atau bersikap tidak hormat kepada Roh Kudus. Banyak
juga lembaga gereja yang menuduh gereja lain "tidak ada Roh Kudusnya"
hanya karena tidak pernah menggunakan "bahasa roh" di dalam ibadah.
Artikel di bawah ini diambil dari buku berjudul "Allah Tritunggal"
yang ditulis oleh Pdt. Dr. Stephen Tong. Artikel ini berusaha
meluruskan pandangan orang Kristen terhadap Roh Kudus dengan
menunjukkan beberapa pengajaran yang salah mengenai Roh Kudus serta
memberikan bukti-bukti bahwa Roh Kudus adalah Pribadi, Oknum ketiga
dari Allah Tritunggal. Kiranya artikel ini dapat menjadi berkat bagi
kita semua. Soli Deo Gloria!
Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Teddy Wirawan
< teddy(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >
ARTIKEL: ROH KUDUS: OKNUM KETIGA ALLAH TRITUNGGAL
Pada waktu Yesus baru memulai pekerjaan-Nya sebagai Mesias, Dia
mengutip dari Kitab Yesaya, sebagai berikut:
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah
mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
telah datang." (Lukas 4:18-19)
Dalam ayat ini, kita melihat dengan jelas ketiga Pribadi: Allah Bapa
mengurapi Yesus Kristus dengan pengurapan Roh Kudus dan mengutus Dia
masuk ke dalam dunia. Hal yang sama terlihat dalam Kisah Para Rasul 10:38,
"yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia
dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling
sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis,
sebab Allah menyertai Dia."
Di sini, sekali lagi, muncul tiga Pribadi; Allah Bapa mengurapi Allah
Anak dengan Allah Roh Kudus. Yang mengurapi adalah Bapa, yang diurapi
adalah Kristus, dengan urapan Roh Kudus.
Pada waktu Yesus Kristus berada di dunia, Ia pernah mengajarkan
mengenai Roh Kudus kepada murid-murid-Nya. Dalam pengajaran-Nya itu,
dengan sangat jelas Ia memberitahukan beberapa sifat Roh Kudus yang
hanya dimiliki oleh Allah. Yesus pernah mengajar murid-murid-Nya
dengan berkata,
"Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan
diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan
diampuni." (Lukas 12:10)
Apa arti ayat di atas? Ada dua kemungkinan interpretasi yang salah
terhadap ayat ini, yaitu (1) Tafsiran yang salah menganggap Roh Kudus
lebih besar daripada Pribadi yang lain (Yesus Kristus, Anak Allah)
sehingga kalau berdosa terhadap Anak masih bisa diampuni, sedangkan
berdosa terhadap Roh Kudus tidak bisa diampuni lagi, sebab tingkatnya
lebih tinggi. (2) Roh Kudus mempunyai sifat yang lebih keras sehingga
tidak mau mengampuni kesalahan orang; sedangkan Pribadi yang lain
(Anak Allah) lebih bersifat rahmani, murah hati, dan suka mengampuni.
Walaupun kedua interpretasi di atas salah, tetapi paling tidak kita
mengetahui bahwa Roh Kudus mempunyai hak, kedudukan sebagai Allah
yang tidak bisa lebih rendah dari Pribadi yang lain (Anak Allah).
Siapakah Roh Kudus itu?
Dalam Wahyu yang progresif (Progressive Revelation) dan dalam
mengajarkan tentang Roh Kudus yang akan datang, Kristus sudah
memberitahukan beberapa sifat Roh Kudus yang penting berikut ini:
"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya," (Yohanes 14:16)
Ada Alkitab bahasa Indonesia yang tidak mencantumkan kata
"selama-lamanya" pada ayat ini. Kata ini memang tidak ada di dalam
Alkitab bahasa aslinya. Namun, kala yang dipakai (aorist tense) di
sini menunjukkan arti selama-lamanya. Jadi, sifat kekal dari Roh
Kudus dinyatakan oleh Tuhan Yesus di sini. Adakah, pernahkah, seorang
nabi atau seorang rasul yang hidup di dunia ini menyertai
murid-muridnya atau para pengikutnya sampai selama-lamanya? Tidak
ada. Jika demikian, siapakah Dia yang dijanjikan oleh Kristus kepada
mund-murid-Nya ini? Dalam ayat selanjutnya (ayat 17) dijawab:
"yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia
tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu
dan akan diam di dalam kamu."
Justru inilah yang membuat jaminan hidup kekal menjadi mungkin karena
Roh itu adalah Roh Pemberi Hidup, dan Roh itu akan bersama-sama
dengan kita untuk selama-lamanya. Itulah sifat kekekalan yang
dimiliki oleh Roh Kudus, sifat Allah, sifat yang tidak lebih kecil
daripada Anak. Sifat ilahi dari Roh Kudus juga diberitahukan di dalam
Yohanes 3:34:
"Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman
Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas."
Tidak terbatas adalah "ousia" atau sifat asasi dari Allah. Siapakah
yang tidak terbatas, selain Allah sendiri? Di sini, dikatakan bahwa
Roh Kudus tidak terbatas, berarti Roh Kudus mempunyai sifat yang
hanya ada pada Allah.
Sifat-sifat ilahi Roh Kudus muncul dalam banyak ayat lainnya. Hal ini
disangkal oleh aliran-aliran yang disebut Saksi Yehovah,
Unitarianisme, Monarchianisme, Modalistic Monarchianisme atau yang
disebut juga Sabelianisme, serta Liberalisme. Kita hanya akan
membahas sedikit mengenai Sabelianisme di sini karena secara tidak
disadari, ajaran ini sekarang sedang menjalar di Indonesia.
Sabelianisme mengajarkan bahwa Allah itu Esa, tetapi mereka tidak
percaya adanya tiga Pribadi. Mereka berusaha menjelaskan segala
indikasi yang menunjukkan bahwa Allah Tritunggal di dalam Alkitab
hanya sebagai semacam persona (Pribadi) yang diartikan sebagai
topeng. (Sangat disesalkan, bahwa istilah persone dalam bahasa Latin,
yang kemudian diterjemahkan menjadi person di dalam bahasa Inggris
dan menjadi pribadi dalam bahasa Indonesia, mula-mula mempunyai
pengertian topeng, yaitu topeng yang dipakai di dalam sandiwara.)
Maksudnya, seorang pelaku sandiwara dapat berperan sebagai dua atau
lebih tokoh dengan menggunakan topeng. Misalnya, pada babak pertama,
dia berperan sebagai orang tua dengan memakai topeng orang tua,
kemudian pada babak yang lain dia berperan sebagai anaknya sendiri
dengan memakai topeng seorang anak. Dengan demikian, seorang pelaku
dapat muncul beberapa kali dengan topeng yang berbeda-beda. Tentu
saja, para penontonnya tidak tahu; mereka tertipu oleh topeng-topeng
itu. Istilah persone inilah yang diambil oleh segolongan orang dan
mengartikannya sebagai topeng-topeng untuk memainkan peranan yang
berbeda-beda. Maka, golongan Sabelianisme merasa mudah untuk
mengartikan Allah Tritunggal, yaitu sebagai Allah Yang Esa yang
mempunyai tiga peranan: dalam zaman Perjanjian Lama, Allah berperan
sebagai pelaku pertama dengan memakai topeng Bapa; kemudian dalam
zaman Perjanjian Baru, Allah yang sama muncul dengan memakai topeng
Anak berperan sebagai Allah Anak; dan setelah Yesus naik ke surga,
Dia datang kembali dengan memakai topeng ketiga sebagai Roh Kudus.
Bandingkan dengan, misalnya: Pada waktu saya di mimbar, saya berperan
sebagai pengkhotbah; di rumah saya sebagai seorang ayah atau kepala
keluarga; pada waktu saya mengajar di sekolah saya sebagai seorang
guru atau dosen.
Itu bukan konsep Tritunggal, melainkan tunggal yang tritopeng,
triperanan atau tripelaku, dan trifungsi. Seorang pelaku yang
memerankan tiga tokoh dengan tiga topeng; kelihatannya seperti ada
tiga pelaku, padahal cuma seorang pelaku dengan tiga peranan.
Demikianlah Sabelianisme (dari seorang yang bernama Sabelius yang
hidup pada abad kedua) atau Modalistic Monarchianime menjelaskan
mengenai Tritunggal. Ajaran ini termasuk bidat, bukan ajaran
Tritunggal yang sesuai dengan Alkitab.
Di dalam Tritunggal, Pribadi Pertama bukan Pribadi Kedua, dan Pribadi
Kedua bukan Pribadi Ketiga. Berlainan Pribadi bukan berarti lain
Allah, melainkan tetap satu Allah; satu Allah mempunyai tiga Pribadi,
dan tiga Pribadi berada di dalam satu esensi Allah; inilah Tritunggal.
Jika kita menerima ajaran Sabelianisme, kita menerima bahwa ketika
Allah mengutus Anak-Nya di dunia, berarti Allah mengutus dan diutus
oleh diri-Nya sendiri karena pribadi yang bertopeng pertama itu
mengutus dirinya sendiri yang bertopeng kedua. Jadi, yang mengutus
adalah yang diutus. Kalau demikian, kita tidak bisa menghindarkan
diri dari kesalahan teologis yang lain, yang disebut
Patripachianisme, yaitu kesengsaraan Bapa sendiri. Maksudnya, pada
waktu Yesus Kristus disalibkan, berarti Allah Bapa yang dipaku karena
Bapa sedang memakai topeng Anak, datang ke dunia, dan disalibkan; Dia
sendiri yang mengalami penderitaan dan sampai mati. Kalau Pribadi
Pertama yang memakai topeng Pribadi Kedua itu mati, berarti Allah itu
mati; dan pada waktu Allah mati, siapakah yang menopang alam, semesta
ini? Teologi tidak semudah apa yang mungkin kita pikirkan. Bukankah
banyak orang tidak menyukai teologi; mereka lebih menyukai
khotbah-khotbah yang berisi banyak cerita, pengalaman, kesaksian,
yang enak dan mudah didengar, yang lucu-lucu, serta yang ajaib.
Tetapi, sadarkah kita bahwa orang-orang bidat yang menamakan diri
Saksi-saksi Yehovah telah mendapatkan 70% anggotanya dari Protestan
dan Katolik, Mormon 80%. Celakalah kalau gereja-gereja dan para
pemimpinnya tidak mengajarkan doktrin-doktrin yang benar dan penting
kepada anggota-anggotanya. Alkitab selalu memperingatkan,
"Peliharalah firman Tuhan! Peganglah ajaran-ajaran yang benar!
Bertekunlah di dalam pengajaran-pengajaran yang murni! Jangan
berkompromi, tetapi lawanlah ajaran-ajaran yang sesat! Pertahankanlah
ajaran yang benar sampai Tuhan Yesus datang kembali!" Sejarah sudah
menjadi guru besar bagi kita. Seorang filsuf Jerman bernama Hegel
pernah mengucapkan suatu kalimat yang mengejutkan, "Pelajaran
terbesar dari sejarah adalah bahwa manusia tidak menerima pengajaran
sejarah." Sejarah sudah mengajarkan kepada kita bahwa ajaran-ajaran
bidat sudah muncul; isi ajarannya dan cara munculnya sudah
dipelajari, namun manusia masih saja tidak waspada. Pintu selalu
dibiarkan terbuka sehingga generasi berikutnya juga ditelan oleh
ajaran-ajaran bidat itu. Mari kita menantang arus pengajaran yang
tidak beres di zaman ini dengan menanamkan ajaran-ajaran secara ketat.
Gnostiksisme dan Arianisme yang hanya mempertahankan Keesaan Allah
tanpa memedulikan kemungkinan adanya tiga Pribadi di dalam diri Allah
Yang Esa itu, akhirnya jatuh kepada kepercayaan terhadap Yesus yang
moralis saja, tanpa bersifat ilahi, dan menganggap Roh Kudus sebagai
yang tidak berpribadi. Mereka tidak mau memerhatikan kesaksian
Alkitab yang demikian banyak mengenai ketiga Pribadi Allah.
Apakah Roh Kudus hanya kuasa? Apakah Roh Kudus hanya semacam prinsip?
Apakah Roh Kudus berpribadi? Yang disebut pribadi paling tidak
mempunyai tiga unsur: (1) Unsur rasio, sehingga dapat berpikir serta
mempunyai pengertian akan kebenaran; (2) Unsur emosi, sehingga bisa
mencintai, membenci, sedih, berduka, sukacita, dan sebagainya; (3)
Unsur kemauan, sehingga mempunyai kebebasan untuk bertindak menurut
kemauan yang ada. Jika demikian, apakah Roh Kudus hanya semacam
embusan angin atau kuasa, atau prinsip pekerjaan Allah saja? Ataukah
sebaliknya, Roh Kudus adalah satu Pribadi?
Alkitab memberikan penjelasan mengenai Roh Kudus di dalam ayat-ayat berikut:
A. Roh Kudus adalah Kebenaran
"Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus
Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah.
Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran." (1
Yohanes 5:6)
Yesus Kristus pernah berkata, "Akulah Kebenaran," maka kebenaran yang
ada pada Kristus itu menjadi "ousia" ilahi. Demikian juga, kebenaran
yang ada pada diri Roh Kudus itu pun menjadi "ousia" ilahi, sebab Roh
Kudus adalah kebenaran. Lain halnya jika kita memikirkan mengenai
kebenaran, maka kita hanya sebagai orang yang berhak untuk mempunyai
dan melakukan fungsi intelek memikirkan tentang kebenaran. Namun, Roh
Kudus adalah diri Kebenaran itu sendiri. Roh Kudus bukan saja
berintelek, tetapi juga menjadi sumber segala intelek. Roh Kudus
bukan hanya mempunyai rasio, tetapi juga merupakan Sumber segala
rasio yang benar karena Dia adalah Kebenaran itu. Bukan saja
demikian, Roh Kudus adalah Roh yang mewahyukan kebenaran, dan Roh
yang memimpin masuk ke dalam segala kebenaran.
"yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia
tidak dapat melihat Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, Sebab Dia
menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu" (Yohanes 14:17).
"Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh
Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku." (Yohanes 15:26)
"Tetapi apabila Dia datang, yaitu Roh Kebenaran, Dia akan memimpin
kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Dia tidak akan berkata-kata
dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah
yang akan dikatakan-Nya dan Dia akan memberikan kepadamu hal hal yang
akan datang." (Yohanes 16:13)
Roh Kebenaran bukan saja mempunyai kebenaran pada diri-Nya, tetapi
Dia adalah diri kebenaran itu sendiri; bukan saja diri kebenaran,
tetapi Dia juga adalah Pewahyu kebenaran; bukan saja Pewahyu
kebenaran, tetapi juga yang memimpin pikiran manusia masuk ke dalam
kebenaran. Dia bukan saja mempunyai rasio, tetapi Dia adalah Sumber
dari semua makhluk yang berasio. Inilah unsur pertama yang dimiliki
Roh Kudus, yang menunjukkan Dia adalah satu Pribadi, yaitu rasio.
B. Roh Kudus Memiliki Emosi
Roh Kudus mempunyai kasih, dan kasih Allah dicurahkan kepada kita
justru melalui Roh Kudus.
"Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah
dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan
kepada kita." (Roma 5:5)
Roh Kudus juga bisa merasa sedih dan berduka, sebagaimana tertulis di
dalam Efesus 4:30,
"Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan."
Apa yang dimaksud mendukakan Roh Kudus di sini? Ini berarti membuat
Dia sedih dan susah karena ketidaktaatan manusia. Sebagaimana seorang
ibu yang penuh kasih sayang sedih melihat anaknya yang tidak taat
kepadanya, demikianlah Roh Kudus menjadi sedih apabila kita tidak
taat kepada-Nya karena Dia dikaruniakan kepada setiap orang yang
percaya; Roh Kudus menjadi materai dan berdiam di dalam diri setiap
orang yang sungguh-sungguh telah diperanakkan kembali oleh-Nya sendiri.
C. Roh Kudus Memiliki Kemauan, Kebebasan, Ketetapan
"Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami supaya kepada
kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu
ini." (Kisah Para Rasul 15:28)
Ayat ini mengenai larangan makan daging yang sudah dipersembahkan
kepada berhala dan daging dari binatang yang mati lemas, larangan
minum darah, serta percabulan. Ini adalah keputusan Roh Kudus dan
rasul-rasul. Jadi, kita melihat, Roh Kudus mempunyai kemauan untuk
mengambil keputusan. Roh Kudus bukan hanya kuasa, gerakan, atau
prinsip kerja Allah; Roh Kudus adalah satu Pribadi yang mempunyai
kemauan serta kemampuan memberikan keputusan atau ketetapan.
"Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah." (Roma
8:14) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus
dari hukum dosa dan hukum maut." (Roma 8:2)
Roh Kudus, bukan saja memberikan keputusan bagi manusia, tetapi juga
memimpin manusia. Roh Kudus bukan saja memimpin manusia, tetapi juga
memberikan kebebasan kepada manusia sehingga di tempat Roh Kudus
berada, di situ juga ada kebebasan. Roh Kudus bukan saja mempunyai
kebebasan memimpin manusia masuk ke dalam manusia, tetapi juga
memimpin manusia masuk ke dalam kebebasan. Roh Kudus juga mengutus
orang untuk melayani Tuhan. Misalnya, Roh Kudus mengutus Barnabas dan
Saulus dari Antiokhia untuk mengabarkan Injil keluar:
"Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa,
berkatalah Roh Kudus,'Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk
tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.'" (Kisah Para Rasul 13:2)
Pengutusan itu direncanakan dan ditetapkan oleh Roh Kudus. Roh Kudus
bukan saja memberikan pimpinan positif, namun kadang-kadang juga
memberikan pimpinan negatif. Roh Kudus bisa merintangi seseorang pada
saat-saat dan di tempat-tempat tertentu dalam hal tertentu. Misalnya,
Roh Kudus mencegah Paulus dan Silas untuk memberitakan Injil di Asia
karena Roh Kudus ingin agar mereka memberitakan Injil ke Makedonia
yang menjadi pintu gerbang untuk Injil masuk ke daratan Eropa (Kisah
Para Rasul 16:6-12).
Siapakah Roh Kudus? Jika Roh Kudus bukan Pribadi, bagaimanakah Dia
dapat mengambil keputusan, bagaimanakah Dia dapat mengutus,
bagaimanakah Dia dapat membebaskan kita dan memimpin kita masuk ke
dalam kebebasan? Roh Kudus adalah satu Pribadi, yaitu Pribadi Ketiga
dari Allah Tritunggal.
Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Allah Tritunggal
Judul bab: Roh Kudus Oknum Ketiga Allah Tritunggal
Penulis: Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1993
Halaman: 75 -- 85
Kontak: reformed(at)sabda.org
Redaksi: Teddy Wirawan, Yulia Oeniyati, dan Ryan
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
---
This email is free from viruses and malware because avast! Antivirus protection is active.
http://www.avast.com
______________________________e-Reformed______________________________
Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
Kontak Redaksi: < reformed(a t)sabda.org >
Untuk mendaftar: < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Arsip e-Reformed: < http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed >
SOTeRI: < http://soteri.sabda.org/ >
Situs YLSA: < http://www.ylsa.org/ >
Situs SABDA Katalog: < http://katalog.sabda.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________