Bacaan : 1 Samuel 15:1-28
Setahun: Galatia 1-3
Nats: ... aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas
(1 Samuel 15:20)
Apa akibatnya jika kita tidak melakukan perintah Tuhan dengan segenap hati? Tentu, apa yang kita lakukan menjadi tidak berkenan di hadapan-Nya. Suatu ketika, Saul menerima perintah Tuhan untuk menyerang Amalek dan membinasakan mereka tanpa terkecuali. Saul pun membunuh semua orang Amalek. Hanya, ia menyisakan satu orang, yaitu raja Agag (ayat 8). Pula, ia membiarkan rakyat "menyelamatkan" kambing domba serta lembu yang terbaik dengan alasan hendak dipersembahkan kepada Tuhan. Apa akibat dari ketaatan Saul yang setengah-setengah ini? Tuhan menolak Saul menjadi raja dan memberikan jabatan itu kepada orang lain. Tidak adilkah Tuhan? Bukankah satu orang saja yang dibiarkan hidup? Apakah artinya satu orang dibandingkan ribuan orang Amalek yang sudah dibunuh Saul? Apakah artinya sebuah "dosa kecil" dibandingkan hal spektakuler yang sudah Saul lakukan untuk membinasakan bangsa Amalek?
Justru di sinilah masalahnya! Ketaatan yang setengah-setengah takkan pernah berkenan di hadapan Tuhan-sebab itu sama dengan ketidaktaatan. Jangan berpikir Tuhan terpesona pada keperkasaan Saul yang telah membinasakan ribuan orang Amalek. Tuhan tidak kenal istilah kompromi. Tuhan menginginkan ketaatan yang total.
Apakah Tuhan berkenan dengan persembahan kita yang sangat banyak, pelayanan kita yang spektakuler dan penuh mukjizat, sementara kita masih menyimpan dosa di hati? Keliru besar kalau kita berpikir bahwa Tuhan akan mengangguk-angguk senang atas jerih lelah kita dalam pelayanan. Taatlah secara total dan tinggalkan dosa sekarang juga --PK
MENAATI TUHAN DENGAN SETENGAH HATI SAMA ARTINYA DENGAN TIDAK MENAATI
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2011/12/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook: