Renungan Harian & Leadership Kristen
| Renungan | Bina | Bio | Buku | Doa | E-JEMMi | Kisah | Konsel | Leadership | Wanita | Humor |

Monday, December 31, 2012

[i-kan-binaguru] Senyum ibu

---------------------------------------------------------------------   e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU     ---------------------------------------------------------------------   

Senyum ibu

Ibuku yang malang dalam menjalani kehidupannya dunia,tetapi menyambut Tuhan dengan senyum bahagia.Itulah yang membuatku kagum melihatnya. Saat kami masih usia SD,ayahku menikah lagi dengan teman satu kantornya,  dan sejak saat itu ayah tidak pernah mengirimkan belanja kami. Akibat perilaku ayah ini,pendidikan kedua abangku terbengkalai dan hanya tamat SMP. Selanjutnya kedua abangku  hidup sebagai preman dan bergaul dengan anak-anak jalanan dan sering memeras pedagang kaki lima. Kalau permintaannya tidak dipenuhi,maka abangku ini tidak segan-segan membuat keributan. Melihat tingkah abangku ini,seseorang mebunuhnya saat dia tidur di pos hansip. Kematian ini membuat kami semakin sedih. Bibir ibuku terkatub rapat tidak mampu berkata-kata,kecuali air mata melelh membanjiri kedua pipinya. Dia pasrah saja menerima kenyataan ini.

Pada saat pemakaman, saya melihat ayah,tetapi setelah acara selesai,ayahku langsung kabur tanpa bertegur sapa dengan mama dan kami anak2nya.Ibu yang terbeban mencari nafkah kami sehari-hari . Sepanjang hidup ibuku,kesesakan, pergumulan yang sulit dihadapinya dengan tabah tanpa bersungut-sungut. Dia berhasil mengalahkan kehendak dunia. Karena belanja kami tidak pernah dikirim,maka ibuku bekerja sebagai pembantu. Hasil itulah disisihkan untuk membiayai sekolahku hingga tamat SMU. Setiap malam kami berdua tidak lupa bersaat teduh dan berdoa. Hanya kami berdua saja di rumah karena abangku yang satu lagi bekerja sebagai sopir angkot bila sopir utama berhalangan. "Jangan pikirkan aku mama"aku bisa mencari kebutuhanku sendiri"." Adikku Simon harus bisa bersekolah". Kata-kata abangku ini menumbuhkan semangat bagiku untuk giat belajar. Tamat SMU,saya diterima di sebuah perusahaan swasta. Sorenya aku melanjutkan kuliah mengambil D3,sedangkan mama masih  bekerja sebagai pembantu.
 
Tak lama kemudia,ketenangan kami terusik mendengar ayahku sakit dan isteri mudanya meninggalkannya begitu saja. Dia tidak peduli lagi setelah  uangnya terkuras habis membiayai isteri muda. Ayah minta kembali kerumah  kami. Hatiku berontak menolaknya.Dalam hati aku berkata:"Rasakan akibat perbuatan ayah",Aku mengusulkan kepada mama,agar tidak mau menerima kehadiran ayahku.Dia sudah cukup lama menyakiti  kami. "Simon,jangan simpan dendam dalam hatimu","Aku sendiri sudah siap menerima kenyataan ini"."Dia adalah ayah kandungmu dan suamiku juga". Kata-kata ibu membuatku menangis. Sungguh mulia hati ibuku ini. Ayah akhirnya kembali kerumah dalam keadaan lumpuh. Ibu mengurusnya tanpa bersungut-sungut.Ayahku masih  sempat merasakan "kasih"dari ibu. "Maafka aku ma,aku sudah membuatmu menderita cukup lama". Sebulan kemudia ,ayahku meninggal dunia.
 
Dari peristiw-peristiwa yang kami alami ,membuat ibu semakin bergantng kepada kekuasaan Tuhan. Dia tidak pernah  berhenti memuji Tuhan sebelu tidur. Karena kekuatan dari Tuhanlah aku bisa melewati kesulitan hidup ini. Pada usia 65 tahun,ibu jatuh sakit.Dia menolak dirawat di rumah sakit. "Aku sudah biasa nak, mengalami kepedihan dan saya anggap ini cara Tuhan untuk membuatku selalu bergantung kepada Tuhan>Saya nggak usah dibawa kerumah sakit. Aku sudah cukup bahagia bila setiap malam kita dapat bernyanyi bersama memujiNya">Demikianlah jawaban ibuku yang kukasihi ini. Melihat kondisi ibuku yang semakin parah,siang itu dia meraih tanganku untuk berdoa bersama dan dia mau mengucapkan kata-kata perpisahan buat kami . Dia berkata:"Anak-anakku,jangan takut menghadapi kesulitan.Berserulah kepada Tuhan dan Dia pasti menguatkanmu. Kami saling  memaafkan dan setelah membaca Firman Tuhan dari Maz,91,ibuku tertunduk dan menutup mata selama-lamanya.Wajahnya menunjukka senyum bahagia . Ibuku yang malang sepanjang hidup,menyambut Tuhan dengan senyum bahagia. "Selamat jalan  mama".Kami ikut bersukacita dan sampai ketemu lagi di rumah Bapa di Surga.
 
Teman-teman,apakah anda mau mengampuni orangtua yang mengukir kepahitan dalam hidupmu. Ibu ini adalah salahsatu contoh yang mampu mengampuni suaminya,sehingga dia memperoleh  sukacita abadi. Dia meninggal dengan tersenyum.
NB:Kisah yang saya tulis ini adalah kisah nyata dialami oleh tetangga kami di Perumnas 2 Bekasi.
Selamat tahun Baru 2013.
Walz

---------------------------------------------------------------------    Bergabung kirim e-mail ke:         Berhenti kirim e-mail ke:        Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaGuru   ---------------------------------------------------------------------   
Miliki Blog atau Website Sendiri
Dapatkan Panduannya
Hubungi : 0813 5643 8312 - 0857 5737 8151 - 0431 8013154
Format SMS : Panduan Isi Pesan
Klik Demo / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
atau pilih template :
Klik, Pilih & Pesan Sekarang / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
G R A T I S
The Christian Blog @ 2011 - 2012
Designer : Joni Wawoh, SH
hostgator promo