Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
Bio-Kristi -- Christmas Evans
Edisi 105/Desember 2012
DAFTAR ISI
RENUNGAN: SANG MESIAS LAHIR
KARYA: CHRISTMAS EVANS
KOMUNITAS BIO-KRISTI: RAJA YANG KEJAM
Salam sejahtera,
Menjadi seorang pengkhotbah memiliki tanggung jawab yang besar. Jika ia terlalu mengikuti keinginannya dan dikontrol oleh logika, ia bisa menyimpang dari kebenaran Tuhan dan tersesat. Hanya karena anugerah Tuhan saja, jika pada akhirnya ia bisa kembali kepada Tuhan. Demikianlah yang terjadi pada Christmas Evans. Simaklah sepak terjangnya dalam merintis gereja dan segala problem rohani yang dialaminya, dalam edisi ini. Dalam edisi ini pula, segenap redaksi Bio-Kristi mengucapkan, "Selamat hari Natal 2012 dan Tahun Baru 2013" untuk Anda. Kiranya damai Natal semakin membuat kita menyala-nyala memberitakan Kabar Baik bagi dunia. Tuhan memberkati.
Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org >
"Lihatlah aku dalam khotbah-khotbahku; aku hanyalah reruntuhan. Lihatlah aku di dalam Kristus, aku sudah berada di surga dan memperoleh keselamatan." Christmas Evans -- Pengkhotbah
RENUNGAN: SANG MESIAS LAHIR
Bacaan Alkitab: Mikha 5:1-4a, Titus 2:11-15, dan Lukas 2:1-20
Pendahuluan
Biasanya, saat seorang anak lahir dalam satu keluarga, ada suasana gembira dalam keluarga itu. Dan, berita gembira itu pasti akan merambat ke seluruh sanak saudara, bahkan juga teman-teman dekat. Tetapi, lain halnya ketika Yesus lahir. Allah memberi tahu para gembala di padang Efrata -- yang bukan sanak keluarga ataupun handai tolan dari Yusuf dan Maria -- untuk bersukacita bersama mereka (Lukas 2:8-14). Untuk mempersiapkan kedatangan Sang Mesias, Allah memakai banyak orang maupun malaikat.
Isi Khotbah
1. Allah Memakai Nabi-Nabi Perjanjian Lama
Ayat-ayat yang kita baca dalam Kitab Mikha hanyalah merupakan salah satu dari sekian banyak janji Allah kepada umat-Nya, yang menyatakan bahwa Ia akan mengirimkan seorang Juru Selamat. Betapa cermatnya Nabi Mikha menubuatkan tentang tempat di mana Juru Selamat itu akan dilahirkan (Mikha 5:1). Padahal, nubuat ini disampaikan Mikha 700 tahun sebelum Yesus lahir.
2. Allah Memakai Para Gembala
Para gembala yang hidupnya sederhana sudah biasa mengerjakan pekerjaan mereka sendirian di padang penggembalaan. Mereka tidak pernah memikirkan sesuatu yang luar bisa akan terjadi. Tetapi, tiba-tiba sesuatu yang sangat ajaib terjadi. Seorang malaikat Tuhan tiba-tiba muncul di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka. Mereka sangat ketakutan, sementara malaikat itu memberitakan tentang kelahiran Yesus, Sang Juru Selamat, dan menjelaskan di mana dan apa ciri-ciri Bayi Yesus yang baru lahir itu. Juga, tampak sejumlah besar bala tentara surga memuji Allah.
Semua peristiwa ajaib itu membuat para gembala tertarik untuk segera datang dan melihat bayi Yesus. Allah juga tetap berbicara kepada Anda pada hari ini tentang Yesus, Sang Juru Selamat. Apakah Anda juga -- sama seperti para gembala itu -- segera menanggapi berita sukacita itu secara positif? Ataukah, Anda mengabaikannya? Selain itu, mereka juga menyebarkan berita sukacita itu (ayat 17). Hal yang sama juga merupakan tanggung jawab kita -- menyampaikan kepada orang lain apa yang telah kita ketahui dan alami tentang Yesus.
Bilamana Yesus datang untuk kedua kalinya nanti, Ia akan datang tanpa kita sangka-sangka, ketika kita mengerjakan pekerjaan kita seperti biasanya. Karena itu, hendaklah kita selalu siap sedia.
3. Allah Memakai Yusuf dan Maria
Yusuf dan Maria begitu sederhana dan rendah hati. Mereka hidup sebagai rakyat jelata, meskipun mereka sesungguhnya adalah keturunan raja (Daud). Tetapi, mereka dipakai Allah untuk mempersiapkan Yesus, Sang Juru Selamat dalam misi-Nya untuk menyelamatkan umat manusia, yakni membuat mereka bertobat dari dosa-dosa mereka.
Apakah kita juga mempersiapkan anak-anak kita untuk menjadi pelayan Allah? Ataukah kita memenuhi kehidupan hanya dengan kesibukan yang sia-sia, hanya untuk hal-hal yang sementara di dunia ini saja? Alkitab berkata, "Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia." (1 Korintus 15:9)
4. Allah Memakai Malaikat
Meskipun Yusuf dan Maria adalah manusia biasa, namun Bayi Yesus itu benar-benar seorang bayi yang manis. Bayi Yesus adalah seorang bayi yang elok dan mungil, serta penuh kemuliaan: Ia adalah "Juruselamat, Kristus dan Tuhan." (Lukas 2:11) Itulah sebabnya, Allah memakai para malaikat untuk mengumumkan kelahiran-Nya.
Kesimpulan
Hari Natal adalah kesempatan bagi kita untuk melihat dan bersekutu dengan Allah yang Mahakudus, dengan cara menerima Yesus Kristus, Sang Bayi Natal, sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita secara pribadi. Hanya dengan jalan demikian, kita dapat menikmati dan merasakan kegembiraan dan sukacita yang telah dialami oleh para gembala 2.000 tahun yang silam.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul majalah: Sahabat Gembala, Desember 1992
Penulis: SG
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1992
Halaman: 68 -- 70
KARYA: CHRISTMAS EVANS
(1766 -- 1838) Pengkhotbah
Diringkas oleh: Sri Setyawati
Wales mengalami kebangunan rohani yang begitu mencolok kurang lebih selama 100 tahun (1762 -- 1862). Salah satu tokoh yang mengambil bagian dalam kebangunan rohani itu adalah Christmas Evans.
Evans lahir pada tahun 1766 dan menutup usia pada tahun 1838. Evans lahir di Esgaer-waen di Llandysul, Wales. Dia adalah putra pasangan Samuel dan Joanna Evans. Ayahnya adalah seorang pembuat sepatu, yang meninggal dunia saat Evans masih berusia 9 tahun. Oleh karena itu, untuk membantu perekonomian keluarganya, Evans bekerja sebagai petani upahan di ladang pamannya. Karena adanya perubahan musim, Evans mencari pekerjaan lain bahkan sampai ke daerah Herefordshire, Inggris. Celakanya, ketika Evans pergi ke pasar malam, ada seorang pemuda yang mementungnya sehingga ia kehilangan penglihatan pada mata kanannya. Lalu, Evans kembali ke Wales (tahun 1780-an) dan bekerja di ladang Pdt. David Davies di Castell Hywel.
Sebagai orang percaya, Evans rajin datang ke kapel dan menghadiri kebaktian kebangunan rohani di Twr-gwyn, Cardiganshire. Meskipun tidak berpendidikan, ia bisa membaca dalam Bahasa Wales setelah belajar selama sebulan. Bahkan, ia bisa melihat Kristus dengan jelas ketika Ia memanggilnya untuk berbalik dari jalannya yang sesat. Pdt. David Davieslah yang banyak menolong Evans. Davies mengajarkan Bahasa Inggris dan Bahasa Latin kepada Evans, dan mendorongnya untuk belajar Bahasa Yunani, Ibrani, dan berbagai buku lainnya. Selanjutnya, Evans menjadi anggota Kapel Aberduar Baptists di Llanybydder dan mulai berkhotbah di ladang-ladang dan gubuk-gubuk di lembah Teifi. Selain itu, ia juga menghabiskan banyak waktu untuk menggali Kitab Suci dan mendapat bimbingan dari Pdt. Timothy Thomas di Aberduar. Hal ini membuatnya terbebas dari pengaruh Arminian yang berkuasa di banyak mimbar pada masa itu. Di sana, Evans sempat mendengarkan khotbah dan menyadari betapa dahsyatnya Allah yang mengerjakan hal yang luar biasa dalam kebangunan rohani di Trecastle, Breconshire, pada tahun 1786 dan Llanbryn-mair, Montgomeryshire, pada tahun 1787.
Pada tahun 1789, Evans berkhotbah keliling di Lleyn, Caernarvonshire. Di sana, hanya ada satu kapel, Salem, yang beranggotakan kira-kira 70 orang. Kemudian, ia ditahbiskan sebagai pendeta di sana. Ia mendapatkan pengurapan Roh Kudus yang luar biasa dalam berkhotbah. "Ada Roh Kudus yang menaruh perkataan Kristus di dalam hati saya, sehingga saya merasa terbeban dengan keselamatan jiwa-jiwa dan pembangunan Kerajaan Sang Juru Selamat di dunia," katanya. Kurang dari 3 tahun, jumlah jemaat berlipat kali ganda dan ia berhasil mendirikan gereja. Pada bulan Oktober 1789, Evans menikah dengan Catherine Jones di Kapel Bryncroes di Lleyn, tetapi pelayanannya tidak berhenti. Ia masih sering berkhotbah keliling di beberapa provinsi sekitar.
Evans juga sangat dikuatkan melalui khotbah Pdt. Robert Roberts dari Clynnog. Evans mengatakan bahwa khotbah Roberts memberinya "keyakinan dalam berdoa, perhatian dengan perkara-perkara Kristus, dan pencerahan baru terhadap rencana keselamatan." Alhasil, Evans memperluas pelayanannya ke luar Semenanjung Lleyn. Pada tahun 1791, ia mengadakan khotbah keliling di sepanjang Pesisir Barat Wales sampai Llanelli -- tempat terpencil yang hanya bisa diakses melalui perahu feri. Warga di sana hanya suka berolahraga dan bersenang-senang (bermain dadu dan kartu, menari, dan menyanyi dengan harpa, bermain sepak bola, tenis, dll.). Pada hari Minggu, mereka pergi ke paroki bukan untuk mendengarkan firman Tuhan, melainkan untuk memperbincangkan cerita-cerita konyol, mabuk, dst.. Itulah sebabnya, mereka dikenal sebagai orang-orang yang dungu, amoral, dan tanpa aturan; sangat memprihatinkan dan membahayakan. Namun, hal itu tidak menggoyahkan keyakinan Evans bahwa kebangunan rohani dari Allah harus mereka alami.
Setelah itu, Evans dan istrinya ditugaskan di Kapel du Cil-dwm di Llangefni. Mereka tinggal di pondok kecil dan menghabiskan waktu dan penghasilan mereka untuk berkunjung ke banyak tempat, berkhotbah tiga kali setiap hari Minggu, mengadakan pertemuan untuk membangun kapel baru, dan mendorong jemaat untuk mengangkat pendeta. Melihat kebaikan Tuhan, ia menulis, "Allah senang memberkati kita, menambah jumlah orang percaya yang mendengar khotbah kita, dan membawa banyak orang kepada Kristus." Pada tahun 1794, ia ditetapkan sebagai pengkhotbah terkemuka karena kontribusinya dalam pertemuan tahunan Baptist Associations di Felinfoel. Pada tahun 1802, Evans memulai North Wales Baptist Association di Anglesey dan disebut "Esgob Mon", "pendeta dari Anglesey", karena mengawasi banyak kapel. Akan tetapi, suatu ketika ia terpengaruh oleh salah satu pemimpin Baptis, Pdt. J. R. Jones, yang dipengaruhi pemikiran Sandemanian yang menekankan persetujuan intelektual atas penebusan Kristus. Hal itu, mau tidak mau, membuat orang merasa congkak dan sombong. Mereka melakukan ritual rohani sesuai Perjanjian Baru, namun tidak memandang penebusan Kristus sebagai bukti kasih yang ilahi, yang "sangat besar, tak terukur, tak terbatas, dan bebas". Hal ini mengakibatkan perselisihan yang sengit, bukan hanya di antara orang-orang Baptis saja, melainkan juga seluruh denominasi, dan menyebabkan kepedihan bagi banyak hamba Tuhan dan jemaat. Dengan penuh kejujuran Evan menulis, "Bidat Sandemanian sangat memengaruhi saya untuk menyingkirkan semangat doa bagi keselamatan orang-orang berdosa." Evans sempat mengikuti pengajaran J. R. Jones selama beberapa tahun sehingga ia sempat kehilangan semangat doa dan pengajarannya.
Untungnya, beberapa teman Evans mengingatkannya dan membantunya memperbaiki penyimpangan doktrinnya, dengan merekomendasikan buku Andrew Fuller, "The Gospel Worthy of All Acception", dan buku-bukunya yang lain. Syukurlah bahwa Evans segera menyadari kondisi rohaninya dan kembali kepada Tuhan. Ia menceritakan tentang bagaimana Allah memperlakukannya. Kesaksiannya sangat menguatkan dan menegaskan bahwa Roh Kudus sangat mampu memulihkan orang percaya yang telah meninggalkan Tuhan. Sejak itu, ia menetapkan hati untuk tidak menuruti keinginan hati dan pemikiran yang menyesatkan. Setelah bertobat, pengajarannya kembali diberkati dengan kuasa dari Tuhan, sehingga ada 600-an petobat baru di gerejanya dan ada 16 kapel baru yang dibangun. Karena pada tahun 1823 istrinya meninggal dunia, Evans pun melanjutkan pelayanannya sendirian. Pada tahun 1826, dia meninggalkan Anglesey dan pindah ke Caerphilly. Di sana, jemaatnya bertambah tiga kali lipat selama 2 tahun. Lalu, ia diminta untuk menjadi pendeta di Kapel Tabernacle di Cardiff. Beberapa waktu kemudian, Evan meninggal dunia karena sakit. Ia menuliskan pesan terakhir, "Lihatlah aku dalam khotbah-khotbahku; aku hanyalah reruntuhan. Lihatlah aku di dalam Kristus, aku sudah berada di surga dan memperoleh keselamatan." (t/Setya)
Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs: TruthfulWords.org.
Alamat URL: http://www.truthfulwords.org/biography/evanstw.html
Judul asli artikel: Christmas Evans, 1766-1838
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses 25 September 2012
KOMUNITAS BIO-KRISTI: RAJA YANG KEJAM
Model kepemimpinan Kristen dan kepemimpinan dunia sangat berbeda. Penguasa dunia bertindak dengan tangan besi, sementara menurut pola Kristus, siapa yang ingin menjadi pemimpin harus mau menjadi pelayan. Akan tetapi, ada saja penguasa/raja yang tidak meneladani pola kepemimpinan Yesus. Hal ini pernah dibahas di Facebook Bio-Kristi. Berikut cuplikannya.
Bio-Kristi: Menurut Anda, siapakah raja dalam Alkitab yang haus akan kekuasaan dan bertindak kejam?
Komentar:
Veronica Meigha: Nebukadnezar.
Bio-Kristi: Apa yang telah dilakukan oleh Nebukadnezar yang membuatnya disebut haus akan kekuasaan dan kejam, Veronica Meigha?
Lestari Vina: Abimelekh. Dia melakukan penyuapan, membayar orang-orang kejam demi kekuasaan mengganti kepemimpinan Gideon, membakar seribu orang dalam menara Sikhem.
Bio-Kristi: Silakan dituliskan ayat yang menunjukkan penjelasan Anda, Vina.
Ita Manullang: Nebukadnezar adalah raja yang ingin menguasai milik orang lain.
Veronica Meigha: Nebukadnezar membuat patung emas & memerintahkan orang-orang menyembah patung emas itu. Sadrakh, Mesakh & Abednego yang tidak mau menyembah dimasukkan ke dalam api.
Widodo Budi: Saul.
Epafras Theofilus: Yerobeam, karena dia takut kehilangan tahta Israel maka dia melakukan kekejian di Israel.
Bio-Kristi: Oke Ita Manullang dan Veronica. Bagaimana dengan Widodo Budi Santoso dan Epafras Theofilus, kekejaman apa yang telah dilakukan oleh Saul dan Yerobeam?
Epafras Theofilus: Berpolitik dengan keji, mengusir imam Lewi, dan melakukan penyembahan berhala.
Bio-Kristi: Oke Epafras, terima kasih untuk keterangan tambahan yang Anda berikan.
Widodo Budi: Saul membunuh 85 Imam di Nob, bahkan penduduk kota itu beserta dengan keluarga mereka ketika Saul mengejar Daud (1 Samuel 22:17-19) hanya karena ambisi untuk memunahkan dan mengenyahkan Daud yang dianggapnya sebagai saingan.
Bio-Kristi: Ternyata banyak juga ya, raja-raja yang tidak perlu dicontoh.
Anda ingin menambahi? Kami tunggu komentar Anda di < http://www.facebook.com/sabdabiokristi/posts/10151123769998090 >.
Kontak: < biokristi(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Kusuma Negara, dan Yonathan Sigit P.
Tim Editor: Davida Welni Dana, Berlian Sri Marmadi, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/biokristi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >