Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.christ@blogger.com
BULETIN DOA -- Doa (1)
Edisi September 2013, Vol. 05 No. 86
Shalom,
Pergumulan hidup merupakan warna-warni kehidupan bersama Tuhan. Bagi orang percaya, setiap pergumulan itu disampaikan kepada Tuhan melalui doa. Doa menjadi bagian yang penting dan utama dalam kehidupan Kristen. Doa bukanlah hal sekunder dan juga bukan sekadar tujuan pemuasan aspek manusiawi kita. Lebih dari itu, doa adalah belajar untuk berserah dan menyerahkan kendali hidup kita kepada-Nya. Apa motivasi yang melandasi kita berdoa? Dan, apa makna doa yang kita panjatkan kepada Tuhan? Ingin tahu jawabannya? Silakan menyimak sajian ini sampai selesai sehingga kita memiliki pemahaman yang lengkap mengenai doa. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati!
Staf Redaksi e-Doa,
Ryan
< http://doa.sabda.org >
ARTIKEL DOA: NIKMATNYA DOA
Doa, Suatu Komunikasi
Doa adalah komunikasi dengan Tuhan. Komunikasi yang sehat adalah komunikasi dua arah, komunikasi yang merupakan suatu percakapan yang dilakukan secara timbal balik; kita berbicara orang lain mendengarkan, dan sebaliknya. Komunikasi yang sehat adalah komunikasi yang berhubungan dengan kualitas waktu. Jika doa adalah komunikasi dengan Tuhan, maka doa merupakan tindakan yang disengaja dan disadari. Doa adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dikerjakan sambil lalu, tak peduli betapa singkatnya sebuah doa. Doa adalah reaksi batiniah dari relasi kita dengan Tuhan. Jika relasi kita dengan Tuhan akrab, intim, dan baik, doa merupakan kesenangan bagi kita. Doa bukan sesuatu yang menyengsarakan atau bahkan membosankan. Doa bukan suatu upaya untuk mengkhotbahi Tuhan, memotivasi Tuhan, ataupun membuat Tuhan terkesan sehingga Ia akan mendengarkan, bahkan mengabulkan doa kita. Doa adalah komunikasi dengan Tuhan di mana kita mencari kehendak-Nya karena kita bersedia dengan taat melakukan kehendak-Nya dan menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak-Nya.
Pribadi dan Komunal
Doa adalah komunikasi dengan Tuhan yang mencakup menyampaikan permohonan kita dan mendengarkan kehendak-Nya. Doa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara pribadi dan secara komunal (bersama). Komunikasi pribadi adalah komunikasi yang dilakukan oleh individu dengan Tuhan. Ini biasa disebut dengan doa pribadi. Doa pribadi adalah doa personal; apa dan siapa yang saya doakan merupakan pergumulan saya dengan Tuhan. Istilahnya, hanya saya dan Tuhan yang tahu. Doa pribadi menjadi tidak pribadi ketika kita membagikan topik doa ini kepada orang lain, entah kepada satu atau banyak orang. Itulah yang disebut dengan doa secara komunal atau bersama. Maksudnya, doa yang dilakukan bersama dengan orang lain (tak peduli berapa pun jumlahnya) kepada Tuhan. Orang lain bisa berarti keluarga, kerabat, teman atau bahkan persekutuan orang percaya. Bisa doa dengan satu kebutuhan orang lain yang didoakan bersama ataupun saling mendoakan. Matius 18:19-20, Kisah Para Rasul 12:5, dan Yakobus 5:16 adalah bagian dari Alkitab yang memberikan contoh kepada kita tentang doa bersama dan saling mendoakan. Sayangnya, kesadaran kita untuk melakukan doa pribadi ataupun doa bersama sangat rendah. Doa pribadi sering kita tunda dan doa bersama sering kita abaikan. Penundaan terjadi karena kita berpikir bahwa masih ada waktu untuk berdoa "nanti". Pengabaian terjadi karena kita berpikir, saya bisa berdoa sendiri. Masalahnya, baik doa pribadi maupun doa bersama, akhirnya tidak kita lakukan dengan asumsi: "Berdoa? Untuk apa? Tuhan Mahatahu 'kan? Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan, bukan? Jadi, untuk apa berdoa?"
Perilaku atau Kehidupan Doa
Doa sering melibatkan kegiatan merenung, menyembah, berdiam diri, hening, menyanyi, berbicara, berserah, bahkan menangis. Dalam doa, tidak ada formula perilaku khusus apakah harus dengan duduk, berlutut, tersungkur, tidur, berdiri, bersuara, berdiam, atau berteriak. Perilaku dalam doa umumnya berhubungan dengan kompleksitas keberadaan seseorang yang menyangkut karakter, kepribadian, dan latar belakang pengalaman imannya bersama Tuhan. Karenanya, kita tidak dapat memaksakan perilaku tertentu dalam doa kepada orang lain menurut keinginan atau cara perilaku kita. Tuhan Yesus pernah mengajarkan, janganlah berdoa seperti orang munafik (baca Matius 6:5-8). Perilaku yang tidak dikehendaki Tuhan Yesus adalah doa supaya dilihat orang dan bertele-tele dengan banyaknya kata dalam doanya. Kehidupan doa lebih penting daripada sekadar perilaku dalam doa. Jangan pernah menunda untuk berdoa. Waktu yang kita gunakan untuk berdoa adalah sebuah investasi yang sangat berharga dan tidak akan menjadi sia-sia. Pemazmur pernah mengatakan bahwa dalam tinggal tenang, terletak kekuatanmu. Ketika kita menjalin keseriusan berdoa, kita akan memperoleh kesanggupan untuk tinggal tenang. Dalam tinggal tenang, kita sedang berserah dan menyerahkan diri kepada Tuhan yang berdaulat atas hidup kita. Dibutuhkan kegigihan dan ketahanan dalam membina kehidupan berdoa. Rasul Paulus berpesan: tetaplah berdoa (1 Tesalonika 5:17). Ini tidak berarti, doa menggantikan segala tanggung jawab yang harus kita penuhi. Karya ilahi dan keterlibatan kita sering kali berjalan seiring. Kehidupan doa yang baik dan sehat hanya bisa terjadi jika kita punya pengenalan yang benar tentang Tuhan. Bagaimanapun, pandangan kita tentang Tuhan akan berpengaruh pada setiap aspek kehidupan rohani kita, juga kehidupan doa kita. Pengenalan kita akan Tuhan menentukan apa yang kita doakan, dan apa yang kita harapkan untuk Tuhan lakukan. Kalau demikian, kemauan dan kemampuan kita berdoa sangat bergantung pada seberapa kenalnya kita dengan Tuhan. Kita tidak dapat memaksa orang berdoa karena doa adalah masalah relasi mereka dengan Tuhan.
Ragam Doa
Doa Syukur
Adalah pengucapan syukur kita kepada Tuhan untuk segala sesuatu yang Tuhan sudah kerjakan dalam hidup kita, juga untuk berkat-berkat-Nya yang selalu baru tiap hari. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita dapat kita syukuri. Waktu kita menaikkan doa syukur, doa itu hanya diisi dengan ucapan syukur yang meluap, sering kali tanpa disertai permohonan. Selalu ada alasan untuk menaikkan doa syukur, tak peduli betapa hal itu tampak sepele dan remeh, berkat atau pengalaman untuk kita. Kita bersyukur di masa-masa yang buruk maupun di masa-masa yang indah, ketika mengalami kesengsaraan maupun ketika mendapatkan berkat. Segala hal dapat menjadi alasan untuk mengucap syukur. Ketika kita menaikkan doa ucapan syukur, ucapan syukur kita kepada Tuhan membuat kita semakin menghormati dan mencintai Tuhan. Menghitung setiap berkat Tuhan dan perbuatan tangan Tuhan yang ajaib dalam hidup kita hanya akan membuat kita terkagum-kagum dan heran: betapa hebat, betapa dahsyat, dan betapa kuatnya Allah kita. Pemazmur pernah mengingatkan kita, "... janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (Mazmur 103:2) Ucapan syukur merupakan pengakuan akan ketergantungan. Dengan ucapan syukur, kita mengakui bahwa Tuhan yang memberikan semua berkat jasmani dan rohani. Segala yang kita punyai, kita terima dari Tuhan (1 Korintus 4:7).
Doa Syafaat
Dalam 1 Timotius 2:1, Rasul Paulus menasihatkan Timotius, "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang." Doa syafaat adalah doa yang kita panjatkan kepada Tuhan untuk permohonan orang lain atau sesuatu yang bukan kebutuhan kita. Banyak orang lupa berdoa bagi orang lain karena mereka jarang ingat berdoa bagi diri mereka sendiri. Sebaliknya, terlalu banyak orang yang terus-menerus berdoa begitu egois. Mereka hanya meminta kasih karunia bagi dirinya sendiri hingga lupa memperluas doa mereka bagi kesejahteraan orang lain.
Doa syafaat adalah suatu bentuk kemurahan hati kristiani, kasih yang tulus kepada orang lain, yang seharusnya menjadi sifat orang Kristen. Menaikkan doa syafaat adalah bagian dari melakukan perintah agung Tuhan: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Maka, tugas kita adalah mendoakan sesama kita seperti kita mendoakan diri kita sendiri. Dalam doa syafaat terkandung simpati dan empati kita terhadap orang lain, kerelaan berbagi hidup kita dengan orang lain, dan keseriusan kita mendukung kebutuhan orang lain. Tuhan Yesus juga memanjatkan doa syafaat bagi para pengikut-Nya. Dalam Yohanes 17, kita membaca doa Tuhan Yesus untuk kesejahteraan kita. Bahkan, dalam doa yang diajarkan-Nya, yang kita kenal sebagai doa BAPA KAMI bukan BAPA AKU. Itu sebabnya, kita harus ingat bahwa kapan pun kita berdoa, kita berdoa bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Doa syafaat kita untuk siapa? Untuk semua orang. Di dalamnya termasuk orang yang belum percaya Tuhan Yesus, raja-raja, para pembesar atau pemimpin bangsa dan negara, pelayan Tuhan, saudara seiman, rekan sepelayanan, juga musuh kita (Matius 5:44). Saat kita menaikkan doa syafaat bagi permohonan doa orang lain, kita sedang melakukan tugas orang percaya. Abraham pun pernah berdoa syafaat bagi Lot dan keluarganya, serta kota Sodom dan Gomora.
Doa Puasa
Doa puasa adalah doa yang disertai dengan berpuasa. Ada banyak alasan yang membuat seseorang melakukan doa puasa. Umumnya, karena adanya pergumulan yang berat, yang membutuhkan konsentrasi dan keseriusan. Doa puasa bisa dilakukan secara pribadi ataupun bersama. Biasanya, karena beratnya suatu perjalanan iman bersama Tuhan, orang cenderung melakukan doa puasa. Bukan untuk mengubah hati Tuhan, tetapi untuk menemukan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Daud pernah berdoa puasa ketika ia bergumul dengan Tuhan untuk kehidupan anaknya yang pertama dari Batsyeba. Selama bergumul, ia tidak makan dan hanya berdoa puasa; tetapi ketika Tuhan sudah menyatakan kehendak-Nya, Daud bangun dan ia mau makan lagi. Banyak orang Kristen mempersoalkan pengertian puasa dan aturan-aturan puasa. Umumnya, semua mengacu pada perilaku bagaimana berpuasa. Namun, berpuasa yang dikehendaki Tuhan adalah yang disertai dengan hati yang hancur dan remuk. Berpuasa bukan persoalan makan dan minum, tetapi menemukan Tuhan dalam pergumulan.
Doa Permohonan
Doa permohonan atau doa permintaan kepada Tuhan cakupannya sangat luas. Kita dapat memohon dan meminta apa saja, baik berkat jasmani maupun rohani, kepada Tuhan. Apa pun dan siapa pun dapat kita doakan kepada Tuhan. Saat kita berdoa meminta kesehatan, kesembuhan, kecukupan ekonomi, pekerjaan, keturunan, dan apa pun, baik di masa senang maupun di masa terburuk, kita sedang menaikkan doa permohonan. Filipi 4:4-7 mengatakan jangan khawatir tentang apa pun juga, tetapi berdoalah untuk apa pun juga. Daripada kita khawatir, lebih baik perbanyaklah berdoa. Jika kekhawatiran sampai membuat hidup kita payah, tidak bisa makan dan tidur, bahkan kita betul-betul dalam keadaan terpuruk, maka banyaklah berdoa. Saat kita berdisiplin untuk berdoa, kita sedang belajar untuk berserah dan menyerahkan kendali hidup kita hanya kepada Tuhan. Jadi, janganlah malu meminta kepada Tuhan.
Nikmatnya Doa
St. Agustinus berkata, "Ia yang sedikit mengasihi, berdoa sedikit; ia yang penuh kasih, banyak berdoa." Apakah kita banyak berdoa? Bagaimana kasih kita kepada Tuhan?
Diambil dan disunting dari:
Nama situs: hokimtong.org
Alamat URL: http://www.hokimtong.org/artikel/131-nikmatnya-doa
Judul asli artikel: Nikmatnya Doa
Penulis: Paula Oey
Tanggal akses: 12 Juli 2013
STOP PRESS: PUBLIKASI E-JEMMI
Apakah Anda ingin mendapatkan beragam informasi tentang dunia misi? Kami ajak Anda untuk berlangganan Milis Publikasi e-JEMMi! Publikasi yang diterbitkan Yayasan Lembaga SABDA ini menyajikan informasi berupa berita-berita atau kesaksian seputar pelayanan misi dan penggerakan misi di seluruh dunia. Anda juga dapat berpartisipasi dengan mengirimkan informasi seputar misi.
Jadi, tunggu apa lagi? Segeralah bergabung sekarang juga!
Untuk berlangganan, kirim email ke: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk mendapatkan bahan-bahan yang lebih lengkap, kunjungi situs Doa di: < http://misi.sabda.org >
Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Ryan, Sigit, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >