----Email Diteruskan----
Dari: doa@sabda.org
Kepada: i-kan-buah-doa@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 6 Jul 2013 16:30 Waktu Terang Hari Pasifik
Judul: [40-Hari-2013] Suku Melayu Riau/[09]
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- MINGGU, 7 JULI 2013
SUKU MELAYU RIAU
Provinsi Riau, terletak di bagian tengah Pulau Sumatera. Sebelah Utara provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Meskipun sebagian besar penduduk Melayu Riau hidup di Pulau Sumatera, banyak Suku Riau lain yang tinggal di pulau-pulau kecil yang membentuk kepulauan Riau. Dua pulau yang paling berkembang dalam gugusan pulau itu adalah Pulau Batam dan Pulau Bintan, yang hanya berjarak sekitar 30 -- 45 menit jika ditempuh menggunakan kapal dari Singapura.
Sejauh ini, suku terbesar dan yang paling dominan di provinsi ini adalah Suku Melayu Riau, tetapi ada pula suku-suku lain yang tinggal di antara mereka. Setiap suku ini menjaga kebudayaan mereka dengan baik. Kelompok pendatang yang memiliki andil cukup besar di Provinsi Riau adalah Suku Minangkabau, Jawa, dan Tionghoa. Bahasa Melayu Riau adalah bagian dari rumpun Bahasa Melayu. Melayu Riau sendiri mempunyai dua dialek, dialek Melayu Riau yang digunakan di Pulau Sumatera, dan dialek yang mereka gunakan di Kepulauan Riau dan di daerah pesisir pantai. Bahasa Melayu Riau terekam dengan baik dalam puisi-puisi tradisional, peribahasa lokal, mantra-mantra, cerita legenda, dan kisah-kisah roman, serta bentuk-bentuk ekspresi lainnya yang mereka gunakan untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Seperti apa kehidupan mereka?
Orang Melayu Riau umumnya bermatapencaharian nelayan dan petani. Bagi orang-orang Melayu Riau yang hidup di Kepulauan Riau, mereka lebih mengandalkan laut daripada tanah mereka. Teknologi pertanian mereka sangat terbatas, itulah sebabnya metode pertanian yang mereka miliki sangat tidak efisien. Masyarakat Melayu Riau tinggal di rumah-rumah kayu yang dibangun di atas tiang pancang di sepanjang sungai atau di pesisir pantai. Ada pula yang tinggal di atas rumah-rumah perahu yang selain berfungsi sebagai tempat tinggal, juga dapat berfungsi sebagai tempat berjualan. Secara historis, orang Melayu Riau mengikuti sistem keturunan bilateral, yaitu sistem keturunan yang dapat ditelusuri dari garis ayah maupun garis ibu. Akan tetapi, ada pula yang menganut sistem patrilineal (yang merupakan hasil dari pengajaran agama Islam di wilayah ini) dan juga sistem matrilineal (yang merupakan pengaruh dari adat istiadat Minangkabau). Dalam adat mereka, sebuah keluarga
terdiri dari pasangan suami istri dan seorang anak yang belum menikah.
Apa kepercayaan mereka?
Kepercayaan Suku Melayu Riau dipengaruhi oleh pengajaran Islam, Hindu, Buddha, sekaligus kebudayaan Barat. Pengaruh Islam dalam Suku Melayu Riau dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari mereka. Para orang tua lebih mementingkan pendidikan agama daripada pendidikan formal, terutama saat anak-anak mereka berada di sekolah dasar. Pada saat yang sama, dalam adat masyarakat mereka juga terdapat praktik-praktik yang menonjolkan keterikatan kepada kepercayaan-kepercayaan asli, misalnya penggunaan jampi-jampi untuk mengusir roh-roh jahat. Seorang dukun (dalam bahasa mereka biasa disebut 'bomo') biasanya dimintai pertolongan untuk mengusir roh jahat yang dipercaya menjadi penyebab segala macam penyakit.
Apa kebutuhan mereka?
Orang Melayu Riau membutuhkan teknologi pertanian yang tepat untuk mengolah tanah mereka. Infrastruktur komunikasi dan transportasi laut juga sangat mereka butuhkan. Mereka juga membutuhkan akses kepada pelayanan medis dan bidang yang lebih memadai lagi. Standar hidup orang-orang Melayu Riau berada jauh di bawah standar hidup yang bisa dinikmati oleh para pendatang di Provinsi Riau. Yang lebih ironis, Provinsi Riau justru menjadi provinsi yang memberi pemasukan terbesar kedua bagi pemerintah pusat setelah Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, tanah mereka juga seolah-olah dirampas oleh perusahaan perkebunan yang menjamur di sekitar Riau. Pembakaran hutan dan lahan gambut juga terjadi setiap tahun karena itulah cara mereka membuka lahan pertanian baru. Oleh sebab itu, komunitas Melayu Riau memerlukan orang-orang yang mau bekerja sama dengan mereka untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam bidang ekonomi, hukum, dan teknik-teknik konservasi alam. (t/Yudo)
Berikut ini adalah beberapa referensi yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui lebih jauh tentang Suku Melayu Riau, dan beberapa media untuk melakukan penginjilan kepada suku ini.
1. Suku Riau: http://misi.sabda.org/suku_riau
2. Melayu Riau: http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Riau
3. Alkitab Audio Bahasa Melayu Riau: http://globalrecordings.net/id/language/5094
4. Audio Visual Bible Lesson dalam Bahasa Riau: http://globalrecordings.net/id/program/C80613
POKOK DOA
1. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus untuk kehidupan Suku Melayu Riau yang masih terikat dengan kepercayaan-kepercayaan yang berhubungan dengan roh jahat. Doakan agar Suku Melayu Riau dapat mendengar Injil dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
2. Doakanlah kepada Tuhan Yesus agar Suku Melayu Riau memiliki teknologi pertanian yang tepat dan efisien untuk mengolah tanah mereka. Doakan pula agar kebutuhan akan infrastruktur, sarana transportasi laut, dan pelayanan medis dapat terpenuhi untuk meningkatkan kehidupan Suku Melayu Riau.
3. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus agar Suku Melayu Riau dapat menjalin kerja sama dengan orang-orang yang tepat sehingga kehidupan bidang ekonomi, hukum, dan teknik konservasi alam dapat terus mengalami peningkatan.
Diambil dan diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/people-profile.php?peo3=14556&rog3=ID
Judul asli artikel: Malay, Riau of Indonesia
Penulis: --
Tanggal akses: 17 Mei 2013
Kontak: doa(at)sabda.org