Renungan Harian & Leadership Kristen
| Renungan | Bina | Bio | Buku | Doa | E-JEMMi | Kisah | Konsel | Leadership | Wanita | Humor |

Sunday, January 15, 2012

[e-Wanita] Edisi 76/Januari -- Dilema Wanita Karier

Anda terdaftar dengan alamat: iklanmdo.kristen@blogger.com
e-Wanita -- Dilema Wanita Karier
Edisi 76/Januari 2012
MENU SAJI
DUNIA WANITA: DILEMA WANITA KARIER
KESAKSIAN: WANITA KARIER DAN IBU RUMAH TANGGA
POTRET WANITA: ISTRI MANOAH -- WANITA DALAM ALKITAB

Shalom,
Tidak ada larangan bagi wanita Kristen untuk memiliki karier sendiri di luar rumah. Namun, harus selalu disadari pula bahwa pilihan berkarier itu diikuti pula dengan konsekuensi yang harus ditanggung. Dilema pasti ada, terlebih bagi wanita karier yang juga sudah berumah tangga. Bagaimana menyikapi setiap dilema dengan bijaksana? Kami mengajak Sahabat Wanita menyimak artikel maupun kesaksian yang kami sajikan dalam edisi ini. Kiranya menjadi berkat bagi Sahabat Wanita sekalian dalam menjalani kehidupan ini dengan lebih bijaksana. Simak juga salah satu tokoh wanita dalam Alkitab, istri Manoah, yang bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk senantiasa percaya kepada Dia.
Tuhan memberkati.
Redaksi e-Wanita,
Fitri Nurhana
< http://wanita.sabda.org/ >

DUNIA WANITA: DILEMA WANITA KARIER
"Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya." (Amsal 31:10-12)
Artikel ini khusus membahas mengenai wanita karier. Persoalan karier bagi sebagian wanita sering kali menjadi pergumulan tersendiri, sedangkan pria memang sudah ditakdirkan untuk bekerja dan berjerih payah demi kelangsungan hidupnya dan keluarganya. Ketika Allah mengusir manusia keluar dari Taman Eden, di situlah Allah menetapkan tanggung jawab ini. Dalam kenyataannya, di dunia ini wanita atau istri juga ikut bekerja untuk menghidupi keluarganya. Dengan demikian, pekerjaan menjadi persoalan unik bagi wanita.
Saya memiliki seorang teman yang kekasihnya lebih berhasil dalam pekerjaan dan karier. Ia menjadi minder. Beberapa orang yang ditemui teman saya ini mengatakan bahwa jika seorang wanita lebih berhasil daripada seorang pria, maka kehidupan pria tersebut tak akan pernah maju. Kebetulan ia mendengarnya dari orang-orang yang masih percaya pada takhayul atau fengshui. Alhasil, teman saya ini bertambah stres.
Dalam satu kesempatan berbincang-bincang, ia menyampaikan unek-uneknya kepada saya. Dengan penuh kesabaran dan pengertian, saya mengatakan bahwa sebagai anak Tuhan, kita tidak boleh memercayai takhayul atau fengshui. Tak ada hubungannya antara kemajuan karier pasangan wanita kita dengan keterpurukan bisnis dan usaha kita sebagai laki-laki. Apakah ada jaminan jika kekasih kita tidak maju, maka kita akan maju? Atau sebaliknya, usaha dan karier kita memburuk karena kemajuan usaha atau karier pasangan kita. Tidaklah jika mereka maju, kita akan lebih berbahagia dan senang? Bukankah beruntung sekali jika kita mendapatkan gadis yang juga bisa mendukung kita? Secara perlahan-lahan, teman saya mulai bisa menerimanya.
Mendapatkan wanita yang bisa mendukung kita dalam hal biaya kehidupan, merupakan keberuntungan tersendiri. Tidak semua pria memiliki istri demikian. Namun, kebanyakan pria lebih ingin istrinya tidak bekerja, tetapi merawat dan mendidik anak-anak di rumah. Sayangnya, tidak semua wanita bersikap dan berpandangan demikian. Apalagi jika suami tidak bisa mencukupi semua kebutuhan keluarga. Pada akhirnya, istri akan turun tangan ikut menangani.
Dilema Wanita Karier
Kata karier sebenarnya berasal dari bahasa Latin, "carrus" yang artinya kereta. Pada zaman dahulu, ketika sepasang pengantin baru saja ditahbiskan dalam sebuah upacara pernikahan, mereka akan menaiki sebuah kereta yang ditarik oleh sepasang kuda. Kereta ini dikemudikan sendiri oleh pasangan pengantin baru menuju rumahnya. Tentunya, perjalanan sepasang pengantin ini melalui banyak rintangan. Keberhasilan mereka dalam mengendarai kereta inilah yang menjadi harapan keberhasilan pernikahan mereka.
Tetapi, dalam perjalanan waktu, entah dari mana mulainya, justru karier diidentikkan dengan tidak menikah atau hidup melajang, sehingga wanita yang bekerja dan memunyai posisi jabatan tinggi, jika sudah menikah, mereka tidak lagi dikatakan sebagai wanita karier. Yang lebih ekstrem lagi, karier membuat sebagian wanita tidak mau menyusui anak-anaknya karena alasan penampilan.
Berbicara mengenai pernikahan, sebagian wanita karier tidak mau menikah dulu sebelum mereka mencapai posisi puncak dalam karier. Hal yang wajar bila setiap orang memiliki pilihan tertentu dalam hidupnya. Selain itu, urusan menikah atau tidak, bukanlah suatu kewajiban dan keharusan. Allah tidak pernah melarang kita menikah atau hidup melajang. Allah hanya tidak mau kita hidup dalam perzinahan. Seseorang yang menikah, belum tentu hidupnya akan lebih baik. Demikian juga mereka yang melajang, belum tentu hidupnya akan lebih baik di mata Allah. Namun demikian, mereka yang memutuskan untuk menjadi wanita karier dan tidak akan menikah sampai menduduki posisi yang baik dalam karier, akan menghadapi dilema yang sering kali tidak mereka sadari. Apa dilemanya dan bagaimana bisa terjadi? Mari kita ambil sebuah contoh sederhana.
Budi dan Rini adalah mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi swasta terkenal di Jakarta. Budi sangat terkesan kepada Rini. Setelah menjadi sarjana dan mendapatkan pekerjaan yang baik, Budi ingin berpacaran dengan Rini dan secepat itu juga menikah dengannya. Namun, Rini tidak mau, karena ingin menjadi wanita karier dan sedang berusaha meraih karier yang lebih tinggi. Hal ini akan tercapai ketika Rini berusia 32 tahun, dan setelah itu baru mau berpacaran dan menikah.
Budi bersedia menunggu Rini. Tetapi, ketika Budi berusia sekitar 30 tahun, ternyata ia lebih tertarik kepada wanita yang lebih muda. Dengan demikian, Budi berpikir lebih positif dan menganggap mengapa harus menunggu sesuatu yang tidak pasti. Budi pun menikah dengan gadis yang jauh lebih muda darinya. Sementara itu, Rini tetap berprestasi dalam kariernya dan akhirnya menduduki jabatan sebagai vice president departemen marketing.
Pada waktu itu, Rini berusia 36 tahun. Ia mulai memikirkan untuk keluarga. Ketika mengontak Budi, ternyata Budi sudah menikah. Begitu juga dengan semua teman pria seangkatannya telah berkeluarga. Rini mencoba mendekati pria-pria di bawah umurnya, namun ia merasa risi. "Bagaimana mungkin memiliki pasangan yang umurnya jauh di bawah kita?" Begitulah ia selalu berpikir. Ia pasti akan mengalami banyak kendala jika menikahi pria yang umurnya jauh lebih muda. Selain itu, jarang sekali ada pria yang ingin menikahi wanita yang lebih tua. Rini pun semakin stres.
Gambaran di atas adalah gambaran riil yang dialami sebagian wanita karier, yang menunda pernikahan mereka sampai menduduki posisi pekerjaan yang tinggi. Pada dasarnya, setiap manusia memiliki kerinduan untuk hidup berkeluarga. Untuk apa banyak uang jika tidak ada suami atau istri atau anak-anak yang bisa merasakan berkat tersebut? Ketika kita tua nanti, siapakah yang akan merawat kita? Pertimbangan-pertimbangan demikian adalah hal yang wajar dan masuk akal. Namun demikian, ada orang yang sepanjang hidupnya tidak pernah berkeluarga karena alasan-alasan tersendiri, bukan karena mereka tidak memiliki keinginan untuk itu.
Tips dan Trik
1. Menikah atau melajang adalah sebuah pilihan. Apa pun pilihan Anda, Allah tidak pernah melarangnya. Allah melarang dan membenci perzinahan.
2. Menikah atau melajang memiliki suka duka tersendiri. Namun, alangkah indahnya hidup ini jika kita bisa membagi suka duka dengan seseorang yang hidup bersama kita dan kita cintai. Itu pun kalau orang yang kita cintai adalah orang yang tepat dan baik.
3. Wanita dibentuk dan dijadikan berbeda dengan laki-laki. Karena itu, sudah sepantasnya kita menerimanya dengan lapang dada, mengucap syukur, dan menunaikan kewajiban kita sebagai seorang wanita.
4. Meniti karier yang tinggi bagi seorang wanita boleh-boleh saja. Apalagi jika penghasilan suami tidak mencukupi. Tetapi harus diingat, jangan sampai usaha mencapai karier tersebut menjadi batu sandungan bagi suami atau anak-anak.
5. Sebagai anak Tuhan, sudah seharusnya kita tidak memercayai fengshui atau ramalan. Apalagi menggantungkan kehidupan dan masa depan kita kepada hal-hal tersebut.
Diambil dari:
Judul buku: Dunia Kerja
Penulis: Ali Arfin
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2002
Halaman: 81 -- 86

KESAKSIAN: WANITA KARIER DAN IBU RUMAH TANGGA
Dua sahabat, lama tak jumpa, suatu hari bertemu. Yang satu menjadi ibu rumah tangga, satunya lagi wanita karier. Setelah bernostalgia sejenak, mereka menanyakan pekerjaan masing-masing.
"Enak ya kerja di kantor, bisa cari uang sendiri, tak tergantung suami," kata ibu rumah tangga dengan nada agak iri.
"Justru kamu lebih enak. Tak perlu bekerja, semua dicukupi suami, bisa menikmati enaknya tinggal di rumah," sanggah wanita karier.
"Tapi, di kantor kan pergaulanmu lebih luas. Lagi pula ada acara makan siang bersama rekan dan atasan," bantah ibu rumah tangga.
"Di rumah kamu bisa menikmati saat-saat indah bersama anak-anak, bukan?" gerutu wanita karier. "Yah, sebaliknya di kantor kamu lebih terpandang: ikut rapat, pelatihan, dan diskusi dengan para eksekutif," sela ibu rumah tangga.
"Ah, kamu tidak mengerti. Saya begitu stres dengan jadwal yang ketat dan pekerjaan yang seakan tak ada habisnya di kantor, sementara kamu bisa santai di rumah," keluh wanita karier.
"Santai? Saya harus mengerjakan sendiri pekerjaan-pekerjaan di rumah seharian, sedangkan kamu tidak," seru ibu rumah tangga.
"Mengapa mengeluh? Itu kan wajar! Seandainya jadi ibu rumah tangga, saya juga akan seperti kamu. Lagi pula, kamu kan bisa seenaknya beristirahat kalau lelah, sedangkan saya tidak," ujar wanita karier, sedikit menaikkan alisnya.
"Tentu saja! Kamu bekerja di kantor, mana mungkin bisa seenaknya beristirahat. Itu konsekuensinya menjadi wanita karier," bantah ibu rumah tangga tidak mau kalah.
Sejenak mereka terdiam, karena mulai menyadari "untung-rugi" masing-masing yang sulit dibandingkan begitu saja.
Setelah memikir-mikirkan jalan hidup mereka berdua dan keinginan untuk "bertukar tempat", akhirnya mereka dapat menerima arah hidup masing-masing, yang telah dianugerahkan Tuhan kepada mereka demi kebaikan mereka. Kini mereka menyadari, itulah tempat yang telah Tuhan berikan kepada mereka masing-masing, untuk dipertanggungjawabkan kepada-Nya dengan sebaik-baiknya.
Tuhan tidak menempatkan kita sembarangan.
Diambil dari:
Judul buku: 29 Kiat Sukses dalam Karier
Penulis: Arif Suryobuwono dan M. Kurniawati Prayitno
Penerbit: Yayasan ANDI Yogyakarta -- YASKI Jakarta
Halaman: 17 -- 18

POTRET WANITA: ISTRI MANOAH -- WANITA DALAM ALKITAB
Hakim-hakim 13-14
Cerita tentang istri Manoah adalah salah satu cerita yang luar biasa dalam Alkitab. Cerita yang indah ini menunjukkan cinta dan kuasa TUHAN yang kita sembah. Manoah adalah ayah Samson. Ia menikahi seorang wanita yang mandul dan tidak memunyai anak (Hakim-hakim 13).
Suatu hari, seorang Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada istrinya dan berfirman kepadanya bahwa ia akan memiliki seorang anak.
Banyak ahli kitab percaya bahwa istilah "Malaikat TUHAN" menunjuk pada penampakan khusus Yesus sebelum kelahiran badaniah-Nya melalui Maria. Tuhan memang menunjukkan diri kepada manusia pada masa Perjanjian Lama dalam wujud manusia (Kejadian 18). Ada juga beberapa kejadian yang mengacu pada penampakan "Malaikat TUHAN" (Kejadian 16:7; 22:11; 31:11; Keluaran 3:2; 14:19; Hakim-hakim 2:1; 13:3; Zakaria 3:1-6).
Istri Manoah adalah salah satu dari segelintir orang yang melihat Malaikat TUHAN menampakkan dirinya. Malaikat itu muncul dalam rupa seorang laki-laki (Hakim-hakim 13:11-15) dan firman Malaikat itu memberikan pasangan yang tidak memiliki keturunan tersebut seorang anak. Betapa ajaibnya TUHAN yang kita layani. TUHAN berkenan mengirimkan "perantara-Nya" untuk menemui seorang wanita yang tampaknya sama sekali tidak penting (kita bahkan tidak tahu namanya).
Cara Allah menghargai manusia berbeda dengan cara dunia. Jangan pernah memandang rendah diri Anda sendiri sebab TUHAN tidak memandang rendah Anda.
Peristiwa penampakan Malaikat TUHAN kepada istri Manoah mengajari kita dua hal mengenai cara Allah bertindak dalam mengintervensi permasalahan manusia. TUHAN dapat bertindak secara langsung atau (dan) secara supernatural.
Tindakan Allah yang secara langsung adalah tindakan yang Ia lakukan tanpa ada permohonan atau keinginan dari kita. Inilah yang terjadi dalam Hakim-hakim 13:3. Malaikat Allah datang tanpa ada undangan atau doa permintaan dalam keluarga Manoah.
Tindakan supernatural Allah adalah tindakan yang dilakukannya atas permintaan kita. Inilah yang terjadi dalam Hakim-hakim 13:8-31. Doa Manoahlah yang membawa malaikat Allah kembali untuk yang kedua kalinya.
Tindakan Allah yang secara langsung tertuju kepada segelintir orang yang dipilih-Nya dengan cara ini, sedangkan tindakan supernatural-Nya untuk semua orang yang ingin menjangkau-Nya dengan iman.
Wanita Allah, Allah dapat melakukan tindakan berdaulat dalam kehidupan Anda, namun Anda dapat menerima tindakan supernatural ketika Anda meminta dalam iman. Istri Manoah menerima kedua-duanya.
Kitab Suci menyatakan bahwa wanita lebih banyak menerima tindakan berdaulat dari Allah daripada pria. Jangan kita lupakan bahwa istri Manoah mandul, tetapi dengan tindakan berdaulat dan supernatural Allah dia mendapatkan seorang anak. Apa pun yang Anda percayai kepada Tuhan hari ini, dapat Anda terima.
Banyak orang hanya percaya dalam tindakan Allah yang secara langsung dan melupakan (atau tidak percaya) pada tindakan-tindakan supernatural-Nya. Hampir semua mukjizat Yesus dalam Perjanjian Baru adalah tindakan yang supernatural. Tidak ada alasan bagi Anda untuk tidak dapat menerimanya.
Tindakan supernatural Allah membutuhkan keinginan dan iman dari kita (Hakim-hakim 13:8-9, Ibrani 11:6).
Ketika Manoah dan istrinya memberikan kurban bagi Allah, malaikat naik ke surga (Hakim-hakim 13:19-21). Pujian dan penyembahan membuka surga bagi kita. Jika Anda ingin menyentuh hati Allah, maka belajarlah untuk memuji Dia.
Hakim-hakim 13 menceritakan kisah pasangan yang terpaku oleh rahmat dan anugerah Allah dalam kehidupan mereka.
Allah datang kepada mereka dan mengajarkan mereka tentang tindakan-tindakan-Nya yang berdaulat dan supernatural. Dia menunjukkan kepada mereka pentingnya pujian. Dia mengungkapkan kepada mereka keinginannya menggunakan buah kandungannya. Dia membawa kehidupan ke dalam tempat yang dulunya dianggap kosong. Dia menggunakan wanita yang dianggap tidak berarti dan tidak penting.
Setelah Allah selesai berurusan dengan istri Manoah, dia menjadi wanita Allah yang percaya diri yang dapat peka terhadap jalan Allah, memberi nasihat yang sesuai firman-Nya dan yang berbuah (Hakim-hakim 13:23-24).
Berdoalah agar Allah mengunjungi Anda hari ini. (t\Ully)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: The Living Word Library
Alamat URL: http://www.wordlibrary.co.uk/article.php?id=172&type=bible
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 7 April 2011

Kontak: < wanita(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/wanita >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Miliki Blog atau Website Sendiri
Dapatkan Panduannya
Hubungi : 0813 5643 8312 - 0857 5737 8151 - 0431 8013154
Format SMS : Panduan Isi Pesan
Klik Demo / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
atau pilih template :
Klik, Pilih & Pesan Sekarang / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
G R A T I S
The Christian Blog @ 2011 - 2012
Designer : Joni Wawoh, SH
hostgator promo