Renungan Harian & Leadership Kristen
| Renungan | Bina | Bio | Buku | Doa | E-JEMMi | Kisah | Konsel | Leadership | Wanita | Humor |

Wednesday, February 19, 2014

[i-kan-binaanak] [e-BinaAnak] Mengajar Anak untuk Mengampuni (II) -- Edisi 671/Februari 2014

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com

e-BinaAnak -- Mengajar Anak untuk Mengampuni (II)
671/Februari/II/2014

Salam damai dalam Kristus,

Karakter pengampun merupakan karakter yang ditumbuhkan oleh Roh Kudus, baik melalui firman Allah maupun perantaraan manusia. Untuk itu, sebagai para pelayan anak ataupun sebagai orang tua, sudah seharusnya kita mengerti konsep yang benar tentang pengampunan seturut firman Tuhan agar kita bisa menjadi teladan bagi anak-anak. Masa kanak-kanak menjadi masa terbaik untuk menerima pengajaran dan teladan tentang pengampunan. Apabila selama ini Anda mengalami kesulitan dalam memberi teladan mengampuni kepada anak-anak, bacalah tip e-BinaAnak edisi ini dan aplikasikanlah dalam kehidupan Anda sehari-hari. Kami percaya bahwa dengan pertolongan Roh Kudus, kita semua dapat mengampuni orang lain dengan tulus, dan bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak,
Santi T.
< http://pepak.sabda.org/>


Bukalah mata, sadarilah bahwa setiap jiwa di sekeliling kita, siapa pun mereka, amatlah berharga.


TIP: KETERAMPILAN UNTUK MENGAMPUNI

Salah satu karakter yang penting dimiliki adalah karakter pengampun. Relasi kita dengan Tuhan berpijak pada pengampunan yang dianugerahkan-Nya lewat pengorbanan-Nya di kayu salib. Itu sebabnya, Tuhan Yesus pernah mengatakan dengan tegas, bila kita tidak mengampuni orang, Bapa di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan kita.

Apakah karakter pengampun merupakan karakter yang tumbuh begitu saja, tanpa keterlibatan peran manusia sama sekali? Karakter pengampun adalah karakter yang ditumbuhkan oleh Roh Kudus, baik secara internal (melalui firman Allah) maupun secara eksternal (melalui manusia). Dengan kata lain, Tuhan memakai kita untuk saling menumbuhkan karakter pengampun. Berikut ini adalah cara untuk menumbuhkan dan memiliki karakter pengampun:

1. Masa terbaik untuk mempelajari karakter pengampun adalah masa kecil. Pada masa pertumbuhan, jiwa masih lunak dan mudah dibentuk. Selain itu, apa pun yang dipelajari pada masa kecil, cenderung bertahan sampai dewasa. Jadi, orang yang paling berkesempatan mengajarkannya adalah orang tua. Karena orang tua adalah orang yang paling terlibat dalam diri anak, orang tua adalah orang yang paling berpengaruh besar dalam pertumbuhan karakter anak.

Salah satu cara yang mungkin paling efektif bagi orang tua dalam mengajarkan sifat pengampun kepada anak adalah melalui contoh langsung yang berkaitan dengan si anak sendiri. Misalnya, saat anak melakukan kesalahan, daripada langsung menghukumnya, orang tua dapat menanyakan dengan teliti apa yang terjadi dan mengapa sampai terjadi. Setelah itu, orang tua dapat menanyakan perasaan si anak. Jika anak menyatakan penyesalannya, orang tua dapat mengatakan bahwa kesalahannya diampuni dan ia tidak akan dihukum. Hal ini tidak berarti bahwa setiap kali anak berbuat kesalahan, orang tua terus membebaskannya dari penghukuman. Ada kalanya kita tetap harus memberinya sanksi supaya ia dapat mengembangkan sifat bertanggung jawab.

Sewaktu mengajarkan tentang karakter pengampun, kita pun mesti menghubungkannya dengan kemarahan dan dendam. Ketika disakiti, kita bereaksi marah, dan ada kecenderungan alamiah untuk membalas menyakiti. Kita dapat menjelaskan bahwa reaksi ini merupakan reaksi wajar dan manusiawi. Jadi, langkah pertama yang perlu disampaikan kepada anak adalah bahwa mengampuni merupakan sikap mengakui rasa sakit dan marah yang timbul.

2. Menahan diri untuk tidak membalas, sebagai wujud ketaatan kita kepada perintah Tuhan. Tuhan telah mengambil alih hak untuk membalas karena Ia adalah satu-satunya Hakim yang Adil. Dengan kata lain, hanya Tuhan yang dapat membalas dengan tepat. Tuhan pun meminta kita untuk menyerahkan masalah pembalasan ini kepada-Nya sebab Ia adalah Pembela kita. Ia tidak akan tinggal diam dan pasti akan bertindak.

3. Berdoalah bagi orang yang telah menyakiti Anda. Tuhan Yesus memerintahkan, "Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:45). Kita perlu menjelaskan kepada anak bahwa berdoa merupakan awal, sekaligus kekuatan, untuk mengampuni.

4. Miliki hati yang penuh kasih. Firman Tuhan mengingatkan tentang kasih Allah yang tak terbatas, "Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Matius 5:45)

Kita harus menekankan kepada anak untuk tidak menyoroti kelemahan orang, melainkan lebih memfokuskan pada kebaikannya, tidak cepat marah terhadap sikap orang, melainkan berusaha untuk mengerti mengapa ia bersikap seperti itu, serta memberi kesempatan kepada orang untuk belajar dari kesalahannya. Sikap seperti ini akan memudahkan kita untuk mengampuni orang. Sebaliknya, bila hati cepat marah dan tersinggung, kritis terhadap kelemahan orang, serta menuntut orang untuk bersikap seperti yang kita inginkan, kita pun akan mengalami kesukaran untuk mengampuni.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: TELAGA
Alamat URL: http://www.telaga.org/audio/keterampilan_untuk_mengampuni
Penulis: Pdt. Paul Gunadi
Tanggal akses: 25 November 2013


BAHAN MENGAJAR: PENGAMPUNAN

Persiapan:
1. Dua buah kain atau tali.
2. Dua orang sukarelawan.

Kegiatan:

Mintalah seseorang untuk membacakan ayat-ayat berikut ini.

Matius 6:14-15, "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

Markus 11:25, "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."

Mintalah seorang sukarelawan untuk berperan sebagai seseorang yang memerlukan pengampunan dari orang lain. Ikatlah tangan orang tersebut secara longgar dengan tali atau kain. Kemudian, orang ini terus meminta pada sukarelawan yang lain: "Maafkanlah aku," sambil meminta ikatan di tangannya dilepaskan. Orang yang lain itu setiap kali harus menjawab, "Tidak mau." Setiap kali orang ini menolak untuk mengampuni, lilitkan tali satunya ke tangan orang itu, sampai ia juga terikat (jangan terlalu kencang).

Tanyakan: "Apa yang ditunjukkan oleh hal ini bila kita tidak mau mengampuni?"

Sekarang bacalah dan renungkan: Lukas 23:33-34.

Jika kita perhatikan, sangat ironis sementara orang yang menolak untuk mengampuni terikat tangannya, tetapi Dia yang mengampuni kejahatan yang paling mengerikan dalam sejarah malah dengan rela dipaku tangan-Nya.

Ucapan Syukur:
- Engkau menanggung penghinaan, penolakan, dan penderitaan terbesar yang dapat diberikan manusia terhadap-Mu, tetapi Engkau mengampuni.
- Pengampunan-Mu total, tuntas, dan tak berkesudahan bagi pendosa yang bertobat.
- Teladan-Mu membebaskan kami agar mampu mengampuni orang lain.

Ayat Emas:
Ibrani 8:12
Allah mengampuni dan melupakan!

Mazmur 103:12
Sekali Allah mengampuni kita, rasa bersalah akibat dosa yang sudah lalu tidak perlu kembali menghantui kita.

1 Yohanes 1:9
Ketika kita mengizinkan-Nya, melalui pengakuan dan pertobatan, Allah tidak hanya akan mengampuni, melainkan juga membersihkan kita dari segala perbuatan dan masa lalu kita yang menyebabkan kita tersandung, sehingga kita dapat hidup dalam kebebasan dan kebenaran.

Lagu:
Pilihlah lagu yang sesuai dengan tema pengampunan.

Kutipan:
Pengampunan adalah aroma harum dari bunga yang hancur terinjak, yang menempel pada tumit orang yang menginjaknya. -- 14,000 Quips and Quotes oleh E.C. McKenzie (Baker, 1980).

Doa:
Bapa, kami bersyukur atas kuasa pengampunan-Mu. Terima kasih karena pengampunan-Mu telah mengubahkan kami dari orang yang bersalah, budak dosa, menjadi anak-anak Allah yang bebas, diampuni, dan dikasihi. Biarlah kuasa pengampunan-Mu secara penuh senantiasa menuntun kami kepada kepenuhan hidup dalam Kristus. Amin.

Penerapan:
Pengampunan memang diberikan secara cuma-cuma. Namun, kita perlu melakukan hal yang sama pada orang lain, seperti yang Allah lakukan pada kita. Adakah orang yang perlu kita ampuni agar kita masuk dalam pengampunan Allah secara penuh? Jika ya, renungkan sekali lagi apa kesalahan Anda yang sudah diampuni, dan sikap mengampuni yang Yesus tunjukkan kepada mereka yang membunuh-Nya, dan kemudian ucapkanlah pengampunan kepada mereka yang telah berbuat salah pada Anda. (Mungkin ini lebih baik dilakukan nanti, secara pribadi, dengan seorang kawan atau konselor yang dapat dipercaya.)

Diambil dan disunting dari:
Judul asli buku: 50 Worship Ideas for Small Groups
Judul buku: Pujilah TUHAN Hai Jiwaku!
Penulis: Stuart Towned dan Morgan Lewis
Penerjemah: Vera Setyawati
Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2006
Halaman: 185 -- 188


MUTIARA GURU: HATI YANG MAU MENGAMPUNI

Selama berlangsungnya perang di Kosovo pada tahun 1999, tiga tentara Amerika ditangkap dan disandera selama lebih dari satu bulan. Setelah dilakukan negosiasi yang menegangkan, didapatlah suatu kesepakatan dan tawanan pun dibebaskan.

Roy Lloyd adalah seorang utusan yang menjamin pembebasan ketiga tentara itu. Ia melaporkan, "Ketiga tentara muda itu sangat religius. Salah seorang dari mereka, Christopher Stone, tidak bersedia pergi sebelum diizinkan menemui tentara yang menjaganya selama ia ditawan, dan berdoa untuknya."

Tentara muda tersebut memahami prinsip-prinsip yang diajarkan Yesus. Ia bisa saja marah terhadap keadaan yang dialaminya dan membenci orang yang menangkapnya. Ia bisa saja memenuhi hatinya dengan kebencian dan dendam. Ia bisa saja terbakar oleh api kemarahan karena segala kesulitan yang dialaminya. Namun dengan menaati perintah Yesus (Matius 5:44) serta teladan Paulus dan Silas di Filipi (Kisah Para Rasul 16:25-34), ia mengampuni orang yang menawannya bahkan melayaninya.

Di dunia ini, balas dendam merupakan hal yang wajar. Namun orang-orang percaya dipanggil untuk melakukan hal yang berbeda. Kita harus berdoa untuk orang-orang yang menganiaya kita, mengampuni mereka, dan melayani mereka.

Prinsip-prinsip Yesus memang merupakan suatu tantangan bagi para pengikut-Nya, namun dengan pertolongan Roh Kudus yang hidup di dalam kita, kita dapat memilih untuk memiliki hati yang mau mengampuni.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Alkitab SABDA
Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=3104
Penulis: DCE
Tanggal akses: 18 Oktober 2013


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Miliki Blog atau Website Sendiri
Dapatkan Panduannya
Hubungi : 0813 5643 8312 - 0857 5737 8151 - 0431 8013154
Format SMS : Panduan Isi Pesan
Klik Demo / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
atau pilih template :
Klik, Pilih & Pesan Sekarang / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
G R A T I S
The Christian Blog @ 2011 - 2012
Designer : Joni Wawoh, SH
hostgator promo