Renungan Harian & Leadership Kristen
| Renungan | Bina | Bio | Buku | Doa | E-JEMMi | Kisah | Konsel | Leadership | Wanita | Humor |

Tuesday, December 20, 2011

Anugerah Natal

e-Konsel -- Anugerah Natal
Edisi 273/Desember 2011

DAFTAR ISI
CAKRAWALA: YANG KAYA MENJADI MISKIN, SUPAYA YANG MISKIN MENJADI KAYA
KOMUNITAS KONSEL: HARAPAN NATAL

Salam kasih,

Tatkala kita mengingat kebaikan Tuhan, tentu kita tidak akan mampu berhenti mengucapkan syukur untuk setiap anugerah yang Dia berikan. Terlebih lagi bila kita menyadari bahwa kelahiran Kristus ke dalam dunia hanya demi menyelamatkan manusia dari hukuman akibat dosa. Sungguh suatu anugerah yang besar! Dalam edisi ini, e-Konsel mengajak Anda untuk merenungkan kembali anugerah Allah melalui peristiwa kelahiran-Nya -- Dia yang kaya menjadi miskin, supaya kita yang miskin menjadi kaya. Setelah itu, Anda dapat menyimak penuturan para Sahabat Konsel tentang harapan mereka pada waktu Natal. Bagaimana dengan Anda? Anda tentu sudah mensyukuri anugerah Allah, lalu apa harapan Anda pada saat Natal ini? Kiranya Tuhan mendengar doa dan harapan kita semua.

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >


CAKRAWALA: YANG KAYA MENJADI MISKIN, SUPAYA YANG MISKIN MENJADI KAYA

"Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya" (2 Korintus 8:9).

Ada yang bilang, hari raya terbesar umat Kristen bukanlah Natal, tapi Paskah. Coba, mana yang lebih penting, kelahiran-Nya atau kebangkitan-Nya?

Jawaban saya, keduanya sama-sama penting! Memang, Natal tidak ada artinya tanpa Paskah. Namun, ingat, Paskah juga tidak mungkin terjadi tanpa Natal!

Natal dan Paskah. Keduanya sama-sama penting. Di antara keduanyalah Kristus berjalan di dunia. Dan keseluruhan hidup-Nya, yang terbentang di antara keduanya, dapat dipandang sebagai satu peristiwa tunggal. "One single event". Itulah yang disebut inkarnasi -- Anak Allah menjadi anak manusia.

Kalau bagi Kristus ada kelahiran dan kebangkitan, maka bagi orang percaya tersedia kelahiran kembali dan kebangkitan tubuh. Di antara keduanya juga kehidupan kita sedang berlangsung. Dari kelahiran kembali sampai kebangkitan tubuh. Dan keseluruhan hidup kita, yang terbentang di antara keduanya, seharusnya dijiwai oleh semangat Kristus. Semangat inkarnasi. Semangat Natal. Apakah itu?

Rasul Paulus menyerukannya dalam 2 Korintus 8:9, "... Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya". Semangat memiskinkan diri sendiri, supaya yang lain menjadi kaya. Apa artinya?

Ada beberapa kesejajaran yang menakjubkan antara ayat ini dan Kidung Kristologis yang terkenal dalam Filipi 2:6-8. Tentang Kristus, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib". Hal "kaya" sejajar dengan hal "dalam rupa Allah". Sedangkan hal "menjadi miskin" sejajar dengan hal "mengosongkan diri" dan "merendahkan diri".

Bagi Kristus, "kaya" berarti "dalam rupa Allah". Itulah hakikat Yesus yang sesungguhnya. Terjemahan lain untuk "dalam rupa Allah" adalah "dalam hakikat (Yunani=morphe) Allah". Yesus adalah Pribadi yang seratus persen sehakikat dan setara dengan Allah. Apakah Allah Mahatahu? Yesus juga. Apakah Allah Mahakuasa? Yesus juga. Apakah Allah Mahahadir? Yesus juga. Apakah Allah kekal? Yesus juga.

Sungguh, yang lahir di kandang binatang sekitar dua ribu tahun yang lalu adalah Allah sendiri! Bagi Kristus, "menjadi miskin" berarti "mengosongkan diri" dan "merendahkan diri". Ungkapan-ungkapan ini menyatakan penyerahan dan perendahan diri Kristus yang tidak tanggung-tanggung. Habis-habisan!

Ungkapan "mengosongkan diri" berasal dari kata Yunani, "kenoo", yang juga berarti "menuang" atau "mencurahkan" (to pour out). "Mencurahkan diri" merupakan ungkapan puitis kuno bagi penyerahan diri sepenuhnya dari seseorang demi kepentingan orang lain. Yesus "mengosongkan diri-Nya", itu berarti Ia menyerahkan diri-Nya", sepenuhnya demi kepentingan orang lain. Ia mengabdikan seluruh hidup-Nya kepada sesama-Nya. Sampai tetes keringat terakhir. Sampai tetes darah terakhir. Sampai tarikan napas terakhir.

Dalam Markus 10:45, Tuhan Yesus sendiri berkata, "... Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang".

Sedangkan hal "merendahkan diri" yang Kristus lakukan berarti "merendahkan diri sampai titik yang paling rendah". Rasul Paulus berkata, "Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" (Filipi 2:8). Terjemahan yang lebih tepat adalah: "Ia telah merendahkan diri-Nya dengan menjadi taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib". Itulah klimaks perendahan diri-Nya.

Kristus melampaui semua manusia, melampaui semua malaikat, namun demikian Ia pernah menjadi lebih rendah ketimbang keduanya. Mengapa? Karena Ia pernah menjalani kelahiran dan kematian yang paling hina. Adakah kelahiran yang lebih hina ketimbang kelahiran di kandang binatang? Yang lahir di kandang binatang adalah binatang. Tetapi Kristus memilih untuk lahir di sana. Adakah kematian yang lebih hina ketimbang kematian yang terjadi di kayu salib? Konon, setiap orang yang disalibkan ditelanjangi bulat-bulat. Betapa memalukan! Yang mati dengan cara demikian cuma penjahat dan sampah masyarakat! Namun, Kristus memilih untuk mati dengan cara demikian. Sungguh, dasar kehinaan benar-benar telah diselami-Nya!

Untuk apa Kristus melakukan semua itu? "Supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya". Itulah tujuan inkarnasi, yang membawa Anak Allah dari surga ke Betlehem, dari Betlehem ke Golgota, dan dari Golgota kembali ke surga. "Supaya kamu menjadi kaya".

Kekayaan macam apa yang diberikan Kristus kepada manusia yang dikasihi-Nya? Bukan kekayaan materi, tapi rohani. Tentang tujuan kedatangan-Nya, Kristus berkata, Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yohanes 10:10). Dan tentang hidup, Ia berkata, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus" (Yohanes 17:3). Manusia, akibat dosa, menjadi miskin rohani. Tidak mengenal Sang Pencipta. Ditindas dosa. Tiada pengharapan. Binasa. Kristus datang untuk mengubah realitas ini!

Inilah semangat inkarnasi. Semangat Natal. Mengabdikan seluruh hidup kepada sesama, melayani mereka sampai titik yang paling rendah, supaya melalui pengabdian dan pelayanan itu, mereka boleh mengambil bagian dalam kekayaan anak-anak Allah -- mengenal Sang Pencipta, menang atas dosa, berpengharapan, dan beroleh hidup yang kekal. Sudahkah semangat itu hidup di hatimu?

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Harta Karun Natal
Penulis: Erick Sudharma, dkk.
Penerbit: Penerbit Mitra Pustaka & Literatur Perkantas Jawa Barat, Bandung 2005
Halaman: 153 -- 158

Diambil dari:
Nama situs: natal.sabda.org
Alamat URL: http://natal.sabda.org/yang_kaya_menjadi_miskin_supaya_yang_miskin_menjadi_kaya


KOMUNITAS KONSEL: HARAPAN NATAL

Pada hari Natal ini, setiap orang berhak menyampaikan harapannya kepada Tuhan.

e-Konsel: Apa yang Anda harapkan akan terjadi pada hari Natal yang akan datang? Apa yang Anda ingin dapatkan?

Komentar:
Margareta Retha: Kesehatan dan kekuatan untuk bisa melayani Tuhan pada hari kelahiran-Nya.

VeVi Blk: Diberi kesehatan dan dipersatukan dengan calon suami.

Lestari Manihuruk: Visi dan misi yang harus aku raih pada masa yang akan datang.

e-Konsel:
@Margaretha: Amin.
@Vevi: Amin, wish you happy and healthy.
@Lestari: Oke, amin! Tetap semangat ya... banyak berdoa pada Tuhan.

Mahardhika Dicky Kurniawan: Natal tidak dirayakan di gereja (saja).

e-Konsel: Mau dirayakan di mana, Mahardhika?

Mahardhika Dicky Kurniawan: Maksudnya Natal tidak sekadar rutinitas perayaan hari besar di gereja, tetapi suatu kabar baik bagi orang-orang di penjara, pengungsian, medan perang, kolong jembatan, dan Senayan bahwa Allah mengirim Putra-Nya untuk memberi harapan pada dunia...hehe, idealis ya :p

e-Konsel: Mahardhika: Mulia sekali... saya setuju dengan pemikiran Anda. Pemberitaan Kabar Baik itu lebih utama ketimbang perayaannya ya... tapi tidak berarti kita tidak boleh merayakan sebagai ucapan syukur dan saling menguatkan saudara-saudara seiman kita. Terima kasih.

Mari sampaikan keinginan Anda di < http://www.facebook.com/sabdakonsel/posts/10150376122953755 >.


Kontak: < konsel(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Mahardhika Dicky K.
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Miliki Blog atau Website Sendiri
Dapatkan Panduannya
Hubungi : 0813 5643 8312 - 0857 5737 8151 - 0431 8013154
Format SMS : Panduan Isi Pesan
Klik Demo / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
atau pilih template :
Klik, Pilih & Pesan Sekarang / Contoh & Tutor Tingkat Menengah
G R A T I S
The Christian Blog @ 2011 - 2012
Designer : Joni Wawoh, SH
hostgator promo